Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
— Upaya polisi menangkap pemotor lawan arah yang menganiaya pelatih taekwondo, Bima (39), di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus berjalan.
Identitas pelaku, MN, sudah teridentifikasi, namun polisi masih kesulitan menemukan keberadaannya sejak insiden pada Rabu (19/11/2025).
“Sudah teridentifikasi. Masih kami cari, semoga dapat ya,” ujar Nurma Kapolsek
Jagakarsa
AKP Nurma Dewi saat dikonfirmasi, Kamis (4/12/2025).
MN diduga kabur ke luar kota sehingga proses pengejaran oleh polisi membutuhkan waktu lebih panjang.
“Iya, betul, dia kabur ke luar kota, masih diburu,” kata Nurma.
Sementara itu, Bima mengungkapkan bahwa dari awal ia sebenarnya sudah mengetahui identitas pelaku berkat bantuan warga sekitar.
Namun, ketika polisi menelusuri alamat yang diduga menjadi tempat tinggal MN, hasilnya nihil.
“Ternyata dia bohong. Enggak ada di sana,” kata Bima saat dihubungi lewat telepon.
Kini, ia hanya bisa menunggu pelaku ditangkap atau menyerahkan diri.
Bima menegaskan bahwa dirinya tidak berniat memperpanjang persoalan apabila pelaku bersikap kooperatif.
“Saya nanti lihat dulu, dia kooperatif enggak. Kan saya juga enggak mau apa-apain dia. Saya pengennya, ‘Ya sudah lah, serahin aja diri lu dulu’,” ujarnya.
Peristiwa bermula ketika Bima berpapasan dengan pemotor yang melawan arah. Tanpa sempat bicara, Bima langsung menjadi sasaran pukulan.
“Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” tuturnya.
Ia dipukul berkali-kali hingga kaca helmnya terlepas dan kaca matanya pecah, menyebabkan luka di bagian mata.
Saat menunduk mengambil kacamata, pelaku kembali menghajar punggung dan dada Bima.
“Saya defense. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” kata Bima.
Meski seorang
pelatih taekwondo
, Bima memilih tidak membalas demi keselamatan istrinya yang saat itu ikut dibonceng.
Warga sekitar kemudian melerai, tetapi pelaku kabur sambil berteriak dan menolak diajak ke Polsek Jagakarsa.
“Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu, urus dulu darahmu’,” ungkap Bima.
Bima telah menjalani visum yang menunjukkan luka memar di dada, rusuk, wajah, serta lecet di kaki.
Polisi kini terus memburu MN yang diduga bersembunyi di luar kota.
(Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/11/28/692975fac9267.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh Megapolitan 4 Desember 2025
-
/data/photo/2025/08/01/688c4e922a9b2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Panggil Anak Gubernur Kalbar Jadi Saksi Kasus Proyek Jalan Mempawah Nasional 4 Desember 2025
KPK Panggil Anak Gubernur Kalbar Jadi Saksi Kasus Proyek Jalan Mempawah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil anak Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, Arief Rinaldi sebagai saksi kasus dugaan korupsi peningkatan jalan proyek pembangunan jalan di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Mempawah pada Kamis (4/12/2025).
Berdasarkan informasi yang diperoleh,
Arief Rinaldi
akan diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Anggota DPRD Kalimantan Barat.
“Pemeriksaan dilakukan di Polda Kalimantan Barat,” kata Juru Bicara
KPK
Budi Prasetyo dalam keterangannya, Kamis.
KPK juga memanggil dua saksi lainnya yaitu Ibu rumah tangga bernama Emma Suhartini dan Istiqomah Iskandar selaku karyawan swasta.
Meski demikian, Budi belum menyampaikan materi yang akan didalami penyidik dari pemeriksaan saksi tersebut.
Sebelumnya, KPK menetapkan tiga tersangka terkait dugaan
korupsi
di
Dinas Pekerjaan Umum
(PU) Kabupaten Mempawah. Namun, KPK belum mengungkapkan identitas tiga orang tersangka tersebut.
“Dari penyidikan ini KPK telah menetapkan tiga orang tersangka. Dua orang merupakan penyelenggara negara dan satu orang dari pihak swasta,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Tessa mengatakan, penyidik telah melakukan penggeledahan terhadap 16 lokasi di Kabupaten Mempawah, Sanggau, dan Pontianak.
