Category: Liputan6.com Regional

  • Dedi Mulyadi Buka Pos Pengaduan di Komplek Gedung Sate Provinsi Jawa Barat

    Dedi Mulyadi Buka Pos Pengaduan di Komplek Gedung Sate Provinsi Jawa Barat

    Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebutkan kebijakan donasi Rp 1.000 per hari adalah guna membantu masyarakat sendiri.

    “Uang (iuran) Rp 1.000 itu nanti dipegang oleh bendahara kas, gitu kan. Kemudian contohnya orang datang mengadukan lagi nungguin di RS butuh uang untuk makan, atau bayar kontrakan selama nungguin di rumah sakit, ya tinggal diterima, berikan,” kata Dedi selepas menghadiri upacara HUT ke-80 TNI di Makodam III Siliwangi, Bandung, Minggu 5 Oktober 2025 seperti dilansir Antara.

    Program donasi per hari yang diimbau untuk dilaksanakan oleh ASN dari provinsi hingga kota/kabupaten, sekolah-sekolah, hingga masyarakat, diharapkan Dedi, bisa terjadi seperti di desa tempat tinggalnya.

    Di mana RT/RW di sana memiliki kas, yang bisa membantu warga, seperti ketika ada warga yang mau ke rumah sakit, tapi tidak punya ongkos tinggal datang ke rumah RT.

    “Di tempat saya itu setiap malam itu ronda itu mungut seribu rupiah, itu dikumpulin dan itu tidak menjadi problem bagi kehidupan masyarakat di sana, sehingga menjadi selesai,” ujarnya.

    Kebijakan yang mengusung konsep kebersamaan ini, diungkapkan Dedi, mengadopsi dari program rereongan jimpitan atau rereongan sekepal beras saat dirinya menjadi Bupati Purwakarta.

    Program itu, disebutnya berhasil, di mana Dinas Pendidikan di Kabupaten Purwakarta tiap bulan menyiapkan beberapa ton beras yang dikirimkan ke kampung tertentu.

    “Ini berhasil,” katanya.

    Adapun untuk tingkat sekolah, Dedi menegaskan ini bukanlah pungutan sekolah, karena dalam program ini anak-anak sekolah diarahkan mengumpulkan donasi tiap hari di bendahara kelas.

    Nantinya uang ini akan dipergunakan, semisal jika ada teman sekelas yang sakit untuk menengok dan membantu pengobatannya.

    “Kemudian jika teman sekelasnya misalnya nggak punya seragam kebetulan orang tuanya tidak mampu ya diberi. Seperti itu lah,” ucapnya.

    Ketika ditanya mengenai tingkatan pelaksanaan program ini apakah wajib atau tidak, Dedi menekankan bahwa program ini sukarela.

    “Bagi mereka yang mau ngasih ya silahkan, yang tidak, ya tidak apa-apa,” tuturnya.

  • Kecelakaan Maut Mobil Rombongan Pengantin Masuk Jurang di Lampung, Dua Tewas

    Kecelakaan Maut Mobil Rombongan Pengantin Masuk Jurang di Lampung, Dua Tewas

    Liputan6.com, Lampung – Kecelakaan maut menimpa rombongan keluarga pengantin asal Bogor, Jawa Barat (Jabar) saat mobil Isuzu Elf bernomor polisi F 7016 FL yang mereka tumpangi terjun bebas ke dalam jurang di Tanjakan Sedayu, Jalan Lintas Barat, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus Lampung pada Minggu siang 5 Oktober 2025.

    Mobil yang mengangkut 13 orang tersebut diketahui tengah dalam perjalanan dari arah Pesisir Barat menuju Bandar Lampung, dengan tujuan akhir ke Bogor.

    Akibat insiden itu, dua penumpang tewas di tempat, sementara beberapa lainnya mengalami luka berat.

    Kapolres Tanggamus AKBP Rahmad Sujatmiko mengatakan, mobil yang membawa rombongan besan pengantin itu hilang kendali di jalan menurun dan menikung tajam, sebelum akhirnya masuk ke dalam jurang.

    “Benar, telah terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Lintas Barat, Tanggamus, sekitar pukul 11.00 WIB. Dari 13 penumpang termasuk sopir, dua meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat,” ujar Rahmad, Senin (6/10/2025).

    Tanjakan Sedayu sendiri dikenal memiliki kontur jalan curam dan tikungan tajam. Lokasi tersebut kerap menjadi titik rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan besar seperti minibus dan truk.

