Category: Kompas.com

  • 2
                    
                        Pantau Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024 di Link Ini 
                        Megapolitan

    2 Pantau Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024 di Link Ini Megapolitan

    Pantau Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024 di Link Ini
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Hasil quick count
    atau hitung cepat Pilkada Jakarta 2024 akan mulai dirilis lembaga survei paling cepat pada pukul 15.00 WIB, Rabu (27/11/2024) atau dua jam setelah pemungutan suara selesai. 
    Ketentuan ini sudah diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
    Pasal 19 Ayat 3 PKPU tersebut tertulis “Pengumuman hasil penghitungan cepat pemilu sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 hanya boleh dilakukan paling cepat 2 jam setelah selesai pemungutan suara di wilayah Indonesia bagian barat.”
     
    Adapun ayat satu menjelaskan soal lembaga survei atau jejak pendapat dan penghitungan cepat mengumumkan hasil survei mereka mengenai pemilu. Ayat 2 menerangkan, pengumuman hasil survei dilarang dilakukan pada masa tenang.
    Pasal ini juga mengatur pengumuman yang dikeluarkan dari hasi survei berisi hasil penghitungan cepat sampai akhir.
     
    Kompas.com juga akan merilis
    hasil quick count
    dari berbagai lembaga survei melalui link ini:
    Quick count Pilkada Jakarta 2024
    Caranya, pilih wilayah Jakarta untuk melihat hasil
    quick count Pilkada
    Jakarta 2024. Kompas.com akan menampilkan hasil quick count dari Litbang Kompas, Lembaga Survei Indonesia, Charta Politika, dan Indikator.
    Selain Jakarta, Anda juga bisa melihat hasil
    quick count pilkada
    di wilayah lain melalui link di atas. 
    Anda juga dapat menyaksikan live pencoblosan dan hasil quick count Pilkada Serentak 2024 dalam program Obrolan Newsroom melalui video di bawah ini. 

    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Anies Sebut Ada Paslon yang Tak Mencoblos di Jakarta, padahal Ingin Jadi Pemimpin Jakarta
                        Nasional

    4 Anies Sebut Ada Paslon yang Tak Mencoblos di Jakarta, padahal Ingin Jadi Pemimpin Jakarta Nasional

    Anies Sebut Ada Paslon yang Tak Mencoblos di Jakarta, padahal Ingin Jadi Pemimpin Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA KOMPAS.com –
    Mantan Gubernur DKI Jakarta
    Anies Baswedan
    menyindir bahwa ada pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta yang justru tidak memilih di Jakarta.
    “Pesertanya pada
    nyoblos
    di Jakarta enggak nih? Yang ikut dan yang dukung
    nyoblosnya
    di Jakarta.
    Bener
    enggak?” kata Anies usai memberikan hak suara di TPS 29, Lebak Bulus Dalam, Jakarta Selatan, Rabu.
    “Kalau enggak
    nyoblos
    di Jakarta terus
    gimana
    ?”” katanya lagi.
    Untuk diketahui, pasangan calon yang tidak mencoblos di Jakarta adalah pasangan nomor urut 1,
    Ridwan Kamil
    dan
    Suswono
    .
    Ridwan Kamil-Suswono masih ber-KTP Jawa Barat sehingga menggunakan hak suaranya untuk Jawa Barat.
    Selain itu, Anies juga memberikan kode dukungannya kepada pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 3,
    Pramono Anung
    dan
    Rano Karno
    .
    Caranya dengan menyebut kata “Menyala” beberapa kali yang merupakan slogan dari paslon nomor urut 3.
    “Kita ingin Jakata makin menyala, kira-kira
    gitu
    ,” tuturnya.
    Anies juga berharap semua warga Jakarta bisa mendapat kesempatan memilih dan menginginkan agar semua bisa menghormati proses demokrasi yang sedang berjalan.
    “Jadi kepada seluruh warga di Jakarta, gundakan hak pilihnya,” tutur Anies.
    Dia juga berpesan, jika ada pasangan calon yang memberikan bantuan bersyarat, jangan sampai mengubah pilihan dengan hati nurani.
    “Tetap pilih sesuai dengan yang semula diakini. Saya meyakini bahwa proses demokrasi seperti ini harus dijaga dan dijaga ramai-ramai,” tutur dia.
    Anies mengajak masyarakat melaporkan praktik politik uang dan politisasi bantuan agar demokrasi bisa berjalan dengan jujur, adil, dan bersih.
    “Ini pesan penting, saya berharap bisa mnjadi perhatian bagi kita semua,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Anies Sebut Ada Paslon yang Tak Mencoblos di Jakarta, padahal Ingin Jadi Pemimpin Jakarta
                        Nasional

