Category: Kompas.com

  • Kehidupan Perias Jenazah yang Memberi Keindahan Terakhir bagi yang Pergi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Kehidupan Perias Jenazah yang Memberi Keindahan Terakhir bagi yang Pergi Megapolitan 8 Desember 2025

    Kehidupan Perias Jenazah yang Memberi Keindahan Terakhir bagi yang Pergi
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Profesi perias jenazah jarang terlihat di tengah kota, namun keberadaannya menjadi bagian penting dalam penghormatan terakhir bagi orang yang telah meninggal.
    Gloria Elsa Hutasoit
    (42) adalah salah satu sosok yang memilih jalan ini sebagai bentuk
    pelayanan kemanusiaan
    .
    “Saya terjun ke dunia
    perias jenazah
    dari muda suka sekali makeup, dan kebetulan mama adalah perawat di RS dan pelayanan di gereja untuk memandikan jenazah,” kata Gloria, Jumat (5/12/2025).
    Pengalaman pertamanya merias jenazah terjadi pada 2001, saat menyiapkan jenazah bibinya yang bekerja sebagai pemulung.
    “Di situ saya tergerak bahwa pengantin Tuhan berhak dipersiapkan dengan layak di hari terakhirnya,” ucap Gloria.
    Dari saat itu, ia mulai mendalami teknik pemulasaraan jenazah, memandikan, dan merias jenazah hingga kini.
    Bekerja mandiri dari rumah ke rumah, Gloria melayani jenazah di wilayah DKI Jakarta dan terkadang luar kota.
    Jadwal tidak menentu, satu hari bisa merias satu hingga tiga jenazah, dan kadang sama sekali tidak ada pekerjaan.
    “Kalau saya bisa bantu, saya bantu. Saya ingat tante saya, dan banyak orang yang butuh dipersiapkan dengan layak,” kata Gloria.
    Merias jenazah berbeda dengan merias orang hidup.
    Kulit jenazah cenderung keras dan kering, dan beberapa jenazah memerlukan rekonstruksi akibat luka, lebam, atau operasi.
    “Paling menantang itu ketika harus menutup luka-luka, lebam, atau ketika kulit mengalami perubahan warna seperti menghitam dan menguning,” tutur Gloria.
    Selain keterampilan teknis, pekerjaan ini menuntut pengendalian emosi. Ia menekankan profesionalitas.
    “Kami boleh simpati, tapi tidak boleh empati. Kami harus tetap fokus mempersiapkan jenazah, bukan terbawa suasana di sekitar,” ucap Gloria.
    Cerita dari pengguna jasa menegaskan nilai profesi ini. Cristiene Maria (38) menggunakan jasa perias jenazah untuk ibunya yang meninggal.
    “Mereka membersihkan wajah Ibu, merapikan rambut, lalu makeup tipis untuk menutup pucat dan lebam. Hasilnya natural,” katanya.
    Biaya sekitar Rp 1,5 juta dianggap sepadan dengan pelayanan dan perhatian yang diberikan.
    “Wajah Ibu terlihat damai, seperti sedang tidur. Itu sangat membantu kami menerima keadaan,” ujar Cristiene.
    Sementara itu, Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat, menyoroti dimensi sosial profesi ini.
    Bagi Rahmat, perias jenazah bukan hanya profesi, melainkan panggilan hati.
    “Semakin langka sebuah pekerjaan, semakin itu menjadi sebuah calling,” ujarnya.
    Profesi perias jenazah, seperti dijalani Gloria, menampilkan lapisan kemanusiaan yang jarang terlihat.
    Gloria menjaga martabat mereka yang telah berpulang, sekaligus memberi ketenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.
    (Reporter: Lidia Pratama Febrian | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bisa Rias 3 Jenazah dalam Sehari, Gloria Ungkap Tantangan Menutup Luka dan Rebuilding Wajah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Bisa Rias 3 Jenazah dalam Sehari, Gloria Ungkap Tantangan Menutup Luka dan Rebuilding Wajah Megapolitan 8 Desember 2025

