Beli Sembako Rp 1 tapi Wajib Bayar Pakai QRIS, Mau?
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
-Upaya
Bank Indonesia
untuk memperkenalkan metode pembayaran melalui Quick Response Code Indonesia Standard (
QRIS
) terus digaungkan ke berbagai wilayah di Indonesia.
Di Kota
Malang
misalnya, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia menggelar program ebus murah sembako.
“Masyarakat bisa membeli satu liter minyak goreng dengan harga Rp 1, tetapi pembayarannya harus menggunakan QRIS.”
Demikian penuturan Kepala KPw BI Malang, Febrina, dalam perbincangan di Malang, Selasa (10/12/2024).
Program semacam itu, kata Febrina, tak lain untuk meningkatkan animo masyarakat dalam menggunakan QRIS.
“Kami telah melaksanakan ini beberapa kali pada tahun 2024 dan akan melanjutkannya pada tahun 2025,” ungkap Febrina.
Dia lalu menjelaskan, BI Malang memang terus mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (
UMKM
) untuk menerapkan sistem pembayaran QRIS
Saat ini, kata dia, tercatat ada 534.132
merchant
di Malang Raya yang telah mengadopsi sistem tersebut.
Dia juga menyatakan, jumlah pelaku usaha yang menerapkan QRIS mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan proyeksi kenaikan sekitar 20 persen dari Oktober 2023 ke Oktober 2024.
“Untuk Kota dan Kabupaten Malang, angkanya cukup tinggi dibandingkan daerah lainnya, ada 490.805
merchant
. Angka ini mencakup UMKM dan usaha besar,” kata Febrina.
Febrina menilai, kesadaran pelaku usaha, seperti kafe dan supermarket di Kota Malang, sudah baik dalam memberikan kemudahan layanan transaksi kepada pembeli.
Hal ini penting mengingat Kota Malang dikenal sebagai destinasi wisata, dan juga kota pendidikan.
“Penerapan QRIS di Kota Malang sudah menjangkau pasar rakyat, di antaranya seperti Pasar Klojen dan Pasar Oro-Oro Dowo.”
“Dua pasar ini kini banyak dikunjungi wisatawan untuk mencari jajanan,” tambah dia.
Sementara itu, di Kota Batu, jumlah pelaku usaha yang menerapkan QRIS ada 43.377
merchant
.
KPw BI Malang menargetkan adanya peningkatan jumlah
merchant
di daerah yang dikenal sebagai kota wisata ini.
“Pelaku usaha di Kota Batu, seperti tempat wisata, hotel, dan restoran, sudah menggunakan QRIS.”
“Namun, penggunaan QRIS di sektor kuliner oleh pelaku usaha kecil masih perlu ditingkatkan, mengingat wisatawan tidak selalu membawa uang tunai dalam jumlah banyak,” ungkap dia.
Saat ini, terdapat sekitar 300 binaan dan mitra UMKM dari KPw BI Malang yang telah menerapkan QRIS.
Febrina menyebut, BI Malang berencana menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mengedukasi nasabah yang memiliki usaha UMKM agar menggunakan QRIS.
“Kami harapkan pada tahun 2025 ada peningkatan
merchant
, termasuk UMKM, yang menerapkan QRIS, setidaknya sama atau 20 persen seperti tahun ini,” kata Febrina.
Nominal transaksi QRIS oleh UMKM di wilayah kerja BI Malang untuk periode Oktober 2024 mencapai Rp 568 miliar, dengan volume transaksi mencapai 7,7 juta kali.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2024/04/30/6630ea8e09464.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Beli Sembako Rp 1 tapi Wajib Bayar Pakai QRIS, Mau? Surabaya 10 Desember 2024
-
/data/photo/2024/12/10/6757da4468975.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wamen P2MI Sebut Jumlah Pekerja Migran Ilegal ke Luar Negeri Meningkat Yogyakarta 10 Desember 2024
Wamen P2MI Sebut Jumlah Pekerja Migran Ilegal ke Luar Negeri Meningkat
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com –Pekerja Migran Indonesia
(PMI) yang berangkat ke luar negeri secara ilegal mengalami peningkatan signifikan.
