Category: Liputan6.com Regional

  • Tunjangan Dipotong, Ribuan Guru di Kutai Barat Ancam Mogok Mengajar

    Tunjangan Dipotong, Ribuan Guru di Kutai Barat Ancam Mogok Mengajar

    Sikap pemerintah ini justru berbenturan dengan tuntutan para guru. Dalam notulensi Forum Komunikasi Antar Guru, mereka menegaskan tidak mau menunggu hingga 2026.Guru meminta dua hal pokok berupa penyetaraan TPP guru ASN dengan ASN struktural sesuai kelas jabatan, serta penolakan keras terhadap pemotongan TPP dengan alasan apa pun.

    Mereka juga mengingatkan bahwa jika APBD Perubahan 2025 yang diketok hari ini, 19 September 2025, tidak mengakomodasi tuntutan, aksi mogok akan terus berlangsung.

    Martin, perwakilan Forum Komunikasi Antar Guru, menyebut keputusan mogok muncul karena berbagai upaya dialog tak membuahkan hasil.

    “Kami sudah melakukan RDP dan audiensi dengan anggota DPRD, hingga bertemu langsung dengan Bupati. Tapi sampai sekarang tidak ada jawaban yang meyakinkan. Karena itu, kami sepakat melakukan mogok kerja sampai tuntutan ini disahkan,” kata Martin.

    Koordinator aksi, Theo Trinita, juga menegaskan bahwa mogok mengajar merupakan langkah terakhir.

    “Ini jalan terakhir setelah berbagai dialog tidak menghasilkan kesepakatan konkret,” ujarnya.

    Seharusnya DPRD Kutai Barat sudah mengesahkan APBD Perubahan 2025. Namun hingga berita ini dibuat, pengesahan belum juga dilakukan. Padahal jika sesuai jadwal, seharusnya sejak Kamis (18/9/2025) kemarin, dokumen APBD Perubahan 2025 sudah disahkan.

    Berdasarkan informasi yang didapat, pengesahan ditunda, namun belum dijelaskan alasannya penundaan tersebut. Kebuntuan ini membuat posisi guru dan pemerintah benar-benar berseberangan.

    Pemerintah menyatakan penyesuaian TPP baru bisa dilakukan setelah kajian 2026, sementara guru menolak menunggu dan menuntut keputusan segera dalam APBD Perubahan 2025.Akibat tarik-menarik ini, ribuan murid di Kutai Barat kini sudah hampir sepekan tidak belajar di kelas. Korban terbesarnya adalah anak-anak yang kehilangan hak atas pendidikan, menanggung beban dari konflik yang belum jelas kapan akan berakhir.

     

  • Dua Remaja Tenggelam Ditemukan Tewas Berpelukan di Dasar Sungai Cisadane Bogor

    Dua Remaja Tenggelam Ditemukan Tewas Berpelukan di Dasar Sungai Cisadane Bogor

    Berdasarkan keterangan tiga teman korban, lanjut Dimas, awalnya mereka bermain di sekitar sungai.

    Rizky Saputra dan Muhammad Zulfikar kemudian berenang di Sungai Cisadane sekitar pukul 16.00 WIB. Sementara tiga temannya bermain di tepi sungai.

    “Awalnya keduanya berenang bolak balik melintasi sungai, dari tepi ke tepi,” ujar Dimas.

    Nahas, saat hendak akan kembali mengarah kepada tiga temannya, kedua korban terbawa arus. Satu orang temannya yang melihat kejadian tersebut bergegas menolong korban.

    “Temannya sempat berhasil meraih tangan salah satu korban, tapi terlepas karena arusnya cukup kuat,” ungkapnya.

    Dua rekannya yang lain kemudian mengambil batang bambu. Namun, saat melakukan pertolongan, keduanya sudah tenggelam.

  • Bak Film Aksi, Polisi Kejar-Kejaran dengan ASN Sedang Transaksi Narkoba di Mal Pinrang

    Bak Film Aksi, Polisi Kejar-Kejaran dengan ASN Sedang Transaksi Narkoba di Mal Pinrang

    Dari hasil pemeriksaan awal, RS dan MS mengakui perbuatannya. Keduanya mendapatkan sabu dari wilayah Rappang, Kabupaten Sidrap, dengan sistem pemesanan via aplikasi WhatsApp. Mereka mengaku tidak pernah bertemu langsung dengan pemasok barang haram itu.

