Category: Liputan6.com Regional

  • Mau Masuk Polisi Malah Kena Tipu Polisi, Bayar Rp2,6 Miliar tapi Gugur saat Tes Kesehatan

    Mau Masuk Polisi Malah Kena Tipu Polisi, Bayar Rp2,6 Miliar tapi Gugur saat Tes Kesehatan

     

    Liputan6.com, Semarang – Nelangsa kena tipu sampai Rp2,65 miliar, Dwi Purwanto, warga Kabupaten Pekalongan melaporkan kasus dugaan penipuan berkedok seleksi penerimaan calon taruna Akpol Semarang ke Polda jateng. 

    Dwi Purwanto yang ditemui di Semarang, Rabu (23/10/2025) mengatakan, ada empat orang yang dilaporkan dalam dugaan penipuan seleksi penerimaan Akpol tersebut, dua orang di antaranya merupakan anggota polisi yang bertugas di Polres Pekalongan.

    “Dua anggota polisi inisial F dan AUK. Dua terlapor lainnya merupakan warga sipil,” katanya.

    Dwi menuturkan, kasus dugaan penipuan itu bermula ketika dirinya mendapat tawaran dari F yang mengaku bisa membantu meloloskan dalam penerimaan seleksi taruna Akpol pada Desember 2024.

    Korban yang tertarik dengan tawaran itu kemudian berniat mendaftarkan anaknya melalui jalur yang ditawarkan itu.

    Oknum F kemudian mensyaratkan uang Rp3,5 miliar untuk melancarkan proses seleksi. Korban kemudian memberikan uang muka sebesar Rp500 juta secara tunai kepada F dan AUK.

    Bahkan korban dipertemukan dengan seseorang bernama Agung yang disebut sebagai adik salah seorang petinggi Polri. Korban kemudian kembali memberikan sejumlah uang kepada terlapor dalam beberapa tahap hingga total mencapai Rp2,65 miliar.

    Namun, anak korban yang mendaftar dalam seleksi Akpol tersebut langsung gugur pada tahap pemeriksaan kesehatan pertama.

     

  • Dinkes Temukan 29 Tersangka Pesta Seks Gay di Surabaya Positif HIV

    Dinkes Temukan 29 Tersangka Pesta Seks Gay di Surabaya Positif HIV

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina membenarkan, pihaknya menemukan 29 tersangka kasus pesta seks sesama jenis yang dinyatakan positif HIV.

    “Benar, dari 34 orang yang diperiksa, terdapat 29 orang yang dinyatakan positif HIV,” ujar Nanik, Kamis (24/10).

    Nanik menambahkan, Dinkes Surabaya kini berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya untuk memastikan para pasien menjalani pengobatan dengan baik.

    “Kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk pemantauan pengobatan, mengingat mereka masih dalam proses penyidikan,” ucapnya.

    Sebagai langkah pencegahan HIV/AIDS, Dinkes Surabaya telah menjalankan sejumlah program strategis. Di antaranya, peningkatan edukasi dan kampanye pencegahan pada kelompok usia produktif seperti pelajar SMP, SMA/SMK, ibu hamil, dan calon pengantin.

    Selain itu, dilakukan pula program pencegahan berbasis tempat hiburan malam, panti pijat, serta komunitas populasi kunci melalui edukasi dan skrining HIV.

    “Kami juga memperluas akses layanan kesehatan dengan menambah fasilitas yang menyediakan layanan HIV, baik di Puskesmas, rumah sakit, maupun klinik berbasis komunitas dengan tenaga terlatih,” ucap Nanik.

    Upaya pencegahan lain dilakukan melalui skrining HIV pada kelompok populasi kunci seperti lelaki seks lelaki, waria, pekerja seks perempuan, pengguna napza suntik, pasien TBC, ibu hamil, dan calon pengantin. Dukungan konseling juga diberikan agar orang dengan HIV (ODHIV) tetap konsisten menjalani terapi ARV.

    “Kepatuhan pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan menekan laju penularan,” ujar Nanik.

  • Fakta Baru Pemerkosaan Mayat Bocah di Lampung, Pelaku Beri Racun di Gorengan

    Fakta Baru Pemerkosaan Mayat Bocah di Lampung, Pelaku Beri Racun di Gorengan

    Usai memakan gorengan beracun itu, korban disebut pingsan. Pelaku kemudian menyeret korban ke kamar bedeng tempatnya bekerja.

    Di ruangan itu, pelaku mencekik korban menggunakan tali hingga tewas, lalu memperkosa jasad korban sebanyak dua kali. Setelahnya, pelaku melarikan diri.

    “Total ada 56 adegan yang diperagakan, mulai dari pelaku memberi makanan, korban pingsan, hingga pelaku menghabisi nyawa korban dan memperkosanya,” ungkap dia.

