Hanya Rp 1 Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Jakarta pada 22 Juni, Simak Ketentuannya
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Masyarakat Jakarta bisa menikmati layanan
TransJakarta
,
MRT
Jakarta, dan
LRT Jakarta
hanya dengan tarif Rp 1 pada 22 Juni 2025, tepat pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta.
Kebijakan ini diumumkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai bentuk apresiasi terhadap pengguna transportasi umum serta upaya mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.
“Kebijakan penetapan tarif Rp 1 ini juga didukung dengan perpanjangan jam operasional di sejumlah rute, khususnya untuk mendukung mobilitas warga dalam perayaan malam puncak HUT Jakarta,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, dalam keterangan tertulis, dikutip, Kamis (19/6/2025).
Tarif khusus ini berlaku selama 24 jam penuh, dimulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB pada Minggu, (22/6/2025).
Pengguna cukup membayar Rp 1 untuk satu kali perjalanan pada moda TransJakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta.
Selain itu, layanan Mikrotrans, TransJakarta Cares, dan layanan TransJakarta gratis lainnya akan tetap beroperasi seperti biasa tanpa perubahan tarif.
Untuk menunjang mobilitas warga selama perayaan
HUT Jakarta 2025
, Pemprov DKI juga menambah jam operasional transportasi umum sebagai berikut:
Pemprov DKI berharap kebijakan tarif Rp1 ini bisa mendorong lebih banyak warga untuk beralih ke transportasi umum, sekaligus merayakan hari jadi kota dengan cara yang ramah lingkungan dan lebih efisien.
Warga Jakarta dan sekitarnya diimbau untuk memanfaatkan kesempatan ini secara optimal, baik untuk merayakan HUT Jakarta maupun untuk mencoba langsung kemudahan dan kenyamanan sistem transportasi publik ibu kota.
(Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Akhdi Martin Pratama)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2024/12/31/6772fa826076b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hanya Rp 1 Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Jakarta pada 22 Juni, Simak Ketentuannya Megapolitan 19 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/19/68539557af937.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bos Formula E Ingin Jakarta Masuk Kalender Balap Musim Depan Megapolitan 19 Juni 2025
Bos Formula E Ingin Jakarta Masuk Kalender Balap Musim Depan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Penyelenggara ajang
Formula E
menginginkan
Jakarta
tetap masuk kalendar balap pada musim depan tahun 2026.
“Kami berharap Jakarta masih ada di musim depan, kami sedang berbicara dengan pemangku kepentingan untuk memperbarui kontrak,” ujar Co-founder dan Chief Championship Officer Formula E
Alberto Longo
di Ancol, Kamis (19/6/2025).
Alberto mengaku akan membahas balapan Formula E 2026 dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung dan pemerintah pusat.
Dia berharap ada niat baik dari pemerintah Indonesia untuk mengadakan ajang balapan ini tahun depan.
“Tapi saya pikir ada niat baik dari Gubernur dan pemerintah pusat untuk Formula E menemukan cara agar melanjutkan selama bertahun-tahun,” ucapnya.
Dia mengaku senang balapan Formula E berada di Jakarta karena pusat kota.
“Orang-orang sangat bersemangat tentang balapan ini di sini (Jakarta), saya pun akan mengatakan gairah,” imbuhnya.
Selain itu, menurut dia, para pembalap dan tim sangat bersemangat ajang Formula E digelar di Jakarta.
“Tetapi yang paling penting adalah para pengemudi dan tim, mereka merasakan ketika berjalan-jalan bagaimana orang-orang bersorak untuk mereka,” kata dia.
Diketahui, sebanyak 12 tim dari berbagai negara akan bertarung dalam ajang balap mobil listrik Formula E atau
Jakarta E-Prix 2025
di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Sabtu (21/6/2025).
Balapan ini merupakan bagian dari musim ke-11 ABB FIA Formula E Championship.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai penyelenggara menargetkan kehadiran 20.000 penonton.
