Menag Yakin Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda Tingkatkan Kesejahteraan Guru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meyakini program pendidikan yang digerakkan pemerintah, yakni Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda, bakal meningkatkan kesejahteraan guru.
Hal itu disampaikan Nasaruddin setelah menjawab pertanyaan tentang gaji guru madrasah yang disebut sebelumnya hanya mencapai Rp 50.000-300.000 per bulan.
“Itu faktanya memang yang seperti itu (guru madrasah bergaji Rp 50.000-300.000) masih ada, tapi kalau kita bandingkan tahun sebelumnya datar gini, sekarang mulai begini (naik), (karena) ada
Sekolah Rakyat
, ada
Sekolah Garuda
, ada peningkatan kesejahteraan,” kata Nasaruddin, saat ditemui di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (23/11/2025).
Kendati demikian, ia mengaku tetap mendorong adanya revisi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sebab, menurut dia, jika UU itu direvisi, maka tidak akan ada lagi perbedaan gaji antara guru maupun dosen di perguruan tinggi negeri dan agama.
“Nanti itu kalau terwujud, tidak ada lagi perbedaan antara dosen di perguruan tinggi negeri dan dosen di perguruan tinggi agama, tidak akan ada perbedaan lagi guru di tingkat madrasah, dan guru di SD,” ungkap Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
Nasaruddin menyampaikan bahwa hal ini diupayakan Kemenag sebagai bagian untuk mewujudkan keadilan sosial.
Ia juga mengaku sudah mendorong
revisi UU Guru
dan Dosen kepada DPR.
“Iya sudah (didorong),” ujar Nasaruddin.
Sebelumnya diberitakan,
Nasaruddin Umar
menyorot
kesejahteraan guru
madrasah yang berbeda dengan guru yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Bahkan, ia mengungkap adanya guru madrasah yang menerima bayaran sebesar Rp 50.000 hingga Rp 300.000 per bulannya.
Berbeda dengan guru di bawah Kemendikdasmen yang bisa memperoleh gaji sebesar Rp 4,5 juta jika sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
“Gurunya diangkat menjadi pegawai negeri, gajinya Rp 4,5 juta. Di sini (madrasah) ada yang Rp 50.000 per bulan, ada Rp 300.000,” ujar Nasaruddin dalam rapat kerja pemantauan dan peninjauan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Rabu (19/11/2025).
Ia melanjutkan, saat ini terdapat 1.151.356 guru yang berada di bawah Kemenag, baik di madrasah maupun pendidikan agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, hingga Buddha.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/11/23/692281e8a1767.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menag Yakin Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda Tingkatkan Kesejahteraan Guru
-
/data/photo/2025/11/23/6922788a68784.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kolong Tol Wiyoto Wiyono Tanjung Priok Diminta Tak Lagi Jadi TPS Megapolitan 23 November 2025
Kolong Tol Wiyoto Wiyono Tanjung Priok Diminta Tak Lagi Jadi TPS
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) meminta agar area kolong Tol Wiyoto Wiyono di RT 06, RW 05, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tidak lagi dimanfaatkan sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
Permintaan ini disampaikan menyusul kondisi
sampah
yang terus menggunung dan kekhawatiran terhadap aktivitas pengangkutan menggunakan alat berat yang berpotensi mengganggu struktur di bawah tol.
“CMNP berharap agar kolong tol tidak lagi digunakan sebagai TPS,” ucap Corporate Secretary CMNP Madeline kepada
Kompas.com
, Sabtu (22/11/2025).
Ia menegaskan bahwa lahan kosong di bawah tol seharusnya tidak dimanfaatkan untuk kegiatan apa pun demi menjaga keamanan.
Madeline menjelaskan, pada sekitar tahun 2016 atau 2017, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta Utara meminta izin untuk memakai lahan tersebut sebagai lokasi transit sampah.
CMNP kemudian memberikan izin karena meyakini pengelolaan akan dijalankan dengan baik oleh DLH.
Namun, seiring meningkatnya volume sampah dan penggunaan alat berat untuk pengangkutannya, CMNP menilai kondisi ini berisiko terhadap infrastruktur. Karena itu, perusahaan meminta agar lokasi pembuangan dialihkan.
“Sebagai solusi, CMNP telah memfasilitasi keberadaan TPS di Waduk Cincin dan juga telah membangun akses jalan menuju TPS,” tutur Madeline.
