Category: Kompas.com

  • 3
                    
                        Mengenal KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU yang Tandatangani Risalah Gus Yahya
                        Nasional

    3 Mengenal KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU yang Tandatangani Risalah Gus Yahya Nasional

    Mengenal KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU yang Tandatangani Risalah Gus Yahya
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Risalah rapat harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menjadi pembicaraan setelah salah satu putusannya meminta Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mundur dari posisi Ketua Umum PBNU.
    Risalah rapat harian tersebut ditandatangani oleh Rais Aam
    PBNU

    KH Miftachul Akhyar
    pada Kamis (20/11/2025).
    Dalam surat yang beredar, rapat harian Syuriyah PBNU digelar pada Kamis (20/11/2025). Rapat tersebut dihadiri 37 dari 53 orang pengurus Harian Syuriyah.
    Risalah rapat harian Syuriyah PBNU
    yang beredar tersebut juga sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh A’wan PBNU, Kiai Abdul Muhaimin.
    “Benar,” kata Kiai Abdul saat dihubungi awak media, Sabtu (22/11/2025).
    Risalah rapat harian Syuriyah PBNU memuat tiga poin yang menjadi pertimbangan untuk memutuskan meminta
    Gus Yahya
    mundur dari posisi
    Ketum PBNU
    .
    Pertama, rapat memandang bahwa diundangnya narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) sebagai narasumber kaderisasi tingkat tertinggi NU telah melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.
    Kedua, rapat memandang bahwa pelaksanaan AKN NU dengan narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional di tengah praktik genosida dan kecaman dunia internasional terhadap Israel telah memenuhi ketentuan Pasal 8 huruf a Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025 tentang Pemberhentian Fungsionaris, Pergantian Antar Waktu, dan Pelimpahan Fungsi Jabatan, yang mengatur bahwa pemberhentian tidak dengan hormat dilakukan terhadap fungsionaris yang bersangkutan karena melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik Perkumpulan.
    Ketiga, rapat memandang bahwa tata kelola keuangan di lingkungan PBNU mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum syara’, ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pasal 97-99 Anggaran Rumah Tangga NU, dan Peraturan Perkumpulan NU yang berlaku, serta berimplikasi yang membahayakan pada eksistensi Badan Hukum Perkumpulan NU.

    KH. Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU
    ,” bunyi risalah rapat harian Syuriyah PBNU.

    Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
    ,” lanjut bunyi putusannya.
    Lantas, siapakah KH Miftachul Akhyar yang merupakan
    Rais Aam PBNU
    yang menandatangani risalah tersebut? Berikut profilnya:
    M RISYAL HIDAYAT Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (tengah) didampingi Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar (kanan) dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kiri) bersiap menyampaikan keterangan pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Yahya Cholil Staquf memperkenalkan jajaran pengurus PBNU masa bakti periode 2022-2027. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
    KH Miftachul Akhyar lahir pada 1953. Ia merupakan putra KH Abdul Ghoni, pengasuh Pondok Pesantren Akhlaq Rangkah, Surabaya.
    Sebagai anak kesembilan dari 13 bersaudara, Kiai Miftachul tumbuh dalam lingkungan pesantren dan tradisi Nahdlatul Ulama (NU) sejak kecil.
    Mengutip catatan Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU (LTNNU), perjalanan pendidikan Kiai Miftachul banyak ditempa di berbagai pesantren besar di Indonesia.
    Ia pernah belajar di Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, Pesantren Sidogiri Pasuruan, hingga Pesantren Lasem.
    Selain itu, ia memperdalam ilmu keislaman melalui Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi al-Makki al-Maliki di Malang.
    Saat ini, Kiai Miftachul memimpin Pondok Pesantren Miftachus Sunnah di Surabaya.
    Kiprahnya di NU juga cukup panjang, mulai dari menjabat Rais Syuriyah PCNU Surabaya pada 2000–2005.
    Kemudian menjadi Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur selama dua periode, yakni 2007–2013 dan 2013–2018.
    Pada 2015–2020, Kiai Miftachul dipercaya sebagai Wakil Rais Aam PBNU.
    Kemudian pada 2018, ia ditunjuk menjadi Rais Aam PBNU menggantikan KH Ma’ruf Amin yang maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019.
    Setelah KH Ma’ruf Amin resmi menjabat wakil presiden, KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2020.
    Dalam pemilihan tersebut, KH Miftachul Akhyar mengungguli sejumlah tokoh lain, seperti Dr Anwar Abbas, Nasaruddin Umar, Amirsyah Tambunan, dan KH Muhyidin Djunaidi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Kematian Dosen Muda Untag, Istri Sah AKBP Basuki Disebut Memberikan Kesaksian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    Update Kematian Dosen Muda Untag, Istri Sah AKBP Basuki Disebut Memberikan Kesaksian Regional 24 November 2025

