Category: Kompas.com

  • Singgung soal Sejarah Dipotong, Megawati: Sejarah Hanya Ketika Zaman Orde Baru
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Juni 2025

    Singgung soal Sejarah Dipotong, Megawati: Sejarah Hanya Ketika Zaman Orde Baru Nasional 7 Juni 2025

    Singgung soal Sejarah Dipotong, Megawati: Sejarah Hanya Ketika Zaman Orde Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden ke-5 RI
    Megawati
    Soekarnoputri menyinggung soal
    sejarah
    yang dipotong sehingga yang menjadi bagiannya hanyalah semenjak era
    Orde Baru
    (
    Orba
    ).
    Padahal, ada masa di mana Presiden Pertama RI,
    Soekarno
    memperjuangan Kemerdekaan Indonesia dan menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
    Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan di acara pameran foto milik sang kakak, Guntur Soekarnoputra yang bertajuk ‘Pameran Foto Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret
    Sejarah
    dan Kehidupan di Galeri Nasional (Galnas) Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2025).
    “Menjadi Indonesia itu bukannya gampang, tapi sekarang sepertinya sejarah itu hanya dipotong, diturunkan TAP (TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967) ini, lalu yang namanya sejarah itu hanya ketika zaman order baru,” kata Megawati.
    Menurut Megawati,
    pemotongan sejarah
    tersebut terjadi saat turunnya TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno.
    “Padahal, saya suka mengatakan, kalau memberi ceramah, saya ingin bilang, kalau ada yang tidak setuju angkat tangan, (sebut) nama, nomor telepon, nanti ketemuan sama saya,” ujar Megawati.
    “Saya bisa menerangkan bahwa ini adalah aliran sejarah yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang seharusnya sebagai insan Republik ini, tahu apa dan bagaimana sejarah kita,” katanya lagi.
    Untuk itu, Megawati mengungkapkan, tengah mengumpulkan para ahli sejarah agar sejarah yang ada tidak lagi mengalami pemotongan atau kekeliruan.
    “Kita boleh berbeda, Bung Karno juga bilang begitu, malah dibuat namanya Bhineka Tunggal Ika, bermacam-macam, tapi satu jua. Tapi jangan, jangan sepertinya, terus ada bagian dari manusia Indonesia, sepertinya dibedakan,” ujarnya.
    Untuk diketahui, TAP MPRS 33/1967 merupakan satu dari sederet ketetapan MPRS yang dikeluarkan berkaitan dengan kemelut peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965.
    Diberitakan
    Kompas.com
    sebelumnya, dalam TAP MPRS 33/1967 disebutkan bahwa pidato Nawaksara dan Pelengkap Nawaksara tidak memenuhi harapan rakyat pada umumnya, anggota-anggota MPRS pada khususnya.
    Pidato Nawaksara adalah pidato pertanggungjawaban Soekarno yang dikemukakan di depan Sidang Umum ke-IV MPRS pada 22 Juni 1966. Nawaksara artinya sembilan pokok masalah.
    Dalam Tap MPRS disebutkan bahwa pidato Nawaksara tidak memuat secara jelas pertanggungjawaban tentang kebijaksanaan Presiden mengenai pemberontakan kontra-revolusi, G30S/PKI beserta epilognya, kemunduran ekonomi, dan kemerosotan akhlak.
    Oleh karenanya, diputuskan pencabutan kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno.
    Namun, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah resmi mencabut TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 tersebut.
    Hal itu dilakukan dengan penyerahan surat resmi tentang tidak berlakunya TAP MPR tersebut oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) kepada pihak keluarga Bung Karno pada 9 September 2024.
    “Menyatakan TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 sudah tidak berlaku lagi,” ujar Ketua MPR RI saat itu, Bambang Soesatyo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 60.000 Tiket Terjual, KCIC Sediakan Parkir Inap di Stasiun Whoosh
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        7 Juni 2025