    Identitas Sopir dan Penumpang

    Berikut daftar sopir dan 12 penumpang mobil Isuzu Elf rombongan keluarga pengantin yang terjun ke jurang:

    Sopir: Mail (52), warga Dusun Tarikolot, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penumpang:

    1. Aji

    2. Maryanah (54)

    3. Siti Aisah (35)

    4. M. Alfarizi (9)

    5. Syahreza (13)

    6. Sunerni (54)

    7. Siti Fadilatul M (10)

    8. M. Husen (50)

    9. Mamah (35)

    10. Acep

    11. Nining

    12. Asmi

     

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (05/10) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Dua Kios di Glodok Plaza Terbakar, Truk Alami Kecelakaan, Baru Dibangun, Jembatan Gantung Ambruk, Perempuan Hamil Jadi Korban Jambret.

  • Kronologi Terbongkarnya Puluhan Kontainer Berisi Limbah Elektronik Impor dari Amerika

    Kronologi Terbongkarnya Puluhan Kontainer Berisi Limbah Elektronik Impor dari Amerika

    Liputan6.com, Jakarta Bea Cukai Batam bersama Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup berhasil menggagalkan upaya pemasukan puluhan kontainer berisi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) asal Amerika Serikat di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

    Kepala Kantor Bea Cukai Batam Zaky Firmansyah mengatakan, penindakan ini berawal dari hasil analisis intelijen terhadap dua perusahaan pengimpor, yakni PT Esun Internasional Utama Indonesia dan PT Logam Internasional Jaya. Dari hasil pemantauan, muncul dugaan bahwa kontainer yang mereka impor tidak sesuai dengan dokumen pemberitahuan.

    “Tim kami menerbitkan nota hasil intelijen (NHI) dan langsung melakukan pengamanan serta penyegelan seluruh kontainer pada 26 hingga 29 September 2025,” kata Zaky dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (6/10/2025).

    Pemeriksaan fisik kemudian dilakukan pada 30 September 2025, melibatkan Gakkum LHK, Kementerian Lingkungan Hidup dan BP Batam. Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan berbagai barang bekas dalam kondisi rusak dan terkontaminasi, seperti potongan kabel dan charger, komponen komputer, papan sirkuit, sparepart berkarat, komponen AC kotor dan berbau, hingga campuran lain seperti ban bekas dan pipa logam.

    “Temuan ini jelas mengandung indikasi limbah B3. Semua hasil pemeriksaan sudah kami tuangkan dalam Surat Bukti Penindakan (SBP) dan laporan pelanggaran,” jelas Zaky.

    Dari hasil penyelidikan awal, petugas menduga adanya pelanggaran terhadap Pasal 53 ayat (3) UU Kepabeanan, Pasal 69 UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Pasal 71 ayat (1) PP Nomor 41 Tahun 2021.

    Kementerian Lingkungan Hidup melalui Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup juga telah mengeluarkan surat resmi pada 2 Oktober 2025, yang memerintahkan agar seluruh kontainer tersebut diekspor kembali ke negara asal (reekspor).

    “Proses penyidikan sudah selesai, dan rekomendasi tindak lanjut telah kami sampaikan ke Unit Kepabeanan untuk pelaksanaan reekspor,” tambah Zaky.

    Ia menyebut sedikitnya delapan perusahaan pengolahan e-waste di Batam telah diminta untuk tidak bergantung pada limbah impor.

  • Heboh Kebijakan Dedi Mulyadi Donasi Warga Rp 1.000 per Hari, Sekda Jabar Sebut Tidak Wajib

    Heboh Kebijakan Dedi Mulyadi Donasi Warga Rp 1.000 per Hari, Sekda Jabar Sebut Tidak Wajib

    Liputan6.com, Jakarta Gubernur Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang mendorong ASN dan warga untuk donasi Rp 1.000 per hari. Kebijakan tertuan dalam SE 149/PMD/03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu).

    Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman menegaskan, gerakan ini bukan kewajiban, melainkan imbauan sukarela. 

    “Rereongan Sapoe Sarebu itu bagi yang mampu, yang tidak mampu menjadi pihak yang akan dibantunya. Kalau ASN kan pasti mampu. Kalau ini kan sekali lagi imbauan ya, bukan kewajiban, kalau masyarakatnya tidak mampu ya jangan,” kata Herman,  Senin (6/10/2025).

