Category: Liputan6.com Regional

  • Jenazah Korban Penembakan KKB di Asmat Menghilang

    Jenazah Korban Penembakan KKB di Asmat Menghilang

    Liputan6.com, Jayapura – Jenazah Indra Guru Wardana, korban penembakan KKB di Kampung Ulakin, Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat tak ditemukan di lokasi kejadian. Hal ini baru diketahui setelah polisi melakukan olah TKP lokasi penembakan pada Kamis (25/9/2025).

    Setibanya di TKP, tim gabungan memeriksa lokasi kejadian dan hendak membawa jenazah Indra, justru tak ditemukan jasadnya.

    Kapolres Asmat AKBP Wahyu Basuki, menyampaikan informasi yang diterima warga, jenazah sempat terlihat di halaman rumah korban yang sudah dibakar para pelaku, namun pada keesokan harinya jasad tersebut sudah tidak berada di tempat.

    “Warga menduga jenazah kemungkinan dibawa pelaku atau hanyut terbawa arus sungai yang berada di dekat lokasi,” katanya.

    Kepolisian setempat akan terus melakukan upaya pencarian bersama TNI dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta tokoh masyarakat.

    “Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Bupati Asmat dan kepala kampung setempat untuk memaksimalkan pencarian jenazah korban. Personel tetap disiagakan guna mencegah potensi gangguan keamanan lanjutan,” ujarnya.

    Hingga kini, aparat keamanan terus mengintensifkan pengumpulan informasi serta langkah-langkah intelijen untuk mengungkap kasus ini.

     

  • Polisi Bantah Siksa Tahanan Demo Rusuh di Bandung: Penganiayaan Itu Tidak Ada

    Polisi Bantah Siksa Tahanan Demo Rusuh di Bandung: Penganiayaan Itu Tidak Ada

    Sebelumnya diberitakan Liputan6.com, Tim Advokasi Bandung Melawan melapor ke Ombudsman Jabar terkait kasus dugaan penyiksaan polisi terhadap Ferry Kurnia Kusuma, seorang korban salah tangkap saat unjuk rasa protes tunjangan DPR RI berujung rusuh di Bandung, akhir Agustus 2025 silam.

    Dugaan penyiksaan itu terjadi usai Ibu Ferry, Iyen, mendapatkan pengakuan dari anaknya yang ditahan polisi sejak Selasa (2/9/2025), saat bertemu langsung di Gedung Tahanan dan barang Bukti (Tahti) Kepolisian Jawa Barat.

    Dari wajahnya, Iyen merasakan betul bagaimana kondisi psikologis anaknya saat bertemu langsung meski dibatasi dinding kaca. Badannya gemetar menandakan sang anak masih di bawah tekanan. Obrolan keduanya juga dilakukan bisik-bisik, sampai akhirnya sang ibu bertanya pelan, apakah penyiksaan di malam itu saja?

    “Setiap hari juga masih disiksa, dikepretan, ditampar, sama ditendang,” kata Iyen, menirukan omongan sang anak, sambil menahan tangis, Rabu (24/9/2025).

    Iyen menegaskan, dirinya tidak akan pernah menerima sang anak diperlakukan dengan banyak tekanan, kekerasan, serta intimidasi verbal dan nonverbal.

    Dari pertemuan singkat itu, Iyen mendapati kondisi sang anak dengan pelipis mata kanan sobek, kondisi mata kanan dan kiri lebam membiru, dua kelopak mata memerah menandakan adanya pendarahan di sepasang mata, dua tangannya gemetar, dan kondisi tubuh lesu terdampak dari mental di bawah tekanan dan disetrum.

    “Menemui Kepala Unit (Kanit) bernama Jujun, dalam percakapan kami lebih memilih untuk segera membebaskan Ferry. Namun jawaban dari Kanit, ‘Ibu maaf, anak ibu sudah mengakui kesalahannya. Ibu tahu tidak isi percakapan ataupun chatting anak ibu itu apa? Perihal pembebasan anak ibu, saya belum bisa memutuskan karena belum ada perintah dari atasan’,” kata Iyen menceritakan.

    Di lokasi yang sama adik korban salah tangkap polisi, Ivan Ferdiansyah, menjelaskan awalnya tidak memberitahu kedua orang tuanya saat mendapat kabar kakaknya ditangkap aparat keamanan.