    Update Kematian Dosen Muda Untag, Istri Sah AKBP Basuki Disebut Memberikan Kesaksian
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Istri sah AKBP Basuki dikabarkan memberikan kesaksian ke Polda Jawa Tengah setelah kasus meninggalnya Dwinanda Linchia Levi (35) menyita perhatian publik.
    Levi, dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, ditemukan tewas di sebuah kostel kawasan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025).
    Dosen muda tersebut ditemukan tanpa busana di kamar yang juga dihuni oleh
    AKBP Basuki
    , yang diketahui telah berkeluarga.
    Kabid Humas
    Polda Jawa Tengah
    , Kombes Pol Artanto, tidak membantah kabar mengenai pemeriksaan terhadap istri sah AKBP Basuki.
    “Untuk saat ini saya belum mendapatkan informasi tersebut, saya harus konfirmasi dengan penyidik apakah sudah dilakukan pemeriksaan terhadap istri dari AKBP B ini dan tentunya ini kita menunggu hasil dari penyidik,” kata Artanto di kantornya, Senin (24/11/2025).
    Artanto memastikan sudah ada tiga orang yang diperiksa, termasuk AKBP Basuki sebagai saksi kunci.
    “Kemudian dari penjaga kostel dan kakak almarhumah itu sendiri,” ujarnya.
    Penyidik juga menganalisis rekaman CCTV kostel yang dinilai memiliki peran penting untuk mengungkap penyebab kematian dosen tersebut.
    “Termasuk ponsel korban dan ponsel AKBP B,” ungkap Artanto.
    Ketua tim hukum korban dari Untag, Agus Widodo, mengatakan pihak kampus terpukul atas kabar kematian Levi.
    Informasi meninggalnya dosen itu baru diterima kampus sekitar pukul 14.30 WIB, padahal korban ditemukan sekitar pukul 05.30 WIB.
    “Karena ditemukan sejumlah kejanggalan dalam kematian almarhumah, Dekan FH Untag lalu meminta kepolisian melakukan autopsi lengkap, termasuk pemeriksaan forensik digital,” ujar Agus.
    Levi telah mengajar di
    Untag Semarang
    sejak 2022 dan tinggal di kostel tersebut selama dua tahun terakhir.
    Tim hukum dibentuk untuk mencari keadilan dan mengungkap penyebab kematiannya.
    Anggota Tim Hukum, Edi Pranoto, menyoroti selisih waktu hampir sembilan jam antara ditemukannya Levi dan penyampaian informasi kepada kampus.
    Menurutnya, jeda tersebut memunculkan dugaan yang harus diuji secara hukum. Ia menegaskan pentingnya pemeriksaan menyeluruh, termasuk forensik dan digital forensik.
    “Kami ingin memastikan seluruh proses tidak berhenti di satu titik, tetapi ditangani secara menyeluruh hingga benar-benar terang,” kata Edi.
    Edi menyebut pemeriksaan digital diperlukan untuk menelusuri rekam jejak komunikasi Levi, aktivitas terakhir di lokasi, serta pihak-pihak yang berinteraksi dengannya.
    Tim hukum juga menyoroti penempatan AKBP Basuki di tempat khusus (patsus) oleh Propam Polda Jawa Tengah. Menurut mereka, langkah tersebut perlu ditelusuri karena diduga berkaitan dengan penyelidikan kasus Levi.
    “Kami tidak bisa begitu saja percaya pada hasil visum luar maupun dalam. Tujuan tim hukum ini dibentuk untuk mengawal dan menuntut kebenaran secara objektif dan materiil,” tegas Kastubi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 November 2025

    Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga Bandung 24 November 2025

    Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Alvaro Kiano Nugroho (6), bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat dilaporkan hilang sejak 8 bulan lalu, ditemukan tewas di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    Ia diduga menjadi
    korban pembunuhan
    dan jasadnya dibuang di jembatan tersebut.
    Pantauan Kompas.com,
    Jembatan Cilalay
    yang menjadi lokasi temuan jasad Alvaro berada di jalan raya yang menghubungkan antara wilayah Kecamatan Tenjo dengan Kecamatan Jasinga.
    Untuk menuju lokasi, perjalanan dari pusat Kota Bogor menempuh waktu kurang lebih 2 jam.
    Wilayah ini sendiri berada di ujung barat Bogor yang berbatasan dengan wilayah Banten.
    Suasana di lokasi cukup sepi dari permukiman penduduk.
    Kendaraan yang lalu lalang juga tidak terlalu ramai seperti jalan raya pada umumnya.
    Adapun jasad atau kerangka Alvaro ditemukan oleh polisi di antara tumpukan sampah di bawah jembatan, tepat di pinggir Kali Cilalay.
    Saat ini, lokasi temuan terlihat sepi dan tidak ada kerumunan warga seperti saat pencarian.
    Di sekelilingnya juga sudah terpasang garis polisi agar tidak ada warga yang mendekat.
    Salah satu warga sekitar, A. Sunaryo (67), membenarkan di lokasi tersebut ditemukan jasad Alvaro yang sempat dilaporkan hilang 8 bulan lalu.
    “Saya juga kaget kedatangan aparat, katanya ada yang dicari minta bantuan sama saya, terus dia
    nyeritain
    kronologinya, katanya (Alvaro) dibuang di kali ini,” kata Sunaryo saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Senin (24/11/2025).
    Sebelumnya, Alvaro (6) sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/3/2025).
    Setelah sekian lama, polisi menemukan Alvaro dalam kondisi sudah meninggal dunia di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, pada Minggu (24/11/2025).
    Polisi juga telah menangkap satu terduga pelaku dalam kasus kematian Alvaro ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Titik Longsor Ancam Rumah Warga di Rowokele Kebumen, BPBD Pasang Garis Bahaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    2 Titik Longsor Ancam Rumah Warga di Rowokele Kebumen, BPBD Pasang Garis Bahaya Regional 24 November 2025

    2 Titik Longsor Ancam Rumah Warga di Rowokele Kebumen, BPBD Pasang Garis Bahaya
    Tim Redaksi
    KEBUMEN, KOMPAS.com
    — Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sejak Minggu (23/11/2025) menyebabkan tanah longsor di Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele.
    Dua lokasi yang terdampak
    longsor
    ini berada di sekitar permukiman warga dan dinilai berisiko membahayakan jika terjadi longsor susulan.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    )
    Kebumen
    telah memasang garis peringatan bahaya di sekitar lokasi kejadian.
    Humas BPBD Kebumen, Heri Purwoto, menjelaskan bahwa longsor pertama terjadi di belakang rumah Samin, warga RT 3 RW 5.
    Tebing di belakang rumah tersebut ambrol sepanjang 5 meter dengan ketinggian 6 meter.
    “Material tanah menggantung dan tersisa hanya 5 meter dari bangunan rumah, membuat kondisi lokasi sangat rawan,” ujar Heri dalam keterangan resminya pada Senin (24/11/2025).
    Di lokasi kedua, tanah amblas terjadi di depan rumah Rotiman, warga RT 8 RW 6.
    Amblasan yang terjadi sepanjang 30 meter dengan kedalaman 1 meter tersebut mengikis fondasi bagian depan rumah.
    “Kondisi itu membuat bangunan rumah rawan mengalami keretakan lebih lanjut jika hujan kembali mengguyur,” kata Heri.
    Warga setempat melaporkan terdengar suara retakan tanah sebelum kejadian berlangsung.