    Dia menjelaskan, gerakan ini berawal dari keprihatinan atas banyaknya persoalan kecil di masyarakat. Tanpa menunggu pemerintah, Gerakan Poe Ibu menjadi wadah donasi publik resmi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sifatnya darurat dan mendesak dalam skala terbatas pada bidang pendidikan dan kesehatan.  

    “Budaya bangsa kita ini kan gotong royong, terus kesetiakawanan, kerelawanan sosial, dan itu semua modal sosial yang harus dijaga,” kata Herman.

    Menurutnya, dinamika masyarakat di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat sangat kompleks, terutama dalam urusan pendidikan dan kesehatan. Kebanyakan masyarakat yang datang ke Lembur Pakuan Subang, pusat layanan pengaduan, warga hanya membutuhkan bantuan kecil untuk bertahan.

    “Makanya pada saat dibuka layanan pengaduan di Lembur Pakuan Subang, dari mana-mana datang, bukan hanya dari Jabar, ada dari luar Jabar, kasihan. Padahal yang dibutuhkan hanya Rp1 juta misalnya, untuk membantu tunggu yang sakit,” ucap dia.

  • Analisis BRIN Terkait Meteor Jatuh di Cirebon

    Analisis BRIN Terkait Meteor Jatuh di Cirebon

    Liputan6.com, Jakarta Peneliti bidang astronomi (astrofisika) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rhorom Priyatikanto mengatakan, fenomena adanya benda langit bercahaya disertai dentuman yang terlihat di langit Cirebon adalah meteor.

    Menurut Rhorom,, ciri dentuman atau ledakan meteor biasanya berlangsung singkat, jauh lebih singkat dari aktivitas vulkanik.

    “Aktivitas kegempaan juga punya pola getaran yang berbeda,” ujar Rhorom kepada Liputan6, Bandung, Senin (6/10/2025).

    Rhorom menyebutkan perbedaan antara benda langit dan sampah antariksa. Jika adanya sampah antariksa yang biasanya serpihan ataupun potongan satelit berukuran besar akan jatuh, kemungkinan besar terpantau.

    Pantauan adanya sampah antariksa yang hendak menuju Bumi, dapat terdeteksi dengan sistem pemantauan orbit yang dimiliki oleh BRIN.

    “Kalau meteor, kami tidak punya sistem dan jaringan untuk memantaunya secara langsung. Untuk benda yang lebih besar ukurannya dan tinggi risiko bahayanya, kami berusaha cek update dari jejaring internasional seperti IAWN dan CNEOS NASA,” beber Rhorom.

    Berdasarkan video yang beredar dan rekaman getaran yang terukur di salah satu Stasiun BMKG, otoritasnya cukup yakin bahwa itu merupakan meteor jatuh. Ukurannya cukup besar hingga menghasilkan dentuman di langit dan bola api (fireball).

    Namun, Rhorom menegaskan tidak ada rencana dan sumber daya untuk melakukan survei ke Laut Jawa sebagai titik terakhir jatuhnya meteor yang terlihat dan terpantau di Cirebon.

    “Meteor yang biasanya punya kadar metal tinggi tidak bisa bertahan lama di laut. Sulit pula mencari batu di laut,” tukas Rhorom.

  • Anggaran Tak Kunjung Cair, Dapur MBG di Polman Hentikan Operasional

    Anggaran Tak Kunjung Cair, Dapur MBG di Polman Hentikan Operasional

    Liputan6.com, Jakarta Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berada di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, terpaksa menghentikan operasionalnya, Senin (6/10/2025), lantaran anggaran untuk belanja kebutuhan dapur dan gaji pekerja tak kunjung dicairkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

    Kepala SPPG Matakali Abdul Gafur menjelaskan, penghentian layanan terjadi karena dana operasional dari pemerintah belum cair. Padahal seharusnya dana untuk periode 29 September hingga 11 Oktober sudah masuk sejak pekan lalu.

    “Sudah satu minggu dana belum cair, jadi sejak hari ini dapur tidak bisa beroperasi,” kata Gafur, Senin (6/10/2025).

    Dia menegaskan penggunaan dana talangan untuk menutup biaya sementara tidak diperbolehkan, sehingga tidak ada pilihan lain selain menghentikan kegiatan.

    “Itu tidak boleh (penggunaan dana talangan),” tegasnya.

    Saat ini, SPPG yang berada di bawah naungan Yayasan Indonesia Kita Maju itu mengawal 26 sekolah dengan total 2.790 siswa penerima manfaat. Meski demikian, Gafur menjelaskan pihaknya sudah menyampaikan pemberitahuan kepada sekolah-sekolah terkait, dan mendapatkan respons positif.

