Category: Kompas.com

  • 3 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Jagorawi, Polisi: Kurang Jaga Jarak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    3 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Jagorawi, Polisi: Kurang Jaga Jarak Megapolitan 2 Juli 2025

    3 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Jagorawi, Polisi: Kurang Jaga Jarak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Jagorawi Kompol Akhmad Jajuli mengatakan,
    kecelakaan
    beruntun yang melibatkan tiga kendaraan di Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) KM 10, arah Jakarta, terjadi akibat kurangnya antisipasi jarak aman antarkendaraan.
    “Kurang antisipasi jaga jarak, jadi tiga kendaraan dari arah bogor, dan satu kendaraan di bahu jalan menghindar ke kanan, dan ditabrak oleh kendaraan lainnya,” ucapnya saat dihubungi
    Kompas.com
    , Rabu (2/7/2025).
    Jajuli memastikan bahwa kecelakaan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
    “Untuk korban dan kerugian, nihil,” ujarnya.
    Setelah kejadian, petugas melakukan identifikasi terhadap para pengendara dan kendaraan yang terlibat kecelakaan.
    Sebelumnya diberitakan, sebuah kecelakaan beruntun yang melibatkan satu mobil, satu truk kontainer, dan satu truk boks terjadi di ruas
    Tol Jagorawi
    KM 10 pada Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 07.16 WIB.
    Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Jagorawi Kompol Akhmad Jajuli menjelaskan, ketiga kendaraan datang dari Bogor, Jawa Barat, menuju arah Jakarta.
    “Setiba di TKP, kendaraan pertama yakni mobil Agya melaju di bahu jalan, lanjut menghindar ke kanan karena ada gangguan, dan menabrak truk box,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh
    Kompas.com
    , Rabu (7/6/2025).
    Akibat tertabrak, truk boks tersebut terdorong ke jalur kanan. Tak berselang lama, truk kontainer melintas di jalur yang terdapat truk boks.
    “Kemudian truk
    box
    terdorong ke kanan, dan di tabrak truk kontainer,” ucap Akhmad.
    Akhmad menjelaskan, posisi akhir mobil Agya berada di bahu jalan arah utara dalam kondisi normal.
    Sementara itu, truk boks berada di antara bahu jalan dan lajur satu arah timur.
    “Kendaraan ketiga (truk kontainer) di antara bahu jalan dan lajur 1 arah utara,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bukan Dibuang, Ini Fakta Bocah Jatuh dari Bus Mabes AD di Tol JORR
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Bukan Dibuang, Ini Fakta Bocah Jatuh dari Bus Mabes AD di Tol JORR Megapolitan 2 Juli 2025

    Bukan Dibuang, Ini Fakta Bocah Jatuh dari Bus Mabes AD di Tol JORR
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Belakangan ini tengah viral video seorang bocah laki-laki terjatuh dari bus bertuliskan “Mabes AD” di ruas
    Tol JORR
    kawasan
    Jakarta
    Selatan.
    Video tersebut lantas menimbulkan banyak spekulasi publik terkait alasan mengapa bocah tersebut bisa terjatuh dari
    bus Mabes AD
    .
    Pihak TNI Angkatan Darat (AD) memastikan, bahwa bocah tersebut tidak disengaja terjatuh dari bus.
    Dalam keterangan resminya, Selasa (1/7/2025), Kepala Subdinas Penerangan Umum Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kasubdispenum Dispenad), Kolonel Mujahidin, menjelaskan bahwa bocah itu duduk di dekat pintu darurat saat bus sedang melaju.
    Karena bocah tersebut cukup aktif dan kurangnya pemahaman tentang sistem keamanan, pintu darurat tersebut terbuka dan menyebabkan anak itu terjatuh ke jalan tol.
    “Pada saat melintas di jalan
    tol JORR
    , terdapat satu orang anak yang cukup aktif duduk di dekat pintu darurat. Karena tidak mengetahui prosedur keamanan, tiba-tiba pintu terbuka dan anak tersebut terjatuh,” jelas Mujahidin.