Tiket dijual dengan harga mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 10 juta untuk kategori tertinggi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/18/685247733e24d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Makanan Diganti Bahan Mentah, Anggota DPR Sindir MBG Seperti Bagi-bagi Sembako Nasional
Makanan Diganti Bahan Mentah, Anggota DPR Sindir MBG Seperti Bagi-bagi Sembako
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi mengkritik pelaksanaan program
makan bergizi gratis
(MBG) di Tangerang Selatan yang diganti dengan membagikan bahan mentah.
Nurhadi menyatakan, penggantian sistem tersebut seolah-olah membuat program MBG selayaknya bagi-bagi sembako yang tidak sesuai dengan tujuan utama pelaksanakan MBG.
“MBG tidak bisa disamakan dengan program bagi-bagi sembako karena tujuannya berbeda. MBG sejak awal disusun merupakan program pemberian menu makanan yang bisa langsung dikonsumsi anak-anak,” ujar Nurhadi kepada
Kompas.com
, Kamis (19/6/2025).
Politikus Partai Nasdem ini menegaskan bahwa program MBG harus disalurkan dalam bentuk makanan siap konsumsi dalam rangka mendorong perbaikan gizi.
Menurut dia, pembagian bahan mentah itu justru berpotensi membebani masyarakat karena harus mengeluarkan biaya untuk mengolahnya agar bisa dikonsumsi.
“Ketika bantuan gizi dibagikan dalam bentuk bahan mentah tanpa panduan, tanpa alat masak, bahkan tanpa mempertimbangkan daya serap masyarakat, maka ini bukan program intervensi gizi lagi tapi merupakan pengalihan tanggung jawab,” kata Nurhadi.
“Jangan niatnya membagi makanan bergizi malah jadi membebani karena masyarakat harus mengolahnya terlebih dahulu. Nilai paketnya saja sudah berbeda kan,” imbuh dia.
Nurhadi mengingatkan bahwa
Badan Gizi Nasional
(BGN) berkepentingan untuk memastikan program ini berjalan efektif, efisien, dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
Atas dasar itu, BGN harus mampu memastikan setiap pelaksanaan MBG dirancang secara tepat sasaran dalam kondisi apapun.
“Kalau seperti ini kita patut bertanya, apakah program MBG ini benar-benar berpihak pada masyarakat atau sekadar menggugurkan kewajiban? Karena jadi sama saja seperti program bagi-bagi sembako yang juga sudah dijalankan Pemerintah,” kata Nurhadi.
Sebelumnya, menu MBG di Tangerang Selatan viral di media sosial karena dibagikan dalam bentuk mentah dengan alasan para siswa sedang dalam masa libur sekolah.
Dalam sejumlah foto yang beredar, paket MBG berisi beberapa buah jeruk dan pisang, serta sejumlah kantong plastik yang diduga berisi beras, ikan asin, telur puyuh, dan kacang tanah.
Merespons hal itu, BGN mengeklaim tidak pernah memberi arahan soal pembagian bahan mentah dalam program MBG di Tangsel.
“BGN tidak akan pernah memberikan bahan mentah, tidak pernah memberikan arahan bahan mentah,” ujar Kepala BGN Dadan Hindayana saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025).
Adapun saat ini BGN sedang menyusun petunjuk teknis (juknis) penyelenggaraan program MBG selama masa libur sekolah.
Dalam proses tersebut, BGN meminta kepada seluruh Kepala SPPG untuk berkomunikasi langsung dengan siswa dan guru terkait kemungkinan kehadiran mereka di sekolah selama libur.
“BGN telah meminta semua Kepala SPPG untuk bertanya ke para siswa dan guru, berapa kali dalam seminggu bisa hadir di sekolah,” kata dia.
Jika para siswa masih memungkinkan untuk hadir ke sekolah, maka program MBG tetap bisa dilanjutkan.
Namun, apabila tidak memungkinkan, maka program MBG akan dialokasikan kepada kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
“Disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan. Perintah belum keluar,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/19/6853db812fda7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Merasa Malu Ada Aksi Bentang Poster Kritik Gibran, Walkot Blitar: Caper dan Nggak Tahu Substansi Surabaya
Merasa Malu Ada Aksi Bentang Poster Kritik Gibran, Walkot Blitar: Caper dan Nggak Tahu Substansi
Tim Redaksi
BLITAR, KOMPAS.com
– Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin alias Ibin mengaku merasa malu atas aksi bentang poster oleh 4 mahasiswa saat iring-iringan kendaraan membawa rombongan Wakil Presiden
Gibran Rakabuming Raka
melintas di Kota Blitar, Rabu (18/6/2025).
