Nekat Lompat ke Laut, Tinggalkan Kerabat di Atas Kapal
Tim Redaksi
SUMENEP, KOMPAS.com
– Seorang penumpang Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 91 yang berlayar dari Pelabuhan Kalianget menuju Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten
Sumenep
, Jawa Timur, nekat melompat ke laut.
Ia meninggalkan lima kerabatnya di atas kapal.
Korban diketahui bernama Rahmat (49), warga Dusun Batuputih, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Kepala Kantor Syahbandar Kalianget, Azwar Anas, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Minggu, 15 Juni 2025, sekitar pukul 14.30 WIB.
“Saat itu, KM Sabuk Nusantara 91 berangkat dari Pelabuhan Kalianget menuju Pulau Kangean.”
“Dalam perjalanan, sekitar pukul 14.30 WIB, seorang penumpang melaporkan kepada kru kapal bahwa ada penumpang yang melompat ke laut dari dek 4 sisi kanan kapal,” kata Azwar Anas kepada Kompas.com, Senin (16/6/2025).
Mendapat laporan tersebut, KM Sabuk Nusantara 91 segera memutar haluan untuk mencari korban di sekitar perairan selatan Ketupat, Pulau Raas, pada posisi koordinat 7°12’38.46” LS – 114°31’0.06” BT, atau sekitar 3,5 mil dari bibir pantai Pulau Raas.
“Karena pencarian tidak membuahkan hasil, nakhoda kemudian melaporkan kejadian ini kepada Syahbandar Pelabuhan dan instansi terkait lainnya,” sambungnya.
Aksi korban saat melompat ke laut diketahui Mat Salim (50), menantu sekaligus keponakan korban, serta Masniya (35), yang merupakan tetangga korban.
Sebelum kejadian, Rahmat diketahui naik kapal bersama keluarga dan kerabat lainnya, yaitu Samawiya (45) yang merupakan keponakannya, Mara’ani (70), Sawiya (32), Masniya (35), dan Mat Salim (50).
Hingga saat ini, jasad korban belum ditemukan.
Pihak Syahbandar telah berkoordinasi dengan Polsek Raas dan Basarnas, serta melakukan pemetaan koordinat lokasi jatuhnya korban untuk proses pencarian lebih lanjut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2025/06/16/684f8c672851a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Nekat Lompat ke Laut, Tinggalkan Kerabat di Atas Kapal Surabaya
-
Gasak 15 Karung Bawang Putih Siap Jual, Dua Pemuda di Gowa Dibekuk Polisi Makassar 16 Juni 2025
Gasak 15 Karung Bawang Putih Siap Jual, Dua Pemuda di Gowa Dibekuk Polisi
Tim Redaksi
GOWA, KOMPAS.com –
Dua pria di Kabupaten
Gowa
, Sulawesi Selatan, nekat mencuri 15 karung bawang putih siap jual milik seorang petani.
Aksi tersebut menyebabkan korban merugi hingga belasan juta Rupiah. Kedua pelaku kini telah ditangkap polisi di dua lokasi berbeda.
Pelaku berinisial YU (30) dan SU (24) diamankan oleh tim Black Horse Reskrim Polsek Pallangga, Kabupaten Gowa, setelah menerima laporan dari Ruslan (51), petani asal Dusun Bontocinde, Desa Panakukang, Kecamatan Pallangga, yang kehilangan hasil panennya pada Kamis (22/5/2025) lalu.
Kedua pelaku ditangkap di dua lokasi berbeda.
“Saya sudah mau ke pasar bawa bawang putih untuk dijual, tapi setelah saya lihat ternyata sudah tidak ada. Ada 15 karung yang hilang,” kata korban Ruslan saat dikonfirmasi Kompas.com di halaman Mapolsek Pallangga, Senin (16/6/2025).
Atas peristiwa ini, tim Black Horse, Reskrim Polsek Pallangga kemudian melakukan penyelidikan hingga berhasil mengendus identitas tiga pelaku.
Polisi terlebih dahulu meringkus, SU di tempat persembunyiannya di Desa Aeng Toa, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. SU diamankan pada pukul 04.00 WITA Sabtu, (14/6/2025).
Saat diamankan SU mengakui perbuatannya dan beraksi bersama YU. YU kemudian dinamakan pada Senin, (16/6/2025) dini hari di tempat persembunyiannya, Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Pandang-pandang, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa.