    Bus Digunakan untuk Keperluan Keluarga Anggota TNI
    Mujahidin menambahkan, bus yang digunakan bukan dalam rangka operasional militer.
    Bus tersebut tengah digunakan untuk mengantar anggota TNI dan keluarganya menghadiri acara takziah di wilayah Bogor.
    “Bus yang ditumpangi tersebut adalah kendaraan dukungan kepada anggota dan keluarga untuk keperluan takziah, menjenguk anggota yang sedang mengalami musibah,” ujarnya.
    Begitu mengetahui insiden itu terjadi, sopir bus segera menghentikan laju kendaraan dan rombongan langsung mencari anak tersebut di sepanjang ruas tol.
    Kondisi Bocah Usai Jatuh
    Beruntung, seorang pengemudi mobil pribadi yang berada tepat di belakang bus sempat menyaksikan kejadian tersebut.
    Dalam unggahan akun Threads @
    eni.santoso72
    , suami pemilik akun yang mengemudi saat itu, langsung menepi dan menolong anak tersebut yang terlihat masih sadar namun menangis dan mengalami luka ringan di bagian kening.
    “Saat anak tersebut digendong dan dibawa ke dalam mobil, anak itu terus menangis. Suami saya melihat ada luka di kening anak itu, meskipun tidak berdarah, hanya seperti luka tergores,” tulis Eni.
    Suami Eni lalu membawa anak itu sambil berusaha mengejar bus yang diduga membawa rombongan keluarga si bocah.
    Setelah melihat beberapa orang berdiri di pinggir jalan tol, ia memberi isyarat dan menepi. Salah seorang pria dari rombongan itu kemudian mengambil anak tersebut dari dalam mobil.
    “Meskipun suami saya tidak mengetahui pasti apakah orang tersebut adalah orangtua anak itu atau bukan, namun beliau percaya bahwa anak itu akan aman karena orang-orang yang ada di pinggir tol itu rupanya rombongan yang berada di dalam bus,” tulis Eni lagi.
    TNI AD menegaskan, bahwa anak tersebut tidak mengalami luka serius dan kini dalam keadaan sehat.
    Pihaknya juga mengapresiasi bantuan dari warga yang ikut membantu menyelamatkan anak itu dan memastikan keselamatannya.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kecewa Anak Tak Lolos SMAN 3 Tangsel Jalur Domisili, padahal 7 Meter dari Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Warga Kecewa Anak Tak Lolos SMAN 3 Tangsel Jalur Domisili, padahal 7 Meter dari Rumah Megapolitan 2 Juli 2025

    Warga Kecewa Anak Tak Lolos SMAN 3 Tangsel Jalur Domisili, padahal 7 Meter dari Rumah
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga yang berdomisili di RW 10 hingga RW 16, Pamulang Tangerang Selatan (Tangsel), atau yang menyebut diri mereka “Wong Pitu”, kecewa karena anak-anak mereka tidak diterima di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
    Padahal, mereka mendaftar lewat
    jalur domisili
    karena lokasi sekolah dekat dengan rumah.
    Bahkan, ada yang hanya berjarak sekitar tujuh meter.
    Menurut Ketua RW 10 Mujianto, 64 calon siswa dari lingkungan sekitar mendaftar ke SMA 3 Tangsel tahun ini.
    Namun, dari 64 siswa, hanya 16 orang yang diterima. Alasannya karena sebagian besar memiliki nilai rapor rata-rata di atas 90.
    “Anak-anak kami yang tinggal di sekitar SMA ini banyak yang nilainya bagus, menurut saya di atas 87. Tapi hanya karena selisih koma, banyak yang tidak diterima,” ujar Perwakilan Wong Pitu, Mujianto, di lokasi, Rabu (2/7/2025).
