Asal-usul di Balik Nama Daerah Cawang, Cakung, dan Bintaro
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
— Nama-nama tempat di Jakarta dan sekitarnya sering kali terdengar biasa di telinga kita.
Namun, di balik kata-kata yang terucap harian seperti
Bintaro
,
Cakung
, atau
Cawang
, tersimpan kisah panjang tentang alam, kolonialisme, hingga tokoh-tokoh yang nyaris terlupakan sejarah.
Dikutip dari buku “Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta” karya Rachmat Ruchiat (2018), penamaan wilayah di Jakarta Timur dan Selatan ini bukan semata penunjuk lokasi, tapi juga jejak peradaban yang melibatkan cerita rakyat, bahasa lokal, hingga kekuasaan kolonial.
Bintaro bukan sekadar kawasan elit di perbatasan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.
Nama itu diambil dari tanaman Cerbera manghas, sejenis perdu yang banyak ditemukan di Asia Tenggara dan kawasan tropis lainnya.
Tanaman ini berdaun mengilap, berbentuk mata tombak, dan bunganya putih serta harum.
Namun di balik keindahannya, Bintaro menyimpan racun mematikan.
Buahnya berbentuk bundar telur, sementara bijinya mengandung odolin, senyawa yang berasa pahit dan bersifat toksik.
Bahkan, kulit kayunya mengandung glukosida serbesin yang cukup berbahaya.
Meski demikian, hampir seluruh bagian tanaman ini dipakai dalam pengobatan tradisional.
Nama Bintaro yang lekat dengan racun dan obat, kini menjelma jadi kawasan pemukiman dan komersial modern.
Ironi menarik dari sejarah yang membaur dengan masa kini.
Nama Cakung berasal dari nama sungai yang melintasi wilayah itu: Kali Cakung.
Dalam bahasa Sunda, ”
cakung
” berarti sejenis katak pohon atau katak terbang (Rhacophorus) yang mampu menempel di daun dan batang karena perekat alami di kakinya.
Namun kisah Cakung tak berhenti di situ. Pada masa kolonial, wilayah ini menjadi
tanah partikelir
yang berpindah tangan dari satu elit VOC ke elit lainnya.
Tahun 1686, Cakung tercatat sebagai milik Johannes Cops, pejabat tinggi VOC.
Kemudian, kepemilikan beralih kepada janda Kapten Johan Ruys, Elisabeth, lalu ke tangan pejabat militer Jawa bernama Soedjar, hingga terakhir tercatat atas nama Kauw Tieng Tjoan pada 1881.
Setelah Indonesia merdeka dan sistem partikelir dihapus pada 1942, status tanah Cakung berubah.
Namun jejak sejarah tanah itu tetap tertanam dalam struktur sosial dan tata ruang kawasan.
Cawang, kelurahan di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, menyimpan asal-usul dari nama seorang tokoh Melayu.
Enci Awang, seorang letnan yang mengabdi pada Kompeni, bermukim di daerah itu bersama pasukannya.
Dari sebutan Enci Awang itulah, nama Cawang lahir, hasil transformasi bahasa dan lidah masyarakat setempat.
Enci Awang adalah bawahan Kapten Wan Abdul Bagus, pemimpin pasukan yang bermukim di wilayah yang kini dikenal sebagai Kampung Melayu, Jatinegara.
Pada pertengahan abad ke-18, Cawang sempat tercatat sebagai milik Pieter van den Velde, tuan tanah yang menguasai berbagai wilayah lain seperti Tanjung Timur dan Cililitan.
Cawang juga menjadi perbincangan publik awal abad ke-20 karena menjadi tempat tinggal pesilat aliran kebatinan bernama Sairin, alias Bapak Cungok.
Sosok ini dituduh oleh Belanda sebagai dalang kerusuhan Tangerang tahun 1924 serta terlibat dalam pemberontakan Entong Gendut di Condet pada 1916—wilayah yang kala itu masih bagian dari tanah partikelir Tanjung Timur.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/06/27/685e0a867f40b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Asal-usul di Balik Nama Daerah Cawang, Cakung, dan Bintaro Megapolitan 27 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/27/685e0533afada.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kemanggisan "Diserang" Ulat Bulu Saat Tidur Megapolitan 27 Juni 2025
Warga Kemanggisan “Diserang” Ulat Bulu Saat Tidur
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Aris (44), mengaku pernah “diserang”
ulat bulu
saat sedang tertidur lelap di kantornya di Kemanggisan Square Blok B 3C, Jalan Kemanggisan Raya, Palmerah,
Jakarta
Barat.
