Lalu Lintas Normal, Contraflow Arah Puncak di Tol Jagorawi Dihentikan
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Pemberlakuan skema lalu lintas
contraflow
di Tol Jagorawi arah Puncak, tepatnya dari Km 44+400 hingga Km 46+400, resmi dihentikan pada Kamis (29/5/2025) pukul 13.20 WIB.
Saat ini, arus lalu lintas di ruas tol tersebut telah kembali dua arah seperti biasa.
Sebelumnya, contraflow diberlakukan untuk mengurai peningkatan volume kendaraan wisatawan menuju kawasan Puncak, seiring dengan libur panjang peringatan Kenaikan Yesus Kristus 2025.
”
Contraflow
di ruas Tol Jagorawi arah Puncak dihentikan pada pukul 13.20 WIB. Lalu lintas berangsur kembali normal,” ujar Senior Manager Representative Office 1 Jasamarga Metropolitan Tollroad, Alvin Andituahta Singarimbun, Kamis.
Meskipun contraflow telah dihentikan, akses keluar tol Gadog menuju Puncak masih ditutup, karena di jalur arteri Puncak saat ini diberlakukan skema lalu lintas satu arah (one way) dari arah atas (Puncak) ke arah Jakarta.
One way ini diberlakukan oleh kepolisian sebagai bagian dari strategi mengurai kepadatan kendaraan di jalur wisata.
Alvin mengimbau para pengendara yang hendak menuju kawasan Puncak melalui Tol Jagorawi agar mengantisipasi rute dan waktu perjalanan dengan baik.
“Ini untuk menghindari kepadatan akibat antrean kendaraan. Selain itu, pastikan kecukupan saldo kartu elektronik sebelum memulai perjalanan untuk menghindari kepadatan ketika bertransaksi di gerbang tol. Selalu patuhi rambu lalu lintas dan ikuti arahan petugas di lapangan,” jelas Alvin.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/05/29/6837d7fe82de8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga Regional 29 Mei 2025
Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga
Tim Redaksi
UNGARAN, KOMPAS.com
– Warga di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di wilayah Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang
, tengah menghadapi serangan kawanan
kera ekor panjang
yang intensitasnya terus meningkat.
Kera-kera liar yang sebelumnya hanya terlihat di kawasan hutan kini mulai masuk ke kebun pertanian dan bahkan permukiman warga.
Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Pandhu Kopeng, Agus Surolawe, mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut mulai menyerang tanaman di kebun dan pekarangan rumah warga.
“Habitat kera tersebut di hutan kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb). Mungkin pada turun karena sumber makanan di hutan mulai menipis,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).
Agus menyebut serangan paling parah terjadi di Desa Tajuk, Desa Kopeng, dan Dusun Pulihan. Kera-kera itu memakan sayuran siap panen seperti kol, wortel, dan umbi-umbian.
“Kalau yang parah itu termasuk di Dusun Pulihan, tanaman sayur yang siap panen habis dimakan kera ekor panjang,” ungkapnya.
Tak hanya memakan tanaman, kera-kera tersebut juga merusak tanaman tembakau milik warga, meski tidak dimakan. Hal ini semakin menambah kerugian petani.
“Tanaman tembakau milik warga juga dirusak, tapi tidak dimakan. Ini jelas menimbulkan kerugian,” kata Agus.
Di wilayah Kopeng, kawanan kera dari hutan Tuk Songo juga mulai menjarah tanaman pekarangan rumah seperti jipang (labu siam) dan buah-buahan lainnya.
Bahkan kera-kera itu tidak takut meskipun sudah beberapa kali dihalau oleh warga.
“Kawanan kera liar ini menyasar buah jipang atau labu siam dan buah. Mereka ini juga tidak takut lagi meski beberapa kali dihalau,” jelasnya.
