Usaha Kuliner Beromzet di Atas Rp 15 Juta di Kota Malang Dikenakan Pajak
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com –
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kota Malang
menaikkan ambang batas omzet bebas pajak bagi pelaku usaha makanan dan minuman (mamin).
Batas yang semula Rp 5 juta per bulan kini ditingkatkan menjadi Rp 15 juta per bulan.
Anggota
DPRD Kota Malang
, Indra Permana, mengatakan bahwa perubahan angka menjadi Rp 15 juta telah melalui pembahasan bersama Panitia Khusus (Pansus) Perubahan Perda Pajak dan Retribusi Daerah.
“Ini merupakan angka yang paling realistis. Penetapan ini bukan tanpa alasan, melainkan hasil dari pertimbangan mendalam yang melibatkan para ahli, perwakilan pelaku usaha, dan komunitas UMKM di Kota Malang,” kata Indra Permana pada Minggu (15/6/2025).
Menurut Indra, keputusan ini diambil berdasarkan prinsip keseimbangan yang cermat.
Dikatakannya, kebijakan ini telah menunjukkan keberpihakan pemerintah yang jelas kepada pengusaha kecil.
Di sisi lain, kebijakan ini dirancang agar tidak membahayakan kondisi fiskal dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.
“Penting bagi kami untuk tidak mengorbankan kondisi fiskal daerah hanya demi satu fokus. Keseimbangan ini adalah kunci, dan syukurlah seluruh anggota pansus memiliki visi yang sama,” katanya.
Kebijakan baru ini akan membebaskan sekitar 931 pelaku usaha dari kewajiban pajak.
Meski begitu, pihaknya tetap optimistis PAD tidak akan menurun drastis.
Sebelumnya, Bapenda Kota Malang telah memproyeksikan potensi kehilangan pendapatan dari kebijakan ini bisa mencapai Rp 4,6 miliar.
Meski demikian, pihaknya meyakini Bapenda telah menyiapkan strategi yang efektif untuk menjaga stabilitas penerimaan daerah.
“Kami sangat yakin Bapenda bisa menangani ini. Kapasitas mereka sudah teruji selama pembahasan, dan kami bahkan optimistis PAD akan tetap meningkat ke depan,” tambah Indra.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa kesepakatan antara legislatif dan eksekutif mengenai rancangan peraturan ini sudah hampir final.
Ia menekankan satu hal penting terkait implementasi teknis dari perda ini harus dituangkan dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) yang dievaluasi secara tahunan.
“Secara umum sudah selesai. Perhatian utama saya adalah Perwal sebagai tindak lanjut teknis harus ada setiap tahun,” kata Wahyu.
Hal ini sejalan dengan rekomendasi Pansus yang menyebutkan bahwa kebijakan ini akan terus dipantau.
Jika di masa depan kondisi ekonomi berubah, hasil evaluasi akan menjadi dasar untuk melakukan revisi lebih lanjut.
Sebagai informasi, ketentuan sebelumnya menetapkan batas omzet wajib pajak Rp 5 juta diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2010 dan diperkuat dalam Perda Nomor 4 Tahun 2023.
Perubahan yang ada saat ini menandai langkah baru dalam kebijakan fiskal Kota Malang yang diharapkan lebih berpihak pada pertumbuhan usaha mikro dan kecil.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2021/12/11/61b4c026e09be.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Usaha Kuliner Beromzet di Atas Rp 15 Juta di Kota Malang Dikenakan Pajak Regional 15 Juni 2025
-
/data/photo/2024/09/30/66f9f7815c7b2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur Regional 15 Juni 2025
Lahan Kosong di Pinggir Tol Banten Bakal Ditanami Jagung, Mulai Balaraja sampai Serang Timur
Tim Redaksi
SERANG, KOMPAS.com
–
Gubernur BantenAndra Soni
akan memanfaatkan lahan kosong di pinggir jalan tol menjadi kebun jagung.
Langkah itu dilakukan guna meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten.
