Category: Liputan6.com Regional

  • Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Melonguane Sulut, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami

    Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Melonguane Sulut, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 7,6 mengguncang wilayah Melonguane Sulut, Jumat (10/10/2025), pukul 08.43.58 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Melonguane ini berada pada koordinat 7.34LU, 126.87BT, dengan episenter gempa 371 km timur laut Melonguane Sulut.

    “Kedalaman gempa 56 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga menyebutkan, gempa berpotensi tsunami. Peringatan dini tsunami dikueluarkan untuk wilayah Sulut dan Papua. 

    “Peringatan dini tsunami di Sulut dan Papua,” tulis BMKG.

  • Praja IPDN Asal Ternate Meninggal, Mendadak Jatuh Pingsan saat Apel Malam

    Praja IPDN Asal Ternate Meninggal, Mendadak Jatuh Pingsan saat Apel Malam

    Liputan6.com, Bandung – Seorang praja pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Maulana Izzat Nurhadi (20), asal Kota Ternate, Maluku Utara meninggal dunia, Rabu 8 Oktober 2025.

    Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Azharisman Rozie, membenarkan hal tersebut. Namun, ia tidak menerangkan lebih dalam terkait penyebab praja tersebut meninggal dunia.

    “Iya betul, kemarin, saya informasi dari Pak Karo 3 melapor seperti itu,” ucapnya saat dihubungi via sambungan telepon pada Kamis (9/10) malam.

    Kendati begitu, ia belum dapat memberikan informasi lebih lanjut karena tengah berada di luar kota. “Tapi saya sedang dinas di luar. Untuk konfirmasi di tempat berkenan ke mas Arief ya,” ujarnya.

    Awak media menghubungi Wakil Rektor Bidang Administrasi pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Arief M Edie. Ia pun mengkonfirmasi terkait meninggalnya Maulana Izzat Nurhadi.

    “Iya betul,” ungkapnya, juga via sambungan telepon. 

     

  • Dari Bayi Rapuh Jadi Petualang Hutan: Kisah Popi Akhirnya Pulang ke Rimba Kalimantan

    Dari Bayi Rapuh Jadi Petualang Hutan: Kisah Popi Akhirnya Pulang ke Rimba Kalimantan

    Tanggal 10 Agustus 2025, bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional, Popi dilepasliarkan ke Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat di bawah pengelolaan KPHP Kelinjau. Proses pelepasan dilakukan bersama tim dari BKSDA Kaltim, Dinas Kehutanan Kaltim, dan Centre for Orangutan Protection (COP).

    Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto menjelaskan, keberhasilan Popi merupakan buah dari kerja panjang rehabilitasi yang berfokus pada kemampuan bertahan hidup.

    “Dalam proses rehabilitasi, Popi menunjukkan bahwa ia sudah bisa hidup sendiri di alam. Ia sudah mampu menunjukkan sifat liarnya, bisa survive di alam. Itu persyaratan utama sebelum dilepasliarkan,” ujar Ari.

    Ia menambahkan, keberhasilan semacam ini bukan hal baru, melainkan bagian dari sistem panjang konservasi orangutan di Indonesia.

    “Ada banyak orang utan yang sejak bayi direhabilitasi, lalu dilepas pada usia sembilan sampai sepuluh tahun, bahkan bisa berkembang biak di alam. Tapi tidak semua sama. Kami tidak memaksakan waktu; yang penting mereka siap secara fisik dan mental,” tegasnya. 

    Sejak dilepasliarkan, tim APE Guardian COP melakukan monitoring pasca-rilis selama tiga bulan untuk memastikan Popi beradaptasi baik. Dalam dua hari pertama, Popi masih di sekitar titik rilis. Namun di hari ketiga, ia menyeberangi sungai lewat kanopi hutan dan bertemu Bonti, orangutan betina lain yang lebih dulu dilepas pada Januari 2025.

    “Popi sempat menghilang beberapa hari, lalu muncul lagi di minggu ketiga Agustus. Terakhir terlihat di pohon dekat sungai dalam kondisi sehat. Setelah itu, ia tidak lagi terlihat, tapi kami yakin ia telah mampu bertahan hidup di habitat barunya,” kata Wahyuni, Manajer Komunikasi COP.

    Dari catatan tim monitoring, Popi sudah memanfaatkan sumber pakan alami hutan Mesangat seperti daun muda, bunga, kulit liana, dan buah-buahan seperti balangkasua (Lepisanthes alata) serta sengkuang/dahu (Dracontomelon dao). Kekayaan pakan ini menjadi modal penting bagi Popi untuk benar-benar mandiri di alam.