    Atas perbuatannya, Mariyanto dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pembunuhan berencana dan pemerkosaan anak di bawah umur, dengan ancaman hukuman maksimal mati.

    “Pekan ini berkas perkara kasusnya akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Tulang Bawang,” tutup dia.

     

     

     

  • Tangis Pelawak Kirun Pecah saat Takziah ke Rumah Duka Ki Anom Suroto

    Tangis Pelawak Kirun Pecah saat Takziah ke Rumah Duka Ki Anom Suroto

    Ki Anom Suroto mempunyai nama lengkap Ki KKRT H Lebdo Nagoro Anom Suroto. Lahir pada tanggal 11 Agustus 1948 di Klaten. Ki Anom sudah pernah tampil di RRI sejak 1968 dan pernah menjabat sebagai Ketua III Pengurus Pusat Persatuan Pendalangan Indonesia (Pepadi) 1996-2001.

    Sebagai seorang dalang, Ki Anom sudah mendalang sejak usia 12 tahun dan belajar melalui sang ayah yang juga seorang dalang bernama Ki Sadiyun Harjadarsana. Ia kemudian tumbuh besar dengan banyaknya kecintaannya pada wayang kulit.

    Ki Anom juga mempunyai akses dengan para dalang mentereng lainnya seperti Ki Nartasabdo. Selain itu kemampuan mendalangnya dipelajari melalui kursus pendalangan di berbagai tempat.

    Ki Anom pernah belajar mendalam di Himpunan Budaya Surakarta (HBS), Pasinaon Dalang Mangkunegaran (PDMN), Pawiyatan Kraton Surakarta, hingga di Habiranda Yogyakarta. Adapun pada 1968 Ki Anom debut sebagai pendalang di Radio Republik Indonesia (RRI).

    Melansir dari beberapa sumber, Ki Anom mempunyai karya-karya yang tidak hanya dikenal di dalam negeri namun juga secara internasional. Ki Anom mempunyai ciri khas tersendiri dan membuatnya menjadi dalang Indonesia pertama yang pernah tampil di lima benua.

    Dia pernah mendalang di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Spanyol, Australia, hingga Rusia. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu bentuk kesuksesan Ki Anom dalam memperkenalkan budaya Indonesia di negara lain.

    Ki Anom juga mempunyai banyak prestasi yang berhasil ia raih, mulai dari terpilih sebagai dalang kesayangan dalam Pekan Wayang Indonesia VI 1993. Kemudian mendapatkan Satya Lencana Kebudayaan yang saat itu diberikan oleh Presiden RI Soeharto.

  • Fakta-Fakta Agya Milik Polisi Diduga Dipakai Merampok hingga Dirusak Massa

    Fakta-Fakta Agya Milik Polisi Diduga Dipakai Merampok hingga Dirusak Massa

    Sebelumnya, sejumlah foto dan video yang memperlihatkan puluhan warga merusak sebuah mobil sedan jenis Toyota Agya berwarna kuning viral di media sosial. Warga terlihat sangat marah hingga membalikkan mobil tersebut lantaran diduga mobil itu adalah milik seorang perampok.

    Dari informasi yang dihimpun insiden itu bermula ketika seorang pria datang ke rumah Imam Desa Moncongkomba, Sainal Daeng Gajang dengan menggunakan mobil Toyota Agya kuning nernomor polisi DD 1188 SSR. Pria tersebut diduga hendak melakukan perampokan.

    Pria tersebut masuk ke dalam rumah korban dan langsung melakukan penyekapan terhadap penghuni yang berada di dalam rumah. Beruntung salah seorang penghuni berhasil melepaskan diri dan berlari ke luar rumah dan berteriak meminta tolong.

    Panik mendengar teriakan korban, pelaku langsung melarikan diri dan meninggalkan mobil yang sebelumnya dia kendarai. Warga pun merusak mobil sedan kuning itu karena kesal tak berhasil menangkap pelaku.

    “Pihak korban sudah membuat laporan polisi atas kasus dugaan pencurian karena tidak ada barang hilang. Pelaku masih buron,” jelas Hatta.

  • Ular Sanca Nekat Datangi Tempat Pemotongan Ayam di Sukabumi, Ini yang Terjadi

    Ular Sanca Nekat Datangi Tempat Pemotongan Ayam di Sukabumi, Ini yang Terjadi

    Liputan6.com, Jakarta Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pos Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, berhasil mengamankan seekor ular sanca batik berukuran besar, Kamis (23/10/2025). Ular sepanjang sekira tiga meter itu ditemukan bersembunyi di sela-sela kandang ayam di Kampung Rampogan Babakan Cirumput, RT 03 RW 03, Desa Selawangi, Kecamatan Sukaraja.