Agus berharap pemerintah dan instansi terkait segera bertindak untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
“Warga sudah melapor ke pemerintah maupun kepada BKSDA, namun belum ada tindaklanjut. Kami berharap ada upaya agar kawanan kera liar ini tidak turun ke lahan pertanian dan pemukiman warga,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837efcc173f4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banyak Olahraga Tradisional Terancam Punah, Pemkot Surabaya Dukung Pelestarian Lewat Surabaya Pesta Pora 2025 Surabaya 29 Mei 2025
Banyak Olahraga Tradisional Terancam Punah, Pemkot Surabaya Dukung Pelestarian Lewat Surabaya Pesta Pora 2025
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Olahraga seperti sepak bola atau bulu tangkis memang menjadi cabang olahraga yang paling diminati di Indonesia.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pasti pernah melakukan permainan tersebut baik sebagai ajang perlombaan resmi ataupun hanya untuk bersenang-senang
Di sisi lain, adanya kehadiran banyak cabang olahraga moderen, tak bisa dipungkiri semakin menggeser keberadaan
olahraga tradisional
.
Ditambah lagi, banyak generasi muda yang lebih dulu mengenal teknologi digital ketimbang tradisi olahraga tradisional.
Berdasarkan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Ada ribuan olahraga tradisional di Indonesia yang berpotensi punah, dengan perkiraan antara 5.140 hingga 7.710 jenis.
Pada dasarnya permainan rakyat atau tradisional terbagi atas dua jenis, yaitu permainan tanpa peralatan dan permainan dengan peralatan.
Bahkan, masih ada ratusan olahraga tradisional lain yang namanya semakin jarang didengar masyarakat.
Komisi
Olahraga Tradisional
Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Surabaya, Slamet ungkap masih banyak macam olahraga tradisional yang berisiko punah karena tergantikan dengan teknologi digital.
“Ada banyak banget misalnya Gedebung itu dari Yogyakarta, Sumpitan dari suku Dayak, kalau Surabaya ada namanya Ongsrotan,” ujar Slamet, Kamis (29/5/2025).
Olah karenanya, untuk melestarikan tradisi olahraga tradisional tersebut, Pemerintah Kota Surabaya mengadakan lomba permainan tradisional dalam event Surabaya Pesta Pora di THP Kenjeran Surabaya.
“Ini permainan tradisional yang sebetulnya seluruh penduduk Indonesia tahu dan memang perlu dilestarikan. Bagaimanapun ini dikenalkan kepada anak-anak biar budaya ini tidak hilang,” ujar dia.
Selain itu, perlombaan ini juga berupaya untuk mengurangi anak-anak bermain gadget.
“Anak-anak harus tetap sehat, bergerak. Nah, dengan olahraga tradisional pun mereka bisa berprestasi,” ujarnya.
Ada dua jenis olahraga yang diadakan yakni hadang yang diikuti 11 tim dan tarik tambang yang diikuti 8 tim dengan peserta SD dan SMP se-Surabaya.
Dia berharap melalui kegiatan ini agar budaya lomba tradisional tidak hilang, serta Pemkot Surabaya dapat mendorong para atlet terbaik untuk mengikuti perlombaan di tingkat nasional.
“Kita ini setiap dua tahun sekali ada kejuaraan namanya Fornas (Formularium Nasional), nanti dari setiap kabupaten kota diberangkatkan atlet terbaik akan diberangkatkan ke Fornas,” ucapnya.
Surabaya Pesta Pora 2025 berlangsung mulai dari 29 Mei sampai 1 Juni 2025.
Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732.
Berbagai kegiatan mulai dari kompetisi e-sport, fun climbing, mukbang party, hingga pesta gelembung akan berlangsung pada Kamis ini di THP Kenjeran Surabaya.
Pengunjung dapat menikmati landscape dan semilir angin laut Pantai Kenjeran sembari menyantap aneka makanan dan minuman dari yang disediakan tenant UMKM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/683804dc5d761.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Terima Tanda Jasa Kehormatan dari Pemerintah Perancis, Macron Serahkan Langsung di Akmil Magelang Regional 29 Mei 2025
Prabowo Terima Tanda Jasa Kehormatan dari Pemerintah Perancis, Macron Serahkan Langsung di Akmil Magelang
Tim Redaksi
MAGELANG, KOMPAS.com
– Presiden Prancis,
Emmanuel Macron
, memberikan tanda jasa kehormatan kepada Presiden
Prabowo Subianto
, dalam rangkaian kunjungannya ke
Akademi Militer Magelang
, Jawa Tengah, pada Kamis (29/5/2025).
