Category: Kompas.com Metropolitan

  • Diadang lalu Dipukuli Saat Jemput Anak, Warga Rejang Lebong Terluka dan Motor Raib
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Diadang lalu Dipukuli Saat Jemput Anak, Warga Rejang Lebong Terluka dan Motor Raib Regional 2 Juni 2025

    Diadang lalu Dipukuli Saat Jemput Anak, Warga Rejang Lebong Terluka dan Motor Raib
    Tim Redaksi
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Seorang warga Desa Sinar Gunung, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong,
    Bengkulu
    , bernama Marimin (57), ditemukan dalam kondisi bersimbah darah oleh warga, Senin (2/5/2025) pukul 11.00 WIB.
    Korban ditemukan di Jalan Talang Bedeng, kawasan perkebunan kopi di Dusun II, Desa Sinar Gunung.
    Kapolres Rejang Lebong AKBP Florentus Situngkir melalui Kasi Humas AKP Sinar Simanjuntak, didampingi Kasat Reskrim Iptu Reno Wijaya, membenarkan dugaan aksi pembegalan tersebut.
    “Korban menjemput anaknya pulang sekolah. Di tengah jalan diadang seorang pria membawa kayu, lalu kayu dipukul ke kepala korban dan anaknya,” jelas AKP Sinar Simanjuntak saat dihubungi melalui telepon, Senin (2/5/2025).
    Akibat pukulan tersebut, Marimin dan anaknya terjatuh dari motor. Pelaku kemudian membawa kabur sepeda motor korban.
    “Korban ditemukan warga yang melintas dengan kondisi luka-luka. Saat ini korban sudah dilarikan ke rumah sakit di Lubuk Linggau,” ungkapnya.
    Sepeda motor yang dibawa kabur pelaku adalah Honda Revo senilai sekitar Rp 18 juta.
    Meski korban belum melapor secara resmi, pihak kepolisian mengaku telah bergerak untuk mencari pelaku.
    “Meskipun korban belum melapor secara resmi namun polisi telah bergerak melakukan pencarian pelaku,” demikian Kasi Humas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Didemo Mahasiswa, Gubernur Kalbar Ria Norsan Ajak Dialog Lesehan di Halaman Kantor
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Didemo Mahasiswa, Gubernur Kalbar Ria Norsan Ajak Dialog Lesehan di Halaman Kantor Regional 2 Juni 2025

    Didemo Mahasiswa, Gubernur Kalbar Ria Norsan Ajak Dialog Lesehan di Halaman Kantor
    Tim Redaksi
    PONTIANAK, KOMPAS.com
    – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) menggelar aksi demonstrasi di Kantor
    Gubernur Kalimantan Barat
    (Kalbar), Senin (2/6/2025).
    Aksi ini bertujuan untuk mendengarkan langsung capaian program
    100 hari kerja
    Gubernur Kalbar,
    Ria Norsan
    .
    Alih-alih menyambut mereka secara formal di ruang rapat, Norsan justru memilih berdialog secara lesehan di halaman kantor gubernur. Suasana akrab pun menyelimuti pertemuan tersebut.
    “Kami ingin tahu sejauh mana progres 100 hari kerja ini. Karena bagi kami, ini cerminan lima tahun ke depan,” ujar Koordinator Aksi, Shultan Daulad.
    Dalam dialog tersebut, mahasiswa mendesak agar roda pemerintahan dijalankan secara transparan dan demokratis.
    Mereka meminta masyarakat dan pemangku kepentingan dilibatkan dalam proses penyusunan kebijakan publik.
    “Kami ingin Kalbar berkembang lewat tata kelola pemerintahan yang terbuka,” tambah Shultan.
    Shultan juga mengapresiasi gaya sambutan Gubernur Norsan yang dinilai terbuka dan responsif.
    “Kami harap ke depan, sikap seperti ini tetap dijaga jika kami datang lagi,” ujarnya.
    Menanggapi aksi ini, Ria Norsan menyambut mahasiswa dengan tangan terbuka dan menyatakan bahwa suara mahasiswa adalah pengingat bagi pemerintah untuk tetap berada di jalur yang benar.
    “Ini pengingat bagi kami untuk terus bekerja lebih baik,” kata Norsan.
    Ia menegaskan bahwa program 100 hari kerja bukanlah titik akhir, melainkan pijakan awal dari pembangunan Kalbar lima tahun ke depan.
    “Saya bangga dengan mahasiswa yang terus kritis dan mengawal pembangunan. Ini semangat yang harus terus dijaga,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DPRD Nganjuk Dorong Pemkab Serius Kawal Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Juni 2025