    60.000 Tiket Terjual, KCIC Sediakan Parkir Inap di Stasiun Whoosh Bandung 7 Juni 2025

    60.000 Tiket Terjual, KCIC Sediakan Parkir Inap di Stasiun Whoosh
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com – 
    PT KCIC menghadirkan layanan parkir inap di stasiun-stasiun
    Whoosh
    untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang yang meningkat selama libur Idul Adha.
    Fasilitas ini memungkinkan penumpang meninggalkan kendaraan pribadi dengan aman dan nyaman selama melakukan perjalanan.
    Selama libur panjang Idul Adha ini, lebih dari 60.000 tiket telah terjual.
    General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, untuk keberakatan pada Sabtu (7/6/2025),
    tiket Whoosh
    yang telah terjual sampai dengan pukul 10.00 WIB mencapai sekitar 9.000 tiket.
    Mayoritas penumpang berasal dari arah Jakarta menuju Bandung.
    Ini menunjukkan tren pergerakan masyarakat yang mulai memanfaatkan momen libur untuk berwisata ke wilayah Bandung dan sekitarnya.
    “Mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang selama libur panjang ini, KCIC telah menyiapkan fasilitas parkir yang memadai di setiap stasiun untuk menunjang kenyamanan dan kelancaran mobilitas penumpang,” ujar Eva dalam keterangan tertulis yang Kompas.com, Sabtu (7/6/2025).
    Dengan fasilitas ini, penumpang dapat meninggalkan kendaraan pribadi di stasiun dan melakukan perjalanan pulang-pergi dalam satu hari maupun parkir inap selama masa libur panjang kali ini.
    KCIC, kata Eva, menyediakan ratusan area parkir di seluruh
    stasiun Whoosh
    yang dikelola secara profesional dan dijaga oleh petugas khusus.
    Tujuannya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang.
    Selain kapasitas yang memadai untuk kendaraan roda dua dan empat, tambah Eva, setiap stasiun juga dilengkapi dengan fasilitas parkir khusus bagi penumpang disabilitas.
    “Fasilitas ini dirancang untuk memberikan aksesibilitas dan kemudahan selama proses perjalanan,” kata Eva.
    Eva mengungkapkan, selama ini banyak penumpang yang memanfaatkan fasilitas parkir di stasiun Whoosh untuk melakukan perjalanan pulang-pergi atau one day trip.
    Penumpang biasanya berangkat dari Bandung atau Jakarta pada pagi hari. Mereka menitipkan kendaraan pribadinya di area parkir stasiun, lalu seharian di kota tujuan sebelum kembali dengan jadwal malam.
    “Dengan tersedianya fasilitas parkir yang aman dan nyaman di seluruh stasiun Whoosh, kami berharap masyarakat dapat lebih leluasa merencanakan perjalanan selama libur panjang ini tanpa khawatir soal kendaraan pribadi yang ditinggalkan,” kata Eva.
    Berikut detail kapasitas dan tarif parkir untuk stasiun Whoosh:
    Stasiun Halim:
    Stasiun Karawang:
    Stasiun Tegalluar Summarecon:
    Adapun untuk
    Stasiun Whoosh
    Padalarang saat ini tersedia layanan drop off dan parkir sejenak bagi penumpang yang hendak naik atau turun dari kereta cepat.
    Bagi penumpang yang ingin melakukan parkir inap atau menitipkan kendaraannya dalam jangka waktu lebih lama, disarankan untuk memanfaatkan area parkir di Stasiun KAI Padalarang yang letaknya berada di samping Stasiun Whoosh Padalarang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebijakan Sekolah 5 Hari di Sumut Dikritik: Anak Sekolah Bukan PNS
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        7 Juni 2025

    Kebijakan Sekolah 5 Hari di Sumut Dikritik: Anak Sekolah Bukan PNS Medan 7 Juni 2025

