Category: Kompas.com Metropolitan

  • Sengketa Lahan Belum Usai, Alumni SMAN 1 Bandung Lawan Gugatan PLK
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        29 Juni 2025

    Sengketa Lahan Belum Usai, Alumni SMAN 1 Bandung Lawan Gugatan PLK Bandung 29 Juni 2025

    Sengketa Lahan Belum Usai, Alumni SMAN 1 Bandung Lawan Gugatan PLK
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Bandung,
    Kota Bandung
    ,
    Jawa Barat
    , akan terus menunjukkan perlawanan dalam
    sengketa lahan
    sekolah yang saat ini diklaim oleh
    Perkumpulan Lyceum Kristen
    (PLK).
    Mereka menilai klaim kepemilikan PLK atas sebagian lahan sekolah tersebut tidak berdasar dan berpotensi mengancam kelangsungan pendidikan bagi masyarakat Kota Bandung.
    Ketua Ikatan
    Alumni SMAN 1 Bandung
    , Arief Budiman, mengatakan bahwa sejumlah langkah hukum dan advokasi publik terus dilakukan, termasuk penggalangan dukungan dari masyarakat serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
    Ia menerangkan bahwa gugatan PLK atas sertifikat lahan hak guna pakai Nomor 11 Tahun 1999 bukan yang pertama kali;
    Bahkan, pernah terjadi pada tahun 2017 dan terakhir tahun 2024.
    “Kemudian setelah itu, dengan kekalahan kami di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) Bandung, ini tentu membuat
    shock
    . Bahwa sungguh sangat ada ketidakadilan di proses ini. Tapi walaupun bagaimana, kami tetap menghargai proses hukum yang berlanjut,” kata Arief di SMAN 1 Bandung, Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bandung, Minggu (29/6/2025).
    Arief menegaskan bahwa
    alumni SMAN 1 Bandung
    akan berjuang melalui dua cara, yakni pertama, melalui upaya hukum dengan menyertakan Biro Hukum Setda Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan tim advokasi, serta kedua, melakukan kampanye penolakan secara luring maupun daring.
    “Ini kami mengadakan kegiatan-kegiatan dari tiap-tiap angkatan alumni SMAN 1 Bandung, seperti yang kami lakukan hari ini, itu dalam langkah kami mengaktifikasi. Ada ketidakadilan, ada sesuatu yang, tanda kutip, kita berani ini ada mafia tanah di belakang ini yang memang membuat satu skenario besar,” terangnya.
    Ia pun menilai bahwa proses hukum yang berjalan di pengadilan seharusnya adil, namun sudah tercederai dengan memenangkan PLK atas sengketa lahan SMAN 1 Bandung.
    Menurutnya, bila lahan SMAN 1 Bandung berhasil direbut oleh pihak swasta, dikhawatirkan hal tersebut akan terjadi juga terhadap sekolah lainnya di Indonesia.
    “Mewakili alumni yang merasa sangat keberatan dengan hasil keputusan itu. Kalau bisa, seluruh rakyat Indonesia tahu ada ketidakadilan di proses ini, karena dampaknya bukan hanya untuk SMAN 1, ini nanti akan banyak korban-korban berikutnya,” tutur Arief.
    Arief menambahkan bahwa civitas akademika dan alumni SMAN 1 Bandung akan mempertahankan lahan sekolah, meskipun proses pengadilan terhadap upaya banding akan memakan waktu lama.
    “Kita semua kompak, seluruh alumni SMAN 1, tiap angkatan bergantian mengadakan kegiatan dengan tajuk ‘Save Smansa’ untuk tetap terus kami yakin bahwa proses ini juga cukup panjang. Tapi kami juga tidak akan pernah kalah untuk bisa terus berjuang,” pungkasnya.
    Sebelumnya diberitakan, Biro Hukum Setda Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melayangkan banding kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Jakarta atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung yang mementingkan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK).
    Memori banding kasus sengketa lahan ini telah diterima PT TUN Jakarta pada 12 Juni 2025 serta terdaftar dengan nomor perkara Banding nomor 131/B/2025/PT.TUN.JKT.
    Adapun dalam putusannya, PTUN Bandung telah mengabulkan seluruh gugatan dari PLK dan menolak eksepsi yang diajukan oleh tergugat, yaitu Kepala Kantor Pertanahan/BPN Kota Bandung, serta tergugat intervensi, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Napi di Lapas Palangka Raya Nekat Kabur Saat Kerja Bakti, Kini dalam Pengejaran
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Juni 2025

