KPU Sebut Ada Tambahan Dua TPS di Tangsel untuk Lakukan PSU
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggaraan
KPU
Tangsel, Ajat Sudrajat menyebut, adanya tambahan dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang akan menggelar
Pemungutan Suara Ulang
(PSU)
Pilkada 2024
..
Kedua TPS tersebut berada di Kecamatan
Ciputat
, yaitu TPS 1 Kelurahan Sawah Baru dan TPS 62 Kelurahan Jombang.
“Rekomendasi tambahan PSU masuk untuk TPS 1 Sawah Baru dan TPS 62 Jombang. Hal ini disebabkan adanya pemilih yang tidak terdaftar di DPT TPS tersebut, namun tetap mencoblos,” ujar Ajat di Pasar Bukit, Pamulang, Kota
Tangerang Selatan
(Tangsel) pada Minggu (1/12/2024).
Saat ini KPU sedang mempersiapkan pleno untuk memastikan pelaksanaan PSU di dua TPS tersebut yang rencananya akan dilakukan pada Selasa (3/12/2024).
“Insya Allah, jika pleno menyetujui dan semua unsur terpenuhi, PSU di TPS tambahan ini akan dilaksanakan bersamaan pada 3 Desember,” ujar Ajat.
Sebelumnya, PSU juga telah direkomendasikan untuk TPS 41 Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang.
“Hari ini ada satu TPS di Kelurahan Benda Baru, TPS 41 dengan jumlah pemilih 597 orang yang terdaftar di DPT. Ini kan berdasarkan rekomendasi dari panwascam,” ujar Ajat.
PSU ini digelar karena ada empat orang pemilih yang seharusnya tidak memberikan suaranya di TPS 41 pada hari pencoblosan, Rabu (27/11/2024) lalu.
Ajat menyebutkan, tiga orang pemilih seharusnya memilih di TPS 42 tetapi malah mencoblos di TPS 41.
Sedangkan satu orang lainnya yang terdaftar di TPS 36 tetapi malah menggunakan hak suaranya di TPS 41.
“Ada empat pemilih yang masuk ke TPS tapi empat orang ini tidak terdaftar dalam DPT TPS 41,” kata dia.
Adapun pelaksanaan PSU di TPS 41 mulai berlangsung sejak pukul 07.00 WIB dengan jumlah DPT sebanyak 597 orang yang terdiri 310 pemilih perempuan dan 287 pemilih laki-laki.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2024/12/01/674bbe3907ba5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPU Sebut Ada Tambahan Dua TPS di Tangsel untuk Lakukan PSU
-
/data/photo/2024/11/19/673c6994c3fba.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Anggota DPR Anggap Makan Bergizi Gratis Rp 10.000 per Porsi Tak Cukup Atasi “Stunting”
Anggota DPR Anggap Makan Bergizi Gratis Rp 10.000 per Porsi Tak Cukup Atasi “Stunting”
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi
Partai NasdemNurhadi
menilai, anggaran
makan bergizi gratis
Rp 10.000 per porsi belum cukup untuk mengurangi
stunting
di Indonesia.
Nurhadi menuturkan, berdasarkan standar gizi Kementerian Kesehatan, porsi makan bergizi gratis dengan kebutuhan harian lengkap biasanya membutuhkan biaya sekitar Rp 15-20.000 per porsi.
“Indonesia saat ini menghadapi masalah stunting dan kurang gizi pada anak-anak. Jika program ini bertujuan untuk mengurangi stunting, maka anggaran Rp 10.000 bisa dianggap belum cukup,” kata Nurhadi kepada
Kompas.com
, Minggu (1/12/2024).
Oleh karena itu, Nurhadi mendorong sejumlah penyesuaian dalam program makan bergizi gratis.
Pertama, penyesuaian anggaran atau subsidi dengan menambah subsidi untuk memastikan makanan yang disajikan benar-benar bergizi.
“Kedua, rencana implementasi yang detail: Meliputi strategi pengadaan bahan pangan, efisiensi distribusi, dan pengawasan kualitas makanan,” kata Nurhadi.
Ketiga, fokus pada sasaran yakni program makan bergizi gratis sebaiknya diarahkan pada kelompok prioritas, seperti anak-anak sekolah, ibu hamil, dan kelompok miskin ekstrem, agar dampaknya lebih terasa.
