Kisah Katwadi, Penjaga Makam 16 Tahun Hidup Bersama Kematian: Saya Lebih Takut Anak dan Istri Tak Makan
Tim Redaksi
PEKANBARU, KOMPAS.com
– Suatu sore, Katwadi (39) tengah mengerjakan sebuah batu nisan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Uka, Jalan Uka, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru, Riau, Jumat (21/11/2025).
Katwadi satu dari enam orang pekerja di TPU Uka. Ia berstatus tenaga harian lepas (THL). Pria ini memakai setelan baju kaus lengan panjang, celana pendek, dan topi.
Sebuah batu nisan untuk makam sudah hampir selesai ia kerjakan di depan sebuah ruangan tempat istirahat.
Tinggal memoles dan merapikan sudut-sudutnya menggunakan sendok semen, pekerjaannya tampak sangat rapi dan bersih.
Itu adalah batu nisan terakhir yang dibuatnya sebelum waktu pulang, seperti biasanya, jam pulang kerja 16.00 WIB.
“Saya selesaikan batu nisan ini dulu baru pulang,” ujar Katwadi saat berbincang dengan Kompas.com sembari bekerja.
Raut wajahnya tampak sudah lelah seharian kerja. Keringat punggung membasahi bajunya.
Di sampingnya ada seorang pekerja lainnya, Aswali Rahmat (60), yang sedang istirahat. Sesekali mereka tampak bercengkrama.
Di tengah dia bekerja, warga tampak ramai silih berganti untuk ziarah.
Di dalam kawasan
pemakaman
, ada juga yang terlihat berjualan minuman, sedangkan di luar pagar, berjejer meja jual bunga dan sesajen.
Katwadi sendiri mengaku sudah 16 tahun bekerja di tempat peristirahatan terakhir itu.
Sehari-hari, ia dan lima orang pekerja lainnya, bekerja menggali kubur, merawat makam, membuat batu nisan, dan membuat papan kuburan. Satu orang ditunjuk sebagai koordinator.
TPU Uka memiliki luas lahan 10 hektare, dikelola oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota
Pekanbaru
.
Waktu awal bekerja, statusnya masih lajang. Sekarang ia sudah berumah tangga dan memiliki tiga orang anak.
Katwadi bercerita, waktu ia tidak memiliki pekerjaan tetap, kadang bekerja sebagai tukang bangunan.
“Waktu itu ada kawan yang mengajak kerja tukang gali kubur karena waktu itu susah cari orang kerja menguburkan jenazah,” ujarnya.
Tanpa pikir panjang, Katwadi memutuskan untuk bekerja di pemakaman itu. Ia masuk dengan syarat KTP dan ijazah terakhir.
Pilihan kerja lain dan gaji yang sesuai sulit untuk dia dapat kala itu.
“Saya cuma tamat SD (sekolah dasar). Dulu kerja tukang bangunan, kadang ada kadang tidak. Makanya, saya mau kerja di sini, yang penting halal,” kata Katwadi seraya tertawa kecil.
Katwadi bekerja sebagai honorer kontrak per tahun. Dari segi gaji, ia digaji per hari dan terima sekali sebulan. Namun, gaji yang diterima jumlahnya tak menentu atau tidak tetap.
Sebab, hari libur tidak hitung gaji sehingga semakin banyak tanggal merah, gajinya semakin kecil.
“Gaji kami Rp 80.000 sehari. Sebulan kami terima rata-rata Rp 2 juta. Dulu penah juga ada Rp 1,6 juta karena hari libur tidak masuk hitungan,” kata Katwadi.
Padahal, kata dia, hari libur tetap bekerja, termasuk Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.
“Lebaran kami juga kerja,” akuinya.
Kendati demikian, Katwadi tetap menikmati hasil keringatnya. Ia juga bersyukur saat ini pembayaran gaji sudah normal setiap bulannya.
Sebelumnya, pembayaran gaji pekerja sempat terlambat.
