Category: Kompas.com Metropolitan

  • Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Indeks AQI Tercatat 81
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Juni 2025

    Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Indeks AQI Tercatat 81 Megapolitan 21 Juni 2025

    Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Indeks AQI Tercatat 81
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pemandangan
    Jakarta
    yang terhampar di bawah sinar matahari pada Senin, 21 Juni 2025, menunjukkan
    kualitas udara
    yang dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 00.00 WIB, indeks kualitas udara (
    AQI
    ) Jakarta tercatat pada angka 81, yang termasuk dalam kategori sedang.
    Kategori sedang ini, dengan konsentrasi PM2.5 antara 51-100, menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta tidak terlalu berdampak pada
    kesehatan
    manusia maupun hewan. Meskipun berada dalam kategori yang tidak berisiko tinggi, tetap perlu diwaspadai mengingat Jakarta merupakan kota besar yang sering mengalami
    polusi
    udara.
    Berikut adalah beberapa kategori dan dampak dari indeks kualitas udara:
    Untuk menjaga kesehatan, terutama bagi kelompok sensitif seperti anak-anak dan lansia, IQAir menyarankan agar:
    Dengan mematuhi rekomendasi ini, kita dapat membantu mengurangi dampak negatif dari polusi udara dan menjaga kesehatan masyarakat.
    Sumber: https://www.iqair.com/id
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalan Rusak di Parung Panjang Tak Pernah Diperbaiki secara Utuh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Juni 2025

    Jalan Rusak di Parung Panjang Tak Pernah Diperbaiki secara Utuh Megapolitan 21 Juni 2025

    Jalan Rusak di Parung Panjang Tak Pernah Diperbaiki secara Utuh
    Tim Redaksi
    KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com –
    Kerusakan jalan di wilayah
    Parung Panjang
    , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, disebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa perbaikan yang berarti.
    Santor Jones (64), pemilik salah satu bengkel yang telah tinggal selama enam tahun di Jalan Mohamad Toha, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu mengaku kondisi jalan tidak pernah benar-benar diperbaiki secara menyeluruh sejak pertama kali ia menetap.
    “Selama saya tinggal di sini, enggak pernah ada jalan yang benar. Saya kan ngontrak selama 10 tahun dan tinggal tiga setengah tahun lagi. Ini aja saya mikir dulu buat perpanjang atau enggak,” ujarnya saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (20/6/2025).
    Menurut Santor,
    jalan rusak
    yang ada di depan rumahnya tidak pernah diperbaiki secara utuh atau dicor.
    Justru dia mengatakan, lubang-lubang besar di jalanan tersebut hanya ditutup secara sementara dengan batu koral atau material seadanya yang tidak bertahan lama.
    Bahkan, perbaikan itu juga hanya dilakukan di titik-titik tertentu dan bukan satu jalur utuh.
    “Lubangnya ditutupi pakai batu saja. Kalau dicor enggak pernah. Itu juga terakhir ditutupi pakai batu dua tahun lalu,” kata Santor.
    Hal senada juga dirasakan oleh Yandri, pengemudi truk. Ia menyebut, kerusakan di sepanjang Jalan Mohamad Toha menuju Jalan Raya Sudamanik, sudah berlangsung lama.
    Pasalnya, sudah dua tahun belakangan ini tak ada yang membenahi jalan sehingga kondisi jalan yang buruk itu menjadi kendala utama bagi para pengemudi truk.
    “Sudah lama sekali rusaknya tapi sudah dua tahun belakangan ini tidak dibenarin. Saya mah pusing pokoknya kalau lewat jalur ini,” kata dia.
    Yandri pun berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki
    jalan rusak di Parung Panjang
    .
    Sebab, kerusakan jalan sangat mengganggu kelancaran distribusi barang sekaligus membahayakan pengendara.
    “Untuk pemerintah supaya cepatlah perbaiki jalan Parung Panjang supaya enak buat kita lewati,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PRJ Jakarta Fair Lahir dari Dongeng yang Tak Pernah Dilihat Ali Sadikin
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Juni 2025

    PRJ Jakarta Fair Lahir dari Dongeng yang Tak Pernah Dilihat Ali Sadikin Megapolitan 21 Juni 2025