Empat mahasiswa tersebut membentangkan poster berisi kritikan terhadap
Gibran
yang masing-masing berbunyi “Omon-omon 19 Juta Lapangan Kerja”, “Siapa Percaya Pengangkang Konstitusi”, “Semangat Terus Bikin Bualan Mas Wapres”, dan “Dinasti Tiada Henti”.
“Sebagai senior yang dulu juga pernah menjadi aktivis, malu lah kita ya. Seperti itu. Sampaikan aspirasi dengan cara yang baik. Tidak dengan cara yang cari perhatian seperti itu,” ujar Ibin saat ditemui awak media di Kantor Wali Kota Blitar, Kamis (19/6/2025).
Ibin menyadari jaminan kebebasan dalam menyampaikan aspirasi termasuk oleh empat mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Blitar itu.
Namun, Ibin menilai cara yang mereka lakukan dengan cara membentangkan poster ketika rombongan
Wapres Gibran
melintas sebagai cara tidak elegan.
“Jadi seolah-olah pada pingin cari perhatian. Caper (cari perhatian) gitu ya. Caper dan gak tahu substansinya,” tuturnya.
“Kalau seorang pejabat negara datang ke suatu wilayah itu kan pingin mengecek apakah program jalan apa tidak. Apa yang perlu ditingkatkan. Apa yang perlu dibangun. Itu penting bagi suatu daerah,” imbuhnya.
Ibin kembali mengungkapkan kekecewaannya atas aksi bentang poster tersebut dengan alasan dirinya telah bersusah payah mengundang Gibran untuk datang ke Kota Blitar.
Apalagi, lanjutnya, kedatangan Gibran menjadi kesempatan bagi dirinya untuk mengajukan sejumlah proposal untuk membangun Kota Blitar.
Ibin menyebut bahwa dia sempat mengajukan proposal ke Gibran untuk mendapatkan dukungan Pemerintah Pusat bernilai ratusan miliar Rupiah untuk pembenahan rumah sakit daerah agar menjadi rumah sakit rujukan yang baik.
“Dan alhamdulillah beliau menerima proposal saya yang tentunya nilainya ratusan miliar (rupiah),” ungkapnya.
Menurut Ibin, dalam kunjungannya ke sentra kerajinan kendang jimbe di Kota Blitar, Gibran juga memberikan bantuan berupa mesin-mesin produksi bernilai ratusan juta rupiah.
Karena itu, ujarnya, seharusnya “tamu negara” seperti Gibran disambut dengan baik dan dengan penuh penghormatan.
“Saya sebagai Pemerintah Kota Blitar merasa aneh ya. Betapa susahnya, betapa sulitnya mengundang tokoh-tokoh nasional untuk berkunjung ke sini,” kata dia.
“Dan sebagai penerima tamu, kami Pemkot sangat menyayangkan ada tindakan penyampaian aspirasi yang dilakukan dengan cara yang tidak baik,” tuturnya.
“Tapi adik-adik kita menyambut tamu-tamu negara itu seperti itu,” ujarnya.
Meski demikian, kata Ibin, 3 dari 4 mahasiswa yang diringkus personel Paspampres akhirnya diajak ke rumah makan dimana Gibran dan rombongan menikmati makan siang.
Kata Ibin, ketiga mahasiswa tersebut diterima dengan baik oleh Gibran dan diajak makan siang bersama.
“Jadi kemarin di rumah makan itu saya melihat adik-adik kita itu aspirasinya ditetima, diajak ngobrol, dijamu dengan baik. Saya kira gak ada isu-isu (penangkapan),” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, empat mahasiswa melakukan aksi bentang poster ke arah iring-iringan rombongan Wapres Gibran saat hendak menuju sebuah rumah makan di Jalan Kalimantan, Kota Blitar, Rabu siang.
