Category: Kompas.com Metropolitan

  • Murka Dedi Mulyadi Berujung Diamankannya 22 Suporter Persikas Subang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        30 Mei 2025

    Murka Dedi Mulyadi Berujung Diamankannya 22 Suporter Persikas Subang Bandung 30 Mei 2025

    Murka Dedi Mulyadi Berujung Diamankannya 22 Suporter Persikas Subang
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    menunjukkan kemarahan saat menghadiri acara Nganjang Ka Rakyat di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Rabu (28/5/2025) malam.
    Insiden tersebut terjadi ketika Dedi sedang memberikan petuah di panggung dan berupaya membantu seorang pemulung dan dua anak kecil.
    Tiba-tiba, dari arah massa yang hadir terdengar kegaduhan.
    Sejumlah orang membentangkan spanduk yang menolak penjualan klub sepak bola
    Persikas Subang
    , disertai teriakan dan nyanyian.
    Hal ini membuat Dedi geram, dan ia segera berdiri dari tempat duduknya, meminta mereka untuk menurunkan spanduk.
    “Hei, siapa kamu? Turunkan spanduknya. Jangan sok jago kamu. Ini bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat, bukan dengan Persikas. Mikir Kamu. Mengaku anak muda, berpendidikan, enggak punya otak,” teriak Dedi.
    Dedi, yang merupakan mantan Bupati Purwakarta, menegaskan bahwa Persikas bukanlah prioritas bagi masyarakat Subang.
    Ia menyatakan bahwa penjualan klub tersebut tidak akan memengaruhi kehidupan sehari-hari warga.
    “Orang Subang bukan butuh Persikas untuk hari ini. Orang Subang butuh jalan yang baik, butuh sekolah yang baik,” kata Dedi.
    Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram pada Kamis (29/5/2025), Dedi mengaku marah dengan tindakan kelompok yang berunjuk rasa tersebut.
    Ia menilai mereka tidak memiliki adab.
    Dedi menceritakan bahwa saat itu ia sedang berbincang dengan seorang ibu yang bekerja sebagai pemulung dan memiliki empat anak, yang membuat suasana menjadi emosional.
    “Ini (malah) berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain,” kata Dedi.
    Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut menunjukkan hilangnya rasa empati terhadap penderitaan warga.
    Dedi berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
    Ia juga menyatakan bahwa kemarahannya mungkin akan diframing sebagai sikap emosional seorang pemimpin. “Bagi saya itu tidak penting, dipersilakan saja. Tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar memikirkan popularitas dan elektabilitas,” tuturnya.
    Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kasatreskrim AKP Bagus Panuntun, menjelaskan bahwa para suporter tersebut dibawa ke Polsek Ciasem untuk pemeriksaan awal.
    “Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun, ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya karena pemeriksaan belum selesai dan sebagian orang tua sulit dihubungi,” ujar Bagus.
    Bagus menambahkan bahwa demi menjaga kenyamanan dan kelancaran proses pemeriksaan, Tim Jatanras Polres Subang menjemput para suporter untuk dibawa ke Mapolres Subang guna melanjutkan pendataan.
    “Setelah proses pendataan selesai, seluruh suporter tersebut kini telah dikembalikan kepada orang tua masing-masing dan sudah diperbolehkan pulang,” kata Bagus.

    Sementara itu, Manajer Persikas, Oom Abdurohman, belum memberikan keterangan terkait rumor penjualan klub tersebut.
    “Nanti hari Jumat besok yah kita berikan kabar soal Persikas, biar semuanya valid terkait kabar Persikas dijual atau tidak,” ucapnya melalui pesan WhatsApp.
    Di sisi lain, Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, juga menyesalkan aksi suporter Persikas.
    Ia menjelaskan bahwa belum ada keputusan mengenai penjualan klub tersebut dan mengaku telah berupaya agar Persikas tidak dijual.
    “Saya sudah dengar akan isu tersebut, namun sebelum isu tersebut atau Persikas benar-benar dijual, segala upaya, saya sebagai Bupati Subang, sudah berusaha untuk menyelamatkan Persikas,” jelasnya, dikutip dari Tribunjabar.id.
    Reynaldy menambahkan bahwa ia telah mencarikan sponsor bagi Persikas, namun hingga saat ini belum ada pihak yang berminat.
    “Persikas itu statusnya perusahaan, bukan milik Pemkab Subang lagi, jadi tak bisa Pemkab Subang membiayai Persikas menggunakan APBD,” pungkasnya.
    (Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farhan; Tribunjabar.id)
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bupati Subang Respons Aksi Suporter Persikas yang Bikin Dedi Mulyadi Marah, Bukan Membela.

