Category: Kompas.com

  • KPK: Yang Dibutuhkan Paulus Tannos Bukan Praperadilan, tapi Hadir di Indonesia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    KPK: Yang Dibutuhkan Paulus Tannos Bukan Praperadilan, tapi Hadir di Indonesia Nasional 30 November 2025

    KPK: Yang Dibutuhkan Paulus Tannos Bukan Praperadilan, tapi Hadir di Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan, langkah yang seharusnya ditempuh tersangka korupsi proyek E-KTP, Paulus Tannos bukanlah mengajukan gugatan praperadilan, melainkan hadir di Indonesia untuk menjalani proses hukum.
    Juru Bicara
    KPK
    Budi Prasetyo mengatakan, lembaganya sepanjang pekan ini menghadapi serangkaian sidang praperadilan yang diajukan Tannos melalui kuasa hukumnya. Padahal, hingga kini ia masih berstatus buronan dan berada di luar negeri.
    “Sampai dengan saat ini,
    Paulus Tannos
    masih berstatus dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan berada di luar Indonesia,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/11/2025).
    Budi menegaskan bahwa hakim praperadilan seharusnya merujuk pada Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 1 Tahun 2018, yang secara tegas menyatakan bahwa tersangka yang melarikan diri atau berstatus DPO tidak dapat mengajukan praperadilan.
    “Jika penasihat hukum atau keluarga tetap mengajukan, maka hakim wajib menyatakan permohonan tersebut tidak dapat diterima. Putusan tersebut juga tidak dapat ditempuh upaya hukum apa pun,” kata Budi.
    Ia menilai tidak adil bila seseorang yang menolak hadir, tidak kooperatif, bahkan melarikan diri, namun tetap ingin mempersoalkan keabsahan penetapan tersangka dan tindakan penyidikan melalui praperadilan.
    “KPK telah berulang kali memanggil Paulus Tannos dan menempuh seluruh prosedur sebelum menerbitkan status DPO,” ujar Budi.
    kpk.go.id Profil Paulus Tannos, buron e-KTP.
    Budi menekankan bahwa fokus KPK saat ini adalah membawa Tannos kembali ke Indonesia agar dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan pengadilan.
    “Yang diperlukan saat ini bukan praperadilan, tapi kehadiran tersangka agar proses hukumnya dapat berjalan efektif. KPK masih terus berkoordinasi dengan otoritas internasional untuk proses pemulangannya,” kata Budi.
    Paulus Tannos diketahui mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Jumat (31/10/2025). Gugatan tersebut terdaftar dengan nomor perkara 143/Pid.Pra/PN JKT.SEL.
    Dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jaksel, perkara ini diklasifikasikan sebagai permohonan terkait “sah atau tidaknya penangkapan”.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mulai 1 Desember, Kereta Khusus Petani dan Pedagang Beroperasi di Merak–Rangkasbitung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Mulai 1 Desember, Kereta Khusus Petani dan Pedagang Beroperasi di Merak–Rangkasbitung Megapolitan 30 November 2025

    Mulai 1 Desember, Kereta Khusus Petani dan Pedagang Beroperasi di Merak–Rangkasbitung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kereta khusus petani dan pedagang akan mulai beroperasi pada layanan Commuter Line Merak mulai Senin (1/12/2025).
    Layanan baru ini dihadirkan untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan perdagangan lokal dengan tarif terjangkau.
    Kereta yang menjadi inovasi
    KAI
    Group dan didukung Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini memiliki kapasitas 73 tempat duduk dan akan melayani 7 perjalanan dari Merak, serta 7 perjalanan dari Rangkasbitung setiap harinya.
    VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda mengatakan, layanan tersebut ditujukan untuk memudahkan mobilitas pelaku usaha kecil, khususnya
    petani
    dan
    pedagang
    yang selama ini mengandalkan transportasi darat untuk distribusi barang.
    “Pengoperasian layanan Kereta Pedagang dan Petani ini dirangkaikan pada Commuter Line Merak dengan kapasitas 73 tempat duduk. Setiap harinya akan tersedia 7 perjalanan dari Merak dan 7 perjalanan dari Rangkasbitung,” kata Karina dalam rilis yang diterima, Minggu (30/11/2025).
    Untuk bisa memanfaatkan layanan ini, pengguna dari kalangan petani dan pedagang dapat melakukan registrasi untuk mendapatkan kartu khusus.
    Registrasi dilakukan di loket dengan membawa identitas dan mengisi formulir yang akan diverifikasi petugas.
    Dengan memiliki kartu petani dan pedagang ini, pengguna akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menggunakan layanan perjalanan ini, yaitu bisa melakukan pemesanan dan pembelian tiket mulai H-7 keberangkatan di loket-loket stasiun Commuter Line Merak.
    Mereka juga bisa melakukan
    boarding
    hingga dua jam sebelum keberangkatan. Sementara masyarakat umum yang belum memiliki kartu tetap bisa menggunakan layanan ini selama tiket masih tersedia pada hari perjalanan.
    KAI Commuter membatasi barang dagangan yang dibawa, yaitu maksimal dua koli dengan dimensi 100 cm x 40 cm x 30 cm per koli.
    “Untuk barang bawaan yang berbau menyengat, hewan ternak, dan barang yang mudah terbakar serta senjata tajam/api, dilarang dibawa di kereta petani dan pedagang ini,” jelas Karina.
    Karina menegaskan bahwa layanan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah dan KAI Group dalam menggerakkan perekonomian lokal di Banten, khususnya bagi pelaku usaha kecil.
    “Untuk kenyamanan bersama, KAI Commuter mengajak seluruh pengguna untuk selalu mengikuti aturan yang berlaku dan menjaga sarana serta fasilitas pelayanan Kereta Petani dan Pedagang ini,” kata Karina.
    Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA, Arif Anwar memastikan dukungan pemerintah untuk menjaga keterjangkauan tarif layanan ini.
    “Kami instruksikan kepada KAI Commuter melalui skema PSO untuk mematok tarif Kereta Petani dan Pedagang pada harga Rp 3.000 seperti tarif Commuter Line Merak agar tidak memberatkan masyarakat,” ujar Arif.
    Ia menambahkan bahwa seluruh rangkaian kereta telah diuji untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan sesuai regulasi transportasi kereta api.
    “Kami mengapresiasi KAI Group atas inovasinya dalam meluncurkan layanan ini dan semoga Kereta Petani dan Pedagang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang membutuhkan,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ironi Jalanan Kampung di Jakarta Pusat, Tak Pernah Diaspal Puluhan Tahun 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Ironi Jalanan Kampung di Jakarta Pusat, Tak Pernah Diaspal Puluhan Tahun Megapolitan 30 November 2025