    Bisa Rias 3 Jenazah dalam Sehari, Gloria Ungkap Tantangan Menutup Luka dan Rebuilding Wajah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Bagi sebagian orang, pekerjaan perias jenazah masih dipenuhi stigma dan jarak emosional.
    Namun, bagi Gloria Elsa Hutasoit (42), pekerjaan tersebut justru telah menjadi bagian dari hidupnya sejak remaja.
    “Saya bekerja sehari bisa satu sampai tiga jenazah, kadang seharian tidak merias sama sekali,” ujarnya saat dihubungi
    Kompas.com
    pada Jumat (5/12/2025).
    Gloria bekerja sebagai
    perias jenazah
    di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Ia menerima panggilan dari rumah sakit, rumah duka, atau langsung dari keluarga mendiang. Tidak ada ritme yang pasti maupun jadwal rutin.
    “Saya tidak bekerja sama dengan banyak rumah sakit atau rumah duka, jadi sehari itu tidak pasti. Kadang ramai, kadang sepi,” katanya.
    Dalam dunia pekerjaan yang jarang disorot ini, Gloria menautkan pekerjaannya yang ditekuni sejak 2016 bukan hanya pada aspek teknis kecantikan, tetapi juga pada nilai-nilai kemanusiaan.
    Ia meyakini setiap jenazah berhak mendapatkan persiapan terakhir yang layak.
    Saat ditanya bagaimana awalnya ia berkecimpung dalam dunia
    merias jenazah
    , Gloria bercerita panjang.
    “Dari muda saya suka sekali
    makeup
    ,” tuturnya.
    Pengalaman pertama Gloria merias jenazah terjadi saat tantenya yang bekerja sebagai pemulung meninggal dunia pada 2001. Peristiwa itu meninggalkan kesan mendalam baginya.
    “Di situ saya tergerak. Saya merasa pengantin Tuhan berhak dipersiapkan dengan layak di hari terakhirnya,” kenangnya.
    Sejak saat itu, ia mulai sering ikut ibunya dalam pelayanan pemulasaraan. Dari satu pengalaman ke pengalaman lain, ia mulai memahami sisi teknis sekaligus emosional dari pekerjaan tersebut.
    “Saya membantu mama memandikan jenazah, sambil belajar bagaimana memperlakukan jenazah dengan penuh hormat,” kata Gloria.
    Banyak orang membayangkan profesi perias jenazah sebagai pekerjaan yang berat, kelam, bahkan menakutkan. Namun, Gloria justru merasakan sebaliknya.
    “Yang saya rasakan saat bertemu jenazah adalah bahagia,” ujarnya.
    Kebahagiaan itu muncul karena ia merasa dapat membantu keluarga yang sedang menghadapi kehilangan.
    Menurut dia, pelayanan rias jenazah bukan hanya soal berhadapan dengan tubuh yang sudah tidak bernyawa.
    Lebih dari itu, pekerjaan ini adalah tentang menjaga martabat seseorang, terutama mereka yang berasal dari keluarga sederhana.
    “Saya bahagia bisa menolong mempersiapkan jenazah tak mampu,” ucapnya.
    Meski sama-sama menggunakan alat kosmetik dan teknik dasar yang mirip dengan merias orang hidup, tantangan merias jenazah jauh lebih besar. Gloria menggambarkannya sebagai “merias di atas kaca”.
    “Struktur kulit jenazah cenderung sudah keras dan kering,” tuturnya.
    Permukaan kulit yang kehilangan elastisitas membuat produk
    makeup
    sulit menempel. Warna kulit pun sering berubah.
    Menurut Gloria, salah satu tahap paling menantang adalah ketika ia harus menutup luka atau lebam.
    Kondisi tertentu seperti jenazah yang telah lama meninggal, perbedaan penyimpanan suhu, atau riwayat medis membuat beberapa bagian kulit berubah warna menjadi menghitam atau menguning.
    Ia menyebut bahwa kondisi rumit biasanya memerlukan waktu jauh lebih lama.
    “Yang paling membutuhkan waktu itu kalau kita harus
    rebuilding
    atau membentuk kembali organ yang rusak, atau menutup luka jahitan,” jelasnya.
    Rebuilding
    pada jenazah mencakup teknik rekonstruksi wajah, di antaranya memperbaiki bentuk hidung, pipi, atau bagian lain yang rusak akibat kecelakaan, operasi, atau trauma.
    Dalam beberapa kasus, ia menggunakan kapas, lem khusus, hingga
    foundation
    padat berlapis.
    “Kadang keluarga tidak mau melihat kondisi jenazah apa adanya. Mereka ingin memberi kenangan terakhir yang damai,” kata Gloria.
    Selain tantangan teknis, sisi emosional pekerjaan ini juga tidak ringan. Seorang perias jenazah hampir selalu berhadapan dengan keluarga yang tengah berduka, mulai dari yang masih syok hingga yang dipenuhi penyesalan.
    Momen yang paling membekas bagi Gloria adalah ketika merias jenazah yang meninggal secara mendadak.
    “Keluarga pasti lebih terpukul. Suasananya berbeda sekali,” ujarnya.
    Meski demikian, ia menekankan pentingnya menjaga batas emosional.
    “Kami sudah terlatih untuk boleh simpati, tapi tidak boleh empati,” katanya.
    Empati yang terlalu dalam dinilai bisa mengganggu fokus dan membuat proses rias tidak optimal.
    Gloria mengatakan, ia harus bekerja dengan ketenangan dan konsentrasi penuh.
    “Kami harus mempersiapkan jenazah, bukan ikut tenggelam dalam duka keluarga,” tuturnya.
    Beberapa kali, ia juga membagikan proses dan hasil rias jenazah di akun Instagram pribadinya, @periasjenazah.gloriaelsa, sebagai bentuk edukasi dan dokumentasi.
    Untuk melihat profesi ini dari sudut pandang yang lebih luas,
    Kompas.com
    mewawancarai Rakhmat Hidayat, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
    Ia memandang profesi perias jenazah bukan sekadar pekerjaan.
    “Ini bukan semata-mata profesi. Dalam pandangan saya, ini adalah sebuah panggilan atau
    calling
    ,” kata Rakhmat saat dihubungi, Jumat.
    Menurut dia, semakin langka sebuah profesi, semakin tinggi nilai sosialnya. Dalam masyarakat perkotaan yang cenderung mengejar pekerjaan formal, bergaji tetap, dan berorientasi komersial, perias jenazah hadir sebagai antitesis.
    “Pekerjaan ini langka, tidak banyak orang mau menggelutinya, dan justru karena itulah masyarakat membutuhkannya,” ujarnya.
    Rakhmat juga menyoroti stigma yang masih melekat pada profesi ini. Banyak orang menganggap kedekatan dengan kematian sebagai sesuatu yang menyeramkan.
    Namun bagi mereka yang bekerja di bidang ini, kematian justru menjadi bagian dari keseharian.
    “Bagi mereka, kematian itu melekat secara sosial. Ini bukan hanya tentang teologi atau ritual, tetapi soal kemanusiaan mengurus jenazah tanpa memandang latar belakang agama atau status sosial,” kata Rakhmat.
    Ia mengingatkan bahwa pada masa pandemi Covid-19, peran para pekerja pemulasaraan dan perias jenazah sangat vital.
    Mereka bekerja di tengah risiko tinggi, sering kali tanpa kompensasi yang memadai.
    Selain stigma, para pekerja di bidang ini juga menghadapi marginalisasi dalam sistem kerja modern.
    Mereka kerap tidak tercatat sebagai profesi formal, tidak memiliki standar upah yang jelas, dan belum sepenuhnya diakui dalam kerangka sosiologi pekerjaan.
    “Ini pekerjaan yang bekerja dengan hati, bukan
    money oriented
    ,” tegas Rakhmat.
    Rakhmat menilai penggunaan jasa perias jenazah profesional di Indonesia sebenarnya mulai meningkat, tetapi masih terbatas di kalangan menengah ke atas.
    Ia menyebut transformasi budaya kematian di Indonesia belum berkembang secara signifikan.
    Meski ada makam-makam komersial yang tertata rapi, kebanyakan pemakaman umum masih dianggap menyeramkan dan kurang terawat.
    Berbeda dengan beberapa negara Eropa, di mana makam menjadi bagian dari ruang publik, tempat orang berjalan, duduk, bahkan melakukan wisata religi.
    “Di Indonesia, kematian masih dianggap misteri besar. Transformasi budaya kematian belum sepenuhnya terjadi,” ujarnya.
    Profesi perias jenazah pun baru dihargai sebagian kecil masyarakat, sering kali karena paket layanan pemakaman komersial.
    Untuk melihat dari sisi keluarga,
    Kompas.com
    mewawancarai Cristiene Maria (38), warga Jakarta Barat, yang pernah menggunakan jasa perias jenazah untuk ibunya.
    Meski bukan Gloria yang merias, pengalaman Cristiene memberikan gambaran penting tentang nilai profesi ini.
    Ibunya meninggal mendadak akibat serangan jantung. Dalam kondisi panik, keluarga memutuskan mencari jasa perias jenazah profesional.
    “Kami ingin Ibu terlihat rapi dan terawat untuk penghormatan terakhir,” kata Cristiene kepada
    Kompas.com
    , Jumat.
    Pihak rumah sakit kemudian memberikan rekomendasi jasa rias. Setelah dihubungi, perias datang lengkap dengan perlengkapan.
    Proses berjalan rapi dan cepat, mulai dari membersihkan wajah, merapikan rambut, hingga menggunakan
    makeup
    tipis untuk menutupi pucat dan lebam.
    Cristiene dan keluarganya juga memberikan arahan soal tampilan yang diinginkan.
    “Kami kasih foto Ibu waktu masih sehat. Kami minta riasannya natural dan tidak menor,” katanya.
    Hasil riasan sang perias membuat keluarga lega.
    “Wajah Ibu terlihat damai, seperti sedang tidur. Itu sangat membantu kami menerima keadaan,” ucapnya.
    Biaya yang dikeluarkan saat itu sekitar Rp 1,5 juta, termasuk
    makeup
    dan perapian rambut. Menurut Cristiene, profesi ini penuh dedikasi.
    “Mereka bekerja dengan hati-hati dan sabar. Rasanya mereka memberi keindahan terakhir bagi orang yang kita cintai,” katanya.
    Dari kisah Gloria, analisis sosiolog, hingga pengalaman keluarga pengguna jasa, terlihat bahwa peran perias jenazah jauh lebih besar daripada sekadar pekerjaan teknis.
    Gloria sendiri tetap menjalani profesi ini sebagai sebuah panggilan, bukan sekadar mata pencaharian.
    Dalam sehari, ia bisa menangani hingga tiga jenazah; di hari lain, tidak ada satupun. Namun ritme yang tak menentu itu tidak mengurangi dedikasinya.
    “Yang penting bagi saya adalah setiap jenazah dipersiapkan sebaik mungkin, dengan layak,” katanya.
    Di dunia yang terus berubah, pekerjaan seperti yang dilakukan Gloria mungkin jarang disorot. Namun keberadaannya menjadi tiang kecil yang menopang ritus kemanusiaan—memastikan bahwa, di penghujung kehidupan, setiap orang tetap dihargai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Ungkap Penyebab Banjir Rob Jakarta Awal Desember
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Pramono Ungkap Penyebab Banjir Rob Jakarta Awal Desember Megapolitan 8 Desember 2025