    “Kedua pelaku sudah kami amankan di Mapolres Pinrang. Saat ini penyidik masih melakukan pengembangan untuk membongkar jaringan peredaran narkoba yang melibatkan oknum ASN ini,” tambah Mangopo.

  • Nasib Tragis Bocah SD di Kaltim: Diperkosa Ayah Tiri, Dijual Ibu ke Pria Hidung Belang

    Nasib Tragis Bocah SD di Kaltim: Diperkosa Ayah Tiri, Dijual Ibu ke Pria Hidung Belang

    Kasus ini terungkap secara tidak sengaja. Awalnya, korban diejek oleh beberapa temannya karena dianggap “pacaran” dengan seorang pria dewasa. Ejekan ini menarik perhatian seorang wali murid yang kebetulan memiliki anak di sekolah yang sama.

    Merasa ada yang tidak beres, wali murid tersebut mendekati korban dan berhasil mendapatkan cerita pilu tersebut. Wali murid ini kemudian menghubungi TRC PPA untuk meminta pendampingan.

    “Akhirnya si korban bercerita kepada wali murid tersebut. Kemudian wali murid ini menyampaikan kepada kami untuk sharing tentang kasus ini hingga akhirnya kami bertemu dengan pihak korban dan kasusnya terungkap,” jelas Rina.

    Pasca pelaporan, korban dan Rina Zainum telah menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di kepolisian. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan korban, TRC PPA berencana memisahkan korban dari kedua orang tua yang diduga terlibat.

    “Korban akan langsung diamankan dan dipisahkan, karena pelaku adalah ayah sambung termasuk dengan ibunya,” tegas Rina.

     

  • Kisah Ibu di Sukabumi Bertahan Hidup Setelah Anaknya Jadi Korban TPPO di China

    Kisah Ibu di Sukabumi Bertahan Hidup Setelah Anaknya Jadi Korban TPPO di China

    Pencarian RR (23) gadis asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi akhirnya menemui titik terang setelah dua bulan hilang kontak. Menurut SG, saksi sekaligus pihak keluarga, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) menginformasikan, RR tidak berada di Xiamen seperti yang sempat diberitakan, melainkan di Guangzhou, China. 

    “KJRI tadi sore menginformasikan, dia bilang sudah menemukan RR di Guangzhou dan sudah ditemui oleh kepolisian China,” ungkap SG, Kamis (18/9/2025).

    Sebelum dibawa ke China, RR sempat disekap selama dua minggu di sebuah rumah di Bogor. Di sana, kata SG, dokumen keberangkatannya diproses dan skenario pernikahan palsu dengan pria China itu dibuat.

    “RR bercerita, di ruang tamu rumah ada banyak orang. Lalu datang orang yang diduga penghulu dan bertanya di mana orang tua RR. Kemudian ditunjuklah seorang pria, padahal itu semua orang bayaran,” jelasnya.

    Setelah itu, orang-orang tersebut menghubungi pria asal China melalui panggilan video, lalu RR langsung dinikahkan. 

    Setelah disekap, RR dibawa ke Jakarta dan diterbangkan ke China. Setibanya di bandara, ia langsung diserahkan kepada pria yang mengaku sebagai suaminya.

    Keluarga baru mengetahui RR berada di China setelah dua bulan hilang kontak. Salah satu ponsel RR disita, namun RR berhasil menyembunyikan ponsel lainnya. 

    “Kan RR itu punya dua HP, yang satunya diambil oleh mereka supaya menutup komunikasi, nah RR pintar, disembunyikan HP satunya lagi, dari situlah RR bisa komunikasi ketika sudah dua bulan di China,” ungkapnya. 

    Melalui ponsel itulah ia bisa berkomunikasi diam-diam dengan SG dan menceritakan semua yang dialaminya, mulai dari tawaran kerja palsu hingga disekap dan dipaksa menikah.

  • Hidup dalam Kemiskinan, Siswi SMA Pilih Gantung Diri di Kamar

    Hidup dalam Kemiskinan, Siswi SMA Pilih Gantung Diri di Kamar

    Sementara Kapolsek Adonara, Ipda Stefen Adolf Lindimara mengaku masih melakukan penyelidikan terkait motif dari peristiwa itu. “Soal motif masih dalam penyelidikan,” ujarnya. 

