Category: Kompas.com Metropolitan

  • Dedi Mulyadi ke Geng Motor Cirebon: Mau Dipenjara atau Dipesantrenkan?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        7 Juni 2025

    Dedi Mulyadi ke Geng Motor Cirebon: Mau Dipenjara atau Dipesantrenkan? Bandung 7 Juni 2025

    Dedi Mulyadi ke Geng Motor Cirebon: Mau Dipenjara atau Dipesantrenkan?
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , kembali menunjukkan pendekatan unik dan humanis dalam menangani persoalan sosial.
    Kali ini, ia mengunjungi Markas Polres
    Cirebon
    Kota untuk bertemu langsung dengan sejumlah anggota
    geng motor
    yang sebelumnya meresahkan warga dan merusak rumah di Blok Tumaritis, Kecamatan Weru, Cirebon.
    Didampingi Kapolres Cirebon Kota, Kombes Sumarni, Dedi mendatangi para pelaku yang sudah diamankan polisi, Sabtu malam (7/6/2025).
    Dalam pertemuan yang diunggah di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Dedi berdialog langsung dengan mereka yang terlibat, termasuk menanyai alasan mereka melakukan aksi pelemparan rumah.
    “Awalnya janjian berkelahi jam 3 subuh lewat Instagram,” ungkap salah satu pelaku yang masih berusia 20 tahun.
    Menanggapi hal itu, Dedi bertanya, “Kamu arahnya gimana sekarang? Mau ditahan? Mau disel (dipenjara)? Karena kamu sudah dewasa.”
    Saat pelaku mengaku tak ingin dipenjara, Dedi menimpali dengan nada tenang namun tegas, “Disel saja ya, daripada keluar bikin susah. Lempar rumah orang.”
    Tak hanya memberi peringatan, Dedi juga mengajak para pelaku memilih jalan hidup yang lebih baik. Ia menawarkan dua pilihan: dibawa ke pengadilan atau dipesantrenkan.
    “Mau dipesantrenkan atau di pengadilan (penjara)? Kalau mau pesantren, bisa dibawa ke pesantren milik Bu Kapolresta (Kapolresta Kombes Sumarni),” katanya, sambil mengusap rambut pelaku dengan gaya khasnya yang akrab namun mendidik.
    Lebih lanjut, Dedi juga menawarkan kesempatan kerja kepada pelaku.
    “Tapi kamu latihan dulu sama Bu Kapolres. Kalau kamu sudah bener, jadi petugas kebersihan di Pasar Trusmi. Tapi latihan dulu.”
    Tak hanya bertemu pelaku, Dedi juga menyempatkan diri mengunjungi rumah korban pelemparan geng motor.
    Ia melihat langsung kondisi rumah yang sebelumnya rusak akibat aksi brutal tersebut.
    Kapolresta Cirebon diketahui sudah mengganti kaca rumah yang pecah, sementara Dedi menambahkan bantuan tunai.
    Ia memberikan Rp 2,5 juta untuk pengecatan rumah, serta Rp 5 juta untuk pembangunan toilet bagi rumah korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap Empat Pelaku Curanmor di Kelapa Gading, Satu Masih Buron
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Polisi Tangkap Empat Pelaku Curanmor di Kelapa Gading, Satu Masih Buron Megapolitan 7 Juni 2025