Prabowo, yang juga mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dianugerahi Grand-croix of the Legion of Honor, penghargaan dari Pemerintah Prancis ke sosok yang diakui memiliki jasa terhadap militer dan sipilnya.
Dalam acara tersebut, Macron menyematkan pin tanda jasa di dada kiri Prabowo dan mengalungkan selempang kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Setelah penyematan penghargaan, keduanya berpelukan dan bersalaman.
Prabowo memberikan hormat yang dibalas dengan senyuman oleh Macron.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa kunjungan Macron ke Akademi Militer bertujuan untuk melihat langsung laboratorium Bahasa Prancis yang dimiliki oleh TNI.
Dalam kursus Bahasa Prancis tersebut, terdapat 104 peserta yang terdiri dari 40 personel TNI Angkatan Darat, 30 personel TNI Angkatan Laut, 30 personel TNI Angkatan Udara, serta empat pelatih dari Akmil.
“Program ini didukung oleh tenaga pengajar dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Kementerian Pertahanan serta dosen dari Universitas Negeri Yogyakarta,” ungkap Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dalam keterangan tertulis pada 9 Mei 2025.
Setelah lawatan di Akademi Militer, Macron dan Prabowo melanjutkan perjalanan mereka menuju
Candi Borobudur
yang terletak di Kabupaten Magelang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837dc7009924.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis Regional 29 Mei 2025
Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis
Tim Redaksi
BLORA, KOMPAS.com
– Sebuah perumahan di pinggir Jalan
Blora
– Kunduran, tepatnya di kawasan Pos Ngancar, Tunjungan, Kabupaten Blora, tampak terbengkalai.
Perumahan yang dulunya dikenal dengan nama Tawangrejo Asri kini sepi tanpa penghuni dan dikelilingi semak belukar.
Padahal, secara lokasi, perumahan tersebut cukup strategis karena berada di tepi jalan provinsi.
Namun kini hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi portal masuknya, sementara jalan paving yang dibangun justru lebih sering digunakan warga menuju area persawahan.
Perumahan yang dibangun sekitar tahun 2010 dan diresmikan pada 2011 itu memiliki sekitar 42 unit rumah di atas lahan seluas 3 hektar.
Sayangnya, kondisi bangunan kini tidak terawat—dinding retak, plafon jebol, dan vegetasi liar menyelimuti rumah-rumah tersebut.
“Diresmikannya sekitar tahun 2011,” ujar Kepala Dusun Karangtawang, Musiran, saat ditemui Kompas.com di Balai
Desa Tawangrejo
, Rabu (28/5/2025).
Musiran mengisahkan bahwa sempat ada pembeli saat perumahan itu diresmikan, bahkan pembeli pertama mendapat hadiah sepeda motor.
“Saya ingat betul waktu itu pembeli pertama mendapatkan sepeda motor,” katanya.
Namun, seiring waktu, satu demi satu penghuni meninggalkan rumah. Aliran listrik dan tandon air sempat tersedia, tapi muncul kendala utama: tidak adanya sumber air di wilayah tersebut.
“Iya benar, perumahan itu mangkrak karena susah air,” ujar Musiran.
Selain kendala infrastruktur, perumahan ini juga disebut-sebut menyimpan aura mistis. Menurut Musiran, ada calon pembeli yang batal membeli karena merasa melihat penampakan misterius.
“Ya memang terlihat angker, kabarnya sudah ada yang melihat-lihat rumah tersebut, tetapi malah diperlihatkan sosok orang berjalan tanpa kepala, dan mereka tidak jadi beli,” terang dia.
Meski tidak dihuni,
perumahan Tawangrejo Asri
masih membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) sekitar Rp 1 juta per tahun, melalui balai desa.
“Tapi yang jelas tiap tahun bayar pajak hampir satu juta rupiah,” kata Musiran.