    DPRD Nganjuk Dorong Pemkab Serius Kawal Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah Surabaya 2 Juni 2025

    DPRD Nganjuk Dorong Pemkab Serius Kawal Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah
    Tim Redaksi
    NGANJUK, KOMPAS.com
    – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nganjuk mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk untuk lebih serius dan proaktif dalam mengawal proses pengajuan gelar
    pahlawan nasional
    bagi
    Marsinah
    .
    Sebab, tokoh buruh perempuan asal Nganjuk tersebut dinilai layak mendapatkan penghargaan tertinggi negara atas perjuangannya dalam membela hak-hak pekerja.
    Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk,
    Endah Sri Murtini
    , menyatakan dukungannya terhadap usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Marsinah.
    “Saya secara pribadi ya setuju, karena memang (Marsinah) termasuk bisa dibilang tokoh besar kan ini di Kabupaten Nganjuk. Jadi ya setuju-setuju saja,” ujar Endah kepada
    Kompas.com
    , Senin (2/6/2025).
    Berdasarkan informasi yang diterima
    Kompas.com
    , Pemkab Nganjuk hingga kini belum membentuk tim khusus yang bertugas mengkaji dan mempersiapkan kelengkapan administrasi terkait pengajuan gelar pahlawan Marsinah.
    Terkait hal ini, politikus Partai Demokrat ini berjanji akan segera menanyakan hal ini ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Nganjuk, dan mengingatkan pentingnya pembentukan tim tersebut.
    “Coba besok saya tak tanya ke Dinsos. Mungkin ketika rapat dinas atau apa juga akan kita ingatkan,” tutur perempuan yang juga menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Nganjuk tersebut.
    “Mengingat sekarang kan lagi efisiensi (anggaran) juga ya. Untuk itu makanya harus memang benar-benar didorong, gitu loh. Mungkin lupa atau apa nanti akan kita ingatkan,” lanjutnya.
    Endah menyadari bahwa momentum dukungan dari berbagai pihak, termasuk dukungan dari Presiden Prabowo Subianto, harusnya menjadi pemicu bagi Pemkab Nganjuk untuk bergerak cepat.
    Oleh karenanya, Endah akan terus mengingatkan Pemkab Nganjuk, dalam hal ini Dinsos PPPA, agar segera melengkapi persyaratan yang dibutuhkan.
    “Cuma kan mungkin sekarang (Pemkab Nganjuk) lagi mau pembahasan anggaran atau apa, jadi mungkin fokusnya agak distrak ke itu dulu. Tapi coba nanti akan kita ingatkan ke Dinsos-nya,” ucapnya.
    Sebagai seorang perempuan, Endah mengaku bangga dengan sosok Marsinah.
    Meskipun cerita perjuangannya berakhir tragis, Marsinah dinilai telah memberikan pelajaran berharga bagi perempuan Indonesia, khususnya perempuan di Nganjuk.
    “Ya turut bangga ya, secara saya juga perempuan,” terangnya.
    Marsinah, menurut Endah, menjadi simbol keberanian perempuan dalam menyuarakan hak-haknya.
    “Ya mudah-mudahan Marsinah ini memberi pelajaran, kita ambil sisi positifnya ya, untuk perempuan-perempuan harus berani menyuarakan emansipasinya sebagai perempuan, wawasannya, kemudian ide-idenya, harus bisalah, bahkan harus bisa lebih baik daripada Marsinah untuk perempuan-perempuan khususnya di Kabupaten Nganjuk,” harapnya.
    Sejauh ini, Marsinah menjadi satu-satunya tokoh perempuan asal Nganjuk yang namanya santer disebut-sebut untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional.
    Sebelumnya, Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk tim khusus untuk menggodok pengusulan Marsinah sebagai pahlawan nasional. Namun hingga sekarang tim tersebut belum secara resmi terbentuk.
    Kompas.com
    telah mencoba mengonfirmasi hal ini ke Kepala Dinsos PPPA Kabupaten Nganjuk, Darmantono, dengan mendatangi kantornya.
    Namun yang bersangkutan mengaku sedang rapat, sementara saat dihubungi via telepon tidak direspons.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Oknum Polisi di Medan yang Aniaya Warga Pakai Botol Alkohol Disanksi Demosi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Oknum Polisi di Medan yang Aniaya Warga Pakai Botol Alkohol Disanksi Demosi Regional 2 Juni 2025

