Category: Kompas.com

  • Viral Akan Dicari Pemburu Bayaran, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Akhirnya Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Viral Akan Dicari Pemburu Bayaran, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Akhirnya Ditangkap Megapolitan 8 Juni 2025

    Viral Akan Dicari Pemburu Bayaran, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Akhirnya Ditangkap
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Polisi akhirnya menangkap seorang pemuda berinisial KN (20) yang melakukan aksi pelecehan terhadap seorang perempuan di Jalan Lebak Bulus IV, Cilandak, Jakarta Selatan.
    Penangkapan dilakukan sebelum tenggat dua minggu yang ditetapkan oleh kakak korban yang mencari sendiri pelaku menggunakan pemburu bayaran.
    KN diamankan di rumahnya di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, setelah sempat melarikan diri dan membuat rumahnya kosong.
    “Iya, alhamdulillah tadi siang sudah diamankan oleh Polres,” ujar Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Murodih, saat dikonfirmasi pada Sabtu (7/6/2025).
    Menurut Murodih, pelaku sempat menyulitkan proses penangkapan karena tidak berada di tempat saat penyelidikan awal.
    Namun, informasi dari warga sekitar membantu polisi mengidentifikasi keberadaan tersangka.
    KN kini tengah menjalani pemeriksaan mendalam oleh penyidik Polres Jakarta Selatan untuk mengetahui motif dan kronologi perbuatannya.
    Kakak Korban Sempat Ancam Gunakan Pemburu Bayaran
    Kakak korban, Amy, sebelumnya sempat menyuarakan kekecewaannya karena pelaku belum juga ditangkap. Ia bahkan menyatakan niatnya untuk menyewa pemburu bayaran (
    bounty hunter
    ) jika polisi tak segera bertindak.
    “Aku bakalan bikin bounty hunter. Aku akan tangkap pelakunya sendiri,” kata Amy, Selasa (3/6/2025).
    “Bagi siapa pun yang bisa seret dia ke polisi aku hadiahin. Mungkin enggak banyak, tapi aku berharap ada yang mau bantu aku,” lanjutnya.
    Amy juga sempat mempertimbangkan untuk membuka identitas pelaku di media sosial, seperti Facebook, dan mengaku telah mendapat dukungan dari komunitas ojek online untuk menangkap KN.
    Ia memberi waktu dua minggu sejak 3 Juni kepada pihak kepolisian untuk menangkap pelaku sebelum mengambil tindakan sendiri.
    Modus Berpura-pura Tanya Arah
    Peristiwa pelecehan terjadi ketika pelaku berpura-pura bertanya arah kepada korban yang sedang berjalan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Rabu (21/5/2025).
    Saat korban memberikan isyarat tangan, pelaku justru melakukan tindakan pelecehan.
    Kejadian tersebut menyebabkan korban mengalami trauma. Saat ini, ia belum berani kembali ke tempat indekosnya dan lebih memilih menginap di rumah temannya karena merasa tidak aman.
    Melihat kondisi adiknya tersebut, Amy sempat berupaya maksimal dengan mengumpulkan informasi dan melibatkan warganet di media sosial X untuk mengungkap identitas pelaku.
    Usai ditangkap, pelaku KN kini dijerat Pasal 6 huruf a UU No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dan terancam hukuman penjara hingga 4 tahun atau denda maksimal Rp 50 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggota DPR Desak Hakim yang Vonis Kasus Korupsi APD Covid-19 Diperiksa
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Juni 2025

    Anggota DPR Desak Hakim yang Vonis Kasus Korupsi APD Covid-19 Diperiksa Nasional 8 Juni 2025