    Ia lantas menganggap sistem penerimaan siswa baru atau Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili tahun ini tidak berpihak pada warga sekitar.
    “Menurut kami, ada kesalahan prosedur. Seharusnya pihak sekolah bisa memilah dan memilih anak-anak dari lingkungan sekitar,” jelas dia.
    Sementara itu, warga lainnya yang tergabung dalam Wong Pitu, Fauzia, juga melontarkan kekecewaan. Anaknya tidak diterima meski rumahnya hanya berjarak sekitar 55 meter dari sekolah.
    “Saya tinggal di belakang sekolah, cuma beda berapa rumah aja sih dari gedung ini (SMA Negeri 3 Tangsel),” jelas dia
    Namun, ternyata yang diterima hanya siswa dengan nilai rapor minimal 89.
    “Anak saya nilai rata-ratanya 88, jadi tidak masuk,” kata dia.
    Ia tidak mendapatkan sosialisasi yang jelas mengenai perubahan kriteria jalur domisili tersebut dan baru mengetahuinya pada saat hari pengumuman.
    “Saya kira jalur domisili itu tetap berdasarkan jarak rumah ke sekolah, ternyata malah nilai yang jadi penentu utama,” ujar Fauzia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kepala BNN Larang Anggotanya Tangkap Artis Pengguna Narkoba
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Kepala BNN Larang Anggotanya Tangkap Artis Pengguna Narkoba Megapolitan 2 Juli 2025

    Kepala BNN Larang Anggotanya Tangkap Artis Pengguna Narkoba
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Narkotika Nasional (
    BNN
    ) Komjen Pol Marthinus Hukom melarang anggotanya menangkap artis pengguna
    narkoba
    .
    “Sejak pertama saya hadir menjadi Kepala BNN, saya sudah sampaikan jangan menangkap artis lalu mempublikasikan, berlebihan, karena artis itu patron sosial,” ujar Marthinus dalam acara pemusnahan narkoba di Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (2/7/2025).
    “Sebagai patron sosial, dia menjadi rujukan berperilaku, rujukan moral dari sebagian generasi-generasi atau anak-anak kita,” tambah dia.
    Menurutnya, ketika seorang artis ditangkap dan dipublikasikan karena memakai narkoba, hal itu akan membelah persepsi publik dengan berbagai interpretasi.
    “Ada interpretasi menghukum mereka, ada juga yang akan berkata begini ‘wah, menjadi artis, memakai narkoba, membuat mereka percaya diru untuk berkreatif, memberikan motivasi untuk tampil, percaya diri di depan kamera dan lain-lain. Itu persepsi publik terbelah seperti itu,” kata Marthinus.
    Menurut Marthinus, para pengguna narkoba harusnya direhabilitasi jika ditangkap.
    Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang mengamanatkan bahwa negara wajib memberi rehabilitasi kepada pengguna.
    Kemudian, termaktub secara spesifik dalam Pasal 103 yang menyebut kewenangan hakim untuk memerintahkan pecandu narkotika menjalani rehabilitasi, bukan tindakan penangkapan.
    “Kebijakan-kebijakan penyidikan di Polri juga sama, bahwa pendekatan hukum kita adalah pendekatan rehabilitasi,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasutri Bergaya Necis Curi Kacamata Puluhan Juta Rupiah di Jaksel dan Bekasi 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Pasutri Bergaya Necis Curi Kacamata Puluhan Juta Rupiah di Jaksel dan Bekasi Megapolitan 2 Juli 2025

    Pasutri Bergaya Necis Curi Kacamata Puluhan Juta Rupiah di Jaksel dan Bekasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sepasang suami istri (pasutri) berpakaian necis mencuri sejumlah
    kacamata
    bernilai jutaan rupiah di dua optik kawasan
    Jakarta
    Selatan dan Kota
    Bekasi
    .