“Jika anggaran tetap Rp 10.000 tanpa ada penyesuaian, maka risiko utama adalah program ini akan terlihat baik secara politis, tetapi kurang efektif secara substansi dalam menangani masalah gizi di masyarakat,” ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, anggaran program makan bergizi gratis ditetapkan di angka Rp 10.000 per porsi.
Sejatinya pemerintah ingin menganggarkan program tersebut Rp 15.000 per porsi, tetapi paket makanan bergizi dengan alokasi anggaran Rp 10.000 per porsi dinilai sudah cukup bermutu dan bergizi untuk dikonsumsi.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/01/674be42709e33.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada Pemilih Salah TPS, KPU Tangsel Gelar Pemungutan Suara Ulang di TPS 41 Benda Baru
Ada Pemilih Salah TPS, KPU Tangsel Gelar Pemungutan Suara Ulang di TPS 41 Benda Baru
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Komisi Pemilihan Umum (
KPU
)
Tangerang Selatan
(Tangsel) menggelar pemungutan suara ulang (PSU)
Pilkada 2024
di
Tempat Pemungutan Suara
(TPS) 41 Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel pada Minggu (1/12/2024).
Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggaraan KPU Tangsel, Ajat Sudrajat menjelaskan bahwa PSU ini dilakukan atas rekomendasi dari Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Pamulang.
“Hari ini ada satu TPS di Kelurahan Benda Baru, TPS 41 dengan jumlah pemilih 597 orang yang terdaftar di DPT. Ini kan berdasarkan rekomendasi dari panwascam,” ujar Ajat Sudrajat saat ditemui di lokasi.
PSU ini digelar karena ada empat orang pemilih yang seharusnya tidak memberikan suaranya di TPS 41 pada hari pencoblosan, Rabu (27/11/2024) lalu.
Ajat menyebutkan, tiga orang pemilih seharusnya memilih di TPS 42 tetapi malah mencoblos di TPS 41.
Sedangkan satu orang lainnya yang terdaftar di TPS 36 tetapi malah menggunakan hak suaranya di TPS 41.
“Ada empat pemilih yang masuk ke TPS tapi empat orang ini tidak terdaftar dalam DPT TPS 41,” kata dia.
Adapun pelaksanaan PSU di TPS 41 mulai berlangsung sejak pukul 07.00 WIB dengan jumlah DPT sebanyak 597 orang yang terdiri 310 pemilih perempuan dan 287 pemilih laki-laki.
Selain TPS 41, KPU Tangsel juga akan melakukan PSU di dua TPS lainnya, yakni TPS 62 Jombang dan TPS 1 Sawah baru.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2017/06/09/1103009578.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….
Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, dibuat gempar dengan kasus pembunuhan terhadap APW (40 tahun) dan RM (69) pada Sabtu (30/11/2024) dini hari.
Sebab, pelaku pembunuhan itu tidak lain adalah seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS. APW dan RM adalah ayah dan nenek MAS.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Golesung menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, MAS mengaku mendapat bisikian hingga nekat menikam ayah dan neneknya hingga tewas.
“Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” ujar Gogo Golesung seusai olah TKP di kediaman korban di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Tidak lama berselang, MAS kemudian menusuk ayah dan neneknya. Tidak hanya sekali, di tubuh APW dan RM terdapat beberapa luka tusukan oleh pisau yang digunakan oleh MAS.
Ketika polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP), jasad APW dan RM terkapar di lantai dasar rumah mereka dengan bersimbah darah.
Tidak hanya ayah dan neneknya, MAS juga menikam ibu kandungnya, AP (40) dalam kejadian mencekam itu.
Beruntung, sang ibu berhasil selamat usai melompat dari pagar rumahnya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
“Ibunya keluar dari rumah, loncat pagar, manjat,” kata salah seorang pengurus RW 8 Lebak Bulus, Irwan, saat ditemui di lokasi, Sabtu.
MAS bahkan disebut sempat mengejar ibunya yang telah berceceran darah dengan turut membawa pisau yang dia gunakan untuk menikam ayah, ibu, dan neneknya itu.
Tak berhasil mengejar ibunya, MAS pun membuang pisau yang dia bawa di tengah jalan.
