Mengintip Bayi-bayi Telantar di Surabaya…
Tim Redaksi
SIDOARJO, KOMPAS.com
– Rasa haru muncul saat menginjakkan kaki di depan pintu UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita (PSAB) Sidoarjo, Jawa Timur.
Tempat ini adalah rumah bagi bayi-bayi yang kehilangan tempat berpulang, bayi yang diberi kesempatan hidup dan tumbuh.
Saat memasuki ruangan bercat hijau, puluhan tempat tidur bayi yang terbuat dari kayu berjajar rapi.
Tempat tidur dengan lebar sekitar 70 centimeter itu seakan menjadi singgasana ternyaman bagi bayi-bayi mungil yang berusia antara dua bulan hingga 3 tahun itu tertidur.
Dari dalam tempat tidur itu, tangis mereka terdengar ramai, seakan ada nyanyian kecil yang menyambut siapa saja yang datang.
Tangisan bayi-bayi ini merupakan tanda mereka sedang merasa lapar, mengantuk, atau sekadar ingin diperhatikan.
Mereka tidak tahu banyak tentang dunia di luar sana, dunia yang belum memberi mereka kasih sayang sebagaimana mereka pantas menerimanya.
Ada bayi-bayi yang masih belum tahu apa itu pelukan hangat, namun mereka tetap meracau ceria di atas kasur, membalikkan tubuh mungilnya sambil tersenyum pada siapa saja yang mendekat.
Ketika kita menatap mata mereka, ada pancaran harapan yang begitu kuat.
Mata-mata kecil itu belum mengerti tentang kehilangan, tentang duka, atau mengapa mereka di sini tanpa orangtua.
Mereka hanya tahu bagaimana menjadi bayi, tertawa, menangis, dan memeluk siapapun yang mendekati mereka dengan tangan terbuka.
Di sudut lain bangunan, suasananya lebih sunyi.
Di ruang perawatan khusus berukuran 2×3 meter, lima bayi dengan kondisi berkebutuhan khusus, terbaring.
Beberapa harus hidup dengan selang oksigen yang membantu napas mereka.
Di sini, keheningan terasa lebih dalam, mengingatkan bahwa tak semua perjalanan hidup bayi ini dimulai dengan mudah.
Namun di balik sunyi itu, ada rasa haru yang menyusup. Setiap nafas mereka adalah bukti kekuatan dan ketahanan yang luar biasa di tubuh-tubuh mungil ini.
Para pengasuh di PPSAB pun menjadi penyelamat mereka. Tak hanya sekadar memberi makan dan mengganti popok, mereka hadir sebagai tangan-tangan lembut yang menyelimuti bayi-bayi ini dengan kasih sayang tanpa pamrih.
Setiap hari, mereka mengganti popok, membuatkan susu, menggendong bayi-bayi ini seolah-olah mereka adalah darah daging sendiri.
Bagi para pengasuh, melihat senyum kecil yang merekah atau suara tawa bayi adalah kebahagiaan yang tak tergantikan.
“Kami di sini bukan sekadar bekerja. Kami berusaha menjadi keluarga bagi mereka,” ungkap salah satu pengasuh yang enggan disebutkan namanya saat berbincang dengan
Kompas.com
, Sabtu (9/11/2024).
Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Restu Novi Widiani menceritakan bagaimana upaya mereka untuk memastikan setiap bayi ini mendapatkan keluarga yang tepat.
Proses adopsi tak bisa sembarangan, hanya keluarga yang memenuhi syarat tertentu yang diizinkan.
Mereka harus sudah menikah minimal 5 tahun, stabil secara ekonomi, dan memiliki cinta yang tulus untuk menyambut bayi ini ke dalam keluarga mereka.
“Kita carikan adoptan yang bertanggung jawab, tentunya proses ini sangat panjang dan kita pastikan mereka mendapat orangtya yang sanggup memberikan kasih sayang seperti orangtua aslinya,” ucap Restu.
Namun, bagi anak-anak berkebutuhan khusus, perjalanan mereka mungkin akan terus berada di bawah naungan negara.