    Perhitungannya adalah jangan sampai membawa berita buruk bagi kedua orang tuanya. Namun usai menguruskan kakaknya di Kepolisian Daerah Jabar tidak kunjung berhasil, maka kedua orang tuanya pun diberitahukan informasi Ferry, kakaknya ditangkap polisi.

    “Namun dikarenakan tidak ada kepastian terus menerus ketika saya di Polda dari hari awal saya ke sana, makanya kami menghubungi, memberitahu mamah dan bapak saya, bahwa kakak saya telah berada di Polda. Namun setelah sekian lama menunggu, saya merasa adik tidak menerima dan merasa seperti dimainkan. Dan ketika di sana saya sudah bertanya beberapa kali dan jawaban masih dalam penyelidikan. Entah itu penyelidikan apa, sampai saya menunggu hingga jam 3 subuh,” terang Ivan.

    Ivan menerangkan kepolisian juga menjanjikan akan memberikan keterangan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp kepadanya. Tetapi usai 20 hari berlalu ucap Ivan, tidak ada kabar soal kakaknya yang kini ditahan.

     

  • Polisi Diduga Siksa Korban Salah Tangkap Demo Rusuh di Bandung, Tim Advokasi Bandung Melawan Lapor ke Ombudsman

    Polisi Diduga Siksa Korban Salah Tangkap Demo Rusuh di Bandung, Tim Advokasi Bandung Melawan Lapor ke Ombudsman

    Liputan6.com, Bandung – Tim Advokasi Bandung Melawan melapor ke Ombudsman Jabar terkait kasus dugaan penyiksaan polisi terhadap Ferry Kurnia Kusuma, seorang korban salah tangkap saat unjuk rasa protes tunjangan DPR RI berujung rusuh di Bandung, akhir Agustus 2025 silam.

    Dugaan penyiksaan itu terjadi usai Ibu Ferry, Iyen, mendapatkan pengakuan dari anaknya yang ditahan polisi sejak Selasa (2/9/2025), saat bertemu langsung di Gedung Tahanan dan barang Bukti (Tahti) Kepolisian Jawa Barat.

    Dari wajahnya, Iyen merasakan betul bagaimana kondisi psikologis anaknya saat bertemu langsung meski dibatasi dinding kaca. Badannya gemetar menandakan sang anak masih di bawah tekanan. Obrolan keduanya juga dilakukan bisik-bisik, sampai akhirnya sang ibu bertanya pelan, apakah penyiksaan di malam itu saja?

    “Setiap hari juga masih disiksa, dikepretan, ditampar, sama ditendang,” kata Iyen, menirukan omongan sang anak, sambil menahan tangis, Rabu (24/9/2025).

    Iyen menegaskan, dirinya tidak akan pernah menerima sang anak diperlakukan dengan banyak tekanan, kekerasan, serta intimidasi verbal dan nonverbal.

    Dari pertemuan singkat itu, Iyen mendapati kondisi sang anak dengan pelipis mata kanan sobek, kondisi mata kanan dan kiri lebam membiru, dua kelopak mata memerah menandakan adanya pendarahan di sepasang mata, dua tangannya gemetar, dan kondisi tubuh lesu terdampak dari mental di bawah tekanan dan disetrum.

    “Menemui Kepala Unit (Kanit) bernama Jujun, dalam percakapan kami lebih memilih untuk segera membebaskan Ferry. Namun jawaban dari Kanit, ‘Ibu maaf, anak ibu sudah mengakui kesalahannya. Ibu tahu tidak isi percakapan ataupun chatting anak ibu itu apa? Perihal pembebasan anak ibu, saya belum bisa memutuskan karena belum ada perintah dari atasan’,” kata Iyen menceritakan.

    Di lokasi yang sama adik korban salah tangkap polisi, Ivan Ferdiansyah, menjelaskan awalnya tidak memberitahu kedua orang tuanya saat mendapat kabar kakaknya ditangkap aparat keamanan.

    Perhitungannya adalah jangan sampai membawa berita buruk bagi kedua orang tuanya. Namun usai menguruskan kakaknya di Kepolisian Daerah Jabar tidak kunjung berhasil, maka kedua orang tuanya pun diberitahukan informasi Ferry, kakaknya ditangkap polisi.

