Category: Kompas.com Metropolitan

  • UPTD PPA Jateng Terima 50 Aduan Sepanjang 2025, Mayoritas Kekerasan Seksual dan KBGO
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Juni 2025

    UPTD PPA Jateng Terima 50 Aduan Sepanjang 2025, Mayoritas Kekerasan Seksual dan KBGO Regional 24 Juni 2025

    UPTD PPA Jateng Terima 50 Aduan Sepanjang 2025, Mayoritas Kekerasan Seksual dan KBGO
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Jawa Tengah menerima sekitar 50
    kasus kekerasan
    yang masuk melalui pengaduan langsung sepanjang tahun 2025.
    Angka tersebut belum termasuk tambahan kasus yang dirujuk dari 35 kabupaten/kota di wilayah tersebut.
    Kepala
    UPTD PPA Jateng
    , Eka Suprapti, menjelaskan bahwa data kasus
    kekerasan seksual
    hampir mencapai separuh dari total pengaduan langsung yang diterima.
    “Data kasus kekerasan seksual memang hampir separuh dari total pengaduan langsung yang masuk ke kami. Tapi jumlah keseluruhan bisa lebih banyak (dari 50) karena kami juga menangani rujukan dari luar (kabupaten/kota),” ungkapnya di kantornya pada Selasa (24/6/2025).
    Eka menyoroti bahwa kasus kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender online (
    KBGO
    ) masih mendominasi laporan yang diterima oleh UPTD PPA.
    “Hampir separuh pengaduan yang masuk hingga pertengahan tahun ini berkaitan dengan KBGO. Untuk kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tren tertinggi masih kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender online (KBGO). Ini marak sekali,” imbuhnya.

    Menurut Eka, jenis kejahatan ini sering kali bermula dari kedekatan hubungan pertemanan di media sosial yang berkembang menjadi tindakan manipulatif atau grooming terhadap korban.
    “Dalam banyak kasus, pelaku mengajak korban, terutama anak-anak, untuk berhubungan seksual dan merekam secara diam-diam. Di samping itu, meminta korban mengirim video tubuhnya. Berikutnya rekaman itu disalahgunakan untuk mengancam atau memaksa korban mengikuti kemauan pelaku,” jelasnya.
    Eka juga menekankan bahwa penggunaan media digital tanpa pengawasan menjadi celah terjadinya kekerasan berbasis daring.
    “Kami masih sangat membutuhkan kerja sama dengan kepolisian, terutama yang kaitannya dengan siber. Karena banyak platform media sosial yang disalahgunakan,” tuturnya.
    Saat ini, kepolisian berencana membentuk satuan khusus yang menangani kejahatan siber, termasuk KBGO.
    Eka berharap langkah tersebut dapat memperkuat upaya pelacakan dan penindakan terhadap pelaku kekerasan berbasis daring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cegah Keracunan, Menu MBG Bakal Wajib Rapid Test Sebelum Disajikan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    Cegah Keracunan, Menu MBG Bakal Wajib Rapid Test Sebelum Disajikan Megapolitan 24 Juni 2025