    Ironi Jalanan Kampung di Jakarta Pusat, Tak Pernah Diaspal Puluhan Tahun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Warga Kampung Karet Pasar Baru 1, Karet tak mengenal aspal di rumahnya meski berada dikelilingi pusat bisnis di kawasan Karet, Jakarta Pusat.
    Perkampungan yang terletak di samping Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak itu hanya dihiasi jalanan berupa tanah berbatu yang berdebu saat musim kemarau dan becek saat hujan tiba.
    Awalnya, jalanan itu merupakan lahan bekas pemakaman yang sempat dipugar pada 1993.
    Namun, hingga saat ini, belum pernah ada perbaikan maupun pengaspalan jalan.
    “Memang jalannya tanah begini. Kalau hujan becek, kalau musim kemarau debunya banyak,” ucap Khalifa (55) salah satu pedagang yang telah 35 tahun menghuni tempat itu.
    Senada, Sobari (55) warga lainnya juga mengonfirmasi bahwa kondisi jalanan itu sudah berlangsung selama puluhan tahun.
    Bahkan, menurutnya saat kemarau tiba, debu jalanan sering masuk ke dalam rumah. Sementara, jalanan berubah menjadi lumpur saat musim hujan.
    “Lalu kalau musim hujan becek. Sudah puluhan tahun, kami warga sudah terbiasa,” kata Sobari.
    Kondisi itu pun membuat warga yang tinggal persis di tepi
    Jalan Karet Pasar Baru Barat
    itu rentan mengalami gangguan pernapasan.
    Sobari menyebut, tak jarang warga mengalami batuk berkepanjangan akibat debu di kawasan tersebut.
    “Ya kalau batuk-batuk sering. Tapi karena sudah terbiasa, mungkin warga sudah tidak terlalu memikirkannya,” ucap Sobari.
    Kompas.com/Dian Erika Kondisi Jalan Karet Pasar Baru Barat, Karet, Jakarta Pusat, yang masih berupa tanah pada Jumat (28/11/2025).
    Sobari menyebut, warga maupun pengurus RT setempat sudah sering mengajukan perbaikan jalan ke pemerintah.
    “Dari pihak RT, RW, dan kecamatan sudah sering mengajukan perbaikan ke pemerintah kota,” ucapnya.
    Warga pun baru mendapat kabar baik pada pertengahan November lalu, setelah Wali Kota
    Jakarta Pusat
    Arifin mengunjungi lokasi tersebut.
    “Hanya saja baru tahun ini berhasil mendapat perhatian. Mungkin karena pengaruh anggaran juga ya. Kemarin sudah dikunjungi Pak Wali, pas pertengahan November lalu,” kata Sobari.
    Dari kunjungan itu, pihak RT sudah memberi kabar bahwa jalanan itu akan segera diaspal.
    Sobari pun berharap rencana itu bisa segera direalisasi karena ruas yang perlu ditangani sebenarnya tak sampai satu kilometer.
    Terlebih, di lokasi tersebut sangat rentan menjadi tak layak dilintasi apabila kondisi sudah memasuki musim hujan.
    “Anak sekolah kasihan kalau hujan. Sudah hujan, lewat jalannya susah karena tanah semua dan becek,” tutur Sobari.
    Selain fasilitas warga, perbaikan jalan juga diharapkan diperbaiki karena merupakan akses utama peziarah yang akan menuju TPU Karet Bivak.
    “Semoga ya nanti bisa lebih rapi jalannya. Orang tetap bisa jualan dan pengunjung makam bisa lewat samping sini kalau ziarah. Kan enak lewat atau parkirnya,” ucap Sobari.
    Ia juga berharap perbaikan jalan membuat kesehatan warga jadi lebih terjamin dan tidak mudah sakit karena debu.
    “Kalau untuk warga ya supaya lebih sehat, tidak batuk-batuk karena debu masuk rumah. Kalau hujan juga kita repot becek lagi. Kayaknya di Jakarta Pusat cuma kampung kita yang begini,” ujar Sobari.
    Sementara itu, Khalifa juga berharap agar dirinya dan pedagang lainnya tidak terusir apabila pembangunan jalan sudah dilakukan.
    “Harapannya ya kita tetap boleh dagang, lalu jalanan nanti sudah selesai dibangun,” ucap Khalifa.
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKU Jakarta pun memastikan pengaspalan jalan tersebut akan segera dilakukan.
    Kepala Pusdatin Bina Marga DKI Jakarta, Siti Dinarwenny menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan lahan dan melakukan penanganan sementara.
    Penanganan itu dilakukan dengan menggunakan bahan rap, yaitu material daur ulang permerasan aspal sebagai campuran aspal baru.
    “Pekerjaan ini dilaksanakan bersama Unit Alkal Dinas Bina Marga. Ke depannya, konstruksi jalan akan dilapis dengan materual aspal agar aksesibilitas dan kenyamanan masyarakat semakin optimal,” kata Wenny saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (29/11/2025).
    Wenny pun menargetkan proyek pengaspalan jalan tersebut dapat diselesaikan sebelum pergantian tahun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jelang Musim Libur Sekolah, KCIC Beri Diskon hingga 50 Persen untuk Siswa
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Jelang Musim Libur Sekolah, KCIC Beri Diskon hingga 50 Persen untuk Siswa Megapolitan 30 November 2025