    Pramono Ungkap Penyebab Banjir Rob Jakarta Awal Desember
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengungkapkan penyebab banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jakarta pada awal Desember 2025.
    Dalam tinjauan pembangunan tanggul pengaman lantai di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (8/12/2025),
    Pramono
    menjelaskan bahwa tingginya air laut di Muara Angke menjadi faktor utama terjadinya banjir.
    Pramono menegaskan bahwa fenomena pasang air laut kali ini merupakan kondisi khusus yang disebabkan oleh
    supermoon
    .
    “Kemarin memang rob yang terjadi karena apa, bulan
    supermoon
    . Jadi
    supermoon
    itu bulan penuh, dan dari 15 hari yang lalu kami sudah mempersiapkan di Pemerintah Jakarta, termasuk di beberapa titik terutama di tempat ini,” kata Pramono.
    Ia menambahkan beberapa lokasi lain juga dalam pemantauan.
    “Kemudian di Muara Baru, di Muara Angke, di Martadinata, dan sebagainya,” kata Pramono.
    Menurut dia, persoalan kewenangan antarinstansi turut menjadi kendala dalam penanganan
    banjir rob
    .
    “Karena ada titik yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Pelindo, Kenenterian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemprov Jakarta,” kata Pramono.
    Dalam kunjungannya ke pembangunan tanggul pengaman lantai di Muara Baru, Pramono menyebut rob masih berpotensi muncul dalam beberapa bulan ke depan.
    Ia menegaskan bahwa periode paling tinggi telah terjadi pada akhir pekan lalu.
    “Rob-nya untuk bulan depan atau bulan-bulan ke depan pasti masih ada, tetapi puncaknya memang kemarin ini,” kata Pramono usai peninjauan di Penjaringan, Senin (8/12/2025).
    Ia meminta koordinasi penanganan diperkuat di berbagai titik pesisir.
    “Untung di Jakarta kemarin kami sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari, penyiapan pompa dan sebagainya. Sehingga ketika air rob-nya naik, yang oleh Pak Ahok diperkirakan kalau jebol bisa sampai banjir di Monas, waktu itu saya jawab dengan, ya serius juga, bahwa mudah-mudahan enggak terjadi,” kata Pramono.
    “Dan alhamdulillah tidak terjadi,” imbuhnya.
    Pemprov DKI Jakarta, Dinas SDA, Kementerian PU, KKP, dan PT Pelindo dijadwalkan menggelar pertemuan pada Selasa (9/12/2025) untuk membahas koordinasi lanjutan.
    Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara menyampaikan kerusakan tanggul di Muara Baru sebagai salah satu faktor masuknya air laut ke permukiman.
    Heria Suwandi menjelaskan bahwa struktur tanggul telah melemah akibat usia.
    “Ada celah pada sheet pile yang menyebabkan air laut masuk ke belakang tanggul,” kata Kepala Sudin SDA Jakarta Utara, Heria Suwandi.
    Ia menjelaskan penanganan darurat sudah dilakukan.
    “Selain itu, struktur beton yang mengalami korosi juga ditambal untuk mengurangi laju rembesan,” kata dia.
    Menurut Heria, kemampuan tanggul menahan tekanan hanya bersifat sementara. Ia menambahkan bahwa perencanaan struktur permanen sedang disusun.
    “Perencanaan teknisnya sedang disusun dan mudah-mudahan bisa direalisasikan pada tahun anggaran 2026 dan selesai pada 2027,” kata Heria.
    Ia juga memaparkan faktor kombinasi penyebab kebocoran, termasuk korosi, tekanan air laut tinggi, kenaikan muka air laut, serta penurunan tanah.
    “Sudin SDA juga menangani limpasan air laut di Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman yang terjadi karena elevasi dermaga lebih rendah dari tinggi rob,” kata dia.
    Ketua RT 15 Penjaringan menjelaskan bahwa kondisi tanggul telah lama dikeluhkan warga dan sering menimbulkan rembesan air ke rumah saat pasang tinggi.
    Dewi berharap perbaikan segera dilakukan.
    “Kami berharap tanggul yang bocor bisa segera diperbaiki dan penanganan akan dilakukan,” kata Ketua RT 15 Penjaringan, Dewi.
    Rembesan air laut ini berdampak pada sedikitnya tujuh RT, yakni 04, 05, 06, 11, 12, 14, dan 15.
    (Reporter: Dian Erika Nugraheny | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kata Wamendagri dan Komisi II soal Potensi Sanksi Pemberhentian Bupati Aceh Selatan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Desember 2025