    “Alhamdulillah pihak sekolah mengerti dan menerima kondisi ini,” ujarnya.

    Menurut Gafur, pihaknya sudah mengajukan laporan dan proposal ke pemerintahan pusat. Namun, pengajuan sempat ditolak karena ada beberapa poin yang kurang tepat, termasuk jumlah sasaran. Setelah diperbaiki, proposal tersebut kembali diajukan.

    “Kita menunggu pencairan dana. Kalau dana sudah masuk, kita langsung bergerak. Kami juga sudah mengajukan pelaporan ke pusat. Kemarin sempat proposal yang kami ajukan ditolak karena ada beberapa poin yang kurang tepat, termasuk jumlah sasaran. Setelah itu kami perbaiki dan ajukan kembali,” bebernya.

    Lebih lanjut, Gafur menyebut dari seluruh dapur di wilayah Mandar, hanya dapur Matakali yang berhenti beroperasi. Ia mendapat laporan ada lima dapur lain yang juga belum menerima pencairan dana, tetapi masih tetap berjalan.

    “Saya dapat laporan ada lima dapur yang belum cair dananya untuk periode 29 September, tapi dapur lainnya masih tetap berjalan,” ungkapnya.

    Sementara itu, seluruh aktivitas karyawan di dapur SPPG Matakali saat ini terhenti, baik di dalam maupun di luar, sambil menunggu kepastian pencairan dana dari pemerintah.

    “Aktivitas karyawan terhenti sementara, baik di dalam maupun di luar dapur, karena memang belum ada dana operasional,” pungkasnya.

  • Duel Sengit Warga Sukabumi Vs King Cobra Besar, Ular Mati dengan Kepala Tertancap Tongkat

    Duel Sengit Warga Sukabumi Vs King Cobra Besar, Ular Mati dengan Kepala Tertancap Tongkat

    Dalam kondisi terluka parah dan racun yang mulai bereaksi, Ocang diduga berusaha sekuat tenaga untuk mencari pertolongan.

    Ia mencoba berjalan kaki mendatangi rumah tetangga terdekat. Nahas, jarak rumah Ocang yang cukup jauh dan terpencil dari pemukiman warga lain menjadi rintangan terakhirnya.

    “Diduga korban tidak kuat lagi menahan bisa ular di tengah perjalanan saat hendak meminta tolong. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia seorang diri di jalur setapak,” tambah Ade.

    Saat ini, pihak Pemerintah Kecamatan Cidadap, Polsek Cidadap, dan Puskesmas Cidadap telah berada di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan jenazah.

    Pemerintah desa juga telah melakukan koordinasi penanganan. Camat Azwar Fauzi mengimbau agar warga yang tinggal di kawasan terpencil untuk selalu waspada terhadap serangan hewan berbisa, terutama di musim peralihan.

    “Kami juga akan berkoordinasi dengan Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi terkait kebutuhan mendesak, termasuk dukungan psikososial untuk keluarga yang ditinggalkan. Semoga almarhum Husnul Khotimah,” tutupnya.

  • Truk Gabah di Lampung Tabrak Dua Mobil Innova Saat Ganti Ban, Dua Orang Tewas di Tempat

    Truk Gabah di Lampung Tabrak Dua Mobil Innova Saat Ganti Ban, Dua Orang Tewas di Tempat

    Akibat benturan keras itu, pengemudi Innova putih TS dan pengemudi Innova silver bernama A meninggal dunia di tempat.

    “Sementara penumpang Innova putih, SI, mengalami luka berat dan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis,” ungkapnya.

    Tragisnya, sopir truk Colt Diesel bernama S dilaporkan melarikan diri usai kejadian dan hingga kini masih dalam pencarian pihak kepolisian.

    “Sopir truk tidak ditemukan di lokasi saat olah TKP. Kami masih melakukan penyelidikan dan pencarian,” katanya.

     

  • Fakta Mengejutkan, Seluruh Dapur MBG di Sukabumi Belum Lolos Sertifikasi SLHS

    Fakta Mengejutkan, Seluruh Dapur MBG di Sukabumi Belum Lolos Sertifikasi SLHS

    Liputan6.com, Jakarta Program makan bergizi gratis (MBG) kembali menjadi perhatian publik, kali ini terkait standar kelayakan dan kebersihan dapur penyedia makanan di Kabupaten Sukabumi.