    Cegah Keracunan, Menu MBG Bakal Wajib Rapid Test Sebelum Disajikan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menyiapkan langkah uji cepat atau
    rapid test
    terhadap menu
    makan bergizi gratis
    (
    MBG
    ).
    Hal ini untuk mencegah terulangnya kasus
    keracunan MBG
    di kalangan anak sekolah.
    Nantinya, 
    rapid test 
    ini akan diwajibkan sebelum paket menu MBG disajikan kepada peserta didik. 
    “Nanti kalau hasilnya negatif baru dapat disajikan kepada anak-anak. Tapi kalau positif akan ada uji laboratorium selanjutnya,” kata Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, usai menghadiri Seminar Hari Keamanan Pangan Dunia, di IICC, Kota Bogor, Selasa (24/6/2025).
    Andriko menyampaikan,
    rapid test
    dilakukan untuk memastikan tidak ada bahan atau kandungan makanan yang berbahaya untuk dikonsumsi.
    Menurutnya, proses
    rapid test
    dirancang cepat, hanya butuh waktu sekitar 10 menit. Jika terdeteksi ada bahan berbahaya, sampel makanan akan dibawa ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut.
    “Harapannya, makanan dalam program MBG ini benar-benar aman agar risiko kasus keracunan maupun penyakit menular dapat ditekan,” imbuhnya.
    Andriko menuturkan, penerapan
    rapid test
    akan dilakukan di tiap-tiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di masing-masing wilayah.
    Sementara, alat
    rapid test
     hanya akan diproduksi oleh dua lembaga yang sudah terverifikasi dan berstandar ilmiah.
    “Itu nanti akan diadakan (diproduksi) oleh lembaga yang terverifikasi,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, 7 Orang Penyelamat Berhasil Mendekati Korban dan Harus "Flying Camp"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Juni 2025

    Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, 7 Orang Penyelamat Berhasil Mendekati Korban dan Harus "Flying Camp" Regional 24 Juni 2025

    Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, 7 Orang Penyelamat Berhasil Mendekati Korban dan Harus “Flying Camp”
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Proses evakuasi terhadap Juliana (27), pendaki wanita asal Brasil yang jatuh di
    Gunung Rinjani
    , Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memasuki hari keempat pada Selasa (24/6/2025).
    Juliana dilaporkan terjatuh di kawasan Cemara Nunggal yaitu jurang yang mengarah ke arah Danau Segara Anak di jalur menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 06.30 Wita.
    Keberadaan Juliana terpantau
    drone thermal
    dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dalam keadaan tidak bergerak pada Senin (23/6/2025).
    Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman mengatakan, sore ini sebanyak 7 orang penyelamat berhasil mendekati titik korban. Namun, karena hari mulai gelap, tim penyelamat melakukan
    flying camp

    “Bersyukur sore ini, 7 orang
    rescuer
    berhasil mendekati titik korban namun harus melakukan
    flying camp
    karena hari mulai gelap,” kata Yarman dalam keterangan resmi, Selasa (24/6/2025). 
    Sementara itu, uji coba bantuan udara melalui helikopter belum berhasil maksimal akibat kabut tebal di sekitar lokasi.
    Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Brigjen Marinir Edy Prakoso dan perwakilan Kedutaan Besar Brasil, yang tiba di Posko Resort Sembalun ikut memantau proses evakuasi. 
    Yarman mengatakan, evaluasi menyeluruh terus dilakukan untuk mempercepat dan memastikan evakuasi berjalan aman.
    Total 48 personel terlibat dari berbagai unsur. Yakni dari Basarnas, Unit SAR
    Lombok Timur
    , Brimob, Polhut, EMHC, Lorax, Porter hingga Rinjani Squad. Logistik tambahan juga telah didistribusikan untuk mendukung operasional dua hari ke depan.
    Sebelumnya, Juliana (27) dilaporkan terjatuh di kawasan Cemara Nunggal yaitu jurang yang mengarah ke arah Danau Segara Anak di jalur menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 06.30 Wita. 
    Keberadaan Juliana berhasil terpantau menggunakan drone thermal dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dalam keadaan tidak bergerak pada Senin (23/6/2025).
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dikawal Ertiga, Truk Ini Ternyata Bermuatan 85 Kg Ganja dari Sumut
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Juni 2025

    Dikawal Ertiga, Truk Ini Ternyata Bermuatan 85 Kg Ganja dari Sumut Regional 24 Juni 2025

