Ada Demo di Jakarta Pagi Ini, Warga Diminta Hindari Wilayah Gambir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Demonstrasi dijadwalkan berlangsung di wilayah
Jakarta Pusat
pada Selasa (25/11/2025) pagi.
Polisi menyiapkan ratusan personel untuk memastikan situasi tetap aman dan arus lalu lintas terkendali selama aksi berlangsung.
Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Ruslan Basuki, mengatakan aksi tersebut akan dipusatkan di wilayah Gambir dan melibatkan kelompok perempuan.
“Ada aksi unjuk uasa dari
Komite Nasional Perempuan Mahardika
dan beberapa element massa di Gambir,” ujar Ruslan dalam keterangan resmi, Selasa.
Untuk pengamanan, sebanyak 712 personel kepolisian dikerahkan di sejumlah titik.
Ruslan mengimbau masyarakat untuk menghindari kawasan sekitar lokasi demonstrasi demi mengurangi potensi kemacetan.
“Warga bisa cari jalan alternatif lainnya selama
unjuk rasa
berjalan,” tuturnya.
Rekayasa lalu lintas akan diterapkan secara situasional, bergantung pada eskalasi massa di lapangan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/10/21/68f7450756f63.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada Demo di Jakarta Pagi Ini, Warga Diminta Hindari Wilayah Gambir Megapolitan 25 November 2025
-
/data/photo/2025/11/23/6922ca413a701.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tiga Hari Mengikuti Langkah Kaki Gibran di Afrika Selatan Nasional 25 November 2025
Tiga Hari Mengikuti Langkah Kaki Gibran di Afrika Selatan
Tim Redaksi
JOHANNESBURG, KOMPAS.com
– Minggu (23/11/2025) pagi di Johannesburg terasa cukup sejuk, meski matahari Afrika Selatan sudah memantul terang dari balik jendela restoran hotel.
Dari salah satu sudut restoran, rombongan wartawan Wakil Presiden (Wapres)
Gibran Rakabuming
memulai hari dengan sarapan sebelum mengantar orang nomor dua di Indonesia menuju hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
G20
.
Ketika jarum jam tangan menunjuk ke angka 08.15 WIB, seorang staf Sekretariat Wakil Presiden mengarahkan kami untuk sarapan bersama Gibran di ruangannya.
Rasa senang dan kaget bercampur aduk karena kami mendapat bisa makan satu meja dengan Wakil Presiden RI di tengah kesibukannya menghadiri sesi ketiga
KTT G20
, yang akan berlangsung dalam beberapa jam.
Suasana di ruang sarapan berlangsung akrab dan cair karena memang ini bukan pertama kalinya Gibran makan bersama para awak media.
Di ujung meja makan, Gibran menyantap sepiring menu sarapan sederhana tapi mengenyangkan yang tersaji di depannya. Ada telur, kentang, hingga buah-buahan.
Kami para wartawan disuguhi roti hingga brownies dan segelas air putih. Bukan karena dibedakan, tetapi karena kami memang sudah sarapan sebelum dipanggil ke ruangannya.
Suara gesekan piring dan alat makan ikut meramaikan perbincangan ringan antara rombongan wartawan dan Wakil Presiden. Percakapan berlangsung hangat dengan ekspresi santai.
Satu jam berlalu tanpa terasa di ruang makan Wakil Presiden RI. Mengkhiri percakapan di pagi itu, kami pun berfoto bersama sebagai kenang-kenagan dari momen penting ini.
Begitu tiba di lobi hotel tempat Gibran dan rombongan bermalam, para staf hotel sudah berbaris untuk memberi semangat sekaligus melepas keberangkatan Gibran menuju venue KTT G20.
Lantunan “Shosholoza”, lagu khas Afrika Selatan bergema memenuhi ruangan lobi hotel saat Gibran lewat untuk berangkat ke forum KTT G20.
Gibran ikut tepuk tangan bersama para staf hotel yang melantuntan lagu “Shosholoza”. Perpaduan suara indah mereka berpadu tepuk tangan dan iringan alat musik pukul memberikan semangat di Minggu pagi yang dingin.
Ada sorotan mata antusias yang terpancar dari mata para staf hotel ketika melihat Gibran ikut menikmati lagi yang dinyanyikannya.
