Prabowo Terima Tanda Jasa Kehormatan dari Pemerintah Perancis, Macron Serahkan Langsung di Akmil Magelang
Tim Redaksi
MAGELANG, KOMPAS.com
– Presiden Prancis,
Emmanuel Macron
, memberikan tanda jasa kehormatan kepada Presiden
Prabowo Subianto
, dalam rangkaian kunjungannya ke
Akademi Militer Magelang
, Jawa Tengah, pada Kamis (29/5/2025).
Prabowo, yang juga mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dianugerahi Grand-croix of the Legion of Honor, penghargaan dari Pemerintah Prancis ke sosok yang diakui memiliki jasa terhadap militer dan sipilnya.
Dalam acara tersebut, Macron menyematkan pin tanda jasa di dada kiri Prabowo dan mengalungkan selempang kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Setelah penyematan penghargaan, keduanya berpelukan dan bersalaman.
Prabowo memberikan hormat yang dibalas dengan senyuman oleh Macron.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa kunjungan Macron ke Akademi Militer bertujuan untuk melihat langsung laboratorium Bahasa Prancis yang dimiliki oleh TNI.
Dalam kursus Bahasa Prancis tersebut, terdapat 104 peserta yang terdiri dari 40 personel TNI Angkatan Darat, 30 personel TNI Angkatan Laut, 30 personel TNI Angkatan Udara, serta empat pelatih dari Akmil.
“Program ini didukung oleh tenaga pengajar dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Kementerian Pertahanan serta dosen dari Universitas Negeri Yogyakarta,” ungkap Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dalam keterangan tertulis pada 9 Mei 2025.
Setelah lawatan di Akademi Militer, Macron dan Prabowo melanjutkan perjalanan mereka menuju
Candi Borobudur
yang terletak di Kabupaten Magelang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/05/29/683804dc5d761.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Terima Tanda Jasa Kehormatan dari Pemerintah Perancis, Macron Serahkan Langsung di Akmil Magelang Regional 29 Mei 2025
-
/data/photo/2025/05/29/6837dc7009924.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis Regional 29 Mei 2025
Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis
Tim Redaksi
BLORA, KOMPAS.com
– Sebuah perumahan di pinggir Jalan
Blora
– Kunduran, tepatnya di kawasan Pos Ngancar, Tunjungan, Kabupaten Blora, tampak terbengkalai.
Perumahan yang dulunya dikenal dengan nama Tawangrejo Asri kini sepi tanpa penghuni dan dikelilingi semak belukar.
Padahal, secara lokasi, perumahan tersebut cukup strategis karena berada di tepi jalan provinsi.
Namun kini hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi portal masuknya, sementara jalan paving yang dibangun justru lebih sering digunakan warga menuju area persawahan.
Perumahan yang dibangun sekitar tahun 2010 dan diresmikan pada 2011 itu memiliki sekitar 42 unit rumah di atas lahan seluas 3 hektar.
Sayangnya, kondisi bangunan kini tidak terawat—dinding retak, plafon jebol, dan vegetasi liar menyelimuti rumah-rumah tersebut.
“Diresmikannya sekitar tahun 2011,” ujar Kepala Dusun Karangtawang, Musiran, saat ditemui Kompas.com di Balai
Desa Tawangrejo
, Rabu (28/5/2025).
Musiran mengisahkan bahwa sempat ada pembeli saat perumahan itu diresmikan, bahkan pembeli pertama mendapat hadiah sepeda motor.
“Saya ingat betul waktu itu pembeli pertama mendapatkan sepeda motor,” katanya.
Namun, seiring waktu, satu demi satu penghuni meninggalkan rumah. Aliran listrik dan tandon air sempat tersedia, tapi muncul kendala utama: tidak adanya sumber air di wilayah tersebut.
“Iya benar, perumahan itu mangkrak karena susah air,” ujar Musiran.
Selain kendala infrastruktur, perumahan ini juga disebut-sebut menyimpan aura mistis. Menurut Musiran, ada calon pembeli yang batal membeli karena merasa melihat penampakan misterius.
“Ya memang terlihat angker, kabarnya sudah ada yang melihat-lihat rumah tersebut, tetapi malah diperlihatkan sosok orang berjalan tanpa kepala, dan mereka tidak jadi beli,” terang dia.
Meski tidak dihuni,
perumahan Tawangrejo Asri
masih membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) sekitar Rp 1 juta per tahun, melalui balai desa.