Tiga dari empat mahasiswa tersebut diringkus oleh personel Paspampres.
Meskipun pihak kepolisian menyebut bahwa tindakan Paspampres hanya menghalau para mahasiswa.
Namun dalam video berdurasi sekitar 10 detik yang mereka tindakan personel Paspampres terlihat tiga orang anggota Paspampres meringkus dua mahasiswa dan merebut sejumlah poster dari tangan mereka.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/19/68538e49a0e30.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Ormas Dilarang Pakai Baju Mirip TNI/Polri, Pemuda Pancasila Kalteng: Kami Semi Militer Regional
Ormas Dilarang Pakai Baju Mirip TNI/Polri, Pemuda Pancasila Kalteng: Kami Semi Militer
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
– Organisasi masyarakat
Pemuda Pancasila
(PP)
Kalimantan Tengah
(
Kalteng
) merespons larangan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terhadap ormas yang mengenakan seragam mirip TNI, Polri, maupun aparat pemerintahan lainnya.
Bendahara Majelis Pimpinan Wilayah (MPW)
PP Kalteng
, Adhie Abdian, menjelaskan bahwa Pemuda Pancasila memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan dunia militer.
Sebab, organisasi itu diklaim didirikan oleh Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang terdiri dari tokoh-tokoh militer seperti Jenderal Abdul Haris Nasution, Jenderal Ahmad Yani, dan Gatot Soebroto.
“Jadi sejarah kemiliteran melekat di PP, makanya PP disebut organisasi semi militer, sampai sekarang, kami itu organisasi komando,” ucap Adhie kepada Kompas.com di sela pertemuan sejumlah ormas di Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Kamis (19/6/2025).
Adhie menyatakan bahwa sah-sah saja Kemendagri mengeluarkan larangan tersebut, karena banyak ormas yang menyalahgunakan seragam bergaya militer untuk kepentingan pribadi.
“Karena selama ini banyak ormas yang menggunakan seragam ala militer itu, dalam tanda kutip dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,” katanya.
Meski demikian, terkait sikap resmi organisasi, PP Kalteng masih menunggu keputusan dari pengurus pusat.
“Karena kebijakan ini sifatnya nasional, tentunya akan ada keputusan nasional bagaimana, kalau daerah ini kan mengikuti kebijakan pusat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kader PP selalu melalui proses pendidikan dan pelatihan (diklat), termasuk pelatihan dasar (latsar) militer yang sering kali melibatkan anggota TNI sebagai pemateri maupun instruktur.
“Memang (ormas) yang pertama kali bergaya militer itu PP, kami sudah 97 tahun, kalau dulu PP itu berwarna merah, kenapa kami pakai (seragam) loreng? Kami membedakan warna, walaupun motifnya sama,” tuturnya.
Hingga saat ini, baik PP Pusat maupun PP Kalteng belum pernah menerima teguran resmi dari pemerintah terkait penggunaan seragam tersebut.
“Beberapa bulan ke depan kami akan musyawarah besar (mubes) anggota PP, mungkin di situ nanti salah satunya dibahas aturan Menteri Dalam Negeri, saat ini secara organisasi kami masih belum mengambil sikap,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/30/68395908c53ec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Kecewanya Siswa dan Guru SMAN 70 Jakarta karena Tak Lolos PPKB UI 2025 Megapolitan
Kecewanya Siswa dan Guru SMAN 70 Jakarta karena Tak Lolos PPKB UI 2025
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– SMA Negeri 70 Jakarta adalah salah satu sekolah yang rutin mengirimkan siswanya untuk melanjutkan pendidikan di
Universitas Indonesia
.
Salah satu jalur yang sering ditempuh siswanya adalah jalur Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB).
Namun, tahun ini tidak ada siswa SMAN 70 Jakarta yang diterima melalui jalur PPKB Universitas Indonesia.
Staf Bidang Akademik SMAN 70 Jakarta, Nur Puji Lestari mewakili segenap guru merasa sedih mengetahui hal itu.
