Saking Macetnya Jakarta, Dwi Bisa Selesaikan Editing Video di Mobil
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga bernama Dwi Prabudi (31) turut terjebak macet horor Jakarta pada Rabu (28/5/2025) petang.
Bahkan, saking macetnya, Dwi yang berkendara di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, sempat membuat konten video. Hingga Dwi selesai mengedit video, kemacetan belum juga terurai.
“Momen paling
absurd
itu, saya sampai ngonten dan bahkan bisa selesai ngedit selama macet tadi malam. Biasanya saya ngedit di rumah atau di kafe, ini malah di mobil sambil kaki kanan
standby
di pedal rem,” ujar Dwi kepada
Kompas.com
, Kamis (29/5/2025).
Dwi berkendara naik mobil dari kawasan Senayan menuju Semanggi. Perjalanan yang biasanya ditempuh hanya dalam 10 menit, malam itu molor hingga 45 menit.
Karena dikejar
deadline
, mau tidak mau, Dwi menuntaskan editing video di tengah kemacetan panjang.
“Karena ngedit bisa pakai
handphone,
jadi dimanfaatinlah itu waktu. Karena kalau nungguin macet terurai lama, yang ada
kagak
bakal kelar itu kerjaan. Udah ditungguin juga,” ungkap dia.
Dwi bilang, laju kendaraannya saat itu hanya sekitar 10 km/jam. Bahkan, di beberapa titik, kendaraan nyaris tidak bergerak sama sekali.
Jalanan Jakarta pun riuh dengan suara klakson, lampu rem merah menyala di mana-mana.
“Sebenernya dari pagi udah
feeling
enggak enak karena jalanan udah mulai padat. Tapi enggak nyangka bakal separah itu,” kata Dwi.
Dwi mengaku sempat mencari tahu penyebab utama kemacetan malam itu. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa pengalihan arus lalu lintas imbas kunjungan Presiden Perancis Emmanuel Macron.
“Emang salah momen sih. Lagi menjelang
long weekend
, eh ada kunjungan tamu negara yang bikin tol ditutup. Itu sih yang bikin parah banget semalam,” ungkapnya.
Ia pun berharap pemerintah bisa memberikan informasi lebih awal jika akan melakukan pengalihan arus besar-besaran.
“Biar masyarakat bisa siap, mungkin cari rute alternatif atau bahkan kerja dari rumah. Dan juga, tolong dong perbanyak akses transportasi umum dari pinggiran ke pusat kota biar volume kendaraan nggak segila ini,” pungkas Dwi.
Sebelumnya diberitakan,
macet Jakarta
mulai terjadi sejak Rabu sore dan kian memburuk menjelang malam. Akses dari Jalan Gatot Subroto ke Sudirman sempat dialihkan ke arah Slipi.
Jalan baru dibuka kembali sekitar pukul 18.50 WIB setelah iring-iringan Presiden Macron melintasi kawasan tersebut.
Kepadatan juga terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Basura), Jakarta Timur. Arus dari Basura ke underpass DI Panjaitan menuju Tebet nyaris lumpuh, dengan kendaraan hanya mampu merayap sekitar 5 kilometer per jam. Arah sebaliknya terlihat lebih lancar.
Sementara, di Jalan MT Haryono, antrean kendaraan dari Simpang Susun Cawang menuju Stasiun Cawang mengular hingga sepanjang 1,1 kilometer.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/05/28/6836f6586c81d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Saking Macetnya Jakarta, Dwi Bisa Selesaikan Editing Video di Mobil Megapolitan 29 Mei 2025
-
/data/photo/2025/05/28/6836d5c38c2b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Apartemen Jakbar Laporkan Pembakaran Sampah Liar ke JAKI, tapi Tak Direspons Megapolitan 29 Mei 2025
Warga Apartemen Jakbar Laporkan Pembakaran Sampah Liar ke JAKI, tapi Tak Direspons
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Hendrika (30), penghuni salah satu apartemen di Cengkareng, Jakarta Barat, mengaku sudah berulang kali melaporkan aktivitas pembakaran sampah ilegal di lingkungan tempat tinggalnya ke aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Namun, upaya itu tak membuahkan hasil.
