3 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Jagorawi, Polisi: Kurang Jaga Jarak
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Jagorawi Kompol Akhmad Jajuli mengatakan,
kecelakaan
beruntun yang melibatkan tiga kendaraan di Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) KM 10, arah Jakarta, terjadi akibat kurangnya antisipasi jarak aman antarkendaraan.
“Kurang antisipasi jaga jarak, jadi tiga kendaraan dari arah bogor, dan satu kendaraan di bahu jalan menghindar ke kanan, dan ditabrak oleh kendaraan lainnya,” ucapnya saat dihubungi
Kompas.com
, Rabu (2/7/2025).
Jajuli memastikan bahwa kecelakaan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
“Untuk korban dan kerugian, nihil,” ujarnya.
Setelah kejadian, petugas melakukan identifikasi terhadap para pengendara dan kendaraan yang terlibat kecelakaan.
Sebelumnya diberitakan, sebuah kecelakaan beruntun yang melibatkan satu mobil, satu truk kontainer, dan satu truk boks terjadi di ruas
Tol Jagorawi
KM 10 pada Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 07.16 WIB.
Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Jagorawi Kompol Akhmad Jajuli menjelaskan, ketiga kendaraan datang dari Bogor, Jawa Barat, menuju arah Jakarta.
“Setiba di TKP, kendaraan pertama yakni mobil Agya melaju di bahu jalan, lanjut menghindar ke kanan karena ada gangguan, dan menabrak truk box,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh
Kompas.com
, Rabu (7/6/2025).
Akibat tertabrak, truk boks tersebut terdorong ke jalur kanan. Tak berselang lama, truk kontainer melintas di jalur yang terdapat truk boks.
“Kemudian truk
box
terdorong ke kanan, dan di tabrak truk kontainer,” ucap Akhmad.
Akhmad menjelaskan, posisi akhir mobil Agya berada di bahu jalan arah utara dalam kondisi normal.
Sementara itu, truk boks berada di antara bahu jalan dan lajur satu arah timur.
“Kendaraan ketiga (truk kontainer) di antara bahu jalan dan lajur 1 arah utara,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/07/02/6864b322c4860.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kecewa Anak Tak Lolos SMAN 3 Tangsel Jalur Domisili, padahal 7 Meter dari Rumah Megapolitan 2 Juli 2025
Warga Kecewa Anak Tak Lolos SMAN 3 Tangsel Jalur Domisili, padahal 7 Meter dari Rumah
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Sejumlah warga yang berdomisili di RW 10 hingga RW 16, Pamulang Tangerang Selatan (Tangsel), atau yang menyebut diri mereka “Wong Pitu”, kecewa karena anak-anak mereka tidak diterima di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Padahal, mereka mendaftar lewat
jalur domisili
karena lokasi sekolah dekat dengan rumah.
Bahkan, ada yang hanya berjarak sekitar tujuh meter.
Menurut Ketua RW 10 Mujianto, 64 calon siswa dari lingkungan sekitar mendaftar ke SMA 3 Tangsel tahun ini.
Namun, dari 64 siswa, hanya 16 orang yang diterima. Alasannya karena sebagian besar memiliki nilai rapor rata-rata di atas 90.
“Anak-anak kami yang tinggal di sekitar SMA ini banyak yang nilainya bagus, menurut saya di atas 87. Tapi hanya karena selisih koma, banyak yang tidak diterima,” ujar Perwakilan Wong Pitu, Mujianto, di lokasi, Rabu (2/7/2025).
Ia lantas menganggap sistem penerimaan siswa baru atau Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili tahun ini tidak berpihak pada warga sekitar.
“Menurut kami, ada kesalahan prosedur. Seharusnya pihak sekolah bisa memilah dan memilih anak-anak dari lingkungan sekitar,” jelas dia.
Sementara itu, warga lainnya yang tergabung dalam Wong Pitu, Fauzia, juga melontarkan kekecewaan. Anaknya tidak diterima meski rumahnya hanya berjarak sekitar 55 meter dari sekolah.
“Saya tinggal di belakang sekolah, cuma beda berapa rumah aja sih dari gedung ini (SMA Negeri 3 Tangsel),” jelas dia
Namun, ternyata yang diterima hanya siswa dengan nilai rapor minimal 89.
“Anak saya nilai rata-ratanya 88, jadi tidak masuk,” kata dia.