Pria yang berprofesi sebagai petugas keamanan itu mengatakan, saat ini di wilayahnya sedang merebak ulat bulu.
Ulat bulu
itu menempel di tembok-tembok ruko, hingga ke pos pengamanan di Kemanggisan Square Blok B 3C.
“Kalau lagi tidur, biasanya ulat tiba-tiba nempel di kaki, bahkan di tangan,” ujar Aris saat ditemui Kompas.com, Jumat (27/6/2025).
Menurut Aris, setelah tertempel oleh ulat bulu berwarna cokelat itu, badannya terasa panas, gatal hingga berbentol selama beberapa jam.
“Saya kejatuhan ulat bulu di leher, saya kaget pas pegang itu gede banget. Setelah itu langsung panas sama gatal-gatal banget. Saya langsung mandi waktu itu dan dikasih obat oles,” kata Aris.
Sementara itu Toha (40) yang juga salah satu petugas keamanan di ruko tersebut mengaku sering membersihkan ulat bulu sejak sebulan yang lalu. Namun, ulat bulu tetap merebak hingga saat ini.
Invasi ulat bulu datang setelah musim kemarau, di mana setiap kali hujan, hewan tersebut langsung merebak ke area ruko.
“Saya bersihkan terus, kemarin juga sudah banyak sekali yang dikeruk di dinding tapi tetap banyak sampai sekarang. Sudah sebulan kayak gini terus,” ucap dia.
Penghuni indekos yang berada di ruko tempatnya bekerja sudah sering mengadukan kejadian ulat bulu ke pihak pengelola, namun hingga saat ini masih belum ditindaklanjuti.
Saat ini, ulat bulu hanya dibersihkan secara rutin menggunakan sapu dan dikumpulkan di dalam wadah khusus.
Sebelumnya, ulat bulu merebak di Kemanggisan Square Blok B 3C, Jalan Kemanggisan Raya, Palmerah, Jakarta Barat.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, Jumat (27/6/2025) pukul 08.00 WIB, ulat bulu yang berukuran sekitar tiga sampai lima sentimeter ini merebak di tiga ruko, salah satunya dihuni sebagai indekos.
Ulat bulu menempel di tembok-tembok ruko, parkiran, hingga ke pos pengamanan di Kemanggisan Square Blok B 3C.
Daun-daun tanaman di dekat ruko juga terlihat telah “digundulkan” oleh ribuan ulat bulu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/27/685dfcb619073.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Martin Maulia, dari Pegawai Kantoran Menjadi Penjaga Budaya Betawi Megapolitan 27 Juni 2025
Kisah Martin Maulia, dari Pegawai Kantoran Menjadi Penjaga Budaya Betawi
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Dari sebuah ruang kecil di Jalan Jati 11, RT.03/RW.09, Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Martin Maulia (35) mengubah tumpukan limbah menjadi karya budaya.
Berbekal tekad dan rasa cintanya terhadap
Betawi
, dia membangun
Sanggar Rifki Albani
, sebuah sanggar seni yang kini dikenal hingga ke luar negeri.
Semuanya dia mulai sendiri, tanpa guru, tanpa modal, hanya bermodal semangat dan kasih kepada anaknya yang diberi nama Rifki Albani, yang kemudian diabadikan sebagai nama sanggar.
Berawal pada tahun 2008. Saat itu, Martin masih kerja di Kementerian Perdagangan, sebagai IT freelance, di lantai 9, Direktorat Impor Daglu, Jakarta Pusat.
Lokasi tempatnya bekerja tidak jauh dari ikonnya ibu kota Jakarta, sehingga setiap istirahat selalu menyempatkan datang ke Monas.
“Kebetulan kalau lagi jam istirahat kerja, saya tuh kadang ke Monas. Nah, terinspirasi mulai dari situ,” ujar Martin kepada Kompas.com, Jumat (26/6/2025).
Martin selalu memakai waktu istirahatnya untuk ke Monas. Namun di sana, dia heran lantaran tidak ada satu pun penjual yang memajang ikon budaya Jakarta, Ondel-ondel.