Dari penggeledahan tersebut, penyidik menyita barang bukti elektronik dan sejumlah dokumen.
“Belum dijelaskan secara detail ya untuk lokasi-lokasi mana saja tetapi ada kantor dan rumah, beberapa kantor dan rumah,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/6930fe2bcacad.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
"Kampung Dollar" Muara Gembong yang Dulu Makmur Kini Tenggelam Ditelan Rob Megapolitan 4 Desember 2025
“Kampung Dollar” Muara Gembong yang Dulu Makmur Kini Tenggelam Ditelan Rob
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kampung Beting di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dulunya sangat berlimpah ikan, udang, dan kepiting.
Melimpah ruahnya sumber makanan itu membuat warga berlomba-lomba mendirikan usaha tambak di belakang rumahnya yang langsung laut.
Warga berbondong-bondong mengubah area mangrove di belakang rumahnya, menjadi area tambak.
Pasalnya, bisnis tambak milik warga di Kampung Beting begitu menjanjikan dan bisa datangkan keuntungan puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Berkembangnya usaha tambak warga membuat Kampung Beting mencapai masa kejayaannya pada tahun 1980-an hingga disebut sebagai ”
Kampung Dollar
“.
Namun, kejayaan itu hanya tinggal kenangan semata. Kondisi Kampung Beting kini memperihatinkan.
“Sedih lah saya kecil di sini, dulu di sana adalah kampung terpadat dan ekonomi bagus banget perputarannya di sana,” ucap warga bernama Halima (38) saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Selasa (2/12/2025).
Namun, sekitar tahun 2000-an, bisnis tambak warga di
Muara Gembong
perlahan-lahan habis karena tergerus abrasi.
Sejak itu pula, perekonomian warga di Muara Gembong, khususnya Kampung Beting terganggu.
Padahal, dulu Halima bisa bersekolah dan mendapatkan kehidupan yang layak karena orangtuanya adalah seorang petani tambak bandeng dan udang.
Ia mengaku, terakhir panen hasil tambak milik orangtuanya sekitar tahun 2005-an. Kini, Halima tak bisa lagi mencicipi ikan dari tambak belakang rumahnya.
“Kalau nelayan mungkin masih produktif, tapi kalau petani tambak mungkin abrasi itu permasalahannya enggak bisa panen bandeng, udang, enggak bisa kayak dulu,” ucap dia.
Dalam 10 tahun ke belakang, abrasi di wilayah ini semakin parah dan membuat Kampung Beting perlahan tenggelam.
Sebab, adanya abrasi membuat banjir rob dengan ketinggian sekitar 50 cm terjadi sekitar satu minggu sekali di kampung ini.
Banjir rob mudah masuk ke perumahan warga karena laut di Muara Gembong tak dilengkapi dengan tanggul beton.
Selain dikelilingi laut, Kampung Beting juga dialiri Sungai Citarum yang arusnya cukup kencang.
Sungai Citarum yang mengalir di sepanjang Kampung Beting kanan dan kirinya juga tidak dilengkapi oleh tanggul.
Jadi, ketika hujan tiba, air sungai itu juga mudah meluap ke rumah-rumah warga.
Tak heran, kampung ini mudah sekali tenggelam ketika banjir dari laut atau sungai datang.
Sering tenggelamnya Kampung Beting membuat sebagian warga memilih meninggalkan tempat tinggalnya.
“Warganya juga sudah banyak yang pindah karena rumahnya sudah tidak layak huni dan akses jalan sudah terputus,” ujar Halima.
Pasalnya, meski banjir rob tidak sedang datang, beberapa rumah warga tetap tergenang air berwarna cokelat.
Sementara sebagian area depan rumah warga yang sudah tak tergenang justru dipenuhi lumpur dari kali sehingga tidak bisa lagi dipijak.
Mirisnya lagi, karena sudah tenggelam dan tak berpenghuni, sekitar dua minggu lalu sebagian akses listrik di Kampung Beting ujung sudah dicabut oleh PLN.
KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU Kampung tenggelam di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Tempat tinggal Halima di Kampung Gobah juga sudah mulai terkena abrasi.
“Sebetulnya, sudah mulai terkena abrasi tapi belum ke pemukiman, karena kalau Kampung Gobah itu pemukimannya hanya sepanjang aliran Sungai Besar Citarum,” ucap dia.
Namun, seluruh tambak warga di Kampung Gobah juga sudah hancur tergerus oleh abrasi.