Dengan penghasilan yang relatif kecil, ia masih bisa bayar cicilan rumah, motor, dan biaya anak sekolah.
“Anak saya ketiganya SD. Biaya anak-anak ini yang lumayan besar. Belum lagi kebutuhan pokok. Kalau dihitung-hitung enggak cukup gaji segitu,” ungkapnya.
Namun, imbuh dia, kadang ada dapat penghasilan tambahan dari jasa pembuatan batu nisan dan papan kuburan.
Untuk jasa pembuatan batu nisan, Katwadi tidaklah mematok tarif. Ia terima secara sukarela.
Untuk papan kuburan, untuk jenazah bayi seharga Rp 500.000 dan jenazah dewasa Rp 900.000.
“Untuk buat papan makam, kami kan beli kayu dan paku. Itu hasilnya kami bagi rata. Alhamdulillah, cukup buat beli sarapan sama minyak motor,” kata dia.
Ia dan pekerja lainnya hanya berharap mendapatkan kenaikan gaji dari pemerintah.
“Kami hanya bisa berharap. Kalau ada insentif tentu kami sangat senang. Kalau kartu BPJS ada kami dikasih sama pemerintah,” ungkapnya.
Selama belasan tahun bekerja, Katwadi pernah sekali merasa momen yang paling mengharukan. Seorang rekan kerjanya meninggal dunia sekitar dua bulan yang lalu.
Pekerja yang meninggal itu bernama Boyadi (55), selaku koordinator TPU Uka.
“Dia meninggal dunia setelah kami makamkan jenazah. Setelah makamkan jenazah, dia pergi buang air. Tiba-tiba tumbang dan meninggal. Sebelum meninggal, dia sering merenung di kuburan dan ruangan istirahat. Ini momen yang mengharukan bagi kami,” ujarnya.
Momen haru lainnya, tambah dia, melihat keluarga dari jenazah yang menangis dan meratap saat pemakaman.
Katwadi pernah beberapa memakamkan jenazah pada malam hari. Meski tempat tinggalnya cukup jauh dari TPU, di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, ia tetap datang memenuhi panggilan jiwa itu.
“Sudah tak terhitung gali kubur malam hari. Ada yang jam 10 atau 11 malam. Karena kami dapat telepon dari keluarganya, jenazah minta dikuburkan, ya kami langsung datang. Tak pernah kami tolak,” sebutnya.
Jenazah yang dimakamkan malam hari, ada bayi dan orang dewasa.
Tak pernah mengalami kejadian aneh
Bercerita tentang kuburan, kerap dikaitkan dengan kejadian-kejadian mistis.
Namun, Katwadi sendiri sudah belasan tahun bekerja di pemakaman, belum pernah mengalami kejadian aneh atau misterius.
“Kalau saya sendiri belum pernah melihat atau mengalami kejadian yang aneh-aneh,” akuinya.
Ia juga mengaku tak ada lagi rasa takut bekerja di pemakaman.
Tapi, waktu awal-awal bekerja, Katwadi pernah merasa takut berhadapan dengan kuburan dan menguburkan jasad.
“Waktu awal dulu iya ada rasa takut. Kalau sekarang biasa saja. Saya lebih takut anak istri tak makan,” ungkapnya.
Katwadi juga tidak ada melakukan ritual khusus sebelum memulai pekerjaan di pemakaman.
Selama bekerja, belum pernah juga ada permintaan yang aneh dari ahli waris atau peziarah.
“Baca bismillah saja. Kalau permintaan yang aneh-aneh tidak ada. Justru kadang kami dikasih nasi sama buah-buahan sama peziarah,” sebutnya.
TPU Uka, terbagi dua. Sebagian makam umat Islam dan sebagian non-muslim.
Selama bekerja, Katwadi pernah melakukan bongkar makam atas permintaan keluarga.
Pihak keluarga meminta makam dibongkar untuk dipindahkan ke kampung halamannya.