    Berdasarkan unggahan Instagram Warga Jakarta, pelaku laki-laki tampak mengenakan setelan jas. Sedangkan, pelaku perempuan memakai blus berwarna biru muda.
    Mulanya, kedua pelaku datang ke tempat kejadian perkara (TKP) dan melihat-lihat kacamata di toko tersebut.
    Saat situasi dinilai aman, pelaku perempuan langsung menggasak kacamata, lalu memasukkannya ke saku celana sebelah kanan.
    Setelah itu, kedua pelaku tampak bercanda. Pelaku perempuan terlihat menjenggut rambut pelaku pria demi menutupi aksi keduanya di depan karyawan toko.
    Sementara itu, di lokasi kejadian lain, pelaku pria terlihat sedang menjajal kacamata.
    Pada saat bersamaan, pelaku perempuan tampak mengambil kacamata yang ada di tangan pelaku pria dan memasukkan ke saku celana sebelah kanan.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi membenarkan peristiwa tersebut. Sejauh ini, polisi telah menangkap kedua pelaku. 
    “Benar dua pelaku sudah diamankan,” kata Ade Ary saat dikonfirmasi Rabu (2/7/2025).
    Berdasarkan laporan polisi (LP) karyawan optik di Kota Bekasi, peristiwa terjadi pada Minggu (29/6/2025).
    Kepada polisi, pelapor menyebutkan bahwa salah satu pelaku mengalihkan perhatian karyawan.
    Sementara, pelaku lainnya memanfaatkan kelengahan tersebut untuk mencuri kacamata senilai jutaan rupiah.
    “Kerugian dua buah kacamata merek Ray-Ban senilai Rp 8.480.000 (untuk TKP Kota Bekasi),” ungkap Ade Ary.
    Sementara itu, dari dua optik, pelaku total menggondol tujuh kacamata dengan nilai mencapai puluhan juta rupiah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencuri Besi Penutup Panel Listrik di Tanjung Priok Diduga Beraksi Dini Hari
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Pencuri Besi Penutup Panel Listrik di Tanjung Priok Diduga Beraksi Dini Hari Megapolitan 2 Juli 2025

    Pencuri Besi Penutup Panel Listrik di Tanjung Priok Diduga Beraksi Dini Hari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pencuri besi
    penutup panel listrik
    di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok,
    Jakarta Utara
    , diduga beraksi saat dini hari.
    “Dia (pencuri) malam beroperasinya sekitar jam 2.00 WIB hingga jam 3.00 WIB. Itu panel listrik gardu dihancurin ama dia, saya juga bingung itu kan listrik, kok bisa gitu enggak takut kesetrum,” ucap Kardi (35), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Rabu (2/7/2025).
    Kardi mengatakan, salah satu aksi
    pencurian
    besi penutup panel listrik sempat terekam kamera.
    Dalam video tersebut, pelaku terlihat menendang dan mendorong panel listrik hingga baut-bautnya lepas.
    Setelah terlepas, mereka mencabut paksa dan membawa kabur besi penutup panel tersebut. Sejauh ini, ada sekitar dua panel listrik yang penutupnya dicuri maling.
    “Itu panel listrik pagarnya (penutupnya) enggak ada, di Jalan Ampera juga enggak ada,” jelas Kardi.
    Selain penutup panel listrik, Kardi menyebut para pencuri juga kerap menargetkan kabel-kabel lampu penerangan jalan.
    Pencurian
    kabel tersebut terjadi saat menjelang malam Tahun Baru 2025.
    Para pelaku mengambil tembaga di dalam kabel. Akibatnya, lampu di sekitar Jalan Yos Sudarso sempat tak bisa menyala saat malam pergantian tahun 2025.