    Usai Nyoblos, Anies: Kita Ingin Jakarta Makin Menyala Nasional 27 November 2024

    Usai Nyoblos, Anies: Kita Ingin Jakarta Makin Menyala
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Usai memberikan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 29, yang berada di Masjid Babul Khoirot, Lebak Bulus Dalam, Jakarta Selatan, mantan Gubernur Jakarta menyampaikan slogan yang kerap disampaikan pasangan Pramono Anung-Rano Karno di
    Pilkada
    Jakarta.
    Diketahui,
    Anies
    telah menyatakan dukungan kepada pasangan yang diusung PDI Perjuangan di
    pilkada
    itu.
    “Kita ingin Jakarta makin menyalah, kira-kira gitu,” ujarnya, Rabu (27/11/2024).
    Anies berharap, seluruh warga bisa mendapatkan kesempatan untuk memilih pemimpinnya. Selain itu, ia berharap agar semua pihak bisa menghormati proses demokrasi yang telah berjalan.
    “Jadi kepada seluruh warga di Jakarta, gunakan hak pilihnya,” tutur Anies.
    Dia juga berpesan, jika ada pasangan calon yang memberikan bantuan bersyarat, jangan sampai mengubah pilihan dengan hati nurani.
    “Tetap pilih sesuai dengan yang semula diyakini. Saya meyakini bahwa proses demokrasi seperti ini harus dijaga dan dijaga ramai-ramai,” tutur dia.
    Mantan calon presiden di Pilpres 2024 ini mengajak masyarakat melaporkan praktik politik uang dan politisasi bantuan agar demokrasi bisa berjalan dengan jujur, adil, dan bersih.
    “Ini pesan penting, saya berharap bisa menjadi perhatian bagi kita semua,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2024 serta Partai Pengusungnya
                        Megapolitan

    3 Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2024 serta Partai Pengusungnya Megapolitan

    Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2024 serta Partai Pengusungnya
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Pilkada Jawa Barat 2024
    akan dimeriahkan oleh empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
    Keempat calon gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat itu yakni Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwinatarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
    Masyarakat dapat menggunakan hak suaranya untuk memilih calon gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat pada hari ini, Rabu 27 November 2024.
    Berikut nama kandidat calon gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat:
    Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwinatarina merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 1.
    Pasangan ini diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 
    Acep Adang Ruhiat juga merupakan kader dari PKB, yang saat ini masih menjabat di Komisi VI DPR RI.
    Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 2.
    Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). 
    Jeje merupakan Bupati Pangandaran yang sudah menjabat sejak 2016.
    Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 3.
    Pasangan ini diusung oleh Partai Nasional Demokrasi (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
    Ahmad Syaikhu merupakan Presiden PKS sejak 2020. Sementara itu, Ilham Habibie merupakan putra mantan Presiden BJ Habibie.
    Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4.
    Pasangan ini diusung oleh 14 partai politik, yaitu Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, Hanura, Gelora, Garuda, PKN, Partai Buruh, PRIMA, Perindo, PBB, dan Partai Ummat.
    Dedi Mulyadi merupakan kader Partai Gerindra dan pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        Pantau Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024 di Link Ini 
                        Megapolitan

