Category: Liputan6.com Regional

  • Proyek Lift Rp 200 Miliar di Pantai Kelingking Bali Jadi Sorotan, Dokumen Izin Dipertanyakan

    Proyek Lift Rp 200 Miliar di Pantai Kelingking Bali Jadi Sorotan, Dokumen Izin Dipertanyakan

    Liputan6.com, Jakarta Pembangunan lift kaca seri setinggi 180 meter di tebing Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali, mendapat sorotan luas. Ketua Panitia Khusus Tata Ruang, Aset dan Perizinan (Pansus TRAP) DPRD Bali, I Made Supartha menegaskan pembangunan proyek senilai Rp 200 miliar itu berpotensi melanggar tata ruang.

    “Itu kalau dari segi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sudah tidak boleh. Jadi yang mengeluarkan izin pun nanti bisa kena pidana,” kata Supartha saat dihubungi, Rabu (29/10/2025).

    Menurutnya, lokasi proyek berada di kawasan mitigasi bencana yang secara hukum tidak diperkenankan untuk pembangunan berskala besar.

    Supartha menyebut pihaknya telah bersurat kepada Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk meminta data lengkap mengenai izin, konsep pembangunan, hingga dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

    “Kalau nanti datanya sudah kami dapat, kami akan dalami. Kalau perlu kami turun langsung ke lokasi, melibatkan Satpol PP, Dinas Perizinan dan DPR,” kata Supartha.

    Perbesar

    Proyek lift kaca di Pantai Kelingking Bali… Selengkapnya

    Ia juga menegaskan, apabila ditemukan pelanggaran izin, proyek wajib dihentikan. “Kalau kegiatan tebing itu belum ada izinnya, sudah dipastikan harus dibongkar,” ujarnya.

    Lebih jauh, Supartha mengingatkan ancaman pidana berat bagi pihak yang terlibat jika proyek itu kelak menyebabkan korban jiwa.

    “Kalau itu sampai terjadi kejadian, ancaman hukumannya bisa sampai 15 tahun sesuai Pasal 73 Undang-Undang Tata Ruang,” ucapnya.

    Perbesar

    Proyek lift kaca di Pantai Kelingking Bali… Selengkapnya

    Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Klungkung, Ni Made Sulistiawati, mengatakan bahwa proyek lift tersebut telah mengantongi izin, meski masih memerlukan pengecekan lebih lanjut ke sejumlah dinas.

    “Berdasarkan koordinasi kami dengan Dinas Perizinan, mereka sudah ada izinnya. Tapi saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut sebelum berkoordinasi dengan Dinas PU, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perizinan,” ujar Sulistiawati, Selasa (28/10/2025).

    Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum bisa menyebutkan investor di balik proyek yang tengah menuai polemik tersebut.

    Perbesar

    Proyek lift kaca di Pantai Kelingking Bali… Selengkapnya

    “Nanti setelah saya dapat keterangan yang pasti dari masing-masing dinas, saya akan konfirmasikan kembali,” bebernya.

    Proyek lift kaca ini sebelumnya diklaim bertujuan mempermudah akses wisatawan menuju Kelingking Beach, yang selama ini dikenal ekstrem karena jalur tangganya sangat curam.

    Namun, keberadaannya justru menuai kritik lantaran dianggap mengganggu keindahan alam dan berpotensi merusak lingkungan sekitar.

  • Dibangun Swadaya 38 Tahun Lalu, Begini Wajah Baru Sekolah Rusak di Banyuasin Usai Direnovasi

    Dibangun Swadaya 38 Tahun Lalu, Begini Wajah Baru Sekolah Rusak di Banyuasin Usai Direnovasi

    Liputan6.com, Jakarta Kondisi Sekolah Dasar (SD) Swakarya di Dusun Parit Beton, Desa Pulau Borang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) sangat miris, seperti ‘Sekolah Laskar Pelangi’ di Belitung.

    Sekolah yang menjadi pusat pendidikan warga sekitar, awalnya dibangun tahun 1987, tepatnya 38 tahun yang lalu secara swadaya oleh warga sekitar. Bangunan sekolah tersebut awalnya hanya terdiri dari dua kelas saja, dengan kondisi semi permanen.