    Polisi Tangkap Empat Pelaku Curanmor di Kelapa Gading, Satu Masih Buron
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Empat pencuri sepeda motor (curanmor) di area parkir ruko Gading Indah Raya,
    Kelapa Gading
    , Jakarta Utara, ditangkap pada Sabtu (7/6/2025) dini hari.
    Pelaku utama, yang berinisial H, ditangkap di Jalan Tipar Cakung, Cakung Barat, Jakarta Timur. Saat diinterogasi, H mengakui perbuatannya secara terbuka.
    “Pelaku mengakui telah melakukan
    pencurian sepeda motor
    merek Honda Vario,” kata Kapolsek Kelapa Gading Komisaris Seto Handoko Putra, dalam keterangannya, Sabtu.
    Namun, sepeda motor yang dicuri pelaku sudah dijual dengan harga Rp 4.000.000 sebelum ia ditangkap.
    Pencurian bermula ketika korban memarkirkan sepeda motornya di parkiran ruko Gading Indah Raya pada pukul 05.40 WIB sebelum pergi bekerja ke Mall Kelapa Gading.
    Menurut pengakuan korban, ia sempat melihat seorang pria tidak dikenal membuka pintu parkiran.
    “Saat itu, yang membuka
    rolling door
    parkiran adalah seorang laki-laki yang tidak dikenal atau tidak pernah dilihat sebelumnya oleh korban,” jelas Seto.
    Setelah selesai bekerja dan kembali ke parkiran pada sore harinya, korban terkejut karena sepeda motornya sudah hilang.
    Ketika ditanya kepada petugas parkir yang berjaga, saksi mengaku tidak melihat keberadaan sepeda motor korban sejak awal jaga pada pukul 07.00 WIB.
    “Saksi mulai jaga pukul 07.00 WIB dan menurut keterangan saksi,
    rolling door
    parkiran memang tidak pernah terkunci,” lanjut Seto.
    Saksi lainnya mengungkapkan, ia melihat dua pria menarik sepeda motor keluar dari area parkir tersebut. Namun, saksi tidak curiga karena menganggap motor tersebut sedang mogok.
    “Menurut saksi 1, motor yang didorong tersebut disangka sedang mogok,” tambah Seto.
    Selain H, polisi juga menangkap tiga pelaku lainnya, yaitu M (43), J (40), dan J (48). Ketiganya terbukti membantu menjual sepeda motor hasil curian atau menjadi penadah.
    Sementara itu, seorang pelaku lainnya berinisial D, yang juga membantu H membawa kabur sepeda motor, kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
    Pelaku utama H dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dan terancam hukuman penjara maksimal tujuh tahun.
    Sedangkan tiga pelaku lainnya dijerat dengan Pasal 480 KUHP tentang penadahan dan terancam hukuman penjara paling lama empat tahun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa? 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Juni 2025

    Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa? Surabaya 7 Juni 2025

    Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa?
    Tim Redaksi
    PROBOLINGGO, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengimbau wisatawan yang hendak menuju kawasan Gunung Bromo agar tidak lagi menggunakan sepeda
    motor matic
    .
    Imbauan ini dikeluarkan menyusul tingginya angka kecelakaan yang melibatkan motor matic di jalur wisata tersebut, bahkan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
    Imbauan ini resmi dikeluarkan pada liburan Idul Adha 2025, yang disampaikan lewat pemasangan
    banner
    sosialiasi bertuliskan ”
    Jangan Sampai Liburan Berujung Petaka, Hindari Penggunaan Motor Matic di TNBTS
    “.
    Banner
    dilengkapi dengan foto dua motor matic yang mengalami
    kecelakaan di Bromo
    .
    Di bawah foto motor matic itu disematkan kalimat ”
    Motor Matic Tidak Dirancang untuk Jalanan Curam dan Turunan Ekstrem seperti di Kawasan Bromo, Gunakan Motor Manual untuk Keselamatan Anda”
    .
    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto menyatakan, imbauan tersebut berlaku di jalur utama menuju Bromo, khususnya di wilayah Kecamatan Sukapura.
    Imbauan ini merupakan hasil evaluasi dari Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) yang difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat.
    “Seringkali kecelakaan terjadi karena penggunaan motor matic di jalur ekstrem seperti tanjakan dan turunan curam di kawasan Bromo. Sistem pengereman dan traksi motor matic tidak memadai untuk medan seperti ini,” ujar Edy, Sabtu (7/6/2025).
    Edy menambahkan, dalam evaluasi terakhir ditemukan bahwa motor matic tidak dirancang untuk menghadapi medan berat, sehingga berpotensi menyebabkan rem blong dan kecelakaan lainnya.
    Sebagai langkah antisipasi, Dinas Perhubungan telah memasang spanduk sosialisasi di berbagai titik strategis jalur utama menuju Bromo.
    Seorang wisatawan, Surya (30), yang memilih naik motor manual saat berkunjung ke Bromo, mengaku merasa lebih aman.
     