    Kata Wamendagri dan Komisi II soal Potensi Sanksi Pemberhentian Bupati Aceh Selatan Nasional 8 Desember 2025

    Kata Wamendagri dan Komisi II soal Potensi Sanksi Pemberhentian Bupati Aceh Selatan
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Potensi sanksi menunggu Bupati Aceh Selatan Mirwan MS yang menjalankan ibadah umrah tanpa izin, saat daerahnya terdampak banjir dan longsong.
    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto sudah angkat bicara soal peluan disanksinya Mirwan.
    Bima menjelaskan, sanksi kepala daerah yang pergi ke luar negeri tanpa izin telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
    Jika pemeriksaan oleh Inspektorat Jenderal Kemendagri menemukan pelanggaran kewajiban maupun larangan dari Mirwan, maka inspektorat merekomendasikan untuk memberikan sanksi kepada kepala daerah.
    “Sanksinya diatur juga di situ, mulai dari sanksi dalam bentuk teguran, peringatan, pemberhentian sementara, bahkan mungkin Inspektorat bisa merekomendasikan untuk pemberhentian tetap, yang kemudian disampaikan kepada Mahkamah Agung begitu. Jadi mari kita tunggu dulu hasil pemeriksaan terhadap Bupati
    Aceh Selatan
    ,” ujar Bima di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/12/2025).
    Bima menegaskan, Mirwan yang meninggalkan daerahnya yang tengah terdampak bencana melakukan kesalahan fatal akibat tindakannya.
    “Ya tentu (kesalahan fatal). Ya, (kesalahan fatal),” ujar Bima.
    Sementara itu, Ketua Komisi II DPR Rifqinizamy Karsayuda mengatakan pemberian sanksi terhadap Mirwan merupakan kewenangan Kemendagri.
    “Pantas atau tidak pantas kita tunggu hasil dari Irjen. Jadi biar kita semua basisnya adalah evidensi dan objektivitas,” ujar Rifqi di Kompleks Parlemen, Jakarta.
    “Saya nggak boleh mengomentari karena saya memegang teguh evidensi,” sambungnya.
    Ia menjelaskan, sanksi pencopotan atau pemberhentian kepala daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
    Namun, Rifqi menjelaskan bahwa kepala daerah merupakan jabatan politik yang dipilih langsung oleh rakyat.
    Sehingga pengawasan terhadap kepala daerah melibatkan DPRD sebagai representasi rakyat di daerah.
    Jika Kemendagri memberikan sanksi terkait keberangkatan Mirwan ke Tanah Suci tidak sesuai prosedur, proses politik di DPRD Aceh Selatandinilainya juga akan ikut bergulir.
    “Kalau nanti Kementerian Dalam Negeri memberikan sanksi atas keberangkatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan menabrak sejumlah peraturan perundang-undangan, saya yakin proses politiknya juga akan berjalan di Aceh Selatan,” ujar Rifqi.
    ANTARA/Risky Hardian Saputra Bupati Aceh Selatan Mirwan.
    Adapun dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda) mengatur sanksi terkait kepala daerah yang ke luar negeri tanpa izin.
    Dalam Pasal 76 ayat (1) i UU 23/2014 dijelaskan, ”
    Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin dari Menteri
    .”
    Selanjutnya dalam Pasal 77 ayat 2 UU 23/2014, kepala daerah yang pergi ke luar negeri tanpa izin bisa dijatuhi sanksi pemberhentian sementara selama tiga bulan.

    Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) huruf i dikenai sanksi pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan oleh Presiden untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh Menteri untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota
    ,” bunyi Pasal 77 ayat (2).
    Selanjutnya dalam Pasal 79 diatur bahwa kepala daerah atau wakil kepala daerah dapat diberhentikan oleh sembilan penyebab, yakni:
    Adapun pemberhentian kepala daerah harus dimulai dari rapat paripurna DPRD yang minimal dihadiri 3/4 anggota dan disetujui oleh 2/3 peserta rapat.
    Setelah itu, keputusan dari rapat paripurna DPRD diusulkan ke Mahkamah Agung (MA) sebelum diambil keputusan.

    Mahkamah Agung memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah permintaan DPRD diterima Mahkamah Agung dan putusannya bersifat final
    ,” bunyi Pasal 80 Ayat 1 huruf C.
    (Reporter: Tria Sutrisna | Editor: Ardito Ramadhan)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat: Jika Tanggul Muara Baru Jebol, Banjir Bisa Merembet hingga Pusat Kota
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Pengamat: Jika Tanggul Muara Baru Jebol, Banjir Bisa Merembet hingga Pusat Kota Megapolitan 8 Desember 2025