“Anaknya ngejar, tapi mungkin karena darahnya (berceceran), dikira udah meninggal,” tambah Iwan.
MAS lantas berusaha melarikan diri ke jalan raya di depan kompleks Perumahan Taman Bona Indah.
Melihat MAS kabur, petugas keamanan yang sedang berjaga di perumahan tersebut segera mengejar pelaku menggunakan sepeda motor dan menangkapnya.
“Ada anggota saya langsung mengejar pakai motor ke jalan raya sebelum sampai lampu merah ketangkapnya di situ,” ujar Kepala Sekuriti RW 06 Lebak Bulus Sulaiman, Sabtu (30/11/2024).
Kini MAS telah ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Cilandak dan sang ibu mesti menjalani perawatan di RS Fatmawati akibat luka parah di bagian pipi, punggung, dan lengan yang tega diberikan oleh anak kandungnya.
Pelaku negatif narkoba dan diperiksa kejiwaannya
Setelah ditangkap, MAS menjalani tes urine untuk mengetahui dugaan konsumsi narkoba mengingat MAS mengaku mendapat bisikian sebelum membunuh.
Berdasarkan hasil tes urine, MAS dinyatakan negatif narkoba.
“(Hasil) tes urine negatif,” kata Gogo Golesung di TKP, Sabtu.
Dalam pemeriksaan kasus ini, penyidik turut menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Indonesia untuk mendalami kejiwaan pelaku yang masih berusia di bawah umur.
“Ya, saat ini kami sedang menggandeng Apsifor, untuk melakukan pendalaman motif, karena bagaimanapun anak harus didampingi, diambil keterangan seperti itu,” ujar Gogo.
Dalam interogasi sementara, MAS mengaku mendapatkan bisikan ketika sebelum membunuh ayah dan neneknya. Akan tetapi, pihak kepolisian masih berusaha mendalami pengakuan tersebut.
Pihak kepolisian juga belum dapat memastikan apakah pembunuhan tersebut berkaitan dengan dendam MAS kepada orang tuanya.
“Ini masih kita dalami, kita belum bisa ngambil kesimpulan kalau untuk motif,” jelas dia.
Sementara itu, menurut kesaksian tetangga, MAS dikenal sebagai sosok yang pendiam dan sopan.
Anak tunggal pasangan APW dan AP itu juga disebut rajin untuk beribadah ke masjid di kompleks perumahan mereka
Karena kepribadian inilah, para tetangga sangat terkejut saat tahu MAS tega membunuh ayah dan neneknya yang telah merawatnya sejak kecil.
“Kami syok kok kejadianya seperti itu,” ujar RS, salah satu tetangga.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/30/674b309e1bac9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ma’ruf Amin: Banyak Kiai Sudah Mulai Hilang Kesadaran Politiknya…
Maruf Amin: Banyak Kiai Sudah Mulai Hilang Kesadaran Politiknya…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (
PKB
)
Ma’ruf Amin
mengatakan banyak
kiai
yang saat ini menganggap politik tidak penting.
Menurut Ma’ruf Amin, kiai-kiai tersebut mulai hilang kesadaran politiknya.
“Saya melihat banyak kiai-kiai yang sudah memulai hilang kesadaran politiknya. Mulai kesadaran politiknya hilang, bahwa politik nggak penting,” kata Ma’ruf Amin dalam acara Musyawarah Nasional V Perempuan Bangsa di Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2024) malam.
Menurut Wakil Presiden ke-13 itu, pemikiran tersebut adalah hal yang salah. Pasalnya, setiap kebijakan yang keluar di negeri ini ditetapkan oleh keputusan politik.
Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari produk undang-undang, kebijakan, maupun aturan-aturan turunan lainnya. Presiden dan wakil presiden pun terpilih berdasarkan peraturan perundangan.
“(Mereka beranggapan)
Kiai
itu yang penting ngaji, yang penting dakwah, yang penting itu baca doa, yang penting itu jumpa-jampe, yang penting itu sembur menyembur, politik tidak penting. Padahal semua hal itu ditetapkan oleh keputusan politik,” ucap Ma’ruf.
Lebih lanjut Ma’ruf menyatakan, masyarakat tugasnya memilih dari yang sudah ditentukan melalui keputusan politik.
Oleh karena itu, kiai perlu turut berperan dalam politik untuk menciptakan keputusan yang baik dan memihak rakyat.