Baru setelah itu Gibran berjalan menuju mobil dinas yang telah menunggu.
Pukul 09.40 waktu setempat, eks Wali Kota Solo itu pun bertolak ke Johannesburg Expo Centre, yang merupakan lokasi KTT G20.
Suasana KTT G20 hari ketiga tidak jauh berbeda dari sebelumnya di mana awak media dari berbagai penjuru dunia hanya bisa meliput dari Media Center yang disediakan.
Dari layar televisi besar, kami menyaksikan Gibran menyampaikan pidato ketiganya di KTT G20 2025.
Pidato ketiga Gibran menyampaikan pandangannya soal perkembangan
artificial intelligence
(AI) serta mineral kritis. Ia juga menyoroti kesenjangan digital yang masih hanya dkuasai segelntir pihak.
“AI akan menentukan kekuatan ekonomi selama beberapa dekade mendatang. Namun hari ini, manfaatnya masih sangat timpang, terkonsentrasi di segelintir perusahaan dari beberapa negara maju,” ujar Gibran dalam bahasa Inggris di hadapan kepala negara G20.
Pada intinya, pidato Gibran menekankan perlunya kerja sama global untuk memastikan teknologi AI memberi manfaat luas dan bukan justru memperlebar jurang ketimpangan.
G20 harus bisa memastikan bahwa AI menjadi kekuatan yang inklusif.
Inklusivitas itu dapat terwujud dengan tata kelola yang etis dan akses yang setara, sehingga para inovator dapat mengakses kumpulan data, sistem pelatihan, dan platform global.
“Indonesia percaya bahwa transisi inklusif dimungkinkan, dan oleh karena itu kami mendukung kesepakatan kerja warga negara G20 untuk upah yang adil, kesetaraan gender, pelatihan keterampilan ulang, dan perlindungan sosial,” ujar Gibran.
Sesi KTT berlangsung padat meski selesai lebih cepat dari sesi pertama dan kedua. Pertemuan bilateral juga digelar dengan Wakil Kanselir Republik Federal Jerman, Lars Klingbeil di sela kegiatan KTT hari terakhir.
Berbagai isu strategis dibahas utamanya soal penguatan kerja sama industri hilir, kerja sama industri pertahanan, pendalaman kemitraan politik, serta optimalisasi kerja sama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Selepas memberikan pidato dan menggelar pertemuan, Gibran menyempatkan diri mengunjungi Media Center, yang lokasinya cukup jauh karena berbeda gedung dari area ruang konferensi.
Ini langkah yang jarang dilakukan pejabat tinggi dalam agenda dengan pengamanan ketat seperti ini.
Panasnya terik matahari tidak menyurutkan langkah Gibran menyapa rombongan media yang ikut mengawalnya untuk pidato perdana di forum internasional.
Tidak sendirian, Gibran mendatangi wartawan dengan didampingi Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Christiawan Nasir, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, serta Plt. Dirjen Protokol dan Konsuler/Kepala Protokol Negara (KPN), Andy Rachmianto.
Di halaman belakang Media Center KTT G20, rombongan media sudah bersiaga menunggu Gibran dan para menteri dan wakil menteri (wamen) datang ke area Media Center.
Ada beberapa media yang belum siap saat Gibran datang, tetapi ia dengan sabar menunggu kami memasang kamera dan alat untuk melakukan sesi wawancara.
“Ayo aturlah, atur,” ujar Gibran mempersilahkan kami mengatur posisi kamera dan tempatnya berdiri saat sesi wawancara.
Kami pun menyarankan Gibran dan rombongan melakukan sesi wawancara di depan logo KTT G20.
Di bawah sinaran matahari siang yang menyengat, ia menjawab satu-satu pertanyaan yang kami tanyakan.
Selama sesi wawancara, ia menegaskan kehadirannya di KTT G20 di Afrika Selatan ini tidak tiba-tiba, melainkan penugasan resmi dari Presiden RI Prabowo Subianto.
Gibran diminta untuk mewakili Prabowo dalam forum internasional tersebut.
“Ini adalah penugasan dari Bapak Presiden untuk mewakili beliau di G20 Summit yang sangat bersejarah, pertama kalinya diadakan di Afrika,” ujar Gibran.