    Dikawal Ertiga, Truk Ini Ternyata Bermuatan 85 Kg Ganja dari Sumut
    Tim Redaksi
    BANGKA, KOMPAS.com
    – Petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP)
    Bangka Belitung
    berhasil mengamankan 85 kilogram daun ganja kering dari sebuah truk ekspedisi yang melintas di Pelabuhan
    Tanjung Kalian
    , Mentok, Bangka Barat.
    Barang terlarang tersebut disamarkan dalam 83 paket yang dibungkus dengan kertas bubuk kopi.
    Kepala BNNP Bangka Belitung,
    Brigjen Hisar Siallagan
    , mengungkapkan bahwa
    pengiriman ganja
    tersebut berasal dari Sumatera Utara dengan tujuan Tanjung Gunung, Bangka Tengah.
    “Pengiriman berhasil dicegat setelah kendaraan turun dari kapal penyeberangan di Tanjung Kalian, Mentok,” kata Hisar saat jumpa pers pada Selasa (26/6/2025).
    Hisar menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini bermula dari hasil pengembangan informasi di lapangan pada 3 Juni 2025.
    Petugas kemudian mengetahui adanya pengiriman paket ganja yang dikawal oleh seorang kurir yang mengendarai minibus.
    “Tersangka seorang kurir inisial IR (32) telah diamankan bersama barang bukti,” ujar Hisar.
    Truk yang membawa kardus berisi narkotika jenis ganja menyeberang malam hari melalui Pelabuhan Tanjung Api-api di Palembang, Sumatera Selatan, menuju Pelabuhan Tanjung Kalian.
    Tersangka IR membuntuti truk tersebut dengan mengendarai kendaraan Suzuki Ertiga berpelat nomor BN 1080 IF.
    “Mobil Ertiga hanya berisikan tersangka, sedangkan paket ganja dalam empat kardus besar semuanya berada dalam truk,” jelas Hisar.
    Tersangka mengaku tidak mengetahui siapa penerima barang tersebut dan hanya dijanjikan upah sebesar Rp 350.000 per kilogram.
    Saat ini, tersangka dan seluruh barang bukti telah diamankan di kantor BNNP Bangka Belitung untuk proses hukum lebih lanjut.
    Tersangka dikenakan Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 111 Ayat 2 Undang-undang Nomor 03 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang mengancam hukuman maksimal penjara seumur hidup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone Megapolitan 24 Juni 2025

    WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Sultan Fatoni (43), warga negara Indonesia (WNI) asal Samarinda, akhirnya pulang ke Tanah Air bersama istri dan anaknya setelah tiga setengah tahun tinggal di Iran.
    Ia dievakuasi karena situasi keamanan yang kian memburuk, meski tinggal di
    Kota Mashhad
    yang tidak terkena langsung serangan bom.
    “Kami di
    kota Mashhad
    katanya bom itu tidak sampai, cuma drone aja. Beberapa hari ada drone, tapi sempat ditembak oleh pertahanan Iran, jadi enggak sempat jatuh,” ujar Sultan saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
    Ia menuturkan, rumahnya hanya berjarak sekitar 10 menit dari Kota Mashhad, yang menjadi salah satu lokasi sasaran
    serangan drone
    beberapa waktu lalu.
    “Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” kata Sulatan.
    Sultan mengaku belum pernah mengalami konflik seperti ini selama tinggal di Iran.
    Situasi mulai terasa tegang saat konflik antara Iran dan Israel memanas, ditambah dengan campur tangan militer dari Amerika Serikat.
    Setelah ia dan rombongan meninggalkan Iran, dua kota lain dilaporkan mendapat serangan baru.
    “Karena kami berangkat sejak Kamis, pas Kamis memang beberapa kota masih kelihatan aman, tapi setelah dua hari kami pergi, dua kota mendapat serangan baru seperti ada dari Amerika ikut juga,” ungkapnya.
    Meski tidak berada di wilayah konflik langsung, pemerintah Iran menetapkan status siaga dan menerapkan pembatasan akses informasi.
    Salah satunya adalah dengan menasionalisasi internet. Sultan menyebut bahwa situs-situs luar tidak lagi bisa diakses.
    “Beberapa akses dipersulit. Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” katanya.
    Proses evakuasi dari Mashhad dimulai sejak Kamis pekan lalu. Sultan bersama rombongan menempuh perjalanan darat selama satu hari menuju titik kumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
    Setelah menginap semalam untuk menunggu WNI dari kota lain, perjalanan dilanjutkan ke perbatasan Azerbaijan selama satu hari lagi. Dari Baku, mereka diterbangkan ke Indonesia.
    “Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ujar Sultan.
    Setibanya di bandara, mereka langsung diarahkan ke ruang imigrasi untuk pengecekan dokumen perjalanan, lalu ke bea cukai untuk pemeriksaan IMEI perangkat. Setelah seluruh prosedur selesai, mereka diperbolehkan pulang.
    Kedatangan para WNI ini disambut oleh sejumlah pejabat, di antaranya Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Amerika dan Eropa Vitto R. Tahar, Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Pasifik, Oseania, dan Afrika Parimeng, serta Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI Andi Rahmianto.
    Evakuasi dilakukan secara bertahap terhadap WNI yang bersedia pulang dari Iran.
    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus menyebut bahwa dari total 380 WNI yang ada di Iran, hanya 97 yang memilih untuk dievakuasi.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat,” ujar Lodewijk di Kampus IPDN Jatinangor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Pegawai Pengadilan Agama Situbondo Kemasukan Biawak, Damkar Sempat Frustasi Saat Evakuasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 Juni 2025