    Kebijakan Sekolah 5 Hari di Sumut Dikritik: Anak Sekolah Bukan PNS
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Komisi E DPRD Sumatera Utara akan memanggil Dinas Pendidikan Sumut untuk menjelaskan kebijakan sekolah lima hari bagi jenjang SMA, SMK, dan SLB yang rencananya akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2025–2026.
    Anggota Komisi E DPRD Sumut, Fajri Akbar, mengatakan bahwa pihaknya belum pernah diajak berdiskusi terkait kebijakan ini. Padahal, menurut dia, keputusan seperti ini seharusnya dibicarakan terlebih dahulu dengan mitra kerja.
    “Terkait program ini ya, kita melihat sejauh ini masih pandangan pribadi masing-masing. Jadi belum ada pandangan kelembagaan. Tapi, Komisi E akan memanggil Dinas Pendidikan untuk menjelaskan sekolah lima hari,” kata Fajri saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (7/6/2025).
    Fajri menilai, DPRD Sumut sering kali hanya menerima keputusan tanpa keterlibatan dalam perencanaan.
    “Nggak boleh begitu. DPRD ini harus tahu apa yang menjadi rencana kerja pemerintah, apa programnya, bagaimana pelaksanaannya. Itu semua kan harus kita bahas bersama,” tegas politisi Partai Demokrat tersebut.
    Pemprov Sumut meyakini bahwa skema sekolah Senin–Jumat dengan jam belajar lebih panjang akan menekan tawuran pelajar, penggunaan narkoba, dan kejahatan geng motor. Sementara Sabtu dan Minggu dimaksudkan sebagai waktu berkualitas bagi siswa dan keluarga.
    Namun menurut Fajri, asumsi tersebut belum tentu tepat.
    “Kalau kita tadi bicara tentang SD, sekolah lima hari mungkin bisa efektif. Tapi kalau SMA atau SMK, saya pribadi kurang yakin, saya kurang setuju,” ujarnya.
    Menurut dia, yang terpenting adalah efektivitas pembelajaran, bukan jumlah hari. Ia mencontohkan bahwa di negara lain, fokus bukan pada lama hari belajar, melainkan kualitas proses belajar.
    Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (UNIMED), Dr. Bakhrul Khair Amal, menilai bahwa kebijakan ini semestinya disusun berbasis kajian ilmiah.
    “Sebenarnya kebijakan harus berbasis keilmuwan. Ada nggak analisis naskah akademiknya sebelum mengambil kebijakan? Ada tidak hasil penelitian dalam mengambil keputusan, misalnya bagaimana perspektif siswa, guru, dan orangtua,” kata Bakhrul, Rabu (4/6/2025).
    Menurut dia, naskah akademik dapat memotret berbagai sudut pandang, termasuk dampak fisik dan psikis pada siswa dan guru jika waktu belajar diperpanjang.
    “Jika jam di sekolah ditambah, maka kualitas belajar akan menurun. Siswa jadi lelah. Itu akan melelahkan pikiran,” tuturnya.
    Ia menilai, solusi terhadap kekerasan remaja tidak relevan jika dikaitkan langsung dengan pengurangan hari sekolah.
    “Misalnya masalah geng motor diselesaikan dengan lima hari sekolah, itu tidak berkorelasi,” ujar Bakhrul.
    Sejumlah orangtua siswa juga menolak kebijakan tersebut. Ferdinand (51), warga Kecamatan Medan Tuntungan, mempertanyakan efektivitasnya.
    “Anak sekolah ini bukan PNS (pegawai negeri sipil). Jadi, nanti kalau dua hari libur (Sabtu–Minggu), apa kegiatannya?” kata Ferdinand, Rabu (4/6/2025).
    Ia menyatakan bahwa dirinya sudah setiap hari berkumpul dengan anak-anaknya, sehingga alasan mempererat hubungan keluarga menurutnya tidak masuk akal.
    Kritik serupa disampaikan Amorta (50), warga Medan Area. Ia menilai kebijakan ini bisa menambah beban fisik siswa dan ekonomi keluarga.
    “Masalah geng motor itu, ya tergantung sekolahnya lah mendidiknya macam mana. Kalau mendidiknya bagus, bagusnya itu,” ucap Amorta saat ditemui Kompas.com di warung sambil menunggu anaknya pulang sekolah.
    Menurut dia, jika jam belajar ditambah, maka biaya makan dan uang jajan otomatis meningkat.
    “Keadaan ekonomi kita juga lagi susah. Penambahan jam itu pasti menambah beban orangtua,” ujar Amorta yang memiliki tiga anak di jenjang SMA dan SMP.
    Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Alexander Sinulingga, menyampaikan bahwa kebijakan ini sedang dalam penyusunan kajian teknis dan akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub).
    “Ini sedang kami susun kajian teknisnya, nantinya ini kan dituangkan dalam bentuk pergub,” ujar Alex dalam keterangan pers, Selasa (3/6/2025).
    Dalam skema tersebut, siswa akan belajar dari Senin hingga Jumat, sementara Sabtu dan Minggu menjadi hari libur. Namun akan ada penyesuaian waktu belajar di hari aktif.
    “Sabtu itu nantinya kosong (libur), artinya di hari-hari Senin sampai Jumat akan ada penambahan jam sekolah, artinya pulang sekolah akan lebih lama daripada biasanya,” ujarnya.
    Alex menyebutkan, waktu akhir pekan yang bebas diharapkan meningkatkan interaksi siswa dengan keluarga dan memperkuat pengawasan orangtua.
    “Kita tahu tingkat kriminalitas cukup tinggi di Sumatera Utara, jadi ini salah satu komitmen Bapak Gubernur Sumatera Utara untuk menekan tingginya tawuran, narkoba, dan kejahatan geng motor, salah satunya lewat sekolah lima hari ini,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Ekstrem Ancam Berau, BMKG: Waspadai Petir dan Hujan di Beberapa Kecamatan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Cuaca Ekstrem Ancam Berau, BMKG: Waspadai Petir dan Hujan di Beberapa Kecamatan Regional 7 Juni 2025