Orang yang membayarkan pajak tersebut adalah Sujat, yang ditugaskan oleh pemilik untuk menjaga area perumahan. Namun, kini ia sudah jarang terlihat.
“Tapi dia sudah jarang menjaga perumahan itu karena kabarnya dapat jimat dari situ malah digunakan untuk jadi tukang pijat,” tambah Musiran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/29/6837d6f03c2f9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Curhat Eks Karyawan Perusahaan Tandon Air di Sidoarjo, Ijazahnya Ditahan Sejak 2012 Surabaya 29 Mei 2025
Curhat Eks Karyawan Perusahaan Tandon Air di Sidoarjo, Ijazahnya Ditahan Sejak 2012
Tim Redaksi
SIDOARJO, KOMPAS.com
– Salah satu eks karyawan PT
Tedmonindo Pratama Semesta
di Sidoarjo, Surasa mengaku ijazahnya ditahan sejak tahun 2012
Hingga 13 tahun, ijazahnya belum dikembalikan perusahaan tersebut meski telah dipecat.
PT Tedmonindo Pratama Semesta merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan tandon air berlokasi di Kecamatan Candi, Sidoarjo.
Surasa mengaku pernah bekerja di PT Tedmonindo Pratama Semesta sejak tahun 2012 sebagai sekuriti.
“Jadi persyaratan utama waktu itu untuk bisa kerja harus menaruh ijazah asli. Kemudian pernah saya
resign
, ijazahnya dikembalikan. Lalu dipanggil lagi, dan diminta menyerahkan ijazah lagi,” tutur Surasa saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Kamis (29/5/2025).
Surasa menjelaskan, dia diminta untuk menyerahkan ijazah kepada perusahaan sebagai persyaratan utama dengan tujuan sebagai jaminan.
Dia juga mengaku perusahaan tidak meminta uang jaminan bila ingin ijazah kembali.
“Tidak (bayar jaminan). Saya dikasih surat bukti kalau menaruh ijazah. Berupa surat pernyataan (menyerahkan) ijazah saja,” ujar dia.
Pada 4 April 2025 lalu, Surasa dan tim sekuriti lainnya mengaku diberhentikan secara paksa.
Alasannya, mereka dituding menghilangkan salah satu barang milik perusahaan.
“Padahal s iekuriti tu kan tidak ada yang maling. Justru kami sebagai sekuriti ini betul-betul menjaga aset perusahaan. Nah, kemudian, ijazah sampai sekarang ini saya minta tidak boleh,” jelasnya.
Setelah dipecat, Surasa meminta ijazahnya yang pernah ditahan untuk dikembalikan kembali.
Namun, pihak perusahaan memintanya menunggu hingga barang tersebut ditemukan.
“Saya diminta tunggu sebentar pasti dikasihkan. Ternyata sampai dua bulan belum dikembalikan. Alasannya kalau pencurinya ketemu dikembalikan, tapi tidak dengan tertulis,” terangnya.
Surasa juga menuturkan, apabila ingin ijazah dan BPJS kembali, dia dan sekuriti lain diminta untuk membuat surat resign.
Bukan dipecat, sebagaimana yang ia terima.
“Kemudian saya disuruh membuat surat
resign
biar ijazah saya bisa keluar. Dan seperti BPJS bisa diambil seperti teman-teman,” ucapnya.
Selain ijazah, PT Tedmonindo Pratama Semesta juga diduga menahan dokumen karyawan lain seperti SKCK.
“Kalau KTP dan SIM gitu tidak,” imbuhnya.
Karena ijazahnya yang masih tertahan di perusahaan, Surasa dan sejumlah eks karyawan lainnya mengadukan PT Tedmonindo Pratama Semesta ke Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten serta Polres Sidoarjo.
“Sampai sekarang belum dapat pekerjaan baru. Kita kan juga rugi. Setelah di-off kan sekarang saya (hidup) bergantung dengan anak,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/05/29/6837e18883326.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/27/68358e101a999.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/01/17/678a5b28a775b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/29/6838037a55fad.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/29/683800c843ae7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)