    Oknum Polisi di Medan yang Aniaya Warga Pakai Botol Alkohol Disanksi Demosi
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Kapolrestabes Medan
    Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkapkan,
    Bripka A
    , yang diduga menganiaya warga dengan inisial G, akan dikenakan
    sanksi demosi
    .
    “Dia masih dipatsus. Nanti akan didemosi ke Pakpak Bharat,” kata Gidion saat diwawancarai di Polrestabes Medan pada Senin (2/6/2025).
    Dia menyampaikan bahwa Bripka A dan G saling kenal, bahkan masih memiliki hubungan keluarga.
    “Pastinya mereka memiliki masalah pribadi. Kalau hasil pemeriksaan, dia (Bripka A) tidak mabuk, tetapi dia habis minum tuak,” ucap Gidion.
    Sebelumnya diberitakan, personel Polsek Pancur Batu yang berinisial Bripka A dilaporkan oleh warga dengan inisial G atas dugaan
    penganiayaan
    .
    Bripka A bekerja di unit Provos.
    Peristiwa itu terjadi pada Kamis (15/5/2025) malam.
    Kala itu, Bripka A sedang minum-minum bersama kawannya di suatu tempat yang sama dengan korban.
    Akan tetapi, tiba-tiba percekcokan terjadi antara Bripka A dan korban.
    Setelah itu, diduga Bripka A melemparkan botol alkohol ke arah korban.
    Alhasil, korban mengalami luka di bagian wajah dan dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
    Tak terima atas perilaku Bripka A, korban membuat laporan ke Satreskrim Polrestabes Medan.
    Gidion membenarkan laporan korban.
    Dia menyampaikan bahwa pihaknya telah mengamankan Bripka A.
    “Ya sementara, (Bripka A) kami patsus dan laporan pidananya ditindaklanjuti,” ucap Gidion kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Minggu (18/5/2025).
    Ia menjelaskan bahwa Bripka A akan menjalani patsus sekitar 30 hari sembari Propam Polrestabes Medan melakukan pendalaman hingga ke proses sidang etik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • SMP Negeri di Manggarai Timur NTT Gelar Kabar Lulus di Spot Wisata 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    SMP Negeri di Manggarai Timur NTT Gelar Kabar Lulus di Spot Wisata Regional 2 Juni 2025

    SMP Negeri di Manggarai Timur NTT Gelar Kabar Lulus di Spot Wisata
    Tim Redaksi
    LABUAN BAJO, KOMPAS.com

