Category: Liputan6.com Regional

  • Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Sementara itu, tim gabungan melakukan upaya evakuasi terhadap korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, pihaknya menerjunkan personel SAR gabungan sebanyak 332 dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

    Abdul mengatakan, peralatan berat juga telah disiagakan, namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan getaran dapat memperparah kondisi reruntuhan.

    “Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup,” ujarnya.

    Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan.

    “Melalui celah yang ada, petugas telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban,” ucapnya.

    Sementara itu, lanjut Abdul, proses evakuasi juga menunggu asesmen dari pihak berwenang di bawah komando Basarnas.

    “Jika hasil asesmen menyatakan tidak ada lagi korban yang masih hidup, tahapan selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban meninggal dunia yang masih tertimbun,” ujarnya.

    “Di sisi lain, tim tengah merumuskan langkah teknis bersama ahli konstruksi untuk membersihkan puing pada jalur evakuasi secara aman tanpa memicu reruntuhan susulan,” imbuh Abdul.

     

  • Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Perjuangan Tim SAR di Waktu Krusial, Selamatkan Nyawa Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al-Khoziny

    Jika dihitung sampai hari ini, maka insiden itu sudah memasuki hari ketiga. Diyakini, masih ada yang terjebak di bawah reruntuhan. Namun diakuinya, proses evakuasi dihadapkan pada tantangan besar. Sebab, pola runtuhan bangunan ‘pancake model’.

    “Bangunan empat lantai ini mengalami kegagalan konstruksi, lalu runtuh menumpuk seperti pancake. Kondisi ini membuat pusat gravitasi bangunan miring ke kiri dan menutup akses ke sejumlah ruang. Kami hanya bisa mengandalkan suara dan kamera fleksibel untuk berinteraksi dengan korban,” ucapnya.

    Dia menjelaskan, bentuk utama kolom bangunan yang melengkung menyerupai huruf U justru menandakan elastisitas struktur yang tidak sesuai standar. Akibatnya, muncul celah-celah sempit (void) yang sangat sulit ditembus tim penyelamat.

    Selama dua hari pencarian, tim gabungan yang berjumlah 375 personel berhasil mengevakuasi 11 korban dari tiga sektor pencarian, yakni A1, A2, dan A3.

    “Saat ini, fokus pencarian ditujukan ke 15 titik lokasi korban yang telah terdeteksi, dengan status delapan hitam (meninggal dunia) dan tujuh merah (masih hidup),” ujarnya.

  • Ratusan Siswa di Sukabumi Keracunan MBG, BGN Setop Sementara Operasional 56 Dapur SPPG

    Ratusan Siswa di Sukabumi Keracunan MBG, BGN Setop Sementara Operasional 56 Dapur SPPG

    Salah satu kasus yang paling mendapat sorotan adalah insiden SPPG Palabuhanratu, Sukabumi (menempati urutan ke-30 dalam daftar BGN). Kasus di Palabuhanratu terjadi pada Rabu 24 September 2025.

    Saat itu, sekitar 324 siswa mengkonsumsi menu MBG, dan tak lama kemudian satu per satu mulai menunjukkan gejala keracunan seperti mual, muntah, dan pusing.

    Dari ratusan pelajar yang sakit, tujuh di antaranya sempat dirawat di RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, namun kini dilaporkan sudah pulih.

    “Berdasarkan data terakhir itu ada 191 itu dari mbg-nya juga jarang laporan ke kita. Oleh karena itu koordinator kemarin minta bahwa tolong berikan laporan ke kita secara updatenya jadi kita tahu kita tugaskan ke pak camat untuk mengkoordinasi itu,” singkat Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Suryaman.

  • Sosok Misterius Pembakar Masjid-Masjid di Sulsel Akhirnya Tertangkap, Ini Motifnya

    Sosok Misterius Pembakar Masjid-Masjid di Sulsel Akhirnya Tertangkap, Ini Motifnya

    Liputan6.com, Makassar – Polisi akhirnya berhasil mengungkap dan menangkap sosok misterius yang melakukan teror pembakaran sejumlah masjid di Sulawesi Selatan. Pelakunya berinisial R (47).

    Kasat Reskrim Polres Maros, Iptu Ridwan membenarkan penangkapan R. Pedagang asal Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat itu ditangkap pada Selasa (30/9/2025) kemarin.