    Anggota DPR Desak Hakim yang Vonis Kasus Korupsi APD Covid-19 Diperiksa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi III
    DPR RI
    dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
    Hasbiallah Ilyas
    mendorong agar majelis hakim yang memberikan vonis rendah kepada terdakwa kasus korupsi pengadaan 1,1 juta alat pelindung diri (APD) Covid-19 untuk diperiksa oleh Komisi Yudisial (KY) atau Mahkamah Agung (MA).
    Seperti diketahui, eks Pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budy Sylviana dihukum tiga tahun penjara meski merugikan negara hingga Rp 319 miliar.
    “Kalau hanya seperti itu hakimnya juga diperiksa itu,” ujar Hasbiallah, usai acara diskusi publik “Legalisasi Kasino di Indonesia: Antara Kepastian Hukum, Tantangan Sosial, dan Peluang Ekonomi” yang diadakan Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) di Jakarta, Sabtu (7/6/2025).
    Hasbi mengatakan, karena kasus korupsi ini terjadi di masa pandemi, maka hukuman yang dijatuhkan kepada para terdakwa seharusnya lebih berat dari kasus korupsi pada umumnya.
    “Enggak bisa, itu (terjadi saat) Covid-19 itu,” lanjut dia.
    Hasbi menegaskan, koruptor yang memanfaatkan masa Covid-19 untuk melakukan tindakan jahat sudah sepatutnya dihukum seberat-beratnya.
    “Korupsi Covid-19 itu menurut saya korupsi yang merusak soal nyawa ini. Bukan hanya soal merugikan keuangan tapi soal nyawa. Itu harus dihukum dengan seberat-beratnya,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, tiga orang terdakwa kasus pengadaan 1,1 juta APD Covid-19 telah menerima vonis dari majelis hakim.
    Ketiga terdakwa ini adalah mantan pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana, Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo, dan Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik.
    Mantan pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana dihukum tiga tahun penjara dalam dugaan korupsi pengadaan 1,1 juta set alat pelindung diri (APD) Covid-19.
    Budi merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan di masa darurat yang menggunakan dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut.
    “Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama tiga tahun,” kata Ketua Majelis Hakim Syofia Marlianti Tambunan dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jumat (5/6/2025).
    Selain pidana penjara, majelis hakim juga menjatuhkan pidana denda Rp 100 juta, dengan ketentuan penjara subsidair dua bulan kurungan.
    Budi tidak dihukum untuk membayar uang pengganti sebagaimana dua terdakwa lainnya, Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo dan Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik.
    Kemudian, Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo dihukum 11 tahun dan enam bulan penjara dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19.
    Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat menyebut, Satrio terbukti bersalah menyalahgunakan wewenang, melakukan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara Rp 319.691.374.183,06 (Rp 319,6 miliar).
    Selain pidana badan, Satrio juga dihukum membayar denda Rp 1 miliar subsidair empat bulan kurungan.
    Satrio juga dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp 59.980.000.000 atau senilai uang korupsi yang dinikmati Satrio dalam perkara rasuah ini.
    Lalu, Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik dihukum 11 tahun penjara dalam kasus korupsi pengadaan 1,1 juta set alat pelindung diri (APD) Covid-19.
    Tidak hanya kurungan penjara, majelis hakim juga menghukum Taufik membayar denda Rp 1 miliar.
    Jika tidak dibayar, maka hukuman pidana badannya akan ditambah empat bulan penjara.
    Selain itu, majelis hakim juga menghukum Taufik membayar uang pengganti sebesar Rp 224.186.961.098 (Rp 224,1 miliar).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamen PKP Fahri Hamzah Kunker di Sumbawa Barat, Tinjau Bendungan Tiu Suntuk
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Juni 2025

    Wamen PKP Fahri Hamzah Kunker di Sumbawa Barat, Tinjau Bendungan Tiu Suntuk Regional 8 Juni 2025

    Wamen PKP Fahri Hamzah Kunker di Sumbawa Barat, Tinjau Bendungan Tiu Suntuk
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP),
    Fahri Hamzah
    melakukan kunjungan kerja di Kabupaten
    Sumbawa Barat
    , Sabtu (7/6/2025).
    Dalam agenda tersebut, Fahri meninjau Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene, yang disambut oleh Bupati Sumbawa Barat, Amar Nurmansyah bersama jajaran OPD terkait.
    Dalam pertemuan di lokasi bendungan, Wamen Fahri dan Bupati Amar membaWakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa Barathas pemanfaatan strategis Bendungan Tiu Suntuk sebagai bagian dari rencana pengembangan kawasan, termasuk untuk pertanian, ketahanan energi, perikanan, dan potensi wisata.
    Fahri menekankan pentingnya koordinasi lintas-sektor, seperti Kementerian PU, Kemenko Infrastruktur, dan Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemanfaatan maksimal bendungan tersebut.
    Ia menyebut, bendungan ini dapat dikembangkan menjadi sumber energi melalui pembangkit mikrohidro dan tenaga surya, serta mendukung ketahanan pangan dan pariwisata.
    Selain itu, Kementerian PKP telah menyiapkan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk renovasi rumah tidak layak huni di kawasan perdesaan dan pesisir untuk sekitar 2 juta rumah.
    “Tinggal bagaimana pemerintah daerah menyiapkan proposalnya untuk alokasi renovasi rumah tidak layak huni di daerahnya masing-masing. Kami sedang menyiapkan agar proposal dari daerah diajukan dalam bentuk digital sehingga mempermudah,” kata Fahri.
    Pengelolaan terintegrasi tersebut, kata Fahri, karena pemanfaatan Bendungan Tiu Suntuk melibatkan banyak sektor terkait berbagai manfaat dari bendungan tersebut yang dapat dihasilkan.
    Pemanfaatan bendungan ini, di antaranya untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro, pembangkit listrik tenaga surya, perikanan, dan pertanian.
    “Bendungan ini sangat bermanfaat untuk membangun ketahanan energi dan pangan dan juga potensi sektor wisata yang berdampak pada pengembangan kawasan sekitar,” ujar Fahri.
    Dalam pertemuan tersebut, Fahri menyatakan, Kementerian PKP juga telah menyiapkan alokasi BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) atau renovasi rumah tidak layak huni di kawasan perdesaan dan pesisir untuk sekitar 2 juta rumah.
    “Tinggal bagaimana pemerintah daerah menyiapkan proposalnya untuk alokasi renovasi rumah tidak layak huni di daerahnya masing-masing. Kami sedang menyiapkan agar proposal dari daerah disetujui,” ujarnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pendekatan Simbolis, Historis, dan Ideologis ala Prabowo terhadap Megawati
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Juni 2025