Padahal, Hendrika telah melapor secara berkala sejak 2022. Dalam setiap laporan, ia selalu menyertakan bukti berupa foto dan video.
“Jadi kita tuh dari tiga tahun yang lalu, ini kebetulan akun JAKI teman saya, udah lapor di JAKI. Rajin kita lapor, bahkan ada yang sepuluh bulan lalu,” kata Hendrika saat ditemui, Rabu (28/5/2025).
Menurut Hendrika, laporan tersebut tidak pernah mendapat respons. Aktivitas pembakaran sampah di lingkungan tempat tinggalnya pun masih terjadi setiap hari.
“Kita lapor-laporin enggak terlalu ada respons. Sering gitu, bukan satu dua orang,” terangnya.
Kerap kali, ketika Hendrika hendak melapor dan mengirimkan bukti terkini ke aplikasi JAKI, tak terlihat aktivitas pembakaran sampah.
Seolah-olah, pembakar sampah menyadari aktivitasnya dipantau oleh warga sehingga membakar sampah dengan sembunyi-sembunyi.
“Kadang bakar pas subuh, kadang maghrib. Kita tungguin dari pagi, mereka enggak bakar,” ujarnya.
Hendrika menduga, aktivitas pembakaran itu dilakukan oleh oknum dalam skala besar. Pasalnya, dia mengaku pernah melihat truk-truk besar membuang sampah di area tersebut untuk selanjutnya dibakar.
“Ini kita bingung sih sebenarnya apakah legal, ilegal. Tapi kalau legal, kenapa truknya bukan truk dari Pemkot Jakarta gitu kan. Kalau legal kan biasa pasukan oranye punya truknya,” Jelasnya.
Menurut Hendrika, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pernah menegur oknum yang membakar sampah di area tersebut. Namun, pembakaran sampah masih terus berulang, bahkan saat petugas datang ke lokasi.
“Jadi inilah yang kami hirup sehari-hari. Ya mungkin kalau dari pihak mereka, mungkin enggak begitu berasa kali ya, karena mereka di bawah. Kalau apartemen kan di atas, pasti asap itu udah pasti kebawa ke atas,” katanya.
Hendrika pun mengaku sudah menyampaikan keluhan ini ke pengelola apartemen dan kelurahan setempat. Namun, tetap tidak ada perubahan.
Dia berharap pemerintah kota dan instansi terkait segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan pembakaran sampah ilegal yang sudah lama meresahkan.
“Dan sebenarnya dampak dari udara, terus dari debu, nah itu nempel semua di bangunan, enggak mungkin enggak. Jadi kadang kalau teras-teras kita itu udah hitam-hitam. Termasuk ke (pakaian) handuk. Makanya itu sangat ngaruh,” tutur Hendrika.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2023/05/08/6458a6c88f34e.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BSU Rp 300 Ribu Segera Cair Juni 2025 untuk 17 Juta Pekerja dan 3,4 Juta Guru Honorer Megapolitan 29 Mei 2025
BSU Rp 300 Ribu Segera Cair Juni 2025 untuk 17 Juta Pekerja dan 3,4 Juta Guru Honorer
Penulis
KOMPAS.com –
Pemerintah menargetkan program
Bantuan Subsidi Upah
(
BSU
) akan mulai disalurkan pada Juni 2025.
Saat ini, penyaluran BSU masih akan menunggu diterbitkannya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) sebagai dasar hukum pelaksanaan program tersebut.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan, bahwa pihaknya tengah memfinalisasi regulasi tersebut bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Harapannya memang akan bisa dikeluarkan sesegera mungkin. Insya Allah pada Juni 2025. Kita tunggu saja detailnya,” ujar Yassierli, Rabu (28/5/2025), dikutip dari
Antara
.
Program BSU merupakan inisiatif dari Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di kalangan pekerja berupah rendah.