    Jelang Musim Libur Sekolah, KCIC Beri Diskon hingga 50 Persen untuk Siswa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menghadirkan diskon tiket hingga 50 persen bagi siswa yang mengikuti program edukasi Whoosh Edutrip menjelang musim libur sekolah.
    Program yang mengajak pelajar mengenal langsung teknologi transportasi modern ini terus diminati berbagai institusi pendidikan.
    General Manager Corporate Secretary
    KCIC
    , Eva Chairunisa mengatakan, antusiasme sekolah menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis pengalaman kini semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan.
    “Edutrip
    Whoosh
    kami sediakan agar pelajar dapat melihat langsung bagaimana teknologi
    kereta cepat
    bekerja, memahami aspek keselamatan, dan merasakan pengalaman transportasi masa depan Indonesia. Dengan adanya diskon hingga 50 persen, sekolah dapat lebih mudah mengikutsertakan siswanya dalam kegiatan edukasi ini,” ujar Eva dalam keterangan resmi, Minggu (30/11/2025).
    Hingga November 2025, tercatat sebanyak 60 sekolah telah mengikuti program Edutrip dengan jumlah peserta lebih dari 5.000 siswa.
    Pesertanya berasal dari berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Karawang, hingga Bandung Raya, dengan jenjang pendidikan beragam mulai TK, SD, SMP, SMA, hingga sekolah internasional.
    Dalam kegiatan ini, siswa akan mendapatkan penjelasan mengenai teknologi kereta cepat, operasional, aspek keselamatan, hingga manfaat lingkungan yang ditawarkan transportasi rendah emisi.
    Mereka juga diberikan kesempatan menjajal langsung perjalanan menggunakan Whoosh.
    Untuk dapat berpartisipasi, sekolah dapat melakukan pemesanan melalui layanan Whoosh Group Reservation dengan menghubungi WhatsApp 0813-4000-2920.
    Sekolah perlu menyampaikan jumlah peserta, jadwal keberangkatan, serta kebutuhan pendampingan edukasi. Tim KCIC akan membantu proses verifikasi, penjadwalan, dan pemesanan tiket.
    Eva menegaskan bahwa KCIC berkomitmen memperluas manfaat program ini agar menjangkau lebih banyak institusi pendidikan di Indonesia.
    “Kami berkomitmen menjadikan Whoosh sebagai bagian dari pengembangan generasi muda Indonesia. Lewat Edutrip, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga melihat langsung penerapan teknologi tinggi yang menjadi kebanggaan bangsa,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hadiri Jaga Jakarta Penuh Warna, Rano Disuguhkan Tari-tarian hingga Marching Band
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Hadiri Jaga Jakarta Penuh Warna, Rano Disuguhkan Tari-tarian hingga Marching Band Megapolitan 30 November 2025

    Hadiri Jaga Jakarta Penuh Warna, Rano Disuguhkan Tari-tarian hingga Marching Band
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menghadiri acara Jaga Jakarta Penuh Warna di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (30/11/2025).
    Pantauan di lokasi, Rano tiba mengenakan pakaian berwarna oranye dan didampingi Staf Khusus Gubernur DKI
    Jakarta
    Firdaus Ali, Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin, serta Wakil Ketua DPRD Wibi Andrianto dan Rani Mauliani.
    Kehadirannya menarik perhatian warga yang sejak pagi sudah memadati kawasan tersebut.
    Sebagai pembukaan, Rano disuguhkan pertunjukan
    marching band
    yang langsung menarik sorakan warga.
    Tak lama kemudian, ondel-ondel dan puluhan penari menampilkan tarian kolosal Betawi yang semakin menghidupkan suasana di sekitar panggung utama.
    Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Meski cuaca panas dan keringat mengucur, warga tampak tetap bersemangat mengikuti irama musik dan ikut menari bersama. Suasana makin meriah dengan sorak sorai pengunjung yang memenuhi area Bundaran HI.
    Bahkan, sejumlah peserta yang sedang berlari di area
    car free day
    tampak menghentikan langkahnya untuk menonton jalannya acara.
    Mereka ikut larut dalam kemeriahan yang mewarnai pusat kota Jakarta pada akhir pekan ini.
    Acara “Jaga
    Jakarta Penuh Warna
    ” digelar sebagai kampanye untuk mengajak warga menjaga lingkungan kota dan memperkuat rasa kebersamaan antarwarga Jakarta.
    Kepala Biro Kerja Sama Daerah (KSD) DKI Jakarta Marulina Dewi mengatakan, “Jakarta dalam Warna” merupakan bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya, kreativitas seni, dan dinamika masyarakat ibu kota.
    Acara ini juga menjadi ajang promosi dan pelestarian warisan budaya Betawi kepada masyarakat luas, baik domestik maupun mancanegara.
    “Jakarta dalam Warna bukan sekadar ajang seni dan budaya, tetapi juga wadah bagi semua elemen masyarakat untuk merayakan kreativitas, toleransi, dan semangat kebersamaan. Di tengah pesatnya perkembangan kota, keindahan Jakarta tetap terletak pada keberagaman budayanya,” kata Marulina, dikutip dari jakarta.go.id, Kamis (3/7/2025).
    Marulina menambahkan, pelaksanaan “Jakarta dalam Warna” juga menjadi upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mendukung visi Kota Global Berbudaya.
    ”Jakarta dalam Warna” melibatkan kolaborasi lintas komunitas dan institusi dengan menghadirkan keberagaman budaya lokal dalam format yang atraktif dan inklusif.
    Tak kurang dari 5.000 pesilat dan lebih dari 2.000 penari tradisional Jakarta turut memeriahkan acara ini.
    Pedangdut Ayu Ting Ting, yang akan tampil di panggung utama, juga mengajak warga untuk datang, bahkan sejak pagi. Ayu akan tampil bersama Jiung Band sebagai salah satu highlight dalam rangkaian acara Jakarta dalam Warna 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Ungkap 5.700 Desa di Indonesia Belum Punya Listrik, Janji Diselesaikan 5 Tahun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 November 2025