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga Megapolitan 30 Mei 2025

    Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi “Tempat Rekreasi” Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Waduk Retensi Marunda
    di
    Cilincing
    , Jakarta Utara, menjadi ”
    tempat rekreasi
    ” gratis untuk warga di tengah pembangunannya yang mangkrak selama 11 tahun.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, waduk seluas 56 hektare ini terlihat begitu jernih dan bersih.
    Perpaduan warna airnya yang hijau dan biru cukup menyejukkan mata. Tak heran, bila banyak warga yang tertarik untuk berekreasi di tempat ini.
    Banyak pula anak-anak yang terlihat begitu gembira berenang di Waduk Retensi Marunda.
    Mereka melompat dari atas gundukan tanah, kemudian terjun bebas ke waduk.
    Salah satu warga bernama Pardi (41) mengatakan, waduk ini sudah lama dijadikan sebagai tempat rekreasi gratis.
    Dengan adanya waduk itu, warga sekitar tak lagi harus membeli tiket saat mau berenang.
    “Biasanya berenang di Harapan Indah dan itu memakan biaya tiket masuk saja Rp 80.000 untuk usia di atas tiga tahun, terbukanya waduk ini membuat anak-anak dari wilayah mana saja, seperti desa sebelah itu mereka menikmati berenang di sini,” ucap Pardi saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
    Pardi mengatakan, banyak anak-anak yang gemar berenang di sini karena dangkal.
    Di sisi lain, bagian dasar waduk didominasi dengan tanah merah, sehingga tidak berbahaya untuk anak-anak.
    “Di bawahnya juga enggak ada semacam bambu atau apapun bersih, jadi enggak bahaya,” tutur Pardi.
    Warga lain bernama Warsi (30) juga menyampaikan hal yang sama tentang Waduk Retensi Marunda yang sudah menjadi tempat rekreasi bagi anaknya.
    “Anak saya tiap hari berenang. Jadi, bisa buat tempat bermain enak, enggak dalam juga, anak-anak lebih leluasa,” ucap Warsi.
    Biasanya, kata Warsi, setiap sore anak-anak dari berbagai wilayah akan berenang di sepanjang waduk.
    Untuk diketahui, pembangunan Waduk Retensi Marunda dilakukan sejak tahun 2014 saat Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur Jakarta saat itu.
    Rencananya, waduk tersebut akan dibangun menjadi tempat wisata yang sekelilingnya terdapat taman.
    Namun, sampai di hari ini, proses pembangunan waduk tersebut belum juga rampung.
    Area di sekeliling waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman, kini terbengkalai dan sudah dipenuhi ilalang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Main Air di Sungai Sejernih Kaca di Aceh Tenggara, tapi Jangan Lengah kalau Tak Mau Celaka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Mei 2025

    Main Air di Sungai Sejernih Kaca di Aceh Tenggara, tapi Jangan Lengah kalau Tak Mau Celaka Regional 30 Mei 2025

    Main Air di Sungai Sejernih Kaca di Aceh Tenggara, tapi Jangan Lengah kalau Tak Mau Celaka
    Tim Redaksi

