Category: Kompas.com

  • Imparsial Anggap Ribuan Pasukan Dikirim ke Papua Selama 2024 Ilegal

    Imparsial Anggap Ribuan Pasukan Dikirim ke Papua Selama 2024 Ilegal

    Imparsial Anggap Ribuan Pasukan Dikirim ke Papua Selama 2024 Ilegal
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com

    Imparsial
    menyebut bahwa pemerintah mengirim ribuan pasukan ilegal ke Tanah
    Papua
    sepanjang 2024.
    Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, menegaskan bahwa status Daerah Operasi Militer (DOM) Papua resmi dicabut setelah Reformasi.
    “Kami mencatat sepanjang tahun 2024 ini Pemerintah setidaknya telah mengirimkan 3.187 pasukan non-organik ke tanah Papua. Hal ini belum ditambah dengan jumlah pasukan yang tidak diketahui jumlah pastinya,” ujar Ardi pada Selasa (10/12/2024).
    “Penting diingat, pengiriman pasukan ini merupakan tindakan ilegal yang bertentangan dengan Pasal 7 ayat (3) UU
    TNI
    ,” lanjut dia.
    Dalam beleid itu, ditegaskan bahwa operasi militer selain perang hanya dapat dilakukan setelah adanya kebijakan dan keputusan politik negara, yaitu kebijakan politik pemerintah bersama dengan DPR yang dirumuskan melalui mekanisme hubungan kerja antara pemerintah dan DPR.
    Sementara ini, selama ini tidak ada satu pun kebijakan atau keputusan politik untuk mengirimkan pasukan TNI ke Tanah Papua.
    Imparsial menilai, pengiriman pasukan secara ilegal dan penebalan personel merupakan bukti nyata ketidakseriusan pemerintah dalam menyelesaikan konflik di Papua.
    Memperkuat pengaruh militer di wilayah yang rentan konflik dianggap tak selaras dengan janji mengutamakan dialog dan pendekatan damai.
    “Akibatnya korban terus berjatuhan karena kontak senjata selalu terjadi di pemukiman warga,” ujar Ardi.
    “Berdasarkan hasil pemantauan Imparsial sepanjang tahun 2024 setidaknya telah terjadi 18 peristiwa kekerasan konflik bersenjata di Papua,” imbuhnya.
    Kontak senjata ini sedikitnya telah menewaskan 9 orang anggota TNI dan Polri serta 4 masyarakat sipil.
    Sejumlah anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat/Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dan warga setempat juga luka-luka.
    Imparsial juga menyoroti potensi konflik di Papua yang semakin mengkhawatirkan akibat pemekaran wilayah dan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti program Food Estate di Merauke.
    “Imparsial memandang program Food Estate yang diikuti dengan penambahan dan pembentukan lima batalyon Infanteri Penyangga Daerah Rawan (Yonif PDR) di tanah Papua tidak hanya penyimpangan peran TNI tetapi juga berpotensi memperparah spiral kekerasan,” jelas Ardi.
    “Konflik antara TNI dengan masyarakat yang menimbulkan pelanggaran HAM sangat mungkin terjadi, apalagi berdasarkan keterangan Menteri Pertanian yang menyatakan bahwa pembukaan lahan sejuta hektar dikendalikan langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih,” lanjutnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Melulu soal Hak, Tengok Kehidupan Disabilitas Netra di Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 Desember 2024

    Tak Melulu soal Hak, Tengok Kehidupan Disabilitas Netra di Surabaya Surabaya 10 Desember 2024