Ia juga merangkum agendanya selama tiga hari berada di Afrika Selatan. Sejak mendarat pada 21 November 2025, Gibran dan rombongan langsung melakukan pertemuan Indonesia-Africa CEO Forum. Di hari kedua dan ketiga, Gibran menghadiri tiga sesi KTT G20 serta beberapa pertemuan bilateral.
Gibran menyampaikan hasil kunjungan kerja luar negerinya ini akan segera dilaporkan ke Kepala Negara.
“Hasil rapat segera kita
follow up
dan kita laporkan ke Pak Presiden begitu nanti kita sampai di Tanah Air,” ujar Gibran.
Selama kunjungannya ini, Gibran berpesan ke dunia untuk mempertegas posisi Global South atau kelompok negara-negara berkembang di Asia, Afrika, hingga Amerika Latin. Indonesia juga mendorong keadilan ekonomi global.
Lewat pidato perdananya, Gibran menekankan bahwa setiap negara berhak untuk menentukan arah pembangunannya.
“Yang namanya kerja sama
partnership
harus mensejahterakan, harus memberdayakan. Seperti yang saya sampaikan kemarin, tidak boleh mendikte dan tidak boleh membuat ketergantungan,” tegasnya.
Forum KTT G20 pada 23 November lalu menjadi puncak forum internasional di Afrika Selatan. Ini juga menjadi hari terakhir Gibran menginjakan kaki di tanah Afrika.
Dari venue KTT, rombongan pun bergerak ke Masjid Ud-Dhuha, Johannesburg. Masjid putih sederhana itu tak begitu besar, namun halaman depannya dipenuhi jemaah dan santri yang telah mengetahui kedatangan Wapres RI.
Di masjid tersebut, Gibran menunaikan salat zuhur bersama para jemaah warga negara Indonesia dan warga setempat.
Selepas ibadah, Gibran duduk berbincang dengan para santri untuk membahas pandangan mereka tentang Indonesia.
Tiba-tiba tawa Gibran dan para santri serta rombongan di lokasi pecah saat mendengar suara celetukan anak kecil.
Anak laki-laki itu yang meneriaki ayahnya karena tidak sabar melihat Wakil Presiden RI. Suasana pun menjadi semakin cair dan hangat.
“Bapak
cepetan
, adik mau ketemu Presiden!” teriak anak tersebut diikuti tawa seisi ruangan.
Tidak cuma anak kecil tersebut, antusiasme para WNI dan warga lokal di lokasi ikut meramaikan kunjungan Gibran ke masjid tersebut. Gibran turut meladeni satu per satu ajakan foto.
Selesai kegiatan dari masjid, rombongan lalu kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak sambil menunggu pesawat disiapkan.
Hanya sekitar satu jam istirahat di hotel. Tepat pukul 17.00 WIB, rombongan sudah harus kembali melakukan perjalanan menuju Bandar Udara Internasional OR Tambo.
Iring-iringan mobil dinas Wapres RI ini pun bergegas menyusuri jalan-jalan raya di kota terbesar Afrika Selatan.
Pasukan jajar kehormatan sudah berbaris rapi di sekitar tangga masuk pesawat kepresidenan saat rombongan mobil dinas Gibran masuk area bandara.
Pukul 17.30 waktu setempat atau pukul 22.30 WIB, pesawat lepas landas menuju Jakarta, menempuh perjalanan udara hampir 11 jam.
Jari tangan para pewarta tidak pernah berhenti mengetik sejak perjalanan menuju KTT G20 hingga menaiki pesawat. Sebagian dari kami juga terus mengetik saat mengudara untuk melaporkan kegiatan-kegiatan selama ada di Afrika Selatan.
Pesawat rombongan mendarat mulus di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pukul 09.40 WIB. Udara Jakarta yang jauh lebih lembab dan panas dibanding angin dingin Johannesburg, mengakhiri perjalanan perdana Wapres Gibran di panggung internasional.
Lewat kunjungan yang singkat namun padat tersebut, kami menyaksikan langsung bagaimana Gibran menyampaikan suara Indonesia di forum global, mempererat hubungan bilateral, menunjukkan komitmen diplomasi yang lebih inklusif, serta membangun kedekatan dengan WNI di Afrika Selatan.