    Kondisi diperparah dengan lantai ruangan yang dibuat dari semen seadanya dan bangku kelas seadanya, dengan kondisi yang lama-lama aus termakan zaman.

    Kepala Desa (Kades) Pulau Borang Banyuasin Aditia Waman menjadi saksi bagaimana kondisi sekolah tersebut, karena dirinya juga lulusan sekolah itu.

    “Karena ada dua kelas saja, jadi jam belajar juga dibagi dua sesi, pagi dan siang secara bergantian. Ruang guru dan kelas murid juga akhirnya digabung,” katanya, Rabu (29/10/2025).

    Karena jadi SD satu-satunya di Dusun Parit Beton Banyuasin, sekolah inilah yang menjadi harapan utama untuk pendidikan awal anak-anak di daerah tersebut. Apalagi dusun tersebut beradal di seberang perbatasan pesisir sungai antara Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin.

    Sehingga akses menuju ke sekolah hanya bisa ditempuh menggunakan jalur sungai, dengan menaiki perahu getek maupun speedboat dengan jarak waktu 30 menit.

    “Kalau untuk sekolah di luar tempat kami itu sekitar 45 menit, cukup jauh. Jadi banyak warga yang memilih sekolah di sini,” katanya.

    Pada tahun 2009, kondisi bangunan sekolah sedikit berubah karena ada penambahan dua kelas untuk kelas 3 dan 4 SD. Namun untuk fasilitas belajar seperti bangku kayu, sebagian sudah lapuk dan tak layak pakai.

    Wajah SD Swakarya Dusun Parit Beton Banyuasin kini tak sesuram dulu. Bantuan renovasi dari tim Bhayangkari Polda Sumsel pada 2025 secara bertahap, mengubah kondisi sekolah menjadi ruangan layak pakai.

    Lantai semen yang berlubang di mana-mana, sudah terlihat rapi dengan dipasangkan keramik, udara sudah sejuk dengan fasilitas kipas angin di dinding kelas, hingga bangku dan meja belajar yang baru.

    “Rasanya seperti mimpi sekolah kami bisa seperti ini, harapan sekolah bagus di dusun kami sudah lama dinantikan,” ungkapnya bahagia.

    Wakil Bupati (Wabup) Banyuasin Netta Indian berjanji akan membangun satu sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lokasi tersebut. Termasuk dengan membuka akses jalan alternatif yang sebelumnya hanya bisa dilintasi melalui jalur sungai.

    “Kami akan kaji rencana pendirian SMP di sini, karena lokasi ini cukup jauh sehingga fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan,” ucapnya.

    Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi berujar, renovasi sekolah yang awalnya semi permanen dilakukan secara bertahap untuk mendukung pendidikan lebih baik di Desa Pulau Borang Banyuasin.

    Selain membangun ruang kelas, mereka juga memberikan bantuan kursi dan meja guru ke SD Swakarya Banyuasin. Ia berharap para siswa dapat menempuh pendidikan baik dan menghasilkan calon pemimpin baru yang lebih unggul.

    “Kami juga akan menyiapkan untuk menyalurkan MBG di sekolah ini. Karena jaraknya agak jauh, kami masih kaji apakah nantinya akan mendirikan dapur di sini, atau seperti apa. Kita lihat nanti,” ujarnya.

  • Kantor Desa di Sukabumi Hancur Diterjang Banjir, Data Penting Hilang

    Kantor Desa di Sukabumi Hancur Diterjang Banjir, Data Penting Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda kawasan Cisolok, Senin (27/10/2025) telah menyebabkan kerusakan parah, bahkan menghancurkan kantor Desa Cikahuripan.

    Menanggapi dampak masif ini, Bupati Sukabumi Asep Japar, menetapkan status tanggap darurat bencana selama lima hari ke depan untuk mempercepat penanganan pascabencana.

    Banjir bandang akibat luapan Sungai Cisolok ini berdampak pada sedikitnya 1.500 jiwa dan enam desa di Kecamatan Cisolok, yaitu Cikahuripan, Cisolok, Wangunsari, Cikelat, Sukarame dan Karangpap.