    Pendekatan Simbolis, Historis, dan Ideologis ala Prabowo terhadap Megawati Nasional 8 Juni 2025

    Pendekatan Simbolis, Historis, dan Ideologis ala Prabowo terhadap Megawati
    Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis
    RELASI
    politik Presiden
    Prabowo Subianto
    dan Ketua Umum PDI Perjuangan
    Megawati Soekarnoputri
    bersifat dinamis. Terkadang berdiri pada satu barisan yang sama dan terkadang pula harus berdiri saling berhadapan lalu berkompetisi dalam konteks kekuasaan.
    Namun, satu hal yang statis adalah persahabatan antara keduanya tak lekang oleh waktu dan tak pernah pudar digerus oleh zaman, walau diuji oleh pelbagai skenario politik dalam dua-tiga dekade kebelakang.
    Prabowo sejatinya punya hutang budi pada Megawati atas kontribusinya memulangkan Prabowo ke Indonesia dari Negara Yordania pada 2001 silam.
    Lewat restu Presiden dan Wakil Presiden saat itu, Abdurrahman Wahid-Megawati yang memerintahkan Taufik Kiemas untuk menjamin kepulangan Prabowo ke Indonesia dan mendapatkan kembali kewarganegaraannya.
    Delapan tahun berselang, pada 2009, Prabowo membalas “kebaikan” masa lampau lewat surat rekomendasi Partai Gerindra untuk pencapresan Megawati.
    Rekomendasi itu sekaligus menyelamatkan wajah Megawati dan PDI Perjuangan yang kala itu kesulitan mendapatkan kawan koalisi untuk memenuhi syarat minimal 20 persen pencalonan presiden dan wakil presiden.
    Pun Partai Gerindra adalah puzzle terakhir pemenuhan kuota
    presidential threshold

    running
    -nya Megawati sebagai Capres. Pasangan Megawati-Prabowo (Mega Pro) akhirnya mendaftar ke KPU dan resmi menjadi pasangan calon di Pilpres 2009.
    Meski kalah di Pilpres 2009, relasi Megawati dan Prabowo berlanjut dalam pembangunan koalisi di DPR. Sikap yang sama melihat
    bailout
    Bank Century yang berujung pada terbentuknya Pansus di DPR adalah kerja sama politik lain Megawati dan Prabowo.
    Pada ruang berbeda, Prabowo saat itu juga dikabarkan punya kesempatan menduduki pos Menteri Pertanian di kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, tapi lekas ditampik oleh Partai Gerindra yang memilih berdiri pada barisan yang sama dengan PDI Perjuangan untuk berada di luar pemerintahan.
    Kerja sama antara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra berlanjut ke Pilkada DKI 2012, lewat pencalonan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) yang menjadi
    spotlight
    paling ramai dalam pemberitaan politik nasional saat itu.
    Pun keberhasilan Jokowi-Ahok memenangkan pemilihan tidak lepas dari kolaborasi politik antara Megawati dan Prabowo.
    Hubungan Megawati dan Prabowo sempat memanas jelang Pilpres 2014 saat PDI Perjuangan memutuskan mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden.
    Prabowo menganggap Megawati telah melanggar Perjanjian Batu Tulis. Kala itu, Prabowo secara verbatim mengatakan bahwa dirinya sangat kecewa karena telah melakukan semua hal yang bisa dilakukan untuk dapat dukungan Megawati, tapi PDI Perjuangan justru memilih mencalonkan Jokowi.
    Prabowo kalah atas Jokowi di Pilpres 2014. Lima tahun mengambil posisi di luar pemerintahan, Prabowo kemudian memutuskan menerima pinangan Jokowi menjadi Menteri Pertahanan pascakekalahan lain di Pipres 2019.
    Relasi antara Prabowo dan Megawati otomatis perlahan membaik dengan bergabungnya Prabowo ke pemerintahan.
    Pelbagai silaturahmi pribadi antarkeduanya terus berlanjut dengan beberapa kali kunjungan Prabowo ke kediaman Megawati di Teuku Umar, Jakarta.
    Megawati memasak nasi goreng untuk Prabowo, sebaliknya Prabowo juga beberapa kali mengirimkan hadiah kecil kesukaan Megawati berupa minyak urut dan bunga anggrek.
    Pada rentan waktu 2019 sampai 2023, sebelum masa pencapresan untuk Pilpres 2024, Prabowo sejatinya telah melakukan pendekatan simbolis dengan Megawati.
    Salah satunya adalah ketika Prabowo membangun patung Sukarno menunggang kuda di kantor Kementerian Pertahanan RI yang diresmikan pada 2021 lalu.
    Prabowo menyebutkan pembangunan patung Sukarno tersebut terinspirasi oleh peristiwa Hari Peringatan Angkatan Perang pada 5 Oktober 1946 di Yogyakarta.
    Kala itu Presiden Sukarno melakukan inspeksi dengan menunggang kuda untuk memeriksa pasukan angkatan bersenjata Indonesia.
    Prabowo juga menjelaskan secara simbolik peristiwa Sukarno menunggang kuda tersebut sebagai simbol semangat, harapan, keberanian dan gairah bangsa Indonesia untuk senantiasa mencintai Tanah Air.
    Pun peresmian patung tersebut dilakukan pada 6 Juni 2021, bertepatan pula dengan hari lahir Sang Proklamator.
    Pada saat peresmian, wajah Megawati terlihat sangat sumringah dengan beberapa kali mengucapkan terima kasih pada Prabowo yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan.
    Lebih lanjut, secara khusus Megawati dalam pidatonya juga menyebut Prabowo sebagai sahabatnya.
    Secara simbolik sosok Sukarno bukan hanya sebagai ayah biologis bagi Megawati, tapi juga menyatu secara ideologis dan praksis pergerakan politiknya.
    Ini pula yang menjadi alasan, segala hal yang menyangkut simbolisasi tentang Sukarno bagi Megawati adalah sesuatu yang sangat sentimental menyentuh perasaan jiwa dan batinnya.
    Pada Senin, 2 Juni 2025, Megawati dan Prabowo akhirnya muncul kembali di hadapan publik pada Perayaan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Kementerian Luar Negeri Jakarta setelah satu setengah tahun lamanya.
    Terakhir keduanya menampakkan kebersamaan kala pengundian nomor urut Capres dan Cawapres yang diselanggarakan oleh KPU RI pada 14 November 2023 lalu.
    Saat itu, Megawati hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud, sementara Prabowo hadir sebagai Capres 2024.
    Sekitar dua bulan lalu, tepatnya pada 8 April 2025, sebenarnya Prabowo dan Megawati sempat bertemu di Teuku Umar dalam rangka silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri.
     