“Kami juga berencana untuk program menanam jagung di kanan kiri jalan tol. Itu sebagai bagian dari upaya kita membangun semangat, membangun keyakinan bahwa
ketahanan pangan
merupakan sebuah keharusan, dan segala potensi akan kita optimalkan,” kata Andra melalui keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025).
Dikatakan Andra, program yang diberi nama Kanan Kiri Jalan Tol (
KAKIJATOL
)
Tanam Jagung
juga dalam rangka menangkap peluang dalam kesejahteraan para petani.
Apalagi, lanjut Andra, ada 16 perusahaan pakan ternak yang bahan bakunya jagung disuplai dari wilayah Provinsi Banten.
“Dari data yang kita punya, bahwa Provinsi Banten baru menyuplai 3,3 persen dari kebutuhan industri itu,” ujar dia.
“Maka ini peluang bagi Provinsi Banten. Bagi ketahanan pangan di Provinsi Banten serta peluang juga untuk kesejahteraan petani di Provinsi Banten,” sambung Andra.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M. Tauchid menambahkan, peluang besar peningkatan produksi jagung harus ditangkap dengan sebaik mungkin.
Termasuk memanfaatkan lahan kosong di pinggir tol dari mulai Balaraja hingga Serang Timur.
“Untuk tahap awal di kaki jalan tol itu dari rest area Balaraja sampai rest area Serang Timur. Kalau ini berhasil kita akan masuk ke daerah darat,” kata Agus.
Dikatakan Agus, kebutuhan jagung di Provinsi Banten mencapai 4.000 ton per harinya untuk sektor industri pakan ternak.
Saat ini, lanjut Agus, produksi jagung di Provinsi Banten baru mencapai sekitar 120.000 ton per tahun.
“Sehingga dengan program penanaman jagung di kanan kiri jalan tol tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten,” tandas Agus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/08/672cfd8a5722c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka Regional 15 Juni 2025
Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
Tim Redaksi
TUBAN, KOMPAS.com –
Ratusan petani di Kecamatan Plumpang dan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjerit akibat lahan pertanian mereka tak bisa ditanami.
Hal ini terjadi karena banjir rutin dari luapan sungai Avour, yang tak mampu menampung debit air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Total ada sekitar 609 hektar lahan pertanian yang gagal tanam.
Padahal, lahan itu seharusnya menjadi bagian dari kontribusi petani terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional Presiden Prabowo Subianto.
Penyebab utama banjir disebut karena kondisi sungai Avour yang mengalami pendangkalan dan aliran airnya tersumbat, akibat proyek pembangunan
Waduk Jabung Ring Dyke
yang berada di hilir sungai hingga kini mangkrak.
Puncak keresahan terjadi pada Sabtu (14/6/2025), ketika para petani dari Desa Klotok, Bandungrejo, Plandirejo, Sembungrejo, Kedungrejo, Kedungsoko, Kebomlati, Jatimulyo, Cangkring, dan Plumpang mengadu ke DPRD Kabupaten Tuban.
“Ini banjir yang paling parah dibanding beberapa tahun sebelumnya,” kata seorang petani, Nur Aksan, Sabtu (14/6/2025).
Nur mengatakan, petani kini gelisah karena tak bisa lagi menanami lahannya. Setiap kali hujan deras, air dari Sungai Bengawan Solo meluap dan memperparah banjir.
Para petani mendesak pemerintah segera melakukan
normalisasi Sungai Avour
untuk mencegah kerugian lebih besar.
Mereka juga meminta agar pintu bendungan DAM Inlet Swiss 2 segera dibuka atau dijebol sebagai langkah darurat mengatasi banjir.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tuban, Tulus Setyo Utomo, menyatakan dukungan terhadap perjuangan para petani.
“Kalau Waduk Jabung Ring Dyke dapat difungsikan sebagaimana mestinya, banjir Kali Avour di Kecamatan Plumpang juga teratasi dan tidak terjadi lagi,” kata Tulus, Minggu (15/6/2025).
