Menteri PPPA Terima 11.850 Kasus Kekerasan Sepanjang 2025, Korban Didominasi Perempuan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengungkapkan telah menerima laporan 11.850
kasus kekerasan
sepanjang Januari hingga 12 Juni 2025.
Korban kasus kekerasan yang masuk ke dalam data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (
Simfoni PPA
) ini mencapai sekitar 12.000 orang.
“Data Simfoni dari kementerian kami, dari Januari – 12 Juni 2025 sudah terlaporkan sebanyak 11.850 kasus kekerasan yang korbannya adalah 12.000 sekian,” kata Arifah di Gedung Heritage, Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).
Arifah menuturkan, korban didominasi oleh perempuan yang mencapai sekitar 10.000 orang. Sedangkan sisanya, sekitar 2.000 korban adalah laki-laki.
“Dari jumlah kekerasan yang paling banyak adalah kekerasan seksual, lokasi terbanyak ada dalam ranah rumah tangga,” ucap dia.
Kekerasan terhadap perempuan juga terbukti dari Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional tahun 2024, yang menunjukkan satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan.
Menurut Arifah, kondisi ini perlu menjadi perhatian saat pemerintah mendorong pembangunan dan pemberdayaan keluarga tangguh.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kekerasan juga terjadi karena penggunaan gadget untuk anak-anak yang tidak bijaksana.
Hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Tahun 2024 mengungkap, satu dari dua anak Indonesia pernah mengalami kekerasan.
Hal ini dibarengi dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024 yang menunjukkan sebanyak 39,71 persen anak dalam usia dini sudah menggunakan telepon seluler dan 35,57 persen sudah menggunakan akses internet.
“Penyebab kekerasan terjadi karena pola asuh dalam keluarga sangat mendominasi. Kedua adalah penggunaan gadget yang tidak bijaksana, dan yang ketiga adalah faktor lingkungan,” jelas Arifah.
“Jadi faktor keluarga ini mempunyai peran yang sangat penting bagaimana anak-anak kita, keluarga-keluarga kita bisa terhindar dari kekerasan baik dalam rumah tangga maupun di ranah publik,” tandasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/06/17/6850e2d87220f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menteri PPPA Terima 11.850 Kasus Kekerasan Sepanjang 2025, Korban Didominasi Perempuan
-
/data/photo/2025/06/17/6850dc4260545.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Arahan Gus Ipul ke 53 Kepala Sekolah Rakyat yang Retreat: Mari Bertindak Nyata
Arahan Gus Ipul ke 53 Kepala Sekolah Rakyat yang Retreat: Mari Bertindak Nyata
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kementerian Sosial (
Kemensos
) menggelar retreat 53 Kepala
Sekolah Rakyat
Tahap 1 di Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Marga Guna, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2025).
Dari pengamatan Kompas.com di lokasi, retreat
Kepala Sekolah Rakyat
ini dihadiri oleh Menteri Sosial (Kemensos) Saifullah Yusuf (
Gus Ipul
) dan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono.
Tampak 53 Kepala Sekolah Rakyat mengenakan seragam Pakaian Dinas Lapangan (PDL), celana cargo berwarna
army
, serta dilengkapi topi dengan warna senada.
Para Kepala Sekolah Rakyat terlihat fokus mendengarkan arahan dari Gus Ipul untuk menjalankan tugas mereka sebagai pemimpin dalam satuan pendidikan.
“Anda yang lolos adalah pilihan dari banyak kandidat. Ini hasil proses seleksi, sekarang bersyukur sudah diberi kesempatan, mari kita bertindak nyata, agar kerja kita benar-benar berdampak,” ujar Gus Ipul, saat memberikan pesan kepada 53 Kepala Sekolah Rakyat di lokasi, Selasa.
Gus Ipul mengatakan, menjadi kepala
sekolah rakyat
bukan hanya sekadar jabatan, tetapi pengabdian besar.
”
Sekolah rakyat
merupakan gagasan presiden, amanah besar untuk kita, kepala sekolah adalah perpanjangan tangan dari niat mulia tersebut,” imbuh dia.
Gus Ipul mengatakan, membangun sekolah rakyat adalah membangun peradaban untuk bertransformasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Jangan takut susah mengurusi orang susah, karena di situlah kita menjadi manusia. Jadilah pemimpin yang menghidupkan harapan, setiap siswa adalah titipan negara, kita harus hadir utuh, lahir dan batin,” imbuh Gus Ipul, disambut riuh tepuk tangan.