    Pengamat: Jika Tanggul Muara Baru Jebol, Banjir Bisa Merembet hingga Pusat Kota
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kebocoran
    tanggul laut
    di
    Muara Baru
    , Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Kamis (4/12/2025), memicu kekhawatiran luas warga. Kondisi itu bukan hanya mencerminkan melemahnya struktur pelindung pesisir, tetapi juga memperbesar risiko banjir saat Jakarta memasuki puncak musim hujan.
    Banyak warga resah karena takut tanggul tiba-tiba jebol. Ketinggian air laut yang hampir menyamai tanggul setinggi tiga meter juga membuat masyarakat di sekitar Muara Baru hidup dalam kegelisahan setiap hari.
    Pengamat Tata Kota M Azis Muslim mengatakan, pemerintah harus bergerak cepat melakukan mitigasi. Menurutnya, kebocoran yang muncul di banyak titik menunjukkan adanya persoalan serius.
    Pasalnya, dalam kondisi tanpa jebol pun, Jakarta tengah menghadapi musim penghujan yang rawan banjir. Jika tanggul jebol secara mendadak, ancaman bagi aktivitas warga akan berlipat ganda. Menurut dia, kebocoran yang tidak tertangani dengan baik berpotensi membuat air laut tumpah hingga ke pusat kota.
    “Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini merembet sampai ke pusat kota jika tidak ditangani dengan baik,” jelas Azis kepada
    Kompas.com.
    Azis meminta pemerintah
    melakukan
    penanganan terukur untuk mencegah banjir besar, terlebih jika air laut yang tumpah bercampur dengan air hujan.
    Kebocoran tanggul
    laut di Muara Baru dinilai Azis sebagai bukti bahwa pemerintah belum maksimal dalam melakukan perawatan.
    “Ini kan menunjukkan bahwa bagaimana pemerintah me-mantaince atau perawatan terhadap infrastruktur itu belum sempurna sepenuhnya efektif dalam melindungi masyarakat dari ancaman banjir,” ungkap Azis.
    Menurut dia, kebocoran tanggul ini harus menjadi peringatan dini agar pemerintah memeriksa seluruh tanggul laut di Jakarta.
    Evaluasi menyeluruh diperlukan untuk memastikan apakah struktur tanggul masih efektif mencegah limpasan air laut atau sudah membutuhkan perbaikan besar.
    Jika monitoring rutin sulit dilakukan, kata Azis, masyarakat sekitar bisa dilibatkan untuk melapor ketika melihat tanda-tanda kerusakan. Pelibatan warga dinilai dapat mempercepat perbaikan sehingga kerusakan tidak berkembang semakin parah.
    Tanggul Muara Baru sudah ditambal oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara sejak Kamis (4/12/2025) hingga Jumat (5/12/2025). Ada empat titik yang ditangani menggunakan karung pasir dan semen.
    Upaya tersebut bersifat sementara dan bertujuan menahan rembesan air laut. Namun, menurut Azis, metode itu tidak cukup untuk jangka panjang.
    “Tentu ini menjadi solusi jangka pendek namun ini tidak akan efektif dalam jangka panjang,” tuturnya.
    Azis menekankan perlunya audit struktural untuk mengetahui penyebab kebocoran, apakah karena konstruksi yang kurang kokoh atau faktor perawatan. Dengan mengetahui penyebabnya, perbaikan dapat dilakukan lebih tepat dan berkelanjutan.
    Kemudian, pemerintah juga disarankan tidak hanya memperbaiki tanggul hanya karena projek saja, tapi juga berkelanjutan yang disertai dengan mekanisme perawatannya.
    Peneliti Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Budi Heru Santosa, juga meminta perbaikan dilakukan secara maksimal.
    “Kebocoran pada tanggul laut berpotensi mempunyai dampak yang serius. Kebocoran tersebut kerusakan struktural yang akan cepat berkembang menjadi semakin parah. Sangat penting untuk menangani masalahnya segera,” ungkap Budi.
    Jika dibiarkan, kebocoran dapat menyebabkan piping atau erosi internal, yakni kondisi ketika rembesan air menggerus tanah dasar tanggul dan membentuk rongga yang memicu kegagalan struktur.
    Risiko lain adalah degradasi struktur, ketika rembesan air laut menyebabkan korosi pada beton bertulang sehingga tanggul menjadi rapuh.
    “Segera dilakukan
    grouting
    pada bagian tanggul yang bocor dan untuk sementara, bisa dipasang sheet pile sementara di titik bocor untuk menghambat kebocoran agar tidak parah,” ungkapnya.
    Ia juga menyarankan inspeksi rutin terhadap tanggul laut. Apabila sulit dilakukan secara berkala, masyarakat dapat dilibatkan sebagai bagian dari sistem pelaporan dini.
    “Membangun kesepakatan pemerintah dan warga sekitar untuk sistem monitor dan pelaporan,” ujar Budi.
    Kebocoran tanggul di Muara Baru membuat warga di sekitar lokasi semakin resah. Sejumlah warga khawatir tanggul jebol mendadak dan mengakibatkan air laut masuk dalam jumlah besar.
    Warga berharap pemerintah memperbaiki sekaligus membangun tanggul baru yang lebih kokoh.
    “Diperbaiki lebih bagus dan ada pembangunan tanggul baru biar lebih kokoh karena udah ngeri juga,” ucap Nurhasan (40).
    Iis (42) juga menyampaikan harapan serupa.
    “Kami berharap ada pembangunan tanggul lebih kokoh lagi, tinggi, itu udah goyang banget kalau enggak ada tanggul udah kelelap kita,” tuturnya.
    Jarak tanggul dengan permukiman warga hanya sekitar 800 meter. Empat RT di RW 17, Penjaringan, berada tepat di sepanjang tanggul, mayoritas berupa bangunan semi permanen berbahan kayu dan papan.
    Tanpa tanggul, air laut bisa dengan mudah menyapu perumahan warga.
    Anggota DPRD Jakarta Tri Waluyo mengatakan pemerintah tidak tinggal diam terkait kebocoran tersebut. Pemprov Jakarta terus berkoordinasi dengan Pelindo selaku pemilik tanggul untuk melakukan perbaikan.
    Ke depan, pemerintah akan membangun tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di sepanjang pesisir Jakarta.
    “Ya, memang dari Pemprov sendiri ada pembangunan NCICD yang dibantu dengan kementerian. Akan dibangun NCICD sepanjang pesisir utara Jakarta termasuk Muara Baru, Muara Angke, Cilincing, Marunda,” ucap Tri.
    Pembangunan dilakukan bertahap dari Pantai Indah Kapuk (PIK) hingga Marunda, menyesuaikan kebutuhan anggaran.
    DPRD juga akan mendorong Pelindo memperbaiki tanggul yang jebol atau membangun tanggul baru untuk mencegah banjir rob berulang.
    “Kalau untuk perbaikan tanggul kita berharap agar pihak Pelindo sendiri untuk memperbaiki tanggul yang memang jebol, atau membuat tanggul baru agar tidak terjadi rob berikutnya,” jelas Tri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Aceh di Jakarta Ungkap Kondisi Keluarga: Krisis Beras dan Korban Gugur Saat Cari Makan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Warga Aceh di Jakarta Ungkap Kondisi Keluarga: Krisis Beras dan Korban Gugur Saat Cari Makan Megapolitan 8 Desember 2025

