Category: Liputan6.com Regional

  • Gelombang Kedua Relokasi Warga Terdampak Radioaktif Cesium 137

    Gelombang Kedua Relokasi Warga Terdampak Radioaktif Cesium 137

    Liputan6.com, Jakarta Gelombang kedua relokasi warga terdampak radioaktif Cesium 137 dilakukan pada Minggu, 26 Oktober 2025. Total, ada 8 Kepala Keluarga (KK) dengan 28 jiwa, menempati hunian sementara di Kampung Bunian, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

    Sebelum direlokasi, warga Kampung Barengkok menjalani pemeriksaan kesehatan lebih dulu pada Sabtu, 25 Oktober 2025, di Puskesmas Cikande. 

    Sebelum dievakuasi, pakaian dan barang bawaan diperiksa lebih dulu oleh Brimob. Tujuannya untuk memastikan tidak terpapar radioaktif Cesium 137.

    “Keselamatan warga menjadi prioritas utama. Kami pastikan seluruh proses evakuasi berjalan aman dan kebutuhan dasar warga terpenuhi di lokasi relokasi,” ujar Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, Senin, (27/10/2025).

    Di tempat kontrakan yang sudah dipastikan aman itu, warga mendapatkan berbagai fasilitas. Mulai dari kasur, alat ibadah, peralatan masak hingga uang yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan harian.

     

    Kapolres yang dikenal lucu dan humoris itu juga memberikan bantuan berupa pakaian hingga sembako, yang bisa digunakan untuk beberapa hari kedepan.

     

    “Fasilitas ini disediakan agar warga dapat beristirahat dengan tenang sambil menunggu kondisi lingkungan asal mereka dinyatakan aman,” terangnya.

    Sebelumnya, pada relokasi gelombang pertama warga yang terdampak Radioaktif Cesium 137 sudah dilakukan pada Rabu, 22 Oktober 2025. 

    Total, ada 19 KK dengan 64 jiwa yang di relokasi. Mereka menempati rumah kontrakan di Kampung Sukarame, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

    Saat relokasi gelombang pertama itu, Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko juga menyempatkan diri menemui mereka di rumah kontrakan, agar tidak khawatir dan tetap tenang.

    “Semua pihak bekerja bersama demi menjamin hak-hak masyarakat dan memulihkan kondisi sosial secara berkelanjutan,” jelasnya.

  • Viral Mencuri di Tanah Sendiri, Begini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Sukabumi

    Viral Mencuri di Tanah Sendiri, Begini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Sukabumi

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kabupaten Sukabumi merespons tegas isu ‘mencuri di tanah sendiri’ yang belakangan viral terkait aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh pemilik lahan.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukabumi menegaskan bahwa narasi tersebut adalah kesalahpahaman hukum karena masalah utamanya bukan pada kepemilikan lahan. Melainkan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang melanggar hukum dan membahayakan lingkungan.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati, menyampaikan keprihatinan atas dampak serius yang ditimbulkan oleh tambang ilegal tersebut.

    “Kami dari Dinas Lingkungan Hidup menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam. Kegiatan penambangan liar ini telah menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari kerusakan ekosistem, pencemaran air sungai, perubahan bentang alam, longsor, hingga hilangnya keanekaragaman hayati,” ujar Nunung, Senin (27/10/2025).

    Ia menambahkan, PETI juga sering diabaikan standar keselamatannya sehingga meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan korban jiwa. Oleh karena itu, DLH melarang keras segala bentuk penambangan tanpa izin.

    Nunung menjelaskan, landasan hukum kegiatan pertambangan sangat jelas diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba, di mana izin usaha pertambangan wajib berasal dari Pemerintah Pusat (Pasal 35 ayat 1).

    “Sedangkan Pasal 158 menegaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa izin dari Pemerintah dipidana dengan penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak seratus miliar rupiah,” tegasnya.

    Selain itu, aktivitas ilegal ini juga melanggar UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mewajibkan setiap kegiatan yang berdampak lingkungan harus memiliki persetujuan lingkungan.

