Dedi Mulyadi ke Geng Motor Cirebon: Mau Dipenjara atau Dipesantrenkan?
Editor
KOMPAS.com
– Gubernur
Jawa Barat
,
Dedi Mulyadi
, kembali menunjukkan pendekatan unik dan humanis dalam menangani persoalan sosial.
Kali ini, ia mengunjungi Markas Polres
Cirebon
Kota untuk bertemu langsung dengan sejumlah anggota
geng motor
yang sebelumnya meresahkan warga dan merusak rumah di Blok Tumaritis, Kecamatan Weru, Cirebon.
Didampingi Kapolres Cirebon Kota, Kombes Sumarni, Dedi mendatangi para pelaku yang sudah diamankan polisi, Sabtu malam (7/6/2025).
Dalam pertemuan yang diunggah di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Dedi berdialog langsung dengan mereka yang terlibat, termasuk menanyai alasan mereka melakukan aksi pelemparan rumah.
“Awalnya janjian berkelahi jam 3 subuh lewat Instagram,” ungkap salah satu pelaku yang masih berusia 20 tahun.
Menanggapi hal itu, Dedi bertanya, “Kamu arahnya gimana sekarang? Mau ditahan? Mau disel (dipenjara)? Karena kamu sudah dewasa.”
Saat pelaku mengaku tak ingin dipenjara, Dedi menimpali dengan nada tenang namun tegas, “Disel saja ya, daripada keluar bikin susah. Lempar rumah orang.”
Tak hanya memberi peringatan, Dedi juga mengajak para pelaku memilih jalan hidup yang lebih baik. Ia menawarkan dua pilihan: dibawa ke pengadilan atau dipesantrenkan.
“Mau dipesantrenkan atau di pengadilan (penjara)? Kalau mau pesantren, bisa dibawa ke pesantren milik Bu Kapolresta (Kapolresta Kombes Sumarni),” katanya, sambil mengusap rambut pelaku dengan gaya khasnya yang akrab namun mendidik.
Lebih lanjut, Dedi juga menawarkan kesempatan kerja kepada pelaku.
“Tapi kamu latihan dulu sama Bu Kapolres. Kalau kamu sudah bener, jadi petugas kebersihan di Pasar Trusmi. Tapi latihan dulu.”
Tak hanya bertemu pelaku, Dedi juga menyempatkan diri mengunjungi rumah korban pelemparan geng motor.
Ia melihat langsung kondisi rumah yang sebelumnya rusak akibat aksi brutal tersebut.
Kapolresta Cirebon diketahui sudah mengganti kaca rumah yang pecah, sementara Dedi menambahkan bantuan tunai.
Ia memberikan Rp 2,5 juta untuk pengecatan rumah, serta Rp 5 juta untuk pembangunan toilet bagi rumah korban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2025/06/07/68443fdee0ac2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa? Surabaya 7 Juni 2025
Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa?
Tim Redaksi
PROBOLINGGO, KOMPAS.com
– Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengimbau wisatawan yang hendak menuju kawasan Gunung Bromo agar tidak lagi menggunakan sepeda
motor matic
.
Imbauan ini dikeluarkan menyusul tingginya angka kecelakaan yang melibatkan motor matic di jalur wisata tersebut, bahkan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Imbauan ini resmi dikeluarkan pada liburan Idul Adha 2025, yang disampaikan lewat pemasangan
banner
sosialiasi bertuliskan ”
Jangan Sampai Liburan Berujung Petaka, Hindari Penggunaan Motor Matic di TNBTS
“.
Banner
dilengkapi dengan foto dua motor matic yang mengalami
kecelakaan di Bromo
.
Di bawah foto motor matic itu disematkan kalimat ”
Motor Matic Tidak Dirancang untuk Jalanan Curam dan Turunan Ekstrem seperti di Kawasan Bromo, Gunakan Motor Manual untuk Keselamatan Anda”
.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto menyatakan, imbauan tersebut berlaku di jalur utama menuju Bromo, khususnya di wilayah Kecamatan Sukapura.
Imbauan ini merupakan hasil evaluasi dari Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) yang difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat.
