Category: Liputan6.com Regional

  • Bikin Resah! 3 Preman Pemalak Sopir Truk di Way Kanan Diringkus Polisi, Uang Tunai Rp 730 Ribu Disita

    Bikin Resah! 3 Preman Pemalak Sopir Truk di Way Kanan Diringkus Polisi, Uang Tunai Rp 730 Ribu Disita

    Liputan6.com, Jakarta – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung menangkap tiga orang preman yang kerap memalak sopir truk di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Kampung Ramsai, Kecamatan Way Tuba, Kabupaten Way Kanan.

    Ketiganya diketahui bernama Toni Choirul (21), Bayu Dwi (27), dan M. Abdul (42). Mereka diringkus oleh tim Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung pada Jumat, 10 Oktober 2025.

    Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung, Kompol Zaldy Kurniawan, mengatakan penangkapan itu berawal dari laporan masyarakat yang resah dengan praktik pungutan liar (pungli) terhadap sopir truk yang melintas di jalur tersebut.

    “Dari hasil penyelidikan, ditemukan adanya praktik pungli disertai pengancaman dan kekerasan. Sopir yang menolak memberi uang, mobilnya dihalangi bahkan ditahan,” ujar Zaldy, Sabtu (18/10/2025).

    Dari hasil pemeriksaan, Zaldy bilang, para pelaku telah beraksi selama sekitar satu bulan. Mereka memungut uang dari sopir truk dengan nominal antara Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu per kendaraan.

    “Dalam sehari diperkirakan ada 30 sampai 100 kendaraan yang diberhentikan dan dimintai uang,” bebernya.

     

  • Ponpes Al Khoziny Hormati Penyelidikan Insiden Musala Ambruk, Pastikan Kegiatan Belajar Akan Dimulai

    Ponpes Al Khoziny Hormati Penyelidikan Insiden Musala Ambruk, Pastikan Kegiatan Belajar Akan Dimulai

    Pihak ponpes juga memastikan wilayah terpasang garis polisi terus dijaga agar tetap steril selama proses penyelidikan dilakukan. Dipastikan, tidak ada satu pun pihak tak berwenang yang bisa memasuki daerah tersebut demi melancarkan seluruh proses hukum.

    “Semua sebagai bentuk keterbukaan dan penghormatan terhadap proses hukum yang sedang berjalan,” katanya.

    Pihak ponpes juga menyerahkan seluruh proses hukum hingga selesai, termasuk penilaian dan investigasi dari para ahli konstruksi. Hal ini untuk membuat terang benderang isu soal kelayakan struktur bangunan musala yang ambruk tersebut.

    Jika nantinya para ahli memberikan penilaian dan rekomendasi terkait bangunan lain di sekitar bangunan yang ambruk perlu dibongkar atau diperbaiki, maka ponpes siap melaksanakan sesuai rekomendasi tersebut demi memastikan bangunan ponpes aman dan sesuai ketentuan yang berlaku.

  • Kronologi Pelajar Denpasar Ditemukan Gantung Diri, Tinggalkan Surat buat Ayah dan Teman, Isinya Menyentuh

    Kronologi Pelajar Denpasar Ditemukan Gantung Diri, Tinggalkan Surat buat Ayah dan Teman, Isinya Menyentuh

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah barang di sekitar korban. Antara lain kursi plastik, parfum merk Romano Grandiose dan dua lembar surat yang diduga ditulis oleh korban sebelum mengakhiri hidupnya.

    Dalam surat pertama, korban menulis permintaan maaf kepada sang ayah karena merasa belum mampu memenuhi harapan orang tuanya.

    “Omang akan inget kasih sayang Bapak, perjuangan bapak, tapi Omang minta maaf sama Bapak, Omang belum bisa ngasih harapan yang Bapak inginkan dan Omang maaf juga atas perbuatan Omang. Omang sayang Bapak”

    Sementara surat kedua ditujukan kepada teman-temannya dengan pesan singkat permintaan maaf. “Aku minta maaf sama temen temenku kalo aku ada salah. ‘TMPYK Rujak Sekawan Limo’”

    Hasil pemeriksaan awal tim identifikasi menunjukkan tanda-tanda khas kematian akibat gantung diri, seperti jeratan tali di leher, lidah tergigit, serta keluarnya air mani dan feses.

