Category: Kompas.com Metropolitan

  • Usaha Kuliner Beromzet di Atas Rp 15 Juta di Kota Malang Dikenakan Pajak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Usaha Kuliner Beromzet di Atas Rp 15 Juta di Kota Malang Dikenakan Pajak Regional 15 Juni 2025

    Usaha Kuliner Beromzet di Atas Rp 15 Juta di Kota Malang Dikenakan Pajak
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com –
    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
    Kota Malang
    menaikkan ambang batas omzet bebas pajak bagi pelaku usaha makanan dan minuman (mamin).
    Batas yang semula Rp 5 juta per bulan kini ditingkatkan menjadi Rp 15 juta per bulan.
    Anggota
    DPRD Kota Malang
    , Indra Permana, mengatakan bahwa perubahan angka menjadi Rp 15 juta telah melalui pembahasan bersama Panitia Khusus (Pansus) Perubahan Perda Pajak dan Retribusi Daerah.
    “Ini merupakan angka yang paling realistis. Penetapan ini bukan tanpa alasan, melainkan hasil dari pertimbangan mendalam yang melibatkan para ahli, perwakilan pelaku usaha, dan komunitas UMKM di Kota Malang,” kata Indra Permana pada Minggu (15/6/2025).
    Menurut Indra, keputusan ini diambil berdasarkan prinsip keseimbangan yang cermat.
    Dikatakannya, kebijakan ini telah menunjukkan keberpihakan pemerintah yang jelas kepada pengusaha kecil.
    Di sisi lain, kebijakan ini dirancang agar tidak membahayakan kondisi fiskal dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.
    “Penting bagi kami untuk tidak mengorbankan kondisi fiskal daerah hanya demi satu fokus. Keseimbangan ini adalah kunci, dan syukurlah seluruh anggota pansus memiliki visi yang sama,” katanya.
    Kebijakan baru ini akan membebaskan sekitar 931 pelaku usaha dari kewajiban pajak.
    Meski begitu, pihaknya tetap optimistis PAD tidak akan menurun drastis.
    Sebelumnya, Bapenda Kota Malang telah memproyeksikan potensi kehilangan pendapatan dari kebijakan ini bisa mencapai Rp 4,6 miliar.
    Meski demikian, pihaknya meyakini Bapenda telah menyiapkan strategi yang efektif untuk menjaga stabilitas penerimaan daerah.
    “Kami sangat yakin Bapenda bisa menangani ini. Kapasitas mereka sudah teruji selama pembahasan, dan kami bahkan optimistis PAD akan tetap meningkat ke depan,” tambah Indra.
    Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa kesepakatan antara legislatif dan eksekutif mengenai rancangan peraturan ini sudah hampir final.
    Ia menekankan satu hal penting terkait implementasi teknis dari perda ini harus dituangkan dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) yang dievaluasi secara tahunan.
    “Secara umum sudah selesai. Perhatian utama saya adalah Perwal sebagai tindak lanjut teknis harus ada setiap tahun,” kata Wahyu.
    Hal ini sejalan dengan rekomendasi Pansus yang menyebutkan bahwa kebijakan ini akan terus dipantau.
    Jika di masa depan kondisi ekonomi berubah, hasil evaluasi akan menjadi dasar untuk melakukan revisi lebih lanjut.
    Sebagai informasi, ketentuan sebelumnya menetapkan batas omzet wajib pajak Rp 5 juta diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2010 dan diperkuat dalam Perda Nomor 4 Tahun 2023.
    Perubahan yang ada saat ini menandai langkah baru dalam kebijakan fiskal Kota Malang yang diharapkan lebih berpihak pada pertumbuhan usaha mikro dan kecil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sambut Hari Penyu Sedunia, Komunitas Pecinta Satwa Polman Gelar Festival Penyu di Pesisir Mampie
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Sambut Hari Penyu Sedunia, Komunitas Pecinta Satwa Polman Gelar Festival Penyu di Pesisir Mampie Regional 15 Juni 2025