“Seringkali kecelakaan terjadi karena penggunaan motor matic di jalur ekstrem seperti tanjakan dan turunan curam di kawasan Bromo. Sistem pengereman dan traksi motor matic tidak memadai untuk medan seperti ini,” ujar Edy, Sabtu (7/6/2025).
Edy menambahkan, dalam evaluasi terakhir ditemukan bahwa motor matic tidak dirancang untuk menghadapi medan berat, sehingga berpotensi menyebabkan rem blong dan kecelakaan lainnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Perhubungan telah memasang spanduk sosialisasi di berbagai titik strategis jalur utama menuju Bromo.
Seorang wisatawan, Surya (30), yang memilih naik motor manual saat berkunjung ke Bromo, mengaku merasa lebih aman.
Ia menyatakan, motor manual mampu menghadapi medan berat karena sistem gigi dan
engine brake
-nya dapat diatur sesuai kondisi jalan.
“Motor manual lebih kuat menanjak dan bisa menggunakan
engine brake
untuk pengereman, jadi tidak harus mengandalkan rem saja,” ujar dia.
Dinas Perhubungan berharap, dengan imbauan ini, wisatawan dapat lebih berhati-hati dan memilih kendaraan yang sesuai agar keselamatan tetap terjaga selama berwisata ke kawasan Bromo.
Diberitakan sebelumnya, dua wanita meninggal dunia setelah sepeda motor yang mereka kendarai mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin (2/6/2025) sore lalu.
Kecelakaan diduga disebabkan oleh rem motor yang tidak berfungsi, sehingga pengemudi kehilangan kendali dan menabrak pagar rumah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/07/68444098da7f0.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seorang Pria Tewas Tenggelam Saat Menyeberang Kali Cakung Megapolitan 7 Juni 2025
Seorang Pria Tewas Tenggelam Saat Menyeberang Kali Cakung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang pria asal Kampung Sawah ditemukan tenggelam saat menyeberangi Kali Cakung di Jalan Kali Cakung Drain, Semper Timur, Cilincing,
Jakarta Utara
, pada Sabtu (7/6/2025) pagi.
Pria berinisial G (55) tersebut terlihat menaiki perahu kecil atau getek untuk menyeberangi sungai.
“Saksi melihat korban menaiki kapal getek untuk menyeberang,” kata Kepala Pusdatin BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, dalam keterangannya, Sabtu.
Saat perahu sedang ditarik, korban tiba-tiba terjatuh dan tercebur ke dalam air. Warga yang berada di sekitar lokasi tidak melihat adanya upaya dari korban untuk keluar dari air.
“Saat getek sedang ditarik, korban tercebur dan tidak terlihat,” sambung Yohan.
Tim gabungan petugas pengendalian bencana (P2B) BPBD Jakarta, Basarnas, Disgulkarmat, PK3D, dan Satpol PP setempat langsung melakukan evakuasi.
Selain itu, pihak Koramil, Kelurahan Semper Timur, Polsek Cilincing, dan relawan juga terlibat dalam proses evakuasi.
Setelah pencarian yang berlangsung selama lima jam, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
“Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata Yohan.
BPBD Jakarta menerima laporan tentang kejadian ini pada pukul 09.00 WIB. Tim gabungan berhasil menemukan korban pada sore hari, tepatnya pukul 16.00 WIB.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/07/684445b7de13a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Datang Pakai Rompi Anti Peluru, Sri Mulyani Akui Baru Pertama Kali ke Nduga Regional 7 Juni 2025
Datang Pakai Rompi Anti Peluru, Sri Mulyani Akui Baru Pertama Kali ke Nduga
Tim Redaksi
NDUGA,KOMPAS.com
– Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku baru pertama kali melakukan kunjungan ke
Kabupaten Nduga
, Provinsi Papua Pegunungan, pada Sabtu (7/6/2025).
Dalam kunjungan ini, Menkeu didampingi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat Kementerian Pertahanan dan TNI.
Keduanya terlihat menggunakan rompi anti peluru, demikian pula para pejabat yang ikut serta ke Kabupaten Nduga.
Nduga, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan yang masuk dalam zona merah, sebab sering terjadi konflik bersenjata antara TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Sri Mulyani pun sempat menyebut, selama ini belum pernah ada Menteri Keuangan yang menginjakkan kaki di Kabupaten Nduga, di provinsi paling timur Indonesia ini.