Oleh karena itu, ia takut suatu saat kampung tempat tinggalnya memiliki nasib yang sama seperti Kampung Beting.
Halimah berharap pemerintah bisa segera melakukan tindakan untuk mengatasi abrasi di kawasan Muara Gembong.
Ia juga meminta agar pemerintah bisa mengajak masyarakat untuk sama-sama menanggulangi abrasi.
Di Muara Gembong sudah banyak kegiatan menanam mangrove untuk mengatasi abrasi.
Namun, dampak penanaman mangrove itu dinilai belum signifikan untuk mencegah abrasi.
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah bisa membangun tanggul untuk penahan abrasi di sekitar laut Muara Gembong.
Sebab, jika tak ada tanggul, maka ia khawatir seluruh desa di Muara Gembong bisa tenggelam.
“Karena kalau dibiarkan bisa satu kampung, dua kampung, atau satu desa akan tenggelam, kan kita berusaha kayaknya kalau masyarakat masih mau lah kalau pemerintah bikin seperti apa,” ucap dia.
Ketua RT 05, RW 06, Dusun 3, Maska juga menilai, penanaman mangrove di kampungnya belum terlalu efektif untuk mencegah abrasi.
“Banyak sih komunitas yang terjun di wilayah saya ini, cuma penurunan alat berat untuk menanggulangi abrasi belum ada, baru sebatas penanggulangan dengan cara penanaman pohon mangrove atau apa itu aja, yang tidak langsung berdampak hasilnya berbeda dengan alat berat untuk tanggul,” ujar Maska.
Maska berharap, ada bantuan berupa alat berat dari pemerintah untuk mengatasi abrasi.
Menjalani hidup di
Kampung Tenggelam
tentu saja bukan perkara yang mudah untuk dijalani warga.
Ketika terjadi rob, air laut bukan hanya merendam perumahan, tapi juga merendam akses jalan utama keluar masuknya warga.
Saat jalan terendam rob, warga akan sulit untuk keluar desa dan terhambat ketika mau beraktivitas.
“Justru itu karena akses jalan yang terendam justru motor sampai ke jok airnya. Orang sering terganggu mau berpergian,” ujar Maska.
Sering terjadinya rob membuat jalan di sepanjang Desa Kampung Beting rusak parah.
Warga lain bernama Udin (24) juga mengaku, aktivitasnya begitu terganggu setiap kali rumahnya terendam rob.
Udin terpaksa harus menunggu rob surut ketika ingin beraktivitas ke luar rumah.
“Bisa aja, tapi nunggu airnya surut, biasanya tiga jam surut. Sekarang air datangnya pagi,” ucap Udin.
Ia mengaku, begitu tersiksa dengan kondisi Kampung Beting yang seringkali tenggelam.
Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Susan Herawati menyebut, hancurnya kejayaan Kampung Dollar atau Kampung Beting terjadi di tahun 2000-an.
Pasalnya, di tahun itu usaha tambak warga di Kampung Beting habis total tergerus abrasi.
“Sejak tahun 2000-an, abrasi dan penurunan muka tanah jadi penyebab rusaknya tambak nelayan di Muara Beting, dan hingga saat ini tidak ada lagi tambak warga yang aktif,” ungkap Susan.
Abrasi parah yang terjadi di kampung ini disebabkan karena banyaknya hutan mangrove yang diubah menjadi area tambak warga.
Padahal mangrove sendiri memegang peran penting untuk mencegah abrasi di daerah pesisir.
Tak heran, jika kondisi Kampung Beting saat ini begitu memperihatinkan karena sudah tenggelam dan tak ada lagi perputaran roda ekonomi.
Oleh sebab itu, Susan menilai tenggelamnya Kampung Beting di Muara Gembong bukan murni karena faktor alam.
“KIARA menilai bahwa hal ini bukan murni faktor alamiah, tetapi human made disaster atau bencana yang ditimbulkan oleh ulah manusia,” ucap dia.
Berdasarkan data dari KIARA, Menteri Kehutanan atas usulan Bupati Bekasi, menerbitkan surat keputusan Menhut Nomor SK.475/Menhut-II/2005 pada 16 Desember 2005 untuk mengubah fungsi dari hutan lindung menjadi hutan produksi seluas 5,1 hektare di Muara Gembong.