    Cuaca Ekstrem Ancam Berau, BMKG: Waspadai Petir dan Hujan di Beberapa Kecamatan
    Tim Redaksi
    BERAU, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Kabupaten
    Berau
    mengeluarkan peringatan dini terkait
    potensi hujan
    dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir di sejumlah wilayah di Berau,
    Kalimantan Timur
    .
    Peringatan ini didasarkan pada pantauan citra radar cuaca terbaru pada Sabtu (7/6/2025) sore.
    Kepala BMKG Kabupaten Berau, Ade Heryadi, menjelaskan bahwa pantauan citra radar cuaca pada pukul 14.15 WITA menunjukkan adanya awan hujan di beberapa lokasi.
    “Berdasarkan pantauan Citra Radar BMKG, pukul 14.15 WITA, terdapat awan hujan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan dapat disertai petir di wilayah Sambaliung (Suaran, Pesayan, dan Pilanjau), Tabalar (Harapan Maju), dan Biatan (Biatan Bapinang),” ujar Ade Heryadi, Sabtu (7/6/2025).
    Kondisi tersebut, menurut Ade, diperkirakan masih akan berlangsung hingga satu jam ke depan dari waktu pemantauan.
    Tak berselang lama, pembaruan citra radar pada pukul 15.29 WITA menunjukkan perluasan area potensi hujan.
    “Update terbaru pukul 15.29 WITA, awan hujan berpotensi menyebabkan hujan ringan hingga sedang dan dapat disertai petir terdeteksi di wilayah Kelay, Segah, Batu Putih, Gunung Tabur (Punan Malinau, Gunung Sari, Tasuk, dan Birang), serta Sambaliung (Bena Baru, Rantau Panjang, Pegat Bukur, Skan, Pegat, Suaran, dan Pesayan),” tambahnya.
    Ade juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena potensi hujan ini diprakirakan dapat meluas ke wilayah Pulau Derawan, Teluk Bayur, dan Tanjung Redeb.
    Kondisi cuaca ini diperkirakan akan berlangsung hingga satu jam ke depan sejak pemantauan terakhir.
    “Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG untuk keselamatan,” pungkas Ade Heryadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Sapi Kurban Presiden Prabowo Baru Disembelih di Kebumen Hari Ini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    2 Sapi Kurban Presiden Prabowo Baru Disembelih di Kebumen Hari Ini Regional 7 Juni 2025

    2 Sapi Kurban Presiden Prabowo Baru Disembelih di Kebumen Hari Ini
    Tim Redaksi
    KEBUMEN, KOMPAS.com –
     Dua sapi kurban milik Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto baru disembelih pada hari Sabtu (7/6/2025).
    Presiden memberikan dua sapi untuk kurban Hari Raya
    Idul Adha
    1446 Hijriah di Kabupaten
    Kebumen
    .
    Sapi pertama berjenis peternakan ongole (PO) dengan bobot 950 kg. Sapi kedua jenis limousin dengan bobot 795 kg.
    Ketua DPC Gerindra Kebumen, Solatun mengatakan tahun Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra memberikan 2 sapi kurban yang di serahkan untuk Masjid Agung Kauman Kebumen dan Pondok Pesantren Nurul Falah, Desa Jabres Kulon, Kecamatan Sruweng. Kedua sapi itu diserahkan pada Kamis (5/6/2025).
    “Dari 849 ekor sapi yang disebar ke seluruh Indonesia, Alhamdulillah Kebumen mendapat 2 ekor sapi,” kata Solatun, Sabtu (7/6/2025).
    Solatun mengatakan, Prabowo Subiyanto sudah rutin menyalurkan hewan kurban di Kabupaten Kebumen sejak sebelum menjadi Presiden.
    Solatun berharap dengan adanya sapi kurban dari Presiden Prabowo ini membawa keberkahan dan mempererat kebersamaan di tengah masyarakat.
    “Semoga adanya hewan kurban dari presiden ini bisa membawa keberkahan bagi masyarakat, masyarakat di Kabupaten Kebumen bisa merasakan daging-daging dari hewan kurban yang telah disembelih,” ujarnya.
    Penyaluran hewan kurban ini diharapkan juga dapat memperkuat nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian sosial di tengah masyarakat, khususnya dalam momen perayaan Idul Adha.
    Sementara itu pengsuh Pondok Pesantren Nurul Falah, Desa Jabres Kulon, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, Gus Badar menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan hewan kurban dari Presiden Prabowo.
    “Alhamdulillah hari ini kami telah melaksanakan penyembelihan sapi kurban dari Presiden Prabowo,” kata Gus Badar.
    Daging sapi tersebut dibagikan secara merata kepada para penerima manfaat di sekitar pondok pesantren, sebagai bagian dari semangat berbagi di Hari Raya Kurban.
    Gus Badar juga mendoakan agar Presiden Prabowo diberi petunjuk dan kekuatan rohani dalam memimpin bangsa.
    “Mudah-mudahan sapi yang diberikan bapak presiden membawa keberkahan bagi kita semua. Semoga pak presiden selalu diberikan kesehatan, panjang umur serta kekuatan untuk memimpin Indonesia,” tuturnya
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Ditangkap sebelum Kakak Korban Sewa Pemburu Bayaran
                        Megapolitan

