Category: Kompas.com

  • Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur Regional 15 Juni 2025

    Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com

    Gubernur Banten

    Andra Soni
    akan memanfaatkan lahan kosong di pinggir jalan tol menjadi kebun jagung.
    Langkah itu dilakukan guna meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten.
    “Kami juga berencana untuk program menanam jagung di kanan kiri jalan tol. Itu sebagai bagian dari upaya kita membangun semangat, membangun keyakinan bahwa
    ketahanan pangan
    merupakan sebuah keharusan, dan segala potensi akan kita optimalkan,” kata Andra melalui keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025).
    Dikatakan Andra, program yang diberi nama Kanan Kiri Jalan Tol (
    KAKIJATOL
    )
    Tanam Jagung
    juga dalam rangka menangkap peluang dalam kesejahteraan para petani.
    Apalagi, lanjut Andra, ada 16 perusahaan pakan ternak yang bahan bakunya jagung disuplai dari wilayah Provinsi Banten.
    “Dari data yang kita punya, bahwa Provinsi Banten baru menyuplai 3,3 persen dari kebutuhan industri itu,” ujar dia.
    “Maka ini peluang bagi Provinsi Banten. Bagi ketahanan pangan di Provinsi Banten serta peluang juga untuk kesejahteraan petani di Provinsi Banten,” sambung Andra.
    Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M. Tauchid menambahkan, peluang besar peningkatan produksi jagung harus ditangkap dengan sebaik mungkin.
    Termasuk memanfaatkan lahan kosong di pinggir tol dari mulai Balaraja hingga Serang Timur.
    “Untuk tahap awal di kaki jalan tol itu dari rest area Balaraja sampai rest area Serang Timur. Kalau ini berhasil kita akan masuk ke daerah darat,” kata Agus.
    Dikatakan Agus, kebutuhan jagung di Provinsi Banten mencapai 4.000 ton per harinya untuk sektor industri pakan ternak.
    Saat ini, lanjut Agus, produksi jagung di Provinsi Banten baru mencapai sekitar 120.000 ton per tahun.
    “Sehingga dengan program penanaman jagung di kanan kiri jalan tol tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten,” tandas Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motor Bonceng Tiga Tabrak Truk di Bogor, Dua Tewas dan Satu Luka Berat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Motor Bonceng Tiga Tabrak Truk di Bogor, Dua Tewas dan Satu Luka Berat Regional 15 Juni 2025

    Motor Bonceng Tiga Tabrak Truk di Bogor, Dua Tewas dan Satu Luka Berat
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Kecelakaan maut
    terjadi di Jalan Raya Prada Samlawi, Kampung Warung Sawah, Desa Rumpin, Kecamatan Rumpin, Kabupaten
    Bogor
    , Jawa Barat, pada Sabtu (14/6/2025) malam sekitar pukul 20.50 WIB.
    Insiden ini melibatkan sepeda motor Yamaha Mio 125 dengan tiga orang penumpang dan sebuah truk bernomor polisi F 8855 MC yang sedang berhenti di badan jalan.
    Akibat kecelakaan tersebut, dua orang meninggal dunia di tempat kejadian, dan satu lainnya mengalami luka berat.
    “Korban adalah pengendara Mio yang bonceng tiga, 2 tewas inisial DM dan MHB, sementara yang 1 luka berat inisial ZH,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor, Ipda Ferdhyan Mulya, kepada Kompas.com, Minggu (15/6/2025).
    Ferdhyan menjelaskan bahwa sepeda motor dengan nomor polisi F 4800 KN datang dari arah Cicangkal menuju Rumpin.
    Saat tiba di lokasi kejadian, pengendara motor yang diketahui berinisial DM menabrak bagian belakang kanan truk.
    “Truk itu sedang berhenti di badan jalan sebelah kiri karena mengalami trouble radiator,” ujarnya.
    Diduga pengendara motor tidak waspada sehingga tidak sempat menghindari truk yang sedang berhenti tersebut.
    DM mengalami luka parah di bagian kepala dan meninggal dunia di tempat. Jenazah korban kemudian dibawa ke Puskesmas Rumpin dan diserahkan ke pihak keluarga.
    Penumpang lainnya, MHB, juga mengalami luka serius di kepala. Ia sempat mendapat penanganan medis di Puskesmas Rumpin, namun akhirnya meninggal dunia.
    Sementara satu korban lainnya, ZH, mengalami luka berat di bagian kepala dan telah dirujuk ke RSUD Kota Bogor untuk perawatan intensif.
    Polisi juga menegaskan bahwa pengendara dan dua penumpangnya tidak mengenakan perlengkapan keselamatan yang memadai, dan saat kejadian mereka tengah berboncengan tiga.
    “Kerugian materi akibat insiden ini ditaksir mencapai Rp 2 juta,” pungkas Ferdhyan.
    Saat ini, kasus kecelakaan tersebut masih dalam penanganan Unit Gakkum Satlantas Polres Bogor untuk penyelidikan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Membaca Kembali Penyesalan Habibie atas Pemerkosaan Massal 1998, Saat Fadli Zon Menyebutnya Hanya Rumor