“Retreat ini bukan pembuktian, tapi titik awal, mari kita sama-sama bersihkan hati, kuatkan niat, dan bulatkan tekad,” tambah dia.
Retreat Kepala Sekolah Rakyat ini akan digelar dalam dua tahap.
Para kepala sekolah akan menjalani pembekalan selama lima hari.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/08/681cacded228a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Narasi Ganda Kematian Abral Wandikbo, TNI Bantah Mutilasi, Koalisi Sipil Sebut Korban Dibunuh
Narasi Ganda Kematian Abral Wandikbo, TNI Bantah Mutilasi, Koalisi Sipil Sebut Korban Dibunuh
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kematian warga sipil Kampung Yuguru, Distrik Meborok, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Abral Wandiko, yang dimutilasi masih tertutup tabir.
Abral tewas mengenaskan dengan luka parah di area wajah.
Sementara itu, kakinya melepuh dan tangannya terikat.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Tentara Nasional Indonesia (
TNI
), Mayjen
Kristomei Sianturi
, menyebut, Abral sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (
OPM
) yang melarikan diri dan jatuh ke jurang setelah sempat ditahan prajurit.
“Prajurit TNI tidak akan melakukan kebiadaban seperti itu, justru yang melakukan kebiadaban seperti itu adalah gerombolan OPM selama ini,” kata Kristomei, kepada Kompas.com, Senin (16/6/2025).
Pihaknya menduga Abral dibunuh kelompoknya sendiri karena membocorkan lokasi persembunyian senjata.
Abral disebut bersedia menunjukkan di mana honai yang digunakan untuk menyembunyikan senjata kepada prajurit TNI.
“Lalu tudingan diarahkan ke prajurit TNI, karena yang terakhir membawa Abral sebelum melarikan diri adalah prajurit TNI,” ujar dia.
Kristomei mengeklaim, Abral ditangkap dengan profesional dan terukur.
Ia diduga anggota Kelompok Operasi Kodap III/Ndugama OPM.
Dalam pemeriksaan terhadap Abral, TNI menemukan dua pucuk senjata rakitan dan beberapa catatan milik pria itu yang identik dengan unggahan di media sosialnya.
“Bukti bahwa
Abral Wandikbo
alias Almaroko Nirigi, anggota Pok OPM, sangat jelas, terbukti dengan adanya foto yang bersangkutan sambil membawa senjata M-16 A2,” ungkap dia.
Menurut Kristomei, Abral sempat menjalani interogasi dan mau menunjukkan lokasi persembunyian senjata di Kampung Kwit.
Namun, di tengah perjalanan, ia memberontak dan melarikan diri meski prajurit TNI telah melepaskan tembakan peringatan.
Pria itu kemudian melompat ke jurang dan lepas dari penahanan tentara.
“Saat itu, aparat TNI tidak melanjutkan upaya pengejaran dan memastikan kondisi yang bersangkutan dikarenakan faktor keamanan yang memiliki risiko tinggi bagi keselamatan pasukan apabila melanjutkan gerakan,” terang dia.
Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kasus Hak Asasi Manusia (HAM) membantah bahwa Abral adalah anggota OPM.
Mereka menyebut, Abral merupakan warga biasa dari Kampung Yuguru yang juga bekerja dengan aparat.
“Justru sebaliknya, almarhum dikenal aktif membantu aparat dalam pembangunan kembali lapangan terbang Yuguru, demi memfasilitasi mobilitas masyarakat,” bunyi keterangan tertulis Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kasus HAM, dikutip pada hari Senin.
Menurut Koalisi, aparat TNI menangkap Abral tanpa bukti yang sah pada 22 Maret 2025.
Ia dituding sebagai anggota OPM. Selang tiga hari kemudian, Abral ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.
“Koalisi menduga kuat bahwa Abral menjadi korban penyiksaan berat sebelum akhirnya dibunuh. Ironisnya, sebelumnya aparat TNI menyampaikan kepada keluarga bahwa Abral akan dipulangkan dalam keadaan hidup, namun kemudian menyebarkan narasi menyesatkan bahwa korban melarikan diri,” ujar Koalisi.
Mencium kejanggalan dalam kematian Abral, Koalisi Masyarakat Sipil dan Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) menggelar audiensi dengan Komisi Nasional (Komnas) HAM pada 13 Juni.
Mereka melaporkan dan menduga kematian Abral sebagai pelanggaran HAM berat.