Ada sekitar 12 anak dengan kondisi khusus yang diperkirakan sulit untuk diadopsi, namun tetap dirawat dengan kasih sayang oleh PPSAB.
“Maaf, untuk anak berkebutuhan khusus memang mungkin tidak akan ada yang adopsi, sehingga dia menjadi tanggungan negara dan kita harus siap sampai akhir hayatnya,” ujar dia.
Beberapa anak di PPSAB beruntung menemukan keluarga baru bahkan setelah melewati masa bayi.
Ketika mereka mencapai usia 5 tahun dan belum ada yang mengadopsi, mereka akan dipindahkan ke Panti Sosial Anak di bawah naungan Pemprov Jawa Timur, di mana mereka melanjutkan pendidikan hingga lulus SMA.
Di PPSAB Sidoarjo, setiap dinding seakan menyimpan cerita tentang cinta dan harapan.
Mereka yang bekerja di sana bukan hanya menyediakan makanan atau tempat tidur, tetapi juga kehangatan dan keamanan bagi anak-anak yang membutuhkan.
Setiap bayi di sini memiliki kesempatan untuk merasakan cinta, entah itu dari pengasuh yang lembut atau dari keluarga baru yang penuh harapan.
Di luar pintu, dunia mungkin keras dan penuh tantangan.
Namun di balik pintu PPSAB ini, ada pelukan hangat, ada tawa kecil yang tulus, dan ada tangan-tangan yang siap mengangkat bayi-bayi ini menuju masa depan yang lebih cerah.
Mereka mungkin terlupakan oleh dunia, namun di tempat ini, mereka adalah anak-anak yang dirawat, dicintai, dan diharapkan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2024/11/09/672f46d4a26ca.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mengintip Bayi-bayi Telantar di Surabaya… Megapolitan 9 November 2024
-
/data/photo/2024/09/26/66f45255745db.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Benyamin Komitmen Pembahasan Proyek MRT Tangsel Akan Berlanjut Megapolitan 9 November 2024
Benyamin Komitmen Pembahasan Proyek MRT Tangsel Akan Berlanjut
Penulis
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Calon wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut 1, Benyamin Davnie, berkomitmen untuk melanjutkan pembahasan proyek pembangunan Moda Raya Terpadu (
MRT
) jika terpilih pada Pilkada 2024.
Rencana perpanjangan moda transportasi berbasis rel ini telah dibahas cukup lama, namun belum ada kejelasan karena ada beberapa kendala dalam merealisasikannya.
“Iya dong. Pembicaraan (proyek perpanjangan MRT ke Tangsel) akan kami lanjutkan lagi,” ujar Benyamin saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Sabtu (9/11/2024).
Proyek ini disebut melibatkan kebijakan dari pemerintah pusat, pemerintah kota (Pemkot), dan sektor swasta, dengan tujuan untuk meningkatkan konektivitas di wilayah tersebut.
Pemilihan trase untuk
MRT Tangsel
telah diserahkan oleh Benyamin, saat menjabat sebagai kepala daerah, kepada PT MRT untuk dipilih sesuai dengan kebutuhan dan potensi kawasan.
Nantinya, aspek teknis pembangunan, termasuk pencarian investor, akan dilakukan karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tangsel yang hanya Rp 4 triliun dirasa belum cukup untuk merealisasikan proyek itu.
“Pemilihan trase sudah kami sodorkan ke PT MRT supaya nanti dipilih. Mudah-mudahan nanti bisa langsung diteruskan di Tangsel,” kata Benyamin.
Keberlanjutan proyek MRT Tangsel ini menjadi bagian dari program Benyamin-Pilar untuk membangun transportasi publik terintegrasi, yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan.
Benyamin, selaku petahana, terus menyampaikan visi dan misinya kepada warga melalui serangkaian pertemuan dengan berbagai komunitas, menjelang pencoblosan pada 27 November 2024.
Baru-baru ini, Benyamin-Pilar bertemu dengan Komunitas Laskar Anggrek Indonesia di kawasan Rawabuntu, Serpong, Tangerang Selatan, dalam rangka menyosialisasikan pencalonannya.