    PRJ Jakarta Fair Lahir dari Dongeng yang Tak Pernah Dilihat Ali Sadikin
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Pekan Raya Jakarta
    (
    PRJ
    ) yang kini menjadi ikon tahunan ibu kota ternyata berawal dari kisah masa kecil seorang anak Sumedang bernama
    Ali Sadikin
    , yang hanya bisa mendengar cerita tentang keramaian “Pasar Gambir” dari saudara-saudaranya.
    Ali Sadikin, yang kelak menjadi Gubernur DKI Jakarta (1966–1977), menjadikan “dongeng Pasar Gambir” sebagai inspirasi lahirnya PRJ, sebagaimana memoarnya dalam buku “Bang Ali Demi Jakarta 1966–1977” karya Ramadhan KH (1992).
    Ali kecil, yang lahir di Sumedang pada 7 Juli 1926, tumbuh dengan cerita-cerita tentang Pasar Gambir yang sering diceritakan oleh kakaknya dan pamannya di Batavia.
    Dalam memoarnya, Ali mengisahkan, bahwa pada masa kecilnya ia hampir menyaksikan Pasar Gambir di Batavia (Jakarta saat itu), sebuah pesta rakyat tahunan yang terkenal meriah.
    Namun, rencana itu kandas akibat pecahnya Perang Dunia II. Ia pun hanya bisa menikmati kisahnya dari cerita sang paman atau dari koran Java Bode.
    Sejarah Lahirnya PRJ Jakarta Fair
    Dongeng masa kecil Ali Sadikin itulah yang kelak menjadi dasar cita-cita untuk menghadirkan kembali suasana keramaian dan kegembiraan rakyat di Jakarta pasca-kemerdekaan.
    Namun, tak hanya dari Pasar Gambir, lahirnya PRJ juga terinspirasi oleh berbagai pameran dunia seperti Hamburg Fair dan Leipzig Fair.
    Melihat berbagai pameran tersebut, Ali Sadikin menyadari pentingnya sebuah ajang yang bisa menjadi wadah promosi dan pemasaran produk lokal.
    Ketika ia mengusulkan gagasan PRJ kepada pemerintah pusat, respon yang diterima terasa dingin.
    Ali menyebut sambutan dari pusat sebagai “melempem” dan tanpa semangat. Namun alih-alih mundur, ia memilih untuk melanjutkan inisiatif ini secara mandiri melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
    Maka lahirlah pameran pasar rakyat dengan nama “Jakarta Fair” yang digelar pertama kali pada 5 Juni hingga 20 Juli 1968 di kawasan Monas.
    Namun, tak lama kemudian, nama itu ia ubah menjadi “Pekan Raya Jakarta” sebagai bagian dari upaya mendorong penggunaan bahasa Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada istilah asing.
    PRJ untuk Semua: Bukan Hanya Dagang, Tapi Ruang Inklusif
    Ali Sadikin menyadari, bahwa tumbuhnya produksi nasional saat itu harus diiringi oleh tumbuhnya saluran pemasaran.
    Ia menaruh perhatian khusus pada dua kelompok pelaku ekonomi, yakni pihak yang kuat (industri besar) dan pihak yang lemah (pengusaha kecil dan menengah).
    Ali ingin PRJ menjadi ruang inklusif, di mana seluruh pelaku usaha bisa mendapatkan panggung.
    Bagi Ali Sadikin, PRJ bukan sekadar pameran dagang dan industri. Ia juga melihatnya sebagai solusi untuk masalah sosial Jakarta saat itu,, yakni minimnya tempat hiburan yang sehat dan murah untuk warga kota.
    Dengan PRJ, Ali ingin menghadirkan ruang publik tempat masyarakat bisa berkumpul, bersenang-senang, dan bangga akan produk dalam negeri.
    Hari ini, Pekan Raya Jakarta tak hanya menjadi ajang pameran dagang, tetapi juga ruang kolektif yang menampung budaya, seni, hiburan, dan kebanggaan warga ibu kota.
    Di balik gemerlapnya, ada semangat seorang gubernur yang menjadikan dongeng masa kecilnya sebagai inspirasi besar untuk membangun ruang kebersamaan rakyat.
    PRJ adalah bukti bahwa visi besar bisa tumbuh dari kenangan sederhana asal digerakkan oleh keberanian dan keyakinan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Saat para Remaja Enteng Sekali Ayunkan Senjata, seperti Tak Ada Hukum di Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Juni 2025