Justru yang terlihat hanya ada miniatur Monas atau Wayang Golek. Tak ada yang dari para penjual itu memajang Ondel-ondel untuk ditawarkan ke pembeli.
Dari rasa penasaran itu, Martin akhirnya mencoba untuk membuat miniatur ondel-ondel sendiri. Menggunakan bahan sederhana, dia bereksperimen dengan botol plastik dan fiberglass.
Semuanya itu, dikerjakan sendiri dari rumah. Tanpa bantuan siapapun.
Hasil karyanya dipasarkan melalui situs rifkialbani.com, yang dibuatnya sendiri dari kemampuannya di bidang IT.
Lambat laun, usahanya berkembang. Permintaan miniatur Ondel-ondel meningkat. Bahkan, dia tak menyangka, hasil karya tangannya itu bisa terjual hingga ke luar negeri.
“Pesanannya tuh sampai ke Frankfurt, Jerman; Canberra, Australia; Singapura, bahkan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, kita ada galeri, kerja sama galeri dengan Plaza Bali,” kata dia dengan bangga.
Setelah melihat hasil usahanya berkembang, Martin memutuskan untuk membuka Sanggar Rifki Albani dengan karya utamanya adalah miniatur Ondel-ondel.
Akhirnya, pada 2010 Martin memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya.
Keputusannya itu mendapat penolakan dari keluarganya. Pasalnya, pihak keluarga kecewa, Martin yang sudah memiliki pekerjaan yang bagus, justru memilih
resign
.
Namun, dia tidak menggubrisnya dan memilih fokus pada usahanya saja. Martin yakin usahanya akan terus berkembang.
Hal itu dia buktikan. Permintaan meningkat, dan Martin mulai kewalahan menerima pemesanan miniatur Ondel-ondel. Akhirnya, dia merekrut anak-anak muda di sekitar Meruya.
Pelan-pelan dan sabar, dia mulai mengajarkan kepada anak-anak muda itu cara membuat miniatur ondel-ondel.
Hasil penjualan dipakai untuk membayar rekan-rekan yang direkrutnya serta melebarkan sayap sanggar besutannya ke bidang musik khas Betawi.
Bagi Martin, sanggar bukan hanya tempat produksi miniatur Ondel-ondel. Ia mulai menjajaki dunia musik daerah dengan alat musik tradisional.
Tanpa modal besar, Martin menyiasati biaya dengan menjual hasil karyanya dalam sistem lelang.
Keuntungan dari penjualan miniatur diputar kembali untuk membeli alat musik tradisional seperti gambang dan kromong, yang juga dipelajari secara otodidak.
“Gambang itu saya beli dari hasil lelang miniatur, harganya Rp 4,5 juta. Kromong Rp 10 juta. Saya pelajari sendiri karena nggak tahu harus cari guru ke mana,” kenang dia.
Satu per satu alat musik tradisional khas Betawi itu dipelajari. Mulai dari tehyan, kongahyan, hingga gambang kromong.
Alat musiknya Martin dapati dengan cara jual beli. Misal, alat musik pertama yang dibeli adalah Gambang.
Setelah itu, dia mempelajari alat musik Gambang. Jika sudah menguasai, alat musik Gambang dijual untuk membeli alat musik tradisional khas Betawi lainnya.
Satu per satu alat musik itu dia pelajari. Hasilnya, dia salurkan ke anak-anak Sanggar Rifqi Albani.
Bahkan, beberapa dari mereka kini menjadi pemain tetap sanggar untuk pertunjukan musik Betawi dan pengiring lenong.
“Kita jalan sambil belajar. Saya bikin sistem: yang jago main ondel-ondel bisa naik kelas ke gambang kromong. Belajarnya langsung di jalan, tapi dibayar juga,” kata Martin sambil tertawa.
Tak hanya miniatur dan musik, sanggar ini juga memproduksi alat musik sendiri dari limbah.
Martin bahkan menciptakan cetakan topeng ondel-ondel khas yang kini banyak ditiru di jalanan Jakarta, dan dia mengaku tidak keberatan, justru bangga karena produknya menjadi acuan.