    2 Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Ditangkap sebelum Kakak Korban Sewa Pemburu Bayaran Megapolitan

    Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Ditangkap sebelum Kakak Korban Sewa Pemburu Bayaran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pelaku pelecehan terhadap seorang perempuan di Jalan Lebak Bulus IV, Cilandak, Jakarta Selatan, akhirnya ditangkap polisi sebelum tenggat waktu yang ditentukan oleh kakak korban.
    “Iya,
    alhamdulillah
    tadi siang sudah diamankan oleh Polres,” kata Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Murodih, saat dikonfirmasi, Sabtu (7/6/2025).
    Pelaku berinisial KN (20) ditangkap di kediamannya di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
    Penangkapan dilakukan setelah polisi menerima informasi bahwa KN telah kembali ke rumahnya setelah sempat melarikan diri.
    “Karena pada saat dilakukan penyelidikan, kemudian, ya, ada informasi, di TKP bahwa di sana ada tersangkanya,” jelas Murodih.
    Setelah ditangkap, KN langsung dibawa ke Polres Jakarta Selatan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait motif dan kronologi perbuatannya.
    Sebelumnya diberitakan, kakak korban, Amy, mengungkapkan kekesalannya karena pelaku tak kunjung tertangkap.
    Ia bahkan sempat menyatakan akan menyewa pemburu bayaran (
    bounty hunter
    ) untuk menangkap pelaku.
    “Bagi siapa pun yg bisa seret dia ke polisi aku hadiahin. Mungkin enggak banyak, tapi aku berharap ada yang mau bantu aku,” kata Amy saat dikonfirmasi Selasa (3/6/2025).
    Amy juga memberikan tenggat waktu dua minggu sejak tanggal 3 Juni 2025 bagi pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku.
    Kasus pelecehan ini terjadi pada Rabu (21/5/2025). Saat itu, pelaku yang mengendarai sepeda motor berpura-pura bertanya arah kepada korban.
    Ketika korban memberikan isyarat tangan untuk menunjukkan arah, pelaku langsung melakukan tindakan pelecehan.
    Akibat kejadian tersebut, korban mengalami trauma. Menurut Amy, adiknya kini kerap enggan pulang ke indekos karena merasa takut dan tidak nyaman.
    Tidak tinggal diam, Amy berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang pelaku. Ia bahkan melibatkan warganet di media sosial X untuk melacak identitas pelaku.
    Kini, KN dijerat Pasal 6 huruf a Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Ia terancam hukuman penjara selama empat tahun atau denda maksimal Rp 50 juta.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Disoraki Aktivis di Sorong, Massa Protes Tambang Nikel Raja Ampat: Papua Bukan Tanah Kosong
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Bahlil Disoraki Aktivis di Sorong, Massa Protes Tambang Nikel Raja Ampat: Papua Bukan Tanah Kosong Regional 7 Juni 2025