    Petugas BPBD dan relawan yang tiba di lokasi segera melakukan asesmen cepat untuk memetakan potensi risiko dan memastikan tidak ada warga yang berada dalam bahaya langsung.
    “Kondisi tanah di Desa Giyanti tergolong curam di beberapa titik, sehingga risiko longsor cukup tinggi saat curah hujan meningkat. Kami mengimbau warga untuk segera melapor jika menemukan retakan besar atau pergeseran tanah,” tambah Heri.
    Hingga Senin (24/11) dini hari, BPBD Kebumen masih melakukan pemantauan lanjutan dan menyiagakan tim di wilayah Rowokele.
    Upaya penanganan awal termasuk pemasangan rambu peringatan, pembersihan material ringan, serta pendataan kerusakan.
    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
    Namun, BPBD menegaskan bahwa potensi longsor susulan masih ada, mengingat hujan diprediksi akan terus turun dalam beberapa hari ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 ASN dan 3 Kades di Kotawaringin Timur Positif Narkoba, Terancam Sanksi hingga Pemberhentian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    2 ASN dan 3 Kades di Kotawaringin Timur Positif Narkoba, Terancam Sanksi hingga Pemberhentian Regional 24 November 2025

    2 ASN dan 3 Kades di Kotawaringin Timur Positif Narkoba, Terancam Sanksi hingga Pemberhentian
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
    – Sebanyak dua aparatur sipil negara (ASN) dan tiga kepala desa (kades) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, dinyatakan positif narkoba setelah mengikuti tes urine di Aula DPRD Kotim, Sampit.
    Tes digelar Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK)
    Kotim
    baru-baru ini.
    Dua ASN tersebut terancam diberikan sanksi ringan hingga berat, sementara tiga kades dapat diberhentikan dari jabatannya sesuai regulasi yang berlaku.
    Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotim, Kamaruddin Makkalepu, mengatakan ASN yang terlibat narkotika akan dijatuhi sanksi mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS.
    “Sanksinya mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Mulai dari teguran lisan sampai dengan pemberhentian tidak atas permintaan sendiri atau dipecat,” ujar Kamaruddin, Senin (24/11/2025).
    Ia menjelaskan bahwa temuan itu masih harus ditindaklanjuti melalui pemeriksaan khusus (riksus) sebelum penjatuhan hukuman disiplin.
    “Riksus akan dilakukan oleh tim yang dibentuk Pejabat Pembina Kepegawaian,” katanya.
    Hingga kini, pihaknya masih menunggu data lengkap dari BNNK sebelum memutuskan langkah berikutnya.
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kotim, Yudi Aprianur, mengatakan pihaknya juga menunggu hasil pendalaman BNNK.
    “Sesuai ketentuan, kades dapat diberhentikan apabila terbukti positif narkoba karena dianggap tidak memenuhi syarat sebagai kepala desa,” ujarnya.
    Namun, Yudi menegaskan penjatuhan sanksi tetap menunggu hasil pendalaman dari BNNK Kotim.
    “Menurut info ada pengakuan efek obat dan lain-lain, jadi kami menunggu informasi resmi dari BNNK,” katanya.
    Sebelumnya, Kepala BNNK
    Kotawaringin Timur
    , AKBP Fadli, mengonfirmasi lima peserta yang positif narkoba tersebut.
    “Dari 147 orang yang kami periksa, ada 5 orang yang dinyatakan positif. Mereka mengonsumsi obat-obatan seperti zenith, cuma satu saja yang pakai sabu,” ujar Fadli.
    Ia menjelaskan sebagian ASN dan kades mengaku memakai zenith karena sakit lambung, nyeri, kecemasan kerja, atau kelelahan menggarap kebun sawit.
    “Sudah di-asesmen oleh tim rehabilitasi kami, rupanya bukan kecanduan,” katanya.
    Sementara satu orang yang terbukti menggunakan sabu diarahkan untuk menjalani pemeriksaan medis dan wajib lapor.
    “Ada satu yang menggunakan sabu. Itu kami arahkan ke dokter Rumah Sakit Murjani. Nanti ada dokter yang bisa mengobati dan wajib lapor ke kami,” ujarnya.
    Pengguna sabu tersebut berdalih memakai untuk mengatasi kelelahan akibat sering bekerja di luar jam kantor, termasuk perjalanan dinas.
    “Dia memakai cuma sekali-sekali, bukan ketergantungan,” kata Fadli.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus Megapolitan 24 November 2025

    Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com – 
    Sejumlah warga mengkritisi kemacetan di sekitar Stasiun Citayam, Jalan Raya Citayam, Kota Depok, yang disebut terjadi selama 30 tahun terakhir.
    Hal itu disampaikan Anhar (56), warga setempat, yang menyaksikan kemacetan di ruas jalan tersebut sejak dirinya pertama kali tiba di
    Citayam
    pada 1996.
    “Saya dari Garut, sudah 30 tahunan di sini, itu kondisinya sudah macet,” ucap Anhar saat ditemui di lokasi, Senin (24/11/2025) pagi.
    Meski kemacetan saat itu belum separah sekarang dan jenis kendaraannya lebih sedikit, kemacetan sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi Anhar pada pagi maupun sore.
    Terlebih, angkot yang kerap mengetem di beberapa titik membuat kendaraan di belakangnya ikut terhenti.
    “Dari dulu sudah macet, tapi sekarang ya nambah (parah). Ada motor, mobil, angkot, ya sepeda listrik, motor listrik, tapi jalan mah lebarnya segini terus,” ujarnya.
    Kemacetan terjadi di kedua arah, baik menuju Depok maupun ke Bogor, sehingga suasananya terlihat semrawut.
    Tak jauh berbeda, seorang pejalan kaki bernama Gina juga menilai kemacetan di Citayam semakin tidak tertolong.
    Pada waktu tertentu ia bisa merasa muak menghadapi macet yang begitu semrawut.
    “Ya saya udah biasa, tapi kalau lagi pas pulang kerja bisa sesekali merasa capek lihat macet doang tuh, padahal saya bukan yang bawa motor ya cuma dijemput,” tutur Gina.
    Selain macet, Gina kesulitan mencari ruang untuk berjalan kaki menuju atau dari stasiun.
    Tak jarang ia harus menyeberang atau menyalip di antara motor karena trotoar yang tersedia tidak memadai untuk pejalan kaki.
    “Lebih ke susah buat jalan kaki saja karena enggak punya tempat (trotoar), kita kan jalan se pinternya kita saja,” jelas Gina.
    “Kayaknya macet di sini bukan cuma karena penumpang KRL yang mau ke stasiun, tapi jumlah pengendara ke arah Depok memang banyak,” lanjut dia.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi pada Senin pagi menunjukkan kepadatan kendaraan mulai terlihat sebelum pintu rel kereta menuju Stasiun Citayam arah Depok, dan terus berlangsung hingga sekitar 100–120 meter di ruas jalan yang lebarnya hanya 5–6 meter untuk dua arah.
    Kendaraan yang padat didominasi motor pribadi, ojek
    online
    , dan angkot yang mengetem mencari penumpang. Sempat terlihat angkot berwarna merah berhenti tepat di pintu masuk Stasiun Citayam arah Depok, diikuti oleh pengemudi ojek
    online
     (ojol) yang menurunkan penumpang.
    Titik pengeteman angkot lainnya terlihat sebelum pintu rel arah Bogor. Kedua titik ini menyebabkan arus kendaraan di kedua arah tersendat karena angkot memakan bahu jalan hingga satu meter.
    Sesekali terdengar bunyi klakson dari pemotor kepada beberapa sopir angkot yang menghalangi jalan, tetapi hal itu tak begitu digubris.
    Antar pemotor juga terlihat saling adu klakson dan meluapkan kemarahan setelah berhasil menyalip.
    Kemacetan baru mulai berkurang sekitar pukul 08.00 WIB setelah seorang polisi lalu lintas menepi untuk melakukan pengaturan jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sungai Meluap, Warga 2 Desa di Sidoarjo Berhari-hari Hidup dengan Banjir
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 November 2025

    Sungai Meluap, Warga 2 Desa di Sidoarjo Berhari-hari Hidup dengan Banjir Surabaya 24 November 2025