    10 Daftar Cagub-Cawagub Pilkada Jakarta 2024, Kenali Sebelum Mencoblos Megapolitan

    Daftar Cagub-Cawagub Pilkada Jakarta 2024, Kenali Sebelum Mencoblos
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tiga kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta akan berebut suara pada
    Pilkada Jakarta 2024

    Pada Pilkada Jakarta 2024 ini ada tiga paslon yang bertarung, yakni Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno.
    Untuk mengenal para calon kepala daerah yang bertarung, berikut kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta pada Pilkada 2024:
    Ridwan Kamil-Suswono merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 1.
    Pasangan ini diusung oleh partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
    KIM Plus sendiri terdiri dari Partai Nasdem, PKS, PAN, PKB, Golkar, Partai Gerindra, PPP, Partai Demokrat, Perindo, Partai Garuda, PBB, PSI, dan Partai Gelora.
    Dharma Pongrekun-Kun Wardana merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 2.
    Pasangan ini mengikuti kontestasi Pilkada Jakarta 2024 melalui jalur independen atau perseorangan.
    Pramono Anung-Rano Karno merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3.
    Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Daftar Tiga Kandidat Calon Bupati Kabupaten Bekasi 2024
                        Megapolitan

    5 Daftar Tiga Kandidat Calon Bupati Kabupaten Bekasi 2024 Megapolitan

    Daftar Tiga Kandidat Calon Bupati Kabupaten Bekasi 2024
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com 
    – Terdapat tiga
    kandidat calon bupati Kabupaten Bekasi
    pada Pilkada 2024. Para kandidat
    calon bupati Kabupaten Bekasi
    itu akan bertarung hari ini untuk mendapatkan suara dari warga.
    Sebab, hari ini merupakan waktu pencoblosan Pilkada Kabupaten Bekasi 2024. Pada 23 September hingga 25 November 2024 para pasangan calon telah berkampanye untuk memaparkan visi misinya ke warga Kabupaten Bekasi.
    Untuk mengenal para calon kepala daerah yang bertarung, berikut kandidat calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bekasi 2024:
    Dani Ramdan-Romli merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bekasi nomor urut 1.
    Pasangan ini diusung enam partai, yaitu PKB, Demokrat, Golkar, PSI, Gelora, Hanura.
    BN Holik Qodratullah dan Faizal Hafan Farid merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bekasi nomor urut 2.
    Pasangan ini diusung empat partai, yaitu Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Nasdem.
    Ade Kuswara Kunang dan Asep Surya Atmaja merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bekasi nomor urut 3.
    Keduanya diusung PDI Perjuangan, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, Partai Ummat, dan Garuda.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Potret Hedon Denden Pegawai Komdigi Beking Judol: Koleksi Mobil Mewah dan "Buang Duit" di Lingkungan
                        Megapolitan