Besaran bantuan yang akan diberikan adalah Rp 150.000 per bulan, yang direncanakan akan dicairkan sekaligus dua bulan untuk periode Juni–Juli 2025, yakni sebesar Rp 300.000 per penerima.
BSU ini ditujukan kepada 17 juta pekerja dengan penghasilan maksimal Rp 3,5 juta per bulan atau setara dengan UMP/UMK di wilayah masing-masing.
Selain itu, 3,4 juta guru honorer juga termasuk dalam penerima manfaat dengan besaran bantuan Rp 300.000.
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, penyaluran BSU akan dilakukan secara serentak pada Juni 2025 dan melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, antara lain Kementerian Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan (untuk pekerja formal), Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Agama (untuk guru honorer).
Jika mengacu pada program BSU tahun 2022, syarat kriteria penerima BSU adalah sebagai berikut:
Namun, untuk syarat penyaluran BSU tahun 2025 masih menunggu diterbitkannya Permenaker terkait program BSU tahun ini.
Menaker Yassierli menegaskan, bahwa koordinasi antar-lembaga masih berlangsung demi menyempurnakan mekanisme pelaksanaan program ini.
“Harus ada harmonisasi dan seterusnya. Informasinya kita tunggu lebih detail nanti, ya, setelah regulasinya sudah diumumkan pemerintah nanti,” ujarnya.
Dengan peluncuran BSU ini, pemerintah berharap dapat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat serta menjaga kestabilan daya beli di tengah tekanan harga dan kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/28/6836fb76eeab2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Bantah Jakarta Macet Parah karena Kunjungan Presiden Perancis Megapolitan 29 Mei 2025
Polisi Bantah Jakarta Macet Parah karena Kunjungan Presiden Perancis
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin membantah macet parah yang terjadi di Jakarta pada Rabu (28/5/2025) malam imbas pengalihan arus lalu lintas untuk pengamanan kunjungan kenegaraan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
“Saya memastikan, karena kami di lapangan semuanya, bahwa hal itu bukan disebabkan faktor dari perjalanan kenegaraan,” katanya saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Kamis (29/5/2025).
Komarudin menyebutkan, mobil yang ditumpangi Macron pun ikut terjebak dalam kemacetan saat bertolak dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ke Jalan TB Simatupang atau ASEAN.
“Bahkan beliau juga tidak bisa diberikan prioritas penuh sebagaimana lazimnya tamu-tamu negara yang baik,” tambahnya.
Selain Macron, Ibu Negara Perancis Brigitte Macron yang secara terpisah berkunjung ke Museum Nasional juga terhambat kemacetan.
Menurut Komarudin, macet parah terjadi karena peningkatan volume kendaraan yang signifikan pada jam pulang kerja.
Selain itu, libur panjang juga disebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah kendaraan.
“Penyebab macet yang utama, yang pertama adalah peningkatan volume kendaraan pada ruas-ruas jalan tertentu yang akhirnya berdampak memang pada kepadatan beberapa ruas jalan,” ungkapnya.
Wadirlantas Polda Metro Jaya Argo Wahyudin sebelumnya juga menyebutkan bahwa masyarakat banyak yang memilih pulang lebih awal untuk menyambut libur panjang (
long weekend
).
Selain itu, penyempitan di beberapa ruas jalan juga disebut berimbas terhadap kepadatan arus lalu lintas selama beberapa waktu.
Terhambatnya pergerakan kendaraan secara bersamaan itulah yang disebut menyebabkan kemacetan parah.
Sebelumnya diberitakan,
macet Jakarta
mulai terjadi sejak Rabu sore dan kian memburuk menjelang malam. Akses dari Jalan Gatot Subroto ke Sudirman sempat dialihkan ke arah Slipi.
Jalan baru dibuka kembali sekitar pukul 18.50 WIB setelah iring-iringan Presiden Macron melintasi kawasan tersebut.
Kepadatan juga terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Basura), Jakarta Timur.