    “Namun dikarenakan tidak ada kepastian terus menerus ketika saya di Polda dari hari awal saya ke sana, makanya kami menghubungi, memberitahu mamah dan bapak saya, bahwa kakak saya telah berada di Polda. Namun setelah sekian lama menunggu, saya merasa adik tidak menerima dan merasa seperti dimainkan. Dan ketika di sana saya sudah bertanya beberapa kali dan jawaban masih dalam penyelidikan. Entah itu penyelidikan apa, sampai saya menunggu hingga jam 3 subuh,” terang Ivan.

    Ivan menerangkan kepolisian juga menjanjikan akan memberikan keterangan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp kepadanya. Tetapi usai 20 hari berlalu ucap Ivan, tidak ada kabar soal kakaknya yang kini ditahan.

     

  • Cerita Miris di Balik Program Makan Bergizi Gratis: Puding Basi Sampai Serpihan Kaca

    Cerita Miris di Balik Program Makan Bergizi Gratis: Puding Basi Sampai Serpihan Kaca

    Sementara itu, bocah-bocah mungil tak berdosa menahan sakit sejak fajar. Perut mereka melilit. Mata pucat, muntah tak henti. Aroma tanah basah selepas hujan tak mampu menenangkan getir di SDN 1 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat. Lima murid, jadi korban setelah menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepada Liputan6.com pada Kamis, 25 September 2025, Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Jumadi, angkat suara.

    “Terjadi dugaan keracunan makanan MBG terhadap lima murid. Indikasinya mual, muntah, pusing, dan sakit perut,” ucapnya.

    Menu hari itu terdengar wajar. Ada ayam kecap, oseng kol, tempe goreng. Namun pemeriksaan Puskesmas Melano menuding puding penutup, sebagai biang kerok.

    “Diduga puding basi dan tak layak konsumsi,” Jumadi.

    Tak jauh berbeda ceritanya dengan yang terjadi di Palembang, Sumsel. Belasan pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 178 Palembang, Sumatera Selatan, mengalami mual dan muntah usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Guru SDN 178 Palembang, Dewi Hilda, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, sekitar 13 siswa mengalami mual, pusing, hingga muntah setelah menyantap MBG.

    Adapun, lanjut dia, peristiwa ini diketahui saat seorang siswa melaporkan kejadian itu kepada guru dan langsung diberikan pertolongan medis.

    “Awalnya dibawa ke UKS, tetapi karena jumlah siswa yang mengeluhkan semakin banyak, pihak sekolah lalu membawa siswanya Puskesmas Kalidoni,” kata Dewi, Kamis (25/9/2025).

    Total ada sembilan orang siswa yang kemudian dirujuk ke RS Pusri untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sisanya sudah bisa pulang karena kondisi sudah mulai membaik.

    Adapun, Dewi menceritakan, menu makanan MBG yang disantap para pelajar, diantaranya, ayam katsu, tahu, salad, serta buah pisang.

  • Lupa Padamkan Api Usir Nyamuk, 15 Kambing di Bandar Lampung Hangus Terpanggang

    Lupa Padamkan Api Usir Nyamuk, 15 Kambing di Bandar Lampung Hangus Terpanggang

    Liputan6.com, Bandar Lampung – Peristiwa kebakaran melanda sebuah kandang ternak di Jalan Harimau, Kelurahan Sukamenanti Baru, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung, Kamis (25/9/2025) dini hari. Dalam insiden tersebut, sebanyak 15 ekor kambing mati terpanggang.

    “Selain kambing, dua ekor ayam beserta anak-anaknya juga ikut terbakar,” kata Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Damkarmat Bandar Lampung, Irman Saputra, Kamis (25/9/2025).

    Irman mengatakan, laporan kebakaran masuk sekitar pukul 03.50 WIB. Tak lama kemudian, empat unit mobil pemadam bersama 20 personel diterjunkan ke lokasi.

    “Unit kami tiba hanya empat menit setelah laporan diterima. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.20 WIB,” katanya.

    Berdasarkan keterangan pemilik kandang, dijelaskan Irman, api diduga bermula dari pembakaran kecil yang dilakukan untuk mengusir nyamuk.