    Mobil Pegawai Pengadilan Agama Situbondo Kemasukan Biawak, Damkar Sempat Frustasi Saat Evakuasi Surabaya 24 Juni 2025

    Mobil Pegawai Pengadilan Agama Situbondo Kemasukan Biawak, Damkar Sempat Frustasi Saat Evakuasi
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Pemadam Kebakaran Kabupaten
    Situbondo
    , Jawa Timur mengevakuasi seekor
    biawak
    air (
    Veranus salvador
    ) di Pengadilan Agama Situbondo pada Selasa (24/6/2025).
    Kasubag Umum
    Damkar
    Situbondo, Dayat menyatakan, biawak itu masuk ke mesin mobil Xpander yang diparkir di Kantor Pengadilan Agama Situbondo.
    Dayat bersama tiga anggota datang ke lokasi.
    “Jadi kami datang ke lokasi pukul 15.50 WIB dan selesainya sekitar setengah jam,” kata Dayat Selasa (24/6/2025).
    Dia menyatakan, baru sekarang ada laporan evakuasi biawak masuk mesin mobil. Adapun mesin mobil Xpander yang dimasuki biawak itu sangat rapi komposisinya sehingga sensitif. 
    “Jadi kami tadi lama evakuasinya sekitar lebih setengah jam karena takut sensor dari mesin mobil tersebut rusak,” katanya.
    Informasi dari pemilik mobil, yakni Muhammad Rofiki, pegawai Pengadilan Agama Situbondo, hewan tersebut tiba-tiba muncul dari selokan dan masuk ke mesin mobil yang diparkir.
    “Biawaknya cukup besar dan masuk ke kap-kap mesin, jadi itu yang bikin kami kesulitan,” katanya.
    Evakuasi biawak yang memerlukan waktu lama itu sempat membuat petugas frustasi. 
    “Lama sekali tadi evakuasinya, sempat frustasi mau dibawa ke bengkel, namun saya ingat kalau biawak itu memiliki kekuatan sekaligus kelemahan yakni di kaki belakangnya yang kuat mencengkram,” katanya.
    Akhirnya, dibantu dengan anggota
    damkar
    lainnya, Dayat menarik dengan sekuat tenaga kaki belakang biawak tersebut. Akhirnya, setelah perjuangan hampir satu jam reptil tersebut dievakuasi.
    “Proses evakuasi dari pukul 15.50 WIB sampai 16.45 WIB, ini pengalaman pertama saya evakuasi biawak di mesin mobil Xpander,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemutihan Pajak Kendaraan di Jateng Berakhir Pekan Depan, Pemprov: Manfaatkan, Tahun Depan Tidak Ada…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Juni 2025