Arus dari Basura ke
underpass
DI Panjaitan menuju Tebet nyaris lumpuh, dengan kendaraan hanya mampu merayap sekitar 5 kilometer per jam. Arah sebaliknya terlihat lebih lancar.
Sementara, di Jalan MT Haryono, antrean kendaraan dari Simpang Susun Cawang menuju Stasiun Cawang mengular hingga sepanjang 1,1 kilometer.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/28/6836f6586c81d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta Macet Parah Rabu Petang, Warga: Biasanya 10 Menit Jadi Berjam-jam Megapolitan 29 Mei 2025
Jakarta Macet Parah Rabu Petang, Warga: Biasanya 10 Menit Jadi Berjam-jam
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kemacetan parah melumpuhkan sejumlah ruas jalan di Jakarta pada Rabu (28/5/2025) petang. Salah satu warga yang terjebak dalam situasi tersebut yakni Dwi Prabudi (31).
Dwi menyebut, kemacetan Jakarta kemarin malam adalah salah satu yang paling buruk yang pernah ia alami.
“Satu kata buat macet tadi malam, kacau!” ucap Dwi kepada
Kompas.com
, Kamis (29/5/2025).
Dwi mengatakan, perjalanan pulangnya dari kawasan Senayan menuju Sampoerna Strategic Square di Semanggi, Jakarta Selatan, biasanya hanya memakan waktu 10 menit naik mobil.
Namun, Rabu petang, perjalannya yang kurang dari 5 kilometer itu menjadi 45 menit.
“Normalnya 10 menit, dan kalau macet normal 15-20 menit doang. Kalau semalam itu kacau banget berjam-jam,” kata dia.
Menurut Dwi, laju kendaraannya nyaris tak bergerak. Ia bahkan harus terus-menerus menginjak rem karena kendaraanya hanya melaju sekitar 10 km per jam.
“Sebenarnya dari pagi
feeling
udah enggak enak karena sampai setidak bergerak itu. Kejadian pas di puncak kemacetan itu campur aduk sih, kesel iya, lucu juga iya,” lanjut dia.
Alih-alih hanya duduk kesal, Dwi mencoba mengalihkan perhatiannya dengan membuat konten video selama terjebak di tengah kemacetan.
Tak disangka, dari proses perekaman hingga pengeditan video selesai, ia belum juga tiba di tujuan dan masih terjebak macet.
“Kacau. Saya sampai ngonten dan bahkan bisa selesai ngedit selama macet tadi malam,” ungkap Dwi.
Namun, Dwi tak bisa berbuat banyak. Untuk meredam emosi yang mulai memuncak, ia memilih mendengarkan musik dengan genre yang menenangkan.
“Hal kecil yang bikin tetap waras tentunya adalah mendengarkan musik. Kalau bisa genrenya juga
slow
, kayak jazz atau keroncong biar tetap adem. Kalo rock bisa cepat emosi nanti, soalnya udah enggak bisa sabar lagi,” kata dia.
Dwi juga sempat mencari tahu penyebab macet horror Jakarta pada Rabu malam.
Dari informasi yang ia dapat, salah satu faktor utama kemacetan adalah pengalihan arus lalu lintas untuk pengamanan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Kondisi itu diperparah oleh meningkatnya volume kendaraan menjelang libur panjang.
“Emang salah situasi sih. Mana menuju
long weekend
, eh pemerintah malah nutup tol utk tamu negara. Itu sih yang bikin
kecot
(ricuh) tadi malem,” kata dia.
Ia pun berharap pemerintah lebih transparan dan sistematis dalam menginformasikan pengalihan arus lalu lintas agar masyarakat bisa mempersiapkan diri dan tidak jadi korban kemacetan mendadak.
“Tolong buat pemerintah, kalau mau bikin peraturan yang random lagi, diinfo dari jauh hari, biar ada simulasi buat ngatasi kemacetan. Dan tolong perbanyak akses transportasi umum dari daerah ke pusat kota biar enggak makin banyak volume kendaraan,” ungkap Dwi.