    ACEH TENGGARA, KOMPAS.com
    – Suasana tenang dan aliran air yang jernih menyambut sore itu di Desa Lawe Bekung, Kecamatan Badar, Kabupaten Aceh Tenggara, Kamis (29/5/2025). Di sela-sela bebatuan besar, Sungai Lawe Bulan mengalir deras memecah sunyi, dikelilingi hamparan kebun milik warga.
    Lokasi yang kini dikenal dengan nama “Pantai Barat” ini awalnya hanyalah kawasan perkebunan dan persawahan. Namun sejak 1998, Bas, pemilik lahan, menyulapnya menjadi destinasi wisata alam yang kini menjadi primadona warga sekitar.
    Daya tarik utamanya adalah air sungai yang sangat jernih dan dingin seperti es. Tepian sungai berbatu, dan di beberapa titik tersedia pondok-pondok tempat duduk untuk bersantai. Jika datang bersama keluarga, anak-anak bisa bermain di wahana permainan atau mencoba kolam pemancingan yang tersedia.
    “Air sungainya benar-benar dingin. Bagi yang tidak terbiasa, bisa kaget karena dinginnya sedingin air es,” ujar salah satu pengunjung.
    Namun, bagi yang ingin berenang, harus ekstra hati-hati. Arus sungai cukup deras dan dipenuhi bebatuan beragam ukuran. Untuk keamanan, pengunjung disarankan berenang sambil berpegangan pada batu-batu besar di sekitar aliran.
    Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung bisa melalui jalur nasional Kutacane–Aceh Tenggara menuju Kabupaten Gayo Lues. Setelah sampai di perempatan Lawe Bekung, belok ke kanan dan ikuti jalan aspal mulus yang agak sempit hingga menemukan plang bertuliskan Pantai Barat di sisi kiri jalan.
    Menariknya, tidak ada tiket masuk ke lokasi ini. Namun, biaya parkir untuk kendaraan roda empat dipatok Rp 25.000. Sementara itu, biaya sewa pondok hanya Rp 15.000 per unit.
    Kawasan ini cenderung ramai saat akhir pekan dan hari libur. Jika datang di hari biasa, suasana cenderung sepi, cocok bagi pencari ketenangan.
    Sore itu, dua mobil wisatawan dari Lhokseumawe terlihat singgah. Salah satu di antaranya, Samsul Amar, berharap ada penambahan penunjuk arah agar lokasi ini lebih mudah ditemukan.
    “Harusnya dipasang papan pengumuman lokasi wisata di lintas utama, agar mudah menjangkau lokasi ini,” ujarnya.
    Wisatawan lainnya, Rico Sunaryo, menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara lebih memperhatikan potensi wisata ini.
    “Lokasi wisata bagus, alami. Tetap butuh dukungan pemerintah,” katanya. “Misalnya, melengkapi dengan pembenahan bebatuan di arus sungai. Agar bisa berenang dengan aman dan nyaman.”
    Jadi, jika Anda melintas di Bumi Sepakat Segenep, tak ada salahnya mampir dan mencoba segarnya air di Pantai Barat. Tapi ingat, jangan lengah—keindahan kadang datang dengan tantangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sepekan Jelang Idul Adha, Harga Sapi di Madiun Melambung Naik
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Mei 2025

    Sepekan Jelang Idul Adha, Harga Sapi di Madiun Melambung Naik Surabaya 30 Mei 2025

    Sepekan Jelang Idul Adha, Harga Sapi di Madiun Melambung Naik
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Harga hewan
    sapi kurban
    di Kabupaten Madiun, Jawa Timur naik hingga Rp 3 juta perekor satu minggu menjelang perayaan
    Idul Adha 2025
    .
    Kenaikkan harga dipicu banyaknya warga mencari sapi sebagai hewan kurban sepekan sebelum lebaran haji.
    Samirin, peternak sapi asa Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menyatakan kenaikkan satu ekor sapi siap kurban berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta.
    “Tahun lalu itu satu ekor sapi bisa dikisaran Rp 21 juta sampai Rp 23 juta. Saat ini mengalami kenaikkan. Saat ini di sapi yang sama bisa seharga Rp 23 sampai Rp 25 juta,” kata Samirin, Jumat (30/5/2025).
    Samirin mengatakan kenaikan harga sapi ini dipicu jumlah populasi sapi yang kemungkinan berkurang.
    Lantaran terdampak wabah penyakit mulut dan kuku dalam beberapa tahun terakhir.
    Sedangkan kebutuhan sapi untuk kurban makin meningkat dari tahun ke tahun.
    Untuk harga sapi, Samirin membandrol mulai Rp 23 juta hingga Rp 35 juta. Harga satu ekor tergantung berat dan jenis serta kondisi hewannya.
    Jumlah sapi yang dijual di kandangnya mencapai 80 ekor.
    Pada tahun lalu, Samirin menyetok 100 ekor sapi menjelang Hari Raya Idul Adha.
    Lantaran wabah PMK, Samirin memilih mengurangi jumlah sapi yang dijual ke pasaran.
    Lain halnya dengan sapi, harga kambing sebagai hewan kurban lebih stabil. Harga kambing kurban dibanderol mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 6,5 juta.
    Didik Sugianto, penjual kambing kurban musiman di Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun menyediakan seratus ekor kambing siap kurban.
    Sepekan menjelang Idul Adha, harga kambing yang dijual belum mengalami kenaikkan.
    “Harga masih stabil mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 6,5 juta. Harga tergantung ukuran tinggi serta bobot hewannya,” kata Didik.
    Ia mengatakan kenaikkan harga acapkali terjadi dua atau tiga hari menjelang Idul Adha.
    Kenaikkan harga berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000.
    Didik menambahkan total kambing yang terjual mencapai 25 ekor.
    Ia optimis kambing yang dijual akan ludes menjelang perayaan Idul Adha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Klarifikasi Polisi soal Curhatan Korban KDRT ke Petugas Damkar Jombang, Pernah Melapor tapi Dicabut
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Mei 2025