Kini, meski produksi ondel-ondel sudah banyak ditiru dan pesaing makin banyak, Martin justru melihatnya sebagai keberhasilan.
Ia tidak merasa tersaingi, malah saling bantu, bahkan jadi
reseller
bagi pengrajin lain.
“Kalau saya nggak bisa produksi, tinggal ambil dari teman-teman. Saya jualin lagi. Semua jadi jalan rezeki,” tutur dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/27/685dfc5f280f6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Populasi Ulat Bulu Merebak di Kemanggisan Jakarta Barat Megapolitan 27 Juni 2025
Populasi Ulat Bulu Merebak di Kemanggisan Jakarta Barat
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Populasi
ulat bulu
merebak di Kemanggisan Square Blok B 3C, Jalan Kemanggisan Raya, Palmerah,
Jakarta
Barat.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, Jumat (27/6/2025) pukul 08.00 WIB, ulat bulu yang berukuran sekitar tiga sampai lima sentimeter ini merebak di tiga ruko, salah satunya digunakan sebagai indekos.
Ulat bulu
menempel di tembok-tembok ruko, berjalan ke area parkir, hingga ke pos pengamanan di Kemanggisan Square Blok B 3C.
Daun-daun tanaman di dekat ruko juga terlihat telah “digundulkan” oleh ribuan ulat bulu.
Toha (40), salah satu petugas keamanan di ruko tersebut mengatakan, sudah sering membersihkan ulat bulu sejak sebulan yang lalu. Namun, ulat bulu tetap merebak hingga saat ini.
Invasi ulat bulu datang setelah musim kemarau, di mana setiap kali hujan, hewan tersebut langsung merebak ke area ruko.
“Saya bersihkan terus, kemarin juga sudah banyak sekali yang dikeruk di dinding tapi tetap banyak sampai sekarang. Sudah sebulan kayak gini terus,” ujar Toha saat ditemui, Jumat.
Ia mengatakan, penghuni indekos sering mengadukan kejadian ulat bulu ke pihak pengelola, namun hingga saat ini masih belum ditindaklanjuti.
Saat ini, ulat bulu hanya dibersihkan secara rutin menggunakan sapu dan dikumpulkan di dalam wadah khusus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/04/26/662b985387dcc.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diskon Tarif Tol Dalam Kota Jakarta Saat Libur Muharram, Cek Rincian Lengkapnya Megapolitan 27 Juni 2025
Diskon Tarif Tol Dalam Kota Jakarta Saat Libur Muharram, Cek Rincian Lengkapnya
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
— Menyambut libur panjang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah pada Jumat (27/6/2025), pemerintah melalui Jasa Marga memberikan potongan tarif tol sebesar 20 persen untuk sejumlah ruas tol utama di Indonesia, termasuk
Tol Dalam Kota Jakarta
.
Kebijakan diskon ini berlaku selama tiga hari berturut-turut, mulai Jumat hingga Minggu, 27–29 Juni 2025, dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB setiap harinya.
Libur Muharram
yang bertepatan dengan akhir pekan tersebut memberikan momentum long weekend bagi masyarakat untuk bepergian, baik dalam rangka liburan, kegiatan keagamaan, maupun mudik singkat.
Melalui akun resmi X
@PTJASAMARGA
, Jasa Marga mengumumkan bahwa potongan tarif 20 persen berlaku untuk ruas Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta, Jagorawi, hingga ruas tol Trans Jawa dan Trans Sumatra, baik arah pergi maupun balik.
Namun, diskon ini hanya berlaku bagi pengguna kartu uang elektronik yang memiliki saldo cukup saat transaksi.
Jika saldo tidak mencukupi, potongan tarif tidak dapat diterapkan.
Rincian
Diskon Tarif Tol
Libur Muharram:
Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta
Tol Jagorawi
Masyarakat yang hendak memanfaatkan momen long weekend ke luar kota diimbau untuk memastikan saldo kartu tol elektronik mereka cukup sebelum berkendara, agar tetap bisa menikmati potongan tarif yang tersedia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/26/67960990c94e9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wamensos Ajak Pelaku Usaha Kucurkan CSR untuk Program Sekolah Rakyat Nasional 27 Juni 2025
Wamensos Ajak Pelaku Usaha Kucurkan CSR untuk Program Sekolah Rakyat
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Menteri Sosial (Wamensos)
Agus Jabo Priyono
mengajak partisipasi semua pihak, termasuk dunia usaha, untuk terliat dalam program
Sekolah Rakyat
yang ditujukan untuk mengentaskan
kemiskinan
.