Kebanyakan dari mereka menggunakan
visa wisata
untuk berangkat.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani, usai membuka rapat koordinasi lintas sektoral penanganan dan pencegahan
Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO)
pekerja migran Indonesia
di DIY, di Sheraton Mustika, Yogyakarta, pada Selasa (10/12/2024).
“Memang ada tren jumlahnya meningkat terus dari waktu ke waktu,” ujar Christina Aryani dalam jumpa pers.
Ia menambahkan, peningkatan tersebut disinyalir berkaitan dengan perekrutan yang dilakukan secara masif melalui media sosial.
Christina Aryani menjelaskan bahwa banyak generasi muda yang tergiur dengan iklan di media sosial dan memutuskan untuk berangkat tanpa melakukan pengecekan terhadap perusahaan yang merekrut mereka.
“Kebanyakan anak-anak muda ini melihat ada iklan, langsung tertarik, dan tidak mengecek lagi, berangkat saja. Berangkatnya juga sangat mudah, melalui visa turis, dibikinkan paspor sama yang merekrut, langsung berangkat,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran dari generasi muda untuk melakukan pengecekan informasi sebelum berangkat.
“Sebetulnya informasi ini kan tidak sulit untuk dicek. Kita sekarang semua terhubung dengan gadget, tinggal tanya saja peran-peran dari BP3MI di berbagai daerah. Kita punya 23 kantor yang bisa digunakan untuk verifikasi informasi,” tuturnya.
Terkait dengan angka PMI ilegal saat ini, Christina Aryani mengungkapkan bahwa pihaknya belum mengetahui angka pastinya, karena mereka berangkat secara un-prosedural.
“Perlintasan imigrasi untuk warga negara Indonesia yang berangkat ini kan bisa jadi sebagai turis, jadi tidak ada cara untuk mengelompokkan apakah benar semuanya ini ke sana atau tidak,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa para
pekerja migran ilegal
rata-rata menggunakan visa turis dan cenderung menuju negara tetangga yang dianggap sebagai pintu masuk ke negara tujuan.
“Mereka tidak akan bilang Myanmar di situ (Kamboja), mereka akan bilang Thailand, mereka akan bilang Filipina, pokoknya negara lain yang bisa menjadi pintu masuk kemudian pergi ke daerah-daerah itu. Selalu pakai visa turis,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/02/674d877deb9f0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hari HAM Sedunia, Menko Yusril: Negara Jamin HAM Setiap Warga Negara Tanpa Diskriminasi
Hari HAM Sedunia, Menko Yusril: Negara Jamin HAM Setiap Warga Negara Tanpa Diskriminasi
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Tak hanya berkomitmen meneruskan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia (
HAM
) di Tanah Air, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan
Yusril Ihza Mahendra
menyebut bahwa negara akan terus menjamin HAM semua warganya.
Hal itu disampaikan
Yusril
dalam pidatonya dalam acara peringatan
Hari HAM Sedunia
yang diperingati setiap tanggal 10 Desember di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
“Saya ingin menyatakan bahwa negara menjamin bahwa setiap warga negara memiliki hak asasi manusia yang selaras tanpa diskiriminasi, setara tanpa diskiriminasi apa pun latar belakang yang dimiliki,” kata Yusril dikutip dari YouTube Komnas HAM, Selasa.
Yusril juga menegaskan bahwa negara mengakui setiap hak-hak yang terkandung dalam HAM, termasuk hak dalam melindungi hak asasinya.
“Setiap manusia, setiap warga negara memiliki kesamaan hak di hadapan hukum. memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati hak-hak dasar ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam realisasinya harus terus berprogres untuk memanjukan hal-hal tersebut,” ujarnya.
Namun, menurut Yusril, upaya menjamin hak asasi manusia tersebut adalah komitmen bersama.
Atas dasar itu, dalam acara peringatan
hari HAM Sedunia
, Yusril mengajak semua elemen untuk bersama memastikan bahwa HAM ditegakkan di Tanah Air.“Marilah pada 25 tahun berlakunya Undang-Undang (UU) HAM ini kita memperbaharui komitmen dan tekad kita bersama untuk memajukan dan menegakkan HAM di masa sekarang dan di masa-masa akan datang,” katanya.