Menurut Tulus, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir dan gagal tanam adalah penyelesaian proyek Waduk Jabung Ring Dyke, yang berada di perbatasan Tuban dan Lamongan.
Ia juga mendesak BBWS Bengawan Solo bertindak cepat dan tegas.
Tulus menyoroti pentingnya menyelesaikan persoalan tanggul tambak dan larangan aktivitas penanaman di area proyek waduk seluas 1.400 hektar.
Sementara itu, perwakilan teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Feri, mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi terkait permintaan petani untuk membuka pintu DAM Inlet Swiss 2.
“Untuk membuka pintu DAM, kami masih menunggu izin dari pimpinan,” kata Feri.
Terkait percepatan pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke, Feri mengakui bahwa proses santunan lahan masih menjadi kendala.
“Dari total 550 bidang, masih ada 57 bidang yang belum terselesaikan santunannya, karena rencana anggarannya masuk tahun 2026 bersamaan dengan kelanjutan pembangunan fisik waduk,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/02/674d7b878df3a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan Regional 15 Juni 2025
Cemburu Jadi Motif Pria 24 Kali Tusuk Istri hingga Tewas di Medan
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com –
Polsek Medan Area mengungkapkan ada dugaan masalah asmara di balik kasus Alang (58) yang membunuh Yap Siu Lin (55) di Jalan Wahidin Lama, Kecamatan Medan Area, Kota Medan.
“Motif sementara cemburu,” kata Kapolsek Medan Area AKP Dwi Himawan Chandra saat dihubungi melalui saluran telepon pada Minggu (15/6/2025).
Dwi mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi, korban bekerja di sebuah yayasan lembaga sosial dan kesehariannya sering membagikan bantuan sosial.
“Belakangan, si suami ini selalu ikut dalam aktivitas korban karena cemburu,” ujar Dwi.
Ia menjelaskan, sebelum menikam sang istri, pelaku sempat cekcok.
Tak lama, adik korban yang tinggal di lantai dua melihat korban tergeletak sudah bersimbah darah di lantai kamar.
“Alat yang dipakai untuk menusuk adalah pisau dan gunting. Sejauh ini, kami masih menunggu hasil otopsi untuk penyebab kematian,” sebut Dwi.
“Tapi kalau dari luka di tubuh korban, ada bekas sekitar 24 tusukan. Kondisi pelaku masih di rumah sakit, kritis karena sempat dihajar massa,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, insiden itu terjadi pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
“Awalnya keduanya cekcok. Terus adik korban yang istirahat di lantai dua mendengar suara jeritan korban,” kata Dwi kepada
Kompas.com
melalui saluran telepon pada Kamis (12/6/2025).
Adik korban lekas turun ke lantai satu dan melihat pelaku menikam korban menggunakan sebilah pisau.
Korban pun terkapar di lantai dalam kamar.
“Adik korban ini sempat berteriak minta tolong sembari keluar rumah. Sempat dikuncinya pintu rumah biar pelaku tak kabur,” ujar Dwi.
Tak lama, kawan korban yang berinisial L serta yang lainnya datang ke lokasi untuk menyelamatkan korban.
L mencoba masuk dengan memanjat dari lantai dua.
“Saat mau melerai, L itu justru ditusuk pelaku. Setelah itu, korban diamuk massa dan dibawa ke Polsek,” ucap Dwi.
Dwi menyampaikan, korban meninggal dunia di RSUD Pirngadi.
Jenazah korban pun dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.
“Si pelaku juga masih dirawat di RS Bhayangkara karena terluka saat dihajar massa. Saat ini kami masih mendalami motifnya,” tutup Dwi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/15/684e30629cb51.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay Megapolitan 15 Juni 2025
Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –Car Free Day
(CFD) di kawasan
Gelora Bung Karno
, Senayan, Jakarta Pusat kembali dipadati warga yang ingin berolahraga pagi.