“Untuk soal itu (persiapan kampanye akbar), saya akan konsolidasi sama partai pengusung. Nanti dalam rapat akan dihadiri seluruh elemen yang mengusung kami,” kata Benyamin.
Sementara itu, pasangan Benyamin, Pilar Saga Ichsan, sebelumnya menyebut bahwa proyek pembangunan MRT tak akan menggunakan APBD, mengingat besarnya anggaran yang akan dikeluarkan.
“APBD Tangsel hanya sekitar Rp 4 triliun, sementara APBD DKI Jakarta mencapai Rp 90 triliun,” ujar Pilar saat kampanye di daerah Sawah Lama, Ciputat, Tangsel, Kamis (17/10/2024).
Pembangunan MRT di Tangsel rencananya akan menggunakan dana investasi dari perusahaan swasta. Dengan begitu, diharapkan APBD Tangsel bisa difokuskan untuk memenuhi kebutuhan warga.
“Membangun MRT tanpa melibatkan pihak swasta akan sangat membebani anggaran pemerintah daerah,” kata Pilar.
Adapun rute MRT yang menghubungkan Jakarta dan Tangsel direncanakan membentang dari Lebak Bulus hingga Rawa Buntu.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2023/07/18/64b679a75dd7b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Sosok Mira Hayati, Pemilik "Skincare" Positif Merkuri di Makassar, Pernah Viral Sebutan "Ratu Emas" Makassar
Sosok Mira Hayati, Pemilik “Skincare” Positif Merkuri di Makassar, Pernah Viral Sebutan “Ratu Emas”
Editor
KOMPAS.com
– Salah satu produk skincare MH positif mengandung
merkuri
atau air raksa milik wanita bernama
Mira Hayati
.
Nama wanita asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut tidak asing lagi di media sosial karena viral memamerkan emas satu kilogram yang dibeli di Jeddah, Arab Saudi.
Kali ini Mira Hayati tersandung kasus
skincare mengandung merkuri
yang diumumkan Polda Sulsel, Jumat (8/11/2024).
Sosok Mira Hayati dikenal sebagai pengusaha skincare kaya di Makassar.
Dia mendapat julukan Ratu Emas karena sering memakai perhiasan berupa kalung dan gelang emas saat tampil sehari-hari.
Mira diduga menjual skincare mengandung merkuri dan hidrokinon.
Hal ini berdasarkan temuan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Makassar terhadap enam produk skincare yang mengandung merkuri dan ilegal.
Salah satu yang diuji adalah produk kecantikan milik “Ratu Emas” Mira Hayati.
Kepala BPOM Makassar, Hariani mengatakan bahwa salah satu produk Mira Hayati tidak memiliki izin edar BPOM.
“Mira Hayati Lighting Skin mengandung raksa atau merkuri. Night Cream dari MH Mira Hayati adalah produk yang tidak memiliki izin edar dari BPOM dan positif mengandung raksa,” terangnya.
Rumah empat lantai miliknya baru-baru ini disegel Dinas Penataan Ruang (Distaru) Pemerintah Kota Makassar karena diduga tidak berizin.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Makassar Aguz Mulia menyampaikan, tim sudah turun langsung melakukan pengecekan pada 23 Agustus lalu.
Distaru Makassar pada waktu itu ingin mengkonfirmasi langsung perizinan bangunan kepada pemiliknya.
Hanya saja, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan Mira Hayati secara langsung.
“Teman-teman mencoba mengkonfirmasi kepada pemilik bangunan atas nama Mira Hayati tetapi pada waktu itu kami tidak bisa berkomunikasi,” ungkap Aguz Mulia kepada awak media, Jumat (25/10/2024).
Pihaknya sudah mengirim surat teguran terhadap bentuk pengawasan bangunan di Kota Makassar, namun tidak mendapat respons dari Mira Hayati.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan ‘Ratu Emas’- julukan Mira Hayati tersebut telah menyalahi prosedur.