    Dari keenamnya, Desa Cikahuripan mengalami dampak terparah, di mana kantor desanya mengalami kerusakan berat.

    Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana, mengungkapkan bahwa seluruh berkas fisik dan data penting di kantor desa tersapu banjir.

    “Semua data-data dan berkas yang ada di desa itu hilang. Saat ini kami tinggal mengandalkan data online saja,” ujar Heri.

    Dia menambahkan bahwa dua unit komputer beserta printer yang terhubung dengan data kependudukan juga rusak.

    Staf desa kini hanya dapat mengandalkan data daring yang tersimpan di beberapa komputer jinjing yang dimiliki pihak desa.

    Asep Japar yang meninjau lokasi bencana menegaskan pentingnya penetapan status tanggap darurat, yang sudah ditetapkan mulai hari ini.

    “Tadi kita sudah meninjau dengan BPBD dan Kapolres. Insha Allah ini akan kita tindak lanjuti segera karena kalau dibiarkan kasihan juga warga masyarakat. Sekarang lagi di assesment dulu karena memang ada 500 kepala keluarga (KK) yang terdampak,” jelas Bupati.

    Bupati juga menyatakan bahwa penanganan bencana memerlukan koordinasi dengan pemerintah provinsi, terutama karena kerusakan tanggul sungai yang merupakan kewenangan provinsi.

    Ia memastikan relokasi sementara kantor desa dan sekolah yang rusak akan segera dilakukan.

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah mendirikan satu posko pengungsian di Sekolah Dasar Negeri Cisolok. BPBD juga telah membuka dapur umum untuk melayani kebutuhan logistik bagi lebih dari 1.500 jiwa warga yang terdampak.

  • 5 Rumah Ambruk Akibat Longsor di Sukabumi, 600 Jiwa dari Dua Kampung Terisolir

    5 Rumah Ambruk Akibat Longsor di Sukabumi, 600 Jiwa dari Dua Kampung Terisolir

    Liputan6.com, Jakarta – Bencana longsor melanda dua kampung di Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin 27 Oktober 2025. Akibatnya, sedikitnya lima rumah ambruk rata dengan tanah, dua rumah rusak berat, dan dua rumah lainnya terancam. 

    Bencana ini juga menyebabkan akses jalan tertutup di enam titik, membuat dua kampung dengan total sekitar 600 jiwa terisolasi dari bantuan.

    Longsor terjadi di Kampung Pamokoan, Desa Sukarame, Kecamatan Cisolok. Material longsor berasal dari tebing setinggi 200 meter yang runtuh dan menimbun rumah-rumah warga.

    Beruntung, 9 Kepala Keluarga (KK) atau 35 jiwa yang terdampak berhasil menyelamatkan diri meskipun seluruh harta benda mereka terkubur material longsor.

    Salah satu korban, Andri, menceritakan detik-detik mencekam saat ia menyelamatkan anak dan istrinya dari timbunan tanah yang datang tiba-tiba.

    “Kejadian itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Kami semua sedang istirahat di rumah. Ada warga yang memberi tahu bahwa tanah di atas sudah turun, tapi baru sebagian,” tutur Andri, Rabu (29/10/2025).

    Andri dan keluarganya langsung siaga mengingat curah hujan yang tinggi. “Kami langsung lari, barang-barang berharga seperti motor, identitas, dan uang tidak sempat terselamatkan sama sekali. Kami saat ini mengungsi ke rumah kerabat terdekat,” tambahnya.

     

  • Terungkap, Ini Wasiat Terakhir Istri Bupati Purwakarta Diny Yuliani Sebelum Meninggal

    Terungkap, Ini Wasiat Terakhir Istri Bupati Purwakarta Diny Yuliani Sebelum Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta Istri Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, Diny Yuliani meninggal dunia di RSUD Bayu Asih Purwakarta setelah cukup lama berjuang melawan sakit, Selasa (28/10/2025) pukul 03.10 WIB.

    “Maafkan jika istri Om Zein almarhumah Hj. Diny Yuliani semasa hidupnya mempunyai kesalahan dan kekhilafan, mohon doa semoga husnul khotimah,” tulis Saepul Bahri yang akrab disapa Om Zein dalam akun Instagram miliknya.