    Sayangnya, api lupa dipadamkan, sementara hembusan angin kencang membuat si jago merah cepat merambat hingga melalap seluruh bangunan.

    “Untuk penyebab pastinya masih menunggu penyelidikan, tapi dugaan awal memang berasal dari aktivitas pembakaran di sekitar kandang yang awalnya untuk membasmi nyamuk,” ungkapnya.

    Dalam musibah tersebut, bangunan kandang berukuran 4×18 meter rata dengan tanah. Damkarmat Bandar Lampung mencatat total kerugian mencapai sekitar Rp60 juta, meliputi ternak yang mati dan kerusakan bangunan.

    “Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materiil cukup besar,” katanya.

  • Diguncang Gempa Banyuwangi, 7 Rumah di Kecamatan Wongsorejo Ambruk

    Diguncang Gempa Banyuwangi, 7 Rumah di Kecamatan Wongsorejo Ambruk

    Kerusakan lainnya terjadi di Desa Sidowangi Atap dan genting masjid Babul Muttaqin di desa tersebut ambrol hingga materialnya turun ke lantai masjid. Berikutnya, kerusakan juga tercatat di dapur rumah warga di Desa Bajulmati.

    BPBD masih berkomunikasi dengan perangkat desa, aparat, dan para relawan di lapangan untuk menghimpun sebanyak mungkin informasi dampak gempa tersebut.

    “Ibu Bupati Ipuk terus memantau perkembangan yang terjadi di lapangan. Kami diminta untuk segera melakukan assesment di lapangan,” jelas Danang.

    BPBD juga berkoordinasi dengan instansi terkait soal penanganan lanjutan terhadap bangunan milik warga yang menjadi korban bencana itu.

    “Untuk korban jiwa nihil. Kerugian berupa materiil akibat kerusakan bangunan,” imbuh Danang.

    Di Banyuwangi, gempa dirasakan merata hampir di seluruh wilayah. BMKG menyebut, gempa tidak berpotensi tsunami.

  • Pangdam XIV Hasanuddin Gelar Silaturahmi Rutin, Bahas Keamanan Makassar

    Pangdam XIV Hasanuddin Gelar Silaturahmi Rutin, Bahas Keamanan Makassar

    Liputan6.com, Makassar – Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno menepati janjinya dengan menggelar kegiatan silaturahmi rutin bersama berbagai elemen masyarakat pada Kamis (25/9/2025) sore. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Makassar.

    “Pertemuan ini berawal ketika kita bertemu dengan para tokoh masyarakat pada saat terjadi aksi anarkis. Ada salah satu tokoh yang menyampaikan pentingnya silaturahmi ini untuk terus dipelihara dan dilaksanakan. Kami menyanggupi hal tersebut, sehingga pada bulan ini kembali kita lakukan, dan ke depan akan terus kita jalankan,” ujar Windiyatno.

    Ia menjelaskan, Kodam XIV Hasanuddin akan menggelar kegiatan serupa sebulan sekali. Dalam forum itu, dirinya akan mendengar berbagai keluh kesah maupun permintaan tokoh masyarakat untuk kemudian disampaikan kepada para pemangku kepentingan terkait.

    “Meskipun ada kejadian ataupun tidak, kita tetap akan menampung aspirasi dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, maupun mahasiswa. Aspirasi itu nantinya akan kita teruskan kepada pihak terkait, khususnya pemerintah daerah di wilayah Sulawesi Selatan,” bebernya.

    Windiyatno menegaskan, Kodam XIV Hasanuddin bersama aparat kepolisian akan selalu hadir di tengah masyarakat, baik dalam situasi normal maupun ketika muncul persoalan. Keberadaan aparat diharapkan mampu memberikan rasa aman sekaligus mencegah potensi konflik sosial yang berulang.

    “Kita tidak ingin kejadian yang sudah berlangsung lama, khususnya bentrok di Kecamatan Tallo, terus berlarut. Karena itu, langkah preventif melalui dialog dan silaturahmi akan terus kita lakukan. Saya optimistis, dengan melibatkan semua pihak, kita bisa menemukan solusi terbaik,” tegasnya.