“Akan dikaji ulang (dampaknya ke lingkungan). Seperti yang dilihat tadi bahwa pinggir bangunan itu langsung di pinggir sungai, itu ada aturannya tapi itu bukan bidang kami, ada di bidang perencanaan ruang,” tuturnya.
Dilansir dari Kompas.com, pada tahun 2023 lalu Mira pernah viral karena membeli emas 1 kilogram di Jeddah, Arah Saudi.
“Ini refleks beli di sana. Jadi, tidak ada rencana. Untuk oleh-oleh, dibagi-bagi untuk saudara dan anak-anak,” kata Mira, kepada awak media saat ditemui di kediamannya di Komplek Ruko Pasar Daya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (18/7/2023).
Dia juga mengatakan, mengoleksi ratusan gram perhiasan emas, karena menurutnya itu sudah menjadi bagian dari adat istiadat orang-orang Bugis.
“Juga orang Bugis, saya anggap ini sebagai adat istiadat kami sebagai orang Bugis. Bukan orang Bugis kalau tidak pakai emas,” ujar dia.
Selain hobi, Mira juga mengungkapkan sering membeli ratusan gram emas untuk dijadikan investasi atau tabungan demi masa depannya.
“Untuk tabungan,” ungkap dia.
Mira menyebut, emas yang dibeli di Tanah Suci terdiri dari gelang, kalung, hingga cincin.
“Satu kilo itu ada gelang, kalung, kalungnya ada dua, ada cincin-cincin, pokoknya sama oleh-oleh yang saya bawa sekitar satu kilogram,” ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Cerita Mira Hayati Beli Emas 1 Kg di Arab Saudi karena Hobi hingga Harus Bayar Pajak Rp 278 Juta”
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Jejak Rekam Mira Hayati, Dari Biduan Jadi Bos Skincare Kontroversi Berkalung 1 Kilogram Emas
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/09/672f36f937563.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Program Sekolah Swasta Gratis Dikhawatirkan Tak Bisa untuk Beli Keperluan Belajar Megapolitan 9 November 2024
Program Sekolah Swasta Gratis Dikhawatirkan Tak Bisa untuk Beli Keperluan Belajar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Tidak semua warga
kelas menengah ke bawah
di Jakarta rupanya mendukung program sekolah swasta gratis. Ada hal yang menghantui mereka.
Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di permukiman padat penduduk Kramat Pulo Dalam, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat bernama Dian (41) misalnya.
Ia sebenarnya lebih memilih agar program Kartu Jakarta Pintar (
KJP
) dilanjutkan dibandingkan anggarannya dialihkan ke program sekolah swasta gratis.
“Saya maunya sih KJP tetap ada, harus tetap ada,” ungkap Dian saat dijumpai
Kompas.com
di sela aktifitasnya, Sabtu (9/11/2024).
Sebab, program KJP tidak hanya membiayai aktifitas akademis anak saja, melainkan juga membiayai keperluan buku dan seragam sekolah, bahkan bisa digunakan untuk tambahan pemenuhan gizi anak.
Hal senada juga diucapkan ibu rumah tangga lain bernama Wulan (42). Ia berpendapat, program sekolah gratis dikhawatirkan tidak bisa memenuhi kebutuhan anak akan keperluan sekolah.
Wulan sungguh merasa keberatan apabila pemerintah hanya membiayai akademis saja, tetapi tidak dengan keperluan sekolah anak.
“Apalagi saya, bapaknya (suami) kena PHK. Kasihan anak saya. Saya ini bantu suami dengan dagang-dagang,” ujar Wulan.
Pilihan kembali bekerja pun sulit bagi Wulan dan sang suami. Pasalnya mereka terbentur dengan aturan banyak perusahaan soal batas atas usia kerja.
Dian berharap, kedua anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Ekonomi Atas dan Kelas 6 Sekolah Dasar (SD) tetap mendapatkan KJP.
“Penginnya berjalan beriringan sih ya,” kata dia.
Sang suami yang hanya bekerja sebagai pedagang, tidak mendapatkan penghasilan tetap. Sebab itu, Dian membantu dengan berjualan bersama adik kandungnya.