    Bahlil Disoraki Aktivis di Sorong, Massa Protes Tambang Nikel Raja Ampat: Papua Bukan Tanah Kosong
    Tim Redaksi
    SORONG, KOMPAS.com
    – Kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
    Bahlil Lahadalia
    ke
    Sorong
    ,
    Papua Barat Daya
    , diwarnai aksi damai dari sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua, Sabtu (7/6/2025).
    Pantauan Kompas.com menunjukkan massa datang ke Bandara Deo Sorong sekitar pukul 06.24 WIT, membawa spanduk dan pamflet berisi tuntutan pencabutan
    izin tambang nikel
    di Kabupaten
    Raja Ampat
    .
    Setibanya rombongan Bahlil di ruang transit, para aktivis langsung membentangkan spanduk di pintu kedatangan bandara.
    “Menteri Bahlil segera mencabut izin konsesi tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat secara permanen di sejumlah pulau-pulau yang sedang melakukan aktivitas tambang nikel,” kata Irwan di Bandara Deo.
    Beberapa pamflet bertuliskan #saverajaampat dan ”
    Papua Bukan Tanah Kosong
    ” juga terlihat dibentangkan peserta aksi. Situasi sempat memanas ketika massa menyuarakan aspirasi mereka dengan menyebut “Bahlil Penipu”.
    Seorang perwakilan dari rombongan Bahlil sempat menemui massa dan meminta agar mereka tenang. Massa dijanjikan akan difasilitasi untuk bertemu langsung dengan Menteri ESDM di areal bandara.
    Namun, saat massa hendak memasuki ruang terminal Bandara Deo Sorong, Menteri Bahlil bersama rombongan Gubernur Papua Barat Daya justru keluar melalui pintu belakang sekitar pukul 07.02 WIT.
    Merasa kecewa, salah seorang pemuda Raja Ampat, Uni Klawen, menyayangkan sikap Menteri ESDM yang dianggap menghindari massa.
    “Bahlil penipu sebab dia hanya sebut PT Gag Nikel, namun yang beroperasi di Raja Ampat ada empat perusahaan besar,” ujar Uni dengan nada tinggi.
    ” Kami selaku anak-anak adat Raja Ampat berharap kepada pemerintah pusat jangan tutup mata. Karena alam kami dirusak. Ingat, Papua ini bukan tanah kosong. Apalagi ini permainan elit pusat atas nama pembangunan oleh negara,” tegasnya.
    Massa mengaku akan terus berupaya menemui Menteri Bahlil untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka.
    Kunjungan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ke Sorong bertujuan meninjau langsung lokasi tambang PT Gag Nikel di Kabupaten Raja Ampat. Ia didampingi oleh Gubernur Papua Barat Daya dan Bupati Raja Ampat.
    Adapun empat perusahaan yang diketahui tengah beroperasi di wilayah tersebut adalah PT Gag Nikel, PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama, dan PT Mulya Raymon Perkasa.
    Dalam spanduk aksi massa, tercantum tiga poin tuntutan utama:
    1. Mendesak pemerintah agar mencabut izin usaha pertambangan (IUP) di Kabupaten Raja Ampat secara permanen.

    2. Mendesak Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya agar tidak memberi izin kelapa sawit di seluruh wilayah adat Papua Barat Daya.

    3. Menolak proyek strategis nasional (PSN) di wilayah Papua Barat Daya dan tanah Papua.
    Hingga berita ini disusun, jurnalis
    Kompas.com
    masih berupaya meminta konfirmasi dari pihak-pihak terkait mengenai aksi ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu Regional 7 Juni 2025

    Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
    Tim Redaksi
    BANDUNG BARAT, KOMPAS.com –
    Lonjakan sampah plastik pada momen hari raya Idul Adha di wilayah Bandung Raya, Jawa Barat menjadi sorotan di tengah kondisi
    TPA Sarimukti
    kelebihan kapasitas.
    Kantong-kantong plastik pembungkus daging memenuhi dapur-dapur warga, menambah beban timbunan sampah domestik yang sudah mengkhawatirkan, terutama di wilayah seperti Kabupaten
    Bandung Barat
    dan Jawa Barat pada umumnya.
    Berangkat dari keresahan itu, sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung Barat berinisiatif menggelar aksi nyata.
    Mereka menyerukan kampanye ekologi dengan aksi nyata berkurban di pinggiran kampung Padalarang, Bandung Barat dan mendistribusikan puluhan
    daging kurban
    kepada puluhan keluarga pra sejahtera menggunakan besek, wadah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.
    “Setiap tahun, kita menyaksikan bagaimana Iduladha menjadi momen di mana gunung sampah plastik semakin menjulang. Ini adalah ironi, di satu sisi kita berbagi keberkahan, di sisi lain kita mewariskan masalah lingkungan yang tak kalah besar,” ujar Ketua PWI Kabupaten Bandung Barat, Hendra Hidayat saat ditemui di Padalarang, Sabtu (7/6/2025).
    Penggunaan
    besek bambu
    ini bukan sekadar alternatif, melainkan sebuah keharusan. Membungkus daging kurban menggunakan besek bambu adalah seruan untuk kembali praktik dengan cara-cara yang ramah lingkungan.
    “Besek ini biodegradable, bisa terurai dengan sendirinya, tidak seperti plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Ini adalah jawaban konkret atas persoalan yang terus berulang,” tegasnya.
    Hendra juga menekankan selain berangkat dari masyarakat yang sadar lingkungan, pemerintah juga musti berperan dengan menekan melalui regulasi dan menyiapkan infrastruktur yang memudahkan bagi warga untuk menyelesaikan sampah mereka dari hilir.
    “Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri, dari rumah tangga. Tapi, pemerintah juga harus hadir dengan kebijakan yang mendukung, bukan hanya retorika,” sebutnya.
    Persoalan sampah di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung Barat, bukanlah isu baru, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, yang menjadi tumpuan bagi beberapa wilayah di Bandung Raya, kerap dilanda krisis lahan.
    Kebakaran hebat dan kelebihan kapasitas adalah pemandangan yang berulang, menunjukkan betapa daruratnya kondisi pengelolaan sampah di wilayah Bandung Raya.
    Data menunjukkan bahwa sampah domestik, di mana plastik menjadi komponen dominan, terus meningkat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 mencatat bahwa timbulan sampah nasional mencapai sekitar 35,9 juta ton per tahun, dengan komposisi plastik mencapai 18,3 persen.
    Angka ini tentu berpotensi melonjak drastis saat momen-momen konsumsi tinggi seperti hari raya.
    Di Bandung Barat sendiri, produksi sampah harian tercatat sebanyak 200 ton dengan daya angkut hanya 150 ton ke TPA Sarimukti, ratusan ton sampah itu didominasi oleh sampah plastik.
    Sampah plastik dari sampah harian nyatanya masih mendominasi, kondisi itu berimbas negatif dengan menyisakan jejak karbon sehingga dampak jangka panjangnya terjadinya perubahan iklim.
    “Plastik-plastik ini mencemari tanah, air, bahkan udara jika dibakar. Mikroplastik sudah ditemukan di mana-mana, masuk ke dalam rantai makanan kita. Ini bukan lagi soal estetika, tapi soal kesehatan dan keberlanjutan hidup,” paparnya.
    PWI Kabupaten Bandung Barat berharap aksi mereka ini dapat menjadi pemicu bagi perubahan yang lebih besar. D3ngan kampanye ini, PWI Bandung Barat mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih progresif terkait pengelolaan sampah, terutama dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
    “Kami berharap pemerintah daerah, baik Kabupaten Bandung Barat maupun Provinsi Jawa Barat, dapat mengeluarkan peraturan daerah yang melarang atau membatasi penggunaan plastik sekali pakai, terutama untuk acara-acara besar seperti hari raya atau kegiatan kemasyarakatan,” usul Hendra.
    “Berikan insentif bagi masyarakat yang beralih ke wadah ramah lingkungan, dan sediakan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai,” imbuhnya.
    Lebih lanjut, Hendra mengusulkan agar pemerintah aktif mengkampanyekan gaya hidup minim sampah dengan membawa wadah yang bukan sekali pakai dan memasifkan edukasi masyarakat tentang bahaya plastik.
    “Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama. Kita harus bersatu untuk menjaga bumi ini tetap lestari bagi generasi mendatang,” tandasnya.
    Dengan langkah kecil PWI Kabupaten Bandung Barat ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meluas, menjadikan Iduladha sebagai momen berbagi keberkahan tanpa meninggalkan jejak kerusakan ekologis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Labfor Surabaya Telusuri Titik Api Kebakaran Big Mall Samarinda, Atrium Jadi Fokus Utama
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Labfor Surabaya Telusuri Titik Api Kebakaran Big Mall Samarinda, Atrium Jadi Fokus Utama Regional 7 Juni 2025