“Seingat saya ada 10 makam yang saya bongkar. Itu makam yang non-muslim saja. Dipindahkan ke Medan, Sumatera Utara,” ucap Katwadi.
Katwadi bercerita, dalam sehari pernah memakamkan belasan jenazah. Kejadian itu belum lama, tepat pada Selasa (18/11/2025) kemarin.
“Hari Selasa kemarin yang banyak, ada 11 orang yang kami makamkan. Hari ini ada dua orang, kemarin lima orang,” sebutnya.
Bekerja di kuburan, terkadang dipandang sebelah mata. Tak sembarang orang yang mau bekerja di tempat ini.
Namun, Katwadi tidak peduli dengan stigma sosial itu. Baginya, yang terpenting adalah kebutuhan keluarganya bisa terpenuhi.
Ia mengaku, sejauh ini belum pernah mendengar secara langsung suara orang yang menyepelekan pekerjaannya.
“Kalau secara langsung belum pernah. Karena bagi saya, apa pun pekerjaan yang penting halal. Saya tidak malu, tidak akan minder. Keluarga mendukung. Saya hanya malu pekerjaan mencuri,” kata dia.
Namun, ia mengaku anaknya pernah diejek oleh teman sekolahnya.
“Anak saya pernah diejek teman sekolahnya. Temannya bilang ‘bapaknya tukang gali kubur’. Tapi, anak saya jawab ‘tak apa-apa, yang penting halal’,” sebut Katwadi.
Hampir setiap hari, Katwadi melihat jasad masuk ke liang lahat. Terkadang, usai pemakaman ia merenungkan diri sejak sambil berkata dalam hati bahwa kematian itu nyata. Tak akan bisa lagi kembali ke dunia.
“Saya melihat kematian itu memang nyata adanya. Jadi, saya berpikir, saya harus rajin beribadah. Jangan sampai saya ‘pulang kosong’. Alhamdulillah, sejak bekerja di sini ibadah jadi meningkat, meski ada juga kadang bolong-bolong shalatnya,” aku Katwadi.
Salah seorang rekan kerja Katwadi, Aswali Rahmat (60), bercerita bahwa pernah melihat orang datang ke kuburan untuk berobat.
“TPU ini tak ada yang tinggal jaga di sini. Kami cuma datang bekerja ke sini. Kadang kami cek makam malam hari,” kata Aswali kepada Kompas.com.
Suatu malam, Aswali melihat ada dua unit mobil sedan masuk ke pemakaman. Ia langsung mengejar dengan sepeda motornya untuk menanyakan maksud kedatangan orang tersebut.
“Waktu jam 12 malam, saya lihat ada dua mobil masuk mutar-mutar. Terus berhenti dan menggali di samping makam. Mereka bawa beras kunyit dan lilin,” tuturnya.
“Saya pikir orang mau kubur bayi. Pas saya tanya, mereka bilang mau berobat karena disuruh orang pintar. Terus saya bilang kalau mau berobat ke rumah sakit saja, lalu mereka pergi,” cerita Aswali.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/11/21/69203ae46d15c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Rumah Habis Terbakar di Medan, Raja: Kami Baru Ngontrak 2 Minggu Medan 21 November 2025
9 Rumah Habis Terbakar di Medan, Raja: Kami Baru Ngontrak 2 Minggu
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Sebanyak 9 rumah terbakar. Rumah tersebut dihuni 11 kepala keluarga dan 20 jiwa.
Wakil Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam
Kebakaran
, Wandro Malau, mengatakan kebakaran terjadi Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
“Kami dapat laporan dari masyarakat api sudah meluas. Ada sembilan unit rumah yang terbakar,” ujar Wandro.
Petugas mengerahkan tujuh unit armada pemadam ke lokasi. Api baru berhasil dipadamkan setelah dua jam berjibaku.
“Tadi kami sempat kesulitan masuk karena banyak warga di sekitar lokasi kebakaran,” tambah Wandro.