    Tak Melulu soal Hak, Tengok Kehidupan Disabilitas Netra di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Banyak orang menduga, kaum
    disabilitas
    sulit untuk hidup mandiri. Namun sesungguhnya tidak demikian. Setidaknya, itulah yang terasa di tengah kumpulan disabilitas
    netra
    di Surabaya.
    Anggota komunitas ini lebih memilih memberdayakan diri secara mandiri untuk memenuhi hak hidup.
    Disabilitas netra
    di Surabaya yang tergabung dalam Komunitas Mata Hati mampu hidup setara dengan masyarakat pada umumnya tanpa embel-embel belas kasih.
    “Hak hidup kami sudah hidup, hak memeroleh pekerjaan
    ya
    tergantung kita. Kami di sini main musik, pijat, nulis, dan ada yang kuliah,” kata Dani Heru, Ketua Komunitas Mata Hati, di Surabaya, Selasa (11/12/2024).
    Bagaikan dua sisi mata uang, sebagian penyandang disabilitas merasa kesulitan mendapat pekerjaan karena dianggap merepotkan.
    Namun, menurut Dani, tak sedikit perusahaan yang menawarkan lapangan pekerjaan kepada mereka.
    “Beberapa di antara kami memang ada yang merepotkan. Belum-belum sudah tanya aksesibel ke perusahaan. Perusahaan
    kan profit oriented
    , kalau kamu begitu malah nambah masalah ke perusahaan,” sebut dia.
    Sehingga, Dani berharap penyandang disabilitas mampu bertanggung jawab melakukan pekerjaan sesuai kapasitas terlebih dahulu sebelum menuntut hak.
    “Buktikan dulu kemampuanmu. Di Indonesia ini seringkali orang banyak menuntut tapi kerjanya tidak maksimal. Terus cari alasan dan sebagainya,” ujar Dani.
    Banyak ruang diskusi terbuka bagi disabilitas, termasuk netra untuk menyuarakan hak-haknya. Forum ini tentu saja membuka kesempatan bagi mereka untuk lebih berdaya.
    “Terkadang memang ada kesan kalau kami tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Tapi teman-teman malah diam. Minimal untuk menambah jaringan dan kenal dengan orang baru, itu yang kami lakukan,” sambung dia.
    Jangan hanya bertindak menjadi korban. Dani mengatakan, disabilitas juga bisa berpotensi menjadi pelaku dalam kejahatan kriminal.
    “Itu wujud kesetaraan dalam dunia kriminal.
    Disabilitas
    itu yang catat itu fisik dan sensoriknya. Tapi pikirannya bisa kotor dan kelakuannya bisa bejat,
    kan
    sama-sama manusia,” tutur Dani.
    Namun, yang dia sayangkan adalah masih banyak pihak yang menjual belas kasih atas nama penyandang disabilitas dalam berbagai kegiatan sosial untuk mengundang banyak simpatik.
    “Banyak sekali yang memafaatkan ruang-ruang seperti itu. Untungnya sekarang ada media sosial jadi bisa ditelusuri kalau ada EO (
    event organizer
    ) yang menjual disabilitas,” jelasnya
    Dani tak menampik,
    disabilitas netra
    terkadang mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan sehari-hari. Namun, bukan berarti mereka hanya berhenti dan menatap keterbatasan.
    “Sekarang teknologi sudah cepat. Ini juga membawa kemudahan bagi kami, jadi tidak hanya bergantung pada referensi braille,” ucap dia.
    Tetapi, menurut Dani, fasilitas umum di Surabaya terutama segi transportasi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Pemerintah karena belum tergolong ramah difabel.
    “Di Surabaya itu sebenarnya sudah bagus. Orang menggunakan kursi roda bisa masuk bus.”
    “Tetapi, di haltenya itu
    nggak
    aksesibel karena banyak yang lubang. Belum lagi dibuat jualan atau parkir. Jangankan difabel, orang normal juga pasti terganggu,” kata dia.
    Untuk itu, Dani dan kawan-kawannya juga berharap adanya dukungan Pemerintah Kota Surabaya terkait pemenuhan aksesibilitas yang membantu mobilisasi disabilitas.
    “Kami berharap jangkauan transportasi publik lebih luas karena mobilitas itu sangat penting. Karena kami sering naik transportasi umum,” cetus dia.
    Komunitas Mata Hati di Surabaya telah berdiri sejak tahun 2000 dengan berfokus untuk pemberdayaan penyandang disabilitas melalui berbagai kegiatan dan pelatihan.
    Salah satunya terlibat sebagai
    tour guide
    memperkenalkan bangunan bersejarah di Surabaya. Anggotanya juga aktif bermain dalam beberapa pentas teater.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terendam Banjir 2 Pekan, Sekolah MI di Cilacap Diliburkan karena Banyak Siswa Sakit
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Desember 2024