    Napi di Lapas Palangka Raya Nekat Kabur Saat Kerja Bakti, Kini dalam Pengejaran Regional 29 Juni 2025

    Napi di Lapas Palangka Raya Nekat Kabur Saat Kerja Bakti, Kini dalam Pengejaran
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
    – Seorang narapidana bernama
    Henderikus Yoseph Seran
    (HYS) dilaporkan melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palangka Raya pada Minggu (29/6/2025).
    Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalteng, I Putu Murdiana, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan pencarian.
    “Kejadian tersebut terjadi saat kegiatan
    kerja bakti kebersihan
    berlangsung di dalam area Lapas dan di luar tembok pengamanan,” ungkap I Putu kepada Kompas.com melalui keterangan tertulisnya pada Minggu sore.
    Tim pencarian saat ini sedang melakukan penyisiran di sekitar kawasan hutan yang berdekatan dengan Lapas Palangka Raya.
    Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat.
    “Kepala Lapas diperintahkan untuk berkoordinasi dengan Polda Kalimantan Tengah melalui Direktorat Intelijen dan Keamanan Subdit Kamneg, Polresta Palangka Raya, Polsek Bukit Batu, Polsek Takaras, serta Koramil 1016-02 Bukit Batu,” bebernya.
    I Putu menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk memperkuat pencarian.

    Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat keberadaan narapidana yang melarikan diri.
    “Pihak
    Lapas Kelas IIA Palangka Raya
    juga telah memperketat pengawasan dan pengeluaran narapidana untuk kegiatan di luar blok hunian. Proses pencarian masih terus berlangsung bersama pihak berwenang agar narapidana yang melarikan diri dapat segera ditemukan dan diamankan kembali,” tandas dia.
    Berdasarkan siaran pers yang diterima
    Kompas.com
    , kegiatan kerja bakti yang memungkinkan napi kabur dimulai sejak pukul 09.15 WIB, sebanyak 12 warga binaan dilibatkan dalam kegiatan kebersihan dengan pengawalan petugas.
    Setelah pembuangan sampah di area luar, Henderikus meminta izin untuk buang air kecil dan tidak kunjung kembali.
    Menyadari hal tersebut, tiga warga binaan lainnya segera dimasukkan ke blok hunian, sementara petugas pengawalan melaporkan kejadian tersebut kepada pejabat berwenang di Lapas.
    Pelaksana Harian Kepala KPLP yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban segera menginstruksikan penyisiran di sekitar area lapas dan hutan terdekat.
    Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada Kepala Lapas dan diteruskan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Tengah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Minggu Malam, Kualitas Udara di Depok Sangat Tidak Sehat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Minggu Malam, Kualitas Udara di Depok Sangat Tidak Sehat Megapolitan 29 Juni 2025

    Minggu Malam, Kualitas Udara di Depok Sangat Tidak Sehat
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com