Namun, tak sedikit warga yang justru batal berlari karena tergoda stand jajanan yang berjejer di area CFD.
Salah satunya dialami oleh Aulia (28), warga Cempaka Putih. Ia datang dengan niat untuk
jogging
pagi, tapi akhirnya lebih banyak duduk dan mencicipi makanan pedagang kaki lima.
“Tadinya niat lari beneran. Tapi baru jalan dikit, lihat ada yang jual pempek, terus taichan, ya udah deh nyoba dulu,” ujar Aulia saat ditemui
Kompas.com,
Minggu (15/6/2025).
Ia mengaku sudah sering datang ke CFD Jakarta, tapi belum pernah menyelesaikan rencana olahraganya.
“Selalu kalah sama makanan. Kayaknya emang tempat ini cocoknya buat kulineran sekalian,” tambahnya sambil tertawa.
Cerita serupa juga disampaikan Indah (31), warga asal Tebet. Ia datang bersama teman-temannya dengan pakaian olahraga lengkap, namun akhirnya hanya berjalan santai sambil ngemil.
“Awalnya jogging, tapi belum lima menit jalan udah lihat siomay sama bakwan goreng. Ya udah, bubar. Kita makan aja dulu,” katanya sambil memegang kantong plastik berisi makanan.
Menurut Indah, suasana CFD yang ramai dan banyaknya pedagang jajanan membuat niat olahraga sering kali berubah jadi ajang wisata kuliner.
“Apalagi hari Minggu, pengen santai. Sekalian cari sarapan juga kan,” ujarnya.
Indah menambahkan, bagi sebagian warga datang ke CFD bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga menjadi momen rekreasi singkat bersama teman dan keluarga di akhir pekan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/15/684e145342369.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya Megapolitan 15 Juni 2025
Pembunuh Nelayan Muara Angke Cemburu karena Korban Pacari Mantan Kekasihnya
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polisi mengungkap motif pelaku MY (32) membunuh rekannya nelayan ABT (39) di Dermaga Muara Angke, Jakarta Utara karena dendam dan cemburu.
“Dari hasil interogasi awal diketahui motif pelaku membunuh korban karena dendam dan cemburu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana dikutip Antara, Minggu (15/6/2025).
Pembunuhan
dilatarbelakangi dendam karena adanya perselisihan di dalam pekerjaan. Selain itu, pelaku juga cemburu karena mantan kekasihnya saat ini menjalin hubungan dengan korban.
Polisi menangkap MY di Perumahan Pluit Permai Blok 10, Jakarta Utara pada Jumat (13/6/2025).
Pelaku ini sempat melawan petugas saat melakukan pencarian barang bukti badik yang digunakan pelaku untuk menusuk korban.
“Kami melakukan tindakan terukur sesuai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap) 1/2009 dengan menembak kaki pelaku,” kata dia.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 dan Pasal 351 ayat 3 KUHP yakni tindak pidana dengan sengaja merampas nyawa orang lain dan atau penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang dengan ancaman penjara paling lama tujuh tahun.
Sebelumnya nelayan berinisial ABT (39) tewas ditusuk di sebuah warung yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat.
Peristiwa penusukan itu pertama kali dilaporkan oleh warga setempat ke Pos Polisi Subsektor Muara Angke.
“Terjadi peristiwa penganiayaan atau penusukan di tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Pendaratan, Udang Muara Angke, Jakarta Utara,” ucap AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.
Krishna mengatakan, sebelum terjadi penusukan, sekitar pukul 05.00 WIB warga mendengar adanya keributan di warung milik Suminta.
Lalu, warga mendatangi warung itu untuk mengecek keributan yang terjadi.
“Saksi mendatangi tempat kejadian tersebut, melihat korban sudah tergeletak kemudian saksi membawa korban ke Pospol Subsektor Muara Angke,” tutur Krishna.
Setibanya di Pospol, ABT langsung dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/15/684e6e6358fab.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/11/12/67331b1f3b4ed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/01/683bc24f7ee81.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)