“Karena itu, maka kiai dan kiai (yang) sudah tidak lagi memberikan warna politik, warna keagamaannya sudah hilang. Itulah sebabnya PKB dulu didirikan untuk memberikan warna supaya perpolitikan Indonesia di dalamnya ada jiwa keagamaan,” tandas Ma’ruf.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/30/674a8510dd5d5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan
Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Tindakan MAS (14), remaja yang diduga membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) mengejutkan tetangga mereka yang tinggal di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6,
Lebak Bulus
, Jakarta Selatan.
Pasalnya, warga selama ini mengenal sosok MAS sebagai remaja yang pendiam dan sopan santun terhadap orang tua.
“Anak itu sopan, diam, baik sekali, kalau ketemu menegur,” ujar salah satu tetangga MAS, RS (70) saat ditemui di kediamannya, Sabtu (30/11/2024).
Warga setempat juga mengenal MAS sebagai salah satu remaja yang rajin beribadah ke masjid yang tak jauh dari kediaman mereka.
Bahkan, MAS nyaris tak pernah absen untuk menunaikan shalat Maghrib berjamaah di masjid.
Karena kepribadian inilah, RS pun mengaku sangat terkejut MAS tega membunuh ayah dan neneknya yang telah merawatnya sejak kecil.
“Kami syok kok kejadianya seperti itu,” ujar RS.
Tak hanya MAS, sang nenek di lingkungan rumah mereka tinggal juga dikenal sangat baik dan aktif bersosialisasi.
Kebaikan RM misalnya seperti rajin membantu mengurus jenazah apabila ada salah satu warga yang meninggal dunia. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan.
“Aktif di masjid, suka merawat orang yang meninggal, dia yang ngurus jenazah,” ungkap RM.
Di lingkungan mereka, RM dipercaya mengemban posisi sebagai bendahara RW 6 Kelurahan Lebak Bulus. Posisi inilah yang membuat warga sangat familiar dengan sosok RM.
Sebelum peristiwa kelam itu terjadi, RS mengaku sempat bertanya-tanya lantaran RM tak masuk dalam kepanitian pilkada pada Rabu (27/11/2024).
Hal ini pun sempat diutakan RS langsung kepada RM ketika bersama-sama berkegiatan senam di lingkungan rumah pada Jumat (29/11/2024), atau sehari sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.
“Jumat masih senam. Nenek (RM) masih senam bersama. (RS bilang ke RM), ‘eh tumben enggak ikut pilkada’,” ucap RS.
Tetangga mengenal pelaku merupakan anak tunggal. Setiap harinya, pelaku tinggal bersama ayah, nenek, dan ibunya, AP (40), yang turut menjadi korban penusukan MAS.
“Anak pertama, dia tinggal sama ibu, ayah, sama neneknya,” ujar seorang sopir pribadi tetangga MAS berinisial T.
Selain ayah, ibu, dan nenek, di rumah tersebut juga didiami oleh seorang perempuan yang bekerja sebagai pembantu.
Akan tetapi, saat peristiwa pembuhan terjadi, sang pembantu tersebut sedang pulang kampung.
“Saat kejadian, kebetulan mbaknya sedang pulang kampung,” pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
“Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase saat dikonfirmasi.
Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
“Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
“Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
“Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkas dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/01/674bc58a3b66f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KAI Commuter Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Parung Panjang-Tanah Abang
KAI Commuter Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Parung Panjang-Tanah Abang
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter mem-
blacklist
pelaku pelecehan seksual yang terjadi di gerbong Kereta Rel Listrik (
KRL
) rute Parung Panjang-Tanah Abang.
Manager Public Relations
KAI Commuter
, Leza Arlan mengatakan, pihaknya telah merekam wajah pelaku agar tidak bisa menggunakan transportasi KRL lagi.
“Kami sangat menyayangkan tindakan asusila ini. Yang jelas pelaku sudah kami black list untuk naik
commuter line
,” ujar Leza Arlan kepada
Kompas.com,
Sabtu (30/11/2024).
Adapun cara
blacklist
yang dilakukan pihak KAI Commuter, yaitu dengan memasukan rekaman atau sketsa wajah ke dalam database sistem CCTV analytic
“Kami mem-blacklist pelaku agar tidak bisa menggunakan commuter line karena sudah dimasukkan ke dalam data base dan akan selalu terpantau melalui CCTV analytic,” kata dia.