    Sungai Meluap, Warga 2 Desa di Sidoarjo Berhari-hari Hidup dengan Banjir
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Banjir kembali merendam Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (23/11/2025).
    Bukannya surut, ketinggian
    banjir
    hingga hari ini semakin meninggi antara 10 hingga 40 sentimeter pada Senin (24/11/2025).
    Menurut Suhartoyo, warga Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, banjir sudah mulai menggenangi kawasan permukiman sejak Kamis (20/11/2025).
    Bukannya surut, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (22/11/2025) dan Minggu (23/11/2025) semakin memperparah ketinggian genangan.
    “Kamis kemarin tingginya sekitar 10 sentimeter, nah Sabtu, Minggu itu hujan deras, akhirnya banjir makin tinggi, sekitar 40 sentimeter,” ujar Suhartoyo, Senin (24/11/2025).
    Menurut Toyo, pemukiman mereka sudah menjadi langganan banjir saat hujan tiba. Hal ini disebabkan kondisi kontur wilayah yang lebih rendah dibandingkan dengan desa-desa di sekitarnya. Hal ini menyebabkan genangan air sulit dialirkan ke sungai-sungai yang ada di sekitaran permukiman mereka.
    Selain itu, sungai-sungai itu hingga kini tengah meluap, hingga banjir sulit untuk surut.
    “Desa ini kan kayak mangkok, jadi air dari desa-desa di sebelah itu kumpul semua di sini. Air mau dibuang ke sungai pakai pompa ya tetap airnya balik lagi ke sini, jadi ya muter aja,” ujarnya.
    Sebelumnya, Bupati
    Sidoarjo
    Subandi menyampaikan bahwa Pemkab Sidoarjo tengah berupaya melakukan normalisasi aliran sungai dengan pembersihan sampah serta pengoperasian pompa pada titik-titik genangan.
    “Normalisasi sungai, memaksimalkan pompa, tengah kita upayakan. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan langkah lanjutan berupa perbaikan sistem drainase dan mitigasi banjir jangka panjang,” kata Bupati Sidoarjo.
    Namun, menurut sejumlah warga Desa Kedungbanteng, normalisasi Sungai Kedungbanteng yang melintas di permukiman mereka sudah lama tidak lagi dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo.
    “Dulu itu pernah ada normalisasi di sungai Kedungbanteng, tapi ya sampai sekarang enggak pernah ada perawatan, ya akhirnya dangkal sungainya,” ujar Toyo, warga Kedungbanteng.
    Berdasarkan pantauan di Kelurahan Tanggulangin, terdapat dua desa yang tergenang banjir hingga saat ini, yakni Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wanita di Jambi Ditemukan Tewas di Dalam Tokonya, Polisi Olah TKP
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    Wanita di Jambi Ditemukan Tewas di Dalam Tokonya, Polisi Olah TKP Regional 24 November 2025

    Wanita di Jambi Ditemukan Tewas di Dalam Tokonya, Polisi Olah TKP
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Seorang perempuan di Kota Jambi ditemukan tewas bersimbah darah di dalam tokonya, di Jalan Lingkar Barat II, Kelurahan Simpang Rimbo, Kecamatan Alam Barajo, pada Senin (24/11/2025).
    Dari keterangan salah satu pihak keluarga, di dalam toko ditemukan ceceran darah dan isi toko turut berantakan.
    “Darahnya berceceran dan kondisi darahnya sudah menggumpal,” kata keluarga saat diwawancarai di lokasi, Senin pagi.
    Dia menjelaskan bahwa korban memang tinggal seorang diri.
    “Anaknya kuliah di luar kota,” tambahnya.
    Saat pertama ditemukan, korban tampak mengalami pendarahan di bagian kepala.
    Sementara itu, sejumlah warga menyebut bahwa toko korban biasanya memang buka hingga malam hari.
    “Memang hari Minggu (24/11/2025), tokonya memang tutup. Kami ya cuma tutup begitu saja, ternyata ada pembunuhan,” kata seorang warga yang kerap belanja ke tokonya.
    Saat ini, tim dari Inafis Satreskrim Polresta
    Jambi
    sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
    Pantauan Kompas.com di lokasi, korban tampak tergeletak tepat di depan pintu lantai satu ruko miliknya.
    Hingga saat ini, tubuh korban belum dievakuasi dan polisi terus melakukan
    olah TKP
    .
    Ruko dua lantai milik korban juga telah dipasang garis polisi.
    Ratusan warga memadati lokasi, menyaksikan dari kejauhan saat polisi melakukan olah TKP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara Medan 24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Video ibu-ibu perwiritan membakar gubuk narkoba di perladangan sawit, di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, viral di media sosial.
    Dalam video berdurasi singkat itu, puluhan ibu-ibu berhijab masuk ke perladangan sawit.
    Di sana, mereka membakar gubuk yang diduga menjadi tempat mengonsumsi narkoba.