    Informasi dirangkum dari SCTV, almarhum meninggalkan wasiat salah satunya agar tradisi tadarus setiap Ramadan yang berlangsung selama 12 tahun di Purwakarta tetap berjalan.

    Almarhumah dimakamkan di TPU Kampung Genggereng, Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Selasa (28/10/2025) sekira pukul 09.30 WIB.

    Selama hidupnya, Diny terlibat dalam kegiatan sosial, politik, hingga kewirausahaan di Purwakarta. dia pernah menjabat sebagai anggota DPRD Purwakarta periode 2019-2024.

    Setelah suaminya resmi menjabat Bupati Purwakarta pada Februari 2025, Diny juga didapuk menjadi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sekaligus Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten Purwakarta periode 2025-2030.

    Om Zein itu mengenang istrinya sebagai sosok perempuan hebat dan teruji. Baginya setiap bersama almarhum, meninggalkan pesan mendalam. Dia menyebut sang istri tetap menunjunkkan keteragaran sampai akhir hayat.

  • Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang menerjang Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025). Banjir diduga kuat berakar dari kerusakan lingkungan di kawasan hulu sungai seperti penggundulan hutan dan potensi aktivitas pertambangan ilegal di wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki menjelaskan hasil analisis awal menunjukkan adanya pendangkalan sungai karena banyaknya material lumpur yang terbawa dari hulu.

    Kondisi sungai yang dangkal ini lantas memperparah meluapnya air secara ekstrem saat hujan deras mengguyur wilayah selatan Sukabumi.

    “Jika melihat kondisi air sungai yang sangat keruh, indikasi kuatnya adalah terjadinya pendangkalan. Hal ini mungkin bersumber dari bagian hulu yang sudah tidak lagi berhutan (gundul),” ungkap Eki pada Rabu (29/10/2025).

    Selain tingginya curah hujan, jebolnya beberapa tanggul juga memperluas dampak bencana, membuat aliran air sungai meluber ke pemukiman warga di sejumlah kampung, termasuk Cikahuripan.

    “Debit air yang sangat tinggi ditambah jebolnya tanggul-tanggul mengakibatkan air tumpah ke segala arah. Inilah pemicu wilayah sekitar terendam sangat parah,” jelasnya.

  • Harimau Sumatera yang Terjerat di Lampung Bakal Dites DNA, Dokter Jelaskan Kemiripan dengan Manusia

    Harimau Sumatera yang Terjerat di Lampung Bakal Dites DNA, Dokter Jelaskan Kemiripan dengan Manusia

    Liputan6.com, Jakarta Tim Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu terus melakukan pemeriksaan terhadap Harimau Sumatera jantan yang tertangkap di kawasan Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat. 

    Satwa dilindungi berukuran sekitar 150 sentimeter itu akan menjalani pemeriksaan mendalam. Termasuk analisis DNA dan pola loreng, untuk memastikan apakah benar-benar hewan yang terlibat dalam sejumlah konflik manusia-satwa di wilayah Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS), dan Batu Brak dalam beberapa bulan terakhir.

    Dokter hewan BB-TNBBS, drh. Erni Suyanti mengatakan, identifikasi itu penting untuk mengetahui asal-usul dan pergerakan harimau tersebut, terutama karena beberapa kejadian penyerangan terhadap warga di sekitar kawasan konservasi masih dalam penyelidikan.

    “Kami akan memeriksa secara detail untuk memastikan apakah harimau ini individu yang sama dengan yang sebelumnya menyerang manusia di wilayah BNS, Suoh, atau Batu Brak,” jelas drh. Erni, Rabu (29/10/2025).

    Meski dalam kondisi stabil, hasil pemeriksaan awal menunjukkan harimau dewasa itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Luka di pinggang tampak terbuka dan cukup dalam, sementara luka di kaki menunjukkan bekas lilitan kawat.

    Tim medis menduga luka tersebut berasal dari jeratan sebelum satwa itu masuk ke dalam kandang jebak yang dipasang petugas BB-TNBBS sejak 20 September 2025.