“Alhamdulillah dua pelaku berhasil kami amankan di dua tempat yang berbeda, pertemanan kami amankan di Kabupaten Takalar dan satunya kami amankan di Kabupaten Gowa” kata Ipda Syamsuar, Kanit Reskrim Polsek Pallangga yang dikonfirmasi langsung Kompas.com pada Senin, (16/6/2025) di Mapolsek Pallangga.
Atas kejadian ini, korban mengalami kerugian materil senilai Rp 10.000.000.
Kedua pelaku sendiri beraksi dengan cara memanfaatkan situasi saat korban tengah tertidur, pelaku terlebih dahulu memanjat pagar rumah kemudian merusak kunci pagar dan menggasak 15 karung bahwa putih yang disimpan di teras rumah korban mengunakan pickup.
Atas perbuatannya, SU dan YU kini mendekam di sel tahanan Mapolsek Pallangga dan terancam pasal 363 KUHP tentang tindak pidana
pencurian
dengan kekerasan dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/15/684e7c00529a8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Saat Hak Pejalan Kaki Terpinggirkan di Kawasan Elite Grand Indonesia Megapolitan 16 Juni 2025
Saat Hak Pejalan Kaki Terpinggirkan di Kawasan Elite Grand Indonesia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Trotoar di sekitar pusat perbelanjaan
Grand Indonesia
(GI), Jakarta Pusat, kini menyempit drastis. Di beberapa titik, lebarnya hanya cukup untuk satu orang melintas.
Pantauan
Kompas.com
pada Minggu (15/6/2025), kondisi paling ekstrem terjadi di tikungan Jalan Teluk Betung I, tepat di dekat pintu masuk barat Grand Indonesia.
Di titik tersebut, trotoar hanya menyisakan ruang selebar 30 sentimeter—cukup membuat pengguna jalan harus menahan napas saat melintas berdekatan dengan kendaraan.
Di ruas yang lebih lurus, lebar trotoar sedikit lebih besar, sekitar 50 sentimeter. Namun itu tetap tidak ideal, mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu titik sibuk di Jakarta, tempat ribuan orang berlalu-lalang setiap hari.
Lebih menyedihkan lagi, bagian trotoar yang sebelumnya memiliki lebar nyaris satu meter kini telah dialihfungsikan menjadi jalur kendaraan. Di tepiannya, hanya terlihat barisan
traffic cone
dan
water barrier
yang tersusun tidak rapi.
Fenomena ini pun memantik perhatian warganet setelah diunggah akun X (Twitter) @drhaltekehalte. Video yang memperlihatkan kondisi
trotoar sempit
itu telah ditonton lebih dari satu juta kali.
“Trotoar di belakang GI dipangkas, cuma muat satu orang,” tulis akun tersebut.
“Tadi lewat sini, satu orang pun juga mepet hikssss,” komentar akun lain, @coffeexboba.
Gina (21), seorang karyawan di Grand Indonesia, mengaku resah dengan perubahan lebar trotoar yang begitu drastis. Ia menyebut kondisi ini tidak hanya tidak nyaman, tetapi juga membahayakan.
“Saya tiap hari lewat sini tapi sudah enggak nyaman lagi, banyak orang-orang yang malah enggak jalan di trotoar karena ruangnya sempit,” ujarnya saat ditemui
Kompas.com.
Ia menyayangkan pemangkasan lebar trotoar itu. Apalagi, trotoar tersebut sangat vital bagi pekerja maupun pengunjung mal.
Sementara itu, Sulaeman (30),
pejalan kaki
lain, menyoroti risiko keselamatan. Badannya yang besar membuatnya sulit melintas.
“Saya yang badannya gede kayak enggak muat, kadang malah milih jalan kaki di jalan raya saja kalau trotoarnya mini gini. Bisa-bisa terserempet kalau trotoar dibiarkan begini,” ungkapnya.
“Jalan dipangkas tapi cor-corannya kurang rapi, enggak presisi, ada yang kecil banget ada yang lebar,” tambahnya.
Beberapa pengguna media sosial menduga pemangkasan trotoar ini berkaitan dengan pembangunan drainase. Namun hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.
Pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, mengkritik pemangkasan trotoar ini. Ia mempertanyakan dasar dari perubahan itu, terutama mengingat kawasan tersebut tergolong padat aktivitas pejalan kaki.