Menurut dia, dunia usaha dpat terlibat dalam program Sekolah Rakyat lewat tanggung jawab sosial perusahaan atau
corporate social responsibility
(CSR).
“Kalau bisa kita kolaborasikan antara negara dan sektor swasta, sekecil apapun kontribusinya, dampaknya akan luar biasa,” ujar Agus dalam keterangan resmi, Kamis (26/6/2025).
Agus menyatakan, program Sekolah Rakyat tak hanya membuka akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin, tetapi juga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
Ia juga memastikan bahwa penerima manfaat Sekolah Rakyat adalah benar-benar orang yang membutuhkan merujuk pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
”Kita berangkat dari data orang tua siswa yang sudah pasti teridentifikasi di DTSEN. Anaknya disekolahkan, orangtua diberdayakan, dan rumahnya kita benahi. Kehidupannya kita perbaiki,” kata Agus.
Ia menyampaikan, saat ini lokasi 100 titik Sekolah Rakyat sedang difokuskan pada pemanfaatan aset milik Kemensos, dengan target penerima manfaat tahap awal sekitar 9.755 siswa, yang akan terus ditingkatkan secara bertahap.
Dia mengatakan, seluruh siswa Sekolah Rakyat tahap pertama memulai masa orientasi pada 14 Juli 2025 dan langsung tinggal di asrama yang sudah dilengkapi fasilitas mumpuni.
Sementara itu, 100 titik baru sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto masih terus dimatangkan.
Dengan tambahan ini, Kemensos menargetkan total siswa yang belajar di Sekolah Rakyat pada tahun ini mencapai lebih dari 20.000 orang, didukung oleh 2.180 guru dan 4.069 tenaga kependidikan.
Agus Jabo berharap ke depan akan terbentuk ekosistem kolaborasi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas lokal dalam memberdayakan masyarakat miskin.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus bareng-bareng, saling isi. Karena yang kita kejar bukan hanya target, tapi masa depan mereka,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/26/685d2c2315982.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Jeff Bezos Pindah Tempat Pernikahan Setelah Diusir Warga Venesia Internasional
Jeff Bezos Pindah Tempat Pernikahan Setelah Diusir Warga Venesia
Tim Redaksi
VENESIA, KOMPAS.com
– Pesta pernikahan mewah bos Amazon
Jeff Bezos
dan presenter televisi Lauren Sanchez dipindahkan dari lokasi semula di pusat Kota
Venesia
,
Italia
, menyusul gelombang protes warga setempat.
Acara yang sedianya digelar di gedung bersejarah Scuola Grande della Misericordia pada Sabtu (28/6/2025), kini dialihkan ke wilayah Arsenale, kawasan yang lebih jauh dari pusat kota.
Pernikahan Bezos dan Sanchez digelar selama tiga hari dan dihadiri oleh sekitar 200 tamu undangan, termasuk sejumlah selebritas dunia seperti Kim Kardashian, Mick Jagger, Leonardo DiCaprio, serta beberapa anggota keluarga Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Namun, kemeriahan tersebut dibayangi oleh aksi protes dari kelompok warga dan aktivis yang menolak kehadiran Bezos, serta gaya hidup mewah para miliarder di tengah kota bersejarah itu.
“Kami sangat bangga! Kami bukan siapa-siapa, tidak punya uang, tidak punya apa-apa,” ujar Cacciari kepada
BBC
.
“Kami hanyalah warga biasa yang mulai mengorganisasi diri dan berhasil mengusir salah satu orang paling berkuasa di dunia dari kota ini,” tambahnya.
Protes yang terjadi sejak awal pekan ini menampilkan berbagai bentuk aksi, mulai dari pemasangan spanduk bertuliskan “Tak ada ruang bagi Bezos” hingga gambar wajah Bezos berukuran besar yang dibentangkan di Lapangan Santo Markus.
Salah satu slogan yang digunakan berbunyi, “Jika kamu bisa menyewa Venesia untuk menikah, kamu juga bisa membayar pajak lebih banyak.”