Di sisi lain, berdasarkan dokumen Strategi Pengelolaan Sumber Daya Ekosistem Pesisir Muara Gembong, Teluk Jakarta 2019 menyebutkan, bahwa menurut Perhutani di tahun 2010 luas hutan mangrove alami di Muara Gembong mencapai 10,4 hektare, akan tetapi 95 persen vegetasi mangrove tersebut berubah menjadi tambak dan lahan pertanian.
Berdasarkan data tersebut, mangrove di wilayah Muara Gembong tersisa 524 hektare. Hal ini berbanding terbalik dengan data citra satelit yang diolah MapBiomas Indonesia 2025 yang menyatakan bahwa di tahun 2010 hanya tersisa sekitar 67 hektare dan tahun 2023 hanya sekitar 23 hektare.
“Jelas degradasi luas ekosistem mangrove ini catatan buruk tata kelola mangrove yang dilakukan pemerintah,” ucap dia.
Pemerintah disarankan bisa membangun kembali rumah-rumah masyarakat dan infrastruktur ekologisnya yang adaptif terhadap banjir rob.
Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa tidak adanya perizinan usaha maupun aktivitas industri ekstraktif dan eksploitatif lainnya yang membebani wilayah pesisir dan menyebabkan abrasinya semakin parah.
“Selain itu, juga menghentikan, mengevaluasi, mengaudit, serta memproses industri maupun korporasi yang terbukti berkontribusi terhadap alih fungsi mangrove dan penurunan muka tanah yang terjadi baik di pesisir Muara Gembong maupun dalam scope yang lebih besar yaitu pesisir pantai utara Jawa,” jelas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/69312e097f427.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano Megapolitan 4 Desember 2025
RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Rumah Sakit Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho (6).
Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya Arum.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah
Alvaro Kiano Nugroho
, anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis (4/12/2025).
Tim forensik melakukan pencocokan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
“Sampel DNA post-mortem korban serta sampel DNA ante-mortem dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” ungkapnya.
Alvaro Kiano
menghilang selama delapan bulan sejak Maret 2025. Ia diduga diculik dari masjid oleh orang yang mengaku ayahnya.
Sejak saat itu, jejaknya tak terendus meski pihak keluarga mencari berbagai cara untuk menemukannya.
Pada November 2025, kerangka Alvaro ditemukan di Tenjo, Kabupaten Bogor. Ternyata, ia diculik lalu dibunuh oleh ayah tirinya, Alex Iskandar.
Namun, beberapa hari setelah ditangkap, Alex mengakhiri hidupnya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, awalnya Alex menjemput Alvaro untuk diajak membeli mainan ke mal.
Namun, sebelum ke mal, Alex membawa Alvaro ke rumahnya di wilayah Tangerang terlebih dahulu untuk mandi.
Setelah itu Alvaro mulai merasa tidak nyaman karena ayah tirinya mandi terlalu lama.
Ia menangis dan meminta diantar pulang ke rumah kakek dan neneknya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Tak tahan mendengar rengekan Alvaro, Alex mengambil handuk yang tergantung di rak dan membekap mulut anak tirinya itu.
Ia kemudian mencekik serta menindih tubuh Alvaro hingga bocah tersebut tidak lagi bernapas.
“Karena panik, dia masih berusaha untuk bagaimana mencari supaya mau menghilangkan barang bukti korban AKN,” jelas Nicolas.
Alex mengikat tubuh Alvaro dengan tali, memasukkannya ke dalam plastik hitam, dan menyimpannya di garasi rumah dalam posisi tertutup mobil.
“Dari situlah dia meninggalkan korban AKN ini kurang lebih selama tiga hari,” kata dia.
Alex mulai mencari tempat lain ketika jasad Alvaro mulai membusuk. Ia kemudian teringat wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, karena memiliki saudara yang tinggal di sana.
Akhirnya, Alex mengangkat jasad Alvaro ke dalam mobil dan membawanya ke bawah Jembatan Cilalay, lokasi yang kerap dipakai warga untuk membuang sampah secara ilegal.