    Wahyuni mengenang, Popi pernah dikenal manja di sekolah hutan. “Nilai rapornya naik turun. Kadang seharian di atas pohon, kadang malah bermain dengan keeper. Tapi kami tidak pernah menyerah. Kami ingin Popi belajar sesuai ritmenya sendiri,” ujarnya.

    Ia menambahkan, kekhawatiran terbesar tim saat pintu kandang Popi dibuka adalah kemungkinan ia akan mendekati manusia, mengingat sifat manjanya dulu. “Namun begitu pintu kandang dibuka, Popi langsung memanjat pohon dan menjauh. Itu momen paling melegakan bagi kami,” kata Wahyuni.

    Menurutnya, perjalanan Popi adalah bukti nyata bahwa proses panjang rehabilitasi orangutan tak pernah mengkhianati hasil.

    “Dari bayi mungil dengan pusar masih basah, hingga kini mampu hidup liar di hutan sesungguhnya, itu perjalanan luar biasa. Seberapa sulit dan panjang prosesnya, alam tetap punya panggilan kuat bagi mereka. Selamat bertualang di hutan sesungguhnya, bertahan dan berkembanglah di habitat baru mu, Popi,” tutup Wahyuni.

     

  • Kisah Pasutri di Sukabumi Jual Opak Singkong, Modal Rp 50 Ribu Kini Omzet Tembus Rp 228 Juta

    Kisah Pasutri di Sukabumi Jual Opak Singkong, Modal Rp 50 Ribu Kini Omzet Tembus Rp 228 Juta

    Di lokasi yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdurrahman menanggapi kisah sukses ini, menyebutnya sebagai bukti keberhasilan program pendampingan pemerintah.

    Maman menjelaskan, pemerintah meluncurkan program Kemudahan Usaha Mikro Bermitra (Kumitra) untuk mengatasi masalah klasik UMKM.

    “Selama ini salah satu yang membuat usaha mikro kita susah sekali untuk tumbuh atau naik kelas karena sering sekali dibiasakan sendirian,” kata Maman di Gedung Juang Kota Sukabumi.

    Menurutnya, UMKM sering hanya fokus memproduksi tanpa memikirkan aspek penjualan.

    “Mau membuat produk sebanyak apapun kalau misalnya tidak ada kepastian yang membeli, yang mengambil, tidak menjadi penjualan,” tegasnya.

    Program Kumitra bertujuan menyambungkan rantai pasok antara usaha mikro dan usaha besar. Di antara manfaatnya usaha mikro mendapat jaminan pendampingan dan pelatihan untuk peningkatan kualitas produk.

    Kemudian usaha mikro mendapat jaminan kepastian offtaker (pembeli), yang memudahkan mereka mencari akses pembiayaan karena ada kepastian pasar.

    “Kami sadar pembangunan rantai pasok kemitraan ini memang beberapa waktu lalu masih kurang, itulah yang menyebabkan usaha mikro kita susah sekali untuk tumbuh dan naik,” ujar Maman.

    Saat ini, Kemenkop UKM juga berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan karena sebagian besar usaha mikro dibina oleh ibu-ibu rumah tangga.

    Selain itu, ada arahan khusus dari Presiden untuk memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas melalui program ini.

  • Nestapa Nenek di Sulsel, Tak Lagi Terima Bansos dan BPJS Gratis Usai Rekeningnya Terindikasi Judi Online

    Nestapa Nenek di Sulsel, Tak Lagi Terima Bansos dan BPJS Gratis Usai Rekeningnya Terindikasi Judi Online

    Terpisah, Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Takalar, Achmad Kahar, menjelaskan bahwa deteksi penerima bansos yang terindikasi judi online dilakukan dengan memeriksa penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor HP, dan alamat email.

    Menurutnya, ada kemungkinan data tersebut tidak digunakan langsung oleh penerima bansos untuk bermain judi online, melainkan oleh pihak lain. Apalagi mengingat nenek tersebut telah berusia lanjut.

    ‎”Jika digunakan untuk aktivitas yang berkaitan dengan judi online, itu akan terbaca di sistem pusat,” ucap Achmad.

    Ia pun mengimbau warga agar lebih berhati-hati menjaga data pribadi. Hal itu agar kejadian serupa tak terjadi lagi.

    ‎”Jangan sampai ada anggota keluarga atau pihak lain yang tidak bertanggung jawab menggunakan data tersebut untuk hal-hal yang menyimpang atau melanggar,” tegasnya.

     

  • Diduga Keracunan MBG, 37 Pelajar di Banjar Dilarikan ke Rumah Sakit

    Diduga Keracunan MBG, 37 Pelajar di Banjar Dilarikan ke Rumah Sakit

    Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 37 pelajar di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dilaporkan mengalami gejala diduga keracunan usai menyantap hidangan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (9/10/2025).