    Labfor Surabaya Telusuri Titik Api Kebakaran Big Mall Samarinda, Atrium Jadi Fokus Utama
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com
    – Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Surabaya mulai menyelidiki penyebab kebakaran
    Big Mall
    Samarinda yang terjadi pada Selasa (3/6/2025). Penyelidikan berlangsung sejak Sabtu (7/6/2025) siang dan difokuskan pada area Atrium, yang mengalami kerusakan terparah akibat kebakaran.
    Pemeriksaan forensik dimulai sekitar pukul 13.00 WITA. Sejumlah personel dari Reskrim Polresta Samarinda turut mendampingi tim Labfor untuk mengamankan lokasi dan membantu proses pengumpulan barang bukti.
    “Iya benar, ini pengungkapan pasti asal api itu, makanya jangan diganggu,” ujar Muhammad Mehransyah, petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk lantai tiga
    Atrium Big Mall
    , saat ditemui di lokasi.
    Menurut Mehransyah, seluruh akses ke area Big Mall, terutama bagian Atrium, kini ditutup total untuk umum. Hal ini sesuai dengan permintaan pihak kepolisian guna menjaga lokasi tetap steril.
    “Ada izin dari Manajemen kah, Mas? Kalau tidak ada, tidak boleh masuk,” ujarnya kepada wartawan. “Ini permintaan dari pihak kepolisian, untuk tidak boleh masuk,” lanjutnya.
    Seorang staf Big Mall yang enggan disebutkan namanya juga menyebutkan bahwa pemeriksaan ini merupakan bagian dari “penyelidikan internal”. Ia menolak untuk diwawancarai dan berusaha menutup kamera awak media.
    Dalam proses penyelidikan, tim forensik mengumpulkan sampel dan bukti fisik dari area terdampak, termasuk material yang terbakar, instalasi listrik, dan komponen lain yang mungkin menjadi pemicu kebakaran. Mengingat skala kerusakan yang besar, proses ini diperkirakan membutuhkan waktu cukup lama.
    Kebakaran di
    Big Mall Samarinda
    sempat menimbulkan kepanikan. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material ditaksir cukup besar. Beberapa toko mengalami kerusakan parah dan operasional pusat perbelanjaan terbesar di Samarinda itu terhenti total sejak insiden terjadi.
    Hingga berita ini diturunkan, tim Labfor dan kepolisian masih berada di lokasi untuk melanjutkan penyelidikan. Hasil investigasi ini diharapkan bisa menjawab pertanyaan mengenai penyebab pasti kebakaran, sekaligus menjadi dasar tindak lanjut dari pihak manajemen maupun aparat penegak hukum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Giling Daging sampai Sore, Juleha Raup Rp 14 Juta Sehari Saat Idul Adha di Bangkalan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Juni 2025

    Giling Daging sampai Sore, Juleha Raup Rp 14 Juta Sehari Saat Idul Adha di Bangkalan Surabaya 7 Juni 2025

    Giling Daging sampai Sore, Juleha Raup Rp 14 Juta Sehari Saat Idul Adha di Bangkalan
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Juru sembelih halal (Juleha) di Bangkalan, Madura, kebanjiran pesanan selama Hari Raya
    Idul Adha
    1446 Hijriah. Salah satunya dialami oleh Jaja, pemilik layanan Juleha yang sudah menerima banyak permintaan penyembelihan jauh sebelum hari H.
    “Satu hari kemarin full, dari pagi sampai sore totalnya 12 ekor yang disembelih,” ujar Jaja saat ditemui pada Sabtu (7/6/2025).
    Jaja menjelaskan, jasanya tak hanya melayani proses penyembelihan, tapi juga mencakup pembersihan, pemotongan daging, hingga pengemasan (packing). Ia mempekerjakan 15 orang yang sudah memiliki tugas masing-masing.
    “Ada 15 orang yang sudah punya tugas masing-masing. Tiga orang di penyembelihan, sisanya di pemotongan daging dan packingnya,” jelasnya.
    Untuk satu ekor sapi, tarif yang dipatok sebesar Rp 1.200.000. Dalam sehari, H. Jaja bisa memperoleh penghasilan hingga Rp 14,4 juta.
    “Harganya Rp 1.200.000 itu untuk satu ekor sapi. Kalau ada 10 ya tinggal dikalikan saja. Itu nanti sudah terima bersih,” ungkapnya.
    Sementara itu, salah satu pegawainya, Maskur Agus (40), mengaku menyembelih sapi sejak usai salat Id hingga sore hari. Jumlah hewan yang disembelih juga meningkat drastis dibanding hari biasa.
    “Alhamdulillah kemarin ada 12 yang dipotong. Biasanya saya cuma motong satu atau dua ekor saja dalam sehari,” ujarnya.
    Meski kelelahan, Maskur tetap bersyukur karena bisa mendapat penghasilan tambahan saat hari raya.
    “Hari ini kami potong 6 ekor sapi. Ya Alhamdulillah, walaupun capek bisa dapat rejeki untuk keluarga,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.