Category: Liputan6.com Regional

  • Seratus Lebih Siswa SD di NTT Keracunan Usai Santap MBG, Tenda Darurat Didirikan

    Seratus Lebih Siswa SD di NTT Keracunan Usai Santap MBG, Tenda Darurat Didirikan

    Karena jumlah korban terus bertambah, Polres TTS bersama tim medis membangun tenda darurat di lapangan Puspenmas Soe untuk menampung siswa yang tak bisa ditangani di RSUD Soe.

    “Hasil koordinasi dengan dokter di RSUD Soe, mereka meminta kami untuk bangun tenda darurat. Di tenda itu ada tim medis Polri yang siap menangani adik-adik itu,” kata Hendra.

    Hendra menambahkan, jatah MBG di tiga SD tersebut dikelola oleh SPPG Kota Soe 1 dari Yayasan Peduli Timorana Mandiri yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten TTS.

    “Menu tadi siang itu sop dan soto ayam,” pungkas Hendra.

     

     

  • Korupsi Dana Hibah Jatim: Uang Buat Rakyat jadi Bancakan eks Ketua DPRD

    Korupsi Dana Hibah Jatim: Uang Buat Rakyat jadi Bancakan eks Ketua DPRD

    Kasus korupsi yang membelit Kusnadi merupakan pengembangan operasi tangkap tangan terhadap Wakil Ketua DPRD Jatim 2019-2024 Sahat Tua Simanjuntak pada Desember 2022.

    Dari 21 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana hibah, empat orang di antaranya penerima suap dan 17 orang lainnya sebagai tersangka pemberi suap.

    Dari empat orang tersangka penerima suap, tiga orang merupakan penyelenggara negara dan satu orang lainnya merupakan staf dari penyelenggara negara.

    Untuk 17 orang tersangka pemberi suap, sebanyak 15 orang di antaranya adalah pihak swasta dan dua orang lainnya merupakan penyelenggara negara.

    KPK pada 20 Juni 2025, mengungkapkan pengucuran dana hibah yang berkaitan dengan kasus tersebut untuk sementara terjadi pada sekitar delapan kabupaten di Jatim.

     

    Berikut daftar 21 tersangka:

    A. Empat tersangka penerima suap kasus dana hibah Jatim

     

    1. Ketua DPRD Jatim 2019-2024 Kusnadi (KUS)

     

    2. Wakil Ketua DPRD Jatim 2019-2024 Anwar Sadad (AS)

     

    3. Wakil Ketua DPRD Jatim 2019-2024 Achmad Iskandar (AI)

     

    4. Staf Anwar Sadad, Bagus Wahyudiono (BGS)

     

    B. 17 tersangka pemberi suap kasus dana hibah Jatim

     

    1. Anggota DPRD Jatim 2019-2024 Mahfud (MHD)

     

    2. Wakil Ketua DPRD Sampang 2019-2024 Fauzan Adima (FA)

     

    3. Wakil Ketua DPRD Probolinggo 2019-2024 Jon Junaidi (JJ)

     

    4. Pihak swasta dari Sampang, Ahmad Heriyadi (AH)

     

    5. Pihak swasta dari Sampang, Ahmad Affandy (AA)

     

    6. Pihak swasta dari Sampang, Abdul Motollib (AM)

     

    7. Pihak swasta dari Probolinggo, atau saat ini anggota DPRD Jatim 2024-2029 Moch. Mahrus (MM)

     

    8. Pihak swasta dari Tulungagung, A. Royan (AR)

     

    9. Pihak swasta dari Tulungagung, Wawan Kristiawan (WK)

     

    10. Mantan Kepala Desa dari Tulungagung, Sukar (SUK)

     

    11. Pihak swasta dari Bangkalan, Ra Wahid Ruslan (RWR)

     

    12. Pihak swasta dari Bangkalan, Mashudi (MS)

     

    13. Pihak swasta dari Pasuruan, M. Fathullah (MF)

     