    Terendam Banjir 2 Pekan, Sekolah MI di Cilacap Diliburkan karena Banyak Siswa Sakit Regional 10 Desember 2024

    Terendam Banjir 2 Pekan, Sekolah MI di Cilacap Diliburkan karena Banyak Siswa Sakit
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com –
    Sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif 2 Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten
    Cilacap
    , Jawa Tengah, mengalami sakit setelah gedung sekolah mereka terendam
    banjir
    selama dua pekan.
    Kepala
    MI Maarif 2
    , Agus Eko Setiawan mengungkapkan bahwa banyak anak-anak yang mengalami demam.
    “Sampai hari ini banyak anak-anak yang demam, mungkin karena basah-basahan jadi sakit,” katanya saat dihubungi pada Selasa (10/12/2024).
    Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan siswa lebih awal, mulai Rabu (11/12/2024).
    Agus menambahkan bahwa hari ini merupakan hari terakhir ujian akhir semester.
    Setelah ujian, para siswa hanya tinggal menunggu pembagian rapor.
    “Sementara karena air masih tinggi, kebijakan dari sekolah adalah anak-anak diliburkan, biar Pak Guru dan Bu Guru fokus mengerjakan rapor. Anak-anak mulai ujian tanggal 2 Desember, selesai hari ini,” ujarnya.
    Sebelumnya, MI Maarif 2 Desa Bojong terendam banjir sejak 27 November setelah diguyur hujan lebat.
    Ketinggian air di ruang kelas mencapai 40 centimeter, yang memaksa puluhan siswa yang sedang menjalani ujian akhir semester untuk mengerjakan soal di masjid.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi 2 Bocah di Deli Serdang Dibunuh Tetangga, Berawal dari Ejekan Gila
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        10 Desember 2024

    Kronologi 2 Bocah di Deli Serdang Dibunuh Tetangga, Berawal dari Ejekan Gila Medan 10 Desember 2024

    Kronologi 2 Bocah di Deli Serdang Dibunuh Tetangga, Berawal dari Ejekan Gila
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com –
     
    Rudi Sihaloho
    (41) memberikan keterangan di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/12/2024) siang.
    Dia dihadirkan dalam konferensi pers sebagai tersangka kasus penikaman tiga bocah tetangganya di Gang Dahlia VII, Kabupaten
    Deli Serdang
    .
    Rudi pun menceritakan apa yang terjadi.
    Pada Senin (9/12/2024) sekitar pukul 11.00 WIB, dia sedang berada di depan rumahnya yang posisinya berhadap-hadapan dengan rumah para korban.
    Dilihatnya, ketiga korban berinisial N (7), O (4), dan D (1,5 tahun), sedang bermain di balik jemuran di teras rumah.
    Rudi tiba-tiba teringat ketiga bocah itu kerap mengejeknya gila.
    Ibu korban yang bekerja sebagai perawat di RS Murni Teguh dan ayah ketiga bocah berprofesi sebagai driver taksi online, yang mengetahui hal itu juga tak mau menegur anak mereka.
    Amarah Rudi memuncak. Melihat lingkungan sedang sepi dan orangtua ketiga bocah sedang tak berada di rumah, Rudi mengambil pisau di rumahnya dan menikam satu persatu bocah tersebut.
    “Entah kenapa, saya tak bisa kendalikan emosi, Pak,” kata Rudi yang mengenakan baju oranye dengan celana panjang.
    “Selama ini, Pak, sering lah anaknya manggil-manggil aku. Kadang dibilang ‘orang gila, orang gila…’,” ujar Rudi.
    Meski telah ditangkap, Rudi tak menyesali perbuatannya.
    “Menyesal pun saya tidak ada gunanya. Udah telanjur,” ungkap Rudi.
    Setelah menikam ketiga korban, Rudi mengayuh sepedanya dan meninggalkan lokasi kejadian.
    Sementara, warga sekitar membawa ketiga korban ke Rumah Sakit Murni Teguh.
    Kejadian itu mengakibatkan bocah berinisial O dan D tewas. Sedangkan, N masih terbaring di ruang ICU RS Murni Teguh dengan kondisi kritis.
    Kini, Rudi telah ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di Unit PPA Polrestabes Medan.
    Dia disangkakan Pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada 77 Pelanggaran Pilkada Jateng, Kasus Netralitas ASN dan Kades Mendominasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Desember 2024