Kolong tol di kawasan tersebut saat ini berubah menjadi TPS liar dengan tumpukan sampah yang menggunung. Warga sekitar bahkan menyebut kawasan itu menyerupai lokasi pembuangan raksasa.
“Iya ini anaknya Bantargebang atau Bantargebang mini,” tutur Ketua RT 06, RW 05, Ridwan (57), saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Kamis (6/11/2025).
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kolong tol berada di tengah permukiman padat.
Masjid berjarak sekitar 20 meter dari tumpukan sampah, sedangkan sekolah berada sekitar 50 meter di depannya.
Sampah menumpuk sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar empat meter hingga hampir mencapai beton
Tol Wiyoto Wiyono
di atasnya.
Beragam jenis sampah terlihat di lokasi, mulai dari sisa makanan, plastik,
sterofoam
, papan, kasur, hingga besi.
Tumpukan tersebut juga telah bercampur air, membuat tanah di bawahnya becek dan gembur.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/23/69227196c1e14.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
CMNP Pastikan Sampah Menggunung di Kolong Tol Tanjung Priok Tak Ganggu Struktur Beton Megapolitan 23 November 2025
CMNP Pastikan Sampah Menggunung di Kolong Tol Tanjung Priok Tak Ganggu Struktur Beton
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) memastikan bahwa tumpukan sampah di kolong Tol Wiyoto Wiyono, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tidak menimbulkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur beton jalan tol.
Pernyataan ini disampaikan di tengah sorotan publik mengenai kondisi kolong tol yang dipenuhi
sampah
hingga menyerupai “Bantargebang mini”.
Klarifikasi tersebut juga menyoroti risiko lain yang perlu diwaspadai, terutama dari aktivitas alat berat yang beroperasi di area pembuangan.
PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) memastikan sampah yang menumpuk di kolong tol itu tidak akan memengaruhi infrastruktur beton di atasnya.
“Keberadaan sampah tidak berdampak terhadap struktur,” ucap Corporate Secretary CMNP Madeline kepada
Kompas.com
, Sabtu (22/11/2025).
Namun, Madeline menjelaskan bahwa aktivitas pembuangan dan pengangkutan sampah yang menggunakan alat berat seperti beko justru berpotensi menimbulkan risiko terhadap infrastruktur. Untuk itu, CMNP telah menyiapkan sejumlah langkah pengamanan.
“Untuk mengantisipasi, CMNP melakukan proteksi terhadap struktur di area tersebut serta memasang pagar sebagai upaya pengamanan,” jelas Madeline.
Madeline menegaskan bahwa lokasi tersebut bukan TPS liar, melainkan sudah dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara.
Ia menjelaskan bahwa pada awalnya sampah berada di luar area kolong tol.
Namun, pada 2016 atau 2017, Dinas Lingkungan Hidup mengajukan izin untuk memanfaatkan lahan kolong tol sebagai lokasi transit sampah.
Ke depannya, CMNP akan meminta Dinas Lingkungan Hidup agar tidak lagi menjadikan kolong tol sebagai TPS.
Untuk diketahui, kolong
Tol Wiyoto Wiyono
di RT 06, RW 05, Sungai Bambu, kini dipenuhi tumpukan sampah yang sudah menggunung. Warga sekitar bahkan menjuluki lokasi tersebut sebagai Bantargebang mini.
“Iya ini anaknya Bantargebang atau Bantargebang mini,” tutur Ketua RT 06, RW 05, Ridwan (57), saat diwawancarai
Kompas.com
, Kamis (6/11/2025).
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kolong tol berada di tengah permukiman warga.
Sekitar 20 meter dari lokasi terdapat masjid, sementara 50 meter di depan kolong tol terdapat sekolah.
Tumpukan sampah memanjang sekitar 200 meter dengan ketinggian mencapai empat meter, hampir menyentuh beton jalan tol di atasnya.
Berbagai jenis sampah terlihat memenuhi lokasi, mulai dari sisa makanan, plastik, sterofoam, papan, kasur, besi, dan sebagainya.