    7 Potret Hedon Denden Pegawai Komdigi Beking Judol: Koleksi Mobil Mewah dan "Buang Duit" di Lingkungan Megapolitan

    Potret Hedon Denden Pegawai Komdigi Beking Judol: Koleksi Mobil Mewah dan “Buang Duit” di Lingkungan
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Denden Imadudin Saleh, oknum pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) tersangka beking situs judi online (judol), dikenal memiliki gaya hidup hedonis. 
    Di lingkungan rumahnya di Cluster Botanica nomor 3, RT 3 RW 024, Perumahan Vida, Kelurahan Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, tetangganya mengenal Denden sebagai sosok yang suka mengoleksi mobil mewah.
    Seorang warga Perumahan Vida bernama Bambang (nama anonim) mengungkapkan, Denden mulai mengoleksi mobil mewah sejak tahun 2023 setelah kehidupannya terpantau biasa-biasa saja. 
    Mobil mewah itu antara lain, Hyundai Creta lebih kurang seharga Rp 400 juta dengan pelat nomor khusus, Hyundai Ioniq 5 senilai Rp 800 juta, dan Mercedes Benz GLC-Class 300 dengan nilai pasaran sekitar Rp 1 miliar. 
    Seluruh mobil itu disebut-sebut dibeli Denden dengan uang tunai. 
    Mobil Hyundai Creta dan Mercedes Benz GLC-Class 300 disebut sudah disita polisi.
    “Yang Hyundai (Creta) kabarnya enggak sempat kesita karena lagi di Bandung. (Yang disita) Mercy, Ioniq 5, sama Innova Reborn (milik) Komdigi,” kata Bambang kepada
    Kompas.com
    , Selasa (26/11/2024).
    Sejak ekonominya tiba-tiba berubah drastis pada 2023, Denden juga seringkali bepergian ke luar negeri dengan berbagai tujuan. 
    Mulai dari liburan, umrah, naik haji khusus, hingga nonton tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia. 
    “Ngumpul, traktirin orang-orang terus, sampai nonton bola, orang-orang diajakin, yang geng-gengnya dia,” ucap Bambang. 
    Selain itu, Denden juga perlahan mencitrakan dirinya sebagai sosok yang dermawan. Pada saat perayaan Idul Adha 2023 contohnya, Denden menyumbangkan dua ekor sapi limosin untuk dikurbankan di masjid dekat rumahnya.
    Selain itu, ia juga menyumbangkan sejumlah barang elektronik berupa ponsel Iphone, laptop, dan televisi pada saat malam puncak perayaan hari ulang tahun ke-79 Indonesia.
    “Sampai ngundang artis Indonesian Idol, Belinda. Itu malam puncak 17-an. Dia donaturnya, donatur gedenya,” ungkap Bambang.
    Perilaku yang  dermawan ini membuat orang-orang di lingkungannya menempatkan Denden sebagai sosok yang disegani. 
    Persepsi lingkungan sekitar terhadap Denden berubah drastis setelah mengetahui bahwa ia ternyata beking situs judi online. 
     
    Denden diketahui ditangkap penyidik Polda Metro Jaya, beberapa waktu lalu. Ia ditampilkan ke publik pada Senin (25/11/2024) bersama 22 tersangka lainnya.
    Denden, bersama para tersangka lain, memiliki peran berbeda. Mulai dari melindungi bandar, pemilik atau pengelola situs judi, agen pencari situs, hingga penampung uang setoran.
    Beberapa tersangka juga diduga memanfaatkan kewenangan Komdigi untuk memverifikasi website judi agar tidak terblokir.
    Para tersangka dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang perjudian, Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (2) UU ITE, serta Pasal 5 juncto Pasal 2 ayat (1) huruf t dan z UU TPPU. Ancaman hukumannya mencapai 20 tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Anggota Paskibra Berprestasi Tewas Ditembak Polisi, SMKN 4 Semarang Dipadati Karangan Bunga
                        Regional

    1 Anggota Paskibra Berprestasi Tewas Ditembak Polisi, SMKN 4 Semarang Dipadati Karangan Bunga Regional

    Anggota Paskibra Berprestasi Tewas Ditembak Polisi, SMKN 4 Semarang Dipadati Karangan Bunga
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Seorang anggota Paskibra yang berprestasi, berinisial GR (17), tewas ditembak oleh polisi di
    Semarang
    Barat pada Minggu (24/11/2024) pukul 01.00 WIB.
    Dua pelajar lainnya, A (17) dan S (16), yang juga merupakan anggota Paskibra, selamat meski mengalami luka tembak.
    Kediaman SMK Negeri 4 Semarang, tempat ketiga pelajar tersebut bersekolah, dipenuhi karangan bunga sebagai ungkapan duka cita dan keprihatinan dari berbagai komunitas, termasuk Aliansi Warga Tolak Kekerasan.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Selasa (26/11/2024) sore, sekitar sepuluh karangan bunga telah terpasang di depan gerbang sekolah.
    “Saya mainnya sama dia terus, tahu keseharian dia
    gimana
    . Sama keluarganya lumayan deket. Enggak setuju sih dia dibilang
    kreak
    (gangster), soalnya dia orangnya baik-baik. Enggak pantes dibilang
    kreak
    ,” tegas Fajar Septian (17), teman dekat GR, saat ditemui di lokasi.
    Fajar mengaku masih berlatih paskibra dan menghabiskan waktu bersama GR hingga Sabtu (23/11/2024) sore.