Setelah itu, Alex bahkan membantu keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Pesanggrahan, membuat polisi tidak mencurigainya
“Karena pada saat penjemputan itu dia mengaku bahwa, ‘saya mau jemput anak saya.’ Sedangkan juga kakek daripada si AKN ini juga meminta bantuan ayah tirinya untuk mencari,” tutur Nicolas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2022/04/17/625bf55f0f3f8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warung Mie di Bogor Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Sumatera–Aceh yang Terdampak Bencana Megapolitan 4 Desember 2025
Warung Mie di Bogor Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Sumatera–Aceh yang Terdampak Bencana
Editor
BOGOR, KOMPAS.com
— Sebuah warung makan, Mie Aceh Semeru di Jalan Cilandek, Kota Bogor, Jawa Barat menggratiskan makanan bagi mahasiswa asal Sumatera dan Aceh yang orang tuanya terdampak bencana.
Pemilik
Mie Aceh Semeru
, Rahmat (34) mengatakan, langkah itu merupakan inisiatif pribadinya sebagai bentuk kepedulian kepada para perantau yang kini ikut merasakan dampak bencana di kampung halamannya.
“Tidak ada nama khusus untuk program ini. Ini hanya inisiatif sederhana karena saya melihat korban bukan hanya yang di Aceh. Anak-anak mereka yang kuliah di luar Aceh dan Sumatera juga ikut terdampak,” kata Rahmat dikutip dari
TribunnewsBogor.com
, Rabu (3/12/2025).
Rahmat memastikan mahasiswa asal Sumatera dan Aceh bisa makan gratis kapan saja di warungnya.
Menurut dia, keberlangsungan pendidikan mereka tidak boleh terganggu oleh kondisi keluarga di kampung.
“Selama masih belum kondusif maka warung mie Aceh Semeru ini gratis untuk anak-anak aceh anak anak sumatera barat dan sumatera utara. Kapanpun mereka kesini boleh makan sepuasanya,” ujarnya.
Ia mengaku memahami betul kondisi para perantau karena pernah mengalami hal serupa saat masih kuliah dan kesulitan biaya.
“Jadi memang saya dulu perantau merasakan ketika ada orang tua belum ngirim uang ataupun beasiswanya terpending mala kita harus bekerja keras untuk makan. Dan sekarang saya alhamdulillah diberikn rezeki lebih oleh Allah akhirnya kenapa engga kita bantu orang lain,” ujarnya.
Bantuan ini sudah berjalan tiga hari.
Selain memberi makan gratis, Rahmat juga menyalurkan donasi uang tunai untuk mahasiswa yang tinggal jauh dari warungnya.
“Ini sudah hari ketiga jadi kalau ada yang deket mereka langsung datang kesini makan, ada yang uda dua kali juga. Tapi yang jauh jauh biasanya mereka kami kirimkan donasi saya kasih dari range 200 sampai 250 ribu,” tandasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/69312948d017c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Puan: DPR Siap Evaluasi Bencana Aceh-Sumatera, tapi Saat Ini Fokus Evakuasi dan Bantuan Nasional 4 Desember 2025
Puan: DPR Siap Evaluasi Bencana Aceh-Sumatera, tapi Saat Ini Fokus Evakuasi dan Bantuan
Penulis
KOMPAS.com
– Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani menegaskan bahwa DPR siap bekerja sama dengan pemerintah untuk mengevaluasi penyebab bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh dan Sumatera.
“Namun, prioritas utama saat ini adalah penanganan tanggap darurat, mengingat masih banyak warga terdampak yang membutuhkan evakuasi maupun bantuan logistik,” ucapnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Puan menyampaikan hal tersebut saat menanggapi sejumlah usulan yang meminta pemerintah memberlakukan moratorium izin tambang baru serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perusahaan pemegang izin.
Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup (LH) juga berencana memanggil delapan perusahaan yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara, yang dinilai berkontribusi memperparah bencana.
“Kami bersinergi dengan pemerintah bahwa ada keinginan untuk mengevaluasi ini: akibatnya apa dan bagaimana perencanaannya ke depan. Tentu saja itu akan ditindaklanjuti,” kata Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025) sore.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Rabu (3/12/2025) sore, total korban meninggal akibat banjir dan
longsor di Aceh
, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 807 jiwa.
Sebanyak 647 orang masih dinyatakan hilang, 2.600 orang terluka, dan sekitar 582.500 warga mengungsi.
Selain itu, ribuan rumah serta sejumlah fasilitas umum, seperti jembatan, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan mengalami kerusakan.
Oleh karena itu, Puan menegaskan bahwa pemerintah dan DPR kini memusatkan seluruh sumber daya untuk masa tanggap darurat.