    Ada 77 Pelanggaran Pilkada Jateng, Kasus Netralitas ASN dan Kades Mendominasi Regional 10 Desember 2024

    Ada 77 Pelanggaran Pilkada Jateng, Kasus Netralitas ASN dan Kades Mendominasi
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Bawaslu Jawa Tengah mencatat sebanyak 131 pelanggaran yang ditangani selama Pilkada Serentak 2024.
    Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kepala desa (kades) paling mendominasi catatan pelanggaran.
    Kordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Jateng Achmad Husain mengatakan total kasus pelanggaran tersebut merupakan laporan dari pihak lain dan temuan Bawaslu Jateng beserta jajarannya.
    “Sampai dengan saat ini ada 131 kasus dari laporan dan temuan yang sudah diregistrasi dan sudah dilakukan penanganan pelanggarannya,” kata Husain saat dikonfirmasi, Selasa (10/12/2024).
    Sampai saat ini sejumlah 77 kasus terbukti dinyatakan pelanggaran.
    Sementara pelanggaran
    netralitas ASN
    dan kades menjadi kasus pelanggaran paling banyak yang termasuk dalam pelanggaran hukum lainnya.

    “Dari 131 kasus, terbukti sebagai pelanggaran ada 77 kasus, terdiri dari 10 pelanggaran administrasi, 13 pelanggaran kode etik, 3 pelanggaran pidana dan 46 pelanggaran hukum lainnya. 46 pelanggaran hukum lainnya itu terkait netralitas ASN dan kepala desa,” lanjut dia.
    Dia menyampaikan Bawaslu telah melakukan tindak lanjut terhadap 77 kasus yang terbukti pelanggaran. Mulai dari memberi rekomendasi, peringatan, denda, hingga pidana penjara.
    “Di Purbalingga, putusannya menjatuhi pidana penjara 1 bulan dan denda sejumlah Rp 1 juta dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 bulan. Kemudian yang di Karanganyar, putusannya menjatuhi pidana 1 bulan kurungan dan denda sebesar Rp 500.000,” ungkap Husain.
    Lebih lanjut, masih ada beberapa kasus di kabupaten/kota di Jateng yang belum selesai ditangani sampai sekarang. Angka kasus pelanggaran juga masih dapat bertambah.
    “Saat ini masih ada beberapa kab/kota yang belum selesai penangananya, sehingga dimungkinkan jumlah tersebut bisa bertambah,” ujar dia.
    Untuk diketahui, terjadi pelanggaran netralitas berupa Kades, Perangkat Desa, hingga ASN yang memberikan dukungan di ruang publik, tak terkecuali menggelar kondolidasi kades selama tahapan
    Pilkada Jateng
    2024.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bentrok 2 Ormas di Sergai: Kantor Grib Dibakar, Polisi Turun Tangan 
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        10 Desember 2024

    Bentrok 2 Ormas di Sergai: Kantor Grib Dibakar, Polisi Turun Tangan Medan 10 Desember 2024