    Oleh karena itu, Kardi berharap, agar para pelaku pencurian bisa diusut lebih lanjut supaya kejadian serupa tak terulang lagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo ODOL Bubar, Jalan Medan Merdeka Selatan Kembali Dibuka
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Demo ODOL Bubar, Jalan Medan Merdeka Selatan Kembali Dibuka Megapolitan 2 Juli 2025

    Demo ODOL Bubar, Jalan Medan Merdeka Selatan Kembali Dibuka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Para sopir truk massa aksi protes kebijakan
    Zero Over Dimension Over Loading
    (
    ODOL
    ) di Jalan Medan Merdeka Selatan membubarkan diri, Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 15.10 WIB. 
    Massa membubarkan diri setelah diimbau sebanyak tiga kali oleh Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro. 
    Para sopir truk berangsur-angsur meninggalkan lokasi
    demo
    dengan menaiki truk.
    Massa sempat melemparkan botol air mineral ke arah polisi. Namun, polisi hanya memblokade dan kembali mengimbau massa aksi tertib serta tidak melakukan provokasi.
    Lalu lintas di ruas Jalan Medan Merdeka Selatan pun kembali dibuka setelah massa membubarkan diri. Kendaraan kini sudah bisa melintas di Jalan Medan Merdeka Selatan ke arah Tugu Tani maupun sebaliknya.
    Tampak pasukan oranye mulai turun untuk membersihkan sisa-sisa sampah demonstrasi.
    Sebelumnya, aksi protes kebijakan ODOL oleh sejumlah sopir truk di Jalan Medan Merdeka Selatan sempat ricuh.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, massa aksi ODOL di Jakarta sempat melemparkan botol plastik ke arah polisi. Mereka juga sempat mendorong petugas keamanan yang berjaga di sekitar lokasi.
    Kericuhan ini bermula ketika polisi meminta massa aksi membubarkan diri dari Jalan Medan Merdeka Selatan. Sebab, ruas jalan ini lumpuh akibat diduduki massa aksi
    demo ODOL
    di Jakarta.
    Tak terima diminta membubarkan diri, massa memberikan perlawanan dengan melempar botol plastik bekas minuman ke arah polisi. Akibatnya, aksi saling dorong tak terhindarkan.
    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro meminta agar para massa demo ODOL di Jakarta membubarkan diri.
    “Para korlap tanggung jawab, bubarkan area ini,” ujar Susatyo.
    Akibat kericuhan, pihak kepolisian sempat menutup ruas Jalan Medan Merdeka Selatan. Para pengendara dari Kota Tua diimbau mengarah ke Sarinah, sedangkan dari Sarinah diarahkan ke arah Bundaran HI.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gratis Tapi Bayar? Ini Alasan Ada Warga yang Tetap Bayar Perpanjang SIM di HUT Bhayangkara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Gratis Tapi Bayar? Ini Alasan Ada Warga yang Tetap Bayar Perpanjang SIM di HUT Bhayangkara Megapolitan 2 Juli 2025

    Gratis Tapi Bayar? Ini Alasan Ada Warga yang Tetap Bayar Perpanjang SIM di HUT Bhayangkara
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang warga asal Pluit,
    Jakarta
    Utara, bernama Tri (46), mengaku tetap harus membayar untuk perpanjang Surat Izin Mengemudi (
    SIM
    ) di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025) saat
    HUT Bhayangkara
    ke-79.
    Tri mengatakan harus membayar sebesar Rp 215.000 untuk memperpanjang SIM A miliknya di lokasi.
    Menurut pengakuannya, Tri mengira layanan
    perpanjang SIM
    di Monas saat HUT Bhayangkara tersebut sepenuhnya gratis.
    Lantas, mengapa terdapat warga yang tetap bayar untuk
    perpanjang SIM di Monas
    saat HUT Bhayangkara meski disebutkan layanan tersebut gratis?
    Dalam unggahan Instagram resmi Polda Metro Jaya, Polri menyampaikan sejumlah layanan spesial dalam rangka HUT ke-79 Bhayangkara, salah satunya perpanjangan SIM gratis.