    Sambut Hari Penyu Sedunia, Komunitas Pecinta Satwa Polman Gelar Festival Penyu di Pesisir Mampie
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com – 
    Menyambut
    Hari Penyu Sedunia
    , komunitas pemerhati lingkungan hidup Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menggelar
    Festival Penyu
    di pesisir Pantai Mampie.
    Kegiatan ini bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan lingkungan serta mendorong upaya pelestarian penyu dan hewan laut lainnya dari ancaman kepunahan akibat ulah predator.
    Inilah kemeriahan Festival Penyu 2025 yang digelar oleh
    Komunitas Sahabat Penyu
    di pesisir Pantai Mampie Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Minggu (15/6/2025).
    Kegiatan dengan tema “Penyu Pulang, Harapan Datang” ini berlangsung selama tiga hari, sejak tanggal 13 hingga 15 Juni 2025, di kawasan konservasi Rumah Penyu Mampie.
    Kegiatan ini digelar untuk menyambut Hari Penyu Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Juni setiap tahunnya.
    Festival Penyu ini merupakan yang keenam kalinya sejak 2019 dan telah menjadi event tahunan.
    Dalam festival ini, berbagai kegiatan digelar panitia, seperti menanam pohon mangrove, melepas penyu dan tukik, lomba balap perahu nelayan tradisional, kemah konservasi, diskusi konservasi, lomba mewarnai anak-anak, wisata susur sungai, serta beberapa kegiatan terkait upaya penyelamatan lingkungan lainnya.
    Kegiatan yang secara resmi dibuka oleh Bupati Polewali Mandar, Samsul Mahmud, ini ditandai dengan penanaman mangrove dan pelepasan ratusan ekor tukik ke habitat aslinya sebagai simbol pelestarian penyu di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir Pantai Sulawesi Barat.
    Ratusan warga dan peserta dari berbagai daerah ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
    Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat, bukan hanya diikuti warga lokal yang terlibat dalam festival ini, tetapi juga peserta dari mancanegara, yaitu Amerika Serikat, yang turut berpartisipasi.
    Selain itu, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi yang membahas soal penyu serta memberi edukasi kepada peserta tentang cara menjaga penyu dari kepunahan, menyelamatkan telur penyu dari ancaman predator, serta mengenalkan berbagai jenis penyu dan hewan laut lainnya.
    Bupati Polewali Mandar, Samsul Mahmud, mengatakan kegiatan ini sangat baik untuk didukung penuh dalam upaya
    pelestarian lingkungan
    demi meningkatkan minat aktivis dan penggiat lingkungan dalam melestarikan lingkungan dan satwa laut, khususnya di wilayah pesisir Polewali Mandar.
    Pemerintah daerah melalui dinas terkait akan terus melakukan komunikasi dengan Kementerian Pariwisata untuk mendorong agar Festival Penyu ini juga mendapat dukungan dari kementerian sehingga dapat masuk dalam agenda kalender tahunan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
    Samsul Mahmud, Bupati Polman, mengatakan, “Ke depannya, melalui dinas terkait, Pemda akan terus melakukan komunikasi dengan Kementerian Pariwisata untuk terus mendorong agar Festival Penyu ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah,” jelas bupati.
    Ketua Sahabat Penyu, Muhammad Yusri, mengatakan, kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk mengkampanyekan isu lingkungan hidup serta mendorong upaya pelestarian penyu dan hewan laut lainnya dari ancaman kepunahan.
    “Ini adalah bagian dari upaya kampanye untuk terus mendorong penyelamatan lingkungan dan pelestarian satwa laut dari ancaman kepunahan,” jelas Muh. Yusri, Ketua Sahabat Penyu.
    Yusri berharap dengan adanya kegiatan ini, peserta dapat mengedukasi masyarakat lain agar tidak lagi melakukan perburuan liar terhadap satwa laut seperti penyu yang telah hampir punah ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur Regional 15 Juni 2025

    Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com

    Gubernur Banten

    Andra Soni
    akan memanfaatkan lahan kosong di pinggir jalan tol menjadi kebun jagung.
    Langkah itu dilakukan guna meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten.
    “Kami juga berencana untuk program menanam jagung di kanan kiri jalan tol. Itu sebagai bagian dari upaya kita membangun semangat, membangun keyakinan bahwa
    ketahanan pangan
    merupakan sebuah keharusan, dan segala potensi akan kita optimalkan,” kata Andra melalui keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025).
    Dikatakan Andra, program yang diberi nama Kanan Kiri Jalan Tol (
    KAKIJATOL
    )
    Tanam Jagung
    juga dalam rangka menangkap peluang dalam kesejahteraan para petani.
    Apalagi, lanjut Andra, ada 16 perusahaan pakan ternak yang bahan bakunya jagung disuplai dari wilayah Provinsi Banten.
    “Dari data yang kita punya, bahwa Provinsi Banten baru menyuplai 3,3 persen dari kebutuhan industri itu,” ujar dia.
    “Maka ini peluang bagi Provinsi Banten. Bagi ketahanan pangan di Provinsi Banten serta peluang juga untuk kesejahteraan petani di Provinsi Banten,” sambung Andra.
    Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M. Tauchid menambahkan, peluang besar peningkatan produksi jagung harus ditangkap dengan sebaik mungkin.
    Termasuk memanfaatkan lahan kosong di pinggir tol dari mulai Balaraja hingga Serang Timur.
    “Untuk tahap awal di kaki jalan tol itu dari rest area Balaraja sampai rest area Serang Timur. Kalau ini berhasil kita akan masuk ke daerah darat,” kata Agus.
    Dikatakan Agus, kebutuhan jagung di Provinsi Banten mencapai 4.000 ton per harinya untuk sektor industri pakan ternak.
    Saat ini, lanjut Agus, produksi jagung di Provinsi Banten baru mencapai sekitar 120.000 ton per tahun.
    “Sehingga dengan program penanaman jagung di kanan kiri jalan tol tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten,” tandas Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motor Bonceng Tiga Tabrak Truk di Bogor, Dua Tewas dan Satu Luka Berat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Motor Bonceng Tiga Tabrak Truk di Bogor, Dua Tewas dan Satu Luka Berat Regional 15 Juni 2025

    Motor Bonceng Tiga Tabrak Truk di Bogor, Dua Tewas dan Satu Luka Berat
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Kecelakaan maut
    terjadi di Jalan Raya Prada Samlawi, Kampung Warung Sawah, Desa Rumpin, Kecamatan Rumpin, Kabupaten
    Bogor
    , Jawa Barat, pada Sabtu (14/6/2025) malam sekitar pukul 20.50 WIB.
    Insiden ini melibatkan sepeda motor Yamaha Mio 125 dengan tiga orang penumpang dan sebuah truk bernomor polisi F 8855 MC yang sedang berhenti di badan jalan.
    Akibat kecelakaan tersebut, dua orang meninggal dunia di tempat kejadian, dan satu lainnya mengalami luka berat.
    “Korban adalah pengendara Mio yang bonceng tiga, 2 tewas inisial DM dan MHB, sementara yang 1 luka berat inisial ZH,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor, Ipda Ferdhyan Mulya, kepada Kompas.com, Minggu (15/6/2025).
    Ferdhyan menjelaskan bahwa sepeda motor dengan nomor polisi F 4800 KN datang dari arah Cicangkal menuju Rumpin.
    Saat tiba di lokasi kejadian, pengendara motor yang diketahui berinisial DM menabrak bagian belakang kanan truk.
    “Truk itu sedang berhenti di badan jalan sebelah kiri karena mengalami trouble radiator,” ujarnya.
    Diduga pengendara motor tidak waspada sehingga tidak sempat menghindari truk yang sedang berhenti tersebut.
    DM mengalami luka parah di bagian kepala dan meninggal dunia di tempat. Jenazah korban kemudian dibawa ke Puskesmas Rumpin dan diserahkan ke pihak keluarga.
    Penumpang lainnya, MHB, juga mengalami luka serius di kepala. Ia sempat mendapat penanganan medis di Puskesmas Rumpin, namun akhirnya meninggal dunia.
    Sementara satu korban lainnya, ZH, mengalami luka berat di bagian kepala dan telah dirujuk ke RSUD Kota Bogor untuk perawatan intensif.
    Polisi juga menegaskan bahwa pengendara dan dua penumpangnya tidak mengenakan perlengkapan keselamatan yang memadai, dan saat kejadian mereka tengah berboncengan tiga.
    “Kerugian materi akibat insiden ini ditaksir mencapai Rp 2 juta,” pungkas Ferdhyan.
    Saat ini, kasus kecelakaan tersebut masih dalam penanganan Unit Gakkum Satlantas Polres Bogor untuk penyelidikan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka Regional 15 Juni 2025

    Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
    Tim Redaksi
    TUBAN, KOMPAS.com –
    Ratusan petani di Kecamatan Plumpang dan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjerit akibat lahan pertanian mereka tak bisa ditanami.
    Hal ini terjadi karena banjir rutin dari luapan sungai Avour, yang tak mampu menampung debit air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
    Total ada sekitar 609 hektar lahan pertanian yang gagal tanam.
    Padahal, lahan itu seharusnya menjadi bagian dari kontribusi petani terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional Presiden Prabowo Subianto.
    Penyebab utama banjir disebut karena kondisi sungai Avour yang mengalami pendangkalan dan aliran airnya tersumbat, akibat proyek pembangunan
    Waduk Jabung Ring Dyke
    yang berada di hilir sungai hingga kini mangkrak.
    Puncak keresahan terjadi pada Sabtu (14/6/2025), ketika para petani dari Desa Klotok, Bandungrejo, Plandirejo, Sembungrejo, Kedungrejo, Kedungsoko, Kebomlati, Jatimulyo, Cangkring, dan Plumpang mengadu ke DPRD Kabupaten Tuban.
    “Ini banjir yang paling parah dibanding beberapa tahun sebelumnya,” kata seorang petani, Nur Aksan, Sabtu (14/6/2025).
    Nur mengatakan, petani kini gelisah karena tak bisa lagi menanami lahannya. Setiap kali hujan deras, air dari Sungai Bengawan Solo meluap dan memperparah banjir.
    Para petani mendesak pemerintah segera melakukan
    normalisasi Sungai Avour
    untuk mencegah kerugian lebih besar.
    Mereka juga meminta agar pintu bendungan DAM Inlet Swiss 2 segera dibuka atau dijebol sebagai langkah darurat mengatasi banjir.
    Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tuban, Tulus Setyo Utomo, menyatakan dukungan terhadap perjuangan para petani.
    “Kalau Waduk Jabung Ring Dyke dapat difungsikan sebagaimana mestinya, banjir Kali Avour di Kecamatan Plumpang juga teratasi dan tidak terjadi lagi,” kata Tulus, Minggu (15/6/2025).
    Menurut Tulus, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir dan gagal tanam adalah penyelesaian proyek Waduk Jabung Ring Dyke, yang berada di perbatasan Tuban dan Lamongan.
    Ia juga mendesak BBWS Bengawan Solo bertindak cepat dan tegas.
    Tulus menyoroti pentingnya menyelesaikan persoalan tanggul tambak dan larangan aktivitas penanaman di area proyek waduk seluas 1.400 hektar.
    Sementara itu, perwakilan teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Feri, mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi terkait permintaan petani untuk membuka pintu DAM Inlet Swiss 2.
    “Untuk membuka pintu DAM, kami masih menunggu izin dari pimpinan,” kata Feri.
    Terkait percepatan pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke, Feri mengakui bahwa proses santunan lahan masih menjadi kendala.
    “Dari total 550 bidang, masih ada 57 bidang yang belum terselesaikan santunannya, karena rencana anggarannya masuk tahun 2026 bersamaan dengan kelanjutan pembangunan fisik waduk,” jelasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan Regional 15 Juni 2025

    Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Polsek Medan Area mengungkapkan ada dugaan masalah asmara di balik kasus Alang (58) yang membunuh Yap Siu Lin (55) di Jalan Wahidin Lama, Kecamatan Medan Area, Kota Medan.
    “Motif sementara cemburu,” kata Kapolsek Medan Area AKP Dwi Himawan Chandra saat dihubungi melalui saluran telepon pada Minggu (15/6/2025).
    Dwi mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi, korban bekerja di sebuah yayasan lembaga sosial dan kesehariannya sering membagikan bantuan sosial.
    “Belakangan, si suami ini selalu ikut dalam aktivitas korban karena cemburu,” ujar Dwi.
    Ia menjelaskan, sebelum menikam sang istri, pelaku sempat cekcok.
    Tak lama, adik korban yang tinggal di lantai dua melihat korban tergeletak sudah bersimbah darah di lantai kamar.
    “Alat yang dipakai untuk menusuk adalah pisau dan gunting. Sejauh ini, kami masih menunggu hasil otopsi untuk penyebab kematian,” sebut Dwi.
    “Tapi kalau dari luka di tubuh korban, ada bekas sekitar 24 tusukan. Kondisi pelaku masih di rumah sakit, kritis karena sempat dihajar massa,” tambahnya.
    Sebelumnya diberitakan, insiden itu terjadi pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
    “Awalnya keduanya cekcok. Terus adik korban yang istirahat di lantai dua mendengar suara jeritan korban,” kata Dwi kepada
    Kompas.com
    melalui saluran telepon pada Kamis (12/6/2025).
    Adik korban lekas turun ke lantai satu dan melihat pelaku menikam korban menggunakan sebilah pisau.
    Korban pun terkapar di lantai dalam kamar.
    “Adik korban ini sempat berteriak minta tolong sembari keluar rumah. Sempat dikuncinya pintu rumah biar pelaku tak kabur,” ujar Dwi.
    Tak lama, kawan korban yang berinisial L serta yang lainnya datang ke lokasi untuk menyelamatkan korban.
    L mencoba masuk dengan memanjat dari lantai dua.
    “Saat mau melerai, L itu justru ditusuk pelaku. Setelah itu, korban diamuk massa dan dibawa ke Polsek,” ucap Dwi.
    Dwi menyampaikan, korban meninggal dunia di RSUD Pirngadi.
    Jenazah korban pun dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.
    “Si pelaku juga masih dirawat di RS Bhayangkara karena terluka saat dihajar massa. Saat ini kami masih mendalami motifnya,” tutup Dwi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Sherly Tjoanda: Maluku Utara adalah Negeri Raja-raja, Kita Diberkati Alam Melimpah
                        Regional

    9 Sherly Tjoanda: Maluku Utara adalah Negeri Raja-raja, Kita Diberkati Alam Melimpah Regional

    Sherly Tjoanda: Maluku Utara adalah Negeri Raja-raja, Kita Diberkati Alam Melimpah
    Tim Redaksi
    TERNATE, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Maluku Utara