    Klarifikasi Polisi soal Curhatan Korban KDRT ke Petugas Damkar Jombang, Pernah Melapor tapi Dicabut Surabaya 30 Mei 2025

    Klarifikasi Polisi soal Curhatan Korban KDRT ke Petugas Damkar Jombang, Pernah Melapor tapi Dicabut
    Tim Redaksi
    JOMBANG, KOMPAS.com
    – Pihak kepolisian memberikan klarifikasi terkait curhatan seorang
    ibu rumah tangga
    kepada petugas Pemadam Kebakaran (Damkar)
    Jombang
    , Jawa Timur, yang mengaku pernah melapor ke polisi sebagai korban KDRT, namun tidak ditanggapi.
    Kapolsek Mojoagung, Kabupaten Jombang, Kompol Yogas, membeberkan duduk perkara dari persoalan tersebut.
    Ia menjelaskan, perkara yang diceritakan ibu dua anak kepada petugas
    Damkar Jombang
    tersebut merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 2023.
    Pada saat itu, ungkap Yogas, petugas
    Polsek Mojoagung
    menerima laporan kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) seorang ibu rumah tangga berinisial PI (33).
    Perempuan dua anak itu melapor telah menjadi korban KDRT oleh suaminya berinisial GI (34).
    Pasangan suami istri itu tinggal di salah satu desa di wilayah hukum Polsek Mojoagung.
    Menurut Yogas, PI telah melaporkan kejadian KDRT yang dialaminya kepada Polsek Mojoagung pada tahun 2023. Kala itu, PI datang bersama dua anaknya yang berusia 3 dan 4 tahun.
    Setelah menerima laporan tersebut, petugas berniat memintakan visum guna mendukung proses penyelidikan lebih lanjut.
    Namun, ungkap Yogas, perempuan itu menolak untuk melakukan visum, serta menyatakan mencabut laporannya dengan alasan masih ingin mempertahankan rumah tangganya.
    “Saat proses pemeriksaan dan penyidikan akan dilakukan, pelapor menolak. Pelapor kemudian menyatakan mencabut laporan dengan alasan masih ingin mempertahankan rumah tangganya,” ujar dia.
    “Oleh karena itu, proses hukum tidak dilanjutkan, dan pihak Polsek Mojoagung memfasilitasi mediasi antara kedua belah pihak,” tambah Yogas, melalui keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com
    , Jumat (30/5/2025).
    Ia menjelaskan, pihaknya telah memfasilitasi mediasi antara kedua belah pihak dan tidak menolak laporan perkara KDRT seperti yang diberitakan.
    Kemudian, lanjut Yogas, pasangan suami istri tersebut kini telah berdamai dan tinggal bersama di Kecamatan Mojoagung.
    “Jadi tidak benar adanya berita, bahwa polisi khususnya Polsek Mojoagung, tidak menanggapi atau menolak laporan perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga,” kata Yogas.
    Sebelumnya diberitakan, petugas Damkar Jombang, pada Rabu (21/5/2025), didatangi seorang ibu dua anak. Perempuan itu bercerita, jika seminggu sebelumnya ia menjadi korban KDRT dari suaminya.
    Komandan Regu Pos Damkar Kabupaten Jombang, Hariyanto, saat dikonfirmasi wartawan, membenarkan ada ibu-ibu datang bersama dua anak perempuannya yang masih kecil ke Pos Damkar.
    Ia menyebut, perempuan yang tinggal di Kecamatan Diwek tersebut saat itu terlihat bingung sambil menangis.
    Tak lama berselang, wanita tersebut mengaku menjadi korban KDRT suaminya dan tidak tahu harus melapor ke mana, karena takut datang ke kantor polisi.
    “Jadi itu pekan lalu, ia datang bersama dua anak perempuannya yang masih SD dan TK. Datang menangis, terus cerita menjadi korban KDRT,” kata Hariyanto, Rabu (21/5/2025).
    Sebelum tinggal di Kecamatan Diwek, ibu dua anak itu sempat tinggal di Kecamatan Mojoagung dan di sana sudah mengalami kekerasan dari sang suami.
    Kepada petugas Damkar Jombang, PI mengaku pernah melapor ke pihak desa dan polsek, namun tidak ada tindakan karena kurang bukti dan saksi.
    Perempuan itu juga mengaku sempat bercerai namun kembali rujuk karena kedua anaknya yang masih kecil.
    Terkait itu, Hariyanto pun mengarahkannya untuk melapor ke polisi dengan menelepon rekannya di Polsek Jombang untuk penanganan lebih lanjut.
    Pada hari itu juga sekitar pukul 16.00 WIB, ibu dua anak tersebut diantar dan diterima Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Jombang.
    “Saya hanya mendampingi, selebihnya sudah ditangani oleh petugas PPA. Dan Senin (19/5/2025) kemarin saya juga dimintai keterangan sebagai saksi oleh Unit PPA,” bebernya.
    Dikonfirmasi terpisah, Kanit PPA Sat Reskrim Polres Jombang, Ipda Faris Patradinata, membenarkan adanya laporan kasus tersebut.
    “Untuk kasusnya sudah ditangani dan para saksi sudah dimintai keterangan sambil menunggu hasil visum,” kata Faris.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir di Tangsel Disebut karena Drainase Tak Mampu Tampung Air Hujan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    Banjir di Tangsel Disebut karena Drainase Tak Mampu Tampung Air Hujan Megapolitan 30 Mei 2025

