Sebelumnya, polisi mengungkapkan kronologi kebakaran Gedung Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto No.17, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025). Kebakaran terjadi pada jam makan siang.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Chondro mengatakan, kebakaran diduga berasal dari baterai yang terbakar di gudang lantai 1. Saat kebakaran terjadi, banyak karyawan berada di gedung dan Sebagian lainnya makan siang di luar.
“Ada baterai di lantai 1 yang terbakar dan sempat dipadamkan oleh karwayan, ternyata baterai yang terbakar menyebar karena lantai 1 adalah gudangnya. Karyawan sedang makan berada di luar dan sebaguan lagj istirahta di 2 3 dan 6. Api semakin membesar asap naik ke lantai 6,” ujar Susatyo.
Api dengan cepat menyebar ke lantai 2, 3 sampai 6. Asap pekat naik memenuhi tiap lantai di Gedung Terra Drone.
“Api semakin membesar, asap naik ke lantai 6,” ujar Susatyo.
Berdasarkan data yang diterima RS Polri, total jumlah korban kebakaran ada 22 orang. Hingga hari ini, tak ada lagi penambahan jenazah dari tempat kejadian perkara.
“Namun ketika nanti ada perkembangan, ada penemuan jenazah lagi, kami siap membuka operasi DVI lagi untuk mengidentifikasi jenazah yang kembali,” jelas Kepala bidang (Kabid) Yandokpol Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Kombes Ahmad Fauzi.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru proses identifikasi memakan waktu dua hari, berkat kombinasi kecocokan data primer dan kerja lembur tim forensik sejak malam hingga pagi.
“Kita ada data primer yang sangat akurat dari sidik jari, ada audotologi medis, dan lainnya jadi kombinasi,” ungkap dia.
Sementara itu, Kabid Yandokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi menerangkan, seluruh korban dipastikan meninggal akibat menghirup karbon monoksida saat kebakaran terjadi.
“Ya, bisa dipastikan seperti ini,” ujar dia.
Kabiddokkes Polda Metro Jaya, Kombes Pol dr. Martinus Ginting menambahkan, pemeriksaan darah menunjukkan kadar CO yang tinggi, menandakan tubuh korban lebih dulu kehilangan kemampuan mengikat oksigen sebelum kobaran api membuat mereka tak bisa menyelamatkan diri.
Dia menerangkan, ikatan hemoglobin terhadap karbon monoksida jauh lebih kuat sekitar 20 hingga 30 kali dibanding oksigen.
“Jadi ketika terbakar itu kan tadi kadar keluar dia CO atau CO2 itu berikatan dengan darah. Sehingga orang tersebut tidak bisa bernafas, makanya ada pemeriksaan darah, kadar CO-nya tinggi. Kira-kira seperti itu,” ujar dia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5440255/original/060391300_1765427632-1000828984.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5440052/original/027566700_1765420415-IMG_9085.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439968/original/014093400_1765418102-pengumuman_kiamat.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439895/original/047654400_1765412511-gunung_rinjani_1112.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439887/original/041807400_1765411515-gunung_semeru_1112.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5398611/original/086827700_1761891671-Wakil_Wali_Kota_Bandung_Erwin.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439882/original/094716100_1765406698-WhatsApp_Image_2025-12-10_at_13.48.37.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439878/original/079947300_1765405531-mualem.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426790/original/085175100_1764317617-7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439778/original/002603300_1765375282-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)