    Kompol Sukadi menambahkan, pihak keluarga korban telah membuat surat pernyataan resmi dan video testimoni bahwa kejadian tersebut dianggap sebagai musibah.

    “Pihak keluarga tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan dianggap kejadian tersebut sebagai musibah. Tapi, (kasusnya) masih diselidiki,” tutupnya.

     

  • Cerita Gagalnya Praktik Perjokian Saat Ujian TOEFL CBEPT di Universitas Jember, 2 Pelakunya Masih Mahasiswa

    Cerita Gagalnya Praktik Perjokian Saat Ujian TOEFL CBEPT di Universitas Jember, 2 Pelakunya Masih Mahasiswa

    Saat ini, pihak kampus juga sudah mengantongi mahasiswa yang menggunakan jasa tersebut. Kasus ini akan kami serahkan kepada Tim Etik Universitas untuk proses sanksi lebih lanjut.

    Kejadian ini menjadi peringatan serius bagi UPA TIK untuk memperkuat sistem keamanan dan menambah lapisan proteksi data akademik.

    “Tahun 2024 lalu kami juga berhasil membongkar praktik serupa yaitu pada pelaksanaan Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan kami terus meningkatkan sistem deteksi dini terhadap aktivitas digital yang mencurigakan. Bahkan isu kebocoran data mahasiswa yang sempat beredar di media sosial telah kami mitigasi dengan langkah-langkah forensik digital,” ujarnya.

    Ia juga mengimbau kepada seluruh sivitas akademika Universitas Jember agar lebih bijak dalam membagikan data pribadi di berbagai platform digital.

    “Banyak kasus kebocoran data berasal dari penggunaan aplikasi ilegal seperti judi online, pinjol ilegal, atau tautan media sosial yang tidak jelas sumbernya. Jangan mudah tergiur dengan tawaran penghasilan instan, apalagi jika berpotensi melanggar hukum,” pesannya.

  • Isak Tangis Keluarga dan Rekan Kenang Sosok TAS, Mahasiswa Universitas Udayana yang Jatuh dari Gedung FISIP

    Isak Tangis Keluarga dan Rekan Kenang Sosok TAS, Mahasiswa Universitas Udayana yang Jatuh dari Gedung FISIP

    Dalam balutan malam yang tenang, ibunda TAS mengingat momen bersama anaknya lelakinya, serta menyampaikan rasa syukurnya atas sosok anak yang dibesarkannya.

    “Saya bilang, ‘Ibu terima kasih, saya sangat bersyukur karena saya punya Anda sebagai anak saya,’ dan dengan sweet-nya Timmy (panggilan akrab TAS) bilang, ‘Iya mami, saya juga bersyukur punya Anda sebagai ibu. You are a good mom’,” ujarnya dengan nada haru.

    Ia menceritakan bahwa semasa SMA, TAS mengambil jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), namun memilih jalan berbeda dengan menempuh pendidikan tinggi di jurusan Sosiologi.

    “Saya berkali-kali tanya sama dia, ‘gimana kamu menikmati nggak kuliah di Sosiologi?’, karena dia itu anak IPA sebenarnya tapi masuknya Sosiologi,” jelasnya.

    Menurutnya, TAS sangat menikmati bidang yang digelutinya.

    “Dia sungguh-sungguh sangat suka mempelajari fenomena-fenomena sosial. Dia sangat suka mempelajari ini kenapa begini, ini kenapa harus seperti itu, dan aku lihat dia sangat menikmati itu,” ujarnya, yang juga merupakan mantan dosen di sebuah universitas.

    Ibunda TAS juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman dan para dosen serta petugas di Unud yang selama ini bersedia menjadi teman diskusi anaknya.

    “Saya sebagai maminya itu kadang suka tanya, ‘ini kapan kamu harus registrasi lagi,’ karena sebelum saya resign saya 15 tahun jadi dosen dan mahasiswa saya suka banyak yang tukang telat. KRS telat semua telat, jadi saya tidak ingin Timmy begitu,” jelasnya.