“Tapi yang jelas tiap tahun bayar pajak hampir satu juta rupiah,” kata Musiran.
Orang yang membayarkan pajak tersebut adalah Sujat, yang ditugaskan oleh pemilik untuk menjaga area perumahan. Namun, kini ia sudah jarang terlihat.
“Tapi dia sudah jarang menjaga perumahan itu karena kabarnya dapat jimat dari situ malah digunakan untuk jadi tukang pijat,” tambah Musiran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837d6f03c2f9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Curhat Eks Karyawan Perusahaan Tandon Air di Sidoarjo, Ijazahnya Ditahan Sejak 2012 Surabaya 29 Mei 2025
Curhat Eks Karyawan Perusahaan Tandon Air di Sidoarjo, Ijazahnya Ditahan Sejak 2012
Tim Redaksi
SIDOARJO, KOMPAS.com
– Salah satu eks karyawan PT
Tedmonindo Pratama Semesta
di Sidoarjo, Surasa mengaku ijazahnya ditahan sejak tahun 2012
Hingga 13 tahun, ijazahnya belum dikembalikan perusahaan tersebut meski telah dipecat.
PT Tedmonindo Pratama Semesta merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan tandon air berlokasi di Kecamatan Candi, Sidoarjo.
Surasa mengaku pernah bekerja di PT Tedmonindo Pratama Semesta sejak tahun 2012 sebagai sekuriti.
“Jadi persyaratan utama waktu itu untuk bisa kerja harus menaruh ijazah asli. Kemudian pernah saya
resign
, ijazahnya dikembalikan. Lalu dipanggil lagi, dan diminta menyerahkan ijazah lagi,” tutur Surasa saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Kamis (29/5/2025).
Surasa menjelaskan, dia diminta untuk menyerahkan ijazah kepada perusahaan sebagai persyaratan utama dengan tujuan sebagai jaminan.
Dia juga mengaku perusahaan tidak meminta uang jaminan bila ingin ijazah kembali.
“Tidak (bayar jaminan). Saya dikasih surat bukti kalau menaruh ijazah. Berupa surat pernyataan (menyerahkan) ijazah saja,” ujar dia.
Pada 4 April 2025 lalu, Surasa dan tim sekuriti lainnya mengaku diberhentikan secara paksa.
Alasannya, mereka dituding menghilangkan salah satu barang milik perusahaan.
“Padahal s iekuriti tu kan tidak ada yang maling. Justru kami sebagai sekuriti ini betul-betul menjaga aset perusahaan. Nah, kemudian, ijazah sampai sekarang ini saya minta tidak boleh,” jelasnya.
Setelah dipecat, Surasa meminta ijazahnya yang pernah ditahan untuk dikembalikan kembali.
Namun, pihak perusahaan memintanya menunggu hingga barang tersebut ditemukan.
“Saya diminta tunggu sebentar pasti dikasihkan. Ternyata sampai dua bulan belum dikembalikan. Alasannya kalau pencurinya ketemu dikembalikan, tapi tidak dengan tertulis,” terangnya.
Surasa juga menuturkan, apabila ingin ijazah dan BPJS kembali, dia dan sekuriti lain diminta untuk membuat surat resign.
Bukan dipecat, sebagaimana yang ia terima.
“Kemudian saya disuruh membuat surat
resign
biar ijazah saya bisa keluar. Dan seperti BPJS bisa diambil seperti teman-teman,” ucapnya.
Selain ijazah, PT Tedmonindo Pratama Semesta juga diduga menahan dokumen karyawan lain seperti SKCK.
“Kalau KTP dan SIM gitu tidak,” imbuhnya.
Karena ijazahnya yang masih tertahan di perusahaan, Surasa dan sejumlah eks karyawan lainnya mengadukan PT Tedmonindo Pratama Semesta ke Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten serta Polres Sidoarjo.
“Sampai sekarang belum dapat pekerjaan baru. Kita kan juga rugi. Setelah di-off kan sekarang saya (hidup) bergantung dengan anak,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837e112497c7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lawang Sewu Jadi Lokasi Ibadah Kenaikan Isa Almasih, Ribuan Umat Hadir Regional 29 Mei 2025
Lawang Sewu Jadi Lokasi Ibadah Kenaikan Isa Almasih, Ribuan Umat Hadir
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Ribuan umat Kristiani memadati kawasan
Lawang Sewu
, ikon bersejarah di Kota Semarang, dalam rangka peringatan Hari
Kenaikan Yesus Kristus
yang berlangsung khidmat pada Kamis (29/5/2025).