Salah seorang yang rumahnya terbakar adalah Raja. Kontrakan di Jalan Karya, Gang Swadaya, Karang Berombak, Kecamatan
Medan
Barat,
Sumatera Utara
, yang ia huni hangus terbakar. Ia baru tinggal dua pekan bersama istrinya.
“Ini bukan rumah kami. Kami baru dua minggu tinggal ngontrak di sini. Ngontrak satu tahun,” kata Ane, sapaan akrab Raja, sambil berdiri di depan rumah yang sudah hangus, Jumat (21/11/2025).
Tidak hanya tempat tinggalnya yang rata dengan tanah, rumah adik iparnya yang berada persis di sebelahnya juga ikut dilalap api.
Menurut Raja, semua barang di dalam rumah ludes terbakar. Hanya satu sepeda motor yang berhasil ia selamatkan.
“Hanya 45 menit, semua cepat terbakar. Gak ada yang bisa diselamatkan,” ucap pria berusia 42 tahun itu.
Saat kejadian, ia sedang tidur sepulang kerja sekitar pukul 10.00 WIB. Ia mengaku awalnya hanya mencium bau asap, tetapi belum terbangun. Tak lama, teriakan warga membuatnya tersentak.
“Saya pun terbangun, langsung lari keluar. Saya lihat sudah ada api. Saya masih sempat mengeluarkan kereta (sepeda motor). Tapi sudah tidak bisa masuk rumah karena asap sudah banyak,” tuturnya.
Raja tidak mengetahui sumber pasti api. Ia hanya mendengar informasi dari warga bahwa api berasal dari rumah lain, namun belum jelas apakah dipicu gas, korsleting listrik, atau puntung rokok.
Untuk sementara, Raja, istrinya Siwagami (45), dan empat anggota keluarga dari iparnya akan tinggal di rumah orang tuanya.
“Sementara ini saya di sini dulu jaga-jaga karena khawatir ada yang masuk. Istri dan adik ke rumah mamak dulu,” kata Raja.
Lurah Karang Berombak, Ahmad Fauzi, memastikan pemerintah akan membantu warga terdampak, termasuk penyediaan makanan dan posko pengungsian apabila tidak memiliki tempat tinggal.
“Kami akan melakukan penjagaan kerja sama dengan Polisi serta pemilik rumah yang terbakar. Langkah ini untuk menghindari adanya pencurian barang-barang,” ujar Ahmad setelah meninjau lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/21/69206c3d4e0b2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ahmad Ali: PSI Bukan untuk Kepentingan Keluarga Jokowi, Kebetulan Kaesang Jadi Ketum
Ahmad Ali: PSI Bukan untuk Kepentingan Keluarga Jokowi, Kebetulan Kaesang Jadi Ketum
Tim Redaksi
KENDARI, KOMPAS.com
– Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali menekankan bahwa PSI tidak didedikasikan untuk keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Ali memastikan bahwa
Kaesang Pangarep
menjadi Ketua Umum
PSI
hanyalah kebetulan.
Dia mengeklaim, PSI tidak akan dilestarikan untuk
keluarga Jokowi
.
Hal tersebut disampaikan Ali saat memberi arahan dalam Rakorwil PSI Se-Sultra di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (21/11/2025).
“Partai ini, kami, atau Pak
Jokowi
tidak akan dedikasikan untuk kepentingan keluarga, hanya karena kebetulan Kongres mengamanati Kaesang sebagai Ketua Umum, yang kebetulan adalah putra beliau. Tapi, selamanya ke depan tidak akan dilestarikan untuk keluarga beliau,” ujar Ali.
Ali mengatakan, untuk memutus mata rantai tersebut, PSI ke depan harus dimiliki oleh anggotanya sendiri.
Maka dari itulah PSI kemudian dijadikan sebagai Partai Super Tbk.