    Bahlil Ungkap 5.700 Desa di Indonesia Belum Punya Listrik, Janji Diselesaikan 5 Tahun Regional 30 November 2025

    Bahlil Ungkap 5.700 Desa di Indonesia Belum Punya Listrik, Janji Diselesaikan 5 Tahun
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
    – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia mengungkap masih ada 5.700 desa dan 4.400 dusun di Indonesia masih gelap belum teraliri listrik.
    Pihaknya menargetkan persoalan ini akan selesai dalam 5 tahun ke depan, di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.
    “Bayangkan negara sudah hadir 80 tahun tapi masih ada desa yang belum ada listrik,” ungkap Bahlil saat menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golongan Karya (Golkar)
    Kalimantan Tengah
    (Kalteng) di Palangka Raya, Sabtu (29/11/2025).
    Pihaknya berjanji bahwa sebelum 2029 hingga 2030 berakhir, seluruh desa dan dusun tersebut bisa teraliri listrik melalui program
    Listrik Desa
    (Lisdes).
    “Saya berjanji, sudah lapor juga ke Pak Presiden, bahwa sebelum 2029-2030 berakhir, maka seluruh desa akan kami aliri listrik melalui
    program Listrik
    Desa,” tambahnya.
    Dia kemudian menyoroti kondisi sejumlah desa di Provinsi Kalimantan Tengah yang belum punya listrik.
    Hal ini membuat Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran mengirimkan Dinas ESDM menghadap Kementerian ESDM untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
    “Saya tahu Kalimantan Tengah juga banyak, rasio elektrifikasi kita sudah 99 persen, tapi daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) itu baru 89 persen yang berlistrik,” jelasnya.
    Dia kemudian mengenang masa lalunya yang tinggal di kampung dan tidak pernah menikmati listrik sejak sekolah dasar (SD) kelas 1 sampai kelas 6.
    Menurut Bahlil, tidak mungkin bisa memberikan pendidikan yang baik tanpa adanya listrik.
    “Karena tidak mungkin kita bisa memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak didik, mengenalkan mereka dengan teknologi dan IT di sekolah, kalau tidak ada listrik, bagaimana cerita,” ujarnya.
    Bahlil menyebut, ribuan desa dan dusun yang belum berlistrik ini merupakan masalah nyata di lapangan yang harus segera diselesaikan.
    Sehingga, menurutnya, sudah saatnya kebijakan yang diambil pemerintah lebih menyentuh kondisi riil di lapangan, yakni listrik desa.
    Diketahui, program Listrik Desa merupakan inisiatif pemerintah Indonesia untuk menyediakan akses listrik yang merata ke seluruh pelosok negeri, khususnya di 3T yang belum terjangkau oleh jaringan listrik nasional.
    Pelaksana utama program ini adalah PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Kementerian ESDM RI.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ira Puspadewi Kenang Hari-hari Gelap di Penjara: Rekening Diblokir, Kerabat Menjauh
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    Ira Puspadewi Kenang Hari-hari Gelap di Penjara: Rekening Diblokir, Kerabat Menjauh Nasional 30 November 2025