    Kualitas udara
    di Kota
    Depok
    , Jawa Barat, Minggu (29/6/2025) malam sangat tidak sehat.
    Berdasarkan data terbaru dari situs pemantau
    kualitas udara
    IQAir pukul 18.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Depok mencapai angka 265.
    Angka ini menempatkan Depok dalam kategori “Sangat Tidak Sehat”.
    Hal ini menandakan kualitas udara di Depok saat ini berisiko tinggi bagi kesehatan seluruh populasi.
    Sementara konsentrasi PM2.5 saat ini di Depok adalah 190 µg/m³, atau 38 kali nilai panduan PM 2.5 tahunan WHO
    Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai kategori kualitas udara dan pengaruhnya:
    Dalam menghadapi kondisi kualitas udara yang tidak sehat, IQAir merekomendasikan agar kelompok sensitif, seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit paru-paru, untuk:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Tengah Gerimis, Warga Antusias Nonton Persiapan HUT Bhayangkara di Monas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Di Tengah Gerimis, Warga Antusias Nonton Persiapan HUT Bhayangkara di Monas Megapolitan 29 Juni 2025

    Di Tengah Gerimis, Warga Antusias Nonton Persiapan HUT Bhayangkara di Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga menghabiskan akhir pekannya dengan menonton geladi perayaan HUT ke-79 Bhayangkara di
    Monas
    ,
    Jakarta
    Pusat, meski diguyur hujan.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (29/6/2025), gerimis terus mengguyur kawasan Monas dari pagi hingga siang hari.
     
    Langit pun mendung, tak nampak semburat sinar matahari.
    Namun, antusiasme warga yang ingin menonton gladi menuju
    HUT Bhayangkara
    tidak surut.
    Sejumlah warga membawa payung dan mengenakan jas hujan demi bisa menonton iring-iringan pasukan militer memainkan alat musik.
    Salah satunya Titis (51) yang menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di Monas. Adanya geladi HUT Bhayangkara ini membuatnya lebih antusias.
    “Saya pilih ke Monas kalau akhir pekan karena murah, enggak banyak bayar-bayar, apalagi sekarang ada geladi dari Bhayangkara jadi menarik banget,” ujar dia.
    Ia bahkan menonton geladi HUT Bhayangkara hingga selesai, yakni hingga pukul 16.00 WIB.
    Sementara itu, Ari (39), mengaku penasaran dengan robot polisi humanoid yang menuai sorotan di media sosial.
    Ia bersama dua orang anaknya ingin menyaksikan langsung kecanggihan dari robot polisi tersebut.
    “Saya bela-belain ke sini dari Depok mumpung Minggu. Bawa anak juga karena mereka pengin lihat robot,” kata Ari.
    Selain robot, ia juga sangat menantikan pasukan berkuda yang turut dalam iring-iringan glari peringatan HUT Bhayangkara.
    “Jauh-jauh ke sini pengin liat polisi naik kuda, unik saja gitu momen setahun sekali,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motor Sering Mundur di Tanjakan Curam Beji Depok, Warga Sampai Bantu Dorong
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Motor Sering Mundur di Tanjakan Curam Beji Depok, Warga Sampai Bantu Dorong Megapolitan 29 Juni 2025

    Motor Sering Mundur di Tanjakan Curam Beji Depok, Warga Sampai Bantu Dorong
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Jalanan rusak dan menanjak di Jalan Kopi, Beji,
    Depok
    , kerap menyulitkan pengendara motor.
    Tak jarang, kendaraan roda dua terpaksa mundur karena tak sanggup menanjak. Bahkan, beberapa harus dibantu warga sekitar untuk bisa melintas.
    “Sering banget ada yang motornya mundur karena enggak bisa nanjak,” kata Edy (64), warga Jalan Kecubung, saat ditemui
    Kompas.com,
    Minggu (29/6/2025).
    Meski kini sudah ada pagar di sisi kali yang berada di samping jalan, ia menilai keberadaannya belum cukup menjamin keselamatan pengendara.
    “Meskipun sekarang ada pagar, tetap saja bahaya. Kalau motor enggak kuat nanjak, bisa mundur dan jatuh ke bawah,” tutur dia.
    Menurut Edy, kondisi jalan rusak di tanjakan tersebut sudah berlangsung lama.
    “Kalau rusak sudah lama, sebelum sekolah ini dibangun juga dulunya ini tanah biasa belum diaspal. Setelah diaspal juga rusak,” tutur Edy.
    Hal serupa diungkapkan Titin (45), warga Beji yang setiap hari melewati tanjakan itu saat pergi bekerja.
    Ia menyebut kondisi jalanan menjadi makin berisiko saat hujan atau ketika volume pengguna jalan meningkat, seperti saat Lebaran.
    “Kalau hujan atau lagi ramai banget, sering enggak kuat nanjak. Biasanya harus dibantu dorong sama warga,” ujar Titin.
    Warga berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur di lokasi tersebut, terutama tanjakan tersebut juga kerap dilalui oleh anak-anak sekolah.
    “Ini bukan cuma dilalui kendaraan bermotor saja, tapi juga akses anak sekolah. Sudah seharusnya lebih diperhatikan, apalagi sekolahnya bagus,” ujar Titin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Bisa Parkir di GBK hingga Masjid Istiqlal Saat HUT Bhayangkara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Warga Bisa Parkir di GBK hingga Masjid Istiqlal Saat HUT Bhayangkara Megapolitan 29 Juni 2025