    14. Pihak swasta dari Pasuruan, Achmad Yahya (AY)

     

    15. Pihak swasta dari Sumenep, Ahmad Jailani (AJ)

     

    16. Pihak swasta dari Gresik, atau saat ini anggota DPRD Jatim 2024-2029 Hasanuddin (HAS)

     

    17. Pihak swasta dari Blitar, Jodi Pradana Putra (JPP).

  • Mengetuk Tuhan di Antara Reruntuhan: Upaya Terakhir Orang Tua Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    Mengetuk Tuhan di Antara Reruntuhan: Upaya Terakhir Orang Tua Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    Liputan6.com, Sidoarjo – Waqiah hanya bisa memberi sedikit senyuman saat berbincang bersama kerabatnya. Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah ini merupakan ibu dari Muhdafi (13), salah seorang santri korban bangunan ambruk Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang belum ditemukan.

    Hari kelima pencarian korban kemarin, Waqiah mencoba perlahan menenangkan diri dan berpasrah, sambil terus merapal doa mengetuk Tuhan di antara reruntuhan. Dia percayakan nasib anaknya kepada Allah. Meski tak siap, dia mencoba ikhlas atas apapun yang nanti terjadi sang anak.

    “Banyak saudara yang menghibur, jadi sekarang bisa ikhlas. Saya sudah pasrahkan semua ke Allah,” kata Waqiah, Jumat (3/10/2025).

    Muhdafi baru tiga bulan belajar di Ponpes Al Khoziny. Dia sendiri yang meminta belajar di pesantren ini setelah lima kerabatnya juga belajar di sini. Mereka semua ada bersama-sama saat peristiwa bangunan ambruk.

    “Lima saudaranya selamat, anak saya ada di saf kedua saat salat dan tidak bisa menyelamatkan diri,” ujar Waqiah. 

    Waqiah tak pernah berhenti berdoa selama berada di posko. Keluarganya juga saban hari menggelar doa bersama di rumah Semarang maupun kampung leluhur di Madura. Mereka berharap tim SAR secepatnya bisa menemukan Muhdafi. 

    “Kabarnya sekitar lokasi kejadian bangunan tercium bau tak sedap. Saya harap secepatnya anak saya ditemukan,” ujarnya.

    Dia sempat kecil hati saat hari keempat proses evakuasi, tim SAR sempat memutuskan menghentikan sementara pencarian untuk beristirahat sejenak. Momen itu sempat memicu ketegangan antara keluarga korban dan tim SAR. 

    “Kerja mereka kan sudah bagus, bisa menemukan korban. Tapi kemarin kenapa ada rencana berhenti, itu kami sayangkan,” tutur Waqiah. 

    Apalagi pihak keluarga sudah dikumpulkan oleh Tim SAR untuk diberi penjelasan dua opsi pencarian. Yakni pencarian menggunakan alat berat dan konvensional dengan segala risikonya. Dengan begitu, upaya pencarian seharusnya bisa lebih cepat. 

    “Harapan kami bekerja lebih cepat lagi, itu saja. Saya ingin lihat wajah anak saya,” kata Waqiah.

    Semua Sudah Berjuang Keras

    Kebanyakan keluarga korban sudah pasrah terhadap nasib anak-anak mereka. Namun ada pula yang masih percaya harapan selalu ada siap menerima bila nanti hasilnya tak sesuai harapan.  

    Abdul Wahid, orang tua santri Alvin Mutawakil Allalah (13) percaya masih ada tanda kehidupan. Dia meminta tim SAR bekerja dengan kehati-hatian, jangan sampai ada debu atau hal lain yang bisa menutup oksigen di dalam reruntuhan. 

    Dia masih optimis anaknya punya harapan. Apalagi dia mendengar kabar teman-teman sang anak sempat membuat lubang untuk upaya menyelamatkan diri. Posisi Alvin sendiri saat salat jamaah ada di saf lima, reruntuhan lokasinya terhalang beton. Sedangkan teman-temannya yang bisa selamat saat itu banyak di bangunan utama.