    “Pasal 69 ayat (1) huruf a dan b melarang setiap orang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup,” tambah dia.

     

  • Sidang Kematian Prada Lucky: Hari-Hari Terakhir Dicambuk Komandan dan Dikeroyok Senior 

    Sidang Kematian Prada Lucky: Hari-Hari Terakhir Dicambuk Komandan dan Dikeroyok Senior 

    Liputan6.com, Jakarta Pengadilan Militer (Dilmil) III-15 Kupang menggelar sidang kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo,  Senin (27/10/2025). Terdakwa Lettu Infanteri Ahmad Faisal, komandan kompi atau Dankipan A di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) didakwa ikut mencambuk Prada Lucky. 

    Ahmad Faisal juga disebut membiarkan bawahannya mencambuk, menendang, dan memukuli Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Prada Lucky kemudian jatuh sakit, sekarat dan akhirnya tewas karena luka di sekujur tubuhnya.

    Dalam sidang terungkap hari-hari terakhir dalam hidup Prada Lucky yang penuh dengan siksaan.

     

    27 Juli 2025: Dicambuk Komandan Pakai Selang

    Lettu Infanteri Ahmad Faisal mendapat laporan soal hasil pengecekan judi online pada handphone para anggotanya. Pemeriksaan dilakukan melalui apel. Saat itu, Prada Lucky tidak hadir karena bertugas.

    Ahmad Faisal juga mendapat pesan di WhatsApp dan Instagram soal adanya indikasi penyimpangan seksual. Sekitar pukul 20.00 WITA, dia memanggil Prada Lucky ke lapangan. Di sana, Prada Lucky dicambuk dua kali.

    Prada Lucky dicambuk oleh Lettu Ahmad Faisal dengan alasan pembinaan karena Lucky adalah anggota langsungnya. Prada Lucky sendiri merupakan Kabagpan II yang bertugas membantu memasak untuk anggota lainnya.

    Dia juga menghukum Prada Lucky selama 5 menit dengan sit up, push up dan berguling. Lalu ia kembali mencambuk Prada Lucky lagi sebanyak empat kali.

    Pada pukul 21.00 WITA, terdakwa Ahmad Faisal menghubungi Bais Intel soal dugaan penyimpangan seksual. Anggota provost turun tangan memeriksa Prada Lucky.

  • Cek SPPG, Bupati Banyuwangi Ingatkan SOP dan Higienitas Makanan MBG Cegah Keracunan

    Cek SPPG, Bupati Banyuwangi Ingatkan SOP dan Higienitas Makanan MBG Cegah Keracunan

    Menurut Ipuk, MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo untuk mendukung pemenuhan gizi para anak dan siswa. Maka dari itu, program tersebut harus didukung dengan pelaksanaan yang maksimal.

    “Semoga program MBG di Banyuwangi bisa berjalan lancar dan membawa manfaat. Anak-anak bisa menikmati menu-menu yang diberikan tanpa ada lagi isu terkait makanan sisa, makanan yang dibuang, atau bahkan kasus keracunan,” pungkas Bupati Ipuk.

    Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, dua kasus keracunan yang terjadi telah ditindaklanjuti. SPPG yang menyuplai MBG di dua sekolah yang keracunan telah dihentikan sementara oleh kordinator wilayah BGN, hingga seluruh prosedur dan fasilitas dipenuhi sesuai hasil investigasi.

    “Berikutnya, proses investigasi juga masih berlangsung di SPPG lain yang menyuplai sekolah tersebut,” ucap Amir.

    Dinas Kesehatan juga mendorong SPPG agar segera memenuhi SLHS. Pelatihan-pelatihan untuk penjamah pangan digelar sebagai salah satu syarat didapatkannya SLHS.

    “Dari 38 SPPG yang telah beroperasi, 12 SPPG sudah menjalani proses sertifikasi SLHS dan siap diterbitkan sertifikatnya. Sisanya masih dalam tahap persiapan atau perbaikan sarana prasarana,” ungkap Amir.