    “Penangkapan dilakukan pada Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 17.30 Wita di Masjid Al-Markaz Al Islami Butta Toa, Kelurahan Pettu Adae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros,” kata Ridwan, Rabu (1/10/2025).

    Ridwan menyebut bahwa R ditangkap tanpa perlawanan. Dirinya langsung digelandang ke kantor polisi untuk diperiksa oleh penyidik.

    Dari hasil pemeriksaan awal, lanjut Ridwan, R mengakui perbuatannya. Tak hanya satu masjid, R melakukan aksi terornya itu di Masjid Al-Mujahidin Kota Makassar, Masjid Syuhada 45 Kabupaten Maros, dan Masjid Syuhada 45 Kabupaten Pangkajene Kepulauan.

    “Dari hasil interogasi, pelaku juga mengakui telah melakukan aksi serupa di beberapa masjid lain di wilayah Maros, Makassar, dan Pangkep,” ungkap Ridwan.

    Ridwan menambahkan bahwa motif R nekat melakukan aksinya itu lantaran ia kesal jika jemaah perempuan melakukan salat berjemaah di masjid. Hal itu juga yang menjadi jawaban mengapa sasaran pembakaran masjid adalah lemari penyimpanan mukena di dalam masjid.

    “Dia tidak suka kalau perempuan pergi salat di masjid. Dia juga mengaku kalau ada perempuan mau salat di masjid harus bawa mukena sendiri,” bebernya.

    Terpisah, Kapolres Maros, AKBP Douglas Mahendrajaya, menegaskan bahwa pengungkapan kasus yang meresahkan masyarakat ini menjadi komitmen pihak kepolisian untuk mencegah hal-hal yang meresahkan masyarakat.

    “Polres Maros tidak akan menoleransi setiap tindakan yang mengancam keamanan masyarakat, apalagi di tempat ibadah. Kami mengimbau seluruh warga untuk tetap tenang dan percayakan proses hukum kepada aparat kepolisian,” tegas Douglas terpisah.

     

     

  • Seorang Polisi Nekat Rampas Kalung Emas Ibu di Buleleng, Berujung Ditangkap Warga Usai Tabrakan

    Seorang Polisi Nekat Rampas Kalung Emas Ibu di Buleleng, Berujung Ditangkap Warga Usai Tabrakan

    Adapun sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan polisi antara lain, satu unit sepeda motor, tongkat T yang digunakan untuk memukul korban, kalung emas hasil jambret, dan pakaian yang dipakai pelaku saat beraksi.

    Polres Buleleng telah melakukan langkah penyidikan, mulai dari pemeriksaan saksi-saksi, olah TKP, hingga visum korban di RSUD Buleleng.

    Mengingat status pelaku sebagai anggota aktif, penyidik juga langsung berkoordinasi dengan Bidpropam Polda Bali dan Polres Tabanan.

  • Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Situasi ini memperburuk upaya penyelamatan. Dari 7 korban yang sebelumnya masih merespons, kini tersisa hanya 6 orang. “Gempa ini membuat kondisi semakin kritis, karena tiap detik ruang hidup korban semakin menipis,” ucapnya.

    Sebelumnya, tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban insiden reruntuhan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, personel pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan sebanyak 332 dari BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

     

  • Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Situasi ini memperburuk upaya penyelamatan. Dari 7 korban yang sebelumnya masih merespons, kini tersisa hanya 6 orang. “Gempa ini membuat kondisi semakin kritis, karena tiap detik ruang hidup korban semakin menipis,” ucapnya.

    Sebelumnya, tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban insiden reruntuhan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, personel pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan sebanyak 332 dari BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

     

  • Cerita Orang Tua di Lampung: Anaknya Ogah Makan Menu MBG, Lebih Lahap Santap Bekal dari Rumah

    Cerita Orang Tua di Lampung: Anaknya Ogah Makan Menu MBG, Lebih Lahap Santap Bekal dari Rumah

    Tomy menilai, pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kualitas dan proses distribusi MBG. Ia mengusulkan agar program tersebut melibatkan pelaku UMKM kantin sekolah.

    “Kalau dibuat langsung di kantin sekolah, menunya bisa lebih higienis dan sesuai selera anak. Atau kalau tidak, lebih baik dana MBG diberikan ke orang tua, biar mereka yang masakin. Orang tua lebih tahu apa yang disukai anak-anaknya,” katanya.