Jurnalis
Kompas.com
Rahel Narda Chaterine ikut serta di dalam kunjungan kerja rombongan Wapres Gibran di Afrika Selatan.
Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wakil Presiden Gibran
di sini
.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/24/69246018d5c72.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Propam Bakal Periksa Penyidik Setelah Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri di Polres Jaksel Megapolitan 24 November 2025
Propam Bakal Periksa Penyidik Setelah Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri di Polres Jaksel
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
— Propam Polres Jakarta Selatan akan memeriksa personel kepolisian yang bertugas menjaga Alexander Iskandar, pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho, menyusul aksi bunuh diri yang dilakukannya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2025).
“Pastinya akan didalami oleh Propam, mari kita beri ruang untuk mendalami hal tersebut,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budhi Hermanto saat konfreresi pers di Polres Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
Sementara itu, Kasi
Propam Polres Jakarta Selatan
, Kompol Bayu Agung Ariyanto, menyebut pihaknya sudah memeriksa dua personel yang saat itu piket.
“Terkait bunuh diri ini, kami sudah memeriksa dua personel yang saat itu piket,” kata Bayu.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio, menjelaskan kronologi kejadian.
Awalnya, tersangka mengaku buang air di celana dan meminta celana ganti kepada penyidik.
“Dia menggunakan celana pendek yang diberi oleh penyidik. Karena tidak boleh menggunakan celana panjang,” ucap Ardian.
Tak lama kemudian, seorang saksi kunci berinisial G yang ikut diperiksa mengintip ke dalam ruang konseling dan mendapati Alex sudah gantung diri dengan celana panjang melilit di lehernya.
“Berkisar dari pukul 6.30 sampai dengan 8.00 atau jam 9.00 pagi, ditemukan oleh rekannya tadi, yaitu inisial G, dilihat dari pintu, itu ada bilah kaca di tengah, melihat tersangka sudah dalam posisi menghilangkan nyawanya dengan cara gantung diri,” tutur Ardian.
Kasus ini berawal dari hilangnya Alvaro di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Maret 2025.
Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, memastikan tersangka penculik dan pembunuh Alvaro telah diamankan.
“Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata Seala, Minggu (23/11/2025).
Kasus ini bermula pada 6 Maret 2025, saat Alvaro tidak kembali ke rumah hingga keesokan harinya.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/24/692470213adae.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sopir Mobil Boks Diperas dan Dikeroyok di Cengkareng, Dua Pelaku Ditangkap Megapolitan 24 November 2025
Sopir Mobil Boks Diperas dan Dikeroyok di Cengkareng, Dua Pelaku Ditangkap
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Seorang sopir dan kernet mobil boks menjadi korban pemerasan dan pengeroyokan di Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (22/11/2025) malam.
Pamapta 1 Polres Metro
Jakarta Barat
, Ipda M. Nico Saputra menjelaskan, peristiwa ini bermula dari masalah sepele saat kendaraan korban mengalami mogok di Jalan Pangeran Tubagus Angke.
“Kejadian berawal saat mobil boks bernomor polisi B 9906 TCL yang dikendarai korban mogok di Jalan Peternakan 3, Kapuk,
Cengkareng
sekitar pukul 23.30 WIB,” kata Nico saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Senin (24/11/2025).
Karena posisi mobil mengganggu arus lalu lintas, sopir berinisiatif meminta bantuan kepada sekelompok pemuda setempat untuk mendorong kendaraan tersebut ke lokasi yang lebih aman.
Setelah mobil berhasil dipindahkan, sopir memberikan uang tunai sebesar Rp 20.000 sebagai tanda terima kasih atas jasa mereka.
Namun, iktikad baik sopir tersebut justru direspons negatif.
“Dua pemuda yang tidak diketahui identitasnya ini merasa tidak terima dengan jumlah tersebut dan menuntut tambahan,” ujar Nico.
Ketika permintaan tambahan uang itu tidak dituruti. Situasi memanas, hingga para pelaku memaksa sopir dan kernet turun dari mobil.
Tidak hanya intimidasi verbal, kernet mobil boks tersebut juga dipukul di bagian wajah dan diancam akan ditusuk.
Kendati demikian, karena merasa terancam dan takut para pelaku nekat melakukan kekerasan, sopir dan kernet tersebut memilih untuk menyelamatkan diri.
