ART Zulkarnaen Diminta Pindahkan Tas Isi Uang Miliaran Rupiah ke Rumah Saudara
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Asisten rumah tangga (ART) terdakwa
Zulkarnaen Apriliantony
alias Tony, Weldi, mengungkapkan perintah bosnya untuk memindahkan tas berisi uang miliaran rupiah dari ruang kamar ke studio musik.
Hal tersebut diungkapkan Weldi saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi fakta dalam persidangan perkara melindungi situs judi
online
(judol) agar tidak terblokir Kementerian Kominfo, kini Kementerian Komdigi, klaster koordinator.
Dalam kesaksian Weldi, terungkap bahwa kunci studio musik pada rumah Zulkarnaen hanya dimiliki oleh terdakwa.
Mulanya, saksi mengaku pernah diminta oleh Zulkarnaen untuk memindahkan tiga buah tas dengan rincian, dua tas warna hitam, dan satu tas cokelat.
Saat itu, Weldi tidak mengetahui tas tersebut berisi uang. Ia baru mengetahui isi tas setelah diperiksa sebagai saksi oleh pihak kepolisian, usai bosnya ditangkap terkait perkara melindungi situs judol.
“Pernah (diminta tolong pindahkan tas). Yang waktu pertama dari kamar Pak Tony. (Yang mengeluarkan tas dari kamar itu) Pak Tony, aku ngambilnya itu sudah di pintu kamar,” kata Weldi saat bersaksi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025).
Weldy mengaku ketika itu ia tidak melihat keberadaan istri Zulkarnaen, terdakwa Adriana Angela Brigita.
Sementara itu, Weldi juga mengakui pernah memindahkan tas, koper, dan plastik hitam berukuran besar yang berisi uang dari studio musik di rumah Zulkarnaen ke dalam mobil.
“Yang aku ingat, cuma empat di studio. (Yang di kamar) tiga. Intinya yang paling banyak itu di studio,” ujar Weldi.
Setelah dipindahkan, Weldi mengantar tas–tas tersebut ke rumah adik Brigita, Fitra Wulandari, di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“(Ada) dua kali (pengantaran). Cuman aku yang ikut cuma yang pertama ke saudara adiknya Pak Tony. Habis itu aku langsung (pulang) di pos, duduk,” ungkap Weldi.
“Lalu bapak itu menelepon Herma, sopirnya ibu, minta tolong antar tiga lagi tas,” tambah dia.
Dalam surat dakwaan Brigita, uang-uang ini Zulkarnaen pindahkan usai mengetahui terdakwa Adhi Kismanto dan terdakwa Alwin Jabarti Kiemas sedang dalam pengawasan kepolisian.
Diberitakan sebelumnya, setidaknya terdapat empat klaster dalam perkara melindungi situs judol agar tidak terblokir Kementerian Kominfo yang tengah bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Klaster pertama adalah koordinator dengan terdakwa Adhi Kismanto, Zulkarnaen Apriliantony alias Tony, Muhrijan alias Agus, dan Alwin Jabarti Kiemas.
Klaster kedua para eks pegawai Kementerian Kominfo, yakni terdakwa Denden Imadudin Soleh, Fakhri Dzulfiqar, Riko Rasota Rahmada, Syamsul Arifin, Yudha Rahman Setiadi, Yoga Priyanka Sihombing, Reyga Radika, Muhammad Abindra Putra Tayip N, dan Radyka Prima Wicaksana.
Klaster ketiga yaitu agen situs judol. Para terdakwa terdiri dari Muchlis, Deny Maryono, Harry Efendy, Helmi Fernando, Bernard alias Otoy, Budianto Salim, Bennihardi, Ferry alias William alias Acai.
Klaster keempat tindak pidana pencurian uang (TPPU) atau para penampung hasil melindungi situs judol. Para terdakwa yang baru diketahui adalah Darmawati dan Adriana Angela Brigita.
Dalam perkara dengan terdakwa klaster koordinator, para terdakwa dikenakan Pasal 27 ayat (2) jo. Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Serta juga Pasal 303 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com
-
/data/photo/2025/06/18/68529152d9e4d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
ART Zulkarnaen Diminta Pindahkan Tas Isi Uang Miliaran Rupiah ke Rumah Saudara Megapolitan 18 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/18/6852c5fb2d9d1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Truk Tertabrak Kereta Api di Lamongan, Sopir Truk Meninggal Dunia Surabaya 18 Juni 2025
Truk Tertabrak Kereta Api di Lamongan, Sopir Truk Meninggal Dunia
Tim Redaksi
LAMONGAN, KOMPAS.com
– Insiden tabrakan melibatkan truk dengan kereta api Ambarawa Ekspress (KA 265) terjadi di perlintasan JPL 308a, KM 183+1/2 antara Stasiun Lamongan-Surabaya, di Desa Karanglangit, Lamongan, Jawa Timur.