    SMP Negeri 5 Sambi
    Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, mengambil inisiatif berbeda dalam mengumumkan
    kelulusan siswa
    -siswi kelas IX.
    Alih-alih melaksanakan acara di dalam gedung sekolah seperti yang biasa dilakukan, mereka memilih spot wisata
    Teluk Nanga Lok
    sebagai lokasi pengumuman kelulusan pada Senin (2/6/2025).
    Teluk Nanga Lok, yang terletak di Kecamatan Sambi Rampas, merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Manggarai Timur.
    Plt Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Sambi Rampas, Siprianus Abadi, menjelaskan bahwa selama ini pengumuman kelulusan sering dilakukan di dalam ruangan, yang terkesan formal dan kaku.
    “Meski ini memang acara formal, tapi, buat saya, kita mesti sesekali memberi pendekatan yang berbeda kepada anak-anak. Anak-anak umumnya tidak terlalu suka dengan sesuatu yang berbau formal,” ujar Siprianus melalui sambungan telepon pada Senin sore.
    Ia menambahkan bahwa anak-anak lebih menyukai suasana yang santai dan menyenangkan.
    “Karena itu, saya dan teman-teman guru serta orang tua siswa bersepakat untuk sesekali menyelenggarakan kegiatan pengumuman kelulusan keluar dari lingkungan sekolah ke tempat yang menarik,” ujarnya.
    Suasana pengumuman kelulusan yang berlangsung siang itu dipenuhi keceriaan.
    “Suasananya begitu enjoy. Karena habis pengumuman lulus, kami bercerita sembari menikmati keindahan alam sekitar,” ungkap Siprianus.
    Ia juga menyebutkan bahwa lokasi spot wisata yang dipilih untuk pengumuman kelulusan tidak jauh dari sekolah, hanya memerlukan waktu kurang dari satu jam untuk mencapainya.
    “Kami juga gelar acara di sana untuk promosi spot wisata Teluk Nanga Lok ke dunia luar,” tambahnya.
    Usai kegiatan, para guru, orang tua, dan siswa tidak lupa mengumpulkan sampah demi menjaga kebersihan dan keindahan lokasi wisata tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diskon Listrik Dibatalkan, Warga: Kenapa Cuma Bikin Senang Sebentar?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juni 2025

    Diskon Listrik Dibatalkan, Warga: Kenapa Cuma Bikin Senang Sebentar? Megapolitan 2 Juni 2025

    Diskon Listrik Dibatalkan, Warga: Kenapa Cuma Bikin Senang Sebentar?
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com —
    Sejumlah warga menyatakan kekecewaannya setelah pemerintah membatalkan rencana pemberian diskon 50 persen terhadap tarif listrik untuk bulan Juni dan Juli 2025.
    Salah satu warga yang menyuarakan kekecewaannya adalah Farid (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ia merasa seolah diberi harapan palsu oleh pemerintah usai wacana diskon listrik itu urung direalisasikan.
    “Ketika kemarin dengar mau ada wacana diskon listrik lagi, itu berharap banget. Eh malah di-PHP-in pemerintah gini,” ucap Farid di Depok, Senin (2/6/2025).
    Farid mengaku kecewa karena tagihan listrik di rumahnya kerap mencapai Rp 650.000 per bulan. Ia menilai program diskon yang sempat diberlakukan pada Januari dan Februari 2025 sangat membantu mengurangi pengeluaran rumah tangganya.
    “Kan biasa per bulan itu Rp 600.000-650.000, pas ketika diskon yang awal tahun itu berasa banget karena tagihan jadi cuma Rp 250.000-300.000,” ujar Farid.
    Kekecewaan serupa juga dirasakan oleh Jessica (25), warga Tugu, Depok. Ia mengaku telah menantikan kebijakan diskon listrik selama tiga bulan terakhir, terutama karena termasuk dalam kategori pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 1.300 VA.
    “Disayangkan banget keputusan pemerintah, padahal saya sudah nungguin dari Februari pas terakhir dapat diskon. Soalnya sangat membantu, beban berkurang yang awalnya bayar Rp 500.000 jadi cuma Rp 200.000,” jelas Jessica.
    “Kenapa pemerintah bikin senang warganya cuma sebentar doang?” tambahnya.
    Sebelumnya, pemerintah sempat menyampaikan bahwa diskon listrik 50 persen akan menjadi bagian dari enam stimulus ekonomi yang direncanakan meluncur pada 5 Juni 2025.
    Namun, dalam pengumuman resmi,
    diskon tarif listrik
    tidak termasuk dalam daftar stimulus yang diberikan.
    Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, proses penganggaran untuk diskon listrik berjalan lebih lambat dibandingkan program stimulus lainnya.
    Sebagai alternatif, pemerintah memutuskan memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp 600.000 untuk dua bulan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp 3,5 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Febri Ramdani, 300 Hari Terjebak Propaganda Kelompok Terorisme di Suriah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Kisah Febri Ramdani, 300 Hari Terjebak Propaganda Kelompok Terorisme di Suriah Regional 2 Juni 2025