Gedung peninggalan kolonial yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 160,
Semarang
Tengah ini menjadi lokasi untuk ibadah bersama, yang diisi dengan lantunan pujian, tarian Tamborin, hingga khotbah oleh Pendeta Yohanes S. Praptowarso, Ph.D.
Menurut Manager Historical Building and Museum PT KAI Pariwisata, Otnial Eko Pamiarso, perayaan Kenaikan Yesus Kristus ini menjadi momen ibadah lintas gereja pertama kali yang digelar di Lawang Sewu.
“Ini jadi semangat kami bahwa Lawang Sewu menjadi wadah baik masyarakat, dan kita mendukung persatuan dan kesatuan secara nasional Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Otnial.
Sekitar 2.000 umat Kristiani dari berbagai gereja hadir dalam perayaan ini. Mayoritas berasal dari Semarang, namun ada pula yang datang dari luar kota seperti Tegal, Purwokerto, hingga Surabaya.
“Sebagian besar 80 persen Semarang, tapi 20 persen lainnya dari Jawa Tengah. Tadi kalau saya tanya ada yang dari Tegal, Purwokerto, Surabaya,” tambah Otnial.
Selain perayaan Kristen, Lawang Sewu juga akan digunakan sebagai tempat ibadah Idul Adha pada 6 Juni 2025. Otnial memprediksi kegiatan tersebut akan dihadiri sekitar 5.000 umat Muslim.
“Memang Lawang Sewu bisa dipergunakan untuk venue. Apalagi di kita kan banyak agama dan kepercayaan, sehingga kita mendukung untuk toleransi di Indonesia,” tegasnya.
Salah satu peserta ibadah, Klara, umat Kristiani asal Merauke yang kini tinggal di Ungaran, mengaku bersyukur bisa beribadah di tempat bersejarah tersebut.
“Mungkin ini sebuah berkat dan keberuntungan. Karena kita juga dari Ungaran, dan baru pertama kali datang ke Lawang Sewu untuk beribadah di sini,” ucap Klara.
Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo itu datang bersama rombongan dari Gereja PGI Ungaran dan berharap momen ini bisa menjadi refleksi spiritual pribadi.
“Semoga kehidupannya bisa lebih baik. Mungkin bisa berubah dari sifat yang lama, menjadi lebih baik lagi. Untuk refleksi diri,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837e75a711e0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga Regional 29 Mei 2025
Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga
Tim Redaksi
SUMENEP, KOMPAS.com
– Memasuki hari kelima
banjir rob
yang melanda tiga pulau di
Desa Saobi
, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kondisi ini mulai mengancam
kesehatan warga
yang terdampak.
Hal ini disampaikan pada Kamis (29/5/2025).
Banjir rob
yang terjadi setiap tahun ini bercampur dengan
sampah plastik
milik warga, mengingat di tiga pulau yang terendam banjir tidak memiliki tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang memadai.
Sampah-sampah tersebut terlihat mengambang di sekitar pekarangan rumah dan jalan raya, bercampur dengan air banjir sejak hari pertama musibah terjadi.
“(Sampah) itu milik warga yang hanyut,” ujar Hosaini, Kepala Desa Saobi, saat memberikan keterangan kepada Kompas.com.
Akibat pencampuran dengan sampah, genangan air menjadi keruh dan berwarna kehitam-hitaman.
Meskipun demikian, warga, termasuk anak-anak, masih terlihat berjalan di antara genangan air tersebut.
“Sampai hari ini belum ada laporan yang sakit akibat banjir rob, Mas,” tambahnya.
Di hari kelima, ketinggian banjir di beberapa area masih mencapai 60 sentimeter dan belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.
Sebanyak enam dari sembilan dusun di Desa Saobi yang tersebar di tiga pulau tersebut masih terendam banjir.
“Belum (surut), masih besar hingga saat ini,” jelas Hosaini.
Pemerintah desa telah memberitahukan forum pimpinan kecamatan (Forpimka) melalui grup pesan elektronik, namun hingga kini belum ada respons.