    Dari hasil pemeriksaan medis, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. “Tidak ada tanda kekerasan, korban murni bunuh diri,” katanya. 

    Ia mengatakan keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan saat ini jenazah korban sudah dimakamkan.

    MAPK merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Selama ini ia dan adiknya hidup bersama kakeknya di desa Kolimasang.

    Orang tua MAPK diketahui sudah berpisah. Ayahnya saat ini sedang merantau, sedangkan ibu mereka sudah menikah lagi dengan pria lain. Meski hidup dalam kesulitan, MAPK bersama adiknya tetap semangat bersekolah.

    “Korban kelas XII SMA sedangkan adik laki-lakinya masih SD,” kata tetangga korban. 

    Semasa hidupnya, MAPK dikenal sebagai anak yang rajin. Saban hari, ia membantu kakeknya bekerja di kebun. Sepulang dari kebun, ia lalu memasak dan menyiapkan makanan untuk kakek dan adiknya. Kini, jenazah siswi SMA ini sudah disemayamkan. Duka mendalam menyelimuti keluarga dan teman-teman kelasnya di SMAN 1 Adonara.

  • Warga Curiga Angkot Parkir Seharian di Pinggir Jalan, Saat Dicek Ternyata Sopirnya Meninggal

    Warga Curiga Angkot Parkir Seharian di Pinggir Jalan, Saat Dicek Ternyata Sopirnya Meninggal

    Polisi dan tim Inafis Satuan Reserse Kriminal segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

    Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, AKP Astuti Setyaningsih, menjelaskan, dari hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. 

    “Pada mayat korban mengeluarkan urine dan feses, pada mayat tidak ditemukan tanda kekerasan, ” jelasnya.

    Keluarga korban, yang berasal dari Selajambe, Cisaat, juga menolak untuk dilakukan autopsi dan menyerahkan surat pernyataan penolakan. 

    “Hasil dari pemeriksaan saksi dan pihak keluarga menerangkan bahwa korban mengidap penyakit komplikasi vertigo, lambung, asam urat menahun,” terang dia.

    Saat ini, jenazah korban sudah dievakuasi ke RSUD R. Syamsudin SH untuk penanganan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

  • 40 Hari Berlalu, Kasus Kematian Prada Lucky Belum Juga Disidangkan

    40 Hari Berlalu, Kasus Kematian Prada Lucky Belum Juga Disidangkan

    Liputan6.com, Jakarta – Keluarga mendiang Prada Lucky Chepril Saputra Namo mempertanyakan lambannya proses hukum kasus kekerasan yang menewaskan putra mereka. Hingga lebih dari 40 hari sejak peristiwa itu terjadi, kasus yang ditangani Detasemen Polisi Militer (Denpom) IX/1 Kupang belum juga dilimpahkan ke persidangan.

    “Ini sudah 40 hari, tapi sampai sekarang belum tahu perkembangannya bagaimana,” kata ayah Prada Lucky, Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo, Jumat (19/9/2025).

    Kristian mengaku belum mendapat pemberitahuan terbaru dari penyidik Denpom terkait perkembangan berkas perkara. Ia menilai penanganan kasus berjalan terlalu lama, padahal tersangka telah ditetapkan.

    “Kasusnya sudah jelas, tersangka sudah ada, tapi kok ini lama sekali, belum ada kejelasan apapun,” ujarnya.

    Ia bahkan menduga perkara tersebut sengaja diperlambat. “Ini semua belum jelas, sudah terlalu lama, 40 hari. Sebagai ayah kandung Lucky maunya cepat,” tambahnya.

    Kristian menegaskan, sikapnya bukan sebagai seorang anggota TNI aktif, melainkan sebagai ayah kandung yang menuntut keadilan atas kematian anaknya.

     

    Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI AD meninggal dunia setelah 3 hari dirawat intensif di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa, Rabu (6/8/2025). Dia diduga mengalami penganiayaan oleh seniornya.

  • Pesawat dari Prabowo Bawa Bantuan untuk Rakyat di Papua Pegunungan

    Pesawat dari Prabowo Bawa Bantuan untuk Rakyat di Papua Pegunungan

    Liputan6.com, Jakarta – Menjaga kondusifitas keamanan wilayah serta kedaulatan NKRI di Papua, Komando Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III bersama masyarakat sekitar, membangun Pos Komando Taktis (Kotis) di Distrik Kuwayage Kabupaten Lany Jaya Provinsi Papua Pegunungan.