    Banjir di Tangsel Disebut karena Drainase Tak Mampu Tampung Air Hujan
    Editor
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com

    Hujan deras
    yang mengguyur Kota Tangerang Selatan pada Kamis (29/5/2025) malam menyebabkan saluran drainase tak mampu menampung volume air, hingga akhirnya meluap dan menggenangi permukiman warga.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangerang Selatan, Essa Nugraha mengatakan, hampir seluruh titik terdampak banjir dipicu oleh meluapnya sistem drainase yang tak memadai.
    “Hampir seluruh wilayah terdampak akibat meluapnya drainase karena intensitas hujan yang tinggi sejak Kamis malam,” ujar Essa dalam laporan tertulis yang diterima, Jumat (30/5/2025).
    Berdasarkan data BPBD Tangsel, terdapat 16 titik banjir dan genangan di wilayah permukiman.
    Ketinggian air bervariasi, mulai 20 hingga 120 sentimeter.
    Ratusan rumah warga terdampak, meskipun sebagian besar genangan sudah mulai surut pada Jumat pagi.
    “Total ada 16 titik genangan atau banjir yang terjadi di seluruh wilayah Tangsel. Mayoritas sudah surut pada Jumat pagi,” kata Essa.
    Beberapa titik dengan genangan tertinggi di antaranya:
    Genangan juga dilaporkan di sejumlah titik lain, seperti:
    Tak hanya merendam kawasan perumahan, banjir juga menggenangi fasilitas umum seperti Puskesmas Rawa Buntu dan RS Permata Pamulang, meski layanan kesehatan tetap berjalan normal.
    Essa memastikan, saat ini seluruh genangan sudah surut atau dalam proses surut.
    “Tidak ada laporan korban jiwa. BPBD telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan relawan untuk penanganan cepat di lokasi-lokasi terdampak,” jelasnya.
    BPBD juga mengimbau warga untuk tetap siaga terhadap kemungkinan banjir susulan mengingat cuaca masih berpotensi hujan sedang hingga lebat dalam beberapa hari ke depan.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kambing Tak Laku di Kuningan, Pedagang Pilih Pulang daripada Merugi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        30 Mei 2025