“Pertanyaannya siapa yang memangkasnya? Atas dasar apa? Karena kalau bangkitan orang cukup tinggi, harusnya tidak dipotong begitu saja,” katanya.
Menurut Yayat, kawasan pusat perbelanjaan semestinya justru menyediakan ruang lebih luas untuk pejalan kaki—apalagi jika terhubung langsung dengan transportasi publik seperti Transjakarta.
“Kawasan elite, trotoar sulit. Mal seharusnya membuka ruang bagi pejalan kaki. Soalnya yang keluar-masuk mal bukan cuma yang naik kendaraan pribadi, tapi juga yang jalan kaki,” tegasnya.
Yayat juga menekankan pentingnya mengutamakan pejalan kaki dalam hierarki transportasi kota, misalnya Transjakarta.
Dalam urutan tersebut, pengguna jalan kaki berada di posisi paling atas, disusul pesepeda dan pengguna transportasi umum. Adapun kendaraan pribadi justru berada di posisi terbawah.
“Etika kota itu penting. Jangan sampai hak pejalan kaki dihilangkan. Kalau begini caranya, ya wajar orang malas jalan kaki di Jakarta,” tutur Yayat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/19/6763db1dc182b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cuaca Ekstrem Ancam Sebagian Besar Kalteng, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor Regional 16 Juni 2025
Cuaca Ekstrem Ancam Sebagian Besar Kalteng, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com –
Sebagian besar wilayah
Kalimantan Tengah
(Kalteng) berpotensi mengalami
cuaca ekstrem
berupa turunnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Chandra Mukti Wijaya mengatakan, kondisi cuaca di Kalteng pada umumnya berawan hingga turun hujan ringan,
“Sehingga berpotensi hujan sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalteng,” ucap Chandra kepada Kompas.com melalui keterangan tertulisnya, Senin (16/6/2025).
Adapun wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem, lanjut Chandra, cukup merata di sebagian besar wilayah Kalteng dalam waktu 16-18 Juni 2025 mendatang.
“Pada 16-18 Juni 2025, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat adalah Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Kapuas, Pulang Pisau, dan Palangka Raya,” sebut Chandra.
Kemudian, pada 19 – 22 Juni 2025, cuaca ekstrem juga berpotensi kembali melanda daerah-daerah yang sama, kecuali Kotawaringin Barat.
“Waspada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang,” ujarnya.
Selain hujan merata di masing-masing wilayah, Chandra juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi hujan lokal intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat yang dapat disertai petir dan angin kencang maupun angin puting beliung.
“Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air,
banjir
, tanah longsor, dan pohon tumbang,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/15/684ea8474ced1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Komnas HAM Desak Presiden Prabowo Bentuk Tim Penyelesaian Konflik di Papua Regional 16 Juni 2025
Komnas HAM Desak Presiden Prabowo Bentuk Tim Penyelesaian Konflik di Papua
Tim Redaksi
JAYAPURA, KOMPAS.com
–
Konflik bersenjata
antara Tentara Nasional Pembebasan
Papua
Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dan aparat keamanan
TNI-Polri
terus meningkat di Papua, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka setiap tahun.
Komnas HAM
Papua mencatat, pada semester pertama tahun ini, terdapat 75 korban, di mana 50 orang di antaranya meninggal dunia dan 25 orang mengalami luka-luka.
Dari total 75 korban, mayoritas adalah warga sipil, dengan 48 orang teridentifikasi, di mana 35 di antaranya meninggal dan 13 lainnya luka-luka.
Menanggapi situasi ini, Ketua Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey, mengingatkan Presiden Prabowo Subianto untuk segera membentuk tim penyelesaian konflik kekerasan di Papua.
“Ini sebagai bagian dari langkah konkret untuk menyelesaikan berbagai kekerasan yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM di Papua,” ungkapnya dalam keterangan pers di Kantor Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Minggu (15/6/2025).
Frits juga meminta pemerintah pusat dan daerah memberikan jaminan keamanan bagi seluruh warga negara Indonesia yang tinggal di Papua.
“Mari menciptakan situasi keamanan yang kondusif dan tidak menggunakan security approach serta membenahi tata kelola keamanan wilayah dan melakukan pendekatan sosial budaya sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal setempat,” ujarnya.