    Sherly Tjoanda Laos
    mengungkapkan rasa syukurnya bahwa Maluku Utara diberkahi dengan
    sumber daya alam
    yang melimpah.
    Maluku Utara juga berkontribusi cukup besar dalam sektor ekspor
    nikel
    terbesar di Indonesia.
    Sehingga, posisi Maluku Utara di kuartal I tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan ekonominya tertinggi di Indonesia, sekitar 34 persen, diikuti Papua Barat.
    Oleh karena itu, kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dengan meningkatkan kualitas pendidikan, akses pendidikan, air bersih, dan perbaikan infrastruktur jalan serta jembatan, sehingga Maluku Utara yang luas ini dapat terkoneksi antarwilayah.
    “Kita (harus) bersyukur di Maluku Utara. Mereka selalu bilang negeri raja-raja; kita diberkati dengan sumber daya alam yang luar biasa. Seperti tadi dikatakan bahwa ekspor nikel terbesar Indonesia ada di Maluku Utara,” ungkap Sherly, dikutip dari dialog di zona inspirasi KompasTV, Minggu (15/6/2025).
    Menurutnya, tidak ada gunanya
    pertumbuhan ekonomi
    yang tinggi jika kemudian fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat di Maluku Utara belum sejahtera secara merata.
    Dia merasa bahwa pertumbuhan ekonomi ini tidak inklusif.
    Masih ada jalan yang rusak, jembatan yang belum terkoneksi, dan anak-anak Maluku Utara yang belum dapat akses pendidikan lebih tinggi.
    “Tapi kemudian jangan hanya judul, jangan hanya dinikmati sekelompok. Pengennya jadi
    coverage
    untuk masyarakat Maluku Utara menggunakan momentum ini, meningkatkan SDM, infrastruktur jalan dan jembatan, serta kualitas pendidikan dan kesehatan,” kata Sherly.
    Dia juga merasa khawatir jika suatu ketika sumber daya alam yang dibanggakan ini nantinya habis ditambang.
    “Sehingga, ketika suatu hari nanti, inikan namanya juga sumber daya alam, dia kan tidak selamanya; suatu hari akan habis. Kemudian, apa yang tertinggal untuk Maluku Utara?” tutur Sherly.
    Dengan demikian, kata Sherly, harus ada kompensasi dengan zonasi daerah yang lingkungannya rusak, jangan rusak semua.
    Kemudian, mereka yang tinggal di lingkar tambang ini harus diberi alternatif penghasilan yang lain, dan anak-anaknya disekolahkan.
    “Sehingga mereka akan menjadi engineering, insinyur, dokter, AI developer. Mereka siap untuk industri masa depan selain mining saja,” ucap Sherly.
    Ia melanjutkan, ketika tambang habis, ada diversifikasi ekonomi lainnya yang bisa menggantikan DBH sebesar Rp 1 triliun seperti yang kita terima hari ini, atau DBH secara total sepuluh kabupaten dan kota sebesar Rp 4 triliun tersebut.
    “Karena saya melihat ada beberapa provinsi di Indonesia yang dulu begitu besar pendapatannya, begitu kaya dari pertambangan. Tapi ketika tambang itu selesai dan keluar, ketika royalti itu tiba-tiba tidak ada, pertumbuhan ekonomi langsung minus dan masyarakatnya tidak siap, secara SDM untuk beralih dari petani dan nelayan; infrastrukturnya tidak siap,” ungkap Sherly.
    Lanjut Sherly, tidak ada yang salah dengan petani dan nelayan, tapi petani dan nelayan pun diharapkan bisa upgrade, bisa menggunakan teknologi, sehingga nilai tukar petani dan nelayan Maluku Utara itu tinggi.
    Saat ini, beberapa kawasan industri kebutuhan makanannya pun tinggi, dan itu pun kita belum bisa suplai dari dalam Maluku Utara.
    Mereka masih mengambil dari luar Maluku Utara.
    “Harapannya bahwa ke depan hilirisasi itu bukan cuma di pertambangan, tetapi kemudian harus pertanian dan perikanan itu juga terjadi hilirisasi,” harap Sherly.
    Dia menambahkan, masyarakat Maluku Utara tidak harus kaya, tapi mereka harus sejahtera dan cerdas, sehingga hidupnya bermartabat.
    Adapun progres dalam capaian 100 hari kerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos dan Sarbin Sehe, mencabut seluruh pungutan uang komite bagi SMA, SMK, dan SLB Negeri.
    Ia juga mengalokasikan anggaran Rp 34 miliar untuk program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA).
    Untuk mendukung program pemerintah, Pemprov Maluku juga mewujudkan pembangunan Sekolah Rakyat.
    Pemprov Maluku menyediakan 10 hektar lahan untuk Sekolah Rakyat.
    Kemudian, di bidang kesehatan, Pemprov Maluku melaksanakan proyek pembangunan dua rumah sakit, yakni di Bobong, Pulau Talibu, Maba, dan meningkatkan kelas RSUD dari tipe D ke tipe C, serta mencapai universal health coverage (UHC) prioritas BPJS Kesehatan.
    Sementara, Sherly juga bergerak cepat merespons bencana yang memutuskan jembatan di Halmahera Utara dan Halmahera Barat pada 24-25 April 2025 lalu.
    Pemprov Malut langsung mengalokasikan total Rp 7,3 miliar dari dana BTT untuk penanganan darurat renovasi jembatan.
    Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, di bawah kepemimpinan Sherly Tjoanda Laos dan Sarbin Sehe, juga mampu menyelesaikan program Presiden Prabowo, yakni Koperasi Merah Putih dengan progres 100 persen.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay Megapolitan 15 Juni 2025

    Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Car Free Day
    (CFD) di kawasan
    Gelora Bung Karno
    , Senayan, Jakarta Pusat kembali dipadati warga yang ingin berolahraga pagi.
    Namun, tak sedikit warga yang justru batal berlari karena tergoda stand jajanan yang berjejer di area CFD.
    Salah satunya dialami oleh Aulia (28), warga Cempaka Putih. Ia datang dengan niat untuk
    jogging
    pagi, tapi akhirnya lebih banyak duduk dan mencicipi makanan pedagang kaki lima.
    “Tadinya niat lari beneran. Tapi baru jalan dikit, lihat ada yang jual pempek, terus taichan, ya udah deh nyoba dulu,” ujar Aulia saat ditemui
    Kompas.com, 
    Minggu (15/6/2025).
    Ia mengaku sudah sering datang ke CFD Jakarta, tapi belum pernah menyelesaikan rencana olahraganya.
    “Selalu kalah sama makanan. Kayaknya emang tempat ini cocoknya buat kulineran sekalian,” tambahnya sambil tertawa.
    Cerita serupa juga disampaikan Indah (31), warga asal Tebet. Ia datang bersama teman-temannya dengan pakaian olahraga lengkap, namun akhirnya hanya berjalan santai sambil ngemil.
    “Awalnya jogging, tapi belum lima menit jalan udah lihat siomay sama bakwan goreng. Ya udah, bubar. Kita makan aja dulu,” katanya sambil memegang kantong plastik berisi makanan.
    Menurut Indah, suasana CFD yang ramai dan banyaknya pedagang jajanan membuat niat olahraga sering kali berubah jadi ajang wisata kuliner.
    “Apalagi hari Minggu, pengen santai. Sekalian cari sarapan juga kan,” ujarnya.
    Indah menambahkan, bagi sebagian warga datang ke CFD bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga menjadi momen rekreasi singkat bersama teman dan keluarga di akhir pekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya Megapolitan 15 Juni 2025

    Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi mengungkap motif pelaku MY (32) membunuh rekannya nelayan ABT (39) di Dermaga Muara Angke, Jakarta Utara karena dendam dan cemburu.
    “Dari hasil interogasi awal diketahui motif pelaku membunuh korban karena dendam dan cemburu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana dikutip Antara, Minggu (15/6/2025).
    Pembunuhan
    dilatarbelakangi dendam karena adanya perselisihan di dalam pekerjaan. Selain itu, pelaku juga cemburu karena mantan kekasihnya saat ini menjalin hubungan dengan korban.
    Polisi menangkap MY di Perumahan Pluit Permai Blok 10, Jakarta Utara pada Jumat (13/6/2025).
    Pelaku ini sempat melawan petugas saat melakukan pencarian barang bukti badik yang digunakan pelaku untuk menusuk korban.
    “Kami melakukan tindakan terukur sesuai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap) 1/2009 dengan menembak kaki pelaku,” kata dia.
    Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 dan Pasal 351 ayat 3 KUHP yakni tindak pidana dengan sengaja merampas nyawa orang lain dan atau penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang dengan ancaman penjara paling lama tujuh tahun.
    Sebelumnya nelayan berinisial ABT (39) tewas ditusuk di sebuah warung yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat.
    Peristiwa penusukan itu pertama kali dilaporkan oleh warga setempat ke Pos Polisi Subsektor Muara Angke.
    “Terjadi peristiwa penganiayaan atau penusukan di tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Pendaratan, Udang Muara Angke, Jakarta Utara,” ucap AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.
    Krishna mengatakan, sebelum terjadi penusukan, sekitar pukul 05.00 WIB warga mendengar adanya keributan di warung milik Suminta.
    Lalu, warga mendatangi warung itu untuk mengecek keributan yang terjadi.
    “Saksi mendatangi tempat kejadian tersebut, melihat korban sudah tergeletak kemudian saksi membawa korban ke Pospol Subsektor Muara Angke,” tutur Krishna.
    Setibanya di Pospol, ABT langsung dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Usai Bunuh Nelayan di Muara Angke, Pelaku Buang Badik dan Ceburkan Diri ke Laut Megapolitan 15 Juni 2025

    Usai Bunuh Nelayan di Muara Angke, Pelaku Buang Badik dan Ceburkan Diri ke Laut
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pria berinisial MY (32) yang membunuh nelayan ABT (39) di depan TPI Muara Angke Pluit Jakarta Utara ditangkap pada Jumat (13/6/2025).
    Pembunuh sempat menceburkan dirinya ke laut untuk bersembunyi dari warga. Pelaku juga membuang badik yang dipakainya menusuk korban hingga tewas.
    “Dari pengakuannya, pelaku ini menceburkan diri ke laut. Di sana dia sudah langsung membuka baju dan meninggalkan badik dibuang ke laut semua,” ucap Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (15/6/2025).
    Krisnha Narayana mengatakan pelaku mulai keluar dari pinggir laut setelah memantau kondisi sudah kondusif. MY lalu bergegas menuju tempat persembunyiannya di sekitar Pluit.
    Dari pengakuannya, pelaku punya niat untuk kabur ke luar kota.
    “Dia sambil bersembunyi karena dia takut, karena orang mengenali dia dan dia tidak berani kembali ke TPI Muara Angke, dan bagaimana caranya untuk pergi. Oleh karena itu dia mencoba untuk kabur, keterangannya mau ke Karawang dan Semarang,” jelas Ngurah.
    Sebelumnya nelayan berinisial ABT (39) tewas ditusuk di sebuah warung yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat.
    Peristiwa penusukan itu pertama kali dilaporkan oleh warga setempat ke Pos Polisi Subsektor Muara Angke.
    “Terjadi peristiwa penganiayaan atau penusukan di tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Pendaratan, Udang Muara Angke, Jakarta Utara,” ucap AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.
    Krishna mengatakan, sebelum terjadi penusukan, sekitar pukul 05.00 WIB warga mendengar adanya keributan di warung milik Suminta.
    Lalu, warga mendatangi warung itu untuk mengecek keributan yang terjadi.
    “Saksi mendatangi tempat kejadian tersebut, melihat korban sudah tergeletak kemudian saksi membawa korban ke Pospol Subsektor Muara Angke,” tutur Krishna.
    Setibanya di Pospol, ABT langsung dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya.
    Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul

    “Pembunuh Nelayan di Muara Angke Ceburkan Diri ke Laut untuk Hindari Warga, Badik Dibuang ke Perairan.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.