    Kambing Tak Laku di Kuningan, Pedagang Pilih Pulang daripada Merugi Bandung 30 Mei 2025

    Kambing Tak Laku di Kuningan, Pedagang Pilih Pulang daripada Merugi
    Tim Redaksi

    KUNINGAN, KOMPAS.com
    – Sepekan menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, penjualan
    hewan kurban
    di Pasar Hewan Awirarangan, Kecamatan/Kabupaten
    Kuningan
    , Jawa Barat, mengalami penurunan signifikan. Sejumlah pedagang terpaksa membawa pulang kembali
    kambing
    -kambing dagangan mereka.
    Pantauan Kompas.com di lokasi pada Kamis (29/5/2025), sejumlah pedagang terlihat melepas ikatan kambing dari tiang bambu. Hewan-hewan tersebut kemudian dimasukkan ke mobil bak terbuka untuk dibawa pulang.
    Parman, salah satu pedagang kambing, mengaku baru berhasil menjual tiga ekor dari total 20 kambing yang ia bawa ke pasar. Sisanya terpaksa dibawa pulang karena tidak laku.
    “Penjualan di pasar sekarang memble, turun drastis, jualan di Cirebon juga begitu. Karena kambing dari Kuningan ini dijualnya di Cirebon, bandar-bandar Cirebon juga mengeluh,” kata Parman saat ditemui
    Kompas.com
    .
    Parman menambahkan, harga jual kambing juga turun dibanding tahun lalu.
    Kambing
    dengan kualitas dan bobot sama yang sebelumnya laku Rp 3.000.000, kini hanya dihargai sekitar Rp 2.600.000.
    “Kambing besar yang biasanya laku Rp 4.500.000, kini hanya dihargai sekitar Rp 4.000.000,” ujarnya. Penurunan harga itu disebutnya mencapai Rp 300.000 per ekor.
    Kondisi ini membuat para pedagang kesulitan meraih untung. Tahun lalu, Parman mengaku bisa menjual hingga 200 ekor kambing selama masa Idul Adha. Namun, hingga sepekan menjelang hari raya tahun ini, ia baru menjual 60 ekor.
    Ia berharap penjualan meningkat dalam beberapa hari ke depan. “Supaya kambing-kambing yang telah disiapkan bisa laku keras,” harapnya.
    Senada dengan Parman, Dadang, pedagang kambing lainnya, menyebut penjualan tahun ini turun 25 hingga 30 persen. Ia menilai penurunan ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil.
    “Turun, penjualan menurun, lagi susah keuangan tahun ini, perekonomian lagi pada ngaco sekarang mah, di rumah biasanya sudah laku 40 ekor sekarang belum sampai 30 ekor,” ujar Dadang.
    Para pedagang berharap pemerintah turun tangan membantu agar penjualan kambing menjelang Idul Adha tidak semakin terpuruk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • CFD Sudirman-Thamrin Digelar Lagi Minggu Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    CFD Sudirman-Thamrin Digelar Lagi Minggu Ini Megapolitan 30 Mei 2025

    CFD Sudirman-Thamrin Digelar Lagi Minggu Ini
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan kembali menggelar kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau
    Car Free Day
    (CFD) di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Minggu (1/6/2025).
    “CFD tetap dilaksanakan (1 Juni 2025),” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo dilansir dari
    Antara
    , Jumat (30/5/2025).
    Adapun kegiatan CFD Sudirman-Thamrin berlangsung pada pukul 06.00–10.00 WIB. Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan ruang publik ini secara tertib dan aman.
    Sebelumnya, kegiatan CFD Sudirman-Thamrin pada Minggu (25/5/2025) lalu ditiadakan karena adanya pengamanan untuk kegiatan internasional.
    Saat itu, Perdana Menteri (PM) Tiongkok, Li Qiang, sedang melakukan kunjungan yang melintasi kawasan Sudirman–Thamrin.
    Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta berencana menghadirkan panggung musik di area HBKB dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Jakarta.
    Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membangun dan memperkuat kebudayaan.
    Panggung musik telah diuji coba di kawasan Dukuh Atas, dan ke depannya akan digelar pula di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) serta Bundaran Hotel Indonesia (HI).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Babak Baru Kasus Petani Tewas Terkena Peluru Nyasar di Sukabumi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        30 Mei 2025