Dia mendorong para gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Papua untuk mengambil langkah konkret melalui program kerja atau kebijakan yang sejalan dengan semangat afirmasi.
Itu untuk memastikan pemenuhan hak-hak dasar warga negara dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk jaminan keamanan.
“Meminta para Kapolda se-tanah Papua untuk melakukan penegakan hukum secara cepat, tepat, dan terukur terhadap para pelaku kekerasan, dengan memastikan tindakan anggota dalam penegakan hukum dilakukan secara profesional, objektif, akuntabel, serta menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip HAM,” ujarnya.
Frits juga meminta aparat keamanan dan TPNPB-OPM menghormati hukum HAM dan hukum humaniter, serta memastikan rasa aman bagi warga sipil.
“Mendesak kelompok sipil bersenjata atau TPNPB-OPM, untuk tidak melakukan tindakan perusakan yang mengakibatkan kerusakan harta benda dan terganggunya kondisi keamanan di wilayah Papua,” tegasnya.
Dia mengekspresikan duka cita mendalam kepada seluruh keluarga korban yang meninggal dan terluka akibat rentetan kekerasan yang terus terjadi di Papua.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian serius semua pihak, terutama pemerintah, bahwa siklus kekerasan di tanah Papua selalu merenggut nyawa manusia dan cenderung meningkat,” tutup Frits.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/16/684f7ef1566e9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Beras Plastik Viral di Nunukan, Disperindag: Tak Ditemukan Pemalsuan Regional 16 Juni 2025
Beras Plastik Viral di Nunukan, Disperindag: Tak Ditemukan Pemalsuan
Tim Redaksi
NUNUKAN, KOMPAS.com –
Sebuah unggahan viral di media sosial menghebohkan warga
Nunukan
, Kalimantan Utara. Unggahan itu menuding adanya temuan beras yang diduga tercampur plastik dalam kemasan merek Mawar Melati.
Pemerintah daerah langsung turun tangan menelusuri kebenaran kabar tersebut.
“Diimbau kepada masyarakat Nunukan jika ingin membeli beras tolong diperhatikan, karena saya telah menemukan campuran
beras plastik
di dalam merek beras ini,” tulis akun Andi Tenri Andi Cori dalam unggahan yang disebarkan di sebuah grup Facebook lokal.
Unggahan tersebut menyertakan foto karung kosong bekas kemasan beras Mawar Melati dan sejumlah potongan plastik berbentuk kotak, yang diklaim tercampur dalam beras.
Tak butuh waktu lama, unggahan ini menuai reaksi warganet. Banyak yang mendesak pemilik akun untuk menyebutkan secara jelas lokasi atau toko tempat beras tersebut dibeli.
Menanggapi isu tersebut, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan, Sabri, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran sejak kabar itu mencuat.
“Ada sekitar 150 karung beras merek itu (Mawar Melati) yang minggu lalu dikirim dari Sulawesi dan semuanya sudah terdistribusi ke masyarakat,” ujarnya saat dihubungi, Senin (16/6/2025).
Namun dari hasil pengecekan ke distributor dan pengecer, tidak ditemukan adanya indikasi beras plastik atau beras palsu, seperti yang ramai diperbincangkan.
Sabri juga menjelaskan bahwa merek Mawar Melati memang cukup populer di kalangan masyarakat.
Namun, ia mengakui merek tersebut belum dipatenkan, sehingga rentan diproduksi oleh pihak mana pun.
“Yang jadi catatan kami, merek itu belum dipatenkan, sehingga masih bebas digunakan siapa saja,” jelasnya.
Selain itu, material plastik dalam beras yang diunggah juga berbentuk kotak, tidak menyerupai beras.
“Biasanya kalau beras plastik direndam air mengapung, jadi nasyarakat akan tahu bedanya. Kalau yang diunggah itu bentuknya kotak tidak seperti beras,” kata dia.
Kendati demikian, DKUKMPP Nunukan, terus melakukan pengawasan ketat distribusi beras di Nunukan.
“Pengawasan jalan terus. Saya pribadi juga mengkonsumsi beras merk itu (Mawar Melati), tapi saya tidak temukan tercampur dengan plastik,” kata Sabri.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2023/08/03/64cb9ea8a409d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/16/684f9120e75cc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/06/22/6676a6ada1a7d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)