“Suami wiraswasta, namanya pedagang enggak selamanya dapat (penghasilan). Makanya saya bantu adik saya jualan mochi, ya lumayan sehari-hari buat makan, buat jajan, nambah-nambahin,” kata dia.
Baik Dian atau Wulan mengaku, belum mengetahui secara persis seluk beluk program sekolah swasta gratis yang diwacanakan akan berlaku pada tahun ajaran baru Juni 2025.
“Baru dengar dari berita saja, dari namanya omongan orang sana sini gitu ya. Mudah-mudahan programnya berjalan bagus,” kata Dian.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jakarta bersama DPRD Jakarta tengah gencar menekankan pentingnya pendidikan yang merata di Jakarta tanpa memandang kelas ekonomi.
Agar anak-anak, khususnya dari kalangan tak mampu, mendapatkan pendidikan hingga tuntas, Pemprov dan DPRD segera menghadirkan program
sekolah swasta gratis di Jakarta
yang rencananya dimulai pada Juli 2025.
Program ini akan diberikan kepada peserta didik di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) swasta.
Pembahasan mengenai program sekolah swasta gratis ini pun telah berlangsung sejak dua tahun lalu di Komisi E DPRD Jakarta.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jakarta Purwosusilo mengatakan, ada bantuan biaya personal dalam program sekolah swasta gratis yang dimulai tahun depan.
Dalam program tersebut, Pemprov ingin memastikan anak-anak kurang mampu di Jakarta mendapat fasilitas sekolah melalui bantuan sosial.
“Biaya personalnya untuk beli baju, seragam, sepatu, tas, alat tulis, kami akan berikan bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu yang menerima KJP,” ucap Purwo saat dikonfirmasi, Selasa (5/11/2024).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/02/08/65c439f03bbe8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Jangan Kaget, Lampu di Jakarta akan Dipadamkan Serentak Malam Ini Megapolitan 9 November 2024
Warga Jangan Kaget, Lampu di Jakarta akan Dipadamkan Serentak Malam Ini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga Jakarta jangan kaget. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melaksanakan aksi pemadaman lampu serentak, Sabtu (9/11/2024) dari pukul 20.30 sampai 21.30 WIB.
Aksi pemadaman lampu ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penghematan energi sekaligus untuk mengurangi
emisi karbon
.
“Aksi pemadaman lampu diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi listrik dan emisi karbon, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto melalui keterangan resminya pada Jumat (8/11/2024).
Asep mengatakan, aksi pemadaman lampu ini sesuai dengan Instruksi Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14 Tahun 2021 yang memerintahkan agar aksi sosialisasi serupa dapat dilakukan minimal empat kali dalam setahun.
“Dengan melakukan tindakan-tindakan sederhana ini, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim,” imbuh Asep.
Seluruh bangunan dan gedung kantor Pemprov DKI Jakarta, kecuali rumah sakit, puskesmas, dan klinik, akan ikut serta dalam aksi pemadaman lampu yang masuk dalam rangkaian kegiatan Cinta Puspa dan Satwa Nasional Tahun 2024 ini.
Selain itu, sejumlah simbol kota Jakarta juga akan dimatikan lampunya malam ini. Beberapa di antaranya, Gedung Balai Kota, Monumen Nasional, Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel Indonesia (HI), Patung Pemuda, Patung Pahlawan, dan Patung Jenderal Sudirman.
Selain itu, lampu-lampu di jalan protokol dan jalan arteri di lima kota administrasi di Jakarta juga akan dimatikan lampunya.
Berikut ini titik-titik di Jakarta yang akan dipadamkan lampunya:
Sejumlah gedung milik swasta, gedung komersial, pusat perbelanjaan, restoran, hotel dan apartemen juga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan pemadaman lampu malam ini.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/08/29/66d04e3e64906.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Debat Perdana Pilkada Tangsel 2024, Benyamin-Pilar Siap Adu Program dan Data Megapolitan 9 November 2024
Debat Perdana Pilkada Tangsel 2024, Benyamin-Pilar Siap Adu Program dan Data
Penulis
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut 1, Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan, menyatakan kesiapannya untuk adu program dan data dalam debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Debat pertama yang mempertemukan pasangan calon pemimpin Tangsel ini akan berlangsung di Studio
Metro TV
, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Selasa (12/11/2024).