Tumpukan yang telah bercampur air juga membuat kondisi tanah di bawahnya menjadi becek dan gembur.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/23/69226e1d399a7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
CMNP Bantah Kolong Tol di Tanjung Priok Dijadikan TPS Liar Megapolitan 23 November 2025
CMNP Bantah Kolong Tol di Tanjung Priok Dijadikan TPS Liar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) menegaskan bahwa area kolong Tol Wiyoto Wiyono di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, bukan tempat pembuangan sampah liar seperti yang ramai dikeluhkan warga.
Penjelasan ini muncul setelah lokasi tersebut disebut menyerupai “Bantargebang mini” karena tumpukan
sampah
yang menggunung.
Perdebatan mengenai status pengelolaan wilayah itu turut memunculkan sorotan terhadap pemanfaatan lahan kosong di bawah jalan tol.
Kondisi lingkungan sekitar yang dekat permukiman, masjid, dan sekolah menambah urgensi penyelesaian penumpukan sampah tersebut.
PT CMNP membantah bahwa kolong
Tol Wiyoto Wiyono
di RT 06, RW 05, Sungai Bambu,
Tanjung Priok
, dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah (TPS) liar.
“Bukan
TPS liar
, TPS tersebut dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup
Jakarta Utara
,” ucap Corporate Secretary CMNP Madeline kepada
Kompas.com
, Sabtu (22/11/2025).
Madeline menjelaskan bahwa TPS tersebut awalnya berada di luar area kolong tol.
Kemudian, sekitar tahun 2016 atau 2017, Dinas Lingkungan Hidup mengajukan permohonan pemanfaatan lahan di bawah kolong tol sebagai area transit sampah.
Ia menegaskan bahwa lahan kosong di bawah kolong tol sebenarnya tidak diperkenankan untuk dimanfaatkan warga untuk aktivitas apa pun demi menjaga keamanan.
Oleh karena itu, ia berharap agar pemanfaatan kolong tol sebagai TPS tidak dilanjutkan.
“CMNP berharap agar kolong tol tidak lagi digunakan sebagai TPS. Sebagai solusi, CMNP telah memfasilitasi keberadaan TPS di Waduk Cincin dan juga telah membangun akses jalan menuju TPS,” tegas Madeline.
Untuk diketahui, kolong Tol Wiyoto Wiyono di lokasi tersebut berubah menjadi TPS liar yang sampahnya sudah menggunung. Warga bahkan menyebut area itu menyerupai Bantargebang dalam skala kecil.
“Iya ini anaknya Bantargebang atau Bantargebang mini,” tutur Ketua RT 06, RW 05, Ridwan (57), saat diwawancarai
Kompas.com
, Kamis (6/11/2025).
Pengamatan
Kompas.com
menunjukkan bahwa kolong tol berada di tengah permukiman. Sekitar 20 meter dari lokasi terdapat masjid, sementara 50 meter ke depan terdapat sekolah.
Sampah menumpuk di sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar empat meter, hampir menyentuh beton tol yang berada tepat di atasnya.
Berbagai jenis sampah ditemukan di lokasi tersebut, mulai dari sisa makanan, plastik, sterofoam, papan, kasur, besi, dan lainnya.
Tumpukan sampah ini juga telah bercampur air, menyebabkan tanah di bawahnya becek dan gembur.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/23/6922659e1db9e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Untuk Pertama Kalinya, Kemenag Bakal Gelar Natal Bersama Nasional
Untuk Pertama Kalinya, Kemenag Bakal Gelar Natal Bersama
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, untuk pertama kalinya, Kementerian Agama akan menggelar perayaan Natal bersama.
Meski baru pertama kali, Nasaruddin menilai, tidak ada kata terlambat untuk memulai.
“Selama ini kan Natal Kristen, Natal Katolik. Tapi, Natal Kementerian Agama-nya enggak. Nah, hari ini dan tahun ini kita akan membuat sejarah di Kementerian Agama,” kata Nasaruddin, dalam sambutannya di acara Jalan Sehat Lintas Agama di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (23/11/2025).
“Kementerian Agama juga membuat Natal bersama. Kementerian lain bikin Natal, masa Kementerian Agamanya enggak. Harusnya ini yang mulai,” lanjut dia.
Namun, Nasaruddin belum menjelaskan detail kapan dan di mana perayaan Natal Kemenag itu akan digelar.
Nasaruddin menyampaikan, Kemenag selama ini konsisten untuk menjunjung toleransi.
Menurut dia, toleransi juga bukan berarti memaksakan diri untuk menjadi sama.