    Emak-emak perwiritan gerebek dan bakar barak narkoba di Tanjung Pura
    ,” demikian narasi akun yang mengunggah video tersebut.
    Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, peristiwa itu terjadi di Dusun Pematang Langkat, Desa Pematang Cengal, pada Jumat (21/11/2025).
    Ia menuturkan, ibu-ibu tersebut melakukannya secara spontan.
    “Sebenarnya itu bukan gubuk yang didirikan untuk barak. Tapi, itu gubuk yang didirikan untuk menjaga buah sawit,” kata David saat dikonfirmasi melalui saluran telepon pada Senin (24/11/2025).
    Lalu, ibu-ibu tersebut mendapat informasi bahwa saat gubuk itu kosong, tempat tersebut diduga disalahgunakan untuk mengonsumsi narkoba.
    Alhasil, sewaktu pulang dari perwiritan, ibu-ibu itu melakukan pembakaran.
    “Tak lama petugas kami juga ke sana. Nah, di sekitar gubuk itu memang ditemukan bong,” ucap David.
    Setelah dari situ, petugas melakukan penyisiran dan merobohkan
    gubuk narkoba
    lainnya di Desa Pantai Cermin.
    Di situ, petugas menemukan dua alat isap sabu, plastik klip, dan alat-alat lain yang biasa digunakan untuk mengonsumsi sabu-sabu.
    “Seluruh gubuk kemudian dibongkar dan dirubuhkan. Ya, kami berharap ke depan agar warga dapat bekerja sama dengan petugas dengan memberikan informasi untuk mendalami dugaan lokasi-lokasi narkoba tersebut,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara Medan 24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Video ibu-ibu perwiritan membakar gubuk narkoba di perladangan sawit, di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, viral di media sosial.
    Dalam video berdurasi singkat itu, puluhan ibu-ibu berhijab masuk ke perladangan sawit.
    Di sana, mereka membakar gubuk yang diduga menjadi tempat mengonsumsi narkoba.

    Emak-emak perwiritan gerebek dan bakar barak narkoba di Tanjung Pura
    ,” demikian narasi akun yang mengunggah video tersebut.
    Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, peristiwa itu terjadi di Dusun Pematang Langkat, Desa Pematang Cengal, pada Jumat (21/11/2025).
    Ia menuturkan, ibu-ibu tersebut melakukannya secara spontan.
    “Sebenarnya itu bukan gubuk yang didirikan untuk barak. Tapi, itu gubuk yang didirikan untuk menjaga buah sawit,” kata David saat dikonfirmasi melalui saluran telepon pada Senin (24/11/2025).
    Lalu, ibu-ibu tersebut mendapat informasi bahwa saat gubuk itu kosong, tempat tersebut diduga disalahgunakan untuk mengonsumsi narkoba.
    Alhasil, sewaktu pulang dari perwiritan, ibu-ibu itu melakukan pembakaran.
    “Tak lama petugas kami juga ke sana. Nah, di sekitar gubuk itu memang ditemukan bong,” ucap David.
    Setelah dari situ, petugas melakukan penyisiran dan merobohkan
    gubuk narkoba
    lainnya di Desa Pantai Cermin.
    Di situ, petugas menemukan dua alat isap sabu, plastik klip, dan alat-alat lain yang biasa digunakan untuk mengonsumsi sabu-sabu.
    “Seluruh gubuk kemudian dibongkar dan dirubuhkan. Ya, kami berharap ke depan agar warga dapat bekerja sama dengan petugas dengan memberikan informasi untuk mendalami dugaan lokasi-lokasi narkoba tersebut,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.