    Ira Puspadewi Kenang Hari-hari Gelap di Penjara: Rekening Diblokir, Kerabat Menjauh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi mengenang beratnya hidup hampir 10 bulan di Rumah Tahanan (Rutan) Merah Putih KPK.
    Usai menghirup udara bebas, Ira mengaku baru menyadari betapa seringnya ia luput bersyukur.
    “Ternyata kita selama ini, saya kurang bersyukur. Apa yang kita anggap biasa hari ini, syukurilah,” ujar Ira sembari menahan tangis saat syukuran tumpengan di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/11/2025).
    “Karena kalau di dalam (penjara) kita melewatkan malam-malam
    at the darkest night
    , itu berat.” ucapnya.
    Ira bercerita, selama berada di balik jeruji, banyak orang menghindar ketika ia mencoba menghubungi.
    “Di saat kami dalam perkara seperti itu, banyak orang menghindar untuk bahkan kami kontak. Wajar, karena takut. Tapi kata orang, justru teman itu ada ketika kita dalam keadaan yang terpuruk,” kata Ira.
    Ia juga masih tampak emosional ketika mengenang momen sederhana yang kini terasa sangat berarti. Suatu kali, ketika melewati Lapangan Banteng, ia melihat ibu-ibu berolahraga.
    “Ada musik yang berdentum-dentum untuk senam ibu-ibu yang Zumba. Biasanya saya terganggu banget musik begitu, tapi hari ini saya merasa musik seperti itu indah sekali,” kenang Ira.
    Kesadaran itu membuatnya kembali menahan air mata.
    “Karena ternyata kita selama ini, saya kurang bersyukur. Apa yang kita anggap biasa hari ini, syukurilah,” ucapnya lagi.
    ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja Terdakwa kasus dugaan korupsi di PT ASDP Harry Muhammad Adhi Caksono (ketiga kiri), Ira Puspadewi (kanan depan), dan Muhammad Yusuf Hadi (kiri) berjalan untuk menjalani sidang dengan agenda pembacaan putusan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Majelis Hakim memvonis mantan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi dengan hukuman empat tahun enam bulan penjara dan denda Rp500 juta subsider tiga bulan kurungan, mantan Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP Ferry (Persero) Muhammad Yusuf Hadi dan mantan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT ASDP Ferry (Persero) Harry Muhammad Adhi Caksono masing-masing pidana penjara empat tahun dan denda Rp250 juta subsider pidana tiga bulan kurungan.
    Ira menuturkan, momen paling berat adalah ketika ditempatkan di kamar isolasi.
    “Kalau dalam kamar isolasi gelap, kurang lebih ukuran 3×4 meter, sendirian selama tiga hari enggak ada teman. Mau ke mana lagi? Cuma ngobrolnya sama Tuhan,” ucap Ira.
    Pada titik itu, ia sempat merasa Tuhan meninggalkannya. Namun, hatinya perlahan tenang ketika ia mengingat makna Surat Ad-Dhuha.
    “Jadi literally (setelah membaca Surat Ad-Dhuha), saya bilang, oh iya, saya durhaka sama Tuhan, kok merasa ditinggalkan Tuhan. Baru dari situ saya ada turning point, antara harapan dengan hopelessness,” tutur Ira.
    Setelah bebas, Ira mengaku seluruh rekeningnya masih diblokir.
    “Seluruh rekening saya sampai hari ini masih diblokir, suami saya, anak saya. Tapi hari itu juga, uang saya cuma ada di tangan Rp 1,2 juta,” kata Ira.
    Dalam kondisi itu, seorang anak buah memberi bantuan yang tidak ia sangka.
    “Tiba-tiba ada teman yang ngasih, anak buah yang saya tahu gajinya juga berapa, ngasih Rp 5 juta, ‘Ini buat makan, buat belanja sementara’,” kata Ira.
    Selain uang, ia juga mendapat kiriman kebutuhan pokok dari berbagai pihak.
    “Ada yang ngirim minyak, ada yang ngirim mi, ada yang ngirim telur. Itu kan ternyata, oh tanpa uang saya ternyata masih bisa makan. Tanpa uang saya,” ujar Ira.
    Ira menyebut 10 bulan di Rutan KPK sebagai perjalanan spiritual. Semua berubah ketika Presiden RI
    Prabowo Subianto
    memberikan
    rehabilitasi
    .
    “Setelah ini tiba-tiba Presiden memberikan, melalui tangan beliau karunia Allah, dibalikkan juga dalam waktu yang saya juga tidak tahu. Pelajarannya kan ketika Tuhan berkehendak, dalam satu klik berubah,” kata Ira.
    Soal kemungkinan kembali ke ASDP, Ira menegaskan hal itu belum menjadi prioritas.
    “Pokoknya buat kami yang paling penting sekarang kembali menghirup udara segar, dah setelahnya kita lihat nanti. Ini tuh masih jetlag nih,” ujarnya.
    Ia mengaku masih tidak percaya atas keputusan rehabilitasi tersebut.
    “Ini masih
    jetlag
    (tidak percaya) ‘Ya Allah kami dapat karunia sebesar ini ya,’ gitu,” katanya.
    Ira berencana bersilaturahmi dengan keluarga dan sahabat yang selama ini mendoakan.
    “Saya yakin karena doa bersama teman-teman dan keluarga serta seluruh masyarakat Indonesia yang juga mendoakan walaupun tidak kenal dengan kami, maka kami bisa bebas,” ujar Ira.
    Presiden RI Prabowo Subianto memberikan rehabilitasi kepada
    Ira Puspadewi
    serta dua terdakwa lain dalam kasus korupsi ASDP, yaitu Muhammad Yusuf Hadi dan Harry Muhammad Adhi Caksono.
    “Setelah DPR RI menerima berbagai aspirasi dari masyarakat dan kelompok masyarakat, kami kemudian meminta ke komisi hukum untuk melakukan kajian terhadap penyelidikan yang mulai dilakukan sejak Juli 2024,” kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di Istana, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
    “Dari hasil komunikasi dengan pihak pemerintah, alhamdulillah pada hari ini Presiden RI Prabowo Subianto telah menandatangani surat rehabilitasi terhadap tiga nama tersebut,” sambungnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Sumatera dan Pentingnya Hak Asasi Manusia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    Banjir Sumatera dan Pentingnya Hak Asasi Manusia Nasional 30 November 2025