    Ia menyatakan, motor manual mampu menghadapi medan berat karena sistem gigi dan
    engine brake
    -nya dapat diatur sesuai kondisi jalan.
    “Motor manual lebih kuat menanjak dan bisa menggunakan
    engine brake
    untuk pengereman, jadi tidak harus mengandalkan rem saja,” ujar dia.
    Dinas Perhubungan berharap, dengan imbauan ini, wisatawan dapat lebih berhati-hati dan memilih kendaraan yang sesuai agar keselamatan tetap terjaga selama berwisata ke kawasan Bromo.
    Diberitakan sebelumnya, dua wanita meninggal dunia setelah sepeda motor yang mereka kendarai mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin (2/6/2025) sore lalu.
    Kecelakaan diduga disebabkan oleh rem motor yang tidak berfungsi, sehingga pengemudi kehilangan kendali dan menabrak pagar rumah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Orangtua Korban Perundungan SDN Pondok Gede Bekasi Kecewa dengan Sikap Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Orangtua Korban Perundungan SDN Pondok Gede Bekasi Kecewa dengan Sikap Sekolah Megapolitan 7 Juni 2025

    Orangtua Korban Perundungan SDN Pondok Gede Bekasi Kecewa dengan Sikap Sekolah
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Gede, Kota Bekasi, yang menjadi korban
    perundungan
    , menyayangkan sikap pihak sekolah yang terkesan berpihak kepada terduga pelaku.
    Ibu korban, yang berinisial A, mengungkapkan sebelum ia memutuskan untuk membuka kasus putranya ke publik, pihak sekolah tidak menunjukkan perhatian yang cukup terhadap anaknya.
    “Setelah itu baru mau menemui, sebelumnya justru menemui pelaku, tapi sekarang juga enggak komunikatif,” ujar A kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (7/6/2025).
    A juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah kurang peka terhadap kondisi korban dan keluarganya.
    Bahkan, pihak sekolah sempat menawarkan penyelesaian kasus secara kekeluargaan, meskipun tawaran tersebut akhirnya diterima oleh keluarga korban.
    “Untuk biaya saya tanggung, tapi kami minta keadilannya,” tegas A.
    Terkait sanksi yang diberikan, A menjelaskan, pelaku utama perundungan telah dipindahkan ke sekolah lain. Sedangkan tiga pelaku lainnya hanya dipindahkan ke kelas yang berbeda, atas permintaan dirinya.
    “Kalau pelaku utamanya itu pindah sekolah, tiganya masih bertahan, hanya pindah kelas, itu pun atas permintaan saya,” kata A.
    Kini, A berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini, mengingat putranya mengalami trauma mendalam akibat dirundung dan dipalak oleh para pelaku.
    “Kami berharap
    Pemkot Bekasi
    turun tangan, dan saya sudah DM Pak Wali (Tri Adhianto) dan Pak Gubernur (Dedi Mulyadi),” imbuh A.
    Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, langsung menawarkan bantuan hukum kepada keluarga korban.
    Tri juga meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk memberikan pendampingan terhadap korban.
    “KPAD juga sudah saya minta turun untuk memberikan pendampingan dan edukasi. Kami juga sudah menawarkan pendampingan hukum kepada keluarga korban,” kata Tri.
    Tri berjanji akan mengerahkan tim psikolog untuk membantu memulihkan mental korban. Proses pemulihan ini direncanakan berlangsung lebih dari 15 sesi pertemuan, mengingat usia korban yang masih di bawah umur.
    “Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap korban dan pelaku agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan trauma,” ujar Tri.
    “Karena di bawah umur, maka pemulihan mental tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu lebih dari 15 kali pertemuan,” tambahnya.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa seorang siswa
    SDN Pondok Gede
    , Kota Bekasi, menjadi korban perundungan oleh empat temannya di sebuah ruang kelas pada Jumat (16/5/2025).
    Akibat perundungan tersebut, korban yang berusia 10 tahun mengalami memar di beberapa bagian tubuh dan pergeseran tulang di bagian pundak.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar A.
    A menjelaskan, peristiwa tersebut berawal ketika ia mengingatkan putranya untuk menjauhi teman-teman yang kerap memalak pada 15 Mei 2025.
    Keesokan harinya, korban menuruti saran ibunya dengan menolak ajakan keempat temannya untuk bertemu.
    Penolakan itu membuat para pelaku marah. Salah satu dari mereka langsung menampar korban.
    Dalam kondisi ketakutan, korban dibawa oleh keempat pelaku ke ruang kelas di lantai atas sekolah. Setibanya di sana, dua pelaku mengunci pintu, sementara dua lainnya melakukan kekerasan kepada korban.
    “Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata A.
    Setelah kejadian, korban melapor kepada orang tuanya, dan A langsung mengadukan hal tersebut kepada pihak sekolah.
    Pihak sekolah kemudian memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan para pelaku, yang menghasilkan kesepakatan untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Keluarga pelaku juga berjanji untuk membiayai pengobatan korban.
    Namun, beberapa hari setelah mediasi, A mengaku kecewa karena janji tersebut tidak ditepati.
    Hingga kini, biaya pengobatan anaknya yang mencapai sekitar Rp 400.000-Rp 500.000, belum juga dibayarkan, ditambah biaya ortopedi.
    A berharap keluarga pelaku bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan anaknya.
    “Ini hanya perlu terapi biar tulangnya itu balik ke semula lagi karena dia masih kecil kan, intinya mau ada tanggung jawab,” imbuh A.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku Utama Perundungan Siswa SD di Bekasi Pindah Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Pelaku Utama Perundungan Siswa SD di Bekasi Pindah Sekolah Megapolitan 7 Juni 2025