“Tak ada persiapan khusus, tapi siap. (Program) yang sudah saya sampaikan, bahkan lakukan. Sekarang kami, dengan tim akan rapat untuk persiapan, termasuk data yang diperlukan untuk debat,” kata Benyamin saat dihubungi
Kompas.com
, Sabtu (9/11/2024).
Ada tiga tema yang dipersiapkan untuk debat perdana calon wali kota dan wakil wali kota Tangsel pada Pilkada 2024.
Ketiga tema tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memajukan daerah, dan meningkatkan pelayanan untuk masyarakat.
Benyamin, yang juga petahana, menyatakan telah mempelajari tema-tema yang disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel untuk debat.
“Saya pikir hanya itu saja yang saya lakukan,” ujar Benyamin.
Saat ditanya apakah ada pertanyaan khusus yang akan diajukan kepada lawan debat, Benyamin mengaku belum memikirkan secara spesifik.
“Nanti saja seketemunya di lapangan. Belum terpikirkan sampai sekarang. Kita buat enjoy dan gembira saja,” tambahnya.
Benyamin-Pilar akan berdebat dengan pasangan calon nomor urut 2,
Ruhamaben-Shinta
, yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dalam pencalonannya, Ruhama-Shinta menawarkan beberapa program untuk masyarakat, salah satunya adalah Kartu Tangsel Sejahtera.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2021/12/29/61cc594a47170.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria 22 Tahun Tewas Gantung Diri di Pasar Minggu Jaksel Megapolitan 9 November 2024
Pria 22 Tahun Tewas Gantung Diri di Pasar Minggu Jaksel
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pria berinisial AS (22), ditemukan meninggal dunia karena diduga
gantung diri
di kosnya yang berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Sabtu (9/11/2024) dini hari.
“Sekitar Pukul 04.00 WIB didapat informasi dari saksi yang datang ke polsek adanya orang yang meninggal karena
bunuh diri
,” ujar Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela saat dihubungi pada Sabtu.
Sebelum melapor ke polisi, saksi berinisial ER sempat berkomunikasi dengan korban AS melalui pesan Whatsapp.
Sekitar pukul 03.00 WIB, saksi sempat menerima rekaman suara dari korban.
“Iya bang, bawa balik badan gua ke ibu gua ya bang Assalamualaikum,” kata saksi mengulang rekaman suara yang diterimanya.
Karena merasa curiga, ER segera menyambangi kosan AS. Ketika tiba di lokasi, korban telah tergantung di pintu kamar mandi.
Leher korban diikat menggunakan tali rafia berwarna merah.
Panik melihat korban yang gantung diri, ER sontak berteriak minta tolong dan beberapa orang datang menghampiri kamar korban yang berada di lantai dua.
“Saksi berikut dengan warga membantu dengan memotong tali rafia yang mengikat leher korban dengan korek,” imbuh Kapolsek.
Saat itu, masih terasa nadi dari tubuh korban.
ER segera melakukan napas buatan, tapi kondisi korban semakin melemah dan lemas. Korban segera dilarikan ke RS Fatmawati, tapi nyawanya tidak tertolong.
“Motif korban membunuh diri dugaannya karena diputusin pacarnya,” kata Anggiat lagi.
Dugaan ini didapat setelah polisi memeriksa ponsel korban dan menemukan sejumlah percakapan antara korban dengan kekasihnya.
Saat ini, pihak rumah sakit telah melakukan visum pada tubuh korban dan ditemukan luka di bagian leher. Pihak kepolisian juga telah menghubungi keluarga korban terkait peristiwa ini.
Kontak bantuan
Bunuh diri
bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/11/09/672f3a04b4fc4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/11/09/672f2913306bf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/11/09/672f22147f180.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)