“Bisa jadi Pak Raji’un (Ketua DPW PSI Sultra) menjadi Ketua Umum, tapi kayaknya umurnya sudah lewat,” ucap dia, disambut tawa kader.
Ali menyampaikan bahwa ke depan, setelah PSI mapan, partai tersebut akan menjadi harapan anak-anak muda Indonesia.
Ali kembali menegaskan perihal alasan Jokowi dijadikan patron bagi PSI.
“Tidak semata-mata karena dia adalah presiden. Kalau presiden itu anaknya mantan presiden, biasa saja. Kalau gubernur itu atau bupati itu anaknya mantan gubernur, biasa saja. Tapi, Pak Jokowi ini harus menjadi patron bagi PSI, bagi anak-anak Indonesia. Karena kenapa? Beliau dari kampung, dari desa sama dengan kita yang ada di sini,” papar Ali.
“Bukan anaknya siapa-siapa, ayahnya, neneknya Kaesang, kakeknya Kaesang, bukan darah biru di dunia politik. Bukan orang kaya, tukang kayu, tapi dia bisa membuktikan, beliau bisa membuktikan bahwa ketika rakyat memberi kepercayaan,” sambung dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/21/691fcba9f1b21.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Tiba di Afsel untuk Hadiri KTT G20, Disambut Tarian Pantsula
Gibran Tiba di Afsel untuk Hadiri KTT G20, Disambut Tarian Pantsula
Tim Redaksi
JOHANNESBURG, KOMPAS.com
– Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming tiba di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/11/2025), untuk menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Afrika Selatan.
Pantauan
Kompas.com
, Gibran dan rombongan terbatas mendarat di Bandar Udara Internasional OR Tambo,
Johannesburg
, sekitar pukul 20.15 WIB atau 15.15 waktu setempat.
Gibran terlihat memakai setelan jas hitam dengan dasi biru muda saat menuruni tangga pesawat Kepresidenan.
Saat menuruni tangga pesawat, Gibran langsung disambut pasukan jajar kehormatan yang berjajar di sisi kanan dan kiri karpet merah.
Selain pasukan jajar, ada juga beberapa warga lokal yang menarikan tarian tradisional asal
Afrika Selatan
, yakni tarian Pantsula.
Selain itu, Gibran turut disambut langsung Menteri Listrik dan Energi Afrika Selatan, Kgosientsho Ramokgopa, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Afrika Selatan, Saud Purwanto Krisnawan, serta Atase Pertahanan RI di Pretoria, Kolonel (Mar) Guntur Almasyih.
Saat berjalan ke arah mobil dinas yang terparkir dekat pesawat, Gibran didampingi Menteri Listrik dan Energi Afrika Selatan.
Tampak, keduanya sempat tersenyum dan berbincang satu sama lain, namun tidak terdengar isi obrolan mereka.
Usai rangkaian penyambutan di bandara, Gibran beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel tempat Wapres RI akan memulai agenda kunjungan kerja di Afrika Selatan.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo mengutus
Wapres Gibran
untuk mewakilinya dalam forum internasional G20.
Gibran akan menyampaikan pidato mewakili Presiden Prabowo sekaligus menegaskan posisi Indonesia terkait berbagai isu global prioritas.
Kehadiran Wapres RI dalam forum ini juga menegaskan komitmen Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo untuk terus berperan aktif dalam pemulihan ekonomi global serta penguatan kerja sama internasional.
Selain itu, Gibran dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara sahabat di sela ajang KTT.
Lewat pertemuan bilateral itu, Gibran akan menyampaikan pesan Presiden Prabowo, khususnya dalam memperkuat hubungan dan kerja sama antarnegara.
Ajang
KTT G20
Afrika Selatan akan berlangsung selama dua hari, pada 22–23 November 2025, di Johannesburg Expo Centre.
Dilansir dari
Antara
, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Edi Pambudi, menyatakan KTT G20 di Johannesburg akan berfokus pada tiga sesi utama.