Sebelumnya, Yusril menyebut bahwa peringatan hari HAM Sedunia pada 2024 istimewa karena bertepatan dengan 25 tahun UU HAM lahir.
Dia pun mengatakan, sejak Komisi Nasional (Komnas) HAM berdiri pada 1993 hingga saat ini, sudah banyak kontribusi yang diberikan bagi penegakkan HAM di Tanah Air.
“Kita harapkan Komnas HAM betul-betul akan memainkan kiprahnya yang penting untuk kemajuan HAM di masa sekarang dan di masa-masa yang akan datang,” ujar Yusril.
Sebagaimana diketahui, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM lahir pada tahun 1999. Sebelumnya, Komnas HAM berjalan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) yang diterbitkan Presiden Soeharto pada 1993.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/30/674a8510dd5d5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Faktor Kurang Tidur Diduga Jadi Pemicu Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Berhalusinasi Megapolitan 10 Desember 2024
Faktor Kurang Tidur Diduga Jadi Pemicu Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Berhalusinasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– MAS (14), remaja yang membunuh ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mengaku kesulitan tidur saat malam hari.
Faktor kurang tidur itu lah yang diduga jadi pemicu MAS berhalusinasi mendengar bisikan untuk menghabisi nyawa orangtuanya.
“Namanya distorsi persepsi, yang disebut sama sebenarnya tanda-tanda dan gejala pada saat kita mengalami gangguan psikologis. Jadi halusinasi auditori, halusinasi visual itu bisa terjadi pada saat kita kurang tidur,” kata psikolog yang sempat mendampingi MAS, Novita saat dihubungi, Senin (9/12/2024).
MAS sempat pergi ke psikiater bersama sang ibu untuk mengobati masalah gangguan tidur itu.
Akibat hal itu juga membuat MAS sering tertidur saat berada di dalam kelas sekolahnya.
“Dan ditarik lagi, dia di sekolah itu suka ketiduran di dalam kelas. Jadi buat saya, ini semuanya harus dirangkum dulu,” ujar Novita.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2019/03/13/3192829213.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prestasi Pelajar yang Bunuh Ayah dan Neneknya Menurun sejak Tak Bisa Sekolah di Tempat Favorit Megapolitan 10 Desember 2024
Prestasi Pelajar yang Bunuh Ayah dan Neneknya Menurun sejak Tak Bisa Sekolah di Tempat Favorit
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– MAS (14), remaja pembunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, mengalami penurunan nilai akademik setelah dia tidak bisa bersekolah di tempat yang dia inginkan.
Hal itu diungkapkan oleh Novita Tandry, psikolog anak, remaja, dan keluarga yang sempat mendampingi MAS dalam pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.
“Yang selama ini sampai SMP, dia selalu masuk 10 besar dan dia tidak diterima di sekolah yang dia mau. Jadi sebenarnya harusnya mau masuk sekolah favorit, tapi dia enggak diterima,” kata Novita saat dihubungi, Senin (9/12/2024).
Novita menambahkan, MAS tidak merasa adanya tekanan akademik yang dia rasakan dari orangtuanya.
Ia termasuk anak yang cerdas dan unggul di bidang akademik.
Dengan demikian, Novita menduga ada faktor tekanan akademik dari dalam diri MAS, disertai faktor-faktor lainnya yang membuat dia menikam orangtuanya.
“Kalau menurut saya,
pressure
dari akademik, yang saat ini dia sedang turun, gangguan daripada tidur, tidak bergeraknya (fisik). Jadi, balik lagi, kesehatan mental dan kesehatan fisik saling berkolerasi secara erat,” tambah Novita.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
MAS juga berupaya membunuh ibunya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Sementara itu, RM dan APW sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2020/08/01/5f251724365b2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD Megapolitan 10 Desember 2024
Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang pekerja berinisial AD (21)
tewas tersengat listrik
dan tenggelam saat memasang sensor pengendali
banjir
milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
BPBD
) Jakarta, Senin (9/12/2024).
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.25 WIB di Pintu Air Petamburan, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat AD bersama dua rekannya, SY (29) dan DT (24), serta beberapa pekerja tiba untuk melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir. Cuaca saat itu sedang gerimis.
Kapolsek Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara Pratama menjelaskan, pekerjaan awal dilakukan dengan memasang
scaffolding
atau
steger
di sekitar tiang yang akan dipasangkan alat.