    Bentrok 2 Ormas di Sergai: Kantor Grib Dibakar, Polisi Turun Tangan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Bentrokan antara dua organisasi masyarakat (Ormas) Grib dan Pemuda Pancasila (PP) terjadi di Kecamatan
    Perbaungan
    , Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin (9/12/2024).
    Video aksi kekerasan ini sempat viral di media sosial. Video inni memperlihatkan kedua kubu saling serang di jalan raya menggunakan batu, senjata tajam, dan tangan kosong.
    Akibat bentrokan tersebut, kantor Pimpinan Anak Cabang Grib di Kecamatan Perbaungan juga dibakar.
    Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Jhon Sitepu, membenarkan terjadinya bentrokan tersebut. Pihak kepolisian segera turun tangan untuk mendamaikan kedua ormas.
    Jhon menjelaskan, bentrokan awalnya terjadi sekitar pukul 13.00, tetapi belum merinci penyebabnya.
    “Penyebab
    bentrokan Ormas
    PP dan Ormas Grib dikarenakan selisih paham antara kedua belah pihak. Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena pihak kepolisian mendatangi dan melerai aksi tersebut,” kata Jhon dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (10/12/2024).
    Jhon menambahkan, mediasi berlangsung sekitar pukul 15.00. Namun bentrokan kembali terjadi tidak lama setelahnya, dengan kedua ormas saling menyerang menggunakan senjata tajam.
    “Aksi bentrok ini mengakibatkan salah satu korban mengalami luka gores di bagian leher, yang saat ini sudah membuat laporan dan tengah dalam perawatan,” ujar Jhon.
    Setelah bentrokan kedua, pada Selasa (10/12/2024) dinihari, polisi kembali memediasi kedua pihak. Kedua ormas sepakat untuk berdamai.
    “Kedua ormas sepakat untuk saling menjaga anggota masing-masing dan berkomitmen untuk tidak menyebarkan berita hoaks yang dapat merugikan satu sama lain. Kesepakatan ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis di masyarakat,” ungkap Jhon.
    Dari kesepakatan
    perdamaian
    tersebut, terdapat sembilan pernyataan yang ditandatangani pimpinan cabang PP dan Grib Perbaungan. Termasuk pernyataan bahwa kedua belah pihak tidak akan saling menuntut terkait bentrokan yang terjadi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sopir Ditemukan Gantung Diri di Truk yang Parkir di Tol Solo-Semarang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Desember 2024

    Sopir Ditemukan Gantung Diri di Truk yang Parkir di Tol Solo-Semarang Regional 10 Desember 2024

    Sopir Ditemukan Gantung Diri di Truk yang Parkir di Tol Solo-Semarang
    Tim Redaksi
    UNGARAN, KOMPAS.com –
    Seorang sopir ditemukan gantung diri di truk yang terparkir di jalur
    Tol Semarang-Solo
    KM 428.600 Jalur B (arah Solo ke Semarang) pada Selasa (10/12/2024) pagi.
    Korban pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan jalan tol, Nurokhim (31), yang sedang menjalankan tugasnya.
    Kapolsek Ungaran Barat Polres Semarang, Kompol Giri Narwanto, menjelaskan bahwa saat bekerja, Nurokhim menerima informasi dari pengguna jalan tol mengenai keberadaan truk yang berhenti di bahu jalan.
    “Truk tersebut kondisinya pintu kiri terbuka, dan pengemudi menggantung pada gagang spion sebelah kiri dengan menggunakan tali tambang plastik. Lokasi di KM 428.600 jalur B, tepatnya di seberang pos pantau atau Pos Kontainer gabungan Sat Lantas dan PJR Tol,” ungkap Giri.
    Giri menyebutkan bahwa truk tersebut diperkirakan akan menuju ke Kota Semarang, dan identitas pengemudi yang ditemukan di dalam truk adalah SA (43), warga Kabupaten Boyolali.
    “Saat ini jenazah sudah kami bawa ke RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran untuk dilakukan visum luar,” tambahnya.
    Dari hasil pengecekan unit Inafis Polres Semarang, diketahui bahwa truk Hino bernopol B 9182 YN diperkirakan merupakan
    truk ekspedisi
    milik salah satu perusahaan di Kota Semarang.
    “Kondisi boks truk dalam keadaan tersegel. Saat ini truk beserta barang yang diduga milik korban, di antaranya ponsel, dompet berisi sejumlah uang, identitas korban, serta dokumentasi pengiriman barang, juga sudah kami amankan,” jelas Giri.
    Giri juga menyampaikan bahwa perusahaan ekspedisi tempat korban bekerja telah dihubungi.
    “Diperkirakan korban meninggal sudah lebih dari lima jam. Kami memastikan bahwa korban murni bunuh diri dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan,” tutupnya.
    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
    https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Ujang Nuryadien, Tukang Servis Panci di Palangka Raya yang Sukses Sekolahkan Anak hingga S2
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Desember 2024