    Warga Bisa Parkir di GBK hingga Masjid Istiqlal Saat HUT Bhayangkara
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin menyatakan, kawasan Gelora Bung Karno akan menjadi salah satu kantong parkir saat peringatan HUT ke-79 Bhayangakra yang dipusatkan di kawasan
    Monas
    , Selasa (1/7/2025).
    “Kami informasikan kepada masyarakat bahwa kawasan
    GBK
    akan digunakan kantong parkir saat pelaksanaan upacara,” kata Komarudin di
    Jakarta
    , dikutip dari Antara, Minggu (29/6/2025).
    Kantong parkir itu mulai dari
    ring road
    , kantong parkir timur, dan kantong parkir depan lapangan
    baseball
     karena bisa menampung ribuan bus dari tamu undangan yang akan menghadiri kegiatan.
    Sejumlah kantor pemerintahan dan swasta di sekitar Monas juga akan digunakan sebagai kantor parkir. Sejauh ini, semua sudah mendapatkan persetujuan.
    “Ada banyak opsi, termasuk parkir di Masjid Istiqlal akan dimanfaatkan untuk kantong parkir serta gedung kementerian,” kata dia.
    Pihaknya berupaya agar tidak ada kendaraan yang parkir di jalan. Semuanya harus parkir di sejumlah kantong parkir yang tersedia.
    Dalam upacara ini, ada 10.000 pasukan yang terlibat serta tamu undangan yang jumlahnya cukup banyak sehingga menimbulkan kepadatan saat pelaksanaan peringatan.
    Ditambah nanti masyarakat yang ikut datang ke lokasi karena ada hiburan yang disediakan dari artis nasional. Hal ini, kata Komarudin, menjadi kendala tersendiri yang harus dihadapi dan diantisipasi.
    “Kami akan terus berupaya agar seluruh kantong parkir dapat terisi dengan baik dan tidak ada parkir liar,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Peran Pejaten Animal Shelter dalam Status Jakarta Bebas Rabies
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Ada Peran Pejaten Animal Shelter dalam Status Jakarta Bebas Rabies Megapolitan 29 Juni 2025