“Tahun ini sama sekali tidak ada yang diterima. Hal tersebut tentu membuat kami sedih, itu berita yang ya mengecewakan hati anak-anak,” ujar Puji kepada Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
Puji mengaku tidak mengetahui apa penyebab terjadinya hal tersebut.
Tidak ada informasi terkait perubahan metode seleksi yang disampaikan Universitas Indonesia sebelum formulir pendaftaran diberikan.
Secara kualitas, sekolah selalu memberikan pendampingan yang maksimal untuk siswanya bisa lolos dari persaingan masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
“Kami ada program pendampingan secara intensif yang menurut kami optimal, itu tidak hanya di PPKB,” kata dia.
Mulai dari pendampingan pemilihan jurusan untuk proses SNBT, bimbingan belajar ekstra untuk persiapan UTBK, hingga pendampingan persiapan dan seleksi untuk PPKB
UI
.
Bahkan, khusus seleksi yang mewajibkan esai atau motivasi diri seperti
PPKB UI
, sekolah juga menyediakan layanan konsultasi dan hal teknis seperti penulisan.
“Termasuk saat anak-anak membutuhkan pendampingan dari konsultasi dengan guru BK, maupun konsultasi tentang esainya terhadap mungkin kan kalau itu dari tata bahasa,” ucap dia.
Pada 2024, Puji mengatakan ada lebih dari 40 siswa yang diterima lewat jalur PPKB UI.
Melihat perbandingan yang terlalu jauh itu, Cia (17), siswa SMAN 70 Jakarta yang ditolak
PPKB UI 2025
, mengaku kecewa dan kaget.
Ia tidak menyangka, dari 65 orang yang didaftarkan, tidak ada satupun yang diterima.
Terlebih, melihat rekam jejak alumni dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Jujur enggak nyangka banget, karena kalau ngelihat tahun sebelumnya, dari alumni cukup banyak dan
track record
mereka bagus dan aktif juga,” kata Cia.
Cia membenarkan bahwa sekolah sudah berupaya maksimal dalam membimbing siswanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Termasuk pendampingan penulisan esai sesuai berdasarkan jurusan yang dituju yang disesuaikan dengan guru mata pelajaran.
Seperti Cia, yang menargetkan jurusan Psikologi. Ia didampingi guru Sosiologi dalam penulisan esainya.
Dengan begitu, siswa tidak butuh menyewa jasa mentor PPKB UI yang biasa mendampingi penulisan esai.
Cia bercerita bahwa gurunya sampai merasa bersalah karena menganggap dirinya sebagai penyebab kegagalan ini.
“Dari guru yang membimbing essay kami, beliau merasa bersalah karena belum bisa bantu maksimal tapi kami semua tau kok ini bukan salah beliau,” ujar Cia.
Jalur seleksi PPKB UI 2025 terkenal mengandalkan rekam jejak alumni sekolah. Jalur ini juga hanya bisa diikuti oleh sekolah yang sudah mendapatkan undangan dari UI.
Tak heran, ada beberapa sekolah yang selalu menempatkan siswanya melalui jalur ini.
Tahun ini, UI memprioritaskan penerimaan untuk siswa dari daerah 3T untuk mewujudkan “Pemerataan” yang tersisipkan dalam namanya.
Siswa dari luar Jabodetabek mendapatkan kesempatan lebih besar dari sebelumnya, khususnya wilayah 3T.
Namun, pergeseran prioritas ini disebut tidak diberitahukan kepada publik, yang membuat guru dan sekolah kaget dan kecewa.
Dalmi (21), seorang alumni Periklanan Kreatif UI, cukup menyayangkan kurangnya transparansi UI dalam seleksi PPKB kali ini.
“Menurut saya kekecewaan anak SMA Jabodetabek itu valid, karena belum ada informasi sebelumnya dan tentu heran karena dari sebelumnya puluhan bahkan, (tapi) tahun ini tidak ada,” jelas Dalmi dihubungi di kesempatan berbeda.
Sementara itu, Dafina (17) adalah salah satu siswa dari luar Jabodetabek yang diterima dalam jalur seleksi PPKB UI 2025 ini.
