Category: Kompas.com

  • Respons Malaysia, Menko Zulhas: Durian Jelas Buah Nasional Indonesia

    Respons Malaysia, Menko Zulhas: Durian Jelas Buah Nasional Indonesia

    Respons Malaysia, Menko Zulhas: Durian Jelas Buah Nasional Indonesia
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com- 
    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai, Indonesia memiliki dasar yang jauh lebih kuat untuk mengklaim durian sebagai buah nasional, ketimbang Malaysia.
    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024,
    Zulhas
    menyebutkan bahwa angka produksi buah
    durian
    di Indonesia jauh di atas Malaysia.
    “Indonesia memproduksi hampir 2 juta ton durian pada 2024 menurut BPS. Angka ini jauh di atas Malaysia. Dengan fakta ini, saya kira Durian adalah Buah Nasional Indonesia,” ujar Zulhas dalam siaran pers, Minggu (16/11/2025).
    Data BPS 2024 menunjukkan produksi durian Indonesia mencapai 1,96 juta ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
    Produksi terbesar berasal dari sentra-sentra durian di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
    Sementara itu, sejumlah laporan regional menyebut produksi Malaysia jauh lebih rendah, meski nilainya meningkat lewat ekspor varietas premium seperti Musang King.
    Zulhas menambahkan bahwa durian bukan hanya komoditas, tetapi juga budaya dan sumber hidup jutaan petani.
    “Kalau bicara simbol nasional, ya harus berdiri di atas data dan realitas. Durian Nusantara itu kekuatan kita di Asia. Menurut data BRIN, Indonesia punya 21 dari 27 spesies durian yang dikenal di dunia dan hingga 2024 sekitar 114 terdaftar varietas unggul baru,” kata Zulhas.
    Demi memperkuat posisi Indonesia, pemerintah akan mendorong branding “Durian Nusantara”, meningkatkan standar produksi, dan memperluas potensi ekspor olahan durian ke pasar global.
    Diberitakan, Durian yang mempunyai julukan “raja buah” diusulkan menjadi buah nasional Malaysia oleh Asosiasi Produsen Durian atau Durian Manufacturer Association (DMA).
    Sebagai informasi, DMA berperan sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah Malaysia dengan para produsen durian di negara tersebut.
    Dikutip dari
    The Straits Times
    , Senin (10/11/2025), DMA secara resmi telah meminta Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia untuk menetapkan durian sebagai buah nasional.
    Presiden DMA Eric Chan menilai bahwa durian bukan sekadar buah biasa di Malaysia, melainkan identitas nasional.
    “Setiap orang Malaysia, tanpa memandang latar belakang mereka, memiliki kisah tentang durian, sebuah kenangan, sebuah tradisi. Inilah satu hal yang mempersatukan kita semua,” ujar Chan.
    Varietas premium seperti Musang King (D197), Black Thorn (D200), dan D24 telah banyak dikenal secara global.
    Hal itu menempatkan Malaysia sebagai rumah bagi durian kelas dunia.
    Status “geographical indication” (GI) durian Musang King yang diterbitkan oleh Perbadanan Harta Intelek Malaysia, baru-baru ini diperpanjang selama 10 tahun lagi hingga Maret 2034.
    Hal tersebut menegaskan statusnya sebagai produk nasional yang dilindungi, mencegah negara lain mengklaim atau menggunakan nama tersebut.
    “Perpanjangan GI ini seperti cap paspor bagi Musang King,” tutur Chan.
    “Itu membuktikan bahwa durian ini benar-benar berasal dari Malaysia. Kita semua bisa bangga, karena ini menunjukkan bahwa para petani dan produsen kita telah membangun merek global dari akar lokal,” sambungnya.
    Direktur Jenderal Departemen Pertanian Malaysia, Nor Sam Alwi, membenarkan bahwa pemerintah telah menerima permohonan resmi dari DMA.
    Ia menegaskan bahwa penetapan durian sebagai buah nasional memerlukan kajian komprehensif.
    “Keputusan untuk menobatkan sebuah buah sebagai buah nasional harus melalui pertimbangan menyeluruh oleh berbagai lembaga pemerintah,” jelasnya kepada
    The Star
    .
    Nor Sam menjelaskan, faktor-faktor seperti dampak sosial ekonomi, nilai ekspor, warisan budaya, penerimaan publik, serta kontribusi buah tersebut terhadap sektor pertanian nasional akan menjadi bahan pertimbangan utama.
    “Saat ini, kementerian sedang meninjau usulan ini bersama departemen dan lembaga terkait untuk memastikan keputusan yang diambil dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib KY Setelah Dua Dekade dengan Kewenangan yang Semakin Minim