    Namun pertemuan antara keduanya dilaksanakan tertutup dan publik kala itu hanya terpuaskan dengan disebarnya foto pascapertemuan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad lewat akun media sosial Twitter dan Instagram pribadinya.
    Pertemuan antara Prabowo dan Megawati pada Peringatan Hari Lahir Pancasila tersebut sangat cair dan penuh canda.
    “Ibu agak kurus, bu. Luar biasa. Dietnya berhasil,” ujar Prabowo pada Megawati pada jamuan sarapan pagi.
    “Iya, berhasil. Tapi ini bagaimana?” jawab Megawati menunjuk ke meja hidangan tempat disajikannya makanan yang diperkirakan cukup menggoda.
    Pun barang tentu pertemuan Prabowo dan Megawati di hadapan publik tersebut tentu tidak akan terjadi jika keduanya tidak sama-sama berkomitmen atas kesepakatan dua bulan lalu. Kesepakatan yang hanya Prabowo dan Megawati yang tahu.
    Juga Prabowo sangat paham soal budaya politik Megawati yang satu kata antara perkataan dan perbuatan sehingga melanggar kesepakatan bukanlah pilihan yang bijak.
    Apalagi Megawati tipe pemimpin sigma yang memiliki sifat mandiri terhadap pemikirannya, tidak membutuhkan validasi atau persetujuan agar terlihat berharga.
    Bahkan secara historis ia memiliki keberanian untuk mengambil sikap yang tidak populis dengan keluar dari hierarki kemapanan politik walau dianggap tidak populis.
    Setidaknya secara empirik pasca-reformasi, Megawati beberapa kali membuktikannya.
    Pertama, kala DPR melakukan revisi UU MD3 di DPR pada 2014 yang berdampak pada posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang Pileg harus kehilangan kursi Ketua DPR.
    Kala itu ada satu kesempatan agar undang-undang tersebut tidak direvisi dan Puan Maharani bisa jadi Ketua DPR, yaitu Megawati harus bertemu Presiden SBY.
    Hasilnya Megawati tetap pada pendiriannya untuk tidak bertemu dan bernegosiasi dengan Presiden SBY soal revisi UU MD3, walau partainya kehilangan kursi Ketua DPR.
    Kedua, ketika Megawati dan PDI Perjuangan dikepung oleh koalisi besar KIM Plus di banyak daerah di Pilkada Serentak 2024.
    Megawati seolah tidak peduli. Sikapnya tidak sedikitpun melunak dengan memilih melawan partai-partai yang tergabung dalam koalisi besar di KIM Plus.
    Ketiga atau yang terakhir adalah ketika Megawati melakukan boikot reatret kepala daerah dengan memerintahkan kader-kader terpilih PDI Perjuangan untuk menunda keberangkatan mereka ke Magelang, Jawa Tengah. Hal itu menunjukkan Megawati bukanlah tipe pemimpin yang mudah untuk ditundukkkan.
    Prabowo memang benar-benar ciamik membaca pikiran Megawati. Ia memahami betul menerjemahkan langgam politik Megawati secara historis, simbolis, dan ideologis.
    Pada Peringatan Hari Lahir Pancasila tersebut, ada peristiwa lain yang layak mendapatkan sorotan utamanya saat Prabowo beberapa kali memanggil Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi untuk dilibatkan dalam diskusi bertiga dengan Megawati.
    Mengapa Prasetyo Hadi? Saya menganalisa setidaknya ada dua alasan.
    Pertama, Prasetyo Hadi adalah alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dari Komisariat Fakultas Kehutanan UGM.
    Megawati ketika sempat berkuliah di Pertanian UNPAD Bandung juga pernah bergabung bersama GMNI, organisasi mahasiswa yang punya cita-cita luhur membumikan ajaran Marhaenisme Bung Karno.
    Kedua, Megawati punya perasaan yang sangat sentimental dengan GMNI. Suaminya (Alm Taufik Kiemas) adalah alumni GMNI. Ganjar sebagai orang yang dicapreskan oleh Megawati lewat PDI Perjuangan dulunya juga pernah ber-GMNI.
    Termasuk Djarot Saiful Hidayat, Ahmad Basarah, Bambang Pacul, Aria Bima hingga Arief Wibowo yang saat ini menjadi pengurus pusat (DPP) PDI Perjuangan sedikit banyaknya bisa menduduki struktur strategis di partai berlambang Kepala Banteng Moncong Putih itu karena masa lalu pernah aktif di GMNI.
    Pada masa kepresidenan Megawati di tahun 2001-2004, ia mengangkat Bambang Kesowo menjadi Menteri Sekretaris Negara yang juga alumni GMNI.
    Lalu, jika kita kembali ke 11 tahun lalu, ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden RI pada 2014, Megawati pernah merekomendasikan satu nama alumni GMNI lain pada Jokowi untuk dijadikan Menteri Sekretaris Negara bernama Cornelis Lay.
    Namun, karena alasan kesehatan, kala itu Cornelis Lay menolak “dijadikan” Menteri Sekretaris Negara lalu merekomendasikan satu nama, yaitu Pratikno.
    Nama Pratikno disetujui Megawati dan disetujui pula oleh Presiden Jokowi karena Pratikno punya historis dengan Jokowi ketika jadi Wali Kota Solo.
    Juga soal posisi Mensesneg, Megawati punya kecenderungan politik menempatkan alumni GMNI di posisi tersebut ketika kader partainya diberi amanah menduduki kepemimpinan nasional.
    Kembali ke sosok Menseseg Prasetyo Hadi, Prabowo tentu sangat memahami ada kedekatan ideologis antara Prasetyo Hadi dan Megawati karena berasal dari organisasi kemahasiswaan yang sama, yaitu GMNI.
    Hal ini pula yang mengindikasikan pada pertemuan lanjutan pasca-Peringatan Hari Lahir Pancasila berlangsung rapat lain antara Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Prasetyo Hadi dalam pertemuan dengan Megawati, Puan Maharani dan Yassona Laoly di Teuku Umar.
    Artinya, dengan Prabowo melibatkan jauh sosok Prasetyo Hadi dalam komunikasi politik dengan PDI Perjuangan menjelaskan betapa Megawati sangat senang terhadap Mensesneg kabinet Prabowo tersebut.
    Selain alasan historis, terdapat alasan ideologis yang mentautkan sosok Prasetyo Hadi sebagai Alumni GMNI yang pasti sangat memahami bagaimana harus “memuliakan” Bulan Juni. Bulan Bung Karno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air Megapolitan 8 Juni 2025

    Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kebakaran hebat yang melanda permukiman padat di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (6/6/2025), menyisakan duka mendalam bagi ribuan warga.
    Sedikitnya 450 bangunan hangus terbakar dan menyebabkan sekitar 3.200 jiwa dari 800 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.
    Kini, ribuan korban tinggal di tenda-tenda pengungsian yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
    Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian. Kebanyakan warga mengaku tidak mengetahui sumber api, yang tiba-tiba membesar dan menghanguskan permukiman.
    Api baru berhasil dipadamkan setelah 12 jam upaya pemadaman oleh petugas bersama warga.
    Kurangnya Bantuan Makanan, Air Bersih, dan Pakaian
    Di tengah keterbatasan di posko pengungsian, para korban mengeluhkan kurangnya bantuan makanan, air bersih, serta pakaian.
    “Kami butuh bantuan makan, sembako-sembako, air, karena kan untuk mandi tidak ada,” ucap Siswoyo (62), salah satu korban, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Sabtu (7/6/2025).
    Keluhan serupa juga disampaikan oleh Dodi (68), yang menyatakan sangat membutuhkan bantuan pakaian.
    “Pakaian hanya ini yang saya pakai, jadi bantuan baju dan celana,” kata Dodi.
    Krisis Toilet dan Fasilitas Dasar
    Tak hanya kebutuhan pokok, keterbatasan toilet umum juga menjadi persoalan utama di lokasi pengungsian.
    “Saya butuh banget toilet, buat buang air kecil dan buang air besar, dari kemarin saya menumpang,” keluh Sri, seorang korban kebakaran lainnya.
    Warga lain, Lastri (40), berharap pemerintah segera menyediakan fasilitas mandi dan toilet di dekat posko.
    “Harus ada toilet, karena kan kita juga butuh mandi,” ujar Lastri.
    Tidur di Atas Puing Rumah
    Akibat keterbatasan tempat dan jarak posko pengungsian, beberapa warga memilih tidur di atas reruntuhan puing rumah mereka, hanya beralaskan kain.
    “Alas tidur dan selimut kita butuh, karena kan tidur di atas bangunan-bangunan ini,” ujar Siswoyo.
    Ia menyatakan enggan meninggalkan lokasi rumahnya karena khawatir barang-barang sisa terbakar akan diambil oleh pemulung.
    “Kalau ditinggal, tahu sendiri, di sini mah daerah pemulung,” kata Siswoyo.
    Bantuan Polisi dan Dapur Umum
    Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Fuady, telah meninjau langsung kondisi pengungsi.
    Dalam kunjungannya, ia menyatakan bahwa Polda Metro Jaya telah menurunkan mobil dapur umum ke posko pengungsian.
    “Ini juga akan membantu menyiapkan makanan bagi para pengungsi. Jika ada kekurangan, dapur lapangan akan siap memenuhi kebutuhan makanan,” ungkapnya, Sabtu (7/6/2025).
    Fuady menegaskan pihak kepolisian juga siap membantu pemenuhan kebutuhan lain bagi para korban kebakaran.
    Penyebab Kebakaran Masih Didalami
    Terkait penyebab kebakaran, Fuady menyatakan bahwa hingga kini pihaknya masih mendalami sejumlah keterangan saksi, yang memberikan informasi berbeda-beda.
    “Ada yang mengatakan api sudah berada di lantai 2, ada yang menduga karena korsleting listrik, ada juga yang menyebutkan dari kompor yang ditinggal menyala,” jelasnya.
    Untuk mengungkap penyebab pasti, tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri akan diturunkan ke lokasi dalam waktu dekat untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
    “Kami akan mendatangkan Puslabfor Mabes Polri, yang rencananya akan datang besok atau lusa,” tutup Fuady.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menurut LHKPN, Harta Kekayaan Deddy Corbuzier Nyaris Rp 1 Triliun
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Juni 2025