“Tidak, apa ya namanya, toleransi itu kan bukan memaksakan diri untuk sama padahal berbeda. Bukan juga untuk memaksakan perbedaan pada itu sama. Ya kan? Jadi toleransi itu jelas kok definisinya,” ujar dia.
Terkait toleransi, Menag juga mengeklaim bahwa negara-negara luar banyak meniru Indonesia.
Ia pun berharap Indonesia terus menjunjung tinggi toleransi untuk mencegah beragam masalah timbul.
“Karena itu Bapak-Ibu sekalian, ya mari kita wujudkan dalam praktik nyata ya, interfaith work. Barangkali saya boleh mengatakan di sini Bapak-Ibu sekalian, banyak sekali negara-negara yang meniru Indonesia. Istilah yang kita gunakan pun juga ditiru oleh teman-teman,” tutur Nasaruddin.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2021/12/13/61b70481db1e4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemprov DKI Jakarta Siapkan Ribuan Lahan Makam Baru di Jakarta Timur Megapolitan 23 November 2025
Pemprov DKI Jakarta Siapkan Ribuan Lahan Makam Baru di Jakarta Timur
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pemprov DKI Jakarta mulai menata kembali lahan pemakaman di Jakarta Timur untuk menambah kapasitas pemakaman baru.
Langkah ini dilakukan dengan membuka hampir dua ribu petak makam setelah penertiban permukiman warga yang berdiri di atas area TPU.
Upaya tersebut menjadi bagian dari solusi atas krisis lahan pemakaman yang kini dialami Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan fasilitas relokasi bagi warga yang terdampak proses pengembalian fungsi lahan.
Pemprov DKI Jakarta akan membuka ribuan makam baru di lahan Taman Pemakaman Umum (TPU) Jakarta Timur yang telah dijadikan rumah oleh warga setempat.
“Setidaknya ada 1.950 petak makam baru yang akan dibuka usai penertiban ratusan rumah warga di lahan
TPU Kebon Nanas
dan
TPU Kober Rawa Bunga
, Jatinegara, selesai,” kata Kepala Bidang Pemakaman Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Siti Hasni saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu, dikutip dari Antara.
Berdasarkan data, tercatat 280 kepala keluarga (KK) atau 517 jiwa kini tinggal di atas lahan TPU Kebon Nanas atau TPU Cipinang Besar Selatan dan TPU Kober Rawa Bunga.
“Untuk TPU Kober lebih kurang bisa menampung 450 petak makam baru. Untuk TPU Kebon Nanas bisa menampung kurang 1.500 petak makam,” jelas Hasni.
Selain itu, makam di TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga yang sudah tak digunakan atau jenazahnya sudah dipindah juga akan menjadi lahan makam baru.
Dia berharap pembukaan petak makam baru ini dapat mengatasi masalah krisis lahan makam di DKI Jakarta, yang kini hanya tersedia sembilan TPU yang dapat melayani pemakaman baru.
Sementara 69 TPU di wilayah DKI Jakarta sudah penuh atau tak dapat menampung jenazah baru dan hanya melayani pemakaman dengan sistem tumpang jenazah.
“Masih ada makam-makam yang (jenazahnya sudah) dipindahkan itu bisa kita manfaatkan. Bisa kita buat untuk pelayanan pemakaman baru (di TPU Kebon Nanas dan TPU Kober),” ucap Hasni.
Untuk tahap awal, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI sudah berkoordinasi dengan Pemkot Jakarta Timur untuk melakukan sosialisasi pengembalian fungsi lahan kedua TPU.
Warga yang sudah puluhan tahun tinggal di atas lahan TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga diminta mengosongkan rumahnya, dan difasilitasi untuk pindah ke unit Rusunawa.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur akan mendirikan posko layanan bagi warga yang tinggal di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan memerlukan relokasi.
“Keberadaan posko supaya memudahkan warga yang mengokupasi lahan TPU Kober di Kelurahan Rawa Bunga dan Kebon Nanas di Kelurahan Cipinang Besar Selatan dalam memperoleh informasi maupun bantuan,” kata Sekretaris Kota Jakarta Timur Eka Darmawan.
Posko tersebut menerima pengaduan dan konsultasi untuk memfasilitasi warga yang memerlukan relokasi ke Rusunawa seiring dengan pengembalian fungsi TPU.