    Warga Aceh di Jakarta Ungkap Kondisi Keluarga: Krisis Beras dan Korban Gugur Saat Cari Makan
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
     Warga
    Gampong Isaq
    , Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, mulai mengalami
    krisis pangan
    setelah banjir bandang dan tanah longsor menerjang Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara pada akhir November 2025.
    Yani, seorang warga yang suaminya tinggal di Gampong Isaq, mengatakan kondisi di wilayah tersebut sangat memprihatinkan.
    “Semalam suami baru telpon lagi. Suami telpon dari Kantor Polsek Isaq. Menurut suami keadaan di sana sangat memprihatinkan. Beras sudah tidak ada,” ujar Yani ketika dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Senin (8/12/2025).
    Ia menuturkan, sejumlah kebutuhan pokok saat ini dijual dengan harga yang sangat tinggi karena langka.
    “Bensin ada yang jual pun dengan harga Rp 80.000 per liter. Itu pun sudah langka. Minyak goreng ada yg jual dengan harga Rp 100-150 ribu per liter,” lanjutnya.
    Yani kini berada di Jakarta, sementara suaminya, Aulia, tinggal di Gampong Isaq bersama keluarga besar. Ia sebenarnya berencana pulang ke kampung halaman pada Desember ini, namun rencana itu terpaksa tertunda akibat bencana.
    Gampong Isaq merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Linge. Ketika banjir melanda, warga dari kampung lain berjalan kaki menuju Gampong Isaq untuk mencari bahan makanan karena jalan rusak dan tak bisa dilalui kendaraan.
    Menurut penuturan suami Yani, ada warga yang meninggal saat berjalan mencari pangan.
    “Banyak (warga) dari kampung-kampung pedalaman Kecamatan Linge yg berjalan kaki ke Gampong Isaq untuk mencari logistik. Menurut cerita suami bahkan ada yang gugur di jalan,” kata Yani.
    Ia mengatakan, logistik baru dapat disalurkan secara maksimal jika jalur darat kembali dibuka. Bantuan dari pemerintah yang tiba pada Kamis (4/12/2025) pun hanya bisa didistribusikan melalui helikopter. Warga sangat membutuhkan beras, tetapi jumlah bantuan yang datang jauh dari cukup.
    “Yang dibutuhkan di sana itu sekarang beras. Karena sudah masuk krisis beras. Bantuan yang masuk ke Isaq tanggal 4 kemarin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Gampong Isaq dan sekitar Kecamatan Linge,” ujar Yani.
    “Paling banyak 1 keluarga dpt 1-1,5 liter beras,” tuturnya.
    Bantuan yang tiba pada 4 Desember disalurkan di lapangan bola desa, setelah warga mendapat pemberitahuan dari kepala desa. Hingga kini, itu satu-satunya bantuan dari pemerintah.
    Yani mengungkapkan, keluarganya tinggal di gampong berbeda yang tak terdampak banjir, tetapi ia belum bisa menghubungi kedua orangtuanya. Suaminya sudah memastikan mereka dalam kondisi baik.
    Ia mengatakan hanya kendaraan roda dua yang kini dapat melintasi Isaq menuju Kota Takengon. Tetapi longsor masih terjadi di banyak titik.
    “Semalam pun suami bilang turun hujan kembali dan ada beberapa titik longsor kembali,” ujarnya.
    Lebih dari 11 hari listrik mati di sebagian besar wilayah, termasuk Gampong Isaq.
    “Sampai detik ini listrik belum menyala di semua lokasi. Hanya baru di Kota Takengon itu pun hanya dua titik (yang menyala),” kata Yani.
    Ia berharap pemerintah segera memperbaiki akses jalan penghubung antara Lhoksumawe-Takengon dan jaringan listrik, serta menyalurkan BBM dan pangan secara lebih merata.
    “Gas untuk memasak juga sudah tidak ada. Kayu dijual dgn harga tinggi. Makin tercekik hidup mereka di sana. Tolong pemerintah, Bapak Presiden segera dibantu saudara-saudara kita di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues,” ujar Yani.
    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melaporkan, 37.546 rumah warga rusak akibat banjir dan longsor di Aceh per Minggu (7/12/2025) pukul 19.00 WIB. Kerusakan meliputi kategori ringan, sedang, hingga berat.
    Data tersebut dipaparkan dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (7/12/2025) malam.
    BNPB memperkirakan kebutuhan anggaran pemulihan mencapai Rp 25,41 triliun. Selain itu, Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah hingga kini masih terisolasi.
    “Per hari ini, Pak Presiden, rumah masyarakat yang rusak mencapai 37.546. Rusak berat termasuk yang hilang kena sapu banjir. Untuk rusak sedang dan ringan ada kriterianya,” ujar Suharyanto sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WO Penipu yang Menghancurkan Resepsi Impian…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    WO Penipu yang Menghancurkan Resepsi Impian… Megapolitan 8 Desember 2025