    Kisah Ujang Nuryadien, Tukang Servis Panci di Palangka Raya yang Sukses Sekolahkan Anak hingga S2 Regional 10 Desember 2024

    Kisah Ujang Nuryadien, Tukang Servis Panci di Palangka Raya yang Sukses Sekolahkan Anak hingga S2
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
    – Suara palu yang bertalu-talu memukul logam aluminium terdengar lantang di telinga, memecah kesunyian deretan toko kelontong di Kawasan Pasar Kahayan, Kota
    Palangka Raya
    , Provinsi
    Kalimantan Tengah
    , Selasa (10/12/2024) pagi.
    Suara nyaring bersumber dari toko
    servis panci
    di deretan toko kelontong itu.
    Mesin penyaring minyak berbahan aluminium teronggok di antara bisingnya ketukan palu.
    Tangan tua
    Ujang Nuryadien
    bergerak lincah mengukur, menggunting, sampai memukul-mukul aluminium membentuk tutup mesin peniris minyak.
    Ujang tampak sangat sibuk menggarap pekerjaannya.
    “Ini lagi bikin tutupnya, kemarin yang mengantar barang ini minta dibuatkan tutup yang baru, yang lama longgar. Saat ini lumayan banyak pesanan,” ungkap pria berusia 60 tahun itu, saat berbincang-bincang dengan Kompas.com.
    Pria kelahiran Tasikmalaya tahun 1964 ini mengatakan, usaha servis panci dan peralatan rumah tangga itu sudah dia tekuni sejak zaman krisis moneter tahun 1997 lalu.
    Sulitnya memenuhi kebutuhan hidup di zaman itu, ditambah lagi bekal pendidikannya yang hanya sampai sekolah dasar (SD), memaksanya untuk mencari penghasilan yang cukup.
    “Saya ke Kalimantan sejak 1994 ikut orang merantau, pertama di Kalsel, kemudian Kaltim, bekerja serabutan, sempat jadi kuli bangunan juga,” ujar dia.
    Dia kemudian menetap di Kalteng pada tahun 1997.
    Memikirkan stabilitas penghasilan di tengah pekerjaan yang tidak menentu dan krisis moneter, Ujang lantas berpikir mencari penghasilan yang lebih stabil.
    “Saya kemudian belajar menambal panci dari teman. Selain menambal, saya juga menerima pembuatan alat rumah tangga, dandang bakso, loyang roti, dan alat lain yang bahannya dari aluminium,” ucap Ujang, dengan bahasa Banjar beraksen Sunda.
     