    Saat para Remaja Enteng Sekali Ayunkan Senjata, seperti Tak Ada Hukum di Jakarta Megapolitan 21 Juni 2025

    Saat para Remaja Enteng Sekali Ayunkan Senjata, seperti Tak Ada Hukum di Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Suasana di Jalan Dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, mendadak ricuh pada Jumat (20/6/2025) sekitar pukul 16.15 WIB.
    Dua kelompok warga yang terdiri dari remaja di Gang Manggis RW 007 dan Gang Sawo RW 009 terlibat
    tawuran
    di jalan tersebut menggunakan senjata tajam.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @jakarta.terkini, terlihat sejumlah warga menenteng berbagai senjata tajam (sajam), bambu, hingga batu sambil mengenakan helm.
    Kemudian, mereka saling serang menggunakan sajam yang dipegang sehingga membuat banyak pengendara yang melintas memutar balik kendaraannya.
    Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan mengungkapkan, awal mula tawuran dipicu ulah sekelompok warga dari Gang Manggis RW 007 yang membawa senjata tajam sambil menyalakan petasan ke arah Gang Sawo RW 009. Tindakan itu memicu kemarahan warga Gang Sawo.
    “Warga Gang Manggis RW 007 membawa sajam dan menyalakan petasan dengan mengarahkan ke warga Gang Sawo RW 009,” jelas Iwan dalam keterangannya, Jumat.
    Tak tinggal diam, warga Gang Sawo pun membalas serangan tersebut dengan lemparan batu dan petasan.
    Ketegangan meningkat dan bentrokan antarwarga tak terelakkan.
    “Warga Gang Sawo RW 009 keluar dan melawan dengan menggunakan sajam dan tiba-tiba saling menyerang melempar batu dan petasan,” jelasnya
    Iwan mengatakan, tawuran ini tidak berlangsung lama. Sebab, petugas Polsek Tebet tengah berjaga tidak jauh dari lokasi kejadian sehingga tawuran langsung dibubarkan.
    Meski berhasil cepat diredam, tawuran tetap menelan korban dari salah satu kelompok.
    Seorang pria berinisial A (30), warga Manggarai Selatan, mengalami luka dalam tawuran tersebut.
    “Korban luka terbuka di bagian kepala dan dagu,” kata Iwan.
    Akibat tawuran, arus lalu lintas di sekitar Jalan Dr. Saharjo sempat terhambat. Kendaraan terpaksa melambat atau berhenti sejenak karena kondisi yang tidak kondusif.
    “Ya, sempat terjadi kemacetan sekitar 15 menit,” ujar Kapolsek Setiabudi Kompol Firman kepada wartawan, Jumat.
    Sekitar pukul 16.30 WIB, tawuran berhasil diredam dan situasi kembali terkendali. Polisi kini masih menyelidiki lebih lanjut pihak-pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut.
    Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon berpandangan, tawuran antarkelompok yang kerap terjadi di Jakarta merupakan kasus berpola.
    “Pola itu kan artinya sesuatu yang semakin lama dibiarkan atau semakin lama tidak dikontrol,” kata Josias saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/10/2024).
    Karena itu, tawuran semakin melebar sehingga menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
    “Ditambah lagi dengan media sosial ya. Medsos ini salah satu untuk yang men-support kegiatan itu. Kadang-kadang ada teguran dari masyarakat, tapi bisa komunikasi lewat medsos,” ungkap Josias.
    Karena komunikasi yang bersifat tidak terbuka ini, para pelaku tawuran bisa membuat janji untuk bertemu di suatu tempat sehingga terjadinya tawuran.
    Dalam perkelahian itu, para pelaku yang rata-rata masih di bawah umur menggunakan berbagai macam jenis senjata tajam.
    Meski begitu, Josias menegaskan, mereka yang terlibat tawuran tidak bisa disebut secara merata sebagai kenakalan remaja.
    “(Karena) ada juga yang memang masih ikut-ikutan segala macam, masih bisa dibina, gitu,” ujar Josias.
    “(Tapi) kalau memang sudah masuk dalam suatu kegiatan kriminal, yang mengganggu, yang melakukan tindak kriminal, penganiayaan, kekerasan, sudah berulang kali diingatkan, ditanggapi, ya dilakukan penegakan hukum,” imbuhnya.