    Pelaku Utama Perundungan Siswa SD di Bekasi Pindah Sekolah
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Terduga pelaku utama perundungan terhadap seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Pondok Gede, Kota Bekasi, dilaporkan telah pindah sekolah.
    Sementara itu, tiga pelaku lainnya hanya disanksi pindah kelas, dan seluruh terduga pelaku merupakan teman satu kelas korban.
    “Pelaku utamanya sudah pindah sekolah, sementara tiga lainnya masih bertahan namun dipindah kelas, itu pun atas permintaan saya,” kata ibu korban yang berinisial A, Sabtu (7/6/2025).
    A mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pihak sekolah yang dianggap berpihak pada para pelaku.
    Sebelum kasus ini dibawa ke publik, A merasa pihak sekolah tidak menunjukkan kepedulian terhadap anaknya.
    “Setelah itu baru mau menemui. Sebelumnya justru menemui pelaku, tapi sekarang juga enggak komunikatif,” keluhnya.
    Menurut A, pihak sekolah juga dianggap tidak peka terhadap kondisi korban dan keluarganya.
    Bahkan, pihak sekolah sempat menawarkan penyelesaian kasus secara kekeluargaan meskipun akhirnya tawaran tersebut diterima oleh keluarga korban.
    “Untuk biaya saya tanggung, tapi kami minta keadilannya,” tegasnya.
    Kini, A berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini, terutama karena putranya kini menghadapi trauma mendalam akibat perundungan dan pemalakan yang dilakukan oleh para pelaku.
    “Kami berharap Pemkot Bekasi turun tangan, dan saya sudah DM Pak Wali (Tri Adhianto) dan Pak Gubernur (Dedi Mulyadi),” imbuhnya.
    Menanggapi hal ini, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, langsung menawarkan bantuan hukum kepada keluarga korban.
    Tri juga meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk turun tangan memberikan pendampingan dan edukasi kepada korban.
    “KPAD juga sudah saya minta turun untuk memberikan pendampingan dan edukasi. Kami juga sudah menawarkan pendampingan hukum kepada keluarga korban,” kata Tri.
    Tri juga berjanji akan menerjunkan tim psikolog untuk membantu memulihkan mental korban dan pelaku.
    “Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap korban dan pelaku agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan trauma,” ujar Tri.
    Proses pemulihan mental ini direncanakan akan berlangsung lebih dari 15 sesi pertemuan, mengingat usia para pelaku dan korban yang masih di bawah umur.
    “Karena di bawah umur, maka pemulihan mental tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu lebih dari 15 kali pertemuan,” tambahnya.
    Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SDN di Pondok Gede, Kota Bekasi, diduga menjadi korban perundungan oleh empat temannya di sebuah ruang kelas pada Jumat (16/5/2025).
    Akibat kejadian tersebut, korban yang berusia 10 tahun mengalami memar di beberapa bagian tubuh dan pergeseran tulang di bagian pundak.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar ibu korban, A, saat dikonfirmasi.
    A menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika ia mengingatkan putranya untuk menjauhi teman-teman yang sering memalak pada 15 Mei 2025.
    Keesokan harinya, korban menuruti saran ibunya dengan menolak ajakan empat temannya untuk bertemu. Penolakan itu membuat para pelaku marah. Salah satu dari mereka pun langsung menampar korban.
    Dalam kondisi ketakutan, korban kemudian dibawa oleh keempat pelaku ke sebuah ruang kelas di lantai atas sekolah. Setibanya di sana, dua pelaku mengunci pintu, sementara dua lainnya melakukan kekerasan terhadap korban.
    “Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata A.
    Setelah kejadian tersebut, korban segera melapor kepada orang tuanya, dan ibu korban pun langsung mengadukan hal tersebut kepada pihak sekolah. Pihak sekolah kemudian memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan para pelaku.
    Hasil dari mediasi menyatakan bahwa masalah akan diselesaikan secara kekeluargaan. Keluarga pelaku juga berjanji untuk membiayai pengobatan korban.
    Namun, beberapa hari setelah mediasi, A mengaku kecewa karena janji tersebut tidak ditepati. Hingga kini, biaya pengobatan anaknya belum dibayarkan.
    “Belum terbayar itu sekitar Rp 400.000-Rp 500.000 dan itu belum biaya ortopedi,” ujarnya.
    A berharap keluarga pelaku bertanggung jawab untuk menanggung seluruh biaya pengobatan anaknya.
    “Ini hanya perlu terapi biar tulangnya itu balik ke semula lagi karena dia masih kecil kan, intinya mau ada tanggung jawab,” imbuhnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seorang Pria Tewas Tenggelam Saat Menyeberang Kali Cakung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Seorang Pria Tewas Tenggelam Saat Menyeberang Kali Cakung Megapolitan 7 Juni 2025