“Protes kami bukan soal pernikahannya, tetapi soal apa yang diwakilinya,” ujar Abbate.
“Ini bukan sekadar pesta dua orang, tetapi perayaan gaya hidup yang tidak berkelanjutan. Orang-orang terkaya hidup berlebihan, sedangkan yang lain menanggung krisis iklim yang bukan mereka sebabkan,” lanjutnya.
Kelompok aktivis lain seperti Everyone Hates Elon juga turut meramaikan aksi tersebut, menyuarakan penolakan terhadap pariwisata massal dan dominasi individu superkaya atas ruang kota.
Pemerintah kota mengkritik aksi demonstrasi yang berlangsung. Anggota dewan kota bidang pembangunan ekonomi, Simone Venturini, menyebut para demonstran seolah-olah merasa sebagai pemilik kota.
“Para demonstran ini bertingkah seolah mereka pemilik kota, padahal tidak,” ujar Venturini.
Ia menyebut kelompok penentang hanya mewakili sebagian kecil warga dan menekankan bahwa acara ini bersifat privat serta digelar di properti pribadi, bukan ruang publik. Menurutnya, pesta ini justru membawa manfaat ekonomi bagi kota.
Namun, isu pariwisata berlebihan di Venesia telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun. Kota ini terus bergulat dengan dampak kedatangan jutaan turis setiap tahun yang menyebabkan warga lokal kian tersisih.
Meskipun pemerintah kota telah memberlakukan pajak masuk sebesar 5 euro (sekitar Rp 94.874) per hari bagi turis harian, para aktivis menilai kebijakan tersebut belum efektif membatasi arus wisatawan.
Sebelumnya, para aktivis merencanakan aksi teatrikal dengan melompat ke kanal sambil membawa buaya karet raksasa guna mengganggu jalannya pesta. Namun, rencana tersebut dibatalkan demi alasan keselamatan.
Sebagai gantinya, kelompok No Space for Bezos akan melakukan proyeksi visual di salah satu bangunan kota serta menggelar aksi demonstrasi tambahan pada Sabtu malam.
“Bezos datang ke Venesia hanya untuk pesta. Itulah masalahnya,” kata Cacciari.
“Visi tentang Venesia bukan sebagai kota lagi, tetapi taman bermain bagi orang-orang super kaya untuk menyewa sebagian atau seluruhnya demi kepentingan pribadi,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/26/685d600b8fe72.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Cerita Penumpang Transjabodetabek Terjebak Macet 1 Jam dari Tol Desari ke Sawangan Megapolitan
Cerita Penumpang Transjabodetabek Terjebak Macet 1 Jam dari Tol Desari ke Sawangan
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Penumpang
Transjabodetabek
D41 mengeluhkan kemacetan yang dilalui rute Lebak Bulus-Terminal
Sawangan
tersebut.
Dina (25), karyawan swasta di Cilandak, Jakarta Selatan yang rutin naik Transjabodetabek rute Lebak Bulus-Sawangan mengaku pernah menempuh waktu satu jam dari pintu keluar Tol
Depok
-Antasari (Desari) hingga Terminal Sawangan.
“Paling parah tuh pernah kayaknya pas besoknya libur panjang kalo enggak salah, itu satu jam dari keluar tol sampai terminal doang,” ucap Dina kepada
Kompas.com
di Terminal Sawangan, Kamis (26/6/2025).
Pada hari biasa, kata Dina, “hanya” butuh waktu sekitar 20 menit untuk bus Transjabodetabek melaju dari pintu keluar Tol Desari hingga Terminal Sawangan. Meski macet, kepadatan kendaraan dinilai masih masuk akal.
“Kalau lagi hari biasa, misal pulang pukul 17.30 WIB juga ya dari keluar tol ke titik akhir cuma 20 menitan kok,” ujarnya.
Pada sore ini, menurut Dina, kemacetan juga lebih padat dari biasanya, terutama sejak pintu keluar Tol Desari hingga depan Kompleks BDN Sawangan.
“Tadi tuh yang macet banget cuma dari keluar tol sampai ke BDN sih, dari pas belokan Parung Bingung malah enggak gitu
stuck
,” ungkapnya.
Dina menduga, kemacetan itu terjadi karena hari ini merupakan malam menuju libur panjang. Selain itu, anak sekolah juga tengah libur semester.