     

  • Bandung Raya Masuki Musim Hujan, BMKG Imbau Warga Waspada Angin Kencang hingga Hujan Petir

    Bandung Raya Masuki Musim Hujan, BMKG Imbau Warga Waspada Angin Kencang hingga Hujan Petir

    Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi intens menjalin koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta sejumlah instansi terkait dalam upaya melakukan modifikasi cuaca di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya. Langkah ini ditempuh untuk menanggulangi banjir sekaligus menekan potensi curah hujan tinggi di kawasan tersebut.

    “Saya terus koordinasi dengan pusat (BMKG dan BNPB) untuk rekayasa cuaca,” ujar Ahmad Luthfi saat meninjau dan menyerahkan bantuan di Kecamatan Genuk, Kota Semarang pada Senin, 27 Oktober 2025.

    Menurut dia, rekayasa cuaca dinilai perlu, mengingat dalam lima hari terakhir wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

    Pihaknya juga terus koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca di Jawa Tengah.

    Luthfi menjelaskan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terus bersinergi dalam penanganan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

    Jangka pendeknya, kata dia, adalah terus mengecek kondisi masyarakat korban banjir agar kebutuhan dasarnya tidak terganggu, termasuk fasilitas umumnya.

    “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan kabupaten/kota standby 1×24 jam,” ucap Luthfi.

    Ada pun jangka panjangnya, pemerintah saat ini masih dalam proses pengerjaan tanggul laut (giant sea wall) yang menghubungkan Semarang-Demak. Selain itu juga sedang melakukan pengerjaan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan.

    “Ada dua kolam yang nanti bisa menampung, diharapkan awal 2026 selesai,” ungkap Luthfi.

  • Sidang Kematian Prada Lucky, Kuasa Hukum Ungkap Sosok Saksi Kunci yang Lihat Penganiayaan

    Sidang Kematian Prada Lucky, Kuasa Hukum Ungkap Sosok Saksi Kunci yang Lihat Penganiayaan

    Liputan6.com, Jakarta Sidang perdana kasus kematian Prada Lucky Namo mulai digelar di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Senin 27 Oktober 2025. Tim kuasa hukum keluarga korban Prada Lucky Saputra Namo meminta majelis hakim menjatuhkan pidana pokok penjara dan pidana tambahan pemecatan pada 22 terdakwa yang terbukti bersalah.

    “Jika terbukti bersalah, 22 terdakwa dijatuhi pidana pokok penjara dan pidana tambahan pemecatan dari prajurit TNI,” tegas ketua tim kuasa hukum, Akhmad Bumi, Senin (27/10/2025).  

    “Pidana tambahan berupa pemecatan dari dinas militer ini penting untuk memberi efek jera dan menjaga martabat institusi TNI,” sambungnya.  

    Prada Lucky tercatat sebagai anggota Tabakpan 2.2 Ru 3 Ton 1 Kipan A Yonif TP 834/WM. Dia tewas pada Rabu, 6 Agustus 2025, di RSUD Aeramo, Nagekeo, setelah diduga dianiaya secara berulang oleh 22 rekannya.

    Peristiwa ini memunculkan duka mendalam sekaligus keprihatinan publik, bagaimana mungkin seorang prajurit tewas di tangan sesamanya, bukan di medan perang, tetapi di lingkungan barak yang seharusnya menjadi tempat pengabdian dan persaudaraan.

    “Ketika seorang prajurit bersumpah menjaga kehormatan dan melindungi sesama, tak seorang pun membayangkan tragedi bisa datang dari dalam barisan sendiri. Kematian Lucky harus menjadi pelajaran, bukan dihapus oleh waktu,” kata Akhmad.