    Seorang Pria Tewas Tenggelam Saat Menyeberang Kali Cakung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang pria asal Kampung Sawah ditemukan tenggelam saat menyeberangi Kali Cakung di Jalan Kali Cakung Drain, Semper Timur, Cilincing,
    Jakarta Utara
    , pada Sabtu (7/6/2025) pagi.
    Pria berinisial G (55) tersebut terlihat menaiki perahu kecil atau getek untuk menyeberangi sungai.
    “Saksi melihat korban menaiki kapal getek untuk menyeberang,” kata Kepala Pusdatin BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, dalam keterangannya, Sabtu.
    Saat perahu sedang ditarik, korban tiba-tiba terjatuh dan tercebur ke dalam air. Warga yang berada di sekitar lokasi tidak melihat adanya upaya dari korban untuk keluar dari air.
    “Saat getek sedang ditarik, korban tercebur dan tidak terlihat,” sambung Yohan.
    Tim gabungan petugas pengendalian bencana (P2B) BPBD Jakarta, Basarnas, Disgulkarmat, PK3D, dan Satpol PP setempat langsung melakukan evakuasi.
    Selain itu, pihak Koramil, Kelurahan Semper Timur, Polsek Cilincing, dan relawan juga terlibat dalam proses evakuasi.
    Setelah pencarian yang berlangsung selama lima jam, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
    “Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata Yohan.
    BPBD Jakarta menerima laporan tentang kejadian ini pada pukul 09.00 WIB. Tim gabungan berhasil menemukan korban pada sore hari, tepatnya pukul 16.00 WIB.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Telusuri Identitas Pelaku yang Kalungkan Celurit ke Wanita di Depok Lewat CCTV
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Polisi Telusuri Identitas Pelaku yang Kalungkan Celurit ke Wanita di Depok Lewat CCTV Megapolitan 7 Juni 2025

