Pelaku Pembunuhan di Mushala dalam Tragedi Subuh Berdarah di Bojonegoro Divonis Hukuman Mati
Editor
BOJONEGORO, KOMPAS.com
– Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bojonegoro menjatuhkan vonis mati kepada S (65), terdakwa kasus pembunuhan 2 orang jamaah shalat Subuh di Mushala Al-Manar, Kedungadem, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (11/12/2025).
Agenda persidangan pembacaan putusan dipimpin Ketua Majelis Hakim Wisnu Widiastuti, serta dua hakim anggota, Ida Zulfa Mazida dan Achmad Fachrurrozi, di Ruang Kartika PN Bojonegoro.
Majelis hakim memutuskan pria tua itu bersalah dan terbukti melakukan pembunuhan berencana sebagaimana yang diatur dalam pasal 340 KUHP.
Putusan tersebut lebih berat dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya menuntut terdakwa divonis seumur hidup.
“Terdakwa terbukti secara sah, melakukan pembunuhan berencana dan penganiayaan yang menyebabkan kematian. Karena itu, (pengadilan) menjatuhkan pidana mati,” ujar Wisnu Widiastuti.
Dalam perkara ini, S dengan sadar melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap Abdul Aziz dan Cipto Rahayu.
Majelis hakim juga menyebut sejumlah hal yang memberatkan dalam menjatuhkan vonisnya.
Perbuatan terdakwa dinilai terlampau keji dan meresahkan masyarakat karena dilakukan secara sadis dan kejam.
Selain itu, pembuatan terdakwa dilakukan mushala yang seharusnya menjadi tempat ibadah dan ruang aman bagi masyarakat.
Terlebih, tindakan tersebut dilakukan saat para korban tengah melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
Terdakwa juga melakukan kekerasan terhadap saksi Arik Wijayanti ketika berusaha melindungi suaminya, Abdul Aziz.
Akibat penganiayaan itu, saksi mengalami luka berat.
Majelis hakim menegaskan bahwa perbuatan terdakwa tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga meninggalkan luka psikologis yang mendalam bagi keluarga korban.
“Majelis hakim melihat tidak ada rasa penyesalan dari terdakwa, terlihat dari sikap dan ucapan terdakwa selama persidangan,” ungkap Widiastuti.
Sementara S melalui kuasa hukumnya, Sunaryo Abu Naim, mengaku masih mempertimbangkan.
“Hasil koordinasi dengan terdakwa, kami minta waktu untuk berpikir. Untuk langkah selanjutnya masih kami siapkan,” kata Sunaryo.
Di sisi lain, vonis mati itu disambut baik para keluarga korban.
Salah satu ahli waris, Ifnu Dika Rinanto mengaku bersyukur terdakwa dijatuhi hukuman berat.
“Kami puas dengan putusan hukuman mati dari Majelis Hakim, vonis itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh keluarga kami, sebab perbuatannya sangat keji dan tidak menusiawi,” kata Dika.
Pembunuhan itu terjadi di Mushala Al Manar, Desa/Kecamatan Kedungadem pada selasa 29 April 2025.
Terdakwa secara membabi buta membacok tiga jamaah menggunakan sebilah parang.
Akibatnya, dua korban masing-masing Cipto Rahayu dan Abdul Aziz meninggal dunia, sementara satu korban lainnya, Arik Wijayanti, mengalami luka berat.
Sementara Humas PN Bojonegoro, Hario Purwo Hantoro menyebut, vonis hukuman mati yang dijatuhkan kepada S merupakan putusan maksimal pertama kali terjadi di Bojonegoro.
Vonis hukuman mati ini, menurutnya, telah melalui proses pertimbangan panjang majelis hakim.
Hario mengungkapkan, berdasarkan fakta persidangan terungkap jelas perbuatan terdakwa sudah direncakan sebelumnya.
Selain itu, selama proses persidangan, terdakwa tidak menunjukkan rasa bersalah dan penyesalan.
“Ini vonis mati pertama di Bojonegoro, mengingat perkara ini cukup berat dan menjadi salah satu kasus paling menonjol yang ditangani PN Bojonegoro,” ujar Hario.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
Vonis Mati Terdakwa Pembunuhan Jamaah Subuh, Menjadi Putusan Maksimal Pertama di Bojonegoro
.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/12/12/693b57993caca.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelaku Pembunuhan di Mushala dalam Tragedi Subuh Berdarah di Bojonegoro Divonis Hukuman Mati Regional 12 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/12/693b572125c24.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kekompakan 100 Siswa Lintas Sekolah di Aceh Gotong Royong Bersihkan Sekolah Terdampak Banjir Regional 12 Desember 2025
Kekompakan 100 Siswa Lintas Sekolah di Aceh Gotong Royong Bersihkan Sekolah Terdampak Banjir
Editor
BIREUEN, KOMPAS.com
– Sekitar seratus siswa SMA Sukma Bangsa, Bireuen, turun tangan membantu membersihkan SMAN 1 Peusangan yang terdampak banjir.
Aksi gotong royong ini menjadi wujud kepedulian para pelajar terhadap
sekolah
-sekolah yang mengalami kerusakan dan dipenuhi lumpur akibat bencana.
Kepala SMA Sukma Bangsa Bireuen, Dian mengatakan, gerak cepat para
siswa
dilakukan sebagai respons atas ajakan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid SPd MPd.
“Kami hubungi Pak Kacab bahwa kami siap membantu membersihkan sekolah berlumpur. Pak Kacabdin pun meminta kami fokus membantu SMAN 1 Peusangan,” ujar Dian dikutip dari Serambinews, Jumat (12/12/2025).