  • Kecelakaan saat Mau ke Kantor Gubernur, Pejabat Pemda Sulbar Meninggal

    Kecelakaan saat Mau ke Kantor Gubernur, Pejabat Pemda Sulbar Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulawesi Barat, Musra Awaluddin, dilaporkan meninggal dunia setelah mobil dinasnya mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Arteri Mamuju, Senin (27/10/2025) pagi.

    Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Slamet Wahyudi, membenarkan peristiwa tersebut. Dia menjelaskan, kecelakaan itu terjadi tepat di depan Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju.

    “Benar, telah terjadi kecelakaan tunggal di depan RS Bhayangkara Polda Sulbar. Mobil minibus berwarna hitam yang dikendarai Kepala Bidang Riset Bapperida atas nama Musra Awaluddin mengalami kecelakaan,” kata Slamet, Senin (27/10/2025).

    Ia menjelaskan, mobil minibus yang dikendarai korban melaju dari arah timur menuju barat, hendak menuju Kantor Gubernur Sulbar.

    Dari hasil pemeriksaan saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP), kendaraan tersebut melaju dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya hilang kendali.

    “Ketika hendak menanjak ke arah jembatan, pengemudi diduga tidak dapat mengendalikan kendaraannya sehingga menabrak dinding jembatan dan berbalik arah,” ungkapnya.

    Benturan keras membuat bagian depan mobil rusak parah. Saking kerasnya tabrakan tunggal tersebut, Air Bag di sisi pengemudi pun mengembang.

    Musra pun langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara yang berada tepat di depan lokasi kejadian. Namun, berdasarkan informasi yang diterima pihak kepolisian, Musra Awaluddin dinyatakan meninggal dunia.

    “Menurut informasi korban meninggal dunia,” ucap Slamet.

     

     

     

  • Gubernur Ahmad Luthfi Siapkan Langkah Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Semarang

    Gubernur Ahmad Luthfi Siapkan Langkah Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Semarang

    Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi intens menjalin koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta sejumlah instansi terkait dalam upaya melakukan modifikasi cuaca di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya. Langkah ini ditempuh untuk menanggulangi banjir sekaligus menekan potensi curah hujan tinggi di kawasan tersebut.

    “Saya terus koordinasi dengan pusat (BMKG dan BNPB) untuk rekayasa cuaca,” ujar Ahmad Luthfi saat meninjau dan menyerahkan bantuan di Kecamatan Genuk, Kota Semarang pada Senin, 27 Oktober 2025.

    Menurut dia, rekayasa cuaca dinilai perlu, mengingat dalam lima hari terakhir wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

    Pihaknya juga terus koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca di Jawa Tengah.

    Luthfi menjelaskan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terus bersinergi dalam penanganan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Jangka pendeknya adalah terus mengecek kondisi masyarakat korban banjir agar kebutuhan dasarnya tidak terganggu, termasuk fasilitas umumnya.

    “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan kabupaten/kota standby 1×24 jam,” kata dia.

    Adapun jangka panjangnya, pemerintah saat ini masih dalam proses pengerjaan tanggul laut (giant sea wall) yang menghubungkan Semarang-Demak. Selain itu juga sedang melakukan pengerjaan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan.

    “Ada dua kolam yang nanti bisa menampung, diharapkan awal 2026 selesai,” ungkap Luthfi.

    Camat Genuk, Pranyoto mengatakan, banjir di wilayahnya sudah memasuki hari keenam. Beberapa daerah yang terdampak antara lain Kelurahan Gebangsari, Genuksari, Muktiharjo Lor, Terboyo Wetan, dan Trimulyo. Titik genangan tertinggi ada di depan RSI Sultan Agung yang sempat mencapai 80 cm.

    “Pompa ada 27 titik, tersebar di beberapa sungai. Pompa itu berada di Kali Tenggang, Kali Sringin, kali Babon, dan belakang terminal Terboyo,” katanya.

    Ia bersama instansi terkait dan seluruh lurah terus melakukan upaya penanganan dan menyiapkan antisipasi apabila ada peningkatan air yang saat ini sudah mulai surut. Selain itu juga menyiapkan antisipasi dalam beberapa bulan ke depan.