    Nasib KY Setelah Dua Dekade dengan Kewenangan yang Semakin Minim

    Nasib KY Setelah Dua Dekade dengan Kewenangan yang Semakin Minim
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua dekade lalu, lahir sebuah lembaga sebagai kehendak politik yang dituangkan dalam amendemen Undang-Undang Dasar 1945.
    Lembaga ini termasuk dalam cita-cita
    reformasi
    sebagai orientasi
    checks and balances
    dalam sistem kekuatan kehakiman.
    Lembaga itu dinamakan
    Komisi Yudisial
    .
    Dalam buku Risalah KY yang diterbitkan oleh Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia tahun 2013, KY digambarkan sebagai wujud pemikiran kekuasaan kehakiman yang merdeka dan tidak bisa dibiarkan tanpa kontrol sebagai wujud akuntabilitas.
    Independensi dan akuntabilitas menjadi dua sisi mata uang.
    Dalam konteks kebebasan
    hakim
    , harus ada perimbangan dengan pasangannya, yakni akuntabilitas.
    KY berada dalam latar belakang tersebut.
    Namun, setelah 20 tahun berdiri, apakah makna tersebut telah bergeser?
    Di mana peran KY dan bagaimana lembaga yang prematur ini bertahan dari gempuran dinamika politik di era reformasi?
    Ketua Komisi Yudisial RI, Amzulian Rifai, mengatakan bahwa refleksi dua dekade menjaga integritas hakim penuh dengan tantangan, salah satu tantangannya adalah
    kepercayaan publik
    .
    “Salah satu kekuatan negara-negara maju, di Australia misalnya, itu adalah
    trust
    publik. Itu bisa direfleksikan, antara lain, kalau dunia peradilan, adalah berapa banyak suatu kasus itu misalnya yang dikasasikan, berapa banyak tunggakan perkara,” kata Amzulian dalam acara Sinergitas KY dan Media Massa, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025) malam.
    Dia memberikan contoh bahwa Australia telah sukses menggelar perkara sampai hampir nol.
    Pada survei pertengahan tahun 2025, yang mempertanyakan kepercayaan publik kepada lembaga-lembaga negara, jika kita perhatikan, lembaga negara Mahkamah Agung berada di urutan kelima, jika saya tidak salah, di bawah lembaga TNI, Presiden, dan antara lain, Kejaksaan Agung serta KPK.
    Hal ini cukup miris, karena Indonesia digembar-gemborkan sebagai negara hukum.
    Seharusnya, kata Amzulian, Mahkamah Agung berada di posisi pertama.
    “Tapi faktanya tidak demikian,” ucapnya.
    Di sini KY mengambil peran untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada lembaga peradilan secara keseluruhan.
    KY memiliki tugas mengawasi perilaku hakim, menyeleksi calon hakim agung, hingga memberikan rekomendasi jika terbukti ada hakim yang melanggar etik.
    Amzulian pun mengakui lembaga yang ia pimpin masih banyak kekurangan, terutama di mata publik.
    “Saya cukup banyak, bukan hanya membaca media, tetapi juga berkeliling di banyak tempat di perguruan tinggi, itu umumnya mereka masih agak kecewa dengan eksistensi Komisi Yudisial. Walaupun sebenarnya kekecewaan itu hampir kepada seluruh lembaga negara,” tutur dia.
    Kendati demikian, Amzulian mengungkapkan ada banyak tugas yang KY kerjakan untuk memperbaiki wajah penegakan peradilan di Indonesia selama dua dekade berdirinya lembaga tersebut.
    Misalnya, hampir semua laporan masyarakat ditindaklanjuti oleh KY.
    Setiap minggu diadakan sidang pleno untuk memutuskan satu laporan masyarakat.
    Memang, sebagian besar laporan masyarakat harus berakhir tanpa ditindaklanjuti dengan alasan bukti yang lemah, teknis yudisial, dan bukan
    kewenangan KY
    , tetapi ada beberapa juga yang berlanjut.
    “Salah satunya memandang hakim itu tidak adil karena berbicara kepada salah satu pihak. Itu lebih keras, sedangkan kepada pihak lain itu lemah-lembut. Dinilainya itu memihak salah satu pihak. Bagaimana kami menindaklanjuti?” imbuh dia.
    Selain tindak lanjut pemeriksaan etik hakim dari laporan masyarakat dan pemberitaan media massa, KY juga mengerjakan mandatnya sebagai lembaga yang menyeleksi calon hakim agung secara ketat.
    Amzulian menjamin, langkah seleksi ini bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
    Meskipun konsekuensinya, hasil seleksi mereka kadang seluruhnya ditolak saat fit and proper test di DPR-RI.
    “Jadi itulah tugas-tugas konstitusional kami, walaupun tentu saja tidak akan pernah puas masyarakat dengan apa yang kami lakukan. Dan ternyata, masyarakat ada yang tidak tahu apa yang dilakukan oleh KY,” ujar Amzulian.
    Meski terkesan tak bertaji saat ini, KY sesungguhnya pernah sakti saat awal pendiriannya, bisa memberikan pengawasan tak hanya untuk hakim tingkat rendah, tetapi juga sampai ke level Hakim Konstitusi.
    Mereka juga punya kewenangan menjadi panitia seleksi untuk calon hakim tingkat pertama, seperti hakim pengadilan negeri, hakim pengadilan agama, hingga hakim pengadilan tata usaha negara.
    KY juga pernah memiliki kewenangan untuk memiliki perwakilan pada Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
    Namun, kewenangan itu seiring waktu dipreteli lewat putusan MK.
    Kewenangan yang pertama dicabut adalah pengawasan terhadap hakim MK dan hakim agung.
    Pengkebirian ini dilakukan lewat putusan MK nomor 005/PUU-IV/2006 yang diucapkan pada 16 Agustus 2006 oleh Jimly Asshiddiqie selaku ketua MK pada saat itu.
    Putusan itu menyebut, hakim MK tidak termasuk dalam pengertian hakim yang perilaku etiknya diawasi oleh KY, sedangkan pengawasan hakim agung dikembalikan kembali kepada Mahkamah Agung.
    Kemudian, dalam putusan I/PUU-XII/2014, MK kembali mengkebiri pengawasan KY.
    Putusan ini menyebutkan KY tidak lagi bisa menempatkan orang sebagai organ pelengkap dalam Majelis Kehormatan MK (MKMK).
    Terakhir, pada putusan 43/PUU-XIII/2025, MK mencabut kewenangan KY terkait seleksi calon hakim tingkat pertama.
    MK mendalilkan, KY tak memiliki mandat tersebut dalam UUD 1945 dan sistem peradilan satu atap adalah kewenangan dari Mahkamah Agung.
    Namun, setelah dua dekade KY berdiri, wajah peradilan di Indonesia tak sepenuhnya mendapat kepercayaan publik.
    Oleh sebab itu, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Susi Dwi Harijanti, menilai KY harus memiliki peran yang lebih besar.
    KY tak boleh lagi hanya diberikan wewenang yang prematur, mengawasi dan memberikan rekomendasi sanksi, atau sekadar jadi pansel calon hakim agung.
    Susi kemudian mengutip ucapan dari Presiden Latvia, Egils Levits, dalam acara 10 tahun Judicial Council di negara tersebut.
    Egils menyebut KY Latvia harus memainkan peran lebih besar dan memberikan fokus pemecahan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh siapapun selain lembaga peradilan itu sendiri.
    Dengan cara itu, KY Latvia bisa menjadi instrumen kepercayaan publik untuk melihat kembali lembaga peradilan yang bersih dan bisa dipercaya.