    Banjir Sumatera dan Pentingnya Hak Asasi Manusia
    Mahasiswa Magister Hukum Kenegaraan UNNES, Direktur Eksekutif Amnesty UNNES, dan Penulis
    BARU
    -baru ini, banjir bandang dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, menelan ratusan korban jiwa, memutus akses vital, melumpuhkan jaringan komunikasi, serta memaksa puluhan ribu warga mengungsi.
    Dalam hitungan hari, wilayah yang selama ini hidup berdampingan dengan gunung, sungai, dan hutan itu berubah menjadi lanskap kedaruratan: jembatan runtuh, rumah tersapu arus, dan keluarga-keluarga terpisah tanpa kabar.
    Bencana ini bukan sekadar fenomena alam yang datang tiba-tiba—melainkan tragedi kemanusiaan yang memperlihatkan betapa rapuhnya pelindungan negara terhadap warganya.
    Di balik deretan angka korban, sesungguhnya ada pertanyaan mendasar mengenai hak asasi manusia. Hak untuk hidup, hak atas rasa aman, hak untuk tidak kehilangan tempat tinggal, hak atas bantuan kemanusiaan, hingga hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, semuanya diuji dalam bencana ini.
    Ketika akses jalan terputus, listrik padam berhari-hari, dan makanan sulit ditemukan, kita melihat jelas bagaimana pemenuhan hak-hak dasar warga tidak hanya ditentukan oleh cuaca ekstrem, tetapi oleh kesiapan, tata kelola, dan pilihan kebijakan negara.
    Tragedi banjir di Sumatra bagian Utara memperlihatkan bahwa bencana alam—terutama yang semakin dipicu oleh kerusakan lingkungan dan perubahan iklim—tidak bisa lagi dipahami sebagai peristiwa “alamiah” semata.
    Ini berkaitan erat dengan tanggung jawab negara untuk mencegah, memitigasi, dan memastikan penanganan yang cepat serta efektif.
    Maka, lebih dari sekadar upaya tanggap darurat, bencana ini menuntut kita untuk melihat kembali bagaimana negara menjalankan kewajiban
    HAM
    -nya dalam melindungi jutaan warganya dari ancaman yang sebenarnya dapat diantisipasi.
    Kewajiban HAM negara mengharuskan hadirnya kebijakan yang mampu mencegah hilangnya nyawa, bukan sekadar merespons ketika bencana telah terjadi.
    Prinsip
    due diligence
    menuntut negara memastikan bahwa wilayah rawan memiliki pelindungan memadai: sistem peringatan dini yang berfungsi, tata ruang yang patuh pada risiko geologis, hingga pengawasan ketat terhadap aktivitas yang mengubah bentang alam.
    Ketika banjir bandang di Sumatra menghantam daerah yang secara ilmiah telah diidentifikasi rentan—tetapi tetap dibiarkan mengalami deforestasi, eksploitasi industri, dan pembangunan yang mengabaikan daya dukung—maka jelas terlihat adanya kelalaian negara dalam menjalankan kewajiban preventif yang merupakan inti dari pelindungan HAM.
    Krisis ini pun sejatinya menunjukkan bagaimana kebijakan publik yang tidak berpijak pada analisis risiko telah menggerus hak warga untuk hidup aman.
    Akses terputus, jembatan runtuh, hingga kegagalan jaringan komunikasi adalah indikator bahwa infrastruktur dasar tidak dibangun atau dirawat dengan perspektif pelindungan HAM.
    Hak atas informasi, yang sangat penting pada situasi darurat, ikut terabaikan ketika tidak semua warga mendapatkan peringatan dini atau sarana komunikasi alternatif.
    Dalam situasi seperti ini, warga tidak hanya menghadapi bencana alam, tetapi juga bencana kebijakan—karena pilihan pembangunan yang tidak sensitif terhadap risiko secara langsung meningkatkan ancaman terhadap keselamatan manusia.
    Pola penanganan bencana yang berulang kali lambat dan fragmentaris mencerminkan persoalan struktural dalam pemenuhan HAM.
    Korban yang berhari-hari tanpa akses bantuan, keterlambatan evakuasi, kelangkaan makanan dan air bersih, serta kondisi pengungsian yang minim layanan dasar, menunjukkan bahwa negara belum benar-benar menempatkan hak atas bantuan kemanusiaan sebagai prioritas.
    Padahal, standar HAM internasional, seperti
    Guiding Principles on Internal Displacement
    , menegaskan bahwa negara harus menjamin pelindungan yang efektif bagi setiap orang yang terdampak.
    Ketika negara tidak mampu memastikan pemulihan cepat dan bermartabat, maka kegagalan ini bukan sekadar administrasi, melainkan bentuk nyata pelanggaran kewajiban HAM yang paling mendasar.
    Deforestasi, alih fungsi hutan, dan praktik industri ekstraktif telah menghilangkan fungsi-fungsi alam yang selama ini menjadi pelindung alami warga: penyangga air, penahan tanah, hingga penyerap limpasan.
    Ketika hutan hilang, risiko bencana meningkat secara eksponensial, dan warga menjadi kelompok pertama yang menanggung dampaknya.
    Hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat bukanlah konsep abstrak; melainkan prasyarat bagi terpenuhinya hak-hak lain seperti hak atas hidup, kesehatan, dan tempat tinggal.
    Jika melihat
    banjir Sumatera
    , kerusakan lingkungan bukan hanya memperburuk skala bencana, tetapi memperbesar potensi pelanggaran HAM secara sistematis.
    Di banyak daerah terdampak, banjir dan longsor menghantam kawasan yang selama ini berada di sekitar wilayah konsesi tambang, perkebunan, atau proyek pembangunan besar yang mengubah bentang alam.
    Ketidaksesuaian tata ruang, lemahnya pengawasan, dan mudahnya izin lingkungan dikeluarkan menunjukkan bagaimana kepentingan ekonomi sering kali ditempatkan di atas keselamatan warga.
    Padahal, negara wajib memastikan bahwa setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan tidak boleh mengorbankan hak asasi manusia.
    Ketika negara membiarkan praktik-praktik yang menurunkan daya dukung lingkungan, maka negara turut berperan dalam menciptakan kondisi yang membuat warga hidup dalam risiko permanen.
    Bencana kali ini membuktikan bahwa degradasi lingkungan tidak berdiri sendiri; melainkan memperparah kerentanan masyarakat dan memperlebar ketidakadilan.
    Warga yang hidup di sekitar hulu sungai, kawasan bukit, atau daerah rawa yang telah dikeringkan adalah mereka yang paling rentan kehilangan rumah, mata pencaharian, bahkan nyawa.
    Kerentanan ini bukan hal yang muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari keputusan kebijakan yang selama bertahun-tahun mengabaikan perspektif HAM dalam tata kelola lingkungan.
    Karena itu, pemulihan pascabencana tidak boleh berhenti pada pembangunan infrastruktur, tetapi harus mencakup pemulihan fungsi ekosistem dan reformasi tata ruang untuk memastikan bahwa hak warga tidak terus-menerus digadaikan demi kepentingan ekonomi jangka pendek.
    Bencana yang berulang di Sumatera menunjukkan bahwa persoalan utamanya bukan semata cuaca ekstrem, melainkan kegagalan sistemik dalam tata kelola risiko.
    Setiap tahun, pola yang sama terulang: banjir besar, longsor, korban jiwa, pengungsian massal, dan infrastruktur yang lumpuh. Namun, kebijakan publik tidak pernah berubah secara signifikan untuk menjawab akar permasalahannya.
    Tanpa reformasi struktural yang menjadikan HAM sebagai fondasi utama—bukan hanya daftar norma legal—situasi ini akan terus membahayakan jutaan warga yang hidup di wilayah rawan.
    Reformasi tersebut meliputi penguatan tata ruang, transparansi izin lingkungan, audit menyeluruh terhadap industri ekstraktif, serta modernisasi sistem peringatan dini yang berorientasi pada keselamatan warga.
    Pendekatan berbasis HAM pun sejatinya menuntut adanya mekanisme akuntabilitas atas setiap kelalaian kebijakan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan penderitaan warga.
    Negara tidak boleh bersembunyi di balik narasi “bencana alam” ketika sebagian besar faktor risikonya merupakan hasil dari keputusan-keputusan manusia dan kelalaian institusional.
    Investigasi independen, pengawasan publik, serta keterlibatan masyarakat sipil menjadi kunci agar perbaikan kebijakan tidak berhenti pada slogan atau instruksi sesaat.
    Banjir Sumatera harus dibaca sebagai peringatan bahwa tanpa akuntabilitas, kerusakan lingkungan dan tata kelola yang timpang akan terus diproduksi, dan pelanggaran HAM akan menjadi konsekuensi yang tak terelakkan.
    Mencegah bencana pada masa depan bukan hanya soal membangun tanggul atau memperbanyak alat berat, tetapi membangun negara yang memprioritaskan martabat manusia.
    Pemulihan pascabencana harus dirancang untuk memulihkan hak-hak warga, bukan sekadar infrastruktur.
    Negara harus memastikan bahwa setiap warga, terutama kelompok paling rentan, mendapatkan pelindungan, bantuan, dan ruang hidup yang aman.
    Banjir Sumatera bagian Utara ini menjadi pengingat keras bahwa ketika HAM diabaikan dalam kebijakan lingkungan dan pembangunan, maka bencana bukanlah sebuah kejutan—melainkan konsekuensi yang dapat diprediksi.
    Reformasi kebijakan berbasis HAM bukan hanya urgensi moral, tetapi syarat mutlak untuk memastikan tragedi serupa tidak terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Internet Hidup Lagi di Tapanuli Tengah, Korban Banjir Sumut Menangis Bisa Telepon Keluarga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 November 2025