    WO Penipu yang Menghancurkan Resepsi Impian…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Resepsi pernikahan yang semestinya jadi hari paling bahagia berubah menjadi kekacauan ketika ratusan tamu terpaksa menunggu hidangan yang tak kunjung datang.
    Sejumlah warga melaporkan dugaan penipuan yang dilakukan oleh wedding organizer (WO) milik AP di Jakarta Timur, Minggu (7/12/2025).
    Para korban, yang berasal dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi, sempat mendatangi rumah pemilik WO sebelum melapor ke Mapolsek Cipayung.
    “Jadi, dari korban-korbannya ke Polsek. Namun, pelakunya enggak diamanin kita, dia (pelaku) masih di sana (TKP),” ujar Kanit Reskrim Polsek Cipayung AKP Edi Handoko, Senin (8/12/2025).
    Para korban kemudian diarahkan untuk melapor ke Polda Metro Jaya karena laporan polisi sudah dibuat sebelumnya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih menurut piket. Namun, begitu sampai ini, diarahkanlah karena LP (Laporan Polisi) itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” jelas dia.
    Kasus ini mulai terungkap dari unggahan seorang perias pengantin di TikTok mengenai pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2025).
    Warganet yang mengaku sebagai korban kemudian saling berkomunikasi melalui grup WhatsApp untuk menyamakan informasi. Dari diskusi itu, WO diduga memberi penawaran menarik untuk menarik pelanggan.
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” kata salah seorang korban, Tamay (26).
    Saat ini, pihak WO sudah dibawa ke Mapolres Jakarta Utara, diikuti oleh korban yang ingin memastikan kejelasan dugaan penipuan.
    Beberapa korban yang acara pernikahannya sudah berlangsung dimintai keterangan.
    Sementara korban yang acaranya baru akan dilaksanakan, seperti Tamay yang menikah April 2026, belum bisa diproses karena kasusnya dianggap belum termasuk tindak pidana penipuan.
    “Yang dipanggil orang-orang yang acaranya udah selesai. Kami yang acaranya masih lama enggak bisa diganti (uangnya), karena acaranya belum terjadi. Cuma kan kami meminimalisir jangan terjadi,” tambah Tamay.
    Nasib serupa menimpa Akmal dari Tanjung Duren, Jakarta Barat. Ia memesan katering 1.000 porsi untuk resepsinya, tapi hanya 20 porsi yang diantar.
    “Kami masih mikir mungkin telat, atau seperti apa jadi terlambat,” ujar Akmal.
    Namun ketika makanan datang, hanya diantarkan oleh driver, tanpa kehadiran pihak WO, dan jumlahnya jauh dari yang dipesan.
    Dari 16 gubukan makanan, hanya lima yang tersaji, dan sushi yang seharusnya dari brand ternama diganti merek lain.
    Dekorasi ruangan juga tidak selesai. Akmal dan istrinya terpaksa memesan makanan secara terpisah agar tamu bisa makan.
    “Buat makanannya itu kan ada beberapa yang dari luar (WO), itu sudah datang dari awal. Sedangkan yang dari WO itu masih kami tungguin waktu itu,” jelas Akmal.
    Akmal berencana melapor ke Polres Jakarta Barat, namun karena sudah ada laporan yang sedang diproses di Jakarta Utara, ia mempertimbangkan untuk menyatukan laporan.
    “Kayaknya kasusnya lebih baik kami jadikan satu, jadi mungkin bakal ke Jakarta Utara nanti,” ujarnya.
    Tragedi penipuan WO ini bukan pertama kali terjadi. Namun dengan terduga pelaku yang berebda.
    Tahun 2023, M (29) dan calon suaminya tertipu WO bernama Rina Rahmadi Project. Mereka telah mentransfer Rp 25 juta, tapi WO tidak menepati janji.
    “Uang saya yang sudah masuk ke beliau senilai Rp 20 jutaan dari total Rp 47 juta,” ujar M.
    M dan calon suami mengetahui dugaan penipuan setelah menghubungi fotografer dan katering yang seharusnya bekerja sama dengan WO tersebut, hingga terungkap pelaku memiliki utang Rp 350 juta.
    “Dari Rp 20 juta baru dikembalikan Rp 3 juta setelah didatangi ke rumahnya. Si WO tersebut hanya janji-janji aja, bahkan sudah sampai tanda tangan (di atas) materai, ada juga korbannya yang mencapai (kerugian) Rp 50 juta,” kata M.
    Setelah melihat bagaimana dugaan penipuan WO dapat menghancurkan resepsi pernikahan, penting bagi calon pengantin untuk lebih berhati-hati dalam memilih jasa WO.
    Dikutip dari Kompas.com, Daniel Budi, CEO & Founder Shilo Planner & Organizer, memberikan beberapa tips agar calon pengantin terhindar dari penipuan WO. Berikut daftarnya:
    “Kalau dirasa ada yang mengganjal, ditanyakan. Tapi kalau penjelasannya masih kurang mengena, silakan pilih vendor yang lain,” imbau Daniel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendagri Usulkan Bantuan untuk Daerah Bencana Rp 2 Miliar, Presiden Tingkatkan Jadi Rp 4 Miliar
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Desember 2025

    Mendagri Usulkan Bantuan untuk Daerah Bencana Rp 2 Miliar, Presiden Tingkatkan Jadi Rp 4 Miliar Nasional 8 Desember 2025

    Mendagri Usulkan Bantuan untuk Daerah Bencana Rp 2 Miliar, Presiden Tingkatkan Jadi Rp 4 Miliar
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengusulkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar 52 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) yang terdampak bencana diberi bantuan masing-masing Rp 2 miliar.
    Tito melaporkan bahwa banyak daerah terdampak bencana telah kehabisan anggaran belanja tidak terduga (BTT) menjelang akhir tahun, sehingga tidak lagi memiliki kecukupan dana untuk membiayai pemulihan bencana.
    Usulan itu disampaikan Tito dalam forum Arahan Presiden RI
    Prabowo
    Subianto terkait Penanganan dan Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar di Aceh, Minggu (7/12/2025).
    “Ada 52 kabupaten dari tiga provinsi yang meminta bantuan,” ujar Tito dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (8/12/2025).
    Selain kebutuhan anggaran, dia juga melaporkan perlunya dukungan pemerintah pusat untuk memperbaiki kantor pemerintahan dan fasilitas pelayanan publik yang rusak akibat bencana, mengingat banyak dokumen penting masyarakat tersimpan di dalamnya.
    Tito turut meminta agar layanan administrasi seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang berada dalam kewenangan polisi serta sertifikat penting lainnya, dapat dipermudah bagi warga terdampak.
    Menanggapi usulan tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto memutuskan untuk melipatgandakan dukungan anggaran menjadi Rp 4 miliar per kabupaten/kota, serta menambah alokasi Rp 20 miliar untuk pemerintah provinsi.
    “Mendagri, Anda minta Rp 2 miliar? Saya kasih Rp 4 miliar. Untuk provinsi, saya kasih Rp 20 miliar,” ujar Prabowo.
    Prabowo juga meminta
    Mendagri Tito
    memastikan seluruh kepala daerah tetap berada di wilayahnya dan tidak mengabaikan rakyat yang sedang menghadapi situasi darurat bencana.
    “Tolong, Mendagri, bupati yang kabur saat bencana, kalau di tentara namanya desersi,” ucap Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggota DPR Minta Komdigi Update Bencana: Biar Enggak Kalah Viral dengan yang Sok Paling Aceh
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Desember 2025

    Anggota DPR Minta Komdigi Update Bencana: Biar Enggak Kalah Viral dengan yang Sok Paling Aceh Nasional 8 Desember 2025