    Membaca Kembali Penyesalan Habibie atas Pemerkosaan Massal 1998, Saat Fadli Zon Menyebutnya Hanya Rumor

    Membaca Kembali Penyesalan Habibie atas Pemerkosaan Massal 1998, Saat Fadli Zon Menyebutnya Hanya Rumor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pada 15 Juli 1998, Presiden Ketiga Republik Indonesia,
    BJ Habibie
    , mengeluarkan pernyataan genting atas peristiwa yang turut menjadi warna kelam sejarah bangsa Indonesia untuk melahirkan era reformasi.
    Pernyataan itu berkaitan dengan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam bentuk perkosaan yang terjadi dalam proses pergantian rezim saat itu.
    Habibie membacakan selembar kertas pernyataan yang kini diabadikan dalam prasasti yang terpampang di depan pintu masuk kantor Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
    Pernyataan itu dengan jelas memberikan pengakuan dan penyesalan negara atas peristiwa pemerkosaan yang pernah terjadi.
    “Setelah saya mendengar laporan dari ibu-ibu tokoh Masyarakat Anti Kekerasan terhadap Perempuan, dengan bukti-bukti yang nyata dan otentik, mengenai kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk apa pun juga di bumi Indonesia pada umumnya dan khususnya yang terjadi pada pertengahan bulan Mei 1998, menyatakan penyesalan yang mendalam terhadap terjadinya kekerasan tersebut yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia,”
    kata Habibie.
    Dalam pernyataannya, Habibie atas nama kepala negara saat itu tidak hanya mengakui dan menyesal. Habibie juga menjanjikan pemerintah akan memberikan perlindungan keamanan kepada seluruh masyarakat untuk menghindari terulangnya kasus serupa yang disebut “sangat tidak manusiawi dalam sejarah bangsa Indonesia”.
    Habibie juga meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan segera jika melihat adanya kekerasan terhadap perempuan di mana pun.
    Di akhir pernyataannya, Habibie kembali menegaskan atas nama pemerintah mengutuk aksi kekerasan dan peristiwa kerusuhan yang terjadi, termasuk kekerasan terhadap perempuan.
    Pergantian tampuk kepemimpinan negeri ini dari rezim Orde Baru menuju Era Reformasi diawali dengan pembentukan berbagai lembaga baru.
    Kelahiran pertama lembaga baru tersebut adalah Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (
    Komnas Perempuan
    ) yang ditetapkan lewat Presiden No. 181 Tahun 1998, pada tanggal 9 Oktober 1998.
    Karenanya, lembaga yang berkantor di Jalan Latuharhary Nomor 4B, Menteng, Jakarta Pusat ini sering dijuluki sebagai “Anak Sulung Reformasi”.
    Mereka kemudian dikuatkan oleh Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005 Junto Peraturan Presiden No 8 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
    Lembaga yang berusia 26 tahun ini ditugaskan untuk menjaga agar peristiwa perkosaan massal tidak terulang lagi.
    Namun, peristiwa yang telah diakui negara itu kini hanya disebut sebagai rumor oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