    Dengan menumpang pesawat jenis caravan yang memuat bantuan sembako, pakaian dan lampu tenaga surya dari Presiden Prabowo Subianto, Panglima Kogabwilhan III, Letjen TNI Bambang Trisnohadi, memimpin langsung ekpedisi penerbangan komersil perdana ke Distrik Kuwayage Kabupaten Lany Jaya Provinsi Papua Pegunungan.

    Bambang menyebut pendaratan perdana pesawat caravan yang membawa berbagai bantuan dari Prabowo Subianto, adalah bukti nyata keseriusan dan upaya luar biasa pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kondusifitas di Papua.

    “Alhamdulillah, keberhasilan kita melakukan pendaratan perdana ini, Insya Allah menjadi momentum untuk membangun jembatan menuju kemakmuran dan kemandirian sosial ekonomi saudara-saudara kita di Papua Pegunungan,” kata Bambang, Jumat (19/9/2025).

    Kita semua tentunya patut berbahagia, lanjut Bambang, ketika dapat membuka isolasi geografis yang selama ini membelenggu harapan saudara-saudara kita di Pegunungan Papua, yang memiliki impian tinggi dalam hidupnya.

    Bambang memastikan pintu gerbang menuju dunia luar di Distrik Kuwayage Kabupaten Lany Jaya Provinsi Papua Pegunungan kini terbuka lebar, sehingga masyarakat dapat segera mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan dan peluang untuk menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat serta daerah.

    “Insya Allah, abdi negara lainnya antara lain tenaga kesehatan, guru, aparatur pemerintahan termasuk BGN yang menangani program MBG, akan segera masuk ke Distrik Kuwayage Kabupaten Lany Jaya Provinsi Papua Pegunungan,” tegas Bambang.

    Saat menyalurkan bantuan sembako, pakaian dan alat penerangan tenaga surya dari Prabowo Subianto ke masyarakat sekitar Kotis, Bambang terlihat memberikan nasehat dan motivasi kepada Satgas Yonif 408 Suhsrastha yang menempati Kotis Distrik Kuwayage Kabupaten Lany Jaya Provinsi Papua Pegunungan.

     

  • Gugatan Rp 800 Miliar ke Polda Sulsel soal Kerusuhan Makassar Tiba-tiba Dicabut, Ini Alasannya

    Gugatan Rp 800 Miliar ke Polda Sulsel soal Kerusuhan Makassar Tiba-tiba Dicabut, Ini Alasannya

    Sebagai informasi, gugatan tersebut diajukan oleh warga bernama Muhammad Sulhadrianto Agus (29) dan telah didaftarkan di PN Makassar pada Senin (8/9/2025) dengan nomor perkara 409/Pdt.G/2025/PN.Mks.

    “Hari ini kami dari kuasa hukum penggugat secara resmi mendaftarkan gugatan kami di PN Makassar terkait perbuatan melawan hukum, yakni Polda Sulsel,” kata Muallim Bahar beberapa waktu lalu.

    Ia menjelaskan, gugatan tersebut berkaitan dengan pola pengamanan aparat dalam kerusuhan 29 Agustus lalu, yang menyebabkan gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar terbakar serta menimbulkan korban jiwa.

    “Ini persoalan pengamanan aksi unjuk rasa yang menyebabkan terbakarnya dua kantor, DPRD Sulsel dan DPRD Makassar, yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia. Siapa yang bertanggung jawab? Sekarang pertanyaannya, kepolisian di mana waktu itu? Hilang. Jangan tiba-tiba datang menjadi pahlawan dengan alasan sudah ada tersangka,” tegas Muallim.

    Menurutnya, pada saat peristiwa itu terjadi, aparat kepolisian tidak terlihat di lokasi kerusuhan. Selain itu, Muallim menilai tidak ada langkah antisipatif berbasis informasi intelijen untuk mencegah kerusuhan tersebut.

    Perkara ini turut menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, menegaskan pihaknya akan memantau perkembangan gugatan tersebut.

    “Kami juga akan mengawasi. Saya kira polisi juga akan menghadapi gugatan itu di pengadilan negeri nantinya. Kita menghormati hak setiap orang, hak setiap warga negara untuk mengambil upaya hukum,” kata Yusril saat ditemui di Mapolda Sulsel, Rabu (10/9/2025).