Masing-masing posko berada di Kantor Kelurahan Rawa Bunga, Kelurahan Cipinang Besar Selatan (CBS), dan Kantor Kecamatan Jatinegara.
Melalui posko ini, kata Eka, warga dapat melakukan konsultasi terkait relokasi ke rumah susun, pemindahan sekolah anak, pencarian lokasi usaha baru, pemindahan data administrasi kependudukan, dan lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2021/12/13/61b70481db1e4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemprov DKI Jakarta Siapkan Ribuan Lahan Makam Baru di Jakarta Timur Megapolitan 23 November 2025
Pemprov DKI Jakarta Siapkan Ribuan Lahan Makam Baru di Jakarta Timur
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pemprov DKI Jakarta mulai menata kembali lahan pemakaman di Jakarta Timur untuk menambah kapasitas pemakaman baru.
Langkah ini dilakukan dengan membuka hampir dua ribu petak makam setelah penertiban permukiman warga yang berdiri di atas area TPU.
Upaya tersebut menjadi bagian dari solusi atas krisis lahan pemakaman yang kini dialami Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan fasilitas relokasi bagi warga yang terdampak proses pengembalian fungsi lahan.
Pemprov DKI Jakarta akan membuka ribuan makam baru di lahan Taman Pemakaman Umum (TPU) Jakarta Timur yang telah dijadikan rumah oleh warga setempat.
“Setidaknya ada 1.950 petak makam baru yang akan dibuka usai penertiban ratusan rumah warga di lahan
TPU Kebon Nanas
dan
TPU Kober Rawa Bunga
, Jatinegara, selesai,” kata Kepala Bidang Pemakaman Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Siti Hasni saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu, dikutip dari Antara.
Berdasarkan data, tercatat 280 kepala keluarga (KK) atau 517 jiwa kini tinggal di atas lahan TPU Kebon Nanas atau TPU Cipinang Besar Selatan dan TPU Kober Rawa Bunga.
“Untuk TPU Kober lebih kurang bisa menampung 450 petak makam baru. Untuk TPU Kebon Nanas bisa menampung kurang 1.500 petak makam,” jelas Hasni.
Selain itu, makam di TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga yang sudah tak digunakan atau jenazahnya sudah dipindah juga akan menjadi lahan makam baru.
Dia berharap pembukaan petak makam baru ini dapat mengatasi masalah krisis lahan makam di DKI Jakarta, yang kini hanya tersedia sembilan TPU yang dapat melayani pemakaman baru.
Sementara 69 TPU di wilayah DKI Jakarta sudah penuh atau tak dapat menampung jenazah baru dan hanya melayani pemakaman dengan sistem tumpang jenazah.
“Masih ada makam-makam yang (jenazahnya sudah) dipindahkan itu bisa kita manfaatkan. Bisa kita buat untuk pelayanan pemakaman baru (di TPU Kebon Nanas dan TPU Kober),” ucap Hasni.
Untuk tahap awal, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI sudah berkoordinasi dengan Pemkot Jakarta Timur untuk melakukan sosialisasi pengembalian fungsi lahan kedua TPU.
Warga yang sudah puluhan tahun tinggal di atas lahan TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga diminta mengosongkan rumahnya, dan difasilitasi untuk pindah ke unit Rusunawa.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur akan mendirikan posko layanan bagi warga yang tinggal di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan memerlukan relokasi.
“Keberadaan posko supaya memudahkan warga yang mengokupasi lahan TPU Kober di Kelurahan Rawa Bunga dan Kebon Nanas di Kelurahan Cipinang Besar Selatan dalam memperoleh informasi maupun bantuan,” kata Sekretaris Kota Jakarta Timur Eka Darmawan.
Posko tersebut menerima pengaduan dan konsultasi untuk memfasilitasi warga yang memerlukan relokasi ke Rusunawa seiring dengan pengembalian fungsi TPU.
Masing-masing posko berada di Kantor Kelurahan Rawa Bunga, Kelurahan Cipinang Besar Selatan (CBS), dan Kantor Kecamatan Jatinegara.
Melalui posko ini, kata Eka, warga dapat melakukan konsultasi terkait relokasi ke rumah susun, pemindahan sekolah anak, pencarian lokasi usaha baru, pemindahan data administrasi kependudukan, dan lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/11/22/6921211f7d6ce.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/23/69227f174033c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/16/69197fd9df0be.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)