Diketahui truk tangki dikemudikan oleh Ahmad Ainun Badiuyun, warga Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
Truk hendak menyeberang masuk ke desa dari arah utara, namun dari arah timur melaju Kereta Ambarawa Ekspres dan terjadilah tabrakan tersebut.
Benturan keras tersebut tidak hanya membuat kondisi truk rusak berat, namun juga membuat sopir mengalami luka serius di bagian kepala dan perut.
Akibatnya, sopir dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menjelaskan, saat KA Ambarawa Ekspress melintas di lokasi, terjadi tabrakan dengan kendaraan truk.
Akibat kejadian tersebut, KA Ambarawa Ekspres melakukan Berhenti Luar Biasa (BLB) di petak jalan dan dilakukan pemeriksaan sarana oleh petugas.
“Kejadian sekitar pukul 14.18 WIB, telah terjadi temperan antara kendaraan truk dengan kereta api Ambarawa Ekspress (KA 265) relasi Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol,” ujar Luqman, Rabu (18/6/2025).
Menurut Luqman, setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas, ditemukan kerusakan pada lokomotif, kereta penumpang, kereta makan dan kereta pembangkit.
Sehingga dilakukan perbaikan, kendati KA Ambarawa Ekspress telah melanjutkan perjalanan kembali menuju Semarang.
“Akibat kejadian, juga mengakibatkan kelambatan KA Ambarawa Ekspress 44 menit dan KAI Daop 8 Surabaya telah menyiapkan service recovery untuk para penumpang,” terang Luqman.
“KAI Daop 8 Surabaya, memohon maaf atas adanya kelambatan perjalanan KA, akibat adanya temperan,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/18/6852c1747e1c6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Trotoar di Pasar Senen Dipenuhi Lapak PKL, Warga: Mau Jalan Kaki Saja Susah Megapolitan 18 Juni 2025
Trotoar di Pasar Senen Dipenuhi Lapak PKL, Warga: Mau Jalan Kaki Saja Susah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Trotoar di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat dipenuhi lapak
pedagang kaki lima
(PKL).
Pantauan Kompas.com di lokasi, Rabu (18/6/2025), lapak-lapak PKL berjejer memenuhi trotoar dari berbagai sisi jalan di sekitar Pasar Senen.
Tenda, meja lipat, gerobak, hingga dagangan berupa pakaian, makanan, dan sayuran menutup seluruh jalur pedestrian.
Tak cukup di trotoar, sebagian PKL bahkan menggelar lapak dagangan sampai ke badan jalan.
Di titik tertentu, lapak sayur bahkan memenuhi hampir satu ruas jalan dengan lebar sekitar lima meter.
Kondisi tersebut membuat akses kendaraan sepanjang Jalan Pasar Senen serta akses trotoar pejalan kaki terhambat.
“Saya jalan kaki saja susah, harus turun ke jalan raya, karena trotoarnya penuh sama dagangan. Bahaya banget,” keluh Wulan (29), warga Senen kepada Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
Barang-barang dagangan dipajang di atas trotoar dan sebagian bahkan menjorok ke badan jalan.
Beberapa pedagang mengaku sudah lama menempati lokasi itu dan merasa aman karena tidak ada penertiban secara berkala dari petugas.
“Sudah dari lama di sini, aman-aman saja. Pernah ditegur, tapi paling hanya disuruh minggir sedikit, habis itu balik lagi,” kata Sari (41), pedagang bakso di dekat pintu masuk parkir Pasar Senen Blok 4.
Sementara itu, Hasan (50), pedagang sayur, juga mengakui dirinya berjualan hingga ke jalan karena keterbatasan ruang.
“Kita juga butuh tempat. Selama ini sih enggak ada yang usir. Jadi ya jualan terus aja,” ujar Hasan.
Warga berharap ada solusi dari pihak berwenang agar aktivitas ekonomi para PKL tetap bisa berlangsung tanpa menutup hak pejalan kaki dan pengguna jalan.
“Harus ada penataan. Bukan mau usir pedagang, tapi jalur umum jangan sampai dikuasai sepenuhnya,” ujar Wulan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/18/68527e954d86b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mensos Bakal Cabut Bansos Penerima yang Rekeningnya Ada Transaksi Mencurigakan
Mensos Bakal Cabut Bansos Penerima yang Rekeningnya Ada Transaksi Mencurigakan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau
Gus Ipul
memastikan akan menyetop
bansos
jika rekening
penerima bansos
terbukti ada penyimpangan, termasuk indikasi penyalahgunaan seperti transaksi mencurigakan.