Dia pun menjelaskan bahwa dengan proses tersebut, sistem akan menganalisis rekaman wajah atau data lainnya untuk memverifikasi identitas pelaku.
Nantinya, jika pelaku berusaha kembali naik KRL, maka para petugas pengamanan akan mendapatkan notifikasi, baik di stasiun maupun dalam kereta.
Diberitakan sebelumnya, Seorang perempuan berinisial KD menjadi korban pelecehan di dalam gerbong KRL rute Parung Panjang-Tanah Abang, Kamis (28/11/2024).
Aksi pelecehan tersebut dilakukan seorang laki-laki tua saat kondisi kereta penuh sesak pada jam sibuk pagi hari.
“Kondisi dalam gerbong KRL saat itu padat banget karena memang rush hours, orang berangkat kerja,” kata KD melalui akun X @kezia_dera, Jumat (29/11/2024).
KD menceritakan, saat itu ia merasa tergencet oleh penumpang lain. Untuk melindungi bagian tubuhnya, ia menyilangkan tangannya. Namun, ia merasakan sesuatu menyentuh area sensitif bagian bawah tubuhnya.
“Saya masih positive thinking saja dan mengira adalah tas isi dokumen atau laptop,” ujar KD.
Namun, pergerakan yang lebih intens mulai terasa, sehingga KD memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Saya curiga dan akhirnya mencoba paksa menggeser sedikit orang di kanan kiri saya buat melihat siapa yang menyentuh area sensitif saya,” ungkapnya.
KD terkejut saat mendapati pria tua itu. Ia langsung berteriak, merekam wajah pelaku dan melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan KRL.
Ketika KRL tiba di Stasiun Pondok Ranji, petugas keamanan KRL langsung membawa pria tersebut untuk diinterogasi. KD mendampingi proses tersebut dengan emosi yang masih terpancar.
“Saya marah ke pria itu dan saya videoin mukanya. Ketika di pemberhentian Stasiun Pondok Ranji, sudah ada sekuriti KRL yang sigap membawa predator,” ucap KD.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Ciputat Timur Kompol Kemas Arifin mengonfirmasi adanya kejadian tersebut. Namun, ia menyebutkan bahwa kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalah secara damai.
“Para pihak dimediasi oleh pihak PKD kereta api. (Korban) tidak membuat LP. Berdamai,” kata Kemas saat dihubungi
Kompas.com,
Jumat (29/11/2024).
Kejadian ini menambah daftar kasus pelecehan di transportasi umum, yang terus menjadi perhatian publik dan mendorong peningkatan keamanan bagi pengguna jasa transportasi massal.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/30/674adf94c126c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Relokasi Warga Kolong Tol Angke: KTP DKI Dapat Rusun, Non-KTP Terancam Terlantar
Relokasi Warga Kolong Tol Angke: KTP DKI Dapat Rusun, Non-KTP Terancam Terlantar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai merelokasi 14 keluarga yang tinggal di kolong Tol Angke, Jakarta Barat, ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Buaya pada Sabtu (30/11/2024).
Langkah ini bertujuan untuk memberikan hunian yang lebih layak bagi warga yang selama ini hidup di bawah fasilitas umum.
Relokasi tahap pertama ini, 14 Kepala Keluarga (KK) diharuskan melengkapi persyaratan administratif untuk bisa menempati rusun tersebut.
Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto, menyatakan proses relokasi berjalan lancar. Satu per satu barang sudah dipindahkan dengan bantuan timnya.
“Tidak ada penertiban, hanya pemindahan ke rumah susun di Jakarta Barat. Warga menyambut baik langkah ini,” kata Agus.
Warga ber-KTP Jakarta yang telah direlokasi akan diberikan hak istimewa oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. Mereka diberikan kebebasan biaya rusun selama enam bulan.
Tidak hanya itu, bahkan bantuan berupa sembako juga diberikan dari Pemprov Jakarta untuk mereka.
“Selama enam bulan kami berikan free. Tidak ada biaya sama sekali. Kemudian ada bantuan sembako,” kata Penjabat (PJ) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, Selasa (26/11/2024).
Setelah masa tersebut, mereka diwajibkan membayar biaya sewa sesuai tipe unit yang dihuni.