“Masih banyak korban yang belum ditemukan, wilayah yang terisolasi, dan bantuan yang harus segera didistribusikan,” ujarnya.
Puan mengatakan, setelah tahap tanggap darurat selesai, fokus selanjutnya adalah masa rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk pemulihan infrastruktur dan fasilitas umum yang rusak.
“Itu dulu yang harus kami fokuskan karena kondisi cuaca masih tidak menentu,” tuturnya.
Meski demikian, lanjut Puan, DPR tetap siap menindaklanjuti evaluasi penyebab bencana.
“DPR RI juga akan aktif menanggapi hal tersebut. Yang pasti sekarang kami fokus dulu kepada para korban dan wilayah yang masih membutuhkan bantuan,” tegas Puan.
Sebagai informasi, Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksikan kerugian akibat banjir di tiga provinsi tersebut mencapai Rp 68,67 triliun.
Angka tersebut mencakup kerusakan rumah, kehilangan pendapatan, kerusakan fasilitas publik, hingga kehilangan produksi pertanian.
Puan menambahkan bahwa DPR telah mengirim tim ke Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh untuk memantau langsung kondisi di lapangan.
DPR juga menyalurkan bantuan logistik untuk korban banjir bandang dan tanah longsor pada Minggu (30/11/2025), yang diserahkan langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurizal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/6931139772758.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketua MPR China Temui Prabowo di Istana Jakarta, Disambut Tarian Pa'gelo Nasional 4 Desember 2025
Ketua MPR China Temui Prabowo di Istana Jakarta, Disambut Tarian Pagelo
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua MPR China Wang Huning menemui Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/12/2025) siang.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Wang mendatangi Istana dengan mengenakan setelan jas berwarna hitam.
Terlihat sejumlah pasukan Paspampres,
tarian Pa’gelo
dari Toraja, serta marching band menyambut kedatangan Wang.
Ketika Wang keluar dari mobil, dia langsung disambut oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
Prasetyo dan Wang lalu berjalan berdampingan menuju selasar Istana.
Di sana, Presiden Prabowo yang mengenakan setelan jas berwarna abu-abu gelap dan peci hitam telah menanti untuk menyambut Wang.
Prabowo dan Wang langsung berjalan masuk Ruang Kredensial untuk berfoto bersama dan mengisi buku tamu.
Keduanya belum memberikan pernyataan apapun.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya dan Wakil Dubes RI untuk China, Irene.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/693102ae3a0e1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemenperin Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar Nasional 4 Desember 2025
Kemenperin Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Penulis
KOMPAS.com
– Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Pelepasan bantuan dilakukan oleh Menteri Perindustrian (Menperin)
Agus Gumiwang Kartasasmita
pada Rabu (3/12/2025) di Jakarta.
“Kami memahami bahwa bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ini memiliki skala yang cukup besar, sehingga masyarakat di daerah terdampak tentu membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Bantuan yang dikirimkan terdiri atas kebutuhan dasar, seperti paket sembako, air minum, pakaian layak pakai, perlengkapan kebersihan, serta dukungan logistik lainnya.
Selain bantuan barang, Kemenperin juga menyalurkan bantuan uang tunai yang dihimpun dari pejabat dan pegawai sebagai bentuk gotong royong internal.
Pengumpulan donasi internal ini telah mencapai satu truk muatan bantuan barang dan dana tunai yang akan disalurkan melalui satuan kerja Kemenperin di daerah untuk mendukung operasional dapur umum dan kebutuhan mendesak lainnya.
“Hari ini kami mengirimkan sebagian bantuan terlebih dahulu sebagai tahap awal, dan akan ada pengiriman berikutnya yang kami susulkan,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita.
Ia juga mengapresiasi para pelaku industri yang turut memberikan dukungan baik dalam bentuk barang maupun dana tunai.
“Banyak bantuan dari perusahaan manufaktur yang sudah disalurkan, baik melalui Kemenperin maupun lembaga lain. Yang terpenting adalah adanya panggilan kepedulian untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak,” ungkapnya.
Salah satu bantuan yang dikirimkan hari ini adalah Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) untuk penyulingan air dan kendaraan multifungsi berbasis teknologi manufaktur nasional yang dapat menyediakan air bersih.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, AMMDes untuk penyulingan air sangat relevan dengan kebutuhan wilayah terdampak, mengingat persoalan air bersih menjadi kendala utama.