    “Masih ada lubang angin, ada oksigen. Jadi saya yakin anak saya ada peluang, semoga saja,” ujar Wahid.

    Di balik harapan itu, dia juga sudah siap bila Tuhan berkehendak lain. Baginya, semua pihak sudah bekerja keras untuk menyelamatkan para korban. Termasuk anaknya.

    Masuk hari kelima pencarian korban, wajah sendu masih terpancar di wajah orang tua korban terutama para ibu. Namun situasi ini jauh lebih tenang dibanding hari keempat kemarin yang diselimuti tangis kesedihan. 

    Ketika itu sejumlah ibu korban menangis histeris, sebagian keluarga lainnya bersitegang dengan Basarnas. Mereka menilai kerja tim SAR lamban padahal sudah menawarkan opsi memakai alat berat dan konvensional dalam pencarian korban.

    Tsani Rofiatun, tim konselor Dinas Sosial Sidoarjo, mengatakan Kamis kemarin ada kepanikan massal ketika diberi informasi oleh Tim SAR terkait dua opsi pencarian dan tak ada tanda-tanda kehidupan di lokasi kejadian. 

    “Ada seorang ibu sampai menangis histeris seperti kesurupan. Semua dipicu informasi pencarian Basarnas,” ujarnya.

    Tsani menyebut kini kondisi keluarga korban terutama ibu-ibu sudah lebih tenang. Umumnya telah berpasrah diri dan siap menerima berbagai kemungkinan termasuk yang paling buruk sekalipun. Tim konselor sendiri berupaya melakukan relaksasi kaum perempuan yang paling rentan. 

    “Sekarang insya Allah semua sudah lebih sabar. Kami terus pantau kondisi mereka,” tutur Tsani.

  • 3 Dapur SPPG Ditutup Sementara, Gubernur Kepri Ansar Ahmad Minta Pengawasan Diperketat

    3 Dapur SPPG Ditutup Sementara, Gubernur Kepri Ansar Ahmad Minta Pengawasan Diperketat

    Ansar menjelaskan, data tersebut menggambarkan bahwa meskipun SPPG sudah agak meluas, masih terdapat celah signifikan antara jumlah yang ideal dan yang telah terwujud.

    Kesenjangan operasional, sertifikasi kebersihan, dan kualitas dapur menjadi titik kritis yang harus diatasi.

    Ansar menegaskan, pemerintah akan merangkul pemerintah kabupaten/kota agar pengawasan terhadap SPPG lebih optimum.

    “Ini persoalan pengawasan, persoalan kehati-hatian, dan kebersihan. Itu yang harus menjadi perhatian utama,” papar dia.

    Ia juga mengingatkan bahwa pihaknya tak akan mengambil tindakan penertiban masif sebelum hasil uji laboratorium keluar, agar tidak terjadi pelanggaran hak atau kesalahan administrasi.

    “Sementara itu, hasil uji laboratorium dari BPOM dan Bapelkes masih ditunggu. Setelah keluar, pemerintah berencana mengambil keputusan lanjutan, baik berupa perbaikan, penutupan permanen, atau restart operasi jika hasil menyebutkan aman,” jelas Ansar.

  • Bule Suami Istri Tanam Ganja Hidroponik di Rumah Kontrakan Bali

    Bule Suami Istri Tanam Ganja Hidroponik di Rumah Kontrakan Bali

    Menurut Radiant, kejahatan pasutri tersebut sangat terorganisasi karena masing-masing area dilengkapi dengan sistem pendingin, pengaturan suhu ruangan, penyiraman, pemupukan, lampu pencahayaan, hingga diawasi dengan CCTV.

    Berbeda dengan kasus laboratorium narkoba di Sunny Village Desa Tibubeneng dan laboratorium narkoba di Ungasan, Kabupaten Badung, yang diungkap Mabes Polri beberapa waktu lalu, rumah yang disewa pasutri WNA tersebut tidak dilengkapi dengan laboratorium.