Tentunya itu menjadi kekhawatiran mereka. Meski digratiskan tinggal selama enam bulan, mereka tetap khawatir dengan beban biaya setelahnya.
Salah satunya Desi (26). Dia mengaku lega meski harus mengatur pengeluaran ke depannya.
“Selama enam bulan gratis, tapi setelah itu bayar. Saya ambil tipe 30, biayanya Rp 300.000 per bulan belum termasuk air dan listrik,” ujarnya.
Begitu pula dengan Acip (72), warga KTP Jakarta yang juga direlokasi, merasa berat memikirkan pengeluaran bulanan.
“Kalau pakai air banyak, bayar lebih besar. Pakai listrik banyak, bayar lebih besar. Enam bulan gratis, tapi setelah itu berat juga,” keluh Acip.
Relokasi warga kolong Tol Angke, Jakarta Barat, ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Buaya menyisakan persoalan bagi warga yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta.
Pasalnya, mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan unit di rusun yang disediakan pemerintah.
Yoknio (71), salah satu warga yang memiliki KTP Tangerang, mengaku bingung akan tinggal di mana setelah harus meninggalkan kolong tol.
“Saya KTP Tangerang, bingung mau tinggal di mana. Di Tangerang sudah enggak ada keluarga. Barang sudah di-packing, tapi bingung mau dikemanain,” ujar Yoknio saat berbincang dengan
Kompas.com,
Sabtu (30/11/2024).
Bagi warga non-KTP DKI, relokasi ini justru menimbulkan ketidakpastian. Mereka harus mencari tempat tinggal sendiri dengan dana terbatas.
Meski ada kompensasi berupa uang ganti rugi, Yoknio menganggap itu tidak cukup untuk menjamin kehidupan yang stabil di masa mendatang.
“Saya sebenarnya mau saja tinggal di rusun, tapi syaratnya tidak bisa dipenuhi. Mau ke mana lagi, bingung,” imbuh Dia.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat, Agus Irwanto, memastikan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan warga non-KTP DKI terlantar.
Dia menyebutkan Pemprov DKI sedang mengupayakan solusi untuk mereka.
“Untuk warga non-KTP DKI, kami akan bantu mencarikan tempat tinggal lain. Proses ini sedang kami koordinasikan dengan pihak terkait,” kata Agus.
Meski demikian, Agus belum merinci jenis bantuan atau lokasi alternatif yang akan diberikan kepada warga non-KTP DKI.
Warga berharap janji tersebut segera direalisasikan agar mereka tidak terkatung-katung tanpa tempat tinggal.
Sementara itu, warga seperti Yoknio berharap bisa tetap menjalani kehidupan yang layak meski tanpa jatah hunian di rusun.
“Kalau memang bisa dibantu tempat lain, saya ikut saja. Yang penting ada tempat tinggal,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/10/16/670fb044e37c0.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Heru Budi Ditunjuk sebagai Komisaris Utama MRT Jakarta
Heru Budi Ditunjuk sebagai Komisaris Utama MRT Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Mantan Pj Gubernur Jakarta
Heru Budi
Hartono ditunjuk sebagai Komisaris Utama (komut) PT
MRT
Jakarta.
Penunjukkan Heru Budi dilakukan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT MRT Jakarta pada bulan Oktober lalu.
“Penunjukkan Heru Budi Hartono sebagai Komisaris Utama PT MRT Jakarta sesuai dengan keputusan para pemegang saham (KPPS) PT MRT Jakarta pada bulan Oktober 2024,” kata Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Nasruddin Djoko saat dihubungi, Sabtu (30/11/2024).
Nasruddin menyebut, penunjukkan Heru Budi sebagai Komisaris Utama PT MRT Jakarta merupakan bentuk penyegaran jajaran komisaris perusahaan tersebut.
Dengan ditunjuknya Heru Budi sebagai komut PT MRT Jakarta, lengkap sudah jajaran Dewan Komisaris perusahaan tersebut.
“Penunjukkan tersebut merupakan langkah-langkah penuegaran jajaran komisaris dan melengkapi posisi Dewan Komisaris PT MRT Jakarta untuk mendukung pembangunan MRT Jakarta tahap berikutnya,” tambah dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2023/07/10/64abc60a61571.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)