    ANTARA FOTO/Makna Zaezar Seorang wartawan mengambil gambar bunga-bunga yang diletakkan untuk dukungan dan doa kepada siswa yang meninggal dunia diduga akibat ditembak oknum polisi di depan SMKN 4 Semarang, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/11/2024). Aksi yang digelar oleh Aliansi Masyarakat Peduli Kota Semarang tersebut mendorong pihak kepolisian setempat segera mengusut tuntas, berperilaku adil, dan jujur dalam menangani kasus oknum polisi Satnarkoba Polrestabes Kota Semarang berinisial S yang diduga melakukan penembakan yang menewaskan seorang siswa anggota Pasikbra SMK Negeri 4 Semarang pada Minggu (24/11/2024) dini hari di daerah Semarang. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.
    Fajar menjelaskan bahwa GR, yang merupakan siswa Teknik Mesin kelas XI, memiliki hobi modifikasi motor tetapi tidak pernah terlibat dalam kenakalan, termasuk balapan liar.
    “Dia sering main motor, tapi cuma modifikasi doang, enggak trek-trekan. Dia teknik mesin, saya otomotif. Kita
    sahabatan
    waktu masuk
    paskib
    , belum ada setahun, 5 bulan terakhir dan itu enggak pernah dia nakal-nakal
    kaya gitu
    .
    Gak ngerokok
    atau mabuk,” ungkapnya.
    Mendengar kabar kematian sahabatnya, Fajar mengaku sangat terkejut.
    “Pas waktu
    denger
    itu saya syok. Tiba-tiba
    diinfoin
    meninggal. Pas itu enggak ada kronologi sama sekali. Dia enggak nakal. Biasanya mabar atau
    ngerjain
    tugas di angkringan,” lanjutnya.
    Selasa sore itu, Fajar dan teman-temannya mendoakan GR di lokasi karangan bunga dan berharap kebenaran terkait kematian sahabatnya dapat terungkap.
    GR dikenal sebagai anggota Paskibraka yang aktif mengikuti perlombaan dan berhasil meraih berbagai prestasi, termasuk piala juara 3 dalam lomba baris berbaris tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah pada Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024.
    “Harapannya masalah ini cepet selesai dan tuntas, enggak ke mana-mana,” tutup Fajar.
    Di lokasi karangan bunga, terdapat juga beberapa poster yang menuntut keadilan bagi para korban.
    Salah satu poster bertuliskan, “Cah nek nakal dikandani, ora ditembaki. Selamatkan generasi bangsa”, yang jika diartikan kurang lebih anak kalau nakal dinasehati, bukan ditembak.
    GR telah dimakamkan di Sragen, sementara A dan S mendapatkan perawatan medis.
    Ketua LBH Petir (Penyambung Titipan Rakyat) Jateng, Zainal Abidin ‘Petir’ berupaya memberikan pendampingan kepada keluarga korban.
    “Tadi saya ke rumah satu korban, S, di Jrakah, tapi tidak ada. Kata orang kampung situ, masih trauma, ketakutan. Keluarga juga tidak bisa dihubungi,” ungkap Zainal.
    Dia juga tidak dapat menemui A dan keluarganya, meskipun A telah mengikuti rekonstruksi yang digelar oleh polisi di lokasi kejadian pada Selasa (26/11/2024) siang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Urgensi Akal Sehat dan Kewarasan Politik pada Pilkada Serentak 2024
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 November 2024

    Urgensi Akal Sehat dan Kewarasan Politik pada Pilkada Serentak 2024 Nasional 27 November 2024