    Pemutihan Pajak Kendaraan di Jateng Berakhir Pekan Depan, Pemprov: Manfaatkan, Tahun Depan Tidak Ada… Regional 24 Juni 2025

    Pemutihan Pajak Kendaraan di Jateng Berakhir Pekan Depan, Pemprov: Manfaatkan, Tahun Depan Tidak Ada…
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Program
    pemutihan pajak kendaraan
    bermotor “Tak Diskon Maka Tak Sayang” dari Pemerintah Provinsi
    Jawa Tengah
    akan berakhir pada 30 Juni 2025.
    Hingga 22 Juni 2025, Badan Pengelola Pendapatan Daerah (
    Bapenda
    ) Jawa Tengah mencatat sebanyak 988.800 obyek kendaraan telah memanfaatkan program tersebut, dengan total pembayaran pajak mencapai Rp 266 miliar.
    Program ini juga membebaskan piutang pajak sebesar Rp 851 miliar.
    Kepala Bapenda Jawa Tengah,
    Nadi Santoso
    , mengingatkan masyarakat untuk segera memanfaatkan kesempatan ini sebelum program berakhir.
    “Untuk masyarakat Jawa Tengah, terutama yang masih mempunyai kendaraan yang menunggak (pajaknya), segera manfaatkan program ini. Waktunya tinggal tujuh hari, dan tahun depan sudah tidak ada program pemutihan lagi,” ujar Nadi dalam keterangan tertulis, Senin (23/6/2025) sore.
    Program pemutihan yang telah berjalan beberapa bulan ini menawarkan penghapusan denda pajak kendaraan bermotor.
    Nadi menyatakan bahwa antusiasme masyarakat terhadap program ini cukup tinggi dan berhasil mendorong peningkatan kepatuhan wajib pajak di berbagai daerah.

    “Masyarakat cukup antusias. Ketersediaan material Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) di luar ekspektasi, karena ada lonjakan wajib pajak yang memanfaatkan program ini. Tapi hal tersebut sudah ditangani oleh rekan-rekan kepolisian,” tambahnya.
    Setelah program pemutihan berakhir, Tim Pembina Samsat Provinsi Jawa Tengah di seluruh kabupaten dan kota akan melaksanakan operasi kepatuhan di daerah-daerah dengan tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tinggi.
    “Operasi kepatuhan di jalan tentunya banyak manfaatnya. Selain soal kepatuhan, juga tentang keselamatan selama berkendara, dan sosialisasi taat pajak,” beber Nadi.
    Dia juga menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak setelah program “Tak Diskon Maka Tak Sayang” selesai.
    Langkah tersebut antara lain adalah penghapusan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor (Regident Ranmor) sesuai ketentuan UU Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 74, pelaksanaan kegiatan Gerakan Disiplin Pajak untuk Rakyat (Gadis Pantura) di instansi pemerintah, serta pemasifan kegiatan Sengkuyung.
    Nadi menegaskan bahwa pajak merupakan kewajiban warga negara yang akan dikembalikan dalam bentuk program pembangunan.
    Dia juga mengapresiasi masyarakat yang patuh membayar pajak. “Kepada masyarakat yang sudah patuh membayar pajak, dan juga memanfaatkan program pemutihan ini, kami ucapkan terima kasih,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalan Flyover di Penjaringan Rusak Parah, Aspal Retak hingga Berlubang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    Jalan Flyover di Penjaringan Rusak Parah, Aspal Retak hingga Berlubang Megapolitan 24 Juni 2025