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tuai Berbagai Penolakan Atas Kebijakannya, Dedi Mulyadi: Saya Siap Dibenci, Asal Tinggalkan Legasi untuk Rakyat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Juni 2025

    Tuai Berbagai Penolakan Atas Kebijakannya, Dedi Mulyadi: Saya Siap Dibenci, Asal Tinggalkan Legasi untuk Rakyat Megapolitan 21 Juni 2025

    Tuai Berbagai Penolakan Atas Kebijakannya, Dedi Mulyadi: Saya Siap Dibenci, Asal Tinggalkan Legasi untuk Rakyat
    Penulis

    KOMPAS.com –

    Gubernur Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat yang terus mendukung langkah-langkah
    kebijakan
    yang ia ambil, terutama yang menyangkut kepentingan jangka panjang.
    Dalam sebuah pernyataan terbarunya,
    Dedi
    mengakui berbagai keputusan yang diambilnya sebagai kepala daerah tidak selalu memuaskan semua pihak.
    Meski demikian, dirinya menegaskan, bahwa segala kebijakannya tetap berorientasi untuk kepentingan masyarakat luas.
    “Saya paham tidak semua kebijakan dan tindakan saya memuaskan semua orang. Pasti ada yang merasa terganggu atau dirugikan,” ujar Dedi dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya @
    dedimulyadi71
    , Jumat, (20/6/2025).
    “Tapi pemimpin itu harus mengambil keputusan untuk banyak orang. Jangan mengorbankan banyak orang hanya untuk melindungi sedikit orang. Itulah pemimpin,” lanjutnya.
    Dedi juga menyinggung situasi yang dihadapi sebelumnya, seperti maraknya tambang ilegal, kondisi infrastruktur jalan yang rusak, premanisme, hingga persoalan lingkungan seperti sampah dan kawasan kumuh.
    Dengan gaya bahasa metafora, Dedi menggambarkan bagaimana kebijakannya dalam menangani berbagai masalah tersebut justru menimbulkan keberatan dari sejumlah pihak.
    “Ketika kita membabat semak, pasti banyak tikus yang berlari, ular yang meronta, dan kecoa yang berteriak. Tapi semua itu harus dihadapi dan diselesaikan bersama,” ujar Dedi.
    Dedi turut menegaskan, bahwa ia tidak mencari popularitas semata. Ia lebih memilih untuk meninggalkan warisan yang bermakna dibandingkan dengan sekadar mendapat pujian sesaat.
    “Saya lebih memilih menjadi pemimpin yang dibenci tapi meninggalkan legasi, daripada dipuja tapi hanya meninggalkan harapan hampa,” tegasnya.
    Sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, sejumlah
    kebijakan Dedi Mulyadi
    kerap menimbulkan
    kontroversi
    dan perdebatan publik.
    Beberapa pihak juga kerap menyatakan ketidaksetujuannya atas kebijakan mantan Bupati Purwakarta tersebut, salah satu yang terbaru ialah Irwansyah (51), warga Kampung Gabus, Bekasi.
    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Irwansyah sempat kecewa terhadap Dedi Mulyadi karena warung kopinya di bantaran saluran irigasi Jalan Kong Isah, Kampung Gabus dibongkar Satpol PP.
    Ia mengaku sebagai rakyat kecil yang kehilangan mata pencaharian dan merasa warungnya berdiri di atas tanah warisan keluarganya.
    Irwansyah sendiri merupakan cucu dari Nausan, yang merupakan Bupati Swantatra Bekasi periode 1958-1960.
    Irwansyah juga menyayangkan Dedi Mulyadi yang tak langsung menyampaikan pemberitahuan akan dilakukan pembongkaran ketika berkunjung ke Kampung Gabus beberapa waktu lalu.
    Surat pemberitahuan pembongkaran justru diterima berdekatan dengan hari pelaksanaan pembongkaran, atau tak lama setelah Dedi Mulyadi berkunjung ke Kampung Gabus.
    Namun, situasi berubah setelah Dedi Mulyadi menemui Irwansyah pada Jumat (20/6/2025).
    Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan disertai canda tawa tersebut, Dedi Mulyadi dan Irwansyah tampak berbincang sembari berjalan di dalam klister.
    Usai pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi mengaku dirinya tidak ada persoalan dengan Irwansyah.
    Sebaliknya, Dedi mengatakan, bahwa Irwansyah memintanya untuk membongkar seluruh bangunan liar yang masih berdiri di bantaran saluran irigasi Jalan Kong Isah.
    “Aman, sudah ketemu sama saya. Dia sekarang malah nyuruh saya bongkar semua,” kata Dedi kepada
    Kompas.com
    di lokasi.
    Dedi pun berjanji akan merenovasi makam leluhur Irwansyah dan mendukungnya untuk kembali berdagang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Warga Parung Panjang: Jalan Rusak dan Gelap, Sehari Bisa 5 Motor Jatuh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juni 2025