    Saat ini, hanya NR yang ditetapkan sebagai tersangka sedangkan istrinya masih diperiksa sebagai saksi.

    NR dijerat Pasal 111 ayat (2) Undang-Undang Narkotika, yaitu menyimpan, memiliki, dan menguasai narkotika golongan l dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 kilogram atau 5 batang pohon.

    Sedangkan KV masih diperiksa sebagai saksi di Mapolda Bali. Polisi masih menggali peran KV dalam kasus tersebut.

    “Ini kami masih mendalami dulu apakah untuk perannya yang si istri bisa jadikan tersangka. Saat ini kan masih ada waktu untuk bisa melakukan bahwa yang bersangkutan karena kan kita harus ada bukti-bukti petunjuk untuk menyeret bahwa yang bersangkutan juga ada peran di dalam hal penanaman ganja tersebut,” kata Radiant.

    Barang bukti yang disita polisi dalam kasus ini adalah ratusan polibag dan media tanah, termasuk kecambah/bibit pohon ganja siap tanam, serta beberapa pohon ganja yang sudah mencapai tinggi 1 meter, serta berbagai peralatan dan perlengkapan lainnya termasuk timbangan.

     

  • Kondisi Terkini di Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Nyaris Sentuh Dasar Bangunan, Cari Puluhan Korban Tersisa

    Kondisi Terkini di Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Nyaris Sentuh Dasar Bangunan, Cari Puluhan Korban Tersisa

    Sejak operasi SAR dilaksanakan, total 400 personel gabungan dikerahkan. Mulai dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, PMI, relawan, dan berbagai instansi terkait. Mereka bekerja siang dan malam selama 24 jam dalam operasi pencarian korban dibantu alat pendeteksi korban hingga alat berat untuk evakuasi jenazah.

    “Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” kata Kepala BNBP, Suharyantot.

    Adapun peralatan canggih yang dipakai untuk mencari korban yakni cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. BNPB juga mengerahkan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat berupa crane, excavator breaker, dump truck, hingga mobil ambulans.

  • Kabar Terbaru Rencana Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kemenag

    Kabar Terbaru Rencana Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kemenag

    Menurutnya, pembahasan mengenai pembentukan Ditjen Pesantren sudah berlangsung cukup lama dan mendapat dukungan dari DPR RI, khususnya Komisi VIII. Bahkan, pihak legislatif telah membahas aspirasi tersebut bersama Menteri PAN-RB.

    “Alhamdulillah, Ketua Komisi VIII dan Wakil Ketua DPR sudah mendiskusikan aspirasi itu dengan MenPAN-RB,” ujarnya.

    Kamaruddin menegaskan, aspirasi masyarakat Indonesia sangat jelas. Pesantren harus dikelola oleh lembaga dengan kapasitas yang lebih besar. Karena itu, naskah akademik terus dimatangkan agar urgensi pembentukan Ditjen Pesantren tergambar lebih kuat.

  • Napas Solidaritas di Antara Puing Runtuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Napas Solidaritas di Antara Puing Runtuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Dari dapur umum, ada sekitar 20 orang ibu-ibu yang setiap hari bergantian memasak. Mereka yang memastikan ratusan orang Tim SAR dan perawat kenyang selama berada di posko darurat. Senyum mereka tulus di antara tangan-tangan cekatan. 

    “Mulai Senin malam, kami membuka dapur umum lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Fungsinya untuk melayani konsumsi bagi para evakuator, keluarga korban yang menunggu kabar, juga santri dan masyarakat sekitar. Kami memasak 4.500 porsi setiap hari, dalam tiga tahap: pagi, siang, dan malam,” ujar Kadinsos Jatim, Restu Novi Widiani, Jumat (3/10).

