Prabowo Panggil Menhan hingga Kapolri ke Hambalang Bahas Tambang Ilegal
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden RI Prabowo Subianto memanggil sejumlah anggota Kabinet Merah Putih ke kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, pada Minggu (23/11/2025).
Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya membeberkan bahwa pertemuan itu berlangsung sejak siang hingga malam.
Menurut Teddy, Prabowo dan para menteri membahas mengenai aktivitas
tambang ilegal
.
“Hasil kerja dan rencana tindak lanjut Satgas Penertiban Kawasan Hutan, penertiban kawasan pertambangan, konsekuensi hukum atas pelanggaran serta aktivitas ilegal di sektor kehutanan dan pertambangan, dan penanganan sejumlah kawasan ilegal yang sebelumnya sulit dijangkau oleh aparat,” ujar Teddy dalam akun Sekretariat Kabinet, Minggu malam.
Teddy menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menjalankan amanat
Pasal 33 UUD 1945
.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri, mulai dari menteri bidang ekonomi hingga menteri bidang pertahanan.
Ada pula kepala penegak hukum dan militer yang turut hadir.
Mereka yang hadir adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala BPKP Yusuf Ateh, dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/06/05/684111600e17c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Tanggapi Sindiran PSI, PDIP Ungkit Pernyataan Jokowi Nasional
Tanggapi Sindiran PSI, PDIP Ungkit Pernyataan Jokowi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Politikus PDI-Perjuangan Guntur Romli membalas sindiran Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali soal sosok yang puluhan tahun masih menjabat ketua umum (ketum) partai.
Guntur mengungkit sikap Presiden ke-7
Joko Widodo
(Jokowi) yang menyatakan ingin pulang ke Solo, Jawa Tengah, usai lengser dari kursi kepala negara untuk momong cucu.
“Yang bilang mau pulang ke Solo, pensiun, jadi rakyat biasa, momong cucu itu Jokowi sendiri, tidak ada yang nyuruh-nyuruh dia,” ujar Guntur kepada
Kompas.com
, Minggu (23/11/2025).
Namun, menurut Guntur, ternyata Jokowi masih ikut campur atau cawe-cawe di politik.
“Jadi kalau saat ini dia masih cawe-cawe di politik, kemudian disindir-sindir, itu karena Jokowi menjilat ludahnya sendiri,” sambungnya.
Menurut Guntur, sebutan nenek-nenek kepada perempuan yang masih kuat sebenarnya adalah penghinaan.
Dia menduga Jokowi dan
Ahmad Ali
sakit hati terhadap sosok perempuan yang menolak jabatan presiden tiga periode.
“Sebutan nenek-nenek pada seorang perempuan yang masih kuat secara fisik, psikis, dan pikiran sebenarnya bentuk penghinaan pada perempuan. Tapi mungkin Ahmad Ali dan Jokowi masih sakit hati pada perempuan yang dihina nenek-nenek itu karena menolak tiga periode. Padahal sudah memberikan dukungan sejak dari wali kota, gubernur, dan presiden,” jelas Guntur.
Sebelumnya, Ketua Harian
PSI
Ahmad Ali heran kenapa Jokowi diminta publik untuk menyudahi kegiatan politik usai lengser dari kursi kepala negara.
“Sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki. Tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ‘Pak Jokowi harus jadi negarawan’. Terus ketika dia bicara politik, ‘ya sudah waktunya beristirahat’. Loh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi ketua partai,” ujar Ali usai memberi arahan dalam Rakorwil PSI Se-Kepulauan Riau (Kepri) di Batam, Kepri, Sabtu (22/11/2025) malam.
Hal tersebut Ali sampaikan usai memberi arahan dalam Rakorwil PSI Se-Kepulauan Riau (Kepri) di Batam, Kepri, Sabtu (22/11/2025) malam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/22/680749ee9bfd5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Bocah Alvaro Hilang 8 Bulan Ditemukan Tewas, Polisi Tangkap Satu Tersangka Megapolitan
Bocah Alvaro Hilang 8 Bulan Ditemukan Tewas, Polisi Tangkap Satu Tersangka
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polisi menangkap satu tersangka usai Alvaro Kiano Nugroho, bocah di Pesanggarahan, Jakarta Selatan yang hilang sejak Maret ditemukan tewas.
“Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata
Kapolsek Pesanggrahan
, AKP Seala Syah Alam kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
Saat ditanya identitas siapa tersangka yang ditangkap, Seala enggan memberikan jawaban.
“Saya belum bisa banyak statement,” kata dia.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilypaly, mengungkapkan, penyidik yang bertugas mencari Alvaro menemukan kerangka yang diduga milik Alvaro.
Saat ini polisi sedang menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polri.