    Cerita Warga Parung Panjang: Jalan Rusak dan Gelap, Sehari Bisa 5 Motor Jatuh Megapolitan 20 Juni 2025

    Cerita Warga Parung Panjang: Jalan Rusak dan Gelap, Sehari Bisa 5 Motor Jatuh
    Tim Redaksi

    BOGOR, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga di kawasan
    Parung Panjang
    , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah serta minim pencahayaan.
    Kondisi ini disebut kerap menjadi penyebab
    kecelakaan
    lalu lintas, terutama pada malam hari.
    Selain permukaan jalan yang bergelombang dan berlubang, tidak tersedianya lampu penerangan jalan umum (PJU) turut memperburuk situasi.
    Toni (39), warga Cikuda Parung Panjang, menyampaikan bahwa kecelakaan di ruas jalan tersebut bukanlah hal yang langka.
    “Sehari bisa lihat tiga sampai lima motor jatuh. Kalau pagi atau malam apalagi, banyak yang kepleset. Jalanannya kan enggak rata, terus berdebu atau licin kalau hujan,” kata Toni kepada
    Kompas.com
    , Jumat (20/6/2025).
    Menurut Toni, sebagian besar korban adalah pengendara sepeda motor yang tidak menyadari adanya lubang karena tertutup debu atau genangan air.
    “Udah mah lubangnya banyak, gelap pula. Kalau malam mah cuma ngandelin lampu motor. Kalau ada truk lewat, makin enggak kelihatan,” ujarnya.
    Sementara itu, Yulianti (37), seorang pedagang kelontong di tepi jalan kawasan Cikuda, juga mengaku sering menyaksikan langsung pengendara yang terjatuh di depan tokonya.
    “Waktu itu ibu-ibu jatuh karena enggak kelihatan jalannya. Kakinya sampai luka. Sering banget kejadiannya, saya sampai hafal. Bahkan siang juga rawan,” ujar Yulianti.
    Warga setempat berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan infrastruktur jalan sekaligus menambah fasilitas penerangan untuk mengurangi risiko kecelakaan.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi menunjukkan bahwa kondisi jalan utama Parung Panjang, khususnya di wilayah Cikuda, tampak memprihatinkan.
    Banyak ruas jalan yang berlubang, tidak rata, serta dipenuhi debu beterbangan akibat aktivitas kendaraan berat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sambut HUT Jakarta, Imigrasi Jakut Permudah ASN dan Warga Buat Paspor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juni 2025

    Sambut HUT Jakarta, Imigrasi Jakut Permudah ASN dan Warga Buat Paspor Megapolitan 20 Juni 2025