    Ia juga berterima kasih kepada rumah sakit, pihak konseling, serta jajaran fakultas dan universitas yang telah mendampingi proses hingga kremasi TAS.

    Sementara itu, Deon, teman dekat TAS sejak hari pertama kuliah, mengenang almarhum sebagai sosok yang ramah dan peduli.

    “Dia tipikal yang sangat menghargai orang, sangat peduli dengan orang lain dan dia dicintai sama orang banyak. Bahkan sebelum perpisahan pun dia masih senyum,” ucap Deon.

    Tak hanya di lingkungan kampus, sosok TAS juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial. Seorang relawan bernama Fira yang pernah bersama TAS dalam aksi demonstrasi pada bulan Agustus lalu, mengenang kebaikan dan kepeduliannya terhadap isu sosial.

    “Sekadar informasi, satu hari sebelum orasi, almarhum mengajukan diri sebagai relawan pencegahan kekerasan seksual pada wanita yang akan bertugas di lapangan besok harinya,” ujarnya.

    Ia juga melihat TAS yang hadir pertama di titik kumpul dan mulai sibuk membagikan selebaran yang berisi tentang cara memperagakan kode tangan SOA

    “Kesanku pada saat itu adalah kagum dengan beliau, tanpa memandang gendernya, ia sangat aware tentang isu pentingnya mengenali tanda bahaya di kerumunan,” lanjutnya.

    Menurutnya, TAS juga ikut dengan para massa untuk menyampaikan aspirasi.

  • Detik-Detik Plafon Ruang Rawat Inap RSUD Meulaboh Aceh Runtuh Saat Hujan, Begini Sejumlah Pasien

    Detik-Detik Plafon Ruang Rawat Inap RSUD Meulaboh Aceh Runtuh Saat Hujan, Begini Sejumlah Pasien

    Liputan6.com, Jakarta Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat hingga Jumat malam terpaksa mengungsikan pasien ke ruangan lain. Keputusan itu diambil setelah plafon di ruang VIP pasien runtuh akibat hujan deras.

    “Ada enam pasien yang kita pindahkan ke ruangan lain, setelah ruang rawat bocor karena derasnya hujan,” kata Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dr Ilum Anam di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Jumat (17/10/2025).

    Pasien yang telah dipindahkan ke ruangan lain tersebut, saat ini dalam kondisi stabil dan masih dalam pengawasan paramedis.

    Ruangan yang runtuh bagian plafon tersebut terjadi di lantai dua ruang rawat VIP RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

    Selain plafon runtuh, di ruang lain di lantai yang sama juga terjadi kebocoran di atas plafon, sehingga rembesan air hujan memenuhi bagian lantai.

     

  • Universitas Udayana Buka Suara Terkait Isu Bullying Penyebab Kematian Mahasiswa Sosiologi

    Universitas Udayana Buka Suara Terkait Isu Bullying Penyebab Kematian Mahasiswa Sosiologi

    Liputan6.com, Jakarta Suasana duka menyelimuti Universitas Udayana (Unud) setelah seorang mahasiswa fakultas sosiologi berinisial TAS (22) ditemukan tergeletak di halaman depan Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Rabu (15/10/2025).

    Mahasiswa asal Cimahi, Jawa Barat, itu sempat dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.03 Wita.

    Beberapa hari setelah peristiwa itu, tangkapan layar percakapan grup mahasiswa Unud beredar luas di media sosial. Dalam tangkapan layar tersebut, sejumlah mahasiswa menuliskan komentar yang dinilai tidak pantas dan menunjukkan kurangnya empati terhadap korban.

    Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan sekaligus Plt Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Informasi FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, menjelaskan bahwa fakultas telah memberikan sanksi akademik terhadap mahasiswa yang diduga terlibat.

    “Tadi saya sudah sampaikan kepada kaprodi. Saya akan menulis surat kepada yang bersangkutan agar diberikan sanksi pengurangan nilai softskill dan itu hanya terbatas pada satu semester,” ujar Anom, Kamis (16/10/2025).