    Menurut LHKPN, Harta Kekayaan Deddy Corbuzier Nyaris Rp 1 Triliun Nasional 8 Juni 2025

    Menurut LHKPN, Harta Kekayaan Deddy Corbuzier Nyaris Rp 1 Triliun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sundjojo alias
    Deddy Corbuzier
    telah melaporkan Laporan
    Harta Kekayaan
    Penyelenggara Negara (
    LHKPN
    ) kepada
    Komisi Pemberantasan Korupsi
    (KPK).
    Berdasarkan data LHKPN yang disampaikan pada 8 Mei 2025, Deddy memiliki total
    harta kekayaan
    nyaris Rp 1 triliun atau tepatnya Rp 953.021.579.571.
    Harta kekayaan
    terbesar yang dimiliki Deddy berupa tanah dan bangunan dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 66,5 miliar atau tepatnya Rp 66.599.664.431.
    Dia tercatat memiliki 19 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah wilayah, yaitu 16 aset tanah dan bangunan di Tangerang, dan 3 aset lainnya di Medan.
    Deddy juga memiliki alat transportasi dan mesin dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 2,1 miliar atau tepatnya Rp 2.195.000.000.
    Ia tercatat memiliki 2 unit mobil, yaitu mobil merek Ford Ranger DC 3.21 Wildtrack AT dan Jeep Rubicon.
    Selain itu, Deddy juga memiliki surat berharga sebesar Rp 386,1 miliar, harta bergerak lainnya Rp 496,1 miliar, serta kas dan setara kas sebesar Rp 21,6 miliar.
    Kemudian, utang sebesar Rp 19,7 miliar.
    Dengan demikian, total kekayaan Deddy Corbuzier adalah Rp 953.021.579.571.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Balon Udara Berpetasan di Ponorogo Lukai Warga, Meledak Saat Diamankan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Juni 2025

    Balon Udara Berpetasan di Ponorogo Lukai Warga, Meledak Saat Diamankan Surabaya 8 Juni 2025