    Sambut HUT Jakarta, Imigrasi Jakut Permudah ASN dan Warga Buat Paspor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara memberikan kemudahan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat umum dalam pembuatan maupun perpanjangan
    paspor
    .
    Kemudahan itu diberikan lewat layanan Eazy
    Paspor
    yang digelar di Kantor Wali Kota, Jakarta Utara, Jumat (20/6/2025).
    “Pelayanan yang kita gelar di kantor wali kota ini juga sebagai bentuk kolaborasi kita dengan Pemkot Jakarta Utara dalam menyambut HUT kota Jakarta yang ke -498,” ungkap Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara, Rendra Mauliansyah, dalam keterangannya, Jumat.
    Rendra mengatakan, Eazy Paspor merupakan layanan jemput bola yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam mengurus pembuatan paspor baru maupun penggantian paspor lama.
    Melalui layanan ini, masyarakat tak perlu repot-repot lagi datang ke kantor imigrasi untuk mengurus paspor.
    Namun, para ASN dan warga yang ingin menikmati layanan tersebut harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui
    barcode
    yang ada di akun Instagram @kotajakartautara.
    “Jadi dalam pelaksanaan layanan Eazy Passport kali ini, kita sudah punya daftar pemohonnya yaitu mereka yang sudah mendaftar melalui
    scan barcode
    satu hari sebelumnya,” jelas Rendra.
    Rendra menambahkan, layanan ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Tercatat puluhan orang mengajukan permohonan paspor baru.
    “Untuk jumlah permohonan yang diproses hari ini ada sebanyak 38 permohonan, yaitu paspor baru Elektronik 23 permohonan dan paspor penggantian Elektronik 15 permohonan,” beber Rendra.
    Sementara untuk pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) paspor, dilakukan secara individu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Minta Fasilitas di Terminal Tanjung Priok Segera Diperbaiki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juni 2025

    Warga Minta Fasilitas di Terminal Tanjung Priok Segera Diperbaiki Megapolitan 20 Juni 2025

    Warga Minta Fasilitas di Terminal Tanjung Priok Segera Diperbaiki
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga meminta agar berbagai fasilitas yang rusak di ruang tunggu lantai dua
    Terminal Tanjung Priok
    , Jakarta Utara, bisa segera diperbaiki.
    “Agar lebih bagus lagi, ini kan masih baru sekitar 2-3 tahunan dibangun semua, cuma tempat duduknya udah pada rusak,” ucap salah satu penumpang bernama Zaenal (60) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Jumat (20/6/2025).
    Sementara itu, pegawai perusahaan otobus (PO) bernama Selamet berharap agar Terminal Tanjung Priok bisa mencontoh terminal di Magelang, Jawa Tengah.
    “Harusnya kayak seperti di daerah saya Magelang, terminal daerah tapi istimewa, fasilitas memadai, bersih,” ujar Selamet.
    Selamet mengatakan, ruang tunggu penumpang di Terminal Magelang sangat nyaman.
    Bahkan, para calo tiket pun tak diperbolehkan untuk masuk ke ruangan tersebut.
    “Misalnya, khusus yang masuk ke dalam aja penumpangnya, calo di luar semua,” kata Selamet.
    Diberitakan sebelumnya, banyalk fasilitas di ruang tunggu lantai dua Terminal Tanjung Priok yang mengalami kerusakan.
    Mulai dari bangkunya yang rusak dan berkarat sehingga tak bisa diduduki lagi.
    Kemudian,
    rolling door
    yang menjadi penutup ruangan tunggu itu hancur.
    Selamet mengatakan, bangku tersebut mulai rusak saat bulan Ramadhan kemarin. Sementara itu,
    rolling door
    sudah rusak selama tahunan.
    Namun, sampai saat ini, kedua fasilitas tersebut belum juga diperbaiki, bahkan didiamkan begitu saja.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir hingga 180 Cm Rendam Dua Permukiman di Tangsel, Puluhan KK Terdampak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juni 2025

    Banjir hingga 180 Cm Rendam Dua Permukiman di Tangsel, Puluhan KK Terdampak Megapolitan 20 Juni 2025