Siswi asal SMA YPVDP Bontang itu mengaku paham atas kekecewaan siswa Jabodetabek atas perubahan prioritas ini.
Namun, Dafina memandang bahwa kebijakan baru ini juga lebih adil dan sesuai dengan namanya, menerapkan pemerataan.
“Pemerataan tahun ini ini juga fair banget biar kesempatan nggak cuma muter di sekolah-sekolah ‘langganan’ doang. Jadi semua orang jadi punya peluang yg lebih merata,” kata Dafina.
Bersama satu orang temannya, Dafina menjadi yang pertama dari sekolahnya di Bontang, Kalimantan Timur yang menembus ketatnya PPKB UI 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/19/6853489c4319e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Presiden Prabowo Disambut Meriah Diaspora Indonesia di St. Petersburg Rusia Nasional
Presiden Prabowo Disambut Meriah Diaspora Indonesia di St. Petersburg Rusia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kedatangan Presiden
Prabowo Subianto
disambut meriah oleh
Diaspora Indonesia
di hotel tempatnya bermalam di
St. Petersburg
, Federasi Rusia, Rabu (18/6/2025) malam.
Karena sudah banyak diaspora yang menunggu setibanya di Rusia, Kepala Negara memilih menyapa langsung para warga Indonesia yang berdiri di sepanjang jalan sekitar hotel, alih-alih segera masuk ke kamar untuk beristirahat.
Dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis (19/6/2025), Prabowo menghampiri masyarakat Indonesia yang telah menunggu, kemudian menyapa, berbincang ringan, dan dengan hangat melayani permintaan swafoto.
Momen ini disambut antusias oleh para diaspora.
Beberapa di antara mereka bahkan sengaja datang bersama anak-anaknya.
Salah seorang warga Rusia, Daniya Sabirova, misalnya, datang bersama suaminya, Andre Septiyanto, serta kedua anaknya.
Mereka mengaku sangat senang bisa bertemu dan berbincang langsung dengan Prabowo menggunakan bahasa Indonesia.
“Saya tadi sampai sekarang masih sangat ingat semua kata-katanya Bapak, karena saya sapa kan pakai bahasa Indonesia dan Bapak Prabowo perhatiin bahwa saya bisa Bahasa Indonesia,” ungkap Daniya.
Daniya dan Andre pun menyampaikan harapan terkait
kunjungan Prabowo ke Rusia
.
Keduanya juga berharap Prabowo dapat sering berkunjung ke St. Petersburg.
“Sebenarnya ini sangat penting momennya bahwa Presiden Prabowo datang ke Rusia untuk berjumpa dengan Presiden kami dan kami berharap kalau jembatan dua negara, Rusia sama Indonesia, akan menjadi semakin erat,” ujar Daniya.
Kegembiraan juga dirasakan oleh mahasiswa asal Siborongborong, Sumatera Utara, yang menempuh studi S2 Pertanian di Rusia, Nita.
Ia bahagia bisa berjabat tangan langsung dengan Presiden Prabowo.
“Senang banget, karena sudah salaman secara langsung dengan Pak Presiden, orang nomor satu di Indonesia. Ditanya dari mana, saya jawab Siborongborong, dijawabnya ‘Horas Mejuah-juah’, gitu katanya. Iya, senang banget,” cerita dia.
Sementara itu, Ambar, warga Solo yang telah menetap di St. Petersburg selama delapan tahun bersama suami dan dua anaknya, juga tak mau melewatkan momen langka ini.
Ia datang membawa kedua anaknya dengan mengenakan pakaian adat Jawa dan Kalimantan.
“Tadi Presiden menanyakan, ngobrol dengan anak saya. Suami saya ditanya bisa bahasa Indonesia atau enggak,” tutur Ambar, sambil tertawa kecil.
Selain para diaspora, Prabowo disambut oleh para Menteri Kabinet Merah Putih yang telah lebih dahulu tiba di St. Petersburg.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia merupakan bagian dari misi diplomatik untuk mempererat
hubungan bilateral
antara Indonesia dan Federasi Rusia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/04/683fc8e3bf4bd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/03/14/67d3a296a53e7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/18/68524fce35eb5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)