    Ada Peran Pejaten Animal Shelter dalam Status Jakarta Bebas Rabies
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) menyebut
    Pejaten Animal Shelter
    memiliki kontribusi penting dalam menekan penyebaran rabies di wilayah ibu kota.
    Shelter hewan yang terletak di kawasan Pejaten Barat,
    Jakarta
    Selatan itu selama ini membantu menampung hewan-hewan rentan rabies seperti anjing liar.
    “Secara tidak langsung,
    Pejaten Shelter
    membantu pemda mempertahankan status bebas rabies karena mereka menampung hewan-hewan rentan rabies, terutama anjing liar. Sementara, kapasitas shelter milik Pemda juga terbatas,” kata Kepala Dinas KPKP Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dikonfirmasi Minggu (29/6/2025).
    Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) milik Pemprov Jakarta hanya mampu menampung maksimal 150 ekor hewan.
    Dalam kondisi terbatas itu, Pejaten Shelter selama ini kerap menjadi rujukan saat jumlah hewan yang perlu ditangani melebihi kapasitas fasilitas milik pemerintah.
    “Kapasitas shelter punya Pemda juga terbatas, maksimal 150 ekor,” kata Hasudungan.
    Meski begitu, Pemprov Jakarta masih mempertimbangkan rencana penutupan shelter tersebut
    Keputusan belum diambil dan akan dibahas lebih lanjut melalui rapat internal.
    “Akan dirapatkan,” ujar dia.
    Sebelumnya, warga RT 02/RW 08 Pejaten Barat mendesak agar Pejaten Animal Shelter ditutup setelah insiden lepasnya seekor babi hutan yang masuk ke permukiman pada Rabu (25/6/2025).
    Mereka menilai keberadaan shelter di tengah lingkungan padat penduduk menimbulkan keresahan.
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat, kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, menyatakan tidak keberatan jika tempat penampungan hewannya ditutup.
    Namun ia mengingatkan potensi dampak dari keputusan tersebut terhadap penanganan hewan di Jakarta.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nonton Geladi HUT Bhayangkara di Monas, Warga Sampai Injak Rumput Taman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Nonton Geladi HUT Bhayangkara di Monas, Warga Sampai Injak Rumput Taman Megapolitan 29 Juni 2025

    Nonton Geladi HUT Bhayangkara di Monas, Warga Sampai Injak Rumput Taman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga ramai-ramai menonton gladi peringatan
    HUT Bhayangkara
    ke-79 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (29/6/2025).
    Sayangnya, beberapa dari mereka menginjak-injak rumput dan tanaman taman
    Monas
    .
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, puluhan warga menginjak rumput hingga sedikit mengenai tanaman hias saat menyaksikan geladi.
    Padahal, ada papan informasi yang tertulis larangan menginjak rumput di depan mereka. Namun, nampaknya larangan tersebut tidak digubris sedikit pun.
    Bukan hanya itu, para warga juga duduk dan bersantai dengan memakai payung di sekitar rumput di Monas lantaran gerimis sepanjang hari.
    Warga bernama Ari (39), bukan nama sebenarnya, mengaku penasaran dengan polisi robot humanoid yang menuai sorotan di media sosial.
    Ia bersama dua orang anaknya ingin melihat langsung kecanggihan dari polisi robot tersebut.
    “Saya bela-belain ke sini dari Depok mumpung Minggu. Bawa anak juga karena mereka pengin lihat robot,” kata dia.
    Selain robot, ia juga sangat menantikan pasukan berkuda yang turut dalam iring-iringan glari peringatan HUT Bhayangkara ke-79.
    “Jauh-jauh ke sini pengin liat polisi naik kuda, unik saja gitu momen setahun sekali,” ujar Ari.
    Sementara itu, Titis (51), mengaku ingin menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di Monas, ditambah adanya geladi dari acara HUT ini menjadikannya lebih antusias.
    “Saya pilih ke Monas kalau akhir pekan karena murah, enggak banyak bayar-bayar apalagi sekarang ada geladi dari Bhayangkara jadi menarik banget,” ujar dia.
    Saat ditanya larangan menginjak rumput, Titis mengaku tidak tahu lantaran semua warga juga terlihat menempati rumput yang ada.
    “Wah saya enggak tahu enggak boleh nginjek, soalnya ramai juga di sini,” kata dia.
    Diketahui, Polri memamerkan robot humanoid yang mengenakan atribut kepolisian dan robot anjing K-9 dalam gladi peringatan HUT Bhayangkara ke-79.
    Setidaknya ada sepuluh robot humanoid atau robot berbentuk manusia dan sepuluh robot anjing K-9 yang mengikuti gladi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Transjabodetabek Bogor-Blok M Tak Lagi Layani Penumpang dari Baranangsiang dan Cidangiang Mulai 30 Juni
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Transjabodetabek Bogor-Blok M Tak Lagi Layani Penumpang dari Baranangsiang dan Cidangiang Mulai 30 Juni Megapolitan 29 Juni 2025