    Urgensi Akal Sehat dan Kewarasan Politik pada Pilkada Serentak 2024
    Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.
    SEBENARNYA
    perkara
    Pilkada serentak
    sangat fundamental sifatnya bagi demokrasi kita di Indonesia. Oleh karena itu, Pilkada semestinya dijalankan dengan sangat baik dan benar-benar berdasar asas-asas demokrasi yang substantif.
    Mengapa urusan implementasi Pilkada yang substantif ini penting? Karena, sebagaimana dikatakan oleh Robert W. Flack bahwa “Local government is the foundation of democracy, if it fails, democracy will fail”.
    Jadi pemimpin pemerintahan daerah yang akan dipilih adalah pemimpin dari institusi pemerintahan yang menjadi fondasi dari demokrasi, karena pemerintahan daerah adalah “tubuh politik” dari pemerintahan yang langsung berhadapan dengan masyarakat.
    Jika pembentukan kepemimpinan pemerintahan daerah via Pilkada tidak murni lagi berdasarkan asas-asas demokratis dan tidak lagi berdasarkan aspirasi “murni serta original” dari daerah, maka rontok pula tatanan pemerintahan demokratis secara nasional.
    Pasalnya, meskipun di tingkat nasional pemerintahan boleh jadi berjalan relatif demokratis, tapi jika di tingkat daerah pemerintahan daerahnya justru ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan “lain” yang bukan berdasarkan kepentingan masyarakat di daerah, maka mau tidak mau yang terjadi kemudian adalah pembajakan demokrasi di daerah, yang membuat tatanan demokrasi secara nasional juga akan ikut rusak dan keropos.
    Katakanlah, misalnya, jika seorang kandidat terlalu mengagung-agungkan narasi sebagai “orang pusat” di daerah atau orang yang ditunjuk oleh penguasa di pusat untuk daerah, maka pertama, otomatis kedaulatan rakyat daerah dan kepentingan masyarakat daerah akan tersubordinasi di bawah kepentingan penguasa di pusat atau kepentingan tokoh-tokoh kuat di pusat, yang selama ini acapkali tak sama dengan kepentingan rakyat daerah itu sendiri.
    Kedua, dengan terlalu mencantelkan diri secara politik kepada “orang pusat”, artinya sang kandidat sebenarnya tak punya upaya dan inisiatif untuk menampilkan visi misi originalnya sebagai calon kepala daerah di hadapan publik di daerah.
    Jika itu terjadi, maka itu adalah pertanda paling jelas bahwa sang kandidat sebenarnya tidak memahami daerahnya.
    Salah satu indikasi paling sederhana dalam menilai apakah seorang calon kepala daerah benar-benar memahami daerah dan masyarakat daerahnya adalah bahwa sang kandidat tersebut memiliki visi misi mandiri yang biasanya tidak sama dengan penguasa di pusat, karena faktanya setiap daerah memiliki masalah dan keunikan masing-masing, yang khas daerah masing-masing pula.
    Persoalan tersebut hanya dipahami oleh kandidat yang benar-benar memahami daerahnya secara detail dan komprehensif, bukan sekadar memahami persoalan daerah dari dokumen-dokumen formal yang ada atau dari bisikan-bisikan intelektual pelat merah di daerah.
    Jika mayoritas para kepala daerah memahami secara mendalam daerahnya, lalu berhasil membangun daerahnya masing-masing, maka secara matematis maupun kuantitatif Indonesia juga akan terbangun.
    Berbeda dengan, misalnya, jika pemerintah pusat berhasil meraih berbagai prestasi ini dan itu, belum tentu daerah-daerah ikut menikmati prestasi tersebut.
    Oleh karena itulah mengapa kepemimpinan daerah yang lahir dari proses Pilkada yang demokratis sangat krusial untuk demokrasi di satu sisi dan untuk Indonesia sebagai negara bangsa di sisi lain.