Sebelumnya diberitakan,
macet Jakarta
mulai terjadi sejak Rabu sore dan kian memburuk menjelang malam. Akses dari Jalan Gatot Subroto ke Sudirman sempat dialihkan ke arah Slipi.
Jalan baru dibuka kembali sekitar pukul 18.50 WIB setelah iring-iringan Presiden Macron melintasi kawasan tersebut.
Kepadatan juga terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Basura), Jakarta Timur. Arus dari Basura ke underpass DI Panjaitan menuju Tebet nyaris lumpuh, dengan kendaraan hanya mampu merayap sekitar 5 kilometer per jam. Arah sebaliknya terlihat lebih lancar.
Sementara, di Jalan MT Haryono, antrean kendaraan dari Simpang Susun Cawang menuju Stasiun Cawang mengular hingga sepanjang 1,1 kilometer.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/28/6837201bd5823.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ulah Adhi Kismanto: Minta Gaji Rp 17 Juta Jadi Tim Basmi Judol, Malah Lindungi Ribuan Situs Megapolitan 29 Mei 2025
Ulah Adhi Kismanto: Minta Gaji Rp 17 Juta Jadi Tim Basmi Judol, Malah Lindungi Ribuan Situs
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Adhi Kismanto
menjadi satu dari sejumlah terdakwa kasus perlindungan situs judi
online
(judol) oleh pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo (kini Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi).
Sebelumnya, Adhi tergabung dalam tim teknis penanganan situs judol Kominfo. Adhi disebut sempat meminta gaji besar senilai belasan juta rupiah per bulan.
Namun, pada praktiknya, Adhi bukannya memberantas situs judol, tetapi malah turut melakukan perlindungan agar tak diblokir Komimfo.
Nama Adhi Kismanto disebut-sebut direkomendasikan oleh
Budi Arie Setiadi
yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kominfo.
Hal itu diungkap oleh mantan Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Teguh Arifiyadi, saat hadir sebagai saksi Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang lanjutan kasus perlindungan situs judol dengan terdakwa Adhi Kismanto, Rabu (28/5/2025).
“Saya dikenalkan dengan Pak Adhi Kismanto di ruangan Pak Menteri. Kemudian Pak Menteri minta agar Pak Adhi membantu aspek-aspek teknis berkaitan dengan kerja pemblokiran judi online,” ujar Teguh dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Meski begitu, Teguh mengaku tetap menjalankan prosedur seleksi tim penanganan judol. Ia menyampaikan kepada Budi Arie bahwa proses rekrutmen tetap harus melalui tahapan kualifikasi dan seleksi.
“Beliau, Pak Menteri, setuju untuk proses seleksi. Kemudian tidak berapa lama kami mendapatkan CV Pak Adhi dari salah satu staf khusus yang dibawa oleh Pak Menteri,” kata dia.
Namun, saat proses rekrutmen dilakukan, Adhi disebut tidak lolos karena riwayat pendidikannya hanya sampai SMK. Sedangkan kriteria yang diminta lulusan S1.
“Saya menyampaikan bahwa ini tidak memenuhi kriteria. Kemudian Dirjen menyampaikan bahwa ‘Tolong ini sampaikan ke Pak Menteri karena rekomendasi saudara Adhi dari Pak Menteri’. Kemudian saya
forward
informasi terkait tidak bisa diterimanya Pak Adhi kepada Pak Menteri melalui staf khusus,” jelas Teguh.
Kemudian, kata Teguh, staf khusus menteri kembali menghubunginya dan meminta agar dua peserta seleksi lain yang berlatar belakang lulusan SMK diterima, salah satunya Adhi Kismanto.
Teguh mengaku sempat memastikan kembali apakah permintaan tersebut benar kriteria dari menteri atau tidak.
“Saya tanya lewat WA, apakah ini benar kriteria Pak Menteri, atau sudah ditanya ke Pak Menteri? Kemudian dijawab bahwa ‘Ini sudah dari Pak Menteri’,” jelas dia.