“Hak korban untuk hidup, tidak disiksa, dan hak untuk merasa aman jelas-jelas dilanggar. Begitu pula hak korban untuk mendapat pendampingan hukum ketika ditangkap juga diabaikan begitu saja oleh aparat yang menangkapnya,” bunyi keterangan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kasus HAM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/16/684f2d5500745.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Kenapa Iran Bisa Serang Israel meski Digempur Rudal Bertubi-tubi? Internasional
Kenapa Iran Bisa Serang Israel meski Digempur Rudal Bertubi-tubi?
Penulis
TEHERAN, KOMPAS.com –
Di tengah gempuran serangan udara Israel yang intensif, Iran masih mampu meluncurkan rudal balistik ke arah wilayah Israel.
Iran bahkan bisa menghancurkan pusat komando militer IDF di Tel Aviv pada Minggu (13/6/2025) malam.
Terbaru, rudal Iran menyerang Institut Sains Weizmann, yang berkontribusi sangat signifikan terhadap perkembangan teknologi militer Israel.
Menurut penilaian militer Israel, Iran mengawali eskalasi konflik terbaru ini dengan sekitar 2.000 rudal balistik berbagai jenis dan jangkauan, yang bisa diluncurkan dari beberapa ratus sistem peluncur berbeda.
Dilansir dari
The Jerusalem Post
, sejak lebih dari 20 tahun lalu, strategi rudal Iran berfokus pada tiga pilar utama, yakni industri pertahanan dalam negeri yang mampu merekayasa balik dan meniru teknologi asing, pembangunan kemampuan produksi independen, serta manufaktur massal beragam jenis rudal dan platform peluncur.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan militer reguler negara itu telah berinvestasi besar-besaran untuk membangun arsenal rudal yang tidak mudah dilumpuhkan hanya dalam satu serangan atau kampanye militer.
Iran juga memprioritaskan daya tahan arsenalnya dengan memperkuat stok senjata, armada
drone
, dan platform peluncur rudal.
Hal ini dilakukan setelah mencermati kemampuan militer Israel, khususnya Angkatan Udara Israel (IAF) yang bisa beroperasi di wilayah yang disebut “lingkaran ketiga”—mencakup Iran, Irak, dan Yaman.
Untuk melindungi aset-aset strategisnya, Iran telah menyebar sistem pertahanan udara di seluruh wilayah, termasuk buatan dalam negeri, sistem buatan Asia, dan baterai rudal S-300 dari Rusia.
Iran mengadopsi tiga jenis sistem peluncur rudal balistik, yaitu peluncur tetap, peluncur bergerak, dan peluncur bawah tanah.
Peluncur tetap adalah fasilitas di atas tanah yang lebih mudah terdeteksi, terutama melalui citra satelit.
Sementara peluncur bergerak menggunakan truk semi-trailer yang dicamuflase dan sering dipindahkan agar sulit dilacak. Beberapa disembunyikan di wilayah urban atau pelosok, dan disebar secara acak dalam kondisi darurat.
Selain itu, peluncur bawah tanah menjadi komponen utama strategi bertahan Iran.
Terinspirasi dari infrastruktur Korea Utara dan jaringan Al Qaeda, Iran membangun kompleks bawah tanah raksasa yang memungkinkan seluruh proses operasional rudal—mulai dari transportasi, pengisian bahan bakar, hingga peluncuran—dilakukan secara tersembunyi sampai detik terakhir.
Beberapa dari fasilitas bawah tanah ini bahkan pernah diperlihatkan Iran ke publik, sebagai bentuk pesan pencegahan terhadap Israel maupun negara-negara Teluk.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/16/68502f52cc5d9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Borobudur hingga Prambanan Jadi Lintasan Lari Interhash 2026, Diserbu Peserta Mancanegara Regional 17 Juni 2025
Borobudur hingga Prambanan Jadi Lintasan Lari Interhash 2026, Diserbu Peserta Mancanegara
Tim Redaksi
SEMARANG, kOMPAS.com –
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersiap menggelar event internasional
Prambanan Mendhut Interhash 2026
, yang akan berlangsung di kawasan
Candi Borobudur
, Magelang hingga
Candi Prambanan
, Klaten pada 8–10 Mei 2026. Ajang ini diharapkan mampu mendongkrak pariwisata dan perekonomian daerah.
Berdasarkan data panitia per 13 Juni 2025, jumlah peserta yang sudah mendaftar mencapai 1.865 orang dari 34 negara, dan jumlah ini diperkirakan terus bertambah hingga hari pelaksanaan.