    Bahkan, dalam arena politik di Amerika Serikat, sudah biasa dikenal adigium berbunyi “All politics is local”.
    Dalam dokumen keterangan konstitusi Amerika Serikat disebutkan bahwa “America is built on local government. The future of our nation depends on local communities remaining at the core of representative democracy”.
    Dari pernyataan tersebut bisa dirasakan bahwa begitu pentingnya pemerintahan daerah di Amerika Serikat, sehingga harus disebutkan di dalam penjelasan konstitusinya tentang urgensi dan signifikansi pemerintahan daerah terkait dengan eksistensi Amerika sebagai negara demokratis.
    Selain perkara teoritis dan filosofis Pilkada di atas, Pilkada serentak kali ini juga menjadi cukup kritis sekaligus krusial sifatnya bagi Indonesia, karena kibasan dan pengaruh dari Pilpres tempo hari yang masih sangat kentara terasa.
    Banyak kandidat yang hanya bisa menjual-jual nama penguasa di tingkat nasional, hanya karena merasa didukung oleh partai-partai politik yang memang menjadi koalisi pendukung pemerintahan baru di Jakarta.
    Padahal, daerah membutuhkan pemimpin yang benar-benar memahami daerahnya secara mendalam di mana pemahaman tersebut kemudian dijadikan bahan dasar untuk meramu berbagai kebijakan ke depannya, bukan sekadar kemampuan membangun narasi “kedekatan” dengan presiden terpilih atau tokoh-tokoh kuat lainnya di pusat
    kekuasaan
    .
    Celakanya lagi, klaim dan narasi kedekatan dengan pemerintah pusat juga dijadikan oleh beberapa kandidat, terutama calon gubernur, untuk menyelamatkan “jejaring” politik oligarkis yang telah mereka bangun selama sepuluh tahun terakhir, baik di daerahnya sendiri maupun di pusat kekuasaan nasional yang telah menikmati berbagai keuntungan ekonomi politik di daerah dalam beberapa tahun terakhir.
    Sehingga, kemenangan paslon jenis ini justru akan semakin menguatkan tatanan oligarkis-aristokratis lama di daerah yang secara faktual sebenarnya tidak melakukan apa-apa di daerahnya, kecuali memperkaya dan memperkuat dirinya sendiri.
    Pada konteks inilah sebenarnya Pilkada serentak kali ini saya katakan kritis dan krusial. Karena jika publik di daerah tak menyadari adanya kepentingan elitis-oligarkis yang sedang “mencatut” nama penguasa baru sebagai pemenang Pilpres tempo hari, maka daerah, disadari atau tidak disadari, akan terjebak ke dalam permainan “ekonomi politik” yang itu-itu saja.
    Daerah akan dijadikan “pelayan” kepentingan jejaring ekonomi politik (lokal dan nasional) yang hanya ingin mendapatkan “cuan” dalam berbagai bentuk di daerah, tanpa memikirkan masa depan daerah itu sendiri, terutama masa depan masyarakat pemilih di daerah yang telah terlanjur “tertipu” oleh “narasi-narasi” kandidat yang menggambarkan dirinya sebagai “orangnya orang pusat”.
    Padahal, sebagaimana kita ketahui, penguasa baru di pusat pemerintahan tentu sangat menginginkan daerah memiliki pemimpin terpilih yang benar-benar mengakar di daerahnya di satu sisi alias tidak sekadar mengandalkan kedekatannya dengan orang-orang dekat penguasa pusat atau tokoh-tokoh kuat di pusat.
    Di sisi lain, memiliki visi ekonomi politik sekuat yang dimiliki oleh penguasa baru di tingkat nasional alias tidak sekadar mencatut dan menjual-jual program pusat di daerah sebagai kamuflase untuk menutupi diri sebagai kandidat yang sebenarnya tak memiliki visi misi yang jelas.