    Polisi Telusuri Identitas Pelaku yang Kalungkan Celurit ke Wanita di Depok Lewat CCTV
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Polisi sedang mengidentifikasi terduga pelaku yang mengancam seorang wanita dengan senjata tajam celurit di sebuah
    restoran cepat saji
    di Jalan RTM, Kelapa Dua, Cimanggis, Kota Depok.
    Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (2/6/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.
    “Sedang kita cari,” ujar Kapolsek Cimanggis Komisaris Jupriono, kepada K
    ompas.com,
    Sabtu (7/6/2025).
    Jupriono menjelaskan, polisi telah memeriksa sejumlah rekaman kamera closed circuit television (CCTV) di sekitar lokasi kejadian.
    “Sudah kami tindaklanjuti, kami cek CCTV di sekitar (TKP),” tuturnya.
    Berdasarkan hasil penyelidikan di lokasi, Jupriono menyatakan,
    korban tidak mengalami kerugian
    dalam insiden tersebut.
    Meski demikian, Jupriono menegaskan, polisi akan tetap melanjutkan penyelidikan kasus ini, termasuk upaya untuk mengidentifikasi pelaku.
    “Namun demikian kami tetap lakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut,” ucapnya.
    Dalam rekaman CCTV yang berhasil diperoleh, terlihat bahwa korban datang ke restoran bersama seorang rekannya.
    Saat dua karyawan restoran sedang melayani pesanan, tiba-tiba seorang pria tak dikenal mendekati korban dari arah belakang dan langsung mengalungkan celurit ke lehernya.
    “HP serahin, HP,” ujar pelaku, sebagaimana terekam dalam video.
    Dalam keadaan panik dan ketakutan, korban sempat meminta tolong, tetapi pelaku melarikan diri sebelum berhasil merampas ponsel korban.
    Dari hasil
    penyelidikan polisi
    , diketahui bahwa pelaku berjumlah dua orang dan menggunakan sepeda motor untuk melarikan diri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Datang Pakai Rompi Anti Peluru, Sri Mulyani Akui Baru Pertama Kali ke Nduga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Datang Pakai Rompi Anti Peluru, Sri Mulyani Akui Baru Pertama Kali ke Nduga Regional 7 Juni 2025

    Datang Pakai Rompi Anti Peluru, Sri Mulyani Akui Baru Pertama Kali ke Nduga
    Tim Redaksi
    NDUGA,KOMPAS.com 
    – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku baru pertama kali melakukan kunjungan ke
    Kabupaten Nduga
    , Provinsi Papua Pegunungan, pada Sabtu (7/6/2025).
    Dalam kunjungan ini, Menkeu didampingi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat Kementerian Pertahanan dan TNI.
    Keduanya terlihat menggunakan rompi anti peluru, demikian pula para pejabat yang ikut serta ke Kabupaten Nduga.
    Nduga, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan yang masuk dalam zona merah, sebab sering terjadi konflik bersenjata antara TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
    Sri Mulyani pun sempat menyebut, selama ini belum pernah ada Menteri Keuangan yang menginjakkan kaki di Kabupaten Nduga, di provinsi paling timur Indonesia ini.
    Meski demikian, selama menjabat Menteri Keuangan baik di era Presiden Joko Widodo, hingga kini di era Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani telah mengunjungi beberapa daerah di Papua.
    “Betul apa yang dikatakan
    Pak
    Menhan, mungkin belum ada Menteri Keuangan yang ke sini (Nduga) atau ke Papua.”
    Pernyataan ini dia sampaikan saat memberikan sambutan di sela-sela kunjungan tersebut, seperti yang terlihat dalam video yang diterima
    Kompas.com
    , Sabtu malam.
    “Saya sendiri sudah beberapa kali datang ke beberapa lokasi atau daerah di Papua, dan ini pertama kali saya ke Nduga,” kata dia lagi.
    Menurut Sri Mulyani, dengan melihat langsung situasi dan kondisi pembangunan di Kabupaten Nduga, maka saat ini dia merasa bisa lebih memahami kondisi secara lebih baik.
    “Karena kalau melihat hanya dari angka, maka tidak bisa melihat situasi dan tantangan yang dihadapi, seperti berbagai risiko, dan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian,” ungkap dia.
    Sri Mulyani pun sempat mengucapkan terima kasih kepada Menhan, karena telah mengajaknya untuk melihat langsung situasi dan kondisi pembangunan di Kabupaten Nduga.
    Diberitakan sebelumnya, Kunjungan Menkeu dan Menhan ke Kabupaten Nduga, untuk melihat langsung kondisi wilayah, serta mendukung upaya peningkatan keamanan, pendidikan, kesehatan dan pembangunan bagi masyarakat.
    Dalam lawatan mereka ke Ibu Kota Keneyam, Menkeu dan Menhan menyambangi Pos Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, serta bertatap muka dengan jajaran Forkompimda.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Sapi Kurban Megawati Seberat Lebih dari 1 Ton Disembelih di Blitar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Juni 2025