    Selain itu, Pangdam juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusifitas wilayah. Ia menekankan bahwa keamanan bukan hanya menjadi tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama.

    “Kalau semua pihak mau terlibat, tentu beban ini menjadi lebih ringan. Kota Makassar bisa semakin aman, masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang, dan investor pun tidak ragu menanamkan modalnya,” tambah Windiyatno.

    Dalam sesi dialog, sejumlah tokoh masyarakat menyampaikan aspirasi mereka. Salah seorang mahasiswa bahkan mengusulkan agar seluruh Kodim di jajaran Kodam XIV Hasanuddin menghadirkan Rumah Kebangsaan bagi mahasiswa sebagai sarana menyalurkan ide dan aspirasi. Windiyatno menyambut baik gagasan tersebut dan berkomitmen untuk mengupayakan pembentukan Rumah Kebangsaan di setiap Kodim.

    “Nanti saya instruksikan ke jajaran untuk Rumah Kebangsaan sebagai wadah aspirasi. Selain itu kami juga akan siapkan truk jika adik-adik mahasiswa butuh selama truknya tidak perkai,” ungkap Windiyatno.

  • PPP Kalsel Solid Menangkan Mardiono di Muktamar X

    PPP Kalsel Solid Menangkan Mardiono di Muktamar X

    Liputan6.com, Jakarta – Menjelang Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), peta dukungan dari setiap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) masih sangat cair. Salah satunya dari Kalimantan Selatan. Dukungan yang sebelumnya diarahkan kepada Agus Suparmanto, kini disebut sudah berbalik ke Muhamad Mardiono.

    Menurut Ketua DPW PPP Kalsel Abdul Hadi, dukungan sebelumnya adalah keliru sehingga hanya menjadi klaim sepihak. Namun terhadap Mardiono, dia memastikan sudah konfirm 100 persen.

    “Kami kenapa mendukung Pak Agus kemarin sampai deklarasi, karena beliau mengklaim sesuatu hal. Namun setelah kita dalami dan konfirmasi ternyata bukan, hanya klaim. Karena saya sekarang di sini sudah jelas (ke Pak Mardiono),” kata Abdul dalam keterangan diterima, Jumat (26/9/2025).

    Abdul yang juga Bupati Balangan ini beralasan, dukungan final terhadap Mardiono karena rekam jejak yang jelas dan baik.

    “Pertama karena pemerintah kan bersama Pak Mardiono. Di samping memang Pak Mardiono kader internal, merangkak dari bawah hingga menjadi Plt Ketum seperti sekarang,” ungkapnya.

     

  • Kronologi Turis Australia Ditemukan Tewas di Vila Bali, Jenazahnya Dipulangkan Tanpa Jantung, Saksi Penting Menghilang

    Kronologi Turis Australia Ditemukan Tewas di Vila Bali, Jenazahnya Dipulangkan Tanpa Jantung, Saksi Penting Menghilang

    Liputan6.com, Bali – Seorang turis muda asal Australia, Byron James Dumschat (23), ditemukan meninggal dunia di kolam renang Villa The Grove Bumbak (Villa Bamila), Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Badung, Bali, pada Senin (26/5/2025). Peristiwa ini baru resmi dilaporkan ke Polsek Kuta Utara pada Jumat (30/5/2025).

    Kematian Byron bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga dan kerabatnya, tetapi juga menimbulkan pertanyaan setelah keluarga di Australia mengungkap bahwa jantung korban tidak ada saat jenazah diterima di negaranya.

    Dalam keterangan pers oleh PS Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, menjelaskan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh pihak kepolisian.

    Pada Senin (26/5/2025), staf vila, I Wayan Agus Ariana, mendapat pesan suara dari manajernya, Irvan Awaludin, sekitar pukul 12.12 Wita.

    “Ada tamu meninggal di vila, tolong segera dicek,” demikian isi pesan itu.

    Setibanya di lokasi sekitar pukul 12.40 Wita, Wayan mendapati Irvan sudah berada di sana bersama lima petugas medis Asia Pasifik.

    Dari jarak dua meter, ia melihat Byron tergeletak di atas meja, hanya mengenakan celana pendek. Ia mendengar percakapan petugas medis dengan Irvan yang menyebut korban diduga meninggal karena tenggelam di kolam renang.