“Tunggu penyelidik dan penyidik bekerja dulu,” kata dia.
Sementara itu, kakek Alvaro,
Tugimin
, mengatakan baru mendapatkan kabar cucunya ditemukan tewas, Minggu sore ini.
Padahal, sejak kemarin, Tugimin sudah ke Mapolres Jakarta Selatan untuk melengkapi dokumen yang diperlukan dalam pencarian.
“Saya nyampe langsung salaman Bu Kapolsek, terus diberikan kabar bahwa Alvaro sudah ditemukan namun sudah almarhum, diketemukan di Kali Cilalay daerah Tenjo,” ungkap Tugimin saat ditemui di Tanah Kusir, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sebelumnya,
Alvaro Kiano Nugroho
terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
“Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut.
Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang.
Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
“Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat.
Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya. Namun, upayanya tak membuahkan hasil.
Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
“Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
“Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
“Dan bahkan sampai, suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu,” lanjutnya.
Keluarga juga telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi. Adapun ciri-ciri Alvaro adalah berkulit sawo matang dengan potongan rambut cepak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/23/6922fd9dc82a8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Anggota DPR RI Kaisar Serukan Kesiapsiagaan Usai Operasi SAR Longsor Cibeunying Ditutup
Anggota DPR RI Kaisar Serukan Kesiapsiagaan Usai Operasi SAR Longsor Cibeunying Ditutup
Tim Redaksi
KOMPAS.com —
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kaisar Kiasa Kasih Said Putra menyampaikan duka mendalam atas musibah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Ia juga menyerukan peningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan.
Operasi pencarian korban yang berlangsung selama 10 hari resmi ditutup Minggu (23/11/2025). Dua korban masih dinyatakan hilang.
Kaisar juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh tim SAR gabungan. Meski masih ada korban yang belum ditemukan, kerja keras tim SAR dan para relawan dinilai luar biasa.
“Saya pribadi masih berduka atas kejadian longsor yang menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan material. Duka mendalam saya sampaikan kepada seluruh warga terdampak, terutama keluarga yang anggotanya masih belum ditemukan,” ujar Kaisar sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
Ia menegaskan bahwa kejadian longsor ini bukanlah peristiwa tunggal. Dalam satu bulan terakhir, tercatat ada empat musibah di wilayah itu yang mengharuskan evakuasi warga. Musibah terparah terjadi di lokasi longsor, sedangkan kejadian lain merusak rumah-rumah warga.
Kaisar menambahkan bahwa penutupan operasi SAR harus menjadi momentum untuk memperkuat kesiapsiagaan.
“Penutupan operasi SAR bukan akhir dari bencana. Ini justru menjadi pengingat bahwa kewaspadaan harus ditingkatkan. Terlebih, saya menerima informasi bahwa curah hujan di wilayah Cilacap masih akan tinggi. Musim hujan diperkirakan berlangsung hingga Februari tahun depan,” katanya.
Ia juga menyoroti kondisi warga yang masih waspada terhadap potensi bencana lanjutan. Meski operasi pencarian ditutup, warga masih dihantui potensi
banjir
lumpur susulan akibat kondisi tanah yang labil.
Di tengah situasi tersebut, Tim Sobat Kaisar kembali memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah Majenang. Sekitar 20 menit dari lokasi longsor, banjir terjadi akibat jebolnya tanggul sungai yang berdampak pada sekitar 60 kepala keluarga.
Kaisar mengatakan, laporan terakhir menunjukkan tim relawan kembali turun ke lokasi banjir untuk membantu warga terdampak.
Salah satu warga, Sunarti, dari Desa Mulyadadi, membenarkan kejadian tersebut.
“Hujan deras kemarin membuat sekitar 60 KK harus mengungsi karena rumah mereka terendam air sungai. Alhamdulillah, ada Tim Sobat Kaisar yang membantu warga, memberikan bantuan sosial dan ikut meninjau tanggul yang jebol,” ujarnya.
Menurutnya, air sudah mulai surut, tetapi warga masih khawatir hujan lanjutan.
“Sebelumnya banjir sudah surut, tapi kemarin hujan deras sampai membuat tanggul jebol. Ya Alhamdulillah, air sudah surut lagi dan warga bisa mulai membersihkan rumah masing-masing. Semoga nanti kalau hujan deras lagi air tidak kembali naik,” tuturnya.
Berkaitan dengan hal itu, Kaisar menegaskan bahwa tim relawannya akan tetap siaga penuh menghadapi potensi bencana lanjutan akibat intensitas hujan tinggi.