Perwakilan panitia Prambanan Mendhut Interhash 2026, Prasetyo Ari Wibowo, mengatakan bahwa ajang ini menjadi momentum penting bagi Jawa Tengah untuk mengangkat potensi lokal serta meningkatkan dampak ekonomi masyarakat.
“Rata-rata peserta Interhash bisa tinggal sampai 10 hari. Ini tiga kali lipat lebih lama dibanding rata-rata wisatawan umum yang biasanya hanya dua setengah hari. Jadi ini harus benar-benar kita siapkan,” kata Prasetyo dalam keterangan tertulis, usai beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, Senin (16/6/2025).
Interhash 2026 merupakan ajang olahraga nonkompetisi sekaligus reuni akbar komunitas Hash House Harriers (HHH), komunitas lari lintas alam global yang menggabungkan olahraga, tantangan rute, dan wisata dalam satu kegiatan.
Panitia telah menyiapkan sejumlah kategori rute, mulai dari short (6 km), medium (8–12 km), long (12–18 km), hingga super long (16–26 km), yang akan melintasi lembah, perbukitan, hingga kawasan warisan budaya dunia.
Selama tiga hari penyelenggaraan, peserta akan mengikuti berbagai kegiatan menarik seperti Tour de Borobudur, Red Dress Run, Welcome Party, Farewell Party, hingga The Great Java Train Rumble.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan dukungannya terhadap acara tersebut dan siap memfasilitasi persiapannya secara maksimal.
“Ini harus kita jual ke internasional. Kegiatan hash ini bagus sekali, maka kita dukung penuh,” ujarnya.
Luthfi juga mengungkapkan rencana untuk menggandeng penyedia jasa internasional asal Prancis yang ditemuinya saat kunjungan kerja di Provinsi Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/17/68504e73e0a03.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Janji Pulang untuk Buka Puasa Itu Sirna Usai Kedatangan Kabar Duka dari Arena Judi Sabung Ayam Way Kanan… Regional 17 Juni 2025
Janji Pulang untuk Buka Puasa Itu Sirna Usai Kedatangan Kabar Duka dari Arena Judi Sabung Ayam Way Kanan…
Tim Redaksi
PALEMBANG, KOMPAS.com
– Suara telepon yang masuk pada Senin (17/3/2025) sore itu mengabarkan petaka. Sasnia, istri Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, tak pernah menyangka hari itu menjadi akhir dari segalanya.
“Bu, nanti mau menggerebek sabung ayam. Doain lancar ya, nanti siapin juga makanan banyak buat anggota mau buka bersama di rumah,” kata Sasnia menirukan ucapan suaminya sebelum berangkat, saat ditemui
Kompas.com
di Palembang, Senin (16/6/2025).
Permintaan sederhana itu langsung ia penuhi. Sasnia yang senang memasak mulai menyiapkan hidangan untuk berbuka bersama di rumah. Tapi menjelang Magrib, kabar buruk datang. Suaminya, kata seorang anggota Polsek, tertembak.
“Awalnya anggota suami saya bilang hanya tertembak di kaki. Saya waktu itu minta agar bapak segera dikeluarkan dari lokasi saja agar bisa dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Namun, harapan itu sirna. Lewat grup WhatsApp Polres Way Kanan, kabar duka menyebar. AKP Lusiyanto bersama dua anak buahnya, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda M Ghalib Surya Ganta, dinyatakan gugur saat penggerebekan arena
judi sabung ayam
di Kampung Karang Mani, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Mereka ditembak oleh Kopda Bazarsah, Babinsa Sub Ramil Negara Batin yang melakukan perlawanan. Delapan peluru dari senjata laras panjang jenis SS1—yang dimodifikasi dari FNC—dilepaskan, menembus rompi antipeluru AKP Lusiyanto dan merobek dadanya. Bripka Petrus dan Bripda Ghalib tewas seketika akibat luka di kepala.
“Sekitar pukul 21.00 WIB tiga jenazah termasuk suami saya dibawa ke Polsek, setelah itu baru dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Sasnia.
Di rumah sakit, ia tetap berharap satu di antara jenazah itu bukan suaminya. Tapi harapannya kandas.
“Saya tidak bisa ngomong apa-apa lagi. Hati saya begitu hancur, saya masih tidak percaya kalau suami tewas. Bapak adalah satu-satunya tulang punggung di keluarga kami,” katanya sambil menahan air mata.
Kematian sang suami juga membuyarkan rencana mereka untuk menghadiri wisuda putri semata wayangnya, Salsabila, yang akan menyandang gelar Ahli Madya Keperawatan di Universitas Indonesia Maju (UIMA), Jakarta.