Mereka langsung lari dari Jalan Tubagus Angke hingga ke Mapolres Metro Jakarta Barat untuk melaporkan kejadian itu.
Setibanya di kantor polisi, tim Pamapta yang menerima laporan langsung menuju Jalan Tubagus Angke. Dua pelaku ditangkap di lokasi kejadian.
“Lalu pelaku berhasil diamankan tidak jauh dari lokasi kejadian tersebut,” kata Nico.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kedua pelaku ternyata tidak membawa senjata tajam sama sekali.
Mereka hanya mengeluarkan ancaman sebagai gertakan lisan agar mendapat uang.
“Ternyata hanya ancaman mulut saja (mau menusuk), pelaku tidak membawa sajam,” sambungnya.
Meski begitu, kasus ini kemudian diselesaikan secara kekeluargaan antara kedua belah pihak.
Nico mengungkapkan, langkah ini diambil setelah pihak korban menyatakan bersedia memaafkan para pelaku dan memilih untuk tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
“Korban telah sepakat untuk menyelesaikan secara damai dan tidak melanjutkan ke proses hukum,” pungkas Nico.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/24/69241d6c22536.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kampung Bilik Tak Tolak Penggusuran: Kami Siap Pindah Asal Ada Solusi Megapolitan 24 November 2025
Warga Kampung Bilik Tak Tolak Penggusuran: Kami Siap Pindah Asal Ada Solusi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Warga Kampung Bilik RW 07 Kamal, Kalideres, Jakarta Barat mengaku tidak menolak penggusuran untuk pembangunan Taman Pemakaman Umum (TPU).
Salah satu warga RT 02 RW 07, Budi (46) menyatakan siap pindah asalkan Pemerintah Provinsi Jakarta memberikan solusi.
“Kita sebagai warga negara, intinya kita siap mengikuti peraturan pemerintah. Tapi terkadang peraturan pemerintah itu kan apakah memang benar-benar berpihak kepada rakyat? Kalau masih ada nuansa yang belum jelas, sementara ini kita masih menolak, atau menunda,” ujar Budi saat ditemui
Kompas.com
di lokasi, Senin (24/11/2025).
Budi menyayangkan mekanisme sosialisasi yang dinilai tidak transparan dan terkesan terburu-buru. Akhirnya, warga sepakat untuk tidak menyerahkan data diri kepada tim kelurahan.
“Jadi ya sekarang kalau nyerahin data jadi persetujuan kan, jadi itu penolakan kita lah, menurut saya itu terlalu terburu-buru, padahal buat relokasinya aja belum ada belum jelas,” ucapnya.
Warga pun menuntut adanya perjanjian tertulis yang menjamin hak-hak mereka sebelum eksekusi lahan dilakukan.
“Kita menyerahkan data itu belum siap untuk hari ini sebelum ada kejelasan. Tapi dengan ketentuan yang jelas, ada hitam di atas putihnya. Mekanismenya seperti apa, baru kita mau,” tegasnya.
Kekhawatiran warga disebabkan adanya pernyataan yang tidak konsisten dalam rapat sosialisasi, Senin (17/11/2025).
Menurutnya, awalnya Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sempat memberikan solusi relokasi ke rumah permukiman.
Namun Pemkot Jakarta Barat malah mengarahkan untuk pindah ke rumah susun.
“Awalnya itu ada Ibu Kepala Dinas yang menawarkan rumah pemukiman. Tapi saya mempertanyakan itu, tiba-tiba di-cut sama Pak Sekjen Wali Kota, diarahkan ke rumah susun (Rusun). Kesannya dipaksa,” ungkapnya.
Karena ketidakjelasan itulah, warga memilih bertahan sampai mendapatkan solusi.
“Kita mintanya ya solusinya tuh apa sih? Kita mau dipindahkan ke mana? Fokus kita ke sana sekarang ini,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat telah memulai proses sosialisasi pembuatan lahan pemakaman baru di Pegadungan dan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat.
Lahan tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk membuka Taman Pemakaman Umum (TPU) Pegadungan.
Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Barat, Dirja Kusumah menyebut saat ini pihaknya masih dalam proses sosialisasi kepada warga.