    Jalan Flyover di Penjaringan Rusak Parah, Aspal Retak hingga Berlubang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Anggota DPRD DKI
    Jakarta
    dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menemukan banyak titik jalan yang mengalami kerusakan parah di flyover Jembatan 2 dan Jembatan 3, kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
    Kerusakan tersebut mencakup retakan aspal dan lubang besar yang dinilai membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara roda dua.
    Temuan ini didapat setelah Kenneth melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Kamis (19/6/2025) malam, menyusul laporan warga yang diterimanya lewat media sosial.
    “Kemarin saat saya tinjau langsung malam itu, memang kondisinya cukup memprihatinkan. Ada banyak titik retak dan lubang yang berpotensi menyebabkan kecelakaan,” kata Kenneth, Selasa (24/6/2025).
    Menanggapi temuan tersebut, Kenneth langsung menghubungi petugas
    Dinas Bina Marga
    DKI Jakarta yang sedang piket malam agar segera datang ke lokasi untuk melakukan perbaikan.
    “Saya menelepon petugas Dinas Bina Marga DKI Jakarta yang piket malam, untuk bisa segera datang ke lokasi supaya langsung bisa melakukan perbaikan jalan layang yang berlubang,” ujarnya.
    Ia menjelaskan bahwa perbaikan sementara telah dilakukan, setidaknya untuk menutup lubang-lubang yang menganga agar tidak membahayakan pengendara di pagi hari.
    Namun, Kenneth meminta perbaikan dilakukan secara permanen oleh kontraktor.
    “Karena masih dalam proses pemeliharaan atau garansi, saya meminta kepada Dinas Bina Marga DKI Jakarta segera memerintahkan kontraktor yang mengerjakan jalan layang ini untuk melakukan perbaikan secara permanen, karena memang masih menjadi tanggung jawab dan kewajiban kontraktor tersebut,” ungkap dia.
    Kenneth juga mendesak adanya audit terhadap kualitas pekerjaan proyek tersebut.
    Menurutnya, kerusakan yang terjadi hanya beberapa tahun setelah flyover dibangun.
    Hal itu menunjukkan adanya potensi masalah pada pelaksanaan konstruksi.
    “Kalau ini baru dibangun tapi sudah rusak, kita harus pertanyakan kualitas pekerjaannya. Kami akan dorong agar ini ditindaklanjuti hingga tuntas,” kata Kenneth.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan Megapolitan 24 Juni 2025

    WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com 
    – Ali Murtado (20), satu dari 11 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari
    Iran
    bercerita, situasi Ibu Kota Iran, Teheran, mencekam dalam beberapa hari terakhir.
    Sebelum dievakuasi ke Tanah Air, Ali menjadi saksi serangan berulang yang dilakukan Israel terhadap Teheran. Ia beberapa kali mendengar suara ledakan.
    “Kondisi di sana (Teheran) cukup mencekam karena ada serangan dari Israel di beberapa saat, dan berhenti beberapa saat, dan kadang-kadang lanjut,” kata Ali saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (24/6/2025).
    Ali bercerita, setiap malam terjadi serangan di Teheran. Sampai-sampai, banyak masyarakat setempat yang keluar dari kota tersebut. 
    Meski demikian, kata Ali, serangan tersebut berhasil dihalau menggunakan drone milik pasukan Iran.
    “Saya mendengar berita, kebanyakan serangan berhasil ditangkis oleh Iron Drone,” katanya. 
    Ali yang berstatus mahasiswa ini bercerita, dirinya tinggal di Kota Qom. Proses evakuasi para WNI dimulai dari Teheran.
    Mulanya, para WNI berkumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran. Setelah menginap satu hari, para WNI bertolak ke perbatasan Iran-Azerbaijan.
    “Setelah itu kita ditujukan ke Baku. Di Baku kita menginap selama sekitar dua hari, setelah itu kita diterbangkan ke Istanbul. Setelah dari Istanbul, kita sekarang berada di sini,” terang Ali. 
    Ali yang sudah tinggal 1 tahun 8 bulan di Iran itu pun bersyukur dapat kembali ke Indonesia dan bisa segera berkumpul bersama keluarga.
    “Alhamdulillah karena saya sampai dengan selamat dan sekarang saya sampai di Jakarta,” kata dia.
    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 WNI yang dievakuasi dari Iran tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025).
    Ke-11 WNI itu tiba di bandara pada pukul 17.44 WIB dan langsung diarahkan ke ruang imigrasi. Petugas langsung mengecek dokumen perjalanan para WNI tersebut.
    Selanjutnya, para WNI itu diarahkan ke Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan IMEI.
    Setelah sejumlah prosedur administratif tersebut rampung, para WNI baru diperbolehkan pulang.
    Diketahui, 11 WNI ini dievakuasi akibat eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
    Meskipun begitu, tidak semua WNI bersedia dievakuasi dari Iran. Dari 380 WNI, hanya 97 WNI yang bersedia dievakuasi.
    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan, dari 97 WNI itu sebagian sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” ujar Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    WNI Ceritakan Ketatnya Akses Internet di Iran saat Konflik Memanas Megapolitan 24 Juni 2025