Dari Terminal Sawangan, Dina akan melanjutkan perjalanan naik ojek online (ojol) atau menunggu jemputan keluarga menuju rumahnya yang berjarak sekitar 7-10 menit di daerah Bedahan, Sawangan.
Meski harus bermacet ria, Dina mengaku terbantu dengan Transjabodetabek ini karena dinilai lebih efisien secara waktu dan jarak.
“Sebelum ada TJ, aku dianter ke arah Bojongsari terus naik angkot 106 tujuan Lebak Bulus. Dari situ baru naik ojol,” terangnya.
“Kalau sekarang, sudah tinggal ke terminal terus turun di halte deket Jalan RA Kartini, tinggal jalan dikit,” lanjut dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/26/685d609829915.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kantor Bank BUMN Digeledah KPK Terkait Pengadaan Mesin EDC Nasional 26 Juni 2025
Kantor Bank BUMN Digeledah KPK Terkait Pengadaan Mesin EDC
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK
) melakukan penggeledahan di dua kantor pusat salah satu
bank
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pada Kamis (26/6/2025), terkait penyidikan dugaan korupsi dalam proyek pengadaan mesin
electronic data capture
(EDC).
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan penggeledahan dilakukan di kantor pusat bank tersebut di kawasan Sudirman dan Gatot Subroto, Jakarta.
“Tim juga melakukan penggeledahan di dua lokasi. Yakni di Kantor Pusat (bank) Sudirman dan di Gatot Subroto,” kata Budi dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis malam.
Meski telah masuk tahap penyidikan, KPK belum menetapkan tersangka dalam perkara ini.
Budi menyebut penyidikan masih bersifat umum (sprindik umum), dan lembaganya masih mendalami keterlibatan sejumlah pihak.
“Dalam perkara ini, KPK belum menetapkan tersangka atau menggunakan sprindik umum,” ungkapnya.
“KPK masih akan terus mendalami dan menelusuri pihak-pihak yang diduga terlibat dalam pengkondisian pengadaan mesin EDC ini,” sambung dia.
Budi menyatakan, penyidikan ini menyoroti adanya dugaan pengkondisian dalam proses pengadaan mesin EDC tersebut.
Pihak KPK kini tengah memeriksa sejumlah saksi dan menyita sejumlah dokumen penting dari hasil penggeledahan.
Namun, Budi belum membeberkan lebih lanjut barang-barang yang diamankan dari lokasi penggeledahan.
Ia berjanji hal itu akan diungkap pada pembaruan informasi berikutnya.
KPK berkomitmen untuk terus mengusut tuntas kasus ini dan segera menetapkan pihak-pihak yang bertanggung jawab termasuk kemungkinan adanya kerugian negara dalam perkara ini.
“KPK masih mendalami terkait dengan pemeriksaan pemeriksaan terhadap para pihak dan juga penggeledahan yang dilakukan hari ini,” tutur Budi.
Sementara itu, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan pihaknya menghormati proses penggeledahan oleh KPK.
BRI mengaku akan kooperatif terhadap proses penegakan hukum yang berjalan.
“Kami (PT
Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) menghormati langkah penegak hukum, dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya menegakkan hukum dan memberantas korupsi,” ujar Agustya dalam keterangannya kepada Kompas.com, Kamis.
“Sebagai perusahaan BUMN, maka kami akan selalu comply (mematuhi regulasi) yang ditetapkan oleh pemerintah dan regulator dengan menerapkan tata kelola perusahaaan yang baik ( good corporate governance),” tambahnya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa BRI mendukung penuh penegakan hukum dan memastikan akan selalu terbuka untuk bekerja sama dengan KPK.
Ia juga memastikan seluruh kegiatan yang dilakukan sumber daya manusia (SDM) BRI sudah sesuai standar operasional perusahaan serta peraturan perundangan yang berlaku.
“Kami juga telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan, serta memitigasi resiko penyimpangan di masa mendatang,” tutur Agustya.
“Atas kejadian ini kami pastikan bahwa proses penegakan hukum yang dijalankan KPK tersebut tidak berdampak terhadap operasional dan layanan BRI, sehingga nasabah tetap dapat bertransaksi secara normal dengan nyaman dan aman,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/10/15/670e38a49bd37.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)