    Tak lama kemudian, jenazah Byron dibawa dengan ambulans menuju RS Darmayadnya. Sementara Irvan bersama Bailey Peter Woods, teman satu vila Byron, pergi ke RS BIMC untuk mengurus surat kematian.

    Keterangan dari saksi-saksi membuka potongan cerita malam sebelum tragedi. Cross Darren Cecil, saudara korban, mengaku baru tahu kabar kematian Byron dari postingan Facebook pamannya pada 28 Mei 2025.

    Ia kemudian menghubungi orang tua korban. Dari cerita yang disampaikan Bailey kepada ibunda Byron, diketahui bahwa malam sebelumnya Byron dan Bailey sempat keluar vila. Mereka kemudian pulang bersama dua perempuan asing, salah satunya disebut bernama Kristy Pepperell.

    Di vila, mereka berpesta minum-minum di dekat kolam renang. Bailey mengaku lebih dulu masuk tidur, sementara Byron masih bersama dua perempuan itu.

    Saat ia bangun sekitar pukul 08.00 Wita, Byron sudah mengapung di kolam. Dua perempuan yang sebelumnya ada di vila telah pergi.

    Kesaksian warga sekitar ikut menguatkan kronologi. Ahmad Fauzi, pekerja proyek di vila sebelah, mengatakan pada pagi hari ia mendengar tangisan perempuan asing. Rasa penasaran membuatnya naik ke lantai atas untuk melihat dari celah jendela.

    “Ada empat orang WNA di dalam vila. Dua perempuan berdiri, satu laki-laki berdiri, dan satu laki-laki lagi tergeletak di kursi dekat kolam tanpa baju,” ungkap Aiptu Inas.

    Tak lama, tiga orang itu meninggalkan vila. Ia juga melihat dua ambulans datang silih berganti, hingga akhirnya sekitar pukul 14.00 Wita jenazah Byron dibawa pergi.

    Manajer vila, Irvan Awaludin, mengatakan bahwa selain korban dan Bailey, memang ada dua perempuan WNA lain yang berada di vila malam itu.

    Rekaman CCTV menunjukkan pada pukul 10.00 Wita, Bailey dan dua perempuan itu meninggalkan vila. Sehari setelah kejadian, pihak vila bahkan menemukan pakaian perempuan di kamar korban. Barang-barang tersebut dikumpulkan ke dalam satu tas.

     

  • Waspada Minyak Tawon Papua Oplosan, Dicampur Minyak Goreng KITA dan Minyak Telon

    Waspada Minyak Tawon Papua Oplosan, Dicampur Minyak Goreng KITA dan Minyak Telon

    Liputan6.com, Papua – Minyak tawon dengan bahan campuran minyak goreng KITA, minyak kayu putih, minyak telon, menthol kristal, minyak GPU, serta pewarna sintetis beredar di Jayapura. Pengungkapan kasus ini dilakukan oleh jajaran Satuan Reserse Kriminal Polres Jayapura.

    Kasus ini berawal dari penggerebekan salah satu toko di Sentani pada 18 September 2025 yang diduga memproduksi minyak tawon palsu. Dalam penggerebekan itu tertangkap satu orang berinisial AH, 36 tahun.

    Dalam penyelidikan polisi, AH mengaku telah menjalankan bisnis ilegal ini sejak 2019 di Manokwari.

    “Lalu AH berpindah lokasi ke Jayapura pada 2021 dan melanjutkan bisnis haram tersebut,” kata Kasat Reskrim AKP Alamsyah Ali, Kamis (25/9/2025).

    Dari hasil penggeledahan, petugas menyita ribuan barang bukti berupa botol kosong, tutup botol, kertas pembungkus, label, hologram, bahan campuran, serta ratusan botol berisi minyak gosok palsu berbagai ukuran.

    Polisi juga menemukan 900 botol kaca kosong ukuran DD, 246 botol berisi minyak tawon palsu ukuran DD, 94 botol ukuran CC, 144 botol ukuran EE, 337 botol ukuran FF, serta ribuan perlengkapan produksi lainnya.

    “Kami juga menemukan barang bukti minyak tawon palsu siap edar sebanyak 192 botol,” katanya.