    Dalam wawancara bersama IDN Times, Fadli Zon mengeklaim peristiwa pemerkosaan massal tahun 1998 tidak ada buktinya.
    Menurutnya, peristiwa itu hanya berdasarkan rumor yang beredar dan tidak pernah ada bukti pemerkosaan massal pada peristiwa Mei 1998.
    “Nah, ada perkosaan massal. Betul enggak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu enggak pernah ada proof-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak pernah ada,” ucap Fadli Zon dalam program Real Talk with Uni Lubis, Senin (8/6/2025).
    Fadli mengaku pernah membantah keterangan tim pencari fakta yang pernah memberikan keterangan ada pemerkosaan massal pada peristiwa Mei 98.
    “Saya sendiri pernah membantah itu dan mereka tidak bisa buktikan. Maksud saya adalah, sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang bisa mempersatukan bangsa dan
    tone
    -nya harus begitu,” ujar Fadli Zon.
    Namun, laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Kerusuhan 13-15 Mei 1998 berkata lain dengan pernyataan Fadli Zon.
    Sebagai informasi, TGPF Kasus Kerusuhan 13-15 Mei 1998 dibentuk berdasarkan keputusan bersama Menteri Pertahanan/Panglima ABRI, Menteri Kehakiman, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Negara PEranan Wanita, dan Jaksa Agung.
    Adapun anggota TGPF terdiri dari unsur pemerintah, Komnas HAM, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi kemasyarakatan (ormas) lainnya.
    Dalam laporan tersebut, TGPF menemukan adanya tindak kekerasan seksual yang terjadi di Jakarta, Medan, dan Surabaya dalam kerusuhan 1998. Bentuk kekerasan seksual dibagi dalam empat kategori, yakni pemerkosaan (52 korban), pemerkosaan dengan penganiayaan (14 orang), penyerangan/penganiayaan seksual (10 orang), dan pelecehan seksual (9 orang).
    Hal ini yang menjadi pengakuan resmi negara terkait fakta kekerasan seksual terhadap perempuan dalam Tragedi Mei 1998, yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) melalui Keppres No. 181 Tahun 1998.
    Komisioner Komnas Perempuan, Dahlia Madanih, mengatakan, sikap Fadli Zon yang menyebut fakta ini sebagai rumor sangat menyakitkan, khususnya bagi para korban.
    “Penyintas sudah terlalu lama memikul beban dalam diam. Penyangkalan ini bukan hanya menyakitkan, tapi juga memperpanjang impunitas,” katanya.
    Dia juga mengingatkan, dokumen TGPF dan pengakuan Presiden Habibie adalah produk resmi negara.
    Mengatakan perkosaan sebagai rumor bisa saja menyebut negara membuat sebuah kebohongan di tengah-tengah masyarakat.
    “Oleh karenanya, menyangkal dokumen resmi TGPF berarti mengabaikan jerih payah kolektif bangsa dalam menapaki jalan keadilan. Sikap semacam itu justru menjauhkan kita dari pemulihan yang tulus dan menyeluruh bagi para penyintas,” imbuh Dahlia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka Regional 15 Juni 2025

    Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
    Tim Redaksi
    TUBAN, KOMPAS.com –
    Ratusan petani di Kecamatan Plumpang dan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjerit akibat lahan pertanian mereka tak bisa ditanami.
    Hal ini terjadi karena banjir rutin dari luapan sungai Avour, yang tak mampu menampung debit air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
    Total ada sekitar 609 hektar lahan pertanian yang gagal tanam.
    Padahal, lahan itu seharusnya menjadi bagian dari kontribusi petani terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional Presiden Prabowo Subianto.
    Penyebab utama banjir disebut karena kondisi sungai Avour yang mengalami pendangkalan dan aliran airnya tersumbat, akibat proyek pembangunan
    Waduk Jabung Ring Dyke
    yang berada di hilir sungai hingga kini mangkrak.
    Puncak keresahan terjadi pada Sabtu (14/6/2025), ketika para petani dari Desa Klotok, Bandungrejo, Plandirejo, Sembungrejo, Kedungrejo, Kedungsoko, Kebomlati, Jatimulyo, Cangkring, dan Plumpang mengadu ke DPRD Kabupaten Tuban.
    “Ini banjir yang paling parah dibanding beberapa tahun sebelumnya,” kata seorang petani, Nur Aksan, Sabtu (14/6/2025).
    Nur mengatakan, petani kini gelisah karena tak bisa lagi menanami lahannya. Setiap kali hujan deras, air dari Sungai Bengawan Solo meluap dan memperparah banjir.
    Para petani mendesak pemerintah segera melakukan
    normalisasi Sungai Avour
    untuk mencegah kerugian lebih besar.
    Mereka juga meminta agar pintu bendungan DAM Inlet Swiss 2 segera dibuka atau dijebol sebagai langkah darurat mengatasi banjir.
    Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tuban, Tulus Setyo Utomo, menyatakan dukungan terhadap perjuangan para petani.
    “Kalau Waduk Jabung Ring Dyke dapat difungsikan sebagaimana mestinya, banjir Kali Avour di Kecamatan Plumpang juga teratasi dan tidak terjadi lagi,” kata Tulus, Minggu (15/6/2025).
    Menurut Tulus, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir dan gagal tanam adalah penyelesaian proyek Waduk Jabung Ring Dyke, yang berada di perbatasan Tuban dan Lamongan.
    Ia juga mendesak BBWS Bengawan Solo bertindak cepat dan tegas.
    Tulus menyoroti pentingnya menyelesaikan persoalan tanggul tambak dan larangan aktivitas penanaman di area proyek waduk seluas 1.400 hektar.
    Sementara itu, perwakilan teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Feri, mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi terkait permintaan petani untuk membuka pintu DAM Inlet Swiss 2.
    “Untuk membuka pintu DAM, kami masih menunggu izin dari pimpinan,” kata Feri.
    Terkait percepatan pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke, Feri mengakui bahwa proses santunan lahan masih menjadi kendala.
    “Dari total 550 bidang, masih ada 57 bidang yang belum terselesaikan santunannya, karena rencana anggarannya masuk tahun 2026 bersamaan dengan kelanjutan pembangunan fisik waduk,” jelasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan Regional 15 Juni 2025

    Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Polsek Medan Area mengungkapkan ada dugaan masalah asmara di balik kasus Alang (58) yang membunuh Yap Siu Lin (55) di Jalan Wahidin Lama, Kecamatan Medan Area, Kota Medan.
    “Motif sementara cemburu,” kata Kapolsek Medan Area AKP Dwi Himawan Chandra saat dihubungi melalui saluran telepon pada Minggu (15/6/2025).
    Dwi mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi, korban bekerja di sebuah yayasan lembaga sosial dan kesehariannya sering membagikan bantuan sosial.
    “Belakangan, si suami ini selalu ikut dalam aktivitas korban karena cemburu,” ujar Dwi.
    Ia menjelaskan, sebelum menikam sang istri, pelaku sempat cekcok.
    Tak lama, adik korban yang tinggal di lantai dua melihat korban tergeletak sudah bersimbah darah di lantai kamar.
    “Alat yang dipakai untuk menusuk adalah pisau dan gunting. Sejauh ini, kami masih menunggu hasil otopsi untuk penyebab kematian,” sebut Dwi.
    “Tapi kalau dari luka di tubuh korban, ada bekas sekitar 24 tusukan. Kondisi pelaku masih di rumah sakit, kritis karena sempat dihajar massa,” tambahnya.
    Sebelumnya diberitakan, insiden itu terjadi pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
    “Awalnya keduanya cekcok. Terus adik korban yang istirahat di lantai dua mendengar suara jeritan korban,” kata Dwi kepada
    Kompas.com
    melalui saluran telepon pada Kamis (12/6/2025).
    Adik korban lekas turun ke lantai satu dan melihat pelaku menikam korban menggunakan sebilah pisau.
    Korban pun terkapar di lantai dalam kamar.
    “Adik korban ini sempat berteriak minta tolong sembari keluar rumah. Sempat dikuncinya pintu rumah biar pelaku tak kabur,” ujar Dwi.
    Tak lama, kawan korban yang berinisial L serta yang lainnya datang ke lokasi untuk menyelamatkan korban.
    L mencoba masuk dengan memanjat dari lantai dua.
    “Saat mau melerai, L itu justru ditusuk pelaku. Setelah itu, korban diamuk massa dan dibawa ke Polsek,” ucap Dwi.
    Dwi menyampaikan, korban meninggal dunia di RSUD Pirngadi.
    Jenazah korban pun dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.
    “Si pelaku juga masih dirawat di RS Bhayangkara karena terluka saat dihajar massa. Saat ini kami masih mendalami motifnya,” tutup Dwi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Sherly Tjoanda: Maluku Utara adalah Negeri Raja-raja, Kita Diberkati Alam Melimpah
                        Regional