    Anggota DPR Minta Komdigi Update Bencana: Biar Enggak Kalah Viral dengan yang Sok Paling Aceh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi I DPR RI fraksi Partai Gerindra, Endipat Wijaya, meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memperbaharui penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang dilakukan pemerintah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Ia tidak ingin pemerintah justru kalah dengan sejumlah pihak yang merasa dirinya paling berjasa untuk wilayah bencana tersebut.
    Hal ini disampaikannya dalam rapat bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025).
    “Jadi, kami mohon Ibu (Meutya Hafid), fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional, membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu, sehingga enggak kalah
    viral
    dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di
    Aceh
    , di Sumatera, dan lain-lain itu, Bu,” kata Endipat, Senin.
    Ia mengungkapkan, pihak-pihak yang merasa dirinya berjasa itu kebanyakan hanya datang sekali atau dua kali ke Aceh.
    Endipat mengeklaim, jasa itu kalah jauh dengan pemerintah, yang dianggapnya sudah hadir sejak awal bencana.
    “Ada apa namanya, orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal negara sudah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko, ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah sudah bikin ratusan posko di sana,” sebut dia.
    Endipat menerangkan,
    penanganan bencana
    yang dilakukan pemerintah bukan hanya mendirikan posko.
    Ia mengeklaim, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) yang disorot karena bencana itu, telah melakukan evaluasi perizinan kawasan hutan dan memulai gerakan menanam pohon secara besar-besaran.
    “Tetapi itu kan tidak pernah sampai ke telinga teman-teman sampai ke orang bawah. Selalu saja Kemenhut itu dikuliti dan dimacam-macamin, lah, Bu. Padahal mereka sudah melakukan banyak hal,” ujar dia.
    Ia juga mengeklaim, kepolisian juga melakukan penyisiran dan perbaikan hutan di Sumatera.
    Oleh karenanya, ia meminta Komdigi menjadi garda terdepan memberikan informasi tersebut kepada publik.
    Ia lantas menyinggung gerakan yang menyumbang Rp 10 miliar untuk korban bencana, sedangkan pemerintah sudah menyumbang dana triliunan.
    “Orang per orang cuma nyumbang Rp 10 miliar, negara sudah triliunan ke Aceh. Jadi, yang kayak gitu mohon dijadikan perhatian sehingga ke depan tidak ada lagi informasi seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana, padahal negara sudah hadir sejak awal dalam penanggulangan bencana,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kata Wamendagri dan Komisi II soal Potensi Sanksi Pemberhentian Bupati Aceh Selatan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Desember 2025

    Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Bencana, Kemendagri Sudah Ingatkan Berkali-kali Nasional 8 Desember 2025

    Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Bencana, Kemendagri Sudah Ingatkan Berkali-kali
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengungkapkan, Kemendagri sudah mengingatkan berkali-kali agar kepala daerah tidak meninggalkan wilayahnya saat terjadi bencana.
    Hal ini menanggapi peristiwa
    Bupati Aceh Selatan
    ,
    Mirwan
    , yang justru pergi umrah ketika daerahnya masih berjibaku mengurus kebutuhan masyarakat pascabencana banjir bandang dan tanah longsor.
    “Terus-menerus kami mengingatkan itu. Dan ya, semestinya kepala daerah itu menangkap (imbauan) ini semua, dan para pimpinan partai tentu juga melakukan pengawasan terhadap kader-kadernya,” kata Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025).
    Bima mengatakan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sudah mengingatkan agar kepala daerah tetap berada di lapangan dan tidak meninggalkan gelanggang dalam rapat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
    Pasalnya, BMKG saat itu telah menyampaikan prediksi cuaca berpotensi hujan lebat, sangat lebat, hingga ekstrem di bulan November hingga Desember 2025.
    “Disampaikan oleh BMKG bahwa ini prediksi cuaca di bulan November, Desember akan tidak baik. Langsung Pak Mendagri menyampaikan itu kepada seluruh kepala daerah,” tutur Bima.
    Tak berhenti di sana, Mendagri juga menerbitkan surat edaran (SE) untuk kepala daerah.
    Adapun usai peristiwa terjadi, Mendagri kembali mengingatkan kepala daerah untuk tidak meninggalkan wilayahnya.
    “Oh sudah (diingatkan kepala daerah lain), jadi ketika BMKG menyampaikan peringatan, Pak Mendagri sudah menyampaikan arahan. Kemudian ada lagi edaran. Dan kemudian ketika ada peristiwa Bupati Aceh ini, diingatkan lagi oleh Kemendagri,” ucap Bima.
    Sementara itu, terkait Mirwan, Kemendagri telah mengirim Inspektorat Khusus (Itsus) ke Aceh Selatan untuk memeriksanya hari ini.
    Saat ini, pemeriksaan tengah berlangsung usai Mirwan kembali dari Tanah Suci.
    “Tentu kalau ada Kepala Daerah yang tidak ada di lokasi, itu perlu dilakukan investigasi. Dan hari ini informasinya Bupati Aceh Selatan sedang menjalani pemeriksaan oleh tim Inspektorat kami. Inspektor khusus langsung memeriksa Bupati Aceh Selatan,” kata Bima.
    Diberitakan, Mirwan berada di Tanah Suci dalam rangka ibadah umrah meski daerah pemerintahannya tengah dilanda banjir.
    Sebelumnya, Mirwan juga telah mengeluarkan Surat Pernyataan Ketidaksanggupan dalam penanganan tanggap darurat banjir dan longsor yang menerjang wilayahnya.
    Kabag Prokopim Pemkab Aceh Selatan Denny Herry Safputra menjelaskan, Mirwan berangkat umrah setelah situasi wilayah Aceh Selatan dinilai sudah stabil.
    “Tentunya setelah melihat situasi dan kondisi wilayah Aceh Selatan umumnya yang sudah stabil, terutama debit air yang sudah surut di permukiman warga pada wilayah Bakongan Raya dan Trumon Raya,” kata Denny saat dikonfirmasi awak media, Jumat (5/12/2025).
    “Narasi Bupati meninggalkan rakyatnya ketika bencana banjir melanda, kami sampaikan hal ini tidak tepat,” ujar dia.
    Ia mengeklaim, Mirwa dan istri sudah menyambangi beberapa lokasi terdampak banjir di Aceh Selatan sebelum berangkat umrah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.