    Para siswa berasal dari tiga sekolah, yakni Sekolah Islam Terpadu (SIT) As-Salam Martapura, SD Muhammadiyah Martapura, dan SDN 1 Pasayangan Martapura. Mereka dibawa ke RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk mendapatkan penanganan medis.

    Komandan Kodim (Dandim) 1006 Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, menyampaikan bahwa sebagian siswa sudah diperbolehkan pulang setelah kondisi membaik.

    “Dari total 37 pelajar, tiga di antaranya sudah dipulangkan, sementara sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Bambang kepada wartawan.

    Bambang menjelaskan, para siswa umumnya mengalami gejala seperti sakit perut, mual, muntah, pusing, hingga beberapa di antaranya sempat mengeluarkan busa dari mulut. Berdasarkan data sementara, seluruh siswa mengonsumsi menu MBG yang sama, yaitu nasi kuning, ayam suwir dan sayur.

    Untuk memastikan penyebab kejadian, petugas telah mengambil sampel makanan dari dapur penyedia MBG, SPPG Tungkaran, dan kini tengah dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

    “Kami menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan apakah makanan tersebut menjadi penyebab gejala yang dialami para siswa,” tambahnya.

    Sementara itu, Kapolres Banjar AKBP Fadli mengatakan, pihaknya telah turun langsung melakukan penyelidikan terkait dugaan keracunan massal tersebut.

    “Hingga pukul 17.15 WITA, jumlah pasien mencapai 37 orang. Kemungkinan bisa bertambah karena gejala dapat muncul beberapa jam setelah makanan dikonsumsi,” jelasnya.

    Ia menuturkan, salah satu yang turut dirawat di RSUD Ratu Zalecha adalah kepala sekolah SIT As-Salam Martapura.

    “Gejala yang muncul di antaranya pusing, perut terasa nyeri, mual, hingga muntah. Sampel makanan sudah kami amankan untuk diuji di laboratorium,” ujarnya.

    Kapolres menegaskan, kepolisian akan terus memantau perkembangan kasus ini sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium guna memastikan sumber penyebabnya.

    “Kami berkoordinasi dengan tim medis dan instansi terkait untuk mengungkap penyebab pasti dugaan keracunan makanan ini,” pungkasnya.

  • 18 Siswa di Kalsel Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Mual hingga Mulut Berbusa

    18 Siswa di Kalsel Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Mual hingga Mulut Berbusa

    Liputan6.com, Jakarta Suasana di Sekolah Islam Terpadu (SIT) As-Salam Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendadak ramai, Kamis (09/10/2025) siang, setelah sejumlah siswa mengalami gejala mual dan muntah usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Sedikitnya 18 siswa dilaporkan mendapatkan perawatan medis di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Ratu Zalecha Martapura. Beberapa di antaranya harus menjalani observasi lebih lanjut karena menunjukkan gejala yang cukup berat.

    Pantauan di rumah sakit memperlihatkan para orang tua dan keluarga siswa tampak cemas menunggu perkembangan kondisi anak-anak mereka. Sebagian korban dibawa menggunakan ambulans, sementara lainnya diantar dengan kendaraan pribadi.

    Salah satu orang tua siswa, Diroh, mengungkapkan bahwa anaknya mulai muntah tidak lama setelah menyantap makanan dari program tersebut.

    “Anak saya muntah terus dan mengeluh sakit perut, bahkan sempat keluar busa dari mulutnya. Kami langsung membawanya ke RSUD Raza,” ujarnya.

    Diroh juga menambahkan, kejadian serupa sempat terjadi sebelumnya meski tidak sebanyak kali ini.

    “Pernah ada yang sakit perut setelah makan di sekolah, tapi kali ini paling banyak yang dibawa ke rumah sakit,” tambahnya.

    Menurut keterangan sejumlah siswa, menu makan siang pada hari kejadian berupa nasi kuning dengan lauk ayam suwir. Beberapa orang tua mengaku sempat menyoroti kualitas makanan yang terkadang kurang segar saat diterima anak-anak mereka.

    Selain siswa SD, beberapa pelajar jenjang SMP dan SMA di bawah yayasan yang sama juga dilaporkan mengalami gejala serupa seperti mual, muntah hingga pingsan.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Ratu Zalecha Martapura masih memberikan perawatan intensif kepada para siswa. Sementara itu, pihak sekolah dan instansi terkait disebut tengah melakukan penelusuran untuk memastikan penyebab pasti kejadian tersebut.

  • Kisah Pilu Mbah Kasino Meninggal Saat Selamatkan Cucu Tenggelam di Mata Air Gunungkidul

    Kisah Pilu Mbah Kasino Meninggal Saat Selamatkan Cucu Tenggelam di Mata Air Gunungkidul

    Kabar tenggelamnya Mbah Kasino cepat menyebar ke seluruh kampung. Warga berbondong-bondong datang, sebagian berusaha menolong dengan alat seadanya, sementara lainnya segera menghubungi petugas. Tak lama berselang, tim SAR gabungan bersama BPBD Gunungkidul, relawan, dan aparat TNI-Polri tiba di lokasi.