    Kisah Febri Ramdani, 300 Hari Terjebak Propaganda Kelompok Terorisme di Suriah
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Bagi Febri Ramdani, tahun 2016 menjadi masa penuh luka dan perjuangan.
    Dengan tekad kuat, Febri, sapaan akrabnya, nekat menyusul ibu dan keluarga besarnya yang terjerat propaganda kelompok
    ISIS
    di
    Suriah
    .
    Febri menempuh perjalanan penuh risiko, menyusul keluarganya yang lebih dulu meninggalkan Indonesia pada 2015.
    Namun, sesampainya di sana pada 2016, Febri menyadari bahwa janji-janji kelompok tersebut hanyalah ilusi.
    “Pas saya sampai sana, justru menjadi beban baru bagi keluarga saya. Karena jadi ada penambahan biaya dan segala macam. Akses untuk kabur dari sana semakin sulit, karena kita akan dianggap murtad dari agama Islam,” ucap Febri kepada KOMPAS.com, Senin (2/6/2025).
    “Terus yang keluar dari kelompok mereka, dianggap tidak sesuai jalannya lagi. Jadi kita sempat diincar oleh orang-orang tersebut,” sambungnya.
    Febri menjelaskan, kepergian ibunya ke Suriah dipicu narasi manis kelompok terorisme.
    Sang ibu, mantan ASN, merasa kecewa dengan maraknya korupsi dan ketidakadilan di Indonesia.
    Ia juga ingin menemani anak sulungnya yang menderita TBC tulang untuk berobat gratis di Suriah.
    Masalah keluarga turut mendorongnya menerima tawaran kelompok tersebut.
    Namun, keadaan di Suriah ternyata tak semanis yang dibayangkan. Febri dan keluarganya terjebak di sana hingga ratusan hari, tanpa akses untuk kembali ke tanah air.
    “Tapi akhirnya alhamdulillah kita bisa pulang dan kembali lagi ke Indonesia. Kita menyerahkan diri ke Syrian Democratic yang di bawah naungan Amerika Serikat. Selama dua bulan di situ, kita menunggu proses repatriasi kembali ke Indonesia,” ucap Febri.
    Setiba di Indonesia, Febri menghadapi stigma negatif dari masyarakat. Namun, ia memilih bangkit dan menyuarakan pesan damai.
    “Kita mencoba lagi untuk berintegrasi ke masyarakat, memulai hidup lagi dari awal. Kita mencoba untuk survive, dan alhamdulillah tantangan atau stigmatisasi secara verbal itu tidak pernah kami dapatkan secara langsung,” ujarnya.
    Febri juga menyebut pemerintah Indonesia memberi dukungan positif untuk proses reintegrasi.
    “Waktu itu kami direhabilitasi di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (
    BNPT
    ) selama 1 bulan. Proses rehabilitasinya tidak menekankan masalah ideologi, karena kita sudah menderadikalisasi pola pikir,” kata Febri.
    “Pas balik ke sini sudah menjadi pribadi yang moderat, dan mempersiapkan bagaimana survive ke masyarakat, dan diajarkan untuk berwirausaha,” ujarnya.
    Direktur Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP), Dr. Noor Huda Ismail, mengatakan film dokumenter yang mengangkat kisah Febri bertujuan menyampaikan bahwa harapan selalu ada, bahkan dalam kondisi kelam.
    Film dokumenter ”
    Road to Resilience
    ” berdurasi 30 menit itu dikemas secara humanistik, emosional, dan kolaboratif.
    “Kalau bicara soal isu radikalisme dan terorisme, itu akan berat dan menakutkan. Tapi ketika dibungkus dengan cerita menyentuh, seperti Febri kisah seorang anak yang nekat ke Suriah karena cinta kepada ibunya, itu yang membuat orang relate. Dan kita semua bisa mencapai harapan itu,” ucap Huda.
    KPP berharap film ini menjadi langkah awal membangun narasi damai yang lebih manusiawi di tengah dominasi wacana ketakutan.
    “Kita ingin mencoba menjelaskan agar narasinya tidak tunggal. Misal teroris mesti gini, orang dari Suriah pasti jadi teroris, bukan begitu. Film-film dari KPP lahir untuk menginspirasi pentingnya perdamaian, kita menggarap tentang isu-isu humanities,” imbuhnya.
    Analis Kebijakan Ahli Muda BNPT, Alfrida Heaniti Pandjaitan, berharap pemutaran film ini memberi semangat membangun perdamaian di Indonesia.
    Melalui sinergi pemerintah dan masyarakat sipil, program Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) diharapkan berjalan efektif.
    “Di dalam RAN PE, kita memiliki kelompok kerja tematis yang terdiri dari organisasi masyarakat sipil. Mereka tak hanya menjalankan program, tetapi juga terlibat dalam penyusunan kebijakan. Jadi sebegitu terbukanya sekarang suatu kebijakan pemerintah dilaksanakan oleh stakeholder,” pungkas Alfrida.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil Regional 2 Juni 2025

    Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com –
    Tinggal 4 hari lagi menuju perayaan Hari Raya
    Idul Adha
    1446 Hijriah, pantauan harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional
    Samarinda
    menunjukkan stabilitas yang cukup mengejutkan.
    Meski volume pembeli meningkat, khususnya untuk
    bumbu dapur
    , harga beberapa komoditas strategis seperti bawang dan cabai masih relatif terkendali. Para pedagang memprediksi kenaikan harga baru akan terjadi mendekati H-1 atau H-2 Lebaran.
    Yeni, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Segiri Samarinda, mengungkapkan bahwa beberapa harga bahan pokok pada Senin (2/6/2025) cenderung stabil.
    Bawang putih dibanderol Rp 38.000 per kilogram dan bawang merah Rp 40.000 per kilogram. Komoditas lain seperti tomat Rp 15.000 per kilogram, wortel Rp 18.000 per kilogram, kentang Rp 18.000 per kilogram, jeruk nipis Rp 17.000 per kilogram, dan kol Rp 13.000 per kilogram.
    “Dekat-dekat Idul Adha ini memang sudah terasa banyak pembeli. Yang paling banyak dicari itu bumbu-bumbu, seperti bawang, lalu jeruk nipis dan daun bawang,” ujar Yeni saat ditemui di lapaknya.
    Yeni menambahkan, lancarnya pasokan dari luar daerah, termasuk melalui jalur kapal, menjadi salah satu faktor penahan harga agar tidak melambung terlalu tinggi.
    “Biasanya sudah naik, tapi ini masih aman. Mungkin satu atau dua hari sebelum Lebaran baru ada kenaikan harga,” prediksinya.
    Senada dengan Yeni, Sari, pedagang cabai di lokasi yang sama, juga melaporkan
    harga cabai
    masih dalam batas wajar.
    Harga cabai
    rawit saat ini Rp 30.000 per kilogram, cabai acar Rp 50.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 60.000 per kilogram, cabai hijau besar Rp 35.000 per kilogram, dan cabai keriting merah Rp 60.000 per kilogram.
    “Pembelian lancar sekali, tapi harga masih aman. Stok juga banyak, kami dapat pasokan dari Sulawesi dan Surabaya,” kata Sari.
    Sari mengakui bahwa peningkatan permintaan menjelang hari besar keagamaan memang biasa terjadi.
    Namun, berkat pasokan yang memadai, lonjakan harga signifikan bisa dihindari untuk sementara waktu. Ia juga memperkirakan, jika ada kenaikan, tidak akan terlalu drastis dan hanya akan terjadi menjelang puncak perayaan Idul Adha.
    Situasi ini memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat Samarinda yang mulai berbelanja untuk kebutuhan Idul Adha.
    Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan terus memantau pergerakan harga dan pasokan guna memastikan stabilitas harga hingga hari H Idul Adha tiba.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DPRD Padang Gelar "Hearing" Kasus RSUD Rasidin, tapi Keluarga Pasien Tak Diizinkan Bicara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    DPRD Padang Gelar "Hearing" Kasus RSUD Rasidin, tapi Keluarga Pasien Tak Diizinkan Bicara Regional 2 Juni 2025