    Dalam unggahan tersebut telah disebutkan, bahwa untuk layanan perpanjangan SIM terdapat kuota terbatas, sehingga tidak semua warga yang datang bisa mendapatkan layanan spesial tersebut.
    Bila warga datang terlambat atau kuota habis, maka warga tetap harus membayar sesuai ketentuan yang berlaku.
    Adapun layanan spesial saat HUT ke-79 Bhayangkara di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025), di antaranya:
    Banyak Warga Kehabisan Kuota Gratis
    Selain Tri, warga lainnya, Hasna (27), juga mengalami hal serupa. Ia mengurus perpanjangan SIM C dan harus membayar Rp 210.000 karena kuota gratis sudah habis.
    “Gratis itu ada kuotanya. Tapi saya enggak tahu pasti kuotanya berapa. Jadi, kalau di luar kuota yang disediakan, kita bayar. Ke sini sudah habis kuotanya,” ujar Hasna.
    Hasna mengaku datang ke Monas karena SIM C-nya habis masa berlaku tepat hari itu.
    Awalnya ia menuju Lapangan Banteng, namun diarahkan ke Monas karena semua layanan dipusatkan di sana.
    Ia tiba sekitar pukul 10.00 WIB dan mendapat nomor antrean di atas 100. “Kurang lebih sudah dua jam antre,” ujarnya.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Minta Kuota Khusus bagi Anak-anak di Sekitar SMAN 3 Tangsel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Warga Minta Kuota Khusus bagi Anak-anak di Sekitar SMAN 3 Tangsel Megapolitan 2 Juli 2025

    Warga Minta Kuota Khusus bagi Anak-anak di Sekitar SMAN 3 Tangsel
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Warga yang berdomisili di RW 10 hingga RW 16, Pamulang,
    Tangerang Selatan
    (Tangsel), atau disebut “Wong Pitu”, meminta pihak sekolah memberikan kuota khusus bagi anak-anak di lingkungan sekitar SMAN 3 Tangerang Selatan (Tangsel) dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) setiap tahunnya.
    Permintaan itu disampaikan warga setelah banyak anak dari tujuh RW di sekitar SMA 3 Tangsel tidak diterima mendaftar lewat jalur domisili, meski rumah mereka hanya berjarak beberapa meter dari sekolah.
    “Dari 64 anak yang mendaftar dari lingkungan sini, hanya 16 yang diterima. Padahal nilai anak-anak kami tidak rendah. Banyak yang nilainya di atas 87, bahkan ada yang di atas 90,” ujar Perwakilan Wong Pitu, Mujianto di SMA Negeri 3 Tangsel,Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Rabu (2/7/2025).
    Mujianto mengatakan, masalah ini bukan pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang setiap tahun sejak 2022.
    Dengan kasus yang terus berulang, dia menilai sistem dengan jalur domisili ini tidak mencerminkan kondisi nyata di lapangan.
    “Setiap tahun selalu begini, selalu ribut. Maka kami minta ada kuota khusus, minimal satu kelas, supaya tidak terus jadi konflik. Biar ke depan lebih tertib, tinggal RW yang bagi,” kata dia.
    Warga telah memberikan banyak dukungan terhadap operasional sekolah. Hal itu dikarenakan letak tempat sekolah yang berada di tengah permukiman mereka.
    Apalagi selama sekolah itu berdiri, warga telah memberikan kemudahan akses, termasuk menyediakan akses jalan dan lapangan yang selama ini digunakan siswa untuk beragam kegiatan.
    “Lapangan kami dipakai, jalan kami dilewati. Kami tidak pernah minta apa-apa, hanya minta anak-anak kami bisa sekolah di sini,” jelas dia.
    Mujianto mengatakan, jika aspirasi warga tidak digubris oleh pihak sekolah maupun pemerintah daerah, maka mereka berencana memblokir akses jalan menuju
    SMAN 3 Tangsel
    .