    “Kondisi harimau cukup baik dan responsif, tapi dua luka jeratnya membutuhkan penanganan intensif agar tidak terinfeksi,” katanya. 

    Selain luka akibat jeratan, tim juga menemukan gesekan ringan pada tubuh harimau yang kemungkinan muncul saat proses evakuasi dari dalam kandang jebak.

  • Pelaku Lemas Takut Dihajar Massa

    Pelaku Lemas Takut Dihajar Massa

    Liputan6.com, Jakarta Aksi dramatis terjadi di Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu pagi (29/10/2025). Seorang pemuda terduga pelaku pencurian kabel tembaga menara telekomunikasi (BTS) bertahan 1,5 jam di atas tower setinggi puluhan meter karena takut dihajar massa saat turun.

    Kejadian bermula sekitar pukul 04.00 WIB, ketika tiga orang diduga mencuri kabel di menara tersebut. Dua pelaku memilih turun dan diamankan warga bersama polisi. Sementara satu pelaku lainnya memilih bertahan di atas tower karena takut diserang massa yang sudah berkumpul di bawah. 

    Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Lampung Selatan, Rully Fikriansyah mengaku mendapat laporan dari Kapolsek Kalianda, AKP Suliyadi, untuk membantu proses evakuasi.

    “Sekitar pukul 07.00 WIB kami menerima laporan dari Polsek Kalianda. Kami langsung menurunkan lima personel dengan perlengkapan tali dan body harness ke lokasi untuk membantu polisi dan TNI melakukan evakuasi,” ujar Rully, Rabu (29/10).

    Dia bilang, proses membujuk pelaku agar mau turun berlangsung cukup lama karena pelaku terlihat ketakutan dan kelelahan.

    “Pelaku ini sudah lemas. Kami bersama dua personel polisi naik ke atas untuk merayu dan meyakinkan dia agar turun. Setelah hampir satu jam negosiasi, akhirnya berhasil kami evakuasi dengan selamat,” ungkap dia.

  • Kronologi Atap Ponpes Syech Abdul Qodir Jaelani Situbondo Ambruk Menewaskan Satu Santriwati

    Kronologi Atap Ponpes Syech Abdul Qodir Jaelani Situbondo Ambruk Menewaskan Satu Santriwati

    Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syech Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, membenarkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.30 WIB atau 01.00 WIB setelah turun hujan yang disertai angin kencang.

    “Terdengar suara gemuruh asrama santri, yang ambruk itu atapnya dan bangunan tembok masih kokoh dan utuh,” katanya

    Menurutnya, para santri yang menjadi korban langsung di evakuasi ke puskesmas dan rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

    “Hanya empat orang santri yang dirawat inap, dua orang di RS Besuki dan RS Jatimed, Dua santri yang dirawat di RD Besuki harus dioperasi karena lukanya cukup parah,” paparnya

    Untuk dua santri yang dirawat di RS Jatimed, salah satunya dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif.

    “Betul ada satu santrinyabg meninggal dunia kondisinya memang sakit dan baru kembali ke pondok,” pungkasnya.

  • Identitas Santriwati Korban Meninggal Ambruknya Atap Ponpes Situbondo

    Identitas Santriwati Korban Meninggal Ambruknya Atap Ponpes Situbondo

    Liputan6.com, Jakarta Seorang santriwati meninggal dunia akibat ambruknya atap Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

    Santriwati yang meninggal dunia itu adalah Putri. Korban berusia 12 tahun. Dia adalah warga Dusun Rawan Desa/ Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.

    Kapolsek Besuki AKP Febry Hermawan mengatakan peristiwa ambruknya atap asrama putri di pesantren itu terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 01:00 WIB. Total ada 19 orang santriwati mengalami luka dan satu korban diantaranya meninggal dunia.

    “Untuk penanganan peristiwa ini sudah diambil alih oleh Polres Situbondo, dan tadi pagi polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara,” katanya di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (29/101/2025). Dilansir Antara.

    Informasi dari pihak pesantren, insiden ambruknya atap asrama putri itu terjadi setelah sebelumnya di wilayah setempat diguyur hujan deras disertai angin. “Untuk penanganan selanjutnya sudah diambil alih Polres Situbondo,” kata Febry.