    Namun, karena Indonesia begitu luas dan begitu banyaknya kepala daerah yang mencari dukungan dari pusat atau dari mesin-mesin politik pendukung penguasa baru di pusat pemerintahan, tentu penguasa baru tak memiliki waktu yang cukup untuk menyeleksi kandidat-kandidat tersebut.
    Pada celah inilah sebenarnya beberapa oknum yang mengaku sebagai “orang dekat” pemenang Pilpres tempo hari atau orang dekat tokoh-tokoh kuat nasional menggunakan kesempatan untuk menawarkan dukungan politik kepada para paslon yang ada di daerah, hanya berbasiskan pada kesepakatan “saling menguntungkan” di antara sesama mereka, tanpa memasukkan kepentingan rakyat daerah ke dalam rumus kesepakatan tersebut.
    Sehingga simbiosis mutualisme dangkal semacam itu akan ikut mendangkalkan tujuan awal dan substantif dari Pilkada, yang semestinya untuk kepentingan rakyat daerah, bukan untuk pihak-pihak yang menyamar sebagai malaikat di daerah.
    Jadi secara ideal, jika kita kembali kepada cerita politik lokal di Amerika di atas, di Indonesia pun sebenarnya tak terlalu jauh berbeda dengan itu.
    Namun dalam perkembangannya, bahkan setelah diberlakukan otonomi daerah sekalipun, yang terjadi justru sebaliknya. Kepala daerah malah semakin identik dengan raja-raja kecil di daerah yang seringkali menggunakan segala cara untuk memenangkan kontestasi di daerah, bukan sebagai pemimpin-pemimpin demokratis yang melegitimasi kekuasannya di daerah atas pengabdian nyatanya kepada masyarakat daerah dan keberhasilannya di dalam memajukan daerahnya.
    Untuk itu, dalam menghadapi Pilkada serentak kali ini dan seterusnya, secara pelan-pelan masyarakat daerah mau tak mau harus terus belajar untuk mengikis keyakinan bahwa kepala daerah adalah raja kecil daerah di satu sisi.
    Di sisi lain, harus pula belajar mengikis keyakinan bahwa kepala daerah harus berstatus sebagai “orangnya orang pusat” dan sebagai “orang titipan pusat”.
    Masyarakat daerah harus mulai mencantelkan kehadiran seorang kandidat dengan kepentingan pribadi pemilih daerah, dengan kepentingan komunitas di mana pemilih daerah berada, dan kepentingan masyarakat daerah secara luas di mana pemilih adalah salah satu di antaranya.
    Jika seorang kandidat hanya “menjual-jual” narasi kedekatan dengan tokoh-tokoh di pusat, tapi menutup mata dan telinganya atas berbagai persoalan yang dihadapi orang daerah dan masyarakat daerah, maka sebaiknya para pemilih di daerah harus belajar untuk menghilangkan rasa takut untuk tidak memilih mereka.
    Takut untuk tidak mencoblos salah satu kandidat yang mengaku-ngaku didukung oleh pusat atau tokoh-tokoh kuat di pusat karena satu dan lain alasan, apalagi karena alasan intimidasi ini dan itu, tak ada artinya dibanding dengan nasib daerah dan nasib masyarakat daerah untuk lima tahun ke depan.
    Sudah tak terhitung jumlah daerah yang gagal mengalami perkembangan dan kemajuan, hanya karena tergoda untuk mencoblos kandidat yang “berusaha” melinierkan dirinya dengan tokoh kuat di pusat, tapi secara substantif tidak bisa berbuat apa-apa untuk daerahnya setelah terpilih.
    Semoga pemilih di daerah semakin memahami kepentingannya dan semakin terang perihal mana kandidat yang paling cocok untuk mewujudkannya. Semoga demikian.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bawaslu Telusuri Surat Arahan Prabowo untuk Dukung Ridwan Kamil-Suswono Megapolitan 26 November 2024

    Bawaslu Telusuri Surat Arahan Prabowo untuk Dukung Ridwan Kamil-Suswono

    Megapolitan

    26 November 2024