Pertama, membahas isu ekonomi berkelanjutan, peran perdagangan dan keuangan dalam pembangunan, serta masalah utang di negara-negara berkembang.
Kedua, KTT akan berfokus pada pembangunan dunia yang tangguh (
resilient world
), yang mencakup isu kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan (just energy transition), serta sistem pangan.
Sesi ketiga akan membahas isu pekerjaan layak (
decent work
) dan tata kelola kecerdasan buatan (
artificial intelligence
).
“(Mineral kritis) ini salah satu bahasan yang diusulkan oleh Indonesia ke dalam G20, setelah kita juga sudah mengusulkan di ASEAN,” imbuh dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/6896f0ca193a3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penemuan Bayi dalam Kantong Plastik di Serpong, Polisi Periksa Saksi dan Rekaman CCTV Megapolitan 21 November 2025
Penemuan Bayi dalam Kantong Plastik di Serpong, Polisi Periksa Saksi dan Rekaman CCTV
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Polisi tengah menyelidiki penemuan bayi perempuan yang ditemukan dalam kantong plastik berwarna hitam di kawasan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.
Kasus ini mencuat setelah warga melaporkan temuan tersebut pada Jumat (21/11/2025), sehingga mendorong aparat untuk melakukan pemeriksaan lapangan secara menyeluruh.
Kapolsek Serpong Kompol Suhardono mengatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi dan menyita rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
“Kami sudah meminta keterangan ke beberapa saksi dan kami coba melihat CCTV yang ada, nanti kita telusuri,” ujar Suhardono di Mapolsek Serpong,
Tangerang Selatan
.
Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi pelaku yang diduga membuang bayi perempuan tersebut.
“Kami akan melakukan penyidikan untuk mengungkap siapa sebenarnya orang tua dari bayi tersebut,” kata dia.
Bayi pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Agus sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat itu, ia melihat sebuah kantong plastik hitam yang tergantung di pagar rumahnya.
“Berawal dari warga yang menemukan adanya kantong belanja warna hitam yang tergantung di atas pagar di depan rumah dan di dalam kantong plastik itu berisi bayi berjenis kelamin perempuan,” jelas Suhardono.
Bayi dalam keadaan sehat saat ditemukan. Polisi kemudian mendatangi lokasi dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan awal.
“Bayi tersebut memiliki berat 2,8 kg dan panjang 51 cm,” imbuhnya.
Saat ini bayi masih menjalani perawatan di rumah sakit dan berada dalam kondisi stabil.
“Saat ini bayi masih dalam perawatan di rumah sakit dengan kondisi sehat,” ucap Suhardono.
Penyelidikan terhadap kasus pembuangan bayi ini masih berlangsung, dengan polisi menelusuri rekaman CCTV serta keterangan saksi untuk mengungkap identitas orang tua bayi dan motif di balik tindakan tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/15/69183914cd28c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Fakta Baru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Pernah Aktif di Ekskul KIR Megapolitan 21 November 2025
Fakta Baru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Pernah Aktif di Ekskul KIR
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kepala SMAN 72 Jakarta, Tetty Helena Tampubolon, membenarkan bahwa pelaku ledakan yang berstatus anak berkonflik dengan hukum (ABH) pernah tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR).
Namun, ia menegaskan bahwa ABH sudah tidak lagi aktif sejak memasuki kelas 12.
“Ekskulnya terakhir itu kelas 11, di KIR. Sejak kelas 12 sudah enggak aktif lagi,” kata Tetty kepada
Kompas.com
, Jumat (21/11/2025).
Saat masih mengikuti kegiatan tersebut, ABH tercatat aktif mengikuti lomba dan pelatihan di bidang astronomi dan kebumian.
“Pembinanya waktu kelas 11 itu mereka itu kegiatannya pelatihan mereka ikut lomba astronomi, kebumian,” ujar Tetty.