    Dia menambahkan bahwa sanksi ini disertai dengan kewajiban membuat surat pernyataan dan video klarifikasi permintaan maaf. “Membuat surat pernyataan, mengakui itu. Karena buktinya terlalu otentik ada screenshot-nya. Untuk memperbaiki situasi,” ujarnya.

    Anom menegaskan sanksi ini merupakan upaya pembinaan agar mahasiswa memahami etika komunikasi di ruang publik.

    “Sanksi ini bukanlah ekspresi kebencian kami sebagai seorang pimpinan. Kami ini seorang guru, tugasnya mendidik,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Anom juga menyebut bahwa almarhum TAS memiliki riwayat gangguan kesehatan mental sejak SMP dan telah mendapatkan penanganan psikologis.

    “Menurut penuturan ibunya, almarhum TAS memiliki masalah kesehatan mental sejak SMP dan sudah mendapatkan penanganan psikologis dari konselor, ada terapinya. Lanjut sampai dengan SMA, hanya saja yang bersangkutan (TAS) menolak untuk mendapat terapi lanjutan, karena tidak mengetahui penyebabnya, tapi itu yang terjadi,” jelasnya.

    Humas Universitas Udayana, Dewi Pascarani menyatakan telah menggelar rapat koordinasi bersama Fakultas FISIP, DPM, Himpunan Mahasiswa Program Studi, serta mahasiswa yang terlibat dalam percakapan tersebut.

    Dewi menegaskan, pihaknya telah memastikan bahwa isi percakapan yang beredar terjadi setelah korban meninggal dunia, bukan sebelum peristiwa tersebut terjadi.

    “Dengan demikian, ucapan nirempati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri dari lantai atas gedung FISIP,” ungkap Dewi Pascarani, Jumat (17/10/2025).

    Hasil rapat akan diteruskan kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) Unud untuk dilakukan penyelidikan dan penanganan lanjutan, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

    “Universitas Udayana mengecam keras segala bentuk ucapan, komentar, atau tindakan nirempati, perundungan, kekerasan verbal, maupun tindakan tidak empatik, baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Tindakan seperti ini bertentangan dengan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi dan etika akademik universitas,” ucap Dewi.

    Rektor Universitas Udayana I Ketut Sudarsana menyampaikan duka mendalam atas kepergian TAS. Ia juga menegaskan kampus harus menjadi ruang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan.

    “Universitas akan menindak tegas setiap pelanggaran yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan kehormatan akademik,” ujar Sudarsana.

  • KKB Diduga Tembaki Kendaraan Warga di Nabire Barat: 1 Orang Tewas & 4 Luka-luka

    KKB Diduga Tembaki Kendaraan Warga di Nabire Barat: 1 Orang Tewas & 4 Luka-luka

    Liputan6.com, Jakarta – Penembakan terjadi di Kali Semen, Wadio Atas, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Jumat (17/10/2025), sekitar pukul 10.00 WIT. Akibatnya 1 orang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka.

    Informasi awal, aksi penembakan diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Aibon Kogoya dengan target kendaraan warga yang melintas di jalur tersebut.

    “4 orang mengalami luka tembak serta luka lecet. Sedangkan satu orang meninggal dunia. Kendaraan jenis Hilux yang digunakan para korban ditemukan dalam kondisi rusak berat dengan banyak lubang bekas tembakan di bagian bodi kendaraan,” jelas Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faizal Ramadhani.

    Berikut data korban dalam penembakan tersebut:

    1. Masturiyadi (50 tahun) – mengalami luka tembak di bagian belakang kepala kanan dan meninggal dunia.

    2. Yance Makai (38 tahun) – warga Kalibobo Putaran 2, mengalami enam luka robek di lengan kiri, bawah ketiak, dan perut kiri.