    2 Sapi Kurban Megawati Seberat Lebih dari 1 Ton Disembelih di Blitar Surabaya 7 Juni 2025

    2 Sapi Kurban Megawati Seberat Lebih dari 1 Ton Disembelih di Blitar
    Tim Redaksi
    BLITAR, KOMPAS.com
    – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri memberikan dua ekor sapi untuk dipotong sebagai hewan kurban di Kota dan Kabupaten Blitar.
    Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kabupaten Blitar, Rijanto mengatakan, dua ekor sapi yang masing-masing berbobot lebih dari satu ton itu telah diserahkan kepada takmir masjid di Kota dan Kabupaten Blitar.
    “Kemarin waktu berziarah ke Makam Bung Karno Ibu Mega memberikan hewan kurban bagi warga Kota dan Kabupaten Blitar,” ujar Rijanto saat ditemui di Kantor DPC PDI-P Kabupaten Blitar, Sabtu (7/6/2025).
    Menurut Rijanto, dua ekor sapi tersebut telah secara simbolik diserahkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Said Abdullah, masing-masing kepada takmir Masjid Agung Kota Blitar dan takmir Masjid Darussalam, Kanigoro, Kabupaten Blitar.
    Bupati Blitar itu mengatakan, momen pemberian hewan kurban oleh Megawati itu menjadi istimewa karena dilakukan pada tanggal 6 Juni, bertepatan dengan Hari Lahir Bung Karno.
    “Jadi Ibu Mega sendiri beranggapan bahwa ini merupakan kurban yang istimewa yang diberikan setelah berziarah ke makam Ayahanda di hari lahirnya,” tutur dia.
    Kata Rijanto, pemotongan dua ekor sapi berjenis brahman itu dilakukan pagi hari ini, Sabtu.
    “Pemotongan dua ekor sapi kurban dari Ibu Megawati Soekarnoputri sudah dilakukan hari ini tadi. Satu ekor di Kota dan satu ekor di Kabupaten Blitar,” ujar Rijanto.
    Daging dari dua ekor sapi kurban tersebut, kata dia, telah dibagikan oleh takmir dari dua masjid di Kota dan Kabupaten Blitar kepada masyarakat yang berhak.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Pesawat yang Bawa Menkeu dan Menhan ke Nduga Jadi Target TPNPB-OPM, Ditetapkan DPO
                        Regional

    1 Pesawat yang Bawa Menkeu dan Menhan ke Nduga Jadi Target TPNPB-OPM, Ditetapkan DPO Regional

    Pesawat yang Bawa Menkeu dan Menhan ke Nduga Jadi Target TPNPB-OPM, Ditetapkan DPO
    Tim Redaksi
    NDUGA, KOMPAS.com –
    Pesawat sipil dengan register PK-ELM milik PT Elang Nusantara Air yang menerbangan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin ke Kabupaten
    Nduga
    , Papua Pegunungan, Sabtu (7/6/2025) kini menjadi target bagi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-
    OPM
    ).
    Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan, pesawat yang dimaksud bersama pilot dan co-pilot menjadi target bagi pasukan
    TPNPB-OPM
    karena sebelumnya digunakan untuk mendropping Panglima Kogabwilhan III, Lenan Jenderal (Letjen) TNI Bambang Trisnohadi dan pasukannya.
    “Pesawat sipil dengan nomor penerbangan PK-ELM Elang Nusantara Air yang diterbangkan dari Timika ke Nduga, ditetapkan sebagai DPO oleh TPNPB-OPM,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu sore.
    Sebby menambahkan, pesawat ini menjadi target utama jika memasuki wilayah konflik bersenjata di seluruh tanah Papua.
    “Pesawat beserta pilot dan co-pilot telah memasuki wilayah yang kami tetapkan sebagai zona perang dengan pasukan militer Indonesia,” ujarnya.
    Diberitakan sebelumnya bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (7/6/2025).
    Kunjungan kedua Menteri Presiden Prabowo ini untuk melihat langsung kondisi wilayah serta mendukung upaya peningkatan keamanan, pendidikan, kesehatan dan pembangunan bagi masyarakat.
    Dalam lawatan mereka ke Ibu Kota Keneyam, Menkeu dan Menhan menyambangi Pos Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku serta bertatap muka dengan jajaran Forkompimda, yakni Wakil Bupati Nduga Yoas Beon, Plt Sekda Nduga, Ketua DPRD, serta sejumlah kepala OPD turut hadir dalam pertemuan tersebut dan berbagai pihak keamanan yang ada di Kabupaten Nduga.
    Dalam kunjungan ke Nduga, Menkeu dan Menhan serta rombongan mengenakan rompi anti peluru sebagai bentuk pengamanan, karena tingginya risiko keamanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.