    “Semoga saja sudah tidak ada (banjir) lagi. Karena prediksi BMKG masih akan ada hujan lagi. Insya Allah kita siap menghadapi musim hujan,” kata dia. (*)

  • Bahaya Laten Menikah di Usia Dini, Antara Budaya dan Trauma Hidup

    Bahaya Laten Menikah di Usia Dini, Antara Budaya dan Trauma Hidup

    Liputan6.com, Jakarta – Bagi sebagian anak, masa remaja adalah waktu untuk tumbuh, bermain, belajar, dan bermimpi. Tapi di banyak sudut negeri ini, anak-anak justru mengakhiri masa remajanya terlalu cepat dengan duduk di pelaminan.

    Mimpi dan angan mereka dihentikan oleh keputusan yang bukan miliknya. Kondisi ekonomi, tuntutan adat istiadat, hingga tekanan sosial budaya menjadi alasan yang selalu menjelma sebagai bayang-bayang.

    Tak hanya merenggut masa depan, pernikahan anak usia dini juga menimbulkan luka menganga dan trauma yang mendalam.

    Seperti yang dialami A-H, salah seorang penyintas pernikahan bocah asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ia harus mengakhiri masa lajangnya saat baru beranjak dari usia 16 tahun atau di kelas 2 SMA.

    Hilangnya peran orang tua, diperparah dengan buruknya perlakuan orang-orang sekitar yang kerap menghujaninya dengan makian, kian menguatkan niat A-H untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan pasangan laki-lakinya yang juga masih belia.

    Di dalam benaknya, menikah adalah satu-satunya cara untuk menuju jalur kebahagiaan yang selama ini hanya sedikit ia rasakan di kehidupan sebelumnya.

    “Sebelum saya memutuskan menikah, kondisi saya saat itu memprihatinkan, saya frustrasi banget dengan kehidupan,” kata A-H, dikutip dari Antara, Senin (27/10/2025).

    Demi memuluskan niatnya, ia dan sang pujaan hati menempuh jalan adat. Dengan restu yang belum sepenuhnya didapat dari orang tua mempelai pria, mereka menjalani tradisi Merariq.

    Merariq adalah salah satu adat-istiadat yang berasal dari masyarakat Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

    Tradisi ini berkaitan dengan proses perkawinan dan sering dikenal juga dengan istilah “kawin lari” atau “melarikan calon pengantin wanita” meskipun maknanya tidak sesederhana itu.

    “Saya diculiknya sekitar dua hari ke rumahnya dia,” kata A-H.

    Khayalan kebahagiaan yang dulu menjadi lamunan ternyata hanya fatamorgana, berganti dengan derita dan rasa trauma yang berkepanjangan.

    Usia pernikahan yang masih seumur jagung pun harus kandas di tengah jalan sebelum ia mengecap manisnya biduk rumah tangga. Kini, laki-laki yang dulu ia idam-idamkan untuk menjadi teman hidup, pergi tanpa pamit dan tidak diketahui keberadaannya.

    Setali tiga uang, cerita senada juga dialami oleh pasangan muda-mudi I-W dan R-N asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Mereka menjalani kehidupan dengan tertatih setelah nekat “nikah kecil” (bahasa lokal Lombok).

    Narasi cerita tidak jauh berbeda dengan yang diungkap penyintas A-H, mereka menikah di usia belia yaitu 15 dan 18 tahun.

    Berawal dari trauma masa lalu yang dibumbui dengan rasa saling tidak mau kehilangan satu sama lain menguatkan pasangan ini untuk sesegera mungkin membentangkan bahtera rumah tangga dengan perbekalan seadanya.

    Lagi-lagi, tradisi Merariq mereka gunakan sebagai “by pass” menuju janji suci pernikahan di kala usia belum sampai untuk memenuhi aturan dan ketentuan negara.

    Tahun silih berganti, hari-hari pasangan yang telah dikaruniai seorang anak perempuan ini pun dijalani dengan berat.