    9 Sherly Tjoanda: Maluku Utara adalah Negeri Raja-raja, Kita Diberkati Alam Melimpah Regional

    Sherly Tjoanda: Maluku Utara adalah Negeri Raja-raja, Kita Diberkati Alam Melimpah
    Tim Redaksi
    TERNATE, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Maluku Utara

    Sherly Tjoanda Laos
    mengungkapkan rasa syukurnya bahwa Maluku Utara diberkahi dengan
    sumber daya alam
    yang melimpah.
    Maluku Utara juga berkontribusi cukup besar dalam sektor ekspor
    nikel
    terbesar di Indonesia.
    Sehingga, posisi Maluku Utara di kuartal I tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan ekonominya tertinggi di Indonesia, sekitar 34 persen, diikuti Papua Barat.
    Oleh karena itu, kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dengan meningkatkan kualitas pendidikan, akses pendidikan, air bersih, dan perbaikan infrastruktur jalan serta jembatan, sehingga Maluku Utara yang luas ini dapat terkoneksi antarwilayah.
    “Kita (harus) bersyukur di Maluku Utara. Mereka selalu bilang negeri raja-raja; kita diberkati dengan sumber daya alam yang luar biasa. Seperti tadi dikatakan bahwa ekspor nikel terbesar Indonesia ada di Maluku Utara,” ungkap Sherly, dikutip dari dialog di zona inspirasi KompasTV, Minggu (15/6/2025).
    Menurutnya, tidak ada gunanya
    pertumbuhan ekonomi
    yang tinggi jika kemudian fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat di Maluku Utara belum sejahtera secara merata.
    Dia merasa bahwa pertumbuhan ekonomi ini tidak inklusif.
    Masih ada jalan yang rusak, jembatan yang belum terkoneksi, dan anak-anak Maluku Utara yang belum dapat akses pendidikan lebih tinggi.
    “Tapi kemudian jangan hanya judul, jangan hanya dinikmati sekelompok. Pengennya jadi
    coverage
    untuk masyarakat Maluku Utara menggunakan momentum ini, meningkatkan SDM, infrastruktur jalan dan jembatan, serta kualitas pendidikan dan kesehatan,” kata Sherly.
    Dia juga merasa khawatir jika suatu ketika sumber daya alam yang dibanggakan ini nantinya habis ditambang.
    “Sehingga, ketika suatu hari nanti, inikan namanya juga sumber daya alam, dia kan tidak selamanya; suatu hari akan habis. Kemudian, apa yang tertinggal untuk Maluku Utara?” tutur Sherly.
    Dengan demikian, kata Sherly, harus ada kompensasi dengan zonasi daerah yang lingkungannya rusak, jangan rusak semua.
    Kemudian, mereka yang tinggal di lingkar tambang ini harus diberi alternatif penghasilan yang lain, dan anak-anaknya disekolahkan.
    “Sehingga mereka akan menjadi engineering, insinyur, dokter, AI developer. Mereka siap untuk industri masa depan selain mining saja,” ucap Sherly.