    Balon Udara Berpetasan di Ponorogo Lukai Warga, Meledak Saat Diamankan
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – 
    Balon udara
    berpetasan yang yang jatuh di Dukuh Kori Kidul, Desa Kori, Kecamatan Sawoo,Kabupaten  
    Ponorogo
    melukai YN (45), warga desa setempat karena  meledak saat hendak diamankan.
    Awalnya, YN hendak mengamankan
    balon udara
    yang turun yang dikejar oleh anak-anak agar petasan yang meledak tidak mengenai anak anak.
    Namun, ledakan petasan jutsru mengenai dirinya.
    YN kemudian dilarikan ke RSUD dr Harjono Ponorogo karen mengalami luka bakar.
    “Korban ledakan petasan dari Kori Sawoo kondisinya  sadar baik namun lukanya
    grade
    tiga. Luka mengenai area mata, dada dan kaki kanan. Pasien sadar dan baik,” ujar Sugiyanto, Humas RSUD dr Harjono Ponorogo Sabtu (7/6/2025).
    Selain mengaami luka bakar, korban juga  mengeluhkan penglihatannya yang kabur pasca-terkena ledakan petasan.
    Saat ini, pihak rumah sakit melakukan pembersihan luka di ruang operasi.
    “Efek dari ledakan dari mata pasien mengeluh penglihatannya kabur di kedua matanya,” kata Sugiyanto.
    Kapolsek Sawoo AKP Yudi Kristiawan mengatakan, balon udara yang jatuh di Desa Kori, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, yang melukai YN  memiliki  panjang 25 meter dengan diameter lengkung 2,5 meter.
    Balon udara tersebut memiliki petasan  berukuran besar 2 buah dengan untaian petasan berukuran kecil sebanyak 70 buah.
    Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait asal-usul balon udara tersebut.
    “Masih kami selidiki asal pastinya. Di balon itu ada tulisan Balong, tapi kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi,” katanya.
    Balon udara lain nyaris bakar jemuran.
    Sebuah balon udara berdiameter 3 meter dan tinggi 7 meter turun diatas jemuran warga di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
    Petugas SPKT Polsek Ponorogo, Aiptu Hartono, mengatakan, balon udara tersebut masih memiliki sumbu yang menyala ketika turun ditas jemuran milik warga.
    “Balon udara tersebut  masih menyala sumbunya  saat turun di rumah warga bernama Parni. Beruntung bisa dipadamkan ,” ujarnya ditemui di Polsek kata Aiptu Hartono.
    Hartono menyampaikan, barang bukti balon udara saat ini diamankan di Polsek Ponorogo kota untuk dilakukan penyelidikan karena balon udara dengan petasan berpotensi membahayakan warga.
    “Kita amankan balon udara petasan tersebut karena sangat berbahaya. Selain melanggar hukum, juga mengancam keselamatan warga,” ujar dia.
    Sementara itu, Parni, pemilik rumah tempat balon udara turun mengatakan, balon udara yang turun mempunyai ekor untaian petasan trersebut sempat membuat dia panik karena turun di atas jemuran di pekarangan miliknya.
     
    Sumbu balon udara mengkhawatirkan dapat menimbulkan kebakaran, apalagi di perkarangan ada anak-anak yang bermain.
    “Panik karena ada anak kecil bermain di pekarangan. Apalagi masih ada mercon sekitar 10 biji dan apinya masih menyala,” katanya.
    Parni mengkau langsung mengambil air dengan ember dan menyiramkan ke arah sumbu balon udara.
    Beruntung, api sumbu langsung padam dan petasan tidak menyala.
    “Turun kena jemuran baju, dan sumbunya juga masih menyala. Beruntung langsung bisa padam,” ucapnya.
    Satu korban ledakan petasan balon udara alami luka bakar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban Megapolitan 8 Juni 2025

    Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menerapkan langkah
    ramah lingkungan
    dalam proses pendistribusian
    daging kurban
    pada Sabtu (7/6/2025).
    Manajer Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun mengatakan, Pasar Induk Kramat Jati menggunakan
    besek bambu
    sebagai wadah pembungkus daging kurban yang akan dibagikan pada masyarakat.
    “Packing daging kurban sengaja menggunakan besek yang terbuat dari bambu karena ramah lingkungan, selain itu juga higienis,” ujar Agus, dalam keterangan resminya.
    Menurut Agus, penggunaan besek telah lama diterapkan oleh Pasar Induk Kramat Jati sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi penggunaan
    plastik
    sekali pakai.
    Langkah ini juga sejalan dengan arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam upaya mengurangi sampah plastik.
    “Packing daging kurban menggunakan besek karena kita ingin menjaga lingkungan tetap bersih dan mengurangi volume sampah plastik,” kata Agus.
    Pada perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Pasar Induk Kramat Jati menyembelih 27 ekor sapi dan 13 kambing.
    Seluruh hewan kurban merupakan sumbangan dari para pedagang, mitra kerja, dan pegawai pasar.
    Daging kurban
    tersebut dibagikan kepada 5.070 penerima, yang terdiri dari pedagang, kuli panggul, dan warga sekitar.
    “Seluruh hewan kurban itu, berasal dari pedagang, mitra kerja dan pegawai Pasar Induk. Dagingnya dibagikan pada 5.070 penerima, yang terdiri dari pedagang, kuli panggul, hingga masyarakat sekitar,” ujar Agus.
    Sementara itu, Ketua Panitia Kurban Pasar Induk Kramat Jati, Muhammad Khaidir menyampaikan, bahwa proses penyembelihan dan distribusi daging dilakukan dengan melibatkan tim yang cukup besar, yaitu 30 tukang jagal dan sekitar 100 petugas lainnya.
    “Untuk limbahnya kita tampung di dalam sebuah tanah galian untuk dimusnahkan. Sehingga tidak ada yang dibuang ke saluran air atau kali,” ujar Khaidir.
    Langkah ini menunjukkan komitmen Pasar Induk Kramat Jati dalam menjalankan ibadah kurban secara berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah Megapolitan 8 Juni 2025

    Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah
    Tim Redaksi

    BEKASI, KOMPAS.com – 
    Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Pondok Gede, Kota Bekasi, diduga menjadi korban perundungan oleh empat teman sekelasnya.
    Insiden ini terjadi di ruang kelas pada Jumat (16/5/2025), dan menyebabkan korban yang masih berusia 10 tahun mengalami luka fisik cukup serius.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar ibu korban yang berinisial A saat dikonfirmasi, Sabtu (7/6/2025).
    Dipalak dan Dianiaya
    Menurut keterangan A, anaknya kerap kehilangan uang jajannya yang berjumlah Rp 20.000 per hari, karena diduga dimintai secara paksa oleh empat temannya.
    Kasus pemalakan ini pertama kali diketahui terjadi pada 15 Mei 2025, sehari sebelum aksi kekerasan berlangsung.
    “Anak saya itu suka kehabisan uang sedangkan anak saya itu jajannya Rp 20.000 sehari,” kata A.
    Setelah mendapatkan nasihat dari ibunya untuk menjaga jarak, korban menolak ajakan bertemu dari teman-temannya. Penolakan tersebut memicu kemarahan.
    Salah satu pelaku menampar korban, lalu bersama tiga pelaku lainnya membawa korban ke ruang kelas di lantai atas. Di sana, dua pelaku mengunci pintu sementara dua lainnya melakukan kekerasan fisik.
    “Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata A.
    Alami Trauma hingga Ingin Pindah Sekolah
    Akibat kejadian tersebut, korban kini mengalami trauma dan menjadi pendiam. Ia juga merasa takut untuk kembali ke sekolah.
    “Trauma sudah pasti. Anak saya itu introvert, sekarang malah sering murung,” ungkap A.
    “Ingin pindah sekolah karena takut, apalagi masih ada tiga pelaku di sana,” tambahnya.
    Selain itu, korban juga diketahui alami memar di beberapa bagian tubuh dan pergeseran tulang di bagian pundak.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar ibu korban.
    Minta Diselesaikan Secara Kekeluargaan
    Pihak sekolah telah memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan pelaku.
    Dalam pertemuan itu, disepakati penyelesaian secara kekeluargaan dan keluarga pelaku menyatakan kesediaan menanggung biaya pengobatan korban.
    Namun, hingga beberapa hari setelah mediasi, janji tersebut belum ditepati.
    “Belum terbayar itu sekitar Rp 400.000–Rp 500.000 dan itu belum biaya ortopedi,” ujar A.
    “Ini hanya perlu terapi biar tulangnya itu balik ke semula lagi karena dia masih kecil kan, intinya mau ada tanggung jawab,” imbuhnya.
    Walikota Turunkan Psikolog
    Menanggapi kasus ini, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyatakan pihaknya akan menerjunkan tim psikolog untuk membantu proses pemulihan mental korban dan para pelaku.
    “Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap korban dan pelaku agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan trauma,” ujar Tri.
    Ia menambahkan, karena para pihak yang terlibat masih di bawah umur, proses pemulihan akan memakan waktu cukup panjang.
    “Karena di bawah umur, maka pemulihan mental tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu lebih dari 15 kali pertemuan,” jelasnya.
    Tri juga telah meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk turun tangan memberikan pendampingan dan edukasi kepada seluruh pihak, serta menawarkan bantuan hukum kepada keluarga korban.
    “KPAD juga sudah saya minta turun untuk memberikan pendampingan dan edukasi. Kami juga sudah menawarkan pendampingan hukum kepada keluarga korban,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sapi Kurban Prabowo dan Gibran Disembelih di Masjid Agung Solo Hari Ini Regional 7 Juni 2025

    Sapi Kurban Prabowo dan Gibran Disembelih di Masjid Agung Solo Hari Ini

    Regional

    7 Juni 2025