    It does also become a trust instrument
    , jadi KY itu akan menjadi instrumen kepercayaan,” imbuh dia.
    Susi mengatakan, harapan Presiden Latvia ini juga senada dengan kepercayaan mayoritas masyarakat di Indonesia.
    Sebab itu, DPR juga harus memikirkan bagaimana KY bisa lagi menjadi sakti dan bertaji, salah satu caranya dengan merevisi undang-undang KY.
    Saat ini, kata Susi, ada proses revisi UU Jabatan Hakim yang menjadi prioritas pembahasan DPR.
    Menurut dia, sudah selayaknya pembahasan terkait UU tersebut juga berlangsung secara paralel dengan UU KY.
    “Harusnya pembahasannya itu adalah paralel, karena pasti itu ada kaitan antara Jabatan Hakim dan KY, termasuk juga penegakan kehormatan dan integritas hakim,” kata Susi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • “Mingkemnya” Pers Disentil Purbaya

    “Mingkemnya” Pers Disentil Purbaya

    “Mingkemnya” Pers Disentil Purbaya
    Jurnalis, Mahasiswa S3 Ilmu Politik
    MENTERI
    Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyentil pers yang “mingkem”, tidak berani melontarkan kritik kepada pemerintah. Kritik itu disampaikan Purbaya dalam acara yang digelar Forum Pemimpin Redaksi di Jakarta, Minggu 16 November 2025.
    Kritik Purbaya ini menarik dan mengandung separuh kebenaran.  PK Ojong punya pandangan yang senada.
    Pers
    dibuat bukan untuk menjilat kekuasaan.  Kritik pers memang dibutuhkan karena kekuasaan itu  cenderung korup. Pada saat ini, kritik pers justru amat dibutuhkan ketika bangsa sedang mengalami krisis representasi.  
    DPR mengalami apa yang disebut Carl Schmitt sebagai telah kehilangan dasar moral dan spiritualnya. Itu ditulis Schmitt dalam buku
    The Crisis of Parliamentary Democracy
    , 1923. Selain pers yang “mingkem”, DPR, DPD, ormas pun sebenarnya “mingkem” melihat praktik politik penuh ketidakadilan. Dalam bahasa pemikir kebhinekaan, Sukidi, bangsa sedang dibangun dalam situasi republik ketakutan (
    republic of fear
    ).
    Gejala pers yang “mingkem” sudah ditengarai Daniel Dhakidae dalam disertasinya di Cornel tahun 1991. Dalam disertasi
    The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism: Political Economy of Indonesian News Industry
    , Daniel memprediksi sistem pers Orde Baru dengan kontrol kertas di tangan pemerintah akan menciptakan situasi menjadi akhir dari jurnalisme politik (
    the end of political journalism
    ).
    Kritik Purbaya disebut sebagai separuh kebenaran karena sebenarnya ada juga pers, katakan Tempo, yang berani mengkritik pemerintahan secara lugas dan tegas terhadap tata kelola pemerintahan. Namun kini, Tempo tengah menghadapi gugatan ganti rugi Rp 200 miliar oleh Menteri Pertanian. Bisa saja pandangan Purbaya adalah pandangan pribadi seorang menteri berbeda dengan menteri yang lain.
    Dalam praktik selama ini, dalam lingkungan komunitas pers, tertangkap suasana kebatinan bahwa pemerintah lebih suka dengan berita-berita positif, terlebih  pujian. Dalam beberapa kejadian selalu ada upaya tangan tak kelihatan untuk mengendalikan pers bebas yang memang sedang dalam tahapan
    survival mode
    . “Padahal, pujian adalah
    silent killer
    ,” kata Sukidi, dalam sebuah pernyataan di Forum Warga Negara.
    Ini berbeda misalnya dengan pandangan Ali Sadikin. Ali Sadikin dalam satu wawancara pernah mengatakan, “… wartawan itu karyawan pemerintah yang tidak dibayar negara. Tugasnya justru mengkritik kebijakan pemerintah….,” kata Ali Sadikin.
    Tapi apakah pejabat kita seterbuka Ali Sadikin menerima kritik dari
    media
    sebagaimana disampaikan Purbaya.
    Sejak lama, media disebut sebagai pilar keempat demokrasi—
    the fourth estate
    —setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Media dimandatkan untuk mengawasi kekuasaan, menyediakan informasi publik, dan menjadi forum deliberasi bagi warga negara.
    Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam The Elements of Journalism menulis: “Kewajiban pertama jurnalisme adalah kepada kebenaran, dan kesetiaan pertamanya adalah kepada warga.”
     Namun kini, secara umum posisi media itu goyah. Bukan karena hilangnya idealisme, tetapi karena dua tekanan besar: krisis ekonomi di dalam industri media, dan dominasi algoritma di luar ruang redaksi. Media berdiri di persimpangan: antara bisnis dan etika, antara klik dan kebenaran.
    Industri media kini menghadapi guncangan struktural yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pendapatan iklan berpindah ke platform digital seperti Google, Meta, dan TikTok. Ruang redaksi kehilangan kemandirian ekonomi, sementara pemilik modal semakin berkuasa menentukan arah pemberitaan. Robert McChesney menyebut fenomena ini sebagai
    market censorship
    — sensor pasar—di mana bukan negara yang menekan
    kebebasan pers
    , tetapi logika bisnis yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh diberitakan.
    Konsentrasi kepemilikan membuat media kerap kehilangan keberanian moral. Liputan investigative berkurang.  Isu publik tergantikan oleh sensasi politik. Kecenderungan media menjadi pelapor fakta. Namun, tentunya masih ada media yang mencoba menjalankan jurnalisme advokatif.