“Saat ini dalam tahap sosialisasi. Letaknya itu nanti di sebelah TPU Tegal Alur. Akses masuknya juga sama jalannya, di sebelah TPU Tegal Alur,” kata Dirja saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (24/11/2025).
Sosialisasi digelar di Kantor Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (17/11/2025).
Menurut Dirja, sosialisasi itu dilakukan karena banyaknya bangunan semi permanen yang berdiri di atas lahan yang merupakan aset Pemda DKI Jakarta.
“Kurang lebih 65 hektar, tapi kan itu lahannya itu masih banyak bangunan-bangunan liar, jadi kami sosialisasikan dulu gitu untuk akan adanya TPU ini nanti ke warga-warga yang ada di sana,” kata Dirja.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/24/692451f87e419.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemkot Tangsel Pastikan Tesla Berpelat Merah di Pamulang Bukan Kendaraan Dinas Megapolitan 24 November 2025
Pemkot Tangsel Pastikan Tesla Berpelat Merah di Pamulang Bukan Kendaraan Dinas
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menegaskan, mobil listrik Tesla berpelat merah yang viral di kawasan Pondok Cabe, Pamulang, bukan kendaraan dinas milik mereka.
Kabid Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Tangsel, Sugeng Rahadi menjelaskan, pihaknya tidak pernah menyediakan kendaraan roda empat berbasis listrik.
“Hasil pengecekan kita dari awal sampai sekarang memang kita belum pernah melakukan pengadaan kendaraan roda empat listrik,” ujar Sugeng saat dikonfirmasi, Senin (24/11/2025).
Oleh sebab itu, Sugeng menegaskan mobil tersebut bukan milik Pemkot Tangerang Selatan.
Menurut Sugeng, pelat merah tidak hanya digunakan oleh kendaraan milik
Pemkot Tangsel
, tetapi juga instansi pemerintah lain yang berdomisili atau beroperasi di wilayah tersebut.
“Bisa jadi institusi lain, karena kan plat merah bukan cuma Pemkot Tangsel. Barang Milik Negara (BMN) yang ada di Tangsel pun plat nya merah,” kata dia.
Sugeng menambahkan, untuk memastikan status kepemilikan kendaraan, pengecekan bisa dilakukan melalui Samsat
Ciputat
.
“Kalau W memang itu wilayah Ciputat, jadi sebetulnya yang bisa melihat status kendaraan tercatatnya itu di Samsat Ciputat. Nanti kelihatan,” jelas Sugeng.
Lebih lanjut, Sugeng menyebut kemungkinan mobil tersebut merupakan
kendaraan dinas
milik instansi pemerintah lain.
Menurutnya, kode-kode pelat merah yang digunakan kendaraan dinas di lingkungan Pemkot Tangsel antara lain WQN, WQA, WTA, WAQ, NQN, dan NQA. Kode dengan awalan N tercatat berada di wilayah Serpong.
“Kalau mobil itu kan ada pelat birunya ya, biru itu listrik. Kalau kita belum pernah melakukan pengadaan roda empat listrik,” kata Sugeng.
Hingga kini, identitas resmi pemilik Tesla berpelat merah tersebut masih dalam penelusuran pihak terkait.
Sebelumnya,
mobil listrik
Tesla dengan plat merah nomor B 1002 WQE terlihat melaju di Kawasan Pondok Cabe, Pamulang, Tangsel.
Peristiwa itu terekam kamera dan diunggah akun X
@ghozyulhaq
pada Rabu (19/11/2025).
Dalam unggahan itu, pemilik akun mempertanyakan pemerintah mana yang menyediakan mobil mewah tersebut untuk dinas.
“Instansi mana yang ngasih mobil dinas pejabatnya Tesla?” tulis pemilik akun.
Temuan ini memicu tanda tanya publik mengenai kepemilikan dan peruntukan mobil itu, terutama karena harganya yang tergolong tinggi untuk kendaraan dinas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/24/69241d6c22536.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Digusur demi Bangun Makam, Warga Kampung Bilik: Mayat Diurus, yang Hidup Jangan Ditelantarkan Megapolitan 24 November 2025
Digusur demi Bangun Makam, Warga Kampung Bilik: Mayat Diurus, yang Hidup Jangan Ditelantarkan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Rencana Pemerintah Kota Jakarta Barat menggusur permukiman warga di
Kampung Bilik
, Kamal, Kalideres, untuk pembangunan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dinilai warga sebagai ironi.