Tidak hanya siswa Sukma Bangsa, relawan pelajar dari SMAN 3 Bireuen juga bergerak membersihkan SMAN 2 Kutablang pada hari yang sama.
Kehadiran para pelajar ini membuat proses pembersihan fasilitas pendidikan berlangsung lebih cepat.
Kacabdin Bireuen, Abdul Hamid, menyampaikan apresiasi kepada seluruh siswa dan pihak sekolah yang terlibat dalam aksi spontan ini.
“Ini bentuk kepedulian yang luar biasa. Kita saling bantu agar proses belajar di sekolah-sekolah terdampak dapat segera pulih,” ujarnya.
Ia berharap solidaritas lintas sekolah ini terus dilanjutkan hingga seluruh fasilitas pendidikan yang terdampak banjir kembali berfungsi normal.
Aksi gotong royong para pelajar di Bireuen memunculkan harapan baru bagi pulihnya kegiatan belajar mengajar.
Dengan kondisi ruang kelas yang mulai bersih dari lumpur dan sampah, sekolah-sekolah terdampak kini perlahan bersiap kembali membuka kegiatan pendidikan.
Berita sebelumnya, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bireuen terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Arus banjir yang deras juga membawa material kayu, pasir, dan sampah ke permukiman termasuk sekolah.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Siswa SMA Sukma Bangsa Terjun Bersihkan SMAN 1 Peusangan, Pelajar SMAN 3 Bireuen di SMAN 2 Kutablang
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/11/693abdce46c8b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana Surabaya 12 Desember 2025
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– BPBD Surabaya melakukan edukasi terkait mitigasi bencana kepada seluruh masyarakat. Agar mereka mengetahui langkah yang diambil untuk mengurangi dampaknya.
Kepala
BPBD Surabaya
, Irvan Widyanto mengatakan, masyarakat tidak bisa hanya menggantungkan diri ketika terjadi bencana, kepada Pemerintah Kota (Pemkot).
“Kesadaran bencana adalah kesadaran individu. Setiap warga harus tahu apa yang harus dilakukan ketika peristiwa bencana terjadi,” kata Irvan, saat dikonfirmasi, Kamis (11/12/2025).
Irvan mencontohkan, ketika terjadi hujan deras disertai angin kencang.
Warga bisa langsung memahami dengan tidak berlindung di bawah pohon dan memilih bangunan permanen.
Sedangkan, kata Irvan, edukasi mitigasi yang diutamakan adalah gempa bumi, cuaca ekstrem dan kebakaran.
Program tersebut sudah berjalan kepada siswa sekolah.
“Kami memiliki program Satuan Pendidikan Siaga Bencana. Edukasi dan mitigasi diberikan rutin sejak usia dini, dari PAUD hingga SMP, baik sekolah negeri maupun swasta,” jelasnya.
Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemkot Surabaya, terlibat dalam program itu.
Nantinya, mereka akan memberi edukasi berdasarkan instansi masing-masing.
“Bahkan, inisiatif terbaru merambah ke institusi keagamaan, di mana tim gabungan OPD kini aktif melaksanakan mitigasi di seluruh pondok pesantren di Surabaya,” ujarnya.
“(Seperti) DLH mengajarkan pengelolaan sampah, DSDABM fokus pada pemeliharaan saluran air, dan Disperkim turut memeriksa konstruksi bangunan pesantren,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Linda Novanti menyebut, kunci
mitigasi bencana
adalah ketenangan dan sikap gotong royong masyarakat.
“Gotong royong warga merupakan giat mitigasi yang sangat efektif. Warga bisa aktif mengecek kebersihan saluran air dan tidak membuang sampah sembarangan,” ucap Linda.
“Selain itu, meningkatkan kepatuhan berlalu lintas juga bagian dari kesadaran darurat, mengingat banyak kejadian kerugian yang justru berawal dari ketidakdisiplinan di jalan raya,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/12/693b4e85aacb3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran Megapolitan 12 Desember 2025
2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Satu mata elang atau
debt collector
yang kritis usai dikeroyok di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) malam, dinyatakan meninggal dunia.
Ia menyusul satu rekannya yang lebih dulu meninggal di tempat kejadian perkara, Kamis sore.
“Kedua orang yang bertugas sebagai
mata elang
ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, Jumat (12/12/2025).
Salah satu kelompok yang bentrok malam hari setelah pengeroyokan adalah teman-teman mata elang yang tewas.
Mereka datang ke TKP untuk meluapkan emosinya dan meminta pertanggung jawaban kepada pihak yang tidak mereka ketahui siapa.
“Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun, tidak mendapatkan informasi,” ujar Nicolas.
Emosi, mereka pun merusak tenda pedagang kaki lima (PKL) hingga kios di sekitar TKP.
Sebagian dari kelompok itu juga membakar barang di sekitar. Dari tenda, sejumlah kios, sepeda motor, hingga mobil.
“Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” kata dia.
Meski kebakaran sempat membesar, Nicolas memastikan tak ada api yang menyentuh pemukiman warga di belakang kios-kios.
Saat ini, jajaran kepolisian mulai dari tingkatan Polsek Pancoran, Polres Jakarta Selatan, hingga Polda Metro Jaya berkoordinasi untuk memburu pelaku pengeroyokan sekaligus menjaga keamanan di sekitar TKP.
Sebelumnya, dua pria diduga
debt collecto
r atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor. Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
“Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/12/12/693b49171625a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/08/6936a22ae3281.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/10/6938ecaab123f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a83d92a83d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a7f47b8733.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a4e52a8deb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)