    3. Aser Kegou (45 tahun) – warga SP2 Nabire Barat, mengalami luka tembak pada lengan kiri.

    4. Martinus Makai (42 tahun) – PNS, mengalami luka lecet pada wajah akibat serpihan kaca.

    5. Ari – warga Kelurahan Wonorejo, Kabupaten Nabire, mengalami luka tembak pada lengan kiri dan kanan.

     

  • Dukung Program MBG, Kapolri Resmikan 32 SPPG dan Groundbreaking 27 SPPG Polri di Jateng

    Dukung Program MBG, Kapolri Resmikan 32 SPPG dan Groundbreaking 27 SPPG Polri di Jateng

    Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan Groundbreaking ke 27 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan meresmikan 32 SPPG Polda Jawa Tengah (Jateng), Jumat (17/10/2025). Sigit menegaskan, Polri sejak awal terus berkomitmen untuk mengawal seluruh kebijakan dari Presiden Prabowo Subianto. Salah satu di antaranya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Baru saja kita melaksanakan kegiatan groundbreaking terhadap kurang lebih 27 SPPG, sekaligus meresmikan untuk hari ini dilaksanakan kegiatan operasional 32 SPPG. Sehingga total SPBG Polri yang ada di Jawa Tengah jumlahnya 100. Jadi SPPG di polda Jawa Tengah adalah yang terbanyak di semua polda yang ada,” kata Sigit.

    Sampai dengan saat ini, Polri telah memiliki 672 SPPG dengan total estimasi penerima manfaat mencapai kurang lebih 2.352.000 juta orang serta menyerap tenaga kerja sebanyak sekira 33.600 Naker.

    Dari SPPG tersebut, terdapat sebanyak 159 SPPG telah beroperasional, 115 SPPG masih dalam tahap persiapan operasional, 371 SPPG dalam tahap pembangunan, dan 27 SPPG baru saja dilakukan groundbreaking. Ke depan, Polri menargetkan pembangunan 1.500 SPPG.

    Pada kegiatan ini dilaksanakan juga peresmian 32 SPPG di wilayah Polda Jateng yang diproyeksikan mampu mengcover 97.622 penerima manfaat dan menyerap 1.541 tenaga kerja. “Harapan kita dari SPBG yang dibangun oleh polda Jawa Tengah ini bisa memberikan manfaat kepada 400.000 orang dan memberikan lapangan kerja kepada 5.000 orang,” ujar Sigit.

    Terkait SPPG, Sigit menginstruksikan seluruh dapur yang dikelola Polri untuk benar-benar memperhatikan seluruh SOP menyiapkan makanan untuk para penerima manfaat. Tujuannya agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

    “Dan saya minta untuk personil-personil mengawal dari mulai distribusi sampai selesai makan untuk bisa mengetahui kondisi pada saat sebelum dan pasca-makan. Ini juga menjadi bagian SOP yang harus kita lakukan untuk memastikan bahwa setelah makan, anak-anak kita dalam kondisi yang baik,” ucap Sigit.

    “Saya minta untuk checklist juga disiapkan untuk menanyakan kondisi makanan, apa yang mereka harapkan, sehingga setiap hari kita bisa melakukan kontrol untuk memastikan bahwa SPPG kita, makanan yang kita sajikan, semua dalam kondisi baik dan sesuai dengan harapan dari anak-anak kita,” pungkasnya.

  • Siswa SD di NTT Meninggal Dunia Setelah Dihukum Guru: Kepala Dipukul Pakai Batu

    Siswa SD di NTT Meninggal Dunia Setelah Dihukum Guru: Kepala Dipukul Pakai Batu

    Liputan6.com, Jakarta Siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Desa Poli, Kecamatan Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT meninggal dunia beberapa hari setelah dihukum gurunya. Siswa tersebut berinisial R (10).

    Polres TTS menetapkan sang guru yakni YN sebagai tersangka dan ditahan di sel Polres TTS sejak Jumat (10/10/2025).

    “Kasus ini dilaporkan keluarga korban setelah korban meninggal dunia. Setelah dilakukan gelar perkara, guru YN kita tetapkan sebagai tersangka,” ujar Kapolres TTS, AKBP Hendra Dorizen, Jumat (17/10/2025). 

    Polisi juga mengamankan seragam sekolah yang dipakai korban dan barang bukti batu yang dipakai tersangka menganiaya korban.

    “Penyidik sudah memeriksa 12 orang saksi antara lain kepala desa, kepala sekolah, tersangka dan sembilan orang siswa (rekan korban). Para siswa didampingi orang tua dan petugas dari dinas DP3A Kabupaten TTS,” tambahnya.