    Ular yang diperkirakan berbobot 7 kilogram ditemukan di lokasi tempat pemotongan ayam milik Do’i. Penemuan bermula saat salah seorang pegawai hendak memasuki area kandang.

    Dia terkejut melihat seekor ular besar melingkar di celah bangunan, yang kemudian memicu laporan darurat kepada petugas Damkar Pos Sukaraja.

    Mulyadin, salah satu petugas Damkar Sukaraja, menjelaskan bahwa mereka menerima laporan dari warga pukul 06.00 WIB.

    “Setelah kami tiba di lokasi, ular tersebut sebenarnya sudah berhasil ditangkap dan diamankan terlebih dahulu oleh pegawai tempat pemotongan ayam bersama warga sekitar,” ujar Mulyadin.

    Petugas Damkar kemudian menerima penyerahan ular sanca batik itu, yang saat dibawa sudah dalam kondisi lemas dan berada di dalam karung.

    Menurut pemilik kandang ayam, sudah ada beberapa ekor ayam yang hilang dalam sepekan terakhir tanpa diketahui penyebabnya.

    “Setelah kejadian ini, terungkap bahwa ayam-ayam itu diduga telah dimangsa oleh ular sanca tersebut,” ungkapnya.

    Ular tersebut diduga berasal dari dekat sungai dan pepohonan yang lokasinya tidak jauh dari kandang ayam. Petugas Damkar juga menduga bahwa ular sanca di lokasi itu kemungkinan lebih dari satu ekor.

    Oleh karena itu, Mulyadin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang memiliki kandang atau bangunan di dekat aliran sungai.

    Lokasi kandang ayam di Jalan Raya Sukaraja–Gandasoli memang berada tepat di atas sungai, yang merupakan habitat alami bagi hewan melata seperti sanca.

    “Setelah diamankan, ular sanca batik ini rencananya akan kami serahkan kepada komunitas pecinta hewan. Tujuannya adalah untuk dilepaskan kembali ke habitat yang lebih aman dan jauh dari permukiman,” jelasnya.

  • Kisah Ki Anom Suroto Jadi Dalang di Umur 12 Tahun hingga Tampil di Lima Benua

    Kisah Ki Anom Suroto Jadi Dalang di Umur 12 Tahun hingga Tampil di Lima Benua

    Liputan6.com, Jakarta Dunia kesenian berduka. Maestro dalang wayang kulit Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro atau akrab disapa Ki Anom Suroto meninggal dunia, Kamis (23/10) sekira pukul 07.00 WIB.

    Ki Anom Suroto meninggal setelah mendapatkan perawatan di RS Dr Oen Kandangsapi sejak empat hari lalu, akibat sakit jantung yang diderita.

    “Iya benar bapak meninggal dunia tadi. Ini saya masih ngurus jenazahnya,” kata anak Ki Anom Suroto, Jatmiko, Kamis (23/10/2025).

    Jenazah Ki Anom Suroto akan dimakamkan di pemakaman keluarga, Depokan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah sore ini pukul 15.00 WIB.

    “Pemakaman hari ini jam tiga di Juwiring, Klaten jam tiga sore,” ujar Jatmiko saat ditemui merdeka.com di rumah duka.

    Ki Anom Suroto meninggalkan seorang istri Rita Diana S dan delapan anak. Yakni, Retno Widowati, Shintowati Dwi, Triwati Rossana, Galuh Setyowati, Damar Sasongko, MPP Bayu Aji Jatmiko dan Maya Damayati.

  • Kisah Ki Anom Suroto Jadi Dalang di Umur 12 Tahun hingga Tampil di Lima Benua

    Maestro Dalang Ki Anom Suroto Meninggal, Sempat Dirawat karena Sakit Jantung

    Liputan6.com, Jakarta Dalang wayang kulit Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro atau akrab disapa Ki Anom Suroto meninggal dunia, Kamis (23/10). Kabar tersebut dibenarkan Jatmiko, putra Anom Suroto yang juga seorang dalang wayang kulit.

    “Iya benar bapak meninggal dunia tadi. Ini saya masih ngurus jenazahnya,” ujar Jatmiko, Kamis (23/10/2025).

    Ki Anom Suroto meninggal setelah mendapatkan perawatan di RS Dr Oen Kandangsapi sejak empat hari lalu. Menurutnya, ayah dalang muda Bayu Aji Pemungkas itu menderita penyakit jantung.

    “Sudah 4 hari ini di Kandangsapi. Sakitnya jantung,” ungkap dia.

    Ki Anom Suroto Dimakamkan di Pemakaman Keluarga Klaten

    Jenazah Ki Anom Suroto akan dimakamkan di pemakaman keluarga, Depokan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah sore ini pukul 15.00 WIB.