    Ujang kemudian menyewa salah satu bangunan toko kayu yang kini menjadi tempat usahanya itu.
    Jaraknya tak berapa jauh dari tempat tinggalnya.
    Toko servis berbahan bangunan kayu itu yang kemudian menjadi saksi bisu perjuangan Ujang puluhan tahun mencari nafkah untuk istri dan keempat anaknya.
    Penghasilan dari pekerjaan itu yang membuat anak-anaknya bisa sekolah.
    “Lumayan lah, sebulan paling sedikit bisa dapat Rp 3 juta, tapi itu naik turun, tergantung banyak sedikitnya orang yang mau servis,” ujar dia.
    Dari penghasilan yang naik turun itu, Ujang mengaku harus pintar-pintar membagi prioritas.
    Menurut Ujang, selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, dia juga harus menyisihkan uang demi pendidikan anaknya.
    “Saya cuman lulusan SD, ibunya juga sama, tapi saya ingin anak-anak kami punya masa depan yang lebih baik. Jalurnya ya melalui pendidikan,” ungkap Ujang.
    Berkat penghasilan dari servis panci dan alat rumah tangga itu, dia bisa membuat anak-anaknya menempuh pendidikan dengan baik.
    Anak keduanya, Bela Novita, yang menjadi sumber kebanggaannya, berhasil menamatkan S1 di IAIN Palangka Raya.
    “Saat ini dia lanjut S2 di universitas yang sama. Alhamdulillah sekarang bisa bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan ritel di Palangka Raya,” tutur dia.
    Bagi Ujang, pendidikan adalah kunci mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik.
    Melalui kios kecil dan usaha yang digelutinya, kisah Ujang memberikan pesan bahwa kerja keras mampu memperbaiki nasib seseorang, betapapun terbatasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu dan Anak yang Disekap di Pabrik Sawit Bangka Dipulangkan ke Palembang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Desember 2024

    Ibu dan Anak yang Disekap di Pabrik Sawit Bangka Dipulangkan ke Palembang Regional 10 Desember 2024

    Ibu dan Anak yang Disekap di Pabrik Sawit Bangka Dipulangkan ke Palembang
    Tim Redaksi
    BANGKA, KOMPAS.com
    – Ibu dan anak yang sempat viral karena disekap di pabrik sawit di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, akhirnya dipulangkan ke
    Palembang
    , Sumatera Selatan.
    Wanita bernama Nadya (22) itu telah berkomunikasi dengan suaminya, F, yang telah menunggu di sana.
    Sebelumnya, F melarikan diri ke Palembang setelah dituduh mencuri solar perusahaan.
    Akibatnya, pihak perusahaan menyekap istri dan anaknya agar F kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
    Pendamping Hukum Nadya, Andi Kusuma, mengungkapkan bahwa Nadya sempat mengalami trauma akibat peristiwa tersebut. Namun kini kondisinya sudah normal dan berbagai pihak telah memberikan bantuan.
    “Hari ini ibu dan anaknya pulang ke Palembang, suaminya ada di Palembang,” kata Andi saat dihubungi, Selasa (10/12/2024).
    Meskipun Nadya dan anaknya telah dipulangkan, kasus dugaan penyekapan masih berlanjut.
    Saat ini, kasus tersebut sedang diproses di kepolisian hingga berkas acara dinyatakan lengkap atau P21, sebelum dilimpahkan ke Kejaksaan untuk selanjutnya masuk dalam agenda sidang pengadilan.
    “Kita mengawal kasus ini, sekarang masih menunggu P21,” ujar Andi.
    Dalam perkara ini, manajer pabrik yang berinisial GM dan seorang staf telah ditahan polisi terkait Pasal 333 tentang perampasan hak kemerdekaan seseorang.
    Sementara itu, dugaan pencurian solar yang ditujukan kepada F hingga kini belum ada proses hukumnya, karena pihak perusahaan sawit, PT Payung Mitra Jaya Mandiri (PMM), belum membuat laporan polisi secara resmi.
    “Memang ada tuduhan mencuri solar 20 liter, tapi tak ada laporan ke polisi. Sekarang minyak solar yang digunakan itu dari mana?” tanya Andi.
    Andi menambahkan, F merasa ketakutan karena sebelumnya diminta perusahaan untuk membayar cicilan atas tabrakan kendaraan yang disopirinya.
    Tidak lama kemudian, kasus pencurian solar muncul. Saat itu F diminta mempertanggungjawabkan hingga ia melarikan diri.
    “Untuk kasus F ini memang terpisah, tidak ada laporan dari perusahaan, sedangkan kita fokus pada ibu dan anak yang disekap ini,” jelas Andi.
    Sebelumnya, Kuasa Hukum PT PMM, Tian Handoko menyatakan, pihaknya akan mengajukan permohonan penangguhan penahanan terhadap manajer dan staf perusahaan yang ditahan polisi.
    Tian menegaskan, tuduhan penyekapan tidak benar, karena ibu dan anak tersebut berada di ruangan yang dilengkapi kasur, bantal, selimut, dan makanan.
    Mereka juga bebas keluar masuk ruangan dan menggunakan ponselnya.
    “Hanya sekitar 19 jam saja dan itu menunggu suaminya yang tiba-tiba kabur. Sebelumnya mereka tinggal di mes perusahaan, F ini sopir,” ujar Tian.
    Tian menambahkan, laporan polisi terkait dugaan pencurian yang dilakukan F belum dibuat oleh pihak perusahaan karena lebih mengedepankan mediasi.
    “Karena mencuri, ya buat surat mundur dari perusahaan, kemudian F ini malah kabur,” jelasnya.
    Menurut Tian, kehadiran ibu dan anak di perusahaan justru dalam rangka mediasi agar kasus F tidak dibawa ke ranah hukum.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tahun 2024, Ada 85 Kasus Kekerasan di Papua, 71 Korban Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Desember 2024