“Ya, jika memang tidak sesuai dengan data, ya pasti akan kita cabut,” ujar Gus Ipul di kantornya, Rabu (18/6/2025).
Untuk itu, pihaknya melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang diperlukan untuk memastikan keabsahan rekening-rekening yang tercatat sebagai penerima bansos.
“Supaya kita bisa tahu lebih jauh apakah rekening-rekening ini memang valid untuk menerima bantuan sosial. Atau mungkin ada hal-hal yang aneh yang perlu ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Ketika ditanya, apabila rekening tersebut terindikasi memiliki keterlibatan dalam aktivitas ilegal seperti judi online (judol), maka pihaknya akan mencabut bansos di periode berikutnya.
“Kalau misal ada terindikasi seperti judol, kita akan tindaklanjuti dalam proses berikutnya. Tapi nanti kita lihat lebih jauh. Semua kemungkinan bisa kami tindaklanjuti,” tegasnya.
Mensos juga mengingatkan masyarakat bahwa saat ini merupakan masa transisi penyaluran bansos tahap kedua.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap bersabar dan melapor jika belum menerima bantuan.
“Sering sekali ada yang bilang, ‘saya belum terima bansosnya’. Itu banyak sekali. Jadi pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa ini masa transisi,” tegasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 1.323.459 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengalami gagal salur dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) tahap kedua.
Beberapa faktor yang menyebabkan penyaluran bansos tidak berhasil adalah rekening penerima tidak aktif, hingga ketidaksesuaian antara nama dan nomor rekening calon penerima.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/07/677cd14b89863.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diskon Pajak Hotel di Jakarta Dinilai Lebih Untungkan Tamu Ketimbang Pengusaha Megapolitan 18 Juni 2025
Diskon Pajak Hotel di Jakarta Dinilai Lebih Untungkan Tamu Ketimbang Pengusaha
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Ketua
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(
PHRI
) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, menilai bahwa kebijakan diskon pajak usaha sektor hotel dan makanan-minuman (F&B) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih menguntungkan tamu dibandingkan pengusaha hotel.
“Dengan diskon ini kan sebenarnya yang diberikan itu tamu ya, tamu yang datang yang harusnya dibebankan pajak 10 persen sekarang dipotong,” ujar Sutrisno, Rabu (18/6/2025).
Ia menjelaskan, potongan pajak tersebut tidak secara langsung meringankan beban operasional hotel, melainkan membuat harga kamar menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
“Sebenarnya itu tidak untuk hotel ya, tapi dengan diskon itu menyebabkan harga itu menjadi lebih murah di mata masyarakat,” katanya.
Dengan harga yang lebih rendah, Sutrisno berharap tingkat hunian atau okupansi hotel bisa meningkat sehingga sektor perhotelan kembali bergairah.
Meskipun pelaku usaha tidak menerima insentif secara langsung, PHRI tetap mengapresiasi kebijakan ini.
Namun, Sutrisno berharap agar insentif ini bisa bersifat permanen untuk memberikan kepastian usaha bagi pengusaha hotel.
“Itu artinya mereka mendengar suara-suara kami ini, cuman kalau bisa itu dipermanenkan,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan insentif fiskal berupa pengurangan pajak bagi pelaku usaha di sektor perhotelan dan makanan-minuman (F&B) hingga 50 persen.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengumumkan bahwa potongan pajak hotel akan diberlakukan selama empat bulan melalui dua skema berbeda.
Pada dua bulan awal, besaran potongan pajak yang diberikan sebesar 50 persen. Sementara dua bulan selanjutnya, insentif dikurangi menjadi 20 persen.
“Pemerintah Provinsi Jakarta akan memberikan insentif fiskal berupa pengurangan pajak untuk sektor perhotelan. Selama dua bulan pertama, potongan diberikan sebesar 50 persen, lalu disusul dua bulan berikutnya sebesar 20 persen,” ujar Pramono, Selasa (17/6/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/18/68528dd2a0370.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Tahun Patroli "Ranjau", Usmanto Kumpulkan 2 Galon Paku Megapolitan 18 Juni 2025
5 Tahun Patroli “Ranjau”, Usmanto Kumpulkan 2 Galon Paku
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sudah lima tahun, Usmanto (35) mengumpulkan
ranjau paku
di jalanan Jakarta. Hingga kini, ranjau paku yang ia kumpulkan bisa memenuhi dua galon air mineral.
“Masih di rumah, sekitar dua galon. Kurang lebih lima tahun kumpulinnya,” ujar dia saat ditemui di pinggir Jalan Gatot Subroto, Selasa (17/6/2025).
Beberapa kali ia pernah membawa ranjau paku itu ke kantor Pemerintah Provinsi Jakarta dan kantor polisi.