“Memang bapak janji untuk mendampingi putrinya wisuda. Tapi semuanya batal akibat kejadian ini,” ujar Sasnia lirih.
Kini Sasnia belum memikirkan pekerjaan untuk menggantikan peran suaminya. Fokusnya hanya satu: memastikan dua pelaku, Kopda Bazarsah dan Peltu Yun Heri Lubis, dihukum seberat-beratnya.
“Belum mikir mau kerja apa, fokus dulu ke sidang ini. Kami hanya berharap pelaku bisa dihukum mati,” ucapnya.
Hal serupa dirasakan Milda Dwi Ani, istri dari almarhum Bripka Petrus Apriyanto. Mereka baru satu setengah tahun menikah dan dikaruniai seorang bayi perempuan yang saat kejadian baru berumur tujuh bulan.
“Saya mendengar kabar suami saya sudah tidak ada, rasanya sedih. Hidup saya hancur, anak saya masih berumur 7 bulan sudah ditinggalkan seorang ayah. Saya juga butuh sosok suami, kebutuhannya masih banyak. Masa depannya panjang,” ujar Milda.
Bripka Petrus dikenal sebagai orang kepercayaan AKP Lusiyanto dan selalu menemaninya dalam tugas.
“Suami saya tidak akrab dengan Bazar dan Lubis. Kemanapun Pak Lusiyanto bergerak, suami saya ikut. Jadi tidak benar bila dikatakan suami saya akrab dengan dua terdakwa tersebut,” jelasnya.
Kini, kebutuhan si kecil ditanggung oleh keluarga mereka. Milda yang tak bekerja berharap dukungan moral dan keadilan bagi keluarganya.
“Mau siapa lagi, saya tidak bekerja. Suami saya sudah meninggal, jadi sekarang keluarga yang membantu saya memenuhi kebutuhan anak,” katanya.
Permintaan maaf dari para terdakwa pun ditolak mentah-mentah oleh Milda. Baginya, kehilangan itu terlalu dalam untuk dimaafkan.
“Saya baru menikah, baru punya anak. Tapi suami saya sudah meninggal. Saya minta hukuman mati. Permintaan maaf Lubis dan Basar tidak saya maafkan sampai mati,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/16/68503d104b1ee.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jukir Liar di Medan Disemprit, "Barcode" Parkir Kini Jadi Senjata Medan 17 Juni 2025
Jukir Liar di Medan Disemprit, “Barcode” Parkir Kini Jadi Senjata
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Dinas Perhubungan (Dishub) Kota
Medan
menggelar patroli terhadap
juru parkir
(jukir) liar di sejumlah titik pusat keramaian, Senin (16/6/2025) siang.
Dalam patroli itu, petugas mengamankan beberapa
jukir liar
dari sejumlah lokasi seperti Jalan MT Haryono, Jalan Merapi, dan Jalan Sindoro. Mereka tidak ditahan, hanya diberi peringatan agar bekerja sesuai aturan.
”
Jukir liar
kita kasi peringatan, karena sebenarnya kan ini masih tipiring (tindak pidana ringan),” kata Pelaksana tugas Dinas Perhubungan Kota Medan, Suriono, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler.
Suriono juga mengingatkan para jukir resmi agar memberikan pelayanan terbaik, terutama kepada pengguna
barcode
parkir berlangganan.
“Jika juru parkir melakukan pungli, terutama terhadap kendaraan yang telah menggunakan
barcode
parkir berlangganan, laporkan,” ujar Suriono.
Ia menambahkan, salah satu tugas timnya di lapangan adalah memberikan edukasi kepada jukir, termasuk tata cara parkir dan perlakuan terhadap pemilik
barcode
.
“Harus dilayani mereka, karena mereka sudah membayar,” tegasnya.
Pemerintah Kota Medan resmi menerapkan dua sistem pembayaran parkir mulai Senin (28/10/2024), yakni sistem berlangganan dan konvensional.
Pada sistem konvensional, tarif langsung dibayar di lokasi sesuai Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2024. Tarif parkir roda empat ditetapkan Rp 5.000, sedangkan roda dua Rp 3.000.
Sementara itu, sistem berlangganan menggunakan stiker
barcode
yang berlaku selama satu tahun. Biaya
retribusi
parkir berlangganan ditetapkan Rp 90.000 per tahun untuk kendaraan roda dua, Rp 130.000 untuk roda empat, dan Rp 170.000 untuk truk atau bus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2021/09/01/612edef976009.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/16/684f98b15a770.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2020/06/22/5ef096ef0962c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)