    Tahun 2024, Ada 85 Kasus Kekerasan di Papua, 71 Korban Tewas Regional 10 Desember 2024

    Tahun 2024, Ada 85 Kasus Kekerasan di Papua, 71 Korban Tewas
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (
    Komnas HAM
    ) Perwakilan Papua mencatat 85 kasus kekerasan yang terjadi di Papua dari 1 Januari-9 Desember 2024.
    Hal ini diungkapkan Ketua Komnas HAM Papua,
    Frits B. Ramandey
    , dalam keterangan pers yang disampaikan kepada wartawan di Kantor Komnas HAM Papua, Kota Jayapura, Selasa (10/12/2024).
    “85 kasus ini didominasi oleh peristiwa kontak senjata dan penembakan (kontak tunggal),” kata Frits.
    Ia merinci, dari total kasus tersebut, terdapat 55 kasus penembakan, 14 kasus penganiayaan, 10 kasus perusakan, dan enam kasus kerusuhan.
    Frits menjelaskan, peristiwa kekerasan ini menyebabkan lebih dari satu tindakan
    kekerasan di Papua
    .
    Kabupaten Puncak tercatat sebagai daerah dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu 13 kasus, diikuti oleh Kabupaten Intan Jaya dengan 11 kasus, serta Yahukimo dan Paniai masing-masing 10 kasus.
    Kabupaten Puncak Jaya mencatat sembilan kasus, Pegunungan Bintang tujuh kasus, dan Nabire lima kasus.
    Sementara itu, Jayawijaya, Dogiyai, Mimika, dan Keerom masing-masing mencatat tiga kasus, Nduga dan Maybrat dua kasus, serta Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Manokwari, dan Kota Jayapura masing-masing satu kasus.
    Akibat dari berbagai kasus kekerasan tersebut, Frits menyebutkan, ada 114 orang menjadi korban, terdiri dari 71 orang meninggal dan 43 orang luka-luka.
    Dari jumlah tersebut, 68 orang merupakan warga sipil, dengan 40 orang meninggal dan 28 orang luka-luka.
    Selain itu, 26 aparat keamanan juga menjadi korban, di mana 15 orang meninggal dan 11 orang luka-luka.
    Terdapat pula 19 anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menjadi korban, dengan 15 orang meninggal dan empat orang luka-luka, serta satu warga negara asing yang meninggal dunia.
    Menyikapi situasi ini, Frits mewakili Komnas HAM Perwakilan Papua menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga korban yang meninggal, dan luka-luka akibat rentetan kekerasan yang terus terjadi.
    Ia menekankan pentingnya perhatian dari semua pihak, terutama Pemerintah, untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengakhiri atau meminimalisasi konflik kekerasan di Papua.

    Meminimalisir
    konflik kekerasan dengan pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip HAM. Inilah yang harus dilakukan ke depan,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.