“Saya telah memberikan arahan kepada Tim Sobat Kaisar untuk tetap sigap membantu warga di dapil,” ujar Kaisar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/10/21/68f7927709b33.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Polisi Temukan Kerangka Manusia, Diduga Alvaro Bocah Pesanggrahan yang Hilang Megapolitan
Polisi Temukan Kerangka Manusia, Diduga Alvaro Bocah Pesanggrahan yang Hilang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Alvaro Kiano Nugroho, bocah yang hilang 8 bulan yang lalu di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kapolres
Jakarta Selatan
, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengungkapkan bahwa penyidik yang bertugas mencari Alvaro telah menemukan kerangka manusia yang diduga milik Alvaro.
“Baru diketemukan kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro,” kata Nicolas kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
Saat ditanya bukti kerangka manusia itu diduga Alvaro, ia belum menjelaskan lebih detail.
Penyidik masih akan memeriksa kecocokan kerangka dengan DNA keluarga Alvaro.
“Tapi kami butuh kepastiannya dulu melalui pengecekan DNA dan pemeriksaan Labfor ya,” ucap dia.
Nicolas mengatakan, hasil tes DNA akan diumumkan Kamis (27/11/2025) mendatang.
Sebelumnya,
Alvaro Kiano Nugroho
terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin, dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
“Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut.
Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang.
Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
“Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat.
Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya. Namun, upayanya tak membuahkan hasil.
Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
“Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
“Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
“Dan bahkan sampai, suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu,” lanjutnya.
Keluarga akhirnya telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi. Adapun ciri-ciri Alvaro adalah berkulit sawo matang dengan potongan rambut cepak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/22/68075217151b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Alvaro, Bocah Pesanggrahan yang Hilang 8 Bulan Ditemukan Meninggal Megapolitan
Alvaro, Bocah Pesanggrahan yang Hilang 8 Bulan Ditemukan Meninggal
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Alvaro Kiano Nugroho, bocah enam tahun yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sejak Maret lalu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam mengatakan, pihaknya sudah menangkap orang yang menyebabkan Alvaro tewas.
“Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata Seala kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
Terkait tempat dan waktu penemuan Alvaro, Seala belum bisa memberikan banyak informasi.
“Sementara itu dulu ya. Saya belum bisa banyak statement,” katanya.
Sebelumnya, Alvaro Kiano Nugroho terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
“Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut. Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang. Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
“Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat. Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya.
Namun, upayanya tak membuahkan hasil. Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
“Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
“Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
“Dan bahkan sampai, suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu,” lanjutnya.
Keluarga juga telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi.
Adapun ciri-ciri Alvaro adalah berkulit sawo matang dengan potongan rambut cepak. Bagi siapa saja yang melihat atau menemukan Alvaro, dapat menghubungi nomor 0812-1923-0694.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/23/69221ba4a047e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Desakan Mundur Gus Yahya, PWNU DIY Serukan Islah Yogyakarta 23 November 2025
Desakan Mundur Gus Yahya, PWNU DIY Serukan Islah
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, menghadapi desakan untuk mundur dari jajaran Syuriah PBNU.
Menanggapi situasi ini, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa
Yogyakarta
(DIY) menginginkan terjadinya
islah
, yang dalam Bahasa Indonesia berarti perbaikan, perdamaian, atau rekonsiliasi.
“Pertama, kalau
PWNU DIY
menginginkan terjadinya islah, ya mungkin dengan cara islah bisa lebih elegan dan sesuai dengan budaya kita,” ujar Ketua PWNU DIY, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Minggu (23/11/2025).
Ahmad menyatakan, islah yang dilakukan harus menghasilkan kesepakatan yang tertulis dan tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga mencerminkan semangat untuk menjalin ukhuwah dengan baik.
“Ya untuk kemaslahatan bersama, kalau DIY tetap menginginkan adanya jalan keluar solusi yang baik dan bisa berjalan bersama sampai dengan pelaksanaan muktamar,” tambahnya.
Ketika ditanya apakah PWNU DIY ikut mendesak mundur, Ahmad menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam desakan tersebut.
“Enggak, kita tidak ikut mendesak mundur, tetapi dicarikan solusi yang terbaik,” ucapnya.
Ia juga menjamin bahwa pasca munculnya
desakan mundur
kepada
Gus Yahya
, tidak ada gejolak di kalangan warga Nahdlatul Ulama, terutama di Yogyakarta.
“Alhamdulillah, kalau di Jogja enggak ada. Kita kawal umat warga kita dengan baik. Tetap fokus pada program kerja tanpa ada pengaruh, gejolak kan di tingkat elite,” jelasnya.
Sebelumnya, setelah diminta mundur oleh jajaran Syuriah, Gus Yahya menggelar pertemuan maraton dengan berbagai pihak.