Setelah itu, SY memberi peringatan kepada AD dan DT untuk menunggu hingga hujan reda sebelum melanjutkan pemasangan alat.
“Namun, peringatan itu tidak digubris oleh AD dan DT. Mereka tetap melanjutkan pemasangan,” ujar Aditya.
Sementara SY memilih berteduh di sebuah warung kopi yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi pekerjaan. Tidak lama setelah itu, SY mendengar suara ledakan dan melihat percikan api dari arah tiang tempat alat sensor akan dipasang.
SY segera mendatangi lokasi kejadian dan melihat DT sudah terjatuh ke atas scaffolding akibat tersengat listrik.
“Menurut keterangan saksi DT, asal ledakan dan percikan tersebut berasal dari kabel listrik yang menempel di tiang,” jelas Aditya.
SY juga melihat besi yang akan dipasangkan ke tiang jatuh ke pinggir kali, dan menduga DT ikut terjatuh ke dalam kali.
SY bersama pekerja lainnya segera mencari AD dan menghubungi pihak Damkar, Basarnas, dan BPBD.
Sekitar pukul 15.00 WIB, AD ditemukan dalam keadaan meninggal dunia oleh petugas Damkar di Kali
Banjir
Kanal Barat, tidak jauh dari tempat pemasangan alat. DT dilarikan ke Rumah Sakit Pelni.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, membenarkan peristiwa tersebut, namun menjelaskan bahwa korban bukanlah petugas BPBD DKI Jakarta.
“Memang mereka betul sedang memasang alat sensor pengendali banjir, tapi mereka bukan petugas BPBD,” kata Yohan saat dikonfirmasi.
Yohan menambahkan bahwa pekerja yang terlibat berasal dari perusahaan swasta yang ditugaskan untuk memasang alat sensor tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2017/08/12/3549159149.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Anak yang Tewas di Pasar Rebo Dikenal Ceria Ketika Bermain dengan Teman-temanya Megapolitan 10 Desember 2024
Anak yang Tewas di Pasar Rebo Dikenal Ceria Ketika Bermain dengan Teman-temanya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– A (5) yang meninggal dunia karena diduga menjadi korban pemerkosaan, dikenal sebagai anak yang ceria ketika bermain bersama teman sebayanya.
Tetangga korban, Pri (64), mengaku sering melihat A bermain dengan cucunya di halaman rumah mereka, di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur.
“Main lari-lari, bola, ya kayak anak kecil pada umumnya, enggak ada yang aneh,” ucap Pri saat ditemui di rumahnya, Senin (9/12/2024).
Meski begitu, Pri mengungkapkan bahwa A merupakan anak paling kecil ketika bermain sehingga belum bisa berinteraksi penuh dengan teman-teman lainnya.
Pri menerangkan, A kerap bermain bersama teman-temanya dengan didampingi neneknya ketika ayahnya sedang bekerja sebagai sopir travel.
“Dia (ayah A) sering
video call
anaknya kok kalau lagi main,” kata Pri.
“Dia baik kok sama anaknya, kalau pulang kerja selalu bermain bersama anaknya,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Polres Metro Jakarta Timur masih menyelidiki dugaan pemerkosaan terhadap anak berinisial A (5) yang ditemukan tewas di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly meminta publik tidak membuat asumsi terkait penyebab kematian korban.
“Kita belum menerima hasil otopsi lengkap, untuk meyakinkan apakah korban benar-benar meninggal karena rudapaksa atau ada penyebab lain, seperti penyakit,” kata Nicolas di kantornya, Senin (9/12/2024).
Polisi telah memeriksa delapan saksi, termasuk ayah korban, yang juga membuat laporan polisi.
“Yang bersangkutan, dia (ayah korban) melapor kepada kita karena ada dugaan-dugaan seperti yang beredar pada rekan-rekan jurnalis. Saya berharap jangan kita berasumsi,” tegasnya.
Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
“Belum ada yang dicurigai sebagai tersangka. Kita tunggu perkembangan lebih lanjut,” tambah Nicolas.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/12/10/6757dc1cbf7a9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/03/22/65fd4ad4dcc43.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2019/09/16/5d7eeb1575abd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)