    Air yang dalam serta ruang udara yang sangat terbatas di dalam bak membuat penyelam kesulitan bergerak. Beberapa kali, anggota tim penyelam harus naik ke permukaan untuk mengambil udara sebelum kembali menyelam mencari posisi korban.

    “Kedalamannya sekitar enam meter. Ruang gerak di bawah sempit sekali. Kita harus hati-hati agar tidak kehabisan oksigen,” ungkap Serka Banny Tunarno, Babinsa Beji yang turut membantu proses evakuasi.

    Serka Banny bahkan ikut turun langsung ke dalam bak mata air, bergantian dengan penyelam lain untuk mengangkat tubuh korban. Sementara di atas, warga dan petugas berjaga dengan alat bantu seadanya, menyiapkan tali, selang udara, hingga penerangan tambahan.

    Hampir dua jam upaya penyelamatan dilakukan. Suasana semakin haru ketika tubuh Mbah Kasino akhirnya berhasil diangkat ke permukaan dalam kondisi sudah tak bernyawa. Beberapa warga tak mampu menahan air mata menyaksikan pengorbanan sang kakek yang mencoba menyelamatkan cucunya.

  • Buruh Harian Tewas di Dalam Sumur saat Perbaiki Mesin Air, Diduga Sesak Nafas karena Hirup Gas Beracun

    Buruh Harian Tewas di Dalam Sumur saat Perbaiki Mesin Air, Diduga Sesak Nafas karena Hirup Gas Beracun

    Liputan6.com, Jakarta – Abidin (43), seorang buruh harian lepas, ditemukan tak bernyawa setelah terjatuh ke dalam sumur di Perum Alam Layung Indah, Blok Ali 3 Nomor 3, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, saat memperbaiki mesin air.

    Peristiwa itu terjadi pada Kamis (9/10/2025) pagi. Korban diminta oleh pemilik rumah, Asep Kamilah, untuk memperbaiki mesin air yang rusak.

    Petugas Damkar Pos Cibadak, Yogi, membenarkan insiden ini dan menjelaskan kronologinya. Sekitar pukul 07.30 WIB, korban dan pemilik rumah mulai memperbaiki pompa air.

    “Saat mesin air ditarik ke atas, sambungan pipa paralon bagian bawah terlepas. Korban tanpa alat pelindung langsung turun ke dalam sumur untuk mengambil pipa yang terlepas,” kata Yogi.

    Nahas, tidak lama setelah berada di dalam sumur, korban mengeluh sesak napas. Pemilik rumah sempat mengingatkan korban untuk segera naik, tetapi korban terlanjur masuk ke dasar sumur dan tak sadarkan diri, diduga akibat menghirup gas beracun.

    Pemilik rumah, dan warga yang sedang berolahraga di sekitar lokasi segera berupaya menolong. 

    Salah satu relawan bahkan sempat mencoba turun, namun segera kembali karena merasa sesak dan hampir pingsan, menghentikan upaya penyelamatan mandiri.

     

  • Alasan Pelaku Tidak Ambil Isi Tas Usai Bunuh dan Perkosa Karyawati Minimarket

    Alasan Pelaku Tidak Ambil Isi Tas Usai Bunuh dan Perkosa Karyawati Minimarket

    Diberitakan sebelumnya. penemuan mayat perempuan di aliran Sungai Citarum, membuat geger warga Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Belakangan diketahui, mayat perempuan tersebut adalah Dina Oktaviani, pegawa Alfamart yang menjadi korban penganiayaan berat.

    Pascapenemuan jasad tersebut, tim Taktis Sanggabuana Polres Karawang dipimpin Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP M. Nazal Fawwaz bersama dengan Resmob Polda Jabar berhasil menangkap pelaku. Pelaku berinisial H (27) ditangkap di Alfamart Rest Area KM 72A, Desa Cigelam, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta.

    Korban diduga mengalami penganiayaan berat yang mengakibatkan meninggal dunia. Kapolres Karawang, AKBP Fiki N Ardiansyah melalui Kasi Humas, Ipda Cep Wildan mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan, Tim Taktis Sanggabuana Polres Karawang bersama dengan Resmob Polda Jabar berhasil mengamankan pelaku sehari setelah jasad korban Dina Oktaviani ditemukan.

    “Pelaku merupakan pegawai minimarket dan berhasil ditangkap di Rest Area KM 72A Desa Cigelam Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta,” kata Cep Wildan kepada awak media.