“Sementara kami tidak bisa berbuat banyak terkait dengan bagaimana menangani banjir rob. Karena di Dusun Bungin Nyarat, misalnya, sumber rob berasal dari bawah tanah langsung,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kangayan, Samsuri, membenarkan bahwa sampah milik warga terbawa saat air pasang.
Ia mengingatkan bahwa genangan air yang bercampur dengan sampah sangat rentan menimbulkan penyakit, seperti diare yang disebabkan oleh kontaminasi air dengan bakteri seperti e.coli, salmonella, atau Shigella.
“Genangan air dan sampah, itu sifatnya basah, menimbulkan banyak datangnya lalat, sehingga menyebabkan infeksi perut, biasanya saluran pencernaan. Karena kuman yang dibawa oleh lalat hinggap di makanan,” terang Samsuri.
Hingga hari kelima banjir rob terjadi, Samsuri mengeklaim belum ada informasi mengenai warga yang jatuh sakit akibat banjir tahunan tersebut. “Nanti saya tanya ke nakes di sana. Kalau ada, nanti bisa dirawat di pustu desa, kalau perlu bisa dirujuk ke Puskesmas,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837e28e876e6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria di Sebatik Lukai Diri Sendiri dan Mengaku Dibegal, Demi Gelapkan Uang Bosnya Regional 29 Mei 2025
Pria di Sebatik Lukai Diri Sendiri dan Mengaku Dibegal, Demi Gelapkan Uang Bosnya
Tim Redaksi
NUNUKAN, KOMPAS.com
– Seorang pria bernama Rudiantoro, warga Pulau
Sebatik
,
Nunukan
,
Kalimantan Utara
, nekat melukai tubuhnya sendiri dan membuat
laporan palsu
sebagai korban begal, demi menggelapkan uang milik atasannya.
Aksi tersebut dilakukan Rudiantoro demi menyembunyikan uang yang dia bawa dari ATM, dan memunculkan narasi bahwa dirinya menjadi korban pembegalan saat dalam perjalanan pulang.
“Hasil lidik, didapat fakta bahwa peristiwa begalnya rekayasa pelapor,” ujar Kapolsek Sebatik Timur, AKP Wisnu Bramantyo, saat dihubungi, Kamis (29/5/2025).
Dalam laporannya ke polisi, Rudiantoro mengaku diserang oleh tiga orang tak dikenal saat melintas di Jalan Yos Sudarso, Desa Tanjung Karang, pada Kamis (22/5/2025) sekitar pukul 10.00 WITA.
Ia bahkan menjelaskan secara rinci bagaimana pelaku menyerangnya dengan senjata tajam, memukul kepala, hingga membuatnya tak sadarkan diri di area perkebunan sawit.
Namun, penyelidikan polisi menemukan sejumlah kejanggalan. Saat diinterogasi lebih lanjut, Rudiantoro yang terdesak akhirnya mengakui bahwa seluruh peristiwa tersebut hanya rekayasa.
Rudiantoro mengakui bahwa ia menyilet bajunya sendiri, menyayat kulit tubuhnya dengan duri sawit, dan membuat luka di kepala, demi merekayasa insiden begal.
“Motifnya karena terlilit hutang,” ungkap Wisnu.
Dalam laporan palsu yang dia buat, Rudiantoro mengklaim mengalami kerugian berupa 1 unit HP Realme dan uang tunai sebesar Rp 152 juta.
Uang itu seharusnya disetorkan ke bosnya, namun dijadikan sasaran penggelapan dengan menyusun cerita fiktif pembegalan.
Laporan Rudiantoro tersebut sempat memicu kekhawatiran di masyarakat perbatasan RI–Malaysia karena menjadi kasus pertama pembegalan yang dilaporkan di wilayah itu.
Namun, kasus berubah arah setelah polisi mendapatkan fakta bahwa peristiwa begal itu tidak pernah terjadi.
Rudiantoro kini ditetapkan sebagai tersangka kasus laporan palsu dan dijerat Pasal 220 KUHP, dengan ancaman hukuman 1 tahun 4 bulan penjara.
Wisnu berharap kasus ini bisa menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tetap waspada dan tidak bermain-main dengan hukum.
“Harus tetap waspada, apalagi kalau membawa uang dalam jumlah besar. Kalau bisa jangan sendirian, bila perlu minta pengawalan aparat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/05/29/6838037a55fad.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/29/683800c843ae7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/01/20/678e133f9c10e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/29/6837ecb216e89.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)