    Selain krisis ekonomi, kita juga menghadapi krisis suara. Manuel Castells, dalam
    Communication Power
    , mengatakan: “Kekuasaan di era informasi adalah kekuasaan untuk memprogram arus komunikasi.”
    Buzzer politik, influencer, dan mesin algoritma kini bertindak sebagai “editor baru” ruang publik. Mereka menentukan apa yang trending, bukan apa yang penting. Mereka menyebarkan emosi, bukan pengetahuan. Kita hidup dalam demokrasi simulatif: terlihat ramai, tapi kehilangan kedalaman. Setiap warga seolah punya suara, tapi suara-suara itu dikendalikan oleh kekuatan yang tak terlihat— oleh mesin, oleh modal, oleh kepentingan politik. Buzzer telah menjadi industri. Tapi apakah itu kebenaran? Belum tentu.
    Saat Revisi UU KPK (2019) terjadi, bagaimana
    cyber troops
    dikerahkan untuk mendelegitimasi KPK dengan narasi “KPK sarang Taliban” dan narasi lain untuk menggolkan agenda politik revisi UU KPK dan kemudian berhasil. KPK berhasil dilumpuhkan melalui operasi kartel partai politik dalam lima hari.
    Krisis media juga merupakan krisis relasi kekuasaan. Media tidak lagi di luar kekuasaan, tetapi menjadi bagian dari arena kekuasaan itu sendiri. Kita menyaksikan munculnya oligarki informasi— di mana konglomerasi media dan politik menyatu dalam kepentingan yang sama.
    Hasilnya: ruang redaksi kehilangan otonomi, dan kebebasan pers berubah menjadi kebebasan bagi pemilik modal. McChesney pernah mengingatkan: “Kebebasan pers tanpa kebebasan ekonomi redaksi adalah kebebasan semu.”
    Inilah paradoks media hari ini: secara hukum bebas, tetapi secara struktural terpenjara. Ketika kekuatan politik, kekuatan ormas, kekuatan media berada dalam satu tangan, bukankah  itu merupakan tanda-tanda awal dari totalitarianisme?
    Namun, krisis ini bukan akhir. Ia bisa menjadi awal kebangkitan baru bagi media— jika media berani kembali pada akarnya: etika, empati, dan keberpihakan serta dukungan publik.
    Apakah publik mendukung jurnalisme yang sehat? Jurnalisme bukanlah propaganda. Jurnalisme yang membuka ruang perdebatan publik.  Esensi jurnalisme adalah mengingatkan yang mapan (
    polite watch dog
    ), menghibur yang papa. Namun itu juga sepenuhnya tergantung pengurus negara. 
    Ada empat langkah yang harus ditempuh.
    Media harus kembali pada misi moralnya: berpihak pada publik, bukan kekuasaan. Mengutip Budayawan/Rohaniawan GP Sindhunata: bagaimana menjaga agar “danyang” jurnalisme tidak
    oncat
    atau mencelat dari ruang jurnalisme. “Danyang” adalah istilah dalam bahasa Jawa yang cenderung ada unsur mistis dan magis. Tapi “danyang” bisa diartikan sebagai roh yang menggerakan jurnalisme, nilai yang diperjuangkan dalam jurnalisme. Apakah “danyang” jurnalisme masih ada? Ada untuk beberapa media.
    Bill Kovach menulis, “Verifikasi lebih penting daripada viralitas.” Kecepatan bukan ukuran profesionalisme; integritaslah yang utama.
    Kemandirian ekonomi adalah syarat mutlak bagi independensi redaksi. Model
    membership journalism
    atau
    public funding
    bisa menjadi jalan keluar. Kita bisa belajar dari The Guardian, ProPublica, atau di Indonesia— Tempo Investigasi, Project Multatuli. Itu sekadar contoh. Tapi intinya, perkembangan media membutuhkan dukungan publik dan  pemerintah. Perjuangan Forum Pemred memperjuangkan
    No Tax For Knowledge
    perlu dipertimbangkan Purbaya. Industri media yang sejatinya adalah industri pengetahuan masih dibebani begitu banyak pajak-pajak yang memberatkan.
    Kebenaran adalah hasil kerja kolektif. Ekosistem kolaboratif—antara redaksi, universitas, dan NGO— akan memperkuat
    fact checking
    dan literasi publik. Dukungan pelanggan amat sangat menentukan. 
    Negara harus hadir bukan untuk membungkam, tetapi melindungi jurnalisme dari tirani algoritma. Transparansi konten politik berbayar dan keadilan algoritmik adalah prasyarat demokrasi digital yang sehat.
    Media boleh lemah secara industri, tetapi jika ia teguh pada moralitas kebenaran, ia tetap akan menjadi penjaga rasionalitas bangsa. Justice Hugo Black pernah berkata: “
    Freedom of the press is not for the press itself, but for the people to know
    .”
    “Kebenaran adalah pekerjaan rumah harian demokrasi.”
    Tugas media bukan hanya menyampaikan berita, tetapi menjaga nurani bangsa agar tetap waras dan  mengerakkan semangat berbela rasa, mengingatkan yang mapan dan menghibur yang papa, di tengah kebisingan digital. Di era suara sintesis, media sejati bukan yang paling keras, tetapi yang paling jujur. Namun itu semua membutuhkan dukungan publik.
    Kritik Purbaya harus diterima. Namun, Purbaya perlu mengambill  langkah  melonggarkan beban pajak yang melilit industri pers. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ekskavator Tersangkut Kabel Listrik di Bogor, 2 Kernet Tersengat, Satu di Antaranya Tewas
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 November 2025