Usai menerima jawaban itu, Teguh pun langsung menyimpan tangkapan layar (
screenshot
) percakapan tersebut dan mengirimkannya kepada Mantan Ketua Tim Pengelola dan Manajemen SDM di Direktorat Pengendalian Aplikasi Kominfo sebagai dokumentasi proses rekrutmen.
Meski demikian, tim keuangan dan rekrutmen menyimpulkan, Adhi Kismanto tetap tidak memenuhi syarat untuk diangkat sebagai staf khusus.
“Akhirnya kami anggapnya sebagai orang yang dimintakan untuk membantu, kami tidak bisa menetapkan bahwa Adhi sebagai salah satu pegawai di tim kami,” ucap dia.
Dalam proses rekrutmen, Adhi Kismanto disebut sempat meminta gaji sebesar Rp 17 juta per bulan untuk bekerja sebagai tim penanganan situs judol,
Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Pengelolaan Program Kerja dan Keuangan Direktorat Aptika Kominfo, Ulfa Wachidiyah Zuqri, dalam sidang lanjutan kasus perlindungan situs judol oleh pegawai Komdigi, Rabu (28/5/2025).
“Tadinya saudara Adhi meminta dari waktu kualifikasi sebesar Rp 17 juta, Pak,” kata Ulfa menjawab pertanyaan JPU dalam persidangan.
“Minta Rp 17 juta? Rp 17 juta per bulan?” tanya jaksa memastikan.
“Betul, dan itu sudah di level manajer. Manajer kami aja hanya Rp 16 juta,” ujar Ulfa.
Setelah meminta pertimbangan Teguh Arifiyadi sebagai Direktur Pengendalian Aptika saat itu, akhirnya disepakati gaji Adhi Kismanto sebesar Rp 10 juta per bulan. Gaji itu diambil dari dana operasional alat tulis kantor (ATK).
“Saya laporkan, ‘Pak, berapa arahannya?’. Dari Pak Direktur, ‘Rp 10 juta saja disesuaikan dengan anggaran yang ada’, gitu. Jadi, saya alokasikan dana tersebut,” ucap dia.
Senada dengan Teguh, Ulfa mengatakan, Adhi sebenarnya tidak lolos dalam proses rekrutmen karena hanya mengantongi ijazah SMK. Sehingga, Adhi sedianya tak memenuhi kualifikasi sebagai tenaga teknis.
Meski demikian, Ulfa mengaku mendapat arahan dari Teguh agar Adhi tetap dipekerjakan sebagai tim penanganan judol. Adapun arahan itu diinstruksikan langsung oleh Menteri Kominfo saat itu, Budi Arie.
“Waktu itu saya sampaikan, kalau secara kontrak pegawai tidak bisa karena yang bersangkutan tidak memenuhi kualifikasi,” jelas Ulfa.
Karena tidak bisa digaji melalui skema Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Ulfa akhirnya menggunakan dana operasional Direktorat Aptika untuk menggaji Adhi selama dua bulan, yakni November dan Desember 2023.
“Sehingga saya usulkan otomatis menggunakan dana tersebut (dana operasional) sebesar Rp 10 juta per bulan, jadi totalnya Rp 20 juta,” jelas dia.
Adapun dalam surat dakwaan kasus perlindungan situs judol, jaksa menyebut Adhi Kismanto bertugas melakukan penyortiran atau pemilihan atas website judol yang telah diinput dalam
googlesheet
untuk dikeluarkan dari daftar website perjudian yang akan diblokir.
Tidak hanya Adhi Kismanto, terdapat tiga terdakwa lain yang juga hadir dalam sidang lanjutan tersebut, yakni Zulkarnaen Apriliantoy yang dalam kasus ini berperan sebagai penghubung.
Lalu, terdakwa Alwin Jabarti Kiemas bertugas sebagai bendahara yang mengatur pembagian uang hasil penjagaan website perjudian.