    Internet Hidup Lagi di Tapanuli Tengah, Korban Banjir Sumut Menangis Bisa Telepon Keluarga Regional 30 November 2025

    Internet Hidup Lagi di Tapanuli Tengah, Korban Banjir Sumut Menangis Bisa Telepon Keluarga
    Tim Redaksi

    MEDAN, KOMPAS.com
    – Jaringan internet di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara hidup lagi setelah terputus akibat banjir. Kini, masalah komunikasi sudah teratasi.
    Internet kembali aktif
    ini disambut haru oleh warga karena bisa mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga.
    Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
    Polda Sumut
    mengaktifkan 5 perangkat internet satelit atau
    Starlink
    di lokasi
    banjir
    dan longsor di Tapteng pada Sabtu (29/11/2025).
    Alhasil, jaringan komunikasi yang sempat terputus sejak Senin (24/11/2025) kini kembali hidup.
    Berdasarkan video yang dirilis Polda Sumut, sejak Starlink dioperasikan, puluhan warga langsung memadati titik layanan darurat yang didirikan oleh personel TIK Polda Sumut.
    Warga tidak mampu menahan tangis saat memberitahu kondisinya kepada keluarga yang berada di luar Tapteng.
    Di video tersebut, banyak juga warga yang kehilangan ponsel lantaran terbawa arus banjir, mengantri untuk meminjam handphone polisi demi bisa berkomunikasi dengan keluarganya yang lain.
    Pemandangan serupa berulang terus menerus.
    Setiap telepon yang tersambung menjadi momen haru, menghidupkan kembali rasa aman dan harapan korban bencana.
    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan jaringan darurat yang dibangun Bid TIK Polda Sumut kini juga menjadi tulang punggung komunikasi bagi seluruh tim SAR gabungan.
    “Polda Sumut (juga) menjadi tim pertama yang berhasil membuka kembali akses komunikasi untuk masyarakat yang terputus total dari jaringan sejak bencana melanda,” ujar Ferry dalam keterangan tertulisnya.
    Ferry juga menjelaskan, bahwa dalam operasi
    bencana alam
    ini, Bid TIK Polda Sumut mengerahkan 60 unit HT Harris, 1 unit Mobil Repeater, 1 unit Mobil Komob, 1 unit drone, 5 unit perangkat Starlink, serta 2 unit baterai backup Starlink.
    “Kehadiran perangkat-perangkat ini langsung menghidupkan kembali jaringan komunikasi yang sebelumnya lumpuh di sebagian besar wilayah terdampak,” katanya.
    Dia menambahkan, mobil Repeater dan Mobil Komob yang digunakan juga untuk memperluas jangkauan radio HT, memastikan setiap informasi evakuasi pencarian korban, hingga permintaan logistik dapat tersampaikan tanpa hambatan.
    Kemudian, drone yang diterbangkan Bid TIK Polda Sumut turut serta memetakan area-area terisolir hingga membantu tim SAR menentukan lokasi yang harus segera mendapat bantuan.
    Berdasarkan data sementara Polda Sumut pada Sabtu (29/11/2025) pukul 09.00, jumlah korban tewas akibat bencana alam di Sumut sebanyak 147 orang, dan 174 orang masih dalam pencarian.
    “Bencana ini menimbulkan dampak signifikan, tercatat 1.076 korban, 147 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan, dan 174 masih dalam pencarian, serta ada 28.427 pengungsi,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan dalam keterangan persnya.
    Ferry juga mengatakan bahwa sejak Senin (24/11/2025), tercatat ada 488 bencana alam yang melanda 21 Kabupaten/Kota di Sumut.
    Jenis bencananya mulai dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung.
    “Wilayah paling terdampak berada di Kabupaten
    Tapanuli Tengah
    , yang mencatat 56 kejadian bencana dengan 691 korban, termasuk 47 meninggal dunia dan 51 masih dalam pencarian,” ujarnya.
    Di Kota Sibolga, tercatat 33 orang tewas dan 56 orang dinyatakan hilang.
    “Sementara itu, Taput, Tapsel, dan Madina juga mengalami peningkatan jumlah longsor dan banjir yang memaksa ribuan warga mengungsi,” ujar Ferry.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Rais Aam Klaim PBNU Akan Segera Gelar Muktamar
                        Nasional

    5 Rais Aam Klaim PBNU Akan Segera Gelar Muktamar Nasional

    Rais Aam Klaim PBNU Akan Segera Gelar Muktamar
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar mengeklaim bahwa organisasi tersebut akan segera menggelar Muktamar dalam waktu dekat.
    Muktamar akan digelar menyusul pemberhentian
    Yahya Cholil Staquf
    atau
    Gus Yahya
    dari jabatan Ketua Umum
    PBNU
    .
    “Bahwa untuk memastikan berjalannya roda organisasi secara normal, makan akan dilaksanakan rapat pleno atau muktamar dalam waktu segera,” ujar Miftachul dalam siaran persnya, Sabtu (29/11/2025).
    Miftachul sebagai
    Rais Aam PBNU
    menegaskan, Gus Yahya tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PBNU sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB.
    Usai pemberhentian tersebut, ia menyebut bahwa Gus Yahya tidak lagi memiliki hak maupun kewenangan menggunakan atribut Ketum PBNU.
    “Terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU. Sejak saat itu, kepemimpinan PBNU sepenuhnya berada di tangan Rais Aam,” tegas Miftachul.
    Di samping itu, ia juga akan membentuk tim pencari fakta (TPF) untuk mendapatkan kesahihan informasi terkait organisasinya yang beredar di media sosial.
    “Untuk mendapatkan kesahihan informasi, akan dibentuk Tim Pencari Fakta yang bekerja secara utuh dan mendalam,” ujar Miftachul.
    Ia menunjuk Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir pengarah tim pencari fakta tersebut.
    Agar tim tersebut berjalan optimal, Rais Aam menegaskan bahwa implementasi Digdaya Persuratan Tingkat PBNU ditangguhkan sampai proses investigasi selesai. Sedangkan implementasi di tingkat PWNU dan PCNU tetap berjalan normal.
    Ia pun kembali mengingatkan seluruh nahdliyin tentang nilai-nilai Khittah Nahdlatul Ulama (
    NU
    ) dan mengedepankan kepentingan bersama.
    “Semua pihak harus mengedepankan kepentingan bersama, menjaga akhlak yang mulia, dan menjunjung tinggi kejujuran dalam berpikir, bersikap, dan bertindak,” ujar Miftachul.
    “Marilah kita bermunajat kepada Allah SWT agar diberikan jalan keluar terbaik dan paling maslahat bagi Jam’iyah Nahdlatul Ulama,” sambungnya.
    Sebelumnya, Gus Yahya mengatakan surat edaran yang memberhentikannya adalah inkonstitusional.
    Tegasnya, surat edaran nomor 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025 tidak punya kekuatan hukum untuk memberhentikan dirinya dari Ketum PBNU.
    “Proses yang dilakukan oleh sejumlah pihak, dalam hal ini rapat harian Syuriyah yang menyatakan memberhentikan saya itu adalah proses yang inkonstitusional, tidak bisa diterima karena Syuriyah tidak punya wewenang untuk itu,” ujar Gus Yahya dalam konferensi pers, dikutip dari siaran Kompas TV, Rabu (26/11/2025).
    Ketua Umum PBNU, kata Gus Yahya, hanya dapat diberhentikan dan dipilih lewat forum Muktamar Nahdlatul Ulama (NU).
    Gus Yahya sendiri merupakan Ketum PBNU periode 2022-2027 yang terpilih dalam
    Muktamar NU
    di Lampung pada akhir Desember 2021.
    “Maka sampai hari ini secara konstitusional saya tetap dalam jabatan sebagai ketua umum sesuai dengan fungsi saya, fungsi efektif,” ujar Gur Yahya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.