“Hari ini dikirim satu unit, dan kami sedang berkoordinasi dengan produsen untuk mempercepat penambahan unit berikutnya. Semua barang bantuan yang kami kirim akan kami pastikan bahwa barang tersebut adalah produk industri dalam negeri,” jelas Menperin.
Dari sisi industri, laporan sementara menunjukkan bahwa kawasan industri di Aceh, Sumut, dan Sumbar secara umum tidak mengalami kerusakan berarti dan masih dapat beroperasi.
Kendala justru dialami beberapa pabrik di luar kawasan industri akibat masalah akses serta
gangguan utilitas, terutama pasokan air dan listrik.
“Pemerintah berkomitmen mempercepat pemulihan utilitas dan akses agar aktivitas masyarakat dan industri dapat kembali normal,” tegasnya.
Untuk mendukung ketepatan distribusi bantuan, Kemenperin juga bekerja sama dengan TNI yang menyiapkan pesawat angkut menuju tiga wilayah terdampak.
Sementara itu, bantuan uang tunai yang dihimpun akan digunakan satuan kerja di daerah untuk memperkuat operasional dapur umum dan pemenuhan kebutuhan harian masyarakat terdampak secara cepat.
Kemenperin berharap kolaborasi pemerintah, pelaku industri, dan berbagai pihak dapat
mempercepat pemulihan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat di wilayah terdampak bencana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/6930f1120992e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran ke Korban Banjir: Warga Sumatera Tidak Sendirian Nasional 4 Desember 2025
Gibran ke Korban Banjir: Warga Sumatera Tidak Sendirian
Tim Redaksi
AGAM, KOMPAS.com
– Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming menegaskan bahwa warga di Sumatera yang sedang dirundung banjir tidak sendirian menghadapi bencana ini.
“Dari Bapak Presiden Prabowo, ini saya aturkan dukacita yang mendalam kepada seluruh korban. Saya mohon maaf sebelumnya. Bapak-Ibu tidak sendiri, warga Sumatera tidak sendiri,” kata Gibran kepada korban pengungsian di
Agam
, Sumatera barat, Kamis (4/12/2025).
Dia juga menyampaikan salam dari Presiden RI Prabowo Subianto kepada warga terdampak bencana saat mengunjungi kobran pengungsian yang ada di Kabupaten ini.
Gibran menegaskan, Presiden Prabowo telah memerintahkan jajaran untuk melakukan percepatan pemulihan pascabencana di Sumatera.
“Kami diperintah Bapak Presiden untuk melakukan percepatan pemulihan pasca bencana ini,” tegas dia.
Salah seorang warga di pengungsian pun turut mengucapkan syukur saat mendengar pernyataan Gibran.
“Alhamdulillah, alhamdulillah. Bencana nasional, alhamdulillah. Sumatera masih berjaya, alhamdulillah,” ujar seorang warga.
Wapres RI juga memastikan, pendistribusian bantuan dan logistik terus dipercepat baik via darat maupun udara.
“Lalu untuk, tadi sudah disampaikan juga, perbaikan-perbaikan akses komunikasi, puskesmas, sekolah, jembatan, jalan, ini juga akan dipercepat agar arus bantuan logistik, BBM ini bisa lancar kembali,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/6930e5b6f21eb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Mendarat di Agam Sumbar, Dengar dan Catat Keluhan Korban Banjir Nasional 4 Desember 2025
Gibran Mendarat di Agam Sumbar, Dengar dan Catat Keluhan Korban Banjir
Tim Redaksi
AGAM, KOMPAS.com
– Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendarat di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, untuk meninjau korban banjir di lokasi, Kamis (4/12/2025).
Helikopter yang dinaiki Gibran mendarat di
Agam
pukul 07.16 WIB dan sampai di lokasi pengungsian yang didirikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Agam sekitar pukul 7.30 WIB.
Gibran lantas berinteraksi dengan warga pengungsi di lokasi, mendengar keluhan warga, sembari menulis di catatan kecil.
Gibran juga mendengarkan paparan dari pemerintah daerah setempat.
Per sore 3 Desember 2025 ini, jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bertambah menjadi 770 orang.
Jumlah ini disampaikan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Korban jiwa di Sumatera Barat mencapai 194 orang, dan masih ada 111 orang belum ditemukan.
Jumlah korban terdampak banjir di Sumbar adalah 140.500 orang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.