Tujuannya agar Pemprov Jakarta menaruh perhatian pada keresahannya itu.
“Sebagian pas dibawa ke Balai Kota, tiga botol saya bawain ke polsek-polsek. Buat ditunjukkan, laporan,” kata dia.
Namun, laporan Uswanto tak kunjung membuahkan hasil.
Ranjau paku
masih ia temukan bertebaran di sepanjang Jalan Gatot Subroto.
Menurut dia, ranjau paku yang telah ia kumpulkan itu berasal dari patahan rangka payung.
Rencananya, ia akan mengubur ranjau paku itu jika jumlahnya sudah terlalu banyak.
“Kalau dijual enggak akan laku, kan dari rangka payung. Paling nanti dikubur kalau sudah terlalu banyak,” ujar dia.
Dalam sehari, Uswanto bisa mengumpulkan ranjau paku hingga setengah botol air mineral ukuran 600 mililiter (ml).
Ia sudah lelah membuat laporan kepada polisi. Ia memilih cara lain dengan membagikan penemuannya melalui media sosial.
Hasilnya, oknum penyebar ranjau paku di beberapa daerah diketahui berkurang bahkan hilang. Namun, pengecualian untuk Jalan Gatot Subroto.
“Itu di Rawamangun, diviralin hilang. Di jalur Ancol diviralin juga hilang. Dewi Sartika diviralin hilang. Di sini kayak enggak hilang-hilang,” katanya terheran-heran.
Menurut Uswanto, sudah seharusnya polisi bisa menangkap pelaku dengan mudah.
Dengan keberadaan kamera pengawas yang banyak terpasang di sekitar Jalan Gatot Subroto, identifikasi pelaku akan jauh lebih mudah.
“Padahal lebih pintar dan bagus fasilitasnya dari polisi, buat cari pelakunya. CCTV di sini juga banyak, di jembatan penyeberangan banyak CCTV-nya,” tutur dia.
Meskipun begitu, Uswanto dengan magnet ranjau pakunya masih setia menyisir Jalan Gatot Subroto setiap harinya.
Berdasarkan pengamatannya, ranjau paku sengaja disebarkan menjelang jam sibuk (
rush hour
), seperti saat warga pulang dan pergi bekerja.
“Biasanya suka ada di jam pulang kantor. Jam 16.00 atau 17.00 WIB, kalau pagi jam 06.00 WIB,” kata dia.
Di malam hari pun Uswanto sering menemukan ranjau paku.
Namun, jalan yang hampir sama gelapnya dengan langit malam cukup menyulitkan pencariannya. Maka dari itu, ia lebih sering patroli jalan di pagi dan sore hari.
Ranjau paku itu sering mencelakai pengendara sepeda motor. Salah satunya menimpa sepasang suami istri di Cawang.
“Pernah ke arah Stasiun Cawang, orang boncengan sama istrinya, bannya kempes terus jatuh. Kejadiannya itu malam, kakinya baret keduanya,” kata Uswanto.
Potensi kecelakaan itu lah yang membuat Uswanto terus menajalankan aksinya.
Ia tidak ingin masyarakat, khususnya pengemudi ojol yang sedang mencari nafkah, harus jadi korban ranjau paku ini.
Ia berharap, Pemprov Jakarta dan aparat hukum dapat menindak tegas pelaku yang telah mengancam nyawa orang lain dengan menyebarkan ranjau paku itu di jalan.
“Mohon dari pihak Gubernur DKI Jakarta, tolong direspons masalah ranjau di Jalan Gatot Subroto. Hampir setiap hari banyak sebaran ranjau paku, sangat merugikan orang banyak, sangat meresahkan,” tutur dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/10/67cee89305ac1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 30 Cm Megapolitan 18 Juni 2025
1 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 30 Cm
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat ada satu RT di wilayah Jakarta Barat (Jakbar) yang terendam
banjir
hingga Rabu (18/6/2025) pukul 18.00 WIB.
Lokasi banjir tersebut berada di Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter (cm).
Berdasarkan laporan terbaru, banjir di wilayah tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kenaikan Pos Angke Hulu Siaga 2.
“Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta Mohamad Yohan dalam keterangannya, Rabu.
Yohan menambahkan, pihaknya telah mengerahkan personel untuk memantau kondisi genangan di setiap wilayah.
Selain itu, BPBD juga telah mengoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan serta memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik.
Koordinasi ini dilakukan bersama para lurah dan camat setempat, serta diiringi dengan persiapan kebutuhan dasar bagi warga terdampak.
BPBD DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi genangan susulan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/18/6852cb3e0b23f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/18/6852ae479da66.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/04/6816dcf2001aa.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)