    Di tengah pro-kontra pelaksanaan program MBG, para orang tua seperti Novi dan Tomy memilih langkah praktis: kembali pada bekal dari rumah.

    Bagi mereka, keamanan dan kenyamanan anak saat makan di sekolah jauh lebih penting ketimbang sekadar mengejar program.

    Sebelumnya, Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal angkat bicara terkait maraknya kasus keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah.

    Dia menilai, persoalan tersebut muncul akibat kelalaian petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) dengan baik.

    “Ketika ada human error atau SOP yang sedikit saja tidak dijalankan, langsung terjadi kejadian luar biasa,” ujar Mirza usai memimpin Rapat Evaluasi Program MBG, Selasa (30/9/2025).

    Mirza menerangkan, sejak Januari hingga 27 Agustus 2025, pelaksanaan program MBG berjalan tanpa kendala karena SOP dari Badan Gizi Nasional diterapkan dengan ketat.

    “Artinya, ketika SOP dijalankan, selama delapan bulan tidak ada kasus keracunan atau zero accident,” jelas dia.

    Namun situasi berubah setelah SOP mulai diabaikan. Kasus pertama terjadi pada 28 Agustus 2025 dan terus berulang hingga saat ini.

    “Sampai hari ini sudah ada tujuh lokasi kejadian dengan total korban sekitar 500 orang. Ada yang dirawat dua hari, ada juga yang cukup diperiksa di puskesmas lalu pulang,” paparnya.

    Mirza menegaskan, seluruh petugas SPPG wajib kembali bekerja sesuai aturan agar kasus serupa tidak terus terulang.

    “Kita menekankan agar seluruh SPPG mengembalikan pola kerja seperti delapan bulan lalu. SOP harus dijalankan dengan sangat ketat,” tegasnya.

    Selain itu, dia menginstruksikan seluruh kepala daerah, dinas kesehatan, puskesmas, hingga instansi vertikal di Lampung untuk memperketat pengawasan di dapur MBG.

    “Mulai hari ini saya minta seluruh jajaran melakukan pengawasan penuh di setiap dapur MBG,” ucapnya.

  • Kondisi Terkini Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk: 7 Orang Masih Tertimpa Beton, 8 Lainnya Sudah Tak Merespons

    Kondisi Terkini Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk: 7 Orang Masih Tertimpa Beton, 8 Lainnya Sudah Tak Merespons

    Sebelum gempa, lanjut Emir, korban di A1 masih bisa menggerakkan kepala dan tangan. Namun setelah gempa, hanya bisa merespons suara tanpa gerakan.

    “Kami sempat berusaha menarik tubuh korban, tetapi terhambat pada panggul yang tertekuk. Meski demikian, ia masih bisa merasakan sakit, tanda masih ada aliran darah,” ujarnya.

    Situasi ini memperburuk upaya penyelamatan. Dari 7 korban yang sebelumnya masih merespons, kini tersisa hanya 6 orang. “Gempa ini membuat kondisi semakin kritis, karena tiap detik ruang hidup korban semakin menipis,” ucapnya.

  • Kementerian Lingkungan Hidup Gugat PT Modern Cikande dan PT PMT Buntut Cemaran Radioaktif Cesium 137 di Cikande Serang

    Kementerian Lingkungan Hidup Gugat PT Modern Cikande dan PT PMT Buntut Cemaran Radioaktif Cesium 137 di Cikande Serang

    KLH juga akan menuntut PT PMT dan Modern Cikande secara perdata buntut peristiwa itu. Kementrian LH menilai kelalaian dua perusahaan itu merugikan kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.

    Dalam waktu dekat, katanya, tim gabungan berisikan tenaga kesehatan, tokoh agama dan masyarakat, Polri hingga TNI akan mensosialisasikan agar masyarakat tidak mendekat ke daerah paparan radioaktif.

    “Dari sisi pengelola kawasannya harus bertanggung jawab, jadi dua orang (perusahaan) ini akan dari pidana dan PSLH, PSLH itu persengketaan lingkungan hidup yang sedang kita susun perdata, perdata ini tim sedang menyusun dengan detil untuk diajukan ke pengadilan,” jelasnya.