    “Pemakaman hari ini jam tiga di Juwiring, Klaten jam tiga sore,” ujar Jatmiko saat ditemui merdeka.com di rumah duka.

    Menurut dia, jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka Kebon Seni Timasan, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

    Ki Anom Suroto meninggalkan seorang istri Rita Diana S dan delapan anak. Yakni, Retno Widowati, Shintowati Dwi, Triwati Rossana, Galuh Setyowati, Damar Sasongko, MPP Bayu Aji Jatmiko dan Maya Damayati.

    Anom Suroto lahir di Klaten 11 Agustus 1948 atau berusia 77 tahun. Ia adalah seorang dalang wayang kulit purwa. Dia mulai terkenal sebagai dalang sejak tahun 1975-an. Ilmu pedalangan dipelajarinya sejak umur 12 tahun dari ayahnya sendiri, Ki Sadiyun Harjadarsana.

    Reporter: Arie Sunaryo/merdeka.com

  • Detik-detik Pria Mengamuk dan Siram Bensin di Kantor Bupati Langkat

    Detik-detik Pria Mengamuk dan Siram Bensin di Kantor Bupati Langkat

    Liputan6.com, Jakarta Aksi Pria bernama Ridho menyiram bensin di Kantor Bupati Langkat, Jalan Tengku Amir Hamzah, Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, membuat suasana heboh, Rabu (22/10/2025). Ridho yang mengenakan kemeja batik, memakai topi, awalnya datang dengan raut wajah penuh emosi, sabil membawa botol plastik berisi bensin.

    Dalam video yang beredar di sosial media, tampak sejumlah personel Satpol PP dan Kabag Umum Pemkab Langkat, Mahardika, berupaya mengadang Ridho agar tidak masuk ke ruang utama Kantor Bupati Langkat.

    Ridho lantas sempat menyiram bensin yang dibawanya ke lantai Kantor Bupati Langkat.

    “Iya (benar). Namanya Ridho. Informasi dari anggota saya, dia stres karena istrinya sakit,” kata kata Kasatpol PP Kabupaten Langkat Dameka Singarimbun, Kamis (23/10/2025).

    Diterangkan Dameka, kedatangan Ridho ke Kantor Bupati Langkat secara tiba-tiba. Namun begitu, personelnya dengan sigap mengamankan pria nekat itu.

    “Kita amankan langsung. Dia mengaku menyesal dan menangis. Pengakuannya itu tadi, dia stres karena istrinya sakit,” ungkapnya.

    Disebutkan Dameka, botol berisikan bensin itu sudah disiapkan Ridho. Dia datang dari belakang Kantor Bupati Langkat.

    “Marena (Ridho) mengaku salah, akhirnya dilepaskan. Informasinya dia warga setempat, Stabat,” Dameka menandaskan.

  • Sadisnya Komplotan Begal di Medan, Bacok dan Panah Korban Gara-Gara Tak Diberi Rokok

    Sadisnya Komplotan Begal di Medan, Bacok dan Panah Korban Gara-Gara Tak Diberi Rokok

    Liputan6.com, Jakarta Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Pelabuhan Belawan mengungkap kasus pencurian dengan kekerasan (begal) di kawasan Simpang Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, pada Selasa, 14 September 2025. Pelaku berinisial MR (18) berhasil ditangkap.

    Penangkapan dilakukan pada Selasa, 21 Oktober 2025 setelah petugas mendapat informasi keberadaan pelaku di Jalan Bom Lama, Kelurahan Pekan Labuhan. Pelaku yang merupakan warga Pekan Labuhan ditangkap bersama barang bukti berupa 1 bilah celurit yang digunakan saat beraksi.

    Penangkapan tersebut merupakan hasil kerja keras Unit I Sat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan di bawah pimpinan Iptu Mangatur Sirait.

    Plt. Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Wahyudi Rahman, melalui Kasat Reskrim Iptu Agus Purnomo, menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa korban Faisal Sitanggang (31).

    Saat peristiwa itu terjadi, korban bersama rekannya melintas di lokasi kejadian dengan sepeda motor. Ketika itu, pelaku MR menghentikan korban dengan alasan meminta rokok.

    “Namun karena tidak diberikan, teman-teman pelaku datang dan langsung mengejar korban,” terang Agus, Kamis (23/10/2025).

    Lebih lanjut dijelaskan, korban sempat melarikan diri namun berhasil dikejar para pelaku. Korban dibacok menggunakan celurit dan parang, kemudian dipanah dari arah depan hingga mengenai bibir dan tembus ke dalam mulut.

    “Setelah itu para pelaku kabur membawa sepeda motor milik korban,” ujarnya.