    Ekskavator Tersangkut Kabel Listrik di Bogor, 2 Kernet Tersengat, Satu di Antaranya Tewas Bandung 16 November 2025

    Ekskavator Tersangkut Kabel Listrik di Bogor, 2 Kernet Tersengat, Satu di Antaranya Tewas
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Dua orang yang diduga sebagai kernet ekskavator tersengat listrik di wilayah Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
    Satu orang di antaranya dinyatakan tewas dan satu orang lainnya mengalami luka-luka.
    Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu (15/11/2025) dan terekam video yang diunggah di media sosial Instagram.  
    Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga sedang menggotong tubuh salah satu korban yang
    tersengat listrik
    saat berada di atas ekskavator berukuran besar.
    Dari informasi yang didapat
    Kompas.com
    , kedua korban berada di atas ekskavator yang sedang diangkut menggunakan truk.
    Diduga, alat berat tersebut mengenai kabel listrik saat melintas di jalan perkampungan warga.
    Kapolsek
    Sukamakmur
    , Ipda Dedi Priono, membenarkan kejadian tersebut.
    Ia mengonfirmasi bahwa satu orang tewas dan satu orang lainnya mengalami luka bakar.
    “Iya, kita terima informasi dari masyarakat ada orang kesetrum. Langkah pertama kita pastikan korbannya ditangani dan dibawa ke Puskesmas. Dua orang kita bawa, satu tewas dan satu luka. Lukanya tersengat listrik,” kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (16/11/2025).
    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui kronologi kejadian dan peran masing-masing korban.
    Dugaan kuat keduanya merupakan kernet yang berada di ekskavator tersebut saat alat berat itu menyangkut di kabel listrik. 
    “Itu sedang kami selidiki dulu, dalam proses penyelidikan untuk mengetahui masing-masing bagian apa yang terjadi,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Naik Pitam Kakak Diancam, Pria di Sumedang Bunuh Abang Ipar Pakai Pisau
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2025

    Naik Pitam Kakak Diancam, Pria di Sumedang Bunuh Abang Ipar Pakai Pisau Regional 16 November 2025

    Naik Pitam Kakak Diancam, Pria di Sumedang Bunuh Abang Ipar Pakai Pisau
    Tim Redaksi
    SUMEDANG, JABAR
    – Seorang pria bernama DR (48), warga Dusun Nangkod RT 03/09, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditemukan tewas mengenaskan pada Sabtu (15/11/2025) malam.
    Korban tewas di tangan adik iparnya, IP (45), dengan luka tusuk di bagian dada dan leher.
    Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang, AKP Awang Munggardijaya, menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula dari
    pertengkaran
    antara korban dan istrinya, AH.
    Saat itu, IP yang sedang mengerjakan kerajinan bambu di halaman rumah mendengar pertengkaran tersebut.
    “Pelaku, yang tak lain adalah adik kandung dari AH, melihat korban mengancam istrinya. Hal ini yang kemudian memicu emosinya,” ujar Awang kepada
    Kompas.com
    , Minggu (16/11/2025).
    Dalam keadaan terpancing emosi, IP masuk ke dalam rumah sambil membawa sebilah pisau dan langsung menyerang DR dengan menusuk dada korban.
    Meskipun DR berusaha melarikan diri, ia dikejar oleh pelaku hingga terjatuh.