Ia tidak mendapatkan sosialisasi yang jelas mengenai perubahan kriteria jalur domisili tersebut dan baru mengetahuinya pada saat hari pengumuman.
“Saya kira jalur domisili itu tetap berdasarkan jarak rumah ke sekolah, ternyata malah nilai yang jadi penentu utama,” ujar Fauzia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/02/6864d716ae9bd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kepala BNN Larang Anggotanya Tangkap Artis Pengguna Narkoba Megapolitan 2 Juli 2025
Kepala BNN Larang Anggotanya Tangkap Artis Pengguna Narkoba
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Badan Narkotika Nasional (
BNN
) Komjen Pol Marthinus Hukom melarang anggotanya menangkap artis pengguna
narkoba
.
“Sejak pertama saya hadir menjadi Kepala BNN, saya sudah sampaikan jangan menangkap artis lalu mempublikasikan, berlebihan, karena artis itu patron sosial,” ujar Marthinus dalam acara pemusnahan narkoba di Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (2/7/2025).
“Sebagai patron sosial, dia menjadi rujukan berperilaku, rujukan moral dari sebagian generasi-generasi atau anak-anak kita,” tambah dia.
Menurutnya, ketika seorang artis ditangkap dan dipublikasikan karena memakai narkoba, hal itu akan membelah persepsi publik dengan berbagai interpretasi.
“Ada interpretasi menghukum mereka, ada juga yang akan berkata begini ‘wah, menjadi artis, memakai narkoba, membuat mereka percaya diru untuk berkreatif, memberikan motivasi untuk tampil, percaya diri di depan kamera dan lain-lain. Itu persepsi publik terbelah seperti itu,” kata Marthinus.
Menurut Marthinus, para pengguna narkoba harusnya direhabilitasi jika ditangkap.
Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang mengamanatkan bahwa negara wajib memberi rehabilitasi kepada pengguna.
Kemudian, termaktub secara spesifik dalam Pasal 103 yang menyebut kewenangan hakim untuk memerintahkan pecandu narkotika menjalani rehabilitasi, bukan tindakan penangkapan.
“Kebijakan-kebijakan penyidikan di Polri juga sama, bahwa pendekatan hukum kita adalah pendekatan rehabilitasi,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/02/6864b678264e0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pencuri Besi Penutup Panel Listrik di Tanjung Priok Diduga Beraksi Dini Hari Megapolitan 2 Juli 2025
Pencuri Besi Penutup Panel Listrik di Tanjung Priok Diduga Beraksi Dini Hari
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pencuri besi
penutup panel listrik
di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok,
Jakarta Utara
, diduga beraksi saat dini hari.
“Dia (pencuri) malam beroperasinya sekitar jam 2.00 WIB hingga jam 3.00 WIB. Itu panel listrik gardu dihancurin ama dia, saya juga bingung itu kan listrik, kok bisa gitu enggak takut kesetrum,” ucap Kardi (35), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Rabu (2/7/2025).
Kardi mengatakan, salah satu aksi
pencurian
besi penutup panel listrik sempat terekam kamera.
Dalam video tersebut, pelaku terlihat menendang dan mendorong panel listrik hingga baut-bautnya lepas.
Setelah terlepas, mereka mencabut paksa dan membawa kabur besi penutup panel tersebut. Sejauh ini, ada sekitar dua panel listrik yang penutupnya dicuri maling.
“Itu panel listrik pagarnya (penutupnya) enggak ada, di Jalan Ampera juga enggak ada,” jelas Kardi.
Selain penutup panel listrik, Kardi menyebut para pencuri juga kerap menargetkan kabel-kabel lampu penerangan jalan.
Pencurian
kabel tersebut terjadi saat menjelang malam Tahun Baru 2025.
Para pelaku mengambil tembaga di dalam kabel. Akibatnya, lampu di sekitar Jalan Yos Sudarso sempat tak bisa menyala saat malam pergantian tahun 2025.
Oleh karena itu, Kardi berharap, agar para pelaku pencurian bisa diusut lebih lanjut supaya kejadian serupa tak terulang lagi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/02/6864e9ef43f6b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Demo ODOL Bubar, Jalan Medan Merdeka Selatan Kembali Dibuka Megapolitan 2 Juli 2025
Demo ODOL Bubar, Jalan Medan Merdeka Selatan Kembali Dibuka
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Para sopir truk massa aksi protes kebijakan
Zero Over Dimension Over Loading
(
ODOL
) di Jalan Medan Merdeka Selatan membubarkan diri, Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 15.10 WIB.