    Ia melanjutkan, ketika tambang habis, ada diversifikasi ekonomi lainnya yang bisa menggantikan DBH sebesar Rp 1 triliun seperti yang kita terima hari ini, atau DBH secara total sepuluh kabupaten dan kota sebesar Rp 4 triliun tersebut.
    “Karena saya melihat ada beberapa provinsi di Indonesia yang dulu begitu besar pendapatannya, begitu kaya dari pertambangan. Tapi ketika tambang itu selesai dan keluar, ketika royalti itu tiba-tiba tidak ada, pertumbuhan ekonomi langsung minus dan masyarakatnya tidak siap, secara SDM untuk beralih dari petani dan nelayan; infrastrukturnya tidak siap,” ungkap Sherly.
    Lanjut Sherly, tidak ada yang salah dengan petani dan nelayan, tapi petani dan nelayan pun diharapkan bisa upgrade, bisa menggunakan teknologi, sehingga nilai tukar petani dan nelayan Maluku Utara itu tinggi.
    Saat ini, beberapa kawasan industri kebutuhan makanannya pun tinggi, dan itu pun kita belum bisa suplai dari dalam Maluku Utara.
    Mereka masih mengambil dari luar Maluku Utara.
    “Harapannya bahwa ke depan hilirisasi itu bukan cuma di pertambangan, tetapi kemudian harus pertanian dan perikanan itu juga terjadi hilirisasi,” harap Sherly.
    Dia menambahkan, masyarakat Maluku Utara tidak harus kaya, tapi mereka harus sejahtera dan cerdas, sehingga hidupnya bermartabat.
    Adapun progres dalam capaian 100 hari kerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos dan Sarbin Sehe, mencabut seluruh pungutan uang komite bagi SMA, SMK, dan SLB Negeri.
    Ia juga mengalokasikan anggaran Rp 34 miliar untuk program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA).
    Untuk mendukung program pemerintah, Pemprov Maluku juga mewujudkan pembangunan Sekolah Rakyat.
    Pemprov Maluku menyediakan 10 hektar lahan untuk Sekolah Rakyat.
    Kemudian, di bidang kesehatan, Pemprov Maluku melaksanakan proyek pembangunan dua rumah sakit, yakni di Bobong, Pulau Talibu, Maba, dan meningkatkan kelas RSUD dari tipe D ke tipe C, serta mencapai universal health coverage (UHC) prioritas BPJS Kesehatan.
    Sementara, Sherly juga bergerak cepat merespons bencana yang memutuskan jembatan di Halmahera Utara dan Halmahera Barat pada 24-25 April 2025 lalu.
    Pemprov Malut langsung mengalokasikan total Rp 7,3 miliar dari dana BTT untuk penanganan darurat renovasi jembatan.
    Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, di bawah kepemimpinan Sherly Tjoanda Laos dan Sarbin Sehe, juga mampu menyelesaikan program Presiden Prabowo, yakni Koperasi Merah Putih dengan progres 100 persen.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay Megapolitan 15 Juni 2025

    Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Car Free Day
    (CFD) di kawasan
    Gelora Bung Karno
    , Senayan, Jakarta Pusat kembali dipadati warga yang ingin berolahraga pagi.
    Namun, tak sedikit warga yang justru batal berlari karena tergoda stand jajanan yang berjejer di area CFD.
    Salah satunya dialami oleh Aulia (28), warga Cempaka Putih. Ia datang dengan niat untuk
    jogging
    pagi, tapi akhirnya lebih banyak duduk dan mencicipi makanan pedagang kaki lima.
    “Tadinya niat lari beneran. Tapi baru jalan dikit, lihat ada yang jual pempek, terus taichan, ya udah deh nyoba dulu,” ujar Aulia saat ditemui
    Kompas.com, 
    Minggu (15/6/2025).
    Ia mengaku sudah sering datang ke CFD Jakarta, tapi belum pernah menyelesaikan rencana olahraganya.
    “Selalu kalah sama makanan. Kayaknya emang tempat ini cocoknya buat kulineran sekalian,” tambahnya sambil tertawa.
    Cerita serupa juga disampaikan Indah (31), warga asal Tebet. Ia datang bersama teman-temannya dengan pakaian olahraga lengkap, namun akhirnya hanya berjalan santai sambil ngemil.
    “Awalnya jogging, tapi belum lima menit jalan udah lihat siomay sama bakwan goreng. Ya udah, bubar. Kita makan aja dulu,” katanya sambil memegang kantong plastik berisi makanan.
    Menurut Indah, suasana CFD yang ramai dan banyaknya pedagang jajanan membuat niat olahraga sering kali berubah jadi ajang wisata kuliner.
    “Apalagi hari Minggu, pengen santai. Sekalian cari sarapan juga kan,” ujarnya.
    Indah menambahkan, bagi sebagian warga datang ke CFD bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga menjadi momen rekreasi singkat bersama teman dan keluarga di akhir pekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Ambil Alih Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut, Anggota DPR: Kami Meyakini Kebijaksanaan Presiden

    Prabowo Ambil Alih Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut, Anggota DPR: Kami Meyakini Kebijaksanaan Presiden

    Prabowo Ambil Alih Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut, Anggota DPR: Kami Meyakini Kebijaksanaan Presiden
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komisi II DPR RI berharap Presiden
    Prabowo Subianto
    mengedepankan kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa dalam menyelesaikan sengketa empat pulau antara Provinsi
    Sumatera Utara
    (Sumut) dan
    Aceh
    .
    Hal itu disampaikan Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda saat merespons kabar Prabowo untuk turun tangan menyelesaikan masalah perebutan pulau tersebut.
    “Kami meyakini kebijaksanaan dan pengalaman panjang Pak Prabowo untuk menjaga kesatuan NKRI akan beliau kedepankan, dalam konteks optik penyelesaian masalah sengketa 4 Pulau antara Aceh dan Sumatera Utara ini,” ujar Rifqinizamy kepada Kompas.com, Minggu (15/6/2025).
    Rifqinizamy mengingatkan bahwa penyelesaian polemik 4 pulau antara Aceh dan Sumut tidak boleh hanya mempertimbangkan sisi administratif dan yuridis.
    “Tetapi juga terkait dengan bagaimana kita menjaga kebersamaan kita dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas Rifqinizamy.
    “Kami meyakini Presiden akan segera mengambil langkah yang tegas dan memberikan kepastian di mana 4 pulau tersebut,” pungkasnya.
    Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Kepmendagri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode serta Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau, yang ditetapkan pada 25 April 2025, menyatakan bahwa empat pulau milik Aceh masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
    Adapun keempat pulau yang dimaksud adalah Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Besar, dan Pulau Mangkir Kecil.
    Keputusan ini direspons beragam oleh kedua daerah, karena konflik perebutan wilayah ini sudah berlangsung puluhan tahun.
    Salah satunya adalah klaim Pemprov Aceh yang mengantongi jejak historis di keempat pulau tersebut, sedangkan Pemprov Sumut memiliki dalil dari hasil survei yang dilakukan Kemendagri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya Megapolitan 15 Juni 2025

    Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi mengungkap motif pelaku MY (32) membunuh rekannya nelayan ABT (39) di Dermaga Muara Angke, Jakarta Utara karena dendam dan cemburu.
    “Dari hasil interogasi awal diketahui motif pelaku membunuh korban karena dendam dan cemburu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana dikutip Antara, Minggu (15/6/2025).
    Pembunuhan
    dilatarbelakangi dendam karena adanya perselisihan di dalam pekerjaan. Selain itu, pelaku juga cemburu karena mantan kekasihnya saat ini menjalin hubungan dengan korban.
    Polisi menangkap MY di Perumahan Pluit Permai Blok 10, Jakarta Utara pada Jumat (13/6/2025).
    Pelaku ini sempat melawan petugas saat melakukan pencarian barang bukti badik yang digunakan pelaku untuk menusuk korban.
    “Kami melakukan tindakan terukur sesuai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap) 1/2009 dengan menembak kaki pelaku,” kata dia.
    Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 dan Pasal 351 ayat 3 KUHP yakni tindak pidana dengan sengaja merampas nyawa orang lain dan atau penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang dengan ancaman penjara paling lama tujuh tahun.
    Sebelumnya nelayan berinisial ABT (39) tewas ditusuk di sebuah warung yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat.
    Peristiwa penusukan itu pertama kali dilaporkan oleh warga setempat ke Pos Polisi Subsektor Muara Angke.
    “Terjadi peristiwa penganiayaan atau penusukan di tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Pendaratan, Udang Muara Angke, Jakarta Utara,” ucap AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.
    Krishna mengatakan, sebelum terjadi penusukan, sekitar pukul 05.00 WIB warga mendengar adanya keributan di warung milik Suminta.
    Lalu, warga mendatangi warung itu untuk mengecek keributan yang terjadi.
    “Saksi mendatangi tempat kejadian tersebut, melihat korban sudah tergeletak kemudian saksi membawa korban ke Pospol Subsektor Muara Angke,” tutur Krishna.
    Setibanya di Pospol, ABT langsung dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Usai Bunuh Nelayan di Muara Angke, Pelaku Buang Badik dan Ceburkan Diri ke Laut Megapolitan 15 Juni 2025

    Usai Bunuh Nelayan di Muara Angke, Pelaku Buang Badik dan Ceburkan Diri ke Laut
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pria berinisial MY (32) yang membunuh nelayan ABT (39) di depan TPI Muara Angke Pluit Jakarta Utara ditangkap pada Jumat (13/6/2025).
    Pembunuh sempat menceburkan dirinya ke laut untuk bersembunyi dari warga. Pelaku juga membuang badik yang dipakainya menusuk korban hingga tewas.
    “Dari pengakuannya, pelaku ini menceburkan diri ke laut. Di sana dia sudah langsung membuka baju dan meninggalkan badik dibuang ke laut semua,” ucap Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (15/6/2025).
    Krisnha Narayana mengatakan pelaku mulai keluar dari pinggir laut setelah memantau kondisi sudah kondusif. MY lalu bergegas menuju tempat persembunyiannya di sekitar Pluit.
    Dari pengakuannya, pelaku punya niat untuk kabur ke luar kota.
    “Dia sambil bersembunyi karena dia takut, karena orang mengenali dia dan dia tidak berani kembali ke TPI Muara Angke, dan bagaimana caranya untuk pergi. Oleh karena itu dia mencoba untuk kabur, keterangannya mau ke Karawang dan Semarang,” jelas Ngurah.
    Sebelumnya nelayan berinisial ABT (39) tewas ditusuk di sebuah warung yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat.
    Peristiwa penusukan itu pertama kali dilaporkan oleh warga setempat ke Pos Polisi Subsektor Muara Angke.
    “Terjadi peristiwa penganiayaan atau penusukan di tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Pendaratan, Udang Muara Angke, Jakarta Utara,” ucap AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.
    Krishna mengatakan, sebelum terjadi penusukan, sekitar pukul 05.00 WIB warga mendengar adanya keributan di warung milik Suminta.
    Lalu, warga mendatangi warung itu untuk mengecek keributan yang terjadi.
    “Saksi mendatangi tempat kejadian tersebut, melihat korban sudah tergeletak kemudian saksi membawa korban ke Pospol Subsektor Muara Angke,” tutur Krishna.
    Setibanya di Pospol, ABT langsung dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya.
    Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul

    “Pembunuh Nelayan di Muara Angke Ceburkan Diri ke Laut untuk Hindari Warga, Badik Dibuang ke Perairan.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.