Sedangkan terdakwa Muhrijan alias Agus bertugas sebagai penghubungan dengan agen website perjudian yaitu saksi Muchlis Nasution dan saksi Deny Maryono.
Dalam dakwaan jaksa juga disebutkan, terdapat puluhan ribu situs judol yang “diamankan” dari pemblokiran Komdigi. Biaya pemblokiran bisa mencapai puluhan miliar rupiah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2018/02/24/1521343522.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Begal Motor yang Todongkan Sajam ke Korban di Duren Sawit Ditangkap Megapolitan 29 Mei 2025
Begal Motor yang Todongkan Sajam ke Korban di Duren Sawit Ditangkap
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– AA (20),
begal motor
yang kerap beraksi di Duren Sawit, Jakarta Timur (Jaktim) ditangkap polisi.
AA ditangkap di Pondok Kopi, Jaktim, Minggu (18/5/2025) sekira pukul 22.00 WIB, beberapa jam setelah beraksi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
“Korban ketika melintas di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, itu dipepet oleh salah satu pelaku yang kebetulan mengacung-acungkan senjata tajam,” ujar Kapolsek Duren Sawit, AKP Sutikno kepada wartawan, Rabu (28/5/2025).
Korban yang takut melihat pelaku mengacungkan senjata tajam pun akhirnya menepikan kendaraan.
“Kemudian sepeda motornya diambil pun oleh pelaku,” tutur Sutikno.
Setelah merampas sepeda motor korban, pelaku bergegas melarikan diri. Sementara, korban langsung melaporkan peristiwa ini ke Polsek Duren Sawit.
Berangkat dari laporan tersebut, polisi melakukan pengecekan sejumlah kamera Closed-Circuit Television (CCTV).
“Kasus tersebut berhasil diungkap oleh Unit Reskrim Polsek Duren Sawit. Pelaku berikut barang bukti motor dan golok berhasil diamankan,” jelas Sutikno.
Atas perbuatannya, pelaku ditahan di Mapolsek Duren Sawit dan dijerat Pasal 368 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 9 tahun.
Polisi kini masih memburu pelaku lain yang diduga ikut beraksi bersama tersangka AA.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2018/06/23/767618655.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dukung Pramono Larang Ondel-ondel untuk Mengamen, Bamus Betawi: Ikon Budaya Megapolitan 29 Mei 2025
Dukung Pramono Larang Ondel-ondel untuk Mengamen, Bamus Betawi: Ikon Budaya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Riano P Ahmad, mendukung langkah Gubernur Jakarta
Pramono Anung
melarang penggunaan
ondel-ondel
untuk mengamen di jalanan.
Riano menilai, pelarangan ini merupakan langkah tepat demi menjaga marwah ondel-ondel sebagai ikon budaya Betawi.
“
Ondel-ondel
itu merupakan ikon dari budaya Betawi. Namanya ikon, wajib ditempatkan kepada tempatnya, bukan dijadikan hal-hal yang pada akhirnya membuat estetika kurang baik,” ujar Riano saat dikonfirmasi, Kamis (29/5/2025).
Menurutnya, pemanfaatan ondel-ondel untuk mengamen justru merendahkan nilai seni dan budaya yang terkandung dalam kesenian khas Betawi.
Ia juga menyambut baik adanya langkah pembinaan, bahkan penindakan, terhadap pihak-pihak yang menyalahgunakan ikon budaya ini.
Berdasarkan pengamatan dan hasil penertiban Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kata Riano, selama ini banyak pengamen ondel-ondel justru bukan berasal dari Jakarta.
“Ini (ondel-ondel) merupakan ikon budaya Betawi yang tidak bisa disalahgunakan atau tidak bisa dalam tanda kutip dilecehkan,” kata dia.
Riano menekankan pentingnya pendekatan edukatif, terutama kepada para pelaku remaja yang kerap terlibat. Ia menilai, mereka harus diberi pemahaman bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan prinsip pelestarian budaya.