Ayah ABH sebelumnya mengungkapkan bahwa anaknya membeli bahan peledak melalui
platform
belanja
online
untuk keperluan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga tidak menaruh curiga terhadap barang yang datang ke rumah.
“Bahwa ini memang di-
order
menggunakan
online
. Nah pada saat barang tersebut sampai di rumah, disimpan oleh keluarga dengan alasan bahwa barang-barang tersebut untuk ekstrakurikuler sekolah,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, kepada wartawan, Jumat.
Penyidik saat ini masih menunggu kondisi ABH pulih sepenuhnya sebelum meminta keterangan lebih lanjut mengenai pembelian bahan-bahan tersebut, termasuk nama toko, metode pembelian, dan waktu pemesanan.
“Terhadap di mana ABH membeli bahan-bahan tersebut ini masih dalam proses penyelidikan pihak penyidik, karena perlu kita ketahui bahwa kondisi ABH masih belum bisa kami wawancarai untuk diminta keterangan secara mendalam,” tutur Budi.
Ledakan terjadi di masjid
SMAN 72 Jakarta
pada Jumat sekitar pukul 12.15 WIB ketika siswa dan guru sedang melaksanakan salat Jumat.
Masjid tersebut berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar ketika khotbah berlangsung, lalu disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda. Insiden tersebut menyebabkan 96 orang luka-luka.
Penyelidikan awal menunjukkan terduga pelaku merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut, yang sebelumnya dikabarkan mengalami perundungan dan diduga menjadi salah satu latar belakang aksinya.
Polisi juga menemukan benda menyerupai
airsoft gun
dan
revolver
di lokasi kejadian. Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
Hingga kini, motif serta penyebab pasti ledakan di SMAN 72 Jakarta masih dalam penyelidikan kepolisian.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/05/10/663d5afc34698.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wamenhaj: Layanan untuk Jemaah Haji adalah Amanah, Bukan Komoditas
Wamenhaj: Layanan untuk Jemaah Haji adalah Amanah, Bukan Komoditas
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Dahnil Anzar Simanjuntak mengingatkan, pelayanan kepada jemaah haji 2026 merupakan amanah.
Tegasnya,
jemaah haji
bukanlah komoditas. Oleh karena itu, Dahni menekankan integritas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan
ibadah haji
2026 atau 1447 H.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara penandatanganan Pakta Integritas bagi Tim Layanan Akomodasi, Konsumsi, dan Transportasi (AKT).
“Layanan untuk jemaah adalah amanah, bukan komoditas. Karena itu, seluruh proses ini harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan integritas,” ujar Dahnil dalam keterangannya, Jumat (21/11/2025).
Kementerian Haji dan Umrah
(Kemenhaj), kata Dahnil, tengah menekankan reformasi tata kelola
layanan haji
.
Dalam reformasi tata kelola layanan haji, diperlukan budaya kerja, komitmen moral, serta tanggung jawab amanah di hadapan masyarakat dan Allah SWT.
Tegasnya, keberhasilan penyelenggaraan haji bergantung pada disiplin dan komitmen seluruh tim yang terlibat.
Khususnya, komitmen dalam menerapkan prinsip good governance serta memastikan setiap rupiah anggaran digunakan untuk kepentingan jemaah.
“Kita sedang membangun budaya baru dalam tata kelola layanan haji, budaya kerja dengan wajah Integritas, bersih, bebas intervensi, dan tidak tunduk pada praktik-praktik rente,” ujar Dahnil.
Kompas.com/MOH.ANAS Ilustrasi haji, biaya haji. Jadwal haji 2026. Jadwal rencana perjalanan haji 2026. Haji 2026.
Sebelumnya, Komisi Pengawas (Komnas) Haji berharap agar
pelayanan haji
2026 tetap maksimal, meskipun ada penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ketimbang tahun sebelumnya.
Ketua Komnas Haji Mustolih Siradj mendorong agar para jemaah haji asal Indonesia tetap mendapatkan pelayanan terbaik selama berada di Tanah Suci.