    DPRD Padang Gelar “Hearing” Kasus RSUD Rasidin, tapi Keluarga Pasien Tak Diizinkan Bicara
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Keluarga pasien yang meninggal dunia usai diduga ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rasidin Padang tidak diberi kesempatan berbicara dalam rapat dengar pendapat (
    hearing
    ) yang digelar DPRD Padang, Senin (2/6/2025).
    Hearing yang berlangsung di Gedung DPRD Padang itu dihadiri Ketua DPRD Padang Muharlion, anggota Komisi IV yang membidangi kesehatan, serta perwakilan
    RSUD Rasidin
    .
    Dalam forum tersebut, pihak rumah sakit, termasuk dokter jaga IGD saat kejadian bernama Pipit, diberikan kesempatan menjelaskan kronologi penanganan pasien.
    “Pasien datang langsung kami bawa ke tempat tidur dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,” ujar dokter Pipit dalam hearing tersebut.
    Ia menyebutkan, sebelum pemeriksaan fisik dilakukan, pihaknya lebih dulu menggali informasi mengenai keluhan pasien.
    “Saat ditanya, pasien mengeluhkan batuk kering yang sudah berlangsung tiga hari. Tidak ada sesak napas, tidak ada dada berdebar. Nafsu makan menurun, tapi masih bisa makan dan minum. Tidak ada demam, dan pasien juga mengatakan belum pernah berobat sebelumnya,” jelas Pipit.
    Berdasarkan hasil pemeriksaan awal dan wawancara medis, pasien didiagnosis mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
    Namun, adik pasien, Yudi, yang hadir dalam
    hearing
    tersebut, mengaku kecewa karena tidak diberi kesempatan menyampaikan versi keluarga.
    “Sangat disayangkan saya hadir tapi tak diberi kesempatan menceritakan kronologis versi kami,” ujar Yudi kepada Kompas.com, usai hearing.
    Menurut Yudi, beberapa keterangan yang disampaikan pihak rumah sakit tidak sesuai dengan kondisi kakaknya saat kejadian.
    “Misalnya kakak saya itu dalam keadaan sesak napas dan kondisi fisik yang lemah. Tapi dibilang tidak sesak napas,” kata Yudi.
    Ia juga menyampaikan bahwa almarhumah memiliki riwayat penyakit dalam yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan dalam penanganan.
    “Almarhumah memiliki riwayat penyakit dalam sehingga ini harusnya menjadi pertimbangan dokter,” katanya.
    Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Padang Muharlion menyatakan, keputusan untuk tidak memberi waktu berbicara kepada keluarga diambil agar tidak terjadi adu argumen.
    “Karena tidak ingin terjadi saling bantah. Jadi kita sepakat tak memberi keluarga bicara,” kata Muharlion.
    Sebelumnya diberitakan, seorang warga Padang berinisial DE (44), pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS), meninggal dunia pada Sabtu (31/5/2025) usai diduga ditolak
    RSUD Rasidin Padang
    .
    Menurut keterangan keluarga, DE dibawa ke IGD RSUD Rasidin sekitar pukul 00.15 WIB karena mengalami sesak napas. Namun, pihak rumah sakit menyatakan kondisi pasien tidak dalam keadaan gawat darurat dan menyarankan ke puskesmas agar bisa ditanggung BPJS.
    Setelah dibawa pulang, kondisi DE memburuk. Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Siti Rahmah Padang menggunakan becak motor, namun nyawanya tak tertolong.
    Direktur RSUD Rasidin, Desy Susanti, membenarkan pasien sempat datang ke IGD. Namun, menurutnya, hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi DE saat itu tidak gawat darurat.
    “Mereka datang kita layani. Dokter IGD menyebutkan setelah diperiksa kondisi pasien saat itu tidak dalam keadaan darurat,” kata Desy.
    Desy menyebut, dokter menyarankan pasien ke puskesmas agar mendapatkan pelayanan yang dijamin BPJS.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Diminta Beli Hewan Kurban yang Sudah Dicek Kesehatannya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juni 2025