“Pelakunya kebanyakan anak-anak, remaja. Maka perlu ada pembinaan, edukasi yang dilakukan ini adalah hal yang bertentangan terkait ikon kebudayaan dari masing-masing suku etnis yang tentunya harus ditempatkan yang pada tempatnya bukan direndahkan seperti pengamen,” kata Riano.
Sebelumnya, Pramono Anung menegaskan bahwa ondel-ondel tidak boleh lagi digunakan untuk mengamen di jalanan.
Ia mengatakan, pemerintah daerah akan mendorong pembentukan regulasi atau undang-undang untuk melestarikan ondel-ondel sebagai bagian dari warisan budaya Betawi.
“Ya sekarang ini saya akan meminta ondel-ondel bukan untuk di jalanan. Tapi merupakan bagian dari budaya utama Betawi,” ucap Pramono saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).
Pramono juga menyebut, ondel-ondel adalah warisan budaya dinamis yang harus dihargai dan dirawat.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, lanjut Pramono, akan memberikan perhatian lebih kepada 42 sanggar ondel-ondel yang saat ini terdata di ibu kota.
“Saya termasuk yang kemudian memesankan supaya, mohon maaf ondel-ondel tidak digunakan untuk mencari mengamen lah. Tetapi betul-betul dirawat dengan baik,” ungkap Pramono.
Pramono menilai, fenomena mengamen menggunakan ondel-ondel adalah cerminan dari kurangnya fasilitas dan perhatian terhadap pelaku seni.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak melibatkan para seniman ondel-ondel dalam berbagai acara resmi di Jakarta.
“Kita undang berbagai acara di ibu kota, acara yang banyak banget,” ungkap Pramono.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/22/68075ffd5c303.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Jambret yang Kerap Beraksi di Gambir dan Kemayoran Ditangkap Saat Tidur di Indekos Megapolitan 29 Mei 2025
2 Jambret yang Kerap Beraksi di Gambir dan Kemayoran Ditangkap Saat Tidur di Indekos
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dua jambret yang kerap beraksi di Gambir dan Kemayoran, Jakarta Pusat, ditangkap.
Kedua pelaku berinisial RO (26) dan DWP (23) ditangkap pada Selasa (27/5/2025) di sebuah kamar indekos di Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara.
“Saat ditangkap sekitar pukul 11.00 WIB, keduanya sedang tertidur pulas dan tidak sempat memberikan perlawanan,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangannya, Kamis (29/5/2025).
Penangkapan ini merupakan hasil penyelidikan atas kasus penjambretan yang terjadi pada Senin (24/3/2025) di Jalan H Juanda, Jakarta Pusat.
Korban merupakan seorang pegawai negeri sipil (PNS) berinisial SU (57) yang semula sedang berjalan kaki sambil memegang ponsel untuk melakukan presensi digital.
“Tiba-tiba pelaku datang dari belakang dan merampas ponsel milik korban,” kata Susatyo.
Dari hasil penyelidikan, polisi mengidentifikasi bahwa kedua pelaku sudah beberapa kali melakukan aksi serupa di sejumlah lokasi lain di Jakarta Pusat.
“Mereka bukan pelaku baru. Sudah beraksi di Jalan Juanda, Veteran, Perwira, hingga HR Motik, Kemayoran. Biasanya dilakukan pada pagi hari saat jam sibuk,” tutur Susatyo.
Kasat Reskrim AKBP Muhammad Firdaus menambahkan, dalam penangkapan ini polisi juga menyita sejumlah barang bukti.
Di antaranya, kardus ponsel Samsung A20S yang cocok dengan data IMEI milik korban. Ponsel curian tersebut dijual seharga Rp 800.000.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengaku melakukan aksi selama bulan Ramadhan 2025 dengan sasaran warga yang terlihat memegang ponsel,” kata Firdaus.
Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
Polisi juga mengimbau warga yang merasa menjadi korban penjambretan segera melapor kepada polisi.
“Jika ada warga yang mengetahui kejadian serupa dapat menghubungi
call center
Polri 110,” kata Firdaus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/05/28/68369dd00f975.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)