Di satu sisi, mereka memahami kebutuhan lahan pemakaman yang mendesak, tetapi di sisi lain mereka merasa hak tempat tinggal yang layak juga harus dipertimbangkan.
Budi (46), tokoh warga RT 02 RW 07, mengaku memahami persoalan keterbatasan lahan makam di wilayah Jakarta Barat.
“Kami juga mendukung setiap warga masyarakat yang ketika sudah meninggal itu perlu diurus, gitu, ya, dengan adanya pembangunan TPU. Ya, kami sepakat, kita mendukung itu,” ujar Budi saat ditemui di lokasi, Senin.
Namun, menurut Budi, kebutuhan tersebut tidak bisa menjadi pembenaran untuk menggusur warga tanpa solusi yang jelas. Pasalnya, kata Budi, mereka yang masih hidup juga membutuhkan tempat tinggal yang layak untuk dihuni.
“Tapi alangkah baiknya juga nih warga juga yang masih punya nyawa nih harus diurus juga, diperhatikan juga. Harapannya, ya, kami minta solusi yang terbaik aja lah. Jangan cuma hanya sekadar wacana aja,” lanjutnya.
Warga lain, Lusi (42), mempertanyakan urgensi penggusuran permukiman di Kampung Bilik. Ia menilai lahan
TPU Tegal Alur
yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari tempat tinggalnya masih sangat luas.
“Kalau genting kayaknya enggak. TPU Tegal Alur aja masih luas banget kan? Ya mending rapiin di sana kalau mau cepet, enggak usah buru-buru menggusur warga,” ujarnya.
Lusi mengaku merasakan kejanggalan dalam rencana proyek tersebut yang dinilai terlalu terburu-buru.
Di sisi lain, Budi menyoroti adanya dualisme klaim kepemilikan lahan yang membuat situasi semakin membingungkan warga.
“Kalau Pemda klaimnya itu lahan 65 hektar ya, katanya itu diserahkan, serah terima dari PT Duta Pertiwi,” ujarnya.
Namun, di lokasi yang sama terdapat plang klaim kepemilikan individu atas nama RH Soedirdjo seluas 300 hektar.
“Jadi, kan masih ada dualisme yang belum jelas, ini memang sebenarnya tanah punya siapa?” kata Budi.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat telah memulai sosialisasi rencana pembukaan TPU baru di kawasan Pegadungan dan Kamal. Lahan tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun
TPU Pegadungan
.
Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Barat, Dirja Kusumah, mengatakan pihaknya masih berada dalam tahap sosialisasi.
“Saat ini dalam tahap sosialisasi. Letaknya itu nanti di sebelah TPU Tegal Alur. Akses masuknya juga sama jalannya, di sebelah TPU Tegal Alur,” ujar Dirja saat dikonfirmasi, Senin (24/11/2025).
Sosialisasi pertama digelar pada Senin (17/11/2025) di Kantor Kelurahan Kamal. Menurut Dirja, sosialisasi diperlukan karena banyak bangunan semi permanen berdiri di atas lahan aset Pemda DKI Jakarta.
“Kurang lebih 65 hektar, tapi kan itu lahannya itu masih banyak bangunan-bangunan liar, jadi kami sosialisasikan dulu gitu untuk akan adanya TPU ini nanti ke warga-warga yang ada di sana,” kata Dirja.
Namun, warga menolak keras pelabelan “penghuni liar” yang tertera dalam undangan sosialisasi. Budi, yang sudah tinggal 25 tahun di lokasi, menyayangkan narasi tersebut.
“Kami nolak dong (disebut liar). Nyoblos juga nyoblos. KTP pun sama, DPR RI, sampai ke Gubernur, sampai ke Presiden nih, punya hak pilih,” ujarnya.
Ia juga menunjukkan papan nomor rumah resmi dari RT dan RW di pintu rumahnya sebagai bukti bahwa keberadaan mereka diakui secara administratif.
“Nah ini aja kan ada ini (nomor rumah), resmi, artinya kan kami terdata, enggak liar, enggak,” kata Budi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/11/24/6924656fd2077.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)