    Warga Diminta Beli Hewan Kurban yang Sudah Dicek Kesehatannya Megapolitan 2 Juni 2025

    Warga Diminta Beli Hewan Kurban yang Sudah Dicek Kesehatannya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur meminta masyarakat membeli
    hewan kurban
    yang sudah diperiksa kesehatannya oleh Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP).
    Hal tersebut disampaikan Wali Kota Jakarta Timur Munjirin, usai melepas 136 petugas pemeriksaan kesehatan hewan dan daging kurban untuk wilayah Jakarta Timur, Senin (2/6/2025).
    “Bagi masyarakat yang sudah paham, sudah tahu pasti dia akan beli hewannya itu yang sudah ada tandanya, yang sudah diperiksa oleh petugas kami, saya minta warga pahami itu,” ucap Munjirin di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin (2/6/2025).
    Hewan kurban
    yang sudah diperiksa oleh Sudin KPKP Jakarta Timur dan dinyatakan sehat akan diberi tanda stiker pada kandangnya yang menjelaskan kondisi kesehatannya.
    Sedangkan jika ditemukan hewan yang tidak sehat akan dilakukan karantina dan diberi tanda stiker mengenai kondisi kesehatannya.
    Munjirin memastikan kondisi kesehatan hewan kurban yang berada di Jakarta Timur dalam kondisi layak.
    “Hewan kurban yang sudah diperiksa, lebih terjamin kesehatan dan kelayakannya,” ujar Munjirin.
    Selain melakukan pemeriksaan hewan kurban, Nantinya petugas mengawasi jalanya pemotongan hewan kurban pada masing-masing kecamatan di Jakarta Timur.
    “Jangan sampai nanti daging yang sudah diperiksa ternyata ditemukan ada penyakit. Jadi, langsung seketika harus dimusnahkan dan kita menjamin,” kata Munjirin.
    Munjirin meminta daging yang ditemukan penyakit tidak ditinggalkan tanpa pengawasan. Dia khawatir daging tersebut dikonsumsi masyarakat.
    “Jangan sampai ditinggal pada suatu tempat yang akhirnya masyarakat merasa kasihan dengan Itu daging dibuang, akhirnya dimanfaatkan lagi,” ujar Munjirin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.