Pada Minggu (23/11/2025) malam, Gus Yahya dijadwalkan menggelar Silaturahim Alim Ulama di Kantor
PBNU
, Jalan Kramat Raya, Jakarta, setelah mengumpulkan para Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama tingkat provinsi.
Dari undangan yang beredar, terdapat 76 ulama dari berbagai daerah di Indonesia yang diundang.
Dalam daftar undangan tersebut, terdapat nama-nama penting seperti istri KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah; mantan Ketua PBNU KH Aqil Siroj; dan mantan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.
Gus Yahya membenarkan agenda tersebut dan menyebutkan bahwa acara itu bertujuan untuk meminta nasihat para ulama.
“Kalau dengan ulama, saya mohon doa dan mohon nasihat. Kalau Beliau bertanya, saya jawab, saya akan lebih banyak diam,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/23/6922e6538b998.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lahan Melon di Situbondo Digusur untuk Bandara Militer, Petani: Kualitas Buah Sangat Bagus Surabaya 23 November 2025
Lahan Melon di Situbondo Digusur untuk Bandara Militer, Petani: Kualitas Buah Sangat Bagus
Tim Redaksi
SITUBONDO, KOMPAS.com
– Ratusan hektar lahan persawahan dan perkebunan di Desa Wringin, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, digusur untuk pengalihan lahan menjadi bandara militer.
Dampak dari program pembangunan tersebut, puluhan hektar tanaman holtikultura, seperti melon, jagung, dan tebu yang siap panen di daerah tersebut digusur.
Salah satu petani melon, yakni Cahyo (40), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, menyatakan dirinya terpaksa bersuara supaya hak dan kewajiban petani tidak dirampas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Sebenarnya saya tidak punya keberanian, begitu juga petani yang lain, kami ini siapa, kami hanya penyewa jika tanah itu diambil ya monggo, namun saya berani bicara karena yang lain tidak berani,” kata Cahyo saat dihubungi pada Minggu (23/11/2025).
Menurutnya, untuk lahan sewa tanah sawah dan ladang ke Pemkab
Situbondo
setiap satu hektar sekitar Rp 8 juta. Dirinya sudah menyewa lahan sejak 2017 sampai 2025.
“Selama menyewa lahan di situ ya saya berusaha berbuat baik ke semua, tidak ada masalah selama ini, kami berhubungan baik ke aparat dan pemerintah,” katanya.
Hasil pertanian di daerah tersebut termasuk bagus karena tanahnya subur dan ketersediaan air sangat cukup. Sehingga, buah melon yang dihasilkan sangat baik.
“Untuk buah melon ini kami setiap 4 bulan panen dan pengirimannya selalu luar daerah, ke Bali dan terkadang ke Jakarta. Coba lihat di Kramat Jati, itu melon hasil bumi sini (Sawah Banongan). Kualitas buah melon di sini sangat bagus,” katanya.
Cahyo juga menuturkan bahwa bagi petani melon, untuk mengumpulkan uang sebanyak Rp 200 juta sangat mudah saat panen. Hasil bumi tersebut hampir setiap tahun berjalan baik.
“Saya kaget saat kami diganti rugi hanya Rp 100 juta. Saat saya tanya ke dinas ternyata nominal itu dihitung dari modal tanam. Kalau sama-sama dapat hasil modal mending kami tidak tanam sejak awal,” ucapnya.
Dengan kondisi sekarang, lahan pertanian dan perkebunan sudah tidak disewakan kembali. Dirinya dan petani lain harus mencari lahan sewa di tempat lain.
“Kami menerima keputusan yang ada, lahan melon sebenarnya ada yang panen sebelum digusur, sedangkan yang digusur itu saat proses tenam paling akhir dan sekarang hendak mau dipanen kurang beberapa hari namun digusur,” katanya.
Anas (27), warga Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, menyatakan buah melon hasil pertanian di daerahnya memang bagus. Rasanya manis dan cukup berair.
“Melon Asembagus bagus dan manis, lahan pertanian itu dekat rumah. Sebenarnya ada yang sudah panen harganya cukup murah sekitar Rp 8.000 perkilogram, kalau di pasar Rp 12.000 sampai Rp 15.000,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, Dadang Aries menyatakan bahwa sebelum penggusuran pihak pemerintah sudah mengimbau ke petani untuk segera dipanen.
Pihaknya pun membantah tidak memberi imbauan sebelum adanya penggusuran.
“Pemerintah sudah memberikan kesempatan kepada petani untuk memanen tanamannya bagi yang terdampak. Kementerian juga memberi ganti rugi, padahal kalau melihat klausul pemerintah dapat mengambil lahan saat dibutuhkan tanpa ganti rugi namun oleh kementerian tetap diberi ganti rugi tenaman,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/11/23/692323596e879.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/18/691c619dd37af.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/23/6922d889cea5c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)