    “Pelaku kembali melakukan serangan dengan menyayat leher korban hingga korban meninggal di lokasi,” tambah Awang.
    Saat kejadian, sejumlah warga sekitar menyaksikan rangkaian peristiwa tersebut.
    Salah satu saksi, KK, mengaku melihat pelaku mencekik korban dan sempat memberikan peringatan, namun tidak digubris oleh pelaku.
    Saksi lainnya, DS, yang menerima laporan dari warga langsung menuju lokasi dan mendapati korban sudah tidak bernyawa.
    “Tak lama setelah menerima laporan, Polsek
    Jatinangor
    bersama tim Inafis Polres Sumedang mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan barang bukti,” jelas Awang.
    Jenazah DR kemudian dibawa menggunakan ambulans Puskesmas Jatinangor ke RS Bhayangkara Sartika Asih untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk otopsi.
    Awang memastikan bahwa Polres Sumedang bergerak cepat dalam menangani kasus ini dengan melakukan olah TKP, memeriksa saksi-saksi, serta berkoordinasi dengan tim Inafis dan pihak medis.
    “Kasus ini menjadi perhatian serius karena mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Kami memastikan penyidikan berjalan profesional dan transparan,” tegas Awang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • HUT ke-11, PSI Tegaskan Selalu Pro Jokowi

    HUT ke-11, PSI Tegaskan Selalu Pro Jokowi

    HUT ke-11, PSI Tegaskan Selalu Pro Jokowi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan kembali komitmennya untuk tetap berada di garis politik mendukung Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
    Penegasan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI,
    Grace Natalie
    , dalam acara syukuran Hari Ulang Tahun ke-11 PSI di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2025) malam.
    “PSI selalu Pro Jokowi. PSI selalu komitmen penuh untuk mengawal Prabowo-Gibran sampai tuntas,” kata Grace dalam kata sambutannya, Minggu malam.
    Dalam sambutannya, Grace mengatakan bahwa perjalanan PSI selama 11 tahun telah melalui sejumlah titik penting, termasuk penyelenggaraan pemilihan ketua umum pertama partai dengan mekanisme
    one man, one vote
    yang terbuka dan diaudit oleh pihak ketiga yang independen.
    “Di usianya 11, PSI sudah berhasil menyelenggarakan pemilihan ketua umum pertama, saya pikir, di Republik ini, yang
    one man, one vote
    , terbuka sistemnya,” ujar Grace.
    “Bahkan diaudit oleh pihak ketiga yang independen, yang saya pikir belum pernah ada di Republik ini,” lanjutnya.
    Ia menegaskan, konsep “partai super terbuka” yang diusung PSI bukan hanya slogan, melainkan praktik yang ditunjukkan melalui proses internal yang benar-benar melibatkan anggota.
    Grace juga menyampaikan keyakinannya bahwa PSI berada pada jalur yang tepat menuju status sebagai partai besar.
    Ia mengaku merasakan perubahan besar dalam psikologi politik internal PSI, terutama menyangkut kepercayaan diri menghadapi pemilu.
    “Kalau dulu, setiap mau pemilu, ya baru dua kali ya, dulu sebelumnya kita itu, kalau mau pemilu, deg-degan. Kalau ada yang tanya, berapa nih targetnya? Itu pertanyaan paling dilematis. Karena kalau mau dijawab, sekian gitu ya, apalagi kalau tanya tinggi-tinggi,” ujar dia.
    “Kita sendiri pun kayak, agak-agak enggak percaya diri untuk menyebut angka. Tapi sekarang ini kita sudah tidak bicara lagi soal ikut pemilu untuk lolos
    threshold
    . Tapi saya pikir dalam situasi hari ini, juga berdasarkan survei yang terakhir, soal angkanya, biar Mas Ketum aja menyampaikan kalau dia berkenan, kita sudah sangat layak untuk percaya bahwa PSI akan segera menjadi partai besar,” sambungnya.
    Grace menutup pidatonya dengan menyampaikan terima kasih khusus kepada Jokowi, yang menurutnya memberikan dukungan penuh pada PSI dalam konferensi partai Juli lalu.
    “Pada konferensi PSI yang terakhir di bulan Juli, Pak Jokowi menyatakan dengan sangat gamblang bahwa beliau akan mendukung penuh PSI, beliau siap untuk bekerja keras untuk PSI baik di DPP, DPD, sampai ke desa-desa. Ini ucapannya Pak Jokowi sendiri,” ungkapnya.
    Menurut dia, sejak pernyataan tersebut disampaikan, jumlah tokoh dan simpatisan yang tertarik bergabung dengan PSI meningkat signifikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja di Mamuju Kritis Usai Dikeroyok 2 Pemuda, Polisi Dalami Motif Pelaku
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2025

    Remaja di Mamuju Kritis Usai Dikeroyok 2 Pemuda, Polisi Dalami Motif Pelaku Regional 16 November 2025