“Baik itu persiapan dari Tanah Air, sampai di Tanah Suci, puncak prosesi ibadah di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) hingga kembali pulang,” ujar Mustolih dalam keterangan pers kepada Kompas.com, Rabu (29/10/2025).
Penyelenggaraan
ibadah haji 2026
tentu akan menjadi sorotan masyarakat, karena ini merupakan kali pertama Kemenhaj bertugas sebagai penyelenggara.
Komnas Haji, kata Mustolih, berharap Kemenhan bersama Komisi VIII DPR konsisten dalam persiapan penyelenggaraan haji 2026.
“Konsisten hingga tuntas seluruh pembahasan persiapan penyelenggaraan haji di parlemen sampai terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) yang menjadi payung hukum resminya,” ujar Mustolih.
Tak lupa ia mengapresiasi turunnya biaya haji pada 2026, yang mencerminkan harapan dan mandat dari Presiden Prabowo Subianto.
“Penurunan biaya tersebut sudah mulai mencerminkan harapan dan mandat Presiden yang disampaikan di berbagai kesempatan agar biaya haji bisa terus diturunkan supaya tidak memberatkan masyarakat yang ingin beribadah,” kata Mustolih.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/21/691fdceb08366.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Ahmad Ali Heran PSI Jual Nama Jokowi Terus tapi Tak Pernah Lolos 2 Pemilu Nasional
Ahmad Ali Heran PSI Jual Nama Jokowi Terus tapi Tak Pernah Lolos 2 Pemilu
Tim Redaksi
KENDARI, KOMPAS.com
– Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali heran dengan nasib PSI yang tidak pernah lolos pemilu meski sudah terus-menerus menjual nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, partai lain yang juga membawa-bawa
Jokowi
bisa lolos ke Parlemen.
Hal tersebut disampaikan Ali saat memberi arahan dalam Rakorwil
PSI
Se-Sultra di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (21/11/2025).
“11 tahun, dua kali
pemilu
kita tidak lolos. Karena kenapa? Kita selalu membawa-bawa…dua kali kita ikut pemilu, menjual nama Pak Jokowi. Dua kali kita ikut pemilu, memasang foto Pak Jokowi,” ujar Ali.
“Tapi, partai-partai lain, yang membawa Pak Jokowi, semua lolos, hanya PSI yang tidak lolos. Siapa yang bodoh, kita atau mereka, atau partai-partai lain? Siapa?” sambung dia.
Ali mengatakan, PSI tidak ada apa-apanya tanpa Jokowi.
Sebab, kata dia, sejarah sudah mencatat perjalanan PSI yang selalu membawa sosok Jokowi.
Ali pun menekankan bahwa Jokowi adalah emas. Dia berharap, PSI bisa melahirkan Jokowi-Jokowi muda ke depannya.
“Ini pelajaran bagi kalian kader PSI. Ini emas, ini adalah contoh hidup bagi para politisi. Dan kita mau dari
Partai Solidaritas Indonesia
, akan lahir Jokowi-Jokowi muda, paling tidak di Sulawesi Tenggara,” ucap Ali.
Ali meyakini, PSI akan melahirkan politisi muda dari kampung dan desa, persis seperti Jokowi.
Jika ada kader PSI yang berhasil meraih jabatan, Ali berharap mereka tidak berpikir soal uang terus-menerus.
“Ini akan lahir politisi-politisi muda dari kampung, dari desa, yang muncul secara rasional. Jangan kemudian hanya kita tahu, memanfaatkan (Jokowi). Nah, untuk itu saya minta kepada kader PSI, ingat, kalau beliau menjadi patron, ikuti gaya beliau, contoh beliau, jadikan beliau sebagai contoh. Kalau ada jabatan, di pikirannya jangan hanya uang. Jangan hanya pengadaan,” imbuh dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/11/21/69206ba900d9e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/21/692071869e967.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/21/69202ae7c8286.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)