    Babak Baru Kasus Petani Tewas Terkena Peluru Nyasar di Sukabumi Bandung 30 Mei 2025

    Babak Baru Kasus Petani Tewas Terkena Peluru Nyasar di Sukabumi
    Tim Redaksi

    SUKABUMI, KOMPAS.com
    – Kepala Kepolisian Resor Sukabumi, AKBP Samian, menyampaikan bahwa kasus
    peluru nyasar
    yang menewaskan seorang petani di Kecamatan Surade kini memasuki tahap pemberkasan.
    Tersangka dalam kasus ini berinisial JF, yang disebut sebagai anggota satuan pengamanan perbankan.
    “Sedang dilakukan proses pemberkasan, kita masih menunggu petunjuk dari jaksa penuntut umum. Bilamana berkas perkara sudah lengkap akan kita limpahkan,” kata Samian saat ditemui di TMC Kecamatan Parungkuda, Rabu (28/5/2025) sore.
    Sebelumnya diberitakan, Otib, seorang petani asal Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, tewas akibat terkena peluru nyasar pada Selasa (22/4/2025) malam. Saat kejadian, korban tengah tertidur di saung.
    Otib sempat dibawa ke RSUD Jampangkulon, lalu dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk dilakukan autopsi pada Rabu (23/4/2025).
    Hasil autopsi menunjukkan Otib mengalami luka tembak cukup dalam di bagian punggung yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan pendarahan serius hingga mengakibatkan kematian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Asap Putih dari Gunung Kelud Bikin Gempar, BPBD Kediri: Tidak Ada Gejala Vulkanik Mengarah Erupsi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Mei 2025

    Asap Putih dari Gunung Kelud Bikin Gempar, BPBD Kediri: Tidak Ada Gejala Vulkanik Mengarah Erupsi Surabaya 30 Mei 2025

    Asap Putih dari Gunung Kelud Bikin Gempar, BPBD Kediri: Tidak Ada Gejala Vulkanik Mengarah Erupsi
    Editor
    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Beredar video yang memperlihatkan kepulan asap putih tebal menjulang tinggi dari arah
    Gunung Kelud
    , Jawa Timur dengan sedikit kilat pada Kamis (29/5/2025) malam.
    Menanggapi video viral itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno mengatakan, Gunung Kelud dipastikan masih dalam kondisi aman dan normal.
    Video tersebut sempat memicu kepanikan di kalangan warga Kediri dan sekitarnya.
    Sejumlah netizen bahkan berspekulasi Gunung Kelud menunjukkan tanda-tanda akan meletus.
    Namun, setelah dilakukan pengecekan lapangan dan koordinasi dengan otoritas pemantauan gunung api, informasi tersebut dinyatakan tidak benar.
    “Gunung Kelud saat ini dalam kondisi stabil dan tidak menunjukkan gejala vulkanik yang mengarah ke erupsi. Statusnya tetap normal atau Level I,” tegas Djoko saat dikonfirmasi pada Jumat (30/5/2025).
    Djoko mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya, apalagi yang tersebar melalui media sosial.
    Djoko juga menegaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memantau aktivitas Gunung Kelud secara rutin.
    “Kami minta masyarakat tetap tenang. Jika ada perkembangan signifikan, informasi resmi akan segera kami sampaikan. Jangan sampai termakan hoaks,” imbuhnya.
    Sementara itu, berdasarkan data laporan PVMBG untuk periode pengamatan 28 Mei 2025 pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Kelud yang berada di perbatasan wilayah Kediri, Blitar, dan Malang, dalam keadaan aman.
    Tidak ada aktivitas kegempaan vulkanik yang signifikan.
    Secara visual, Gunung Kelud terlihat jelas dengan kondisi cuaca cerah hingga berawan.
    Asap kawah nihil.
    Warna air danau kawah juga masih biru muda seperti biasa, dengan suhu permukaan tercatat 20,73 derajat Celcius.
    Tercatat hanya tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo kecil dan durasi pendek, yang tidak berkaitan dengan aktivitas magmatik di dalam gunung.
    Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul
    Geger Video Asap Putih dari Gunung Kelud, Gejala Erupsi? Begini Penjelasan BPBD Kabupaten Kediri
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.