Massa membubarkan diri setelah diimbau sebanyak tiga kali oleh Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro.
Para sopir truk berangsur-angsur meninggalkan lokasi
demo
dengan menaiki truk.
Massa sempat melemparkan botol air mineral ke arah polisi. Namun, polisi hanya memblokade dan kembali mengimbau massa aksi tertib serta tidak melakukan provokasi.
Lalu lintas di ruas Jalan Medan Merdeka Selatan pun kembali dibuka setelah massa membubarkan diri. Kendaraan kini sudah bisa melintas di Jalan Medan Merdeka Selatan ke arah Tugu Tani maupun sebaliknya.
Tampak pasukan oranye mulai turun untuk membersihkan sisa-sisa sampah demonstrasi.
Sebelumnya, aksi protes kebijakan ODOL oleh sejumlah sopir truk di Jalan Medan Merdeka Selatan sempat ricuh.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi, massa aksi ODOL di Jakarta sempat melemparkan botol plastik ke arah polisi. Mereka juga sempat mendorong petugas keamanan yang berjaga di sekitar lokasi.
Kericuhan ini bermula ketika polisi meminta massa aksi membubarkan diri dari Jalan Medan Merdeka Selatan. Sebab, ruas jalan ini lumpuh akibat diduduki massa aksi
demo ODOL
di Jakarta.
Tak terima diminta membubarkan diri, massa memberikan perlawanan dengan melempar botol plastik bekas minuman ke arah polisi. Akibatnya, aksi saling dorong tak terhindarkan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro meminta agar para massa demo ODOL di Jakarta membubarkan diri.
“Para korlap tanggung jawab, bubarkan area ini,” ujar Susatyo.
Akibat kericuhan, pihak kepolisian sempat menutup ruas Jalan Medan Merdeka Selatan. Para pengendara dari Kota Tua diimbau mengarah ke Sarinah, sedangkan dari Sarinah diarahkan ke arah Bundaran HI.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/01/68638010c5104.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gratis Tapi Bayar? Ini Alasan Ada Warga yang Tetap Bayar Perpanjang SIM di HUT Bhayangkara Megapolitan 2 Juli 2025
Gratis Tapi Bayar? Ini Alasan Ada Warga yang Tetap Bayar Perpanjang SIM di HUT Bhayangkara
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang warga asal Pluit,
Jakarta
Utara, bernama Tri (46), mengaku tetap harus membayar untuk perpanjang Surat Izin Mengemudi (
SIM
) di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025) saat
HUT Bhayangkara
ke-79.
Tri mengatakan harus membayar sebesar Rp 215.000 untuk memperpanjang SIM A miliknya di lokasi.
Menurut pengakuannya, Tri mengira layanan
perpanjang SIM
di Monas saat HUT Bhayangkara tersebut sepenuhnya gratis.
Lantas, mengapa terdapat warga yang tetap bayar untuk
perpanjang SIM di Monas
saat HUT Bhayangkara meski disebutkan layanan tersebut gratis?
Dalam unggahan Instagram resmi Polda Metro Jaya, Polri menyampaikan sejumlah layanan spesial dalam rangka HUT ke-79 Bhayangkara, salah satunya perpanjangan SIM gratis.
Dalam unggahan tersebut telah disebutkan, bahwa untuk layanan perpanjangan SIM terdapat kuota terbatas, sehingga tidak semua warga yang datang bisa mendapatkan layanan spesial tersebut.
Bila warga datang terlambat atau kuota habis, maka warga tetap harus membayar sesuai ketentuan yang berlaku.
Adapun layanan spesial saat HUT ke-79 Bhayangkara di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025), di antaranya:
Banyak Warga Kehabisan Kuota Gratis
Selain Tri, warga lainnya, Hasna (27), juga mengalami hal serupa. Ia mengurus perpanjangan SIM C dan harus membayar Rp 210.000 karena kuota gratis sudah habis.
“Gratis itu ada kuotanya. Tapi saya enggak tahu pasti kuotanya berapa. Jadi, kalau di luar kuota yang disediakan, kita bayar. Ke sini sudah habis kuotanya,” ujar Hasna.
Hasna mengaku datang ke Monas karena SIM C-nya habis masa berlaku tepat hari itu.