    Transjabodetabek Bogor-Blok M Tak Lagi Layani Penumpang dari Baranangsiang dan Cidangiang Mulai 30 Juni
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Layanan bus
    Transjabodetabek
    rute P11 Bogor–Blok M tidak lagi melayani penumpang dari Terminal Baranangsiang dan Cidangiang mulai Senin (30/6/2025).
    Titik naik penumpang dipindahkan di Halte Botani Square.
    Kepala Departemen Humas dan CSR TransJakarta Ayu Wardhani mengatakan, perubahan ini bersifat permanen.
    “Salah satu alasannya agar titik ujungnya sama, jadi pelanggan bisa naik dan turun di tempat yang sama,” ujar Ayu saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
    Prasarana halte di Botani Square sudah disiapkan untuk mendukung perubahan ini.
    “Prasarana haltenya juga sudah kami persiapkan di Botani Square,” ujar Ayu
    Rute P11 merupakan satu dari lima rute baru Transjabodetabek yang diluncurkan pada awal 2025 oleh Pemprov Jakarta.
    Rute ini diresmikan pada 5 Juni 2025 oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung bersama Wali Kota Bogor Dedie Rachim.
    Rute P11 menghubungkan Botani Square di Bogor dan Blok M di Jakarta Selatan, dengan waktu tempuh sekitar 90 menit dan 22 titik pemberhentian.
    Titik-titik tersebut meliputi Mal Belanova Sentul, Simpang Sentul, Pintu Tol Citeureup 1, Cibubur Junction, Pancoran Tugu, Tegal Mampang, Pasar Santa, Kejaksaan Agung, hingga Blok M.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Peran Pejaten Animal Shelter dalam Status Jakarta Bebas Rabies
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan Megapolitan 29 Juni 2025

    Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI
    Jakarta
    mengakui bahwa kapasitas penampungan hewan milik pemerintah, yakni Pusat Kesehatan Hewan (
    Puskeswan
    ), sangat terbatas.
    Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok menyatakan, dua Puskeswan yang dimiliki Pemprov hanya mampu menampung maksimal 150 ekor hewan.
    “Iya betul (
    puskeswan
    kewalahan). Kapasitas shelter punya Pemda juga terbatas, maksimal 150 ekor,” ujar Hasudungan saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
    Untuk itu, keterbatasan ini membuat pemerintah kerap mengandalkan bantuan dari shelter swasta seperti
    Pejaten Animal Shelter
    dalam menangani hewan telantar, terutama anjing liar.
    Namun, warga sekitar sempat sempat mendesak shelter tersebut ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat pada Rabu (25/6/2025).
    Hasudungan mengatakan, keputusan untuk menutup shelter tidak bisa diambil secara tergesa-gesa.
    “Jadi memang harus benar-benar dipertimbangkan semua aspeknya,” ujar Hasudungan.
    Apalagi Pejaten Animal Shelter selama ini justru berkontribusi membantu Pemprov dalam penanganan hewan rentan rabies, seperti anjing liar.
    Hal ini dinilai mendukung upaya pemerintah dalam mempertahankan status Jakarta sebagai wilayah bebas rabies.
    “Karena secara tidak langsung
    Pejaten Shelter
    membantu pemda untuk mempertahankan status bebas rabies karena mereka membantu menampung hewan rentan rabies seperti anjing terutama anjing-anjing liar,,” kata dia.
    Meski begitu, ia menegaskan bahwa segala hal terkait hewan yang berkeliaran menjadi tanggung jawab pemilik shelter.
    “Sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemilik shelter kami hanya fokus vaksinasi rabies,” kata dia.
    Sebelumnya, warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang meminta Pejaten Animal Shelter ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, menyatakan dirinya tidak keberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
    Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.