    Bekal ekonomi yang tidak dipersiapkan sebelum pernikahan, diperparah dengan emosi keduanya yang belum stabil, kerap menjadi penyebab munculnya perselisihan yang tak kunjung usai.

    Cerita-cerita manis saat berpacaran tidak nampak saat mereka satu atap. Suara token listrik bersahutan dengan nyaring suara anak merengek meminta susu formula menjadi ujian harian yang kerap dihadapi pasangan ini.

    “Kalau dirasakan, ya, banyak penyesalan. Tapi mau gimana dijalani, kan, rumah tangga gak mungkinlah kita baru nikah terus pengen cerai. Dia sering minta cerai tapi saya tahan, banyak cobaannya,” kata I-W. 

     

  • Respons Cepat Banjir, Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Bantuan Sampai ke Warga Terdampak

    Respons Cepat Banjir, Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Bantuan Sampai ke Warga Terdampak

    Liputan6.com, Semarang Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau wilayah terdampak banjir di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, pada Senin, 27 Oktober 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia juga menyerahkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok kepada masyarakat yang terdampak, sekaligus memastikan penanganan banjir berjalan cepat dan tepat sasaran.

    “Hari ini kita memastikan bahwa semua OPD (organisasi perangkat daerah) Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang bergerak bersama-sama. Kita pastikan semua bantuan dari dinas-dinas terkait, tepat sasaran, itu penting,” kata Ahmad Luthfi di Kantor Kecamatan Genuk.

    Total bantuan yang diserahkan sebanyak Rp410.453.526. Terdiri dari bantuan logistik permakanan dan non-permakanan, termasuk beras 2,5 ton, serta obat-obatan.

    “Semuanya dari sembako, obat-obatan, permakanan, serta donasi-donasi yang lain. Diharapkan tepat sasaran, sehingga masyarakat kita bisa lebih berdaya,” tuturnya.

    Perbesar

    Foto: Dok. Pemprov Jateng… Selengkapnya

    Selain itu, layanan kesehatan pascabanjir juga dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah provinsi dengan pemerintah Kota Semarang. Layanan kesehatan itu disiagakan selama 24 jam.

    “Posko-posko kesehatan juga ada, ini saya mau cek,” ujarnya didampingi Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti.

    Salah seorang Warga Genuksari, Ririn menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Gubernur Ahmad Luthfi. Bantuan berupa beras, sembako, dan lainnya, akan sangat membantu, apalagi ia sudah tidak berjualan selama satu pekan.

    “Terima kasih sekali atas bantuannya. Tidak terduga-duga ini dapat bantuan. Kondisi rumah aman, cuma depannya penuh air. Bantuan ini membantu karena tidak bisa jualan selama seminggu. Akses jalan banjir semua,” terangnya.

    Perbesar

    Foto: Dok. Pemprov Jateng… Selengkapnya

    Camat Genuk, Pranyoto mengatakan, bantuan seperti sembako dan logistik lainnya, termasuk obat-obatan, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pascabanjir.

    “Harapannya tentu tidak ada banjir lagi setelah ini. Kondisi sekarang tidak ada pengungsi di Kecamatan Genuk,” katanya.

    Sebagai informasi, Sejumlah upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengatasi banjir di Kota Semarang, antara lain pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, bantuan logistik, petugas untuk mengatur lalu lintas, dan sebagainya.

    Perbesar

    Foto: Dok. Pemprov Jateng… Selengkapnya

    Camat Genuk, Pranyoto mengatakan, bantuan seperti sembako dan logistik lainnya, termasuk obat-obatan, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pascabanjir.

    “Harapannya tentu tidak ada banjir lagi setelah ini. Kondisi sekarang tidak ada pengungsi di Kecamatan Genuk,” katanya.

    Sebagai informasi, Sejumlah upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengatasi banjir di Kota Semarang, antara lain pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, bantuan logistik, petugas untuk mengatur lalu lintas, dan sebagainya. (*)