Mantan Presiden dan Wapres yang Hadiri HUT Ke-79 Bhayangkara: SBY hingga Try Sutrisno
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah
mantan Presiden
dan Wakil Presiden (Wapres) terpantau menghadiri
HUT Bhayangkara
ke-79 di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025) pagi.
Pantauan Kompas.com, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir bersamaan dengan Wapres ke-13 Ma’ruf Amin.
Selain itu, SBY dan Ma’ruf juga terlihat datang bersama istri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, serta Ketua DPR Puan Maharani.
Lalu, tampak pula Wapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) dan Wapres ke-6 Try Sutrisno menghadiri HUT Polri ini.
Sementara itu, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, serta Wapres ke-11 Boediono tidak tampak menghadiri HUT Bhayangkara.
Presiden RI Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka sendiri sudah hadir di lokasi HUT Bhayangkara.
Hingga berita ini dimuat, Prabowo sedang berkeliling Monas mengecek pasukan bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Diketahui, Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara akan diperingati pada hari ini, Selasa (1/7/2025).
Perayaan tahun ini akan dipusatkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Momen ini menjadi bagian penting dari sejarah panjang institusi kepolisian di Indonesia.
Dilansir Kompas.com (30/