    Remaja di Mamuju Kritis Usai Dikeroyok 2 Pemuda, Polisi Dalami Motif Pelaku
    Tim Redaksi
    MAMUJU, KOMPAS.com
    – Polisi menangkap dua pemuda berinisial AG (21) dan TD (18) yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap seorang remaja berinisial PA, yang masih di bawah umur, di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, pada Sabtu (15/11/2025).
    Kasat Reskrim Polresta
    Mamuju
    , AKP Agustinus Pigay, mengungkapkan bahwa korban saat ini dirawat di rumah sakit di Mamuju akibat mengalami luka serius di sekujur tubuhnya.
    “Korban mengalami sejumlah luka pada tubuh, termasuk luka cukup serius pada bagian kepala,” kata Agustinus, Minggu (16/11/2025).
    Kronologi pengeroyokan yang dialami PA bermula ketika ia dan rekannya sedang berkumpul.
    Tiba-tiba, kedua pelaku muncul, dan salah satunya langsung menyerang korban menggunakan balok kayu.
    Saat korban tersungkur, kedua pelaku masih melanjutkan pengeroyokan hingga menyebabkan korban mengalami luka-luka parah.
    Kedua pelaku ditangkap tidak lama setelah kejadian tersebut.
    Agustinus menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan pemeriksaan untuk mendalami motif di balik tindakan kedua pelaku.
    “Proses penyelidikan dilakukan untuk mengungkap motif serta memastikan dugaan keterlibatan pihak lain dalam peristiwa tersebut,” ujar Agustinus.
    Kasat Reskrim juga menegaskan bahwa kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pihak kepolisian, mengingat korban masih tergolong anak di bawah umur.
    Ia mengungkapkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian untuk mengantisipasi kemungkinan aksi balas dendam.
    “Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk turut menjaga situasi kamtibmas dan percayakan penanganannya kepada polisi serta segera melaporkan kepada pihak berwajib apabila mengetahui adanya tindakan kekerasan di lingkungan sekitar,” tandas Agustinus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Lumajang Keluhkan Pencemaran Sungai dari Usaha Pengolahan Limbah Tambang Emas
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        16 November 2025

    Warga Lumajang Keluhkan Pencemaran Sungai dari Usaha Pengolahan Limbah Tambang Emas Surabaya 16 November 2025

    Warga Lumajang Keluhkan Pencemaran Sungai dari Usaha Pengolahan Limbah Tambang Emas
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS
    – Warga Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengeluhkan dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh usaha pengolahan limbah tambang emas.
    Limbah yang dihasilkan dari pengolahan tersebut diduga dibuang ke sungai, meskipun tempat usaha itu terletak di tengah permukiman padat penduduk.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi usaha, terlihat dua orang sedang memasukkan limbah hasil olahan berupa lumpur ke dalam kantong karung.
    Di area tersebut terdapat kubangan berisi lumpur seluas sekitar 6 meter persegi dengan kedalaman 30 sentimeter.
    Selain itu, terlihat lebih dari 100 kantong karung berisi lumpur serta
    limbah tambang emas
    yang belum diolah, yang disimpan dalam karung-karung terpisah.
    Beberapa jeriken berisi cairan kimia, termasuk Hidrogen Peroksida, juga ditemukan di lokasi.
    Usaha pengolahan limbah
    tambang emas ini dimiliki oleh Satrio (26), seorang warga setempat.
    Perangkat Desa Pasirian, Heru Purnomo, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima keluhan dari warga terkait aktivitas tersebut.
    Menurut Heru, tempat usaha itu tidak memiliki izin dan sering membuang limbah hasil pengolahan ke sungai.

    “Ada keluhan warga terkait pengolahan limbah tambang, limbahnya dibuang ke sungai. Ada usahanya, menurut pemilik tidak berdampak negatif, dia juga mengaku tidak punya izin,” ungkap Heru di lokasi pengolahan limbah tambang emas pada Minggu (16/11/2025).
    Satrio, pemilik usaha, mengaku bahwa usahanya telah berjalan selama tujuh bulan dan saat ini sedang mengurus perizinan ke pemerintah.
    “Usaha mengolah limbah dari gelondongan perak dan emas, perkiraan 7 sampai 8 bulan. Izin masih proses,” kata Satrio.
    Satrio menjelaskan bahwa cara kerja usahanya adalah mengolah limbah hasil tambang emas menggunakan bahan kimia.
    Ia mengeklaim bahwa bahan kimia yang digunakan adalah ramah lingkungan.
    “Cara kerjanya pakai pengganti potas yang lebih ramah lingkungan. Airnya masuk lagi, tidak dibuang ke sungai,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Satrio menegaskan bahwa limbah lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan tidak dibuang.
    “Kalau lumpurnya tidak dibuang, kadang ada yang ambil, kadang warga butuh untuk uruk rumah,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi, Satu-satunya Berstandar Olimpiade di Asia Tenggara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2025

    Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi, Satu-satunya Berstandar Olimpiade di Asia Tenggara Regional 16 November 2025

    Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi, Satu-satunya Berstandar Olimpiade di Asia Tenggara
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Banyuwangi BMX Supercross 2025, satu-satunya balap sepeda BMX di Indonesia yang masuk agenda resmi Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), resmi dimulai di Sirkuit BMX Muncar, Banyuwangi, selama dua hari, 15 – 16 November 2025.
    Sirkuit
    BMX
    Muncar
    Banyuwangi
    merupakan sirkuit
    supercross
    berstandar olimpiade yang pertama di Asia Tenggara.
    Bahkan usai gelaran Banyuwangi BMX Supercross, tim dari Latvia Eropa meminta izin menjadikan Sirkuit Muncar tempat pemusatan latihan bagi para atlet BMX mereka selama satu bulan mulai awal 2026 mendatang.
    Sebelumnya Sirkuit Muncar juga menjadi tempat pemusatan latihan bagi atlet Pelantas BMX untuk persiapan di kejuaraan internasional.
    Selain telah berstandar Olimpiade, sirkuit Muncar juga memiliki trek salah satu terpanjang di dunia. Sirkuit ini telah direvitalisasi Kementerian PU dengan melibatkan arsitek berpengalaman di dunia track BMX, Tom Ritzenthaler.
    Sirkuit Muncar memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Memiliki lintasan terpanjang di dunia, dengan panjang
    track
    465 meter, serta
    obstacle
    4
    high jump
    yang merupakan
    track
    terbanyak di dunia.
    Sirkuit ini juga dilengkapi dua
    start gate
    ketinggian 5 dan 8 meter, serta 7
    line
    yang memiliki karakteristik berbeda dan bisa digunakan untuk perlombaan berbagai kelas.
    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani optimistis hadirnya Sirkuit BMX Muncar yang telah memenuhi standar internasional,tidak hanya mencetak atlet berprestasi, tetapi juga menjadi magnet baru yang mendongkrak pariwisata dan perekonomian lokal.
    “Terima kasih khususnya kepada Kementerian PU, serta Kemenpora, PB ISSI, dan seluruh warga Muncar yang telah mendukung revitalisasi sirkuit ini menjadi standar
    Olympic
    yang tentunya telah mewujudkan komitmen pemkab untuk meningkatkan fasilitas olahraga, khususnya olahraga sepeda yang memiliki banyak potensi di daerah kita,” ujar Ipuk.
    Ipuk menambahkan pembangunan sirkuit internasional di Muncar ini akan menjadi ‘kawah candradimuka’ bagi bibit-bibit unggul atlet BMX nasional, terutama Banyuwangi.
    “Kehadiran sirkuit ini juga membuka peluang bagi Banyuwangi untuk menjadi tuan rumah kejuaraan BMX kelas dunia di masa depan. Ini akan mendatangkan atlet,
    official
    , dan penggemar dari berbagai negara, yang otomatis akan menggerakkan ekonomi daerah,” kata Ipuk.
    Pelatih Kepala Timnas Balap Sepeda Indonesia, Dadang Haries Poernomo, mengatakan Banyuwangi menjadi satu-satunya di Indonesia, bahkan di ASEAN yang memiliki sirkuit dengan level internasional untuk supercross.
    “Bahkan di Asia hanya ada 3, Banyuwangi, Jepang, dan Cina yang berstandar Olimpiade,” kata Dadang.
    Sirkuit yang awalnya dibangun Pemkab Banyuwangi pada 2015 tersebut, kata Dadang, berpotensi menjadi rujukan bagi para pembalap dunia untuk berlatih, mengingat kualitas dan tantangan yang ditawarkan.
    “Bahkan, tim dari Latvia telah meminta ijin untuk bisa berlatih di Sirkuit Muncar selam asatu bulan pada awal tahun 2026. Ini menunjukkan sirkuit Muncar sangat diminati para rider dunia,” kata Dadang.
    Banyuwangi BMX Supercross 2025 kali ini iikuti 207 rider, selain dari berbagai daerah di Indonesia juga diikuti dari berbagai negara seperti Latvia, China, Malaysia, dan lainnya. (*)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jenazah Istri Wiranto Bakal Dimakamkan di Solo Besok Senin

    Jenazah Istri Wiranto Bakal Dimakamkan di Solo Besok Senin

    Jenazah Istri Wiranto Bakal Dimakamkan di Solo Besok Senin
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, mengatakan bahwa jenazah istri mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn) Wiranto, Rugaiya Usman Wiranto, akan dimakamkan di Solo, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025).
    “Besok pagi akan diberangkatkan ke Solo untuk dimakamkan,” kata Freddy kepada Kompas.com, Minggu (16/11/2025).
    Adapun jenazah istri Wiranto akan disemayamkan di rumah duka di Jakarta Timur.
    Rugaiya Usman Wiranto
    meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada pukul 15.55 WIB, hari ini.
    “Jenazah rencananya akan dibawa ke Jakarta dan disemayamkan di rumah duka Jl. Palem Kartika, Kompleks PATI AD Bambu Apus, Jakarta Timur,” ungkap Freddy.
    TNI, lanjut Freddy, menyampaikan dukacita atas wafatnya Rugaiya. TNI mendoakan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
    “Keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan,” pungkas Kapuspen.
    Diberitakan sebelumnya, istri dari Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan Wiranto, Rugaiya Usman, meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025) hari ini.
    Rugaiya meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, tadi sore.
    “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang, istri/ibu/oma kami tercinta Hj Rugaiya Usman Wiranto pada hari Ahad, 16 November 2025, pukul 15.55 di Bandung,” ujar ajudan Wiranto kepada Kompas.com, Minggu.
    Jenazah Rugaiya akan dibawa ke Jakarta nanti malam sekitar pukul 22.00 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.