Meski demikian, selama menjabat Menteri Keuangan baik di era Presiden Joko Widodo, hingga kini di era Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani telah mengunjungi beberapa daerah di Papua.
“Betul apa yang dikatakan
Pak
Menhan, mungkin belum ada Menteri Keuangan yang ke sini (Nduga) atau ke Papua.”
Pernyataan ini dia sampaikan saat memberikan sambutan di sela-sela kunjungan tersebut, seperti yang terlihat dalam video yang diterima
Kompas.com
, Sabtu malam.
“Saya sendiri sudah beberapa kali datang ke beberapa lokasi atau daerah di Papua, dan ini pertama kali saya ke Nduga,” kata dia lagi.
Menurut Sri Mulyani, dengan melihat langsung situasi dan kondisi pembangunan di Kabupaten Nduga, maka saat ini dia merasa bisa lebih memahami kondisi secara lebih baik.
“Karena kalau melihat hanya dari angka, maka tidak bisa melihat situasi dan tantangan yang dihadapi, seperti berbagai risiko, dan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian,” ungkap dia.
Sri Mulyani pun sempat mengucapkan terima kasih kepada Menhan, karena telah mengajaknya untuk melihat langsung situasi dan kondisi pembangunan di Kabupaten Nduga.
Diberitakan sebelumnya, Kunjungan Menkeu dan Menhan ke Kabupaten Nduga, untuk melihat langsung kondisi wilayah, serta mendukung upaya peningkatan keamanan, pendidikan, kesehatan dan pembangunan bagi masyarakat.
Dalam lawatan mereka ke Ibu Kota Keneyam, Menkeu dan Menhan menyambangi Pos Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, serta bertatap muka dengan jajaran Forkompimda.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/07/684416fb000b0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Sapi Kurban Megawati Seberat Lebih dari 1 Ton Disembelih di Blitar Surabaya 7 Juni 2025
2 Sapi Kurban Megawati Seberat Lebih dari 1 Ton Disembelih di Blitar
Tim Redaksi
BLITAR, KOMPAS.com
– Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri memberikan dua ekor sapi untuk dipotong sebagai hewan kurban di Kota dan Kabupaten Blitar.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kabupaten Blitar, Rijanto mengatakan, dua ekor sapi yang masing-masing berbobot lebih dari satu ton itu telah diserahkan kepada takmir masjid di Kota dan Kabupaten Blitar.
“Kemarin waktu berziarah ke Makam Bung Karno Ibu Mega memberikan hewan kurban bagi warga Kota dan Kabupaten Blitar,” ujar Rijanto saat ditemui di Kantor DPC PDI-P Kabupaten Blitar, Sabtu (7/6/2025).
Menurut Rijanto, dua ekor sapi tersebut telah secara simbolik diserahkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Said Abdullah, masing-masing kepada takmir Masjid Agung Kota Blitar dan takmir Masjid Darussalam, Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Bupati Blitar itu mengatakan, momen pemberian hewan kurban oleh Megawati itu menjadi istimewa karena dilakukan pada tanggal 6 Juni, bertepatan dengan Hari Lahir Bung Karno.
“Jadi Ibu Mega sendiri beranggapan bahwa ini merupakan kurban yang istimewa yang diberikan setelah berziarah ke makam Ayahanda di hari lahirnya,” tutur dia.
Kata Rijanto, pemotongan dua ekor sapi berjenis brahman itu dilakukan pagi hari ini, Sabtu.
“Pemotongan dua ekor sapi kurban dari Ibu Megawati Soekarnoputri sudah dilakukan hari ini tadi. Satu ekor di Kota dan satu ekor di Kabupaten Blitar,” ujar Rijanto.
Daging dari dua ekor sapi kurban tersebut, kata dia, telah dibagikan oleh takmir dari dua masjid di Kota dan Kabupaten Blitar kepada masyarakat yang berhak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/07/6844564e2228e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/09/14/66e52e0fea831.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/08/14/66bc7d1c78af9.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/09/20/66ed7e0ac2934.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/07/684415c50d8bf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/07/6844372813152.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)