    Banjir hingga 180 Cm Rendam Dua Permukiman di Tangsel, Puluhan KK Terdampak
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Hujan deras yang mengguyur Kota
    Tangerang Selatan
    (
    Tangsel
    ) pada Jumat, (20/6/2025) malam, menyebabkan
    banjir
    di dua kawasan permukiman dengan ketinggian air mencapai hingga 180 cm.
    Komandan Peleton (Danton) Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Dian Wiryawan mengungkapkan, bahwa terdapat dua titik yang terdampak banjir.
    Kedua titik tersebut, yakni Perumahan CPS 2 RW 06, Kelurahan
    Keranggan
    , dan Cluster Flamingo Blok B8-B9, Serpong Lagoon, Kelurahan
    Kademangan
    .
    “Di Perumahan CPS 2, air mulai naik sejak pukul 19.30 WIB akibat hujan deras yang cukup lama dan luapan air dari kali. Tinggi muka air (TMA) di lokasi tersebut bervariasi antara 25 hingga 180 sentimeter (cm),” ujar Dian saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/6/2025).
    Dian menjelaskan, sekitar 50 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di kawasan CPS 2. Hingga saat ini, genangan air masih belum surut.
    Sementara itu, banjir di kawasan Serpong Lagoon disebabkan oleh jebolnya tanggul perumahan yang berbatasan langsung dengan aliran kali.
    “Air mulai masuk dengan ketinggian antara 20 sampai 70 sentimeter. Ada sekitar 40 KK yang terdampak,” jelas Dian.
    BPBD Tangsel telah mengerahkan 14 personel dan dua unit perahu karet ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi dan pemantauan situasi.
    Dian menambahkan, wilayah lain di Kota Tangsel dilaporkan masih dalam kondisi aman dari genangan banjir.
    “Kami terus pantau perkembangan cuaca dan kondisi lapangan. Jika diperlukan, bantuan tambahan akan segera dikerahkan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Debu Tebal dan Jalan Berlubang di Parung Panjang Ganggu Usaha Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juni 2025

    Debu Tebal dan Jalan Berlubang di Parung Panjang Ganggu Usaha Warga Megapolitan 20 Juni 2025

    Debu Tebal dan Jalan Berlubang di Parung Panjang Ganggu Usaha Warga
    Tim Redaksi
    KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com –
    Kondisi
    jalan rusak
    di Jalan Mohamad Toha hingga Jalan Raya Sudamanik,
    Parung Panjang
    , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tak hanya membahayakan pengendara, tetapi juga berdampak langsung pada penghasilan warga setempat.
    Salah satunya adalah Santor Jones (64), pemilik bengkel yang tinggal dan membuka usaha di pinggir jalan tersebut. Ia mengaku penghasilannya menurun lantaran jalan yang rusak tak kunjung diperbaiki secara permanen.
    “Jelas ada perbedaan pendapatan. Pertama, kita kalau duduk di depan (teras bengkel), akhirnya terganggu karena pantulan batu dari bawah truk. Terus kedua, abunya Luar biasa, apalagi kalau panas,” ujar Santor saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (20/6/2025).
    Menurut Santor, debu tebal yang beterbangan setiap hari membuat pelanggan enggan untuk datang ke bengkelnya.
    Selain itu, lubang besar dan batu-batu tajam di sepanjang jalan membuat banyak kendaraan, khususnya sepeda motor, memilih jalur alternatif.
    “Debunya banyak banget. Saya kan tutupnya Maghrib, terus besokannya, pas buka bengkel, debunya sudah banyak banget,” kata dia.
    Selama enam tahun tinggal di kawasan tersebut, Santor mengatakan, jalan rusak itu belum pernah diperbaiki secara menyeluruh.
    Jika ada perbaikan, biasanya hanya sekadar ditutup batu agar terlihat rata. Namun, solusi itu tak bertahan lama.
    “Lubangnya ditutupi pakai batu saja. Kalau dicor enggak pernah. Itu juga terakhir ditutupi pakai batu dua tahun lalu,” kata dia.
    Santor melanjutkan, banyak pelanggan mengeluhkan kondisi jalan sehingga enggan kembali ke tempat usahanya.
    “Semuanya kalau ke sini pasti ngeluh. Saya sih sering ngobrol sama mereka, kadang mereka nanya ‘jadi kapan jalanannya benar?’” jelas dia.
    Santor berharap pemerintah bisa segera memperbaiki kondisi jalan secara menyeluruh, bukan hanya sekadar menutup lubang dengan batu.
    “Kalau terus begini, makin sepi yang lewat. Usaha makin berat. Kita juga enggak tahu harus ngadu ke siapa lagi,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.