    WNI Ceritakan Ketatnya Akses Internet di Iran saat Konflik Memanas
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang baru saja dievakuasi dari Iran,
    Sultan Fatoni
    (43), mengungkapkan adanya pembatasan informasi secara ketat selama eskalasi konflik antara Iran dan Israel.
    Pemerintah Iran, kata dia, menasionalisasi internet sehingga warga hanya bisa mengakses aplikasi dan situs buatan dalam negeri.
    “Beberapa akses dipersulit. Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” ujar Sultan saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
    Sultan merupakan salah satu dari 11 WNI yang tiba di Tanah Air usai dievakuasi dari negara yang sedang berkonflik dengan Israel.
    Ia tinggal di Kota Mashhad bersama istri dan anaknya selama lebih dari tiga tahun.
    Kota tersebut berada di bagian timur Iran dan menjadi tempat tinggalnya sejak sebelum konflik memanas.
    Meskipun Mashhad relatif jauh dari pusat konflik, situasi tetap menegangkan.
    Beberapa hari sebelum dievakuasi, serangan drone sempat terjadi di dekat tempat tinggalnya.
    “Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” ujarnya.
    Selama tinggal di Iran, Sultan belum pernah menghadapi situasi seperti ini.
    Menurutnya, ketegangan yang dipicu
    konflik Iran
    -Israel semakin meningkat setelah adanya campur tangan militer dari Amerika Serikat.
    Ia menyebut bahwa dua kota kembali menjadi sasaran serangan dua hari setelah dirinya meninggalkan Iran.
    Proses evakuasi yang dilaluinya cukup panjang dan melelahkan. Ia berangkat sejak Kamis dari Mashhad menggunakan jalur darat menuju titik kumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
    Perjalanan tersebut memakan waktu satu hari, diikuti dengan menginap semalam untuk menunggu kedatangan WNI dari kota lain.
    Setelah itu, mereka kembali menempuh perjalanan darat selama satu hari menuju perbatasan Azerbaijan, dan akhirnya diterbangkan ke Indonesia dari Baku.
    “Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” katanya.
    Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 17.44 WIB, rombongan WNI langsung diarahkan ke ruang imigrasi untuk pemeriksaan dokumen, lalu ke bea cukai untuk pemeriksaan IMEI perangkat.
    Setelah seluruh prosedur rampung, mereka diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.
    Pemerintah menyambut kedatangan para WNI ini melalui perwakilan sejumlah pejabat, antara lain Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Amerika dan Eropa Vitto R. Tahar, Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Pasifik, Oseania, dan Afrika Parimeng, serta Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI Andi Rahmianto.
    Evakuasi ini merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap WNI di tengah situasi genting.
    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, menyebut bahwa dari total 380 WNI yang berada di Iran, hanya 97 yang memilih dievakuasi.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat,” ujar Lodewijk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.