    Tidak ada perbedaan siapa yang berhak makan di tenda itu. Santri, keluarga korban, bahkan tim medis dan media pun dipersilakan. Semua duduk sama rata di hadapan nasi, lauk, dan buah yang dibagikan.

    “Menu khusus jelas ada. Tidak boleh pedas, harus mudah dicerna, dan sesuai arahan Ibu Gubernur, setiap makanan dipisah dengan tin wall agar higienis. Bagi tim evakuasi, ada tambahan buah dan minuman penambah energi. Mereka bekerja berat, tenaganya harus dijaga,” ucap Novi.

    Bangunan musala berlantai empat di kompleks pesantren tersebut tiba-tiba ambruk sekitar pukul 15.35 WIB, saat ratusan santri sedang khusyuk melaksanakan salat Ashar berjemaah. Insiden ini menyebabkan kepanikan luar biasa dan menelan korban jiwa serta…

  • Kisah Kemanusiaan di Sekitar Proses Penyelamatan Korban Runtuhan Bangunan Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo

    Kisah Kemanusiaan di Sekitar Proses Penyelamatan Korban Runtuhan Bangunan Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo

    Keluhan sederhana itu akhirnya sampai juga ke telinga sejumlah pihak. Jalan kemanusiaan berlanjut. Rombongan dari Kesirah atau Kesehatan Indonesia Raya datang membawa dukungan berbeda, bukan beras, bukan lauk, melainkan suntikan vitamin dan obat-obatan.

    “Kalau korban dan keluarga korban insyaAllah sudah cukup banyak yang membantu. Tapi relawan, terutama ibu-ibu yang masak, jarang ada yang ingat. Mereka ini juga butuh dijaga kesehatannya,” ujar dr Benjamin Kristianto, anggota komisi E DPRD Jatim.

    Sebanyak 100 ampul vitamin disiapkan. Sasarannya para relawan dapur umum, petugas gotong royong, hingga pekerja lapangan yang tak pernah mengenal lelah.

    Bagi para relawan, bantuan itu bukan sekadar cairan dalam botol kecil. Ada penghargaan yang terasa: bahwa jerih payah mereka dilihat, bahwa keringat mereka tak diabaikan.

    “Kita harus hargai mereka. Mereka rela meninggalkan keluarga, datang ke sini, membantu tanpa pamrih. Itu luar biasa,” ujar Benjamin.

    Seperti halnya doa dan makanan, vitamin itu adalah penguat. Penguat tubuh yang lelah, sekaligus penguat hati yang mulai surut oleh letih.

  • Pakai Topi Bintang Empat, Menteri Hanif Faisol Bersihkan Sampah Sungai Ciliwung di Puncak

    Pakai Topi Bintang Empat, Menteri Hanif Faisol Bersihkan Sampah Sungai Ciliwung di Puncak

    Liputan6.com, Jakarta Berbekal sepatu boot karet berwarna kuning, sarung tangan abu-abu, dan topi biru bintang empat. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofik terjun ke hulu sungai Ciliwung kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jumat (3/10/2025) pagi. 

    Menteri Hanif Faisol tidak sendiri. Dia mengajak sekitar seribuan orang lintas instansi dan komunitas serta pelajar. Misinya kali ini, membersihkan sampah. Hanif terlihat mengambil sampah pakaian yang dibuang di sungai. Lalu dia memasukkan ke karung berwarna putih. 

    Hanif turun langsung membersihkan tumpukan sampah yang mengotori Sungai Cisarua, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua. Hanif mengungkapkan aliran Sungai Ciliwung yang mengalir dari kawasan Puncak hingga Jakarta mengalami pencemaran berat, salah satunya disebabkan oleh sampah rumah tangga dan pedagang. 

    “Sungai Ciliwung tercemar berat, kecuali di hulu. Sehingga pembersihan sungai ini wajib dilakukan. Masa sungai yang cuma sepanjang 118 km kita tidak bisa bersihkan ada 3,5 juta orang kita di dalamnya,” ujarnya.