    “Kami akan portal jalan, warga berencana memportal akses jalan. Kami ini punya akses lapangan, yang digunakan oleh siswa untuk kegiatan olahraga, latihan, upacara, dan kegiatan lainnya. Itu lapangan milik RW 15 dan RW 12, dan kami tidak pernah menuntut apa-apa,” ucap dia.
    Sebelumnya, para warga dari tujuh RW melakukan unjuk rasa sebagai buntut kekecewaan mereka terhadap hasil Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di sekolah tersebut.
    Mereka menilai pihak SMAN 3 Kota Tangsel telah melakukan kecurangan terkait domisili calon siswa.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, para orangtua yang berdemo membawa sejumlah poster yang berisi keluhan dan protes terhadap hasil SPMB.
    “Utamakan lingkungan selebihnya terserah kalian,” tulis salah satu poster.
    “Korban jual beli kursi,” tulis poster lainnya.
    Selain membawa poster, sebagian dari mereka juga ada yang mengendarai motor pikap berwarna hitam.
    Aksi ini juga diiringi lagu Maju Tak Gentar dan diselingi orasi dari para orangtua yang menyuarakan aspirasi mereka.
    “Kami sebagai warga RW 10 sampai 16, Wong Pitu, enggak ingin hanya menjadi penonton di rumah sendiri, anak-anak kamilah yang berhak sekolah di SMAN 3 Tangsel,” ujar salah satu orang tua dengan menggunakan alat pengeras suara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Antre Sambil Kepanasan di Halte Botani Square
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

    Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Antre Sambil Kepanasan di Halte Botani Square Megapolitan 2 Juli 2025

    Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Antre Sambil Kepanasan di Halte Botani Square
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Rizky (32), warga Ciheleut,
    Bogor
    , meminta operator
    Transjabodetabek
    segera menyediakan fasilitas peneduh yang memadai di
    Halte Botani Square
    .
    Ia mengeluhkan kurangnya area yang dapat melindungi penumpang dari panas matahari maupun hujan saat mengantre.
    “Panasnya lumayan di sini. Enggak ada peneduh yang cukup buat semua penumpang. Kalau hujan, saya yakin bakal makin repot, bisa kehujanan semua karena enggak ada kanopi,” kata Rizky saat ditemui
    Kompas.com,
    Rabu (2/7/2025).
    Sejak halte ini menggantikan Terminal Baranangsiang dan Cidangiang sebagai titik awal dan akhir bus Transjabodetabek, Rizky hampir setiap hari naik bus P11 dari titik tersebut.
    Namun, antrean panjang yang berlangsung di ruang terbuka menjadi keluhannya, terutama saat cuaca terik.
    Pantauan
    Kompas.com,
    puluhan penumpang tampak berdiri berderet di jalur antrean tanpa naungan yang cukup. Sebagian dari mereka menutup kepala dengan tas atau tangan.
    Keluhan serupa disampaikan Heri (50), warga Pandu Raya. Ia mengatakan, area antrean di halte tersebut tidak ramah bagi penumpang, terlebih saat cuaca ekstrem.
    “Kalau panas ya terpaksa lari ke area parkir di sana, tapi tetap enggak nyaman. Kalau hujan sih saya belum ngalamin, tapi saya yakin bakal ribet. Enggak ada atap yang cukup luas,” ujar Heri.
    Menurut dia, penumpang yang datang lebih siang cenderung tidak kebagian tempat berteduh dan harus menunggu cukup lama di bawah matahari.
    Rute Transjabodetabek P11 yang melayani perjalanan Bogor–Blok M memiliki 22 titik pemberhentian dengan waktu tempuh sekitar 90 menit.
    Lokasi-lokasi itu mencakup Mal Belanova Sentul, Simpang Sentul, Gerbang Tol Citeureup 1, Cibubur Junction, Pancoran Tugu, Tegal Mampang, Pasar Santa, area Kejaksaan Agung hingga kawasan Blok M.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.