Awalnya ia menuju Lapangan Banteng, namun diarahkan ke Monas karena semua layanan dipusatkan di sana.
Ia tiba sekitar pukul 10.00 WIB dan mendapat nomor antrean di atas 100. “Kurang lebih sudah dua jam antre,” ujarnya.
(Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Larissa Huda)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/02/6864cc5ab935a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Minta Kuota Khusus bagi Anak-anak di Sekitar SMAN 3 Tangsel Megapolitan 2 Juli 2025
Warga Minta Kuota Khusus bagi Anak-anak di Sekitar SMAN 3 Tangsel
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Warga yang berdomisili di RW 10 hingga RW 16, Pamulang,
Tangerang Selatan
(Tangsel), atau disebut “Wong Pitu”, meminta pihak sekolah memberikan kuota khusus bagi anak-anak di lingkungan sekitar SMAN 3 Tangerang Selatan (Tangsel) dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) setiap tahunnya.
Permintaan itu disampaikan warga setelah banyak anak dari tujuh RW di sekitar SMA 3 Tangsel tidak diterima mendaftar lewat jalur domisili, meski rumah mereka hanya berjarak beberapa meter dari sekolah.
“Dari 64 anak yang mendaftar dari lingkungan sini, hanya 16 yang diterima. Padahal nilai anak-anak kami tidak rendah. Banyak yang nilainya di atas 87, bahkan ada yang di atas 90,” ujar Perwakilan Wong Pitu, Mujianto di SMA Negeri 3 Tangsel,Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Rabu (2/7/2025).
Mujianto mengatakan, masalah ini bukan pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang setiap tahun sejak 2022.
Dengan kasus yang terus berulang, dia menilai sistem dengan jalur domisili ini tidak mencerminkan kondisi nyata di lapangan.
“Setiap tahun selalu begini, selalu ribut. Maka kami minta ada kuota khusus, minimal satu kelas, supaya tidak terus jadi konflik. Biar ke depan lebih tertib, tinggal RW yang bagi,” kata dia.
Warga telah memberikan banyak dukungan terhadap operasional sekolah. Hal itu dikarenakan letak tempat sekolah yang berada di tengah permukiman mereka.
Apalagi selama sekolah itu berdiri, warga telah memberikan kemudahan akses, termasuk menyediakan akses jalan dan lapangan yang selama ini digunakan siswa untuk beragam kegiatan.
“Lapangan kami dipakai, jalan kami dilewati. Kami tidak pernah minta apa-apa, hanya minta anak-anak kami bisa sekolah di sini,” jelas dia.
Mujianto mengatakan, jika aspirasi warga tidak digubris oleh pihak sekolah maupun pemerintah daerah, maka mereka berencana memblokir akses jalan menuju
SMAN 3 Tangsel
.
“Kami akan portal jalan, warga berencana memportal akses jalan. Kami ini punya akses lapangan, yang digunakan oleh siswa untuk kegiatan olahraga, latihan, upacara, dan kegiatan lainnya. Itu lapangan milik RW 15 dan RW 12, dan kami tidak pernah menuntut apa-apa,” ucap dia.
Sebelumnya, para warga dari tujuh RW melakukan unjuk rasa sebagai buntut kekecewaan mereka terhadap hasil Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di sekolah tersebut.
Mereka menilai pihak SMAN 3 Kota Tangsel telah melakukan kecurangan terkait domisili calon siswa.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, para orangtua yang berdemo membawa sejumlah poster yang berisi keluhan dan protes terhadap hasil SPMB.
“Utamakan lingkungan selebihnya terserah kalian,” tulis salah satu poster.
“Korban jual beli kursi,” tulis poster lainnya.
Selain membawa poster, sebagian dari mereka juga ada yang mengendarai motor pikap berwarna hitam.
Aksi ini juga diiringi lagu Maju Tak Gentar dan diselingi orasi dari para orangtua yang menyuarakan aspirasi mereka.
“Kami sebagai warga RW 10 sampai 16, Wong Pitu, enggak ingin hanya menjadi penonton di rumah sendiri, anak-anak kamilah yang berhak sekolah di SMAN 3 Tangsel,” ujar salah satu orang tua dengan menggunakan alat pengeras suara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/02/6864a20ac57c3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/01/6863a5317cf40.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/02/6864ed6b034e0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/02/68648876b6ece.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)