    Hingga awal Oktober 2025, belum ada satupun dari ratusan dapur pelaksana program tersebut yang berhasil mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sebuah izin wajib dari pemerintah daerah.

    Kepala Bidang Pengawasan Perbekalan Kesehatan dan Makanan Minuman (PPMM) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Solitaire Ram Mozes menjelaskan, proses penerbitan SLHS sedang berlangsung, namun memerlukan tahapan yang sangat ketat.

    Menurut Solitaire, dari total kuota 289 dapur MBG untuk Kabupaten Sukabumi, sudah ada 191 unit yang beroperasi dan 8 lainnya segera diluncurkan.

    “Dari total tersebut, belum satu pun yang memiliki SLHS. Semuanya masih dalam proses,” ujar Solitaire, Senin (6/10/2025).

    SLHS sendiri merupakan dokumen resmi dari instansi kesehatan yang membuktikan bahwa tempat pengolahan makanan telah memenuhi standar sanitasi dan keamanan pangan dari Kementerian Kesehatan.

    Untuk mendapatkan sertifikat ini, setiap dapur wajib melengkapi lima komponen utama yaitu surat keterangan dari Satuan Pelaksana Program Pemerintah Gizi (SPPG), denah dapur, hasil uji laboratorium, inspeksi kesehatan lingkungan, dan yang tak kalah penting, Sertifikat Penjamah Keamanan Pangan (PKP) bagi para petugas yang terlibat langsung dalam pengolahan makanan.

    “Lima dokumen ini adalah keharusan. Tanpa itu, SLHS tidak bisa terbit karena berkaitan langsung dengan standar kelayakan pangan dan sanitasi,” tegasnya.

    Sertifikat PKP didapatkan melalui ujian online dengan nilai minimal kelulusan 70, dan secara otomatis menjadi bagian integral dari pengajuan SLHS.

    Mengenai kelanjutan operasional dapur yang belum bersertifikat, Solitaire menyerahkan keputusan kepada Badan Gizi Nasional (BGN).

    Dinkes memilih untuk menghargai komitmen perbaikan dari dapur-dapur yang masih dalam proses, asalkan mereka menunjukkan itikad baik dan memenuhi tahapan yang sudah ditentukan, sehingga tidak serta-merta dihentikan.

    Namun, dia juga memastikan bahwa penerbitan SLHS bukanlah akhir dari pengawasan. Setelah terbit, Dinkes akan tetap melakukan pemantauan berkala setiap enam bulan.

    “Termasuk uji lab dan inspeksi sanitasi ulang, untuk memastikan kualitas makanan bagi anak-anak penerima manfaat MBG benar-benar terjaga dan terjamin keamanannya,” tambahnya.

    Menanggapi sorotan publik dan keluhan orang tua siswa mengenai kualitas makanan, Dinkes mengakui adanya tantangan penyesuaian standar higienitas di tahap awal program.

    “Program MBG baru berjalan, jadi wajar masih ada proses penyesuaian. Kami terus mendampingi agar semua dapur segera memenuhi standar SLHS dan keamanan konsumsi anak-anak terjamin,” tutup dia.

  • Mobil Rombongan Pengantin Asal Bogor Terjun ke Jurang di Lampung, Dua Meninggal

    Mobil Rombongan Pengantin Asal Bogor Terjun ke Jurang di Lampung, Dua Meninggal

    Rahmad menjelaskan, mobil Elf tersebut diduga hilang kendali hingga masuk ke jurang di sisi jalan. Akibatnya, dua penumpang meninggal dunia saat dilarikan di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu, sementara tiga lainnya mengalami luka berat di bagian kepala dan tubuh. 

    “Dari total 13 penumpang termasuk sopir, dua korban meninggal dunia dan tiga mengalami luka berat,” jelas dia.

    Satlantas Polres Tanggamus bersama petugas gabungan langsung mengevakuasi seluruh korban ke rumah sakir untuk mendapatkan penanganan medis. Proses evakuasi sempat mengalami kesulitan karena posisi mobil berada di dasar jurang dengan kedalaman hingga 10 meter. 

    “Tim sudah berada di lokasi untuk melakukan olah TKP. Semua korban sudah dievakuasi, sedangkan kendaraan masih berada di dalam jurang,” jelas dia. 

    Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan pendataan terhadap identitas seluruh korban serta menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.

    “Kami masih dalami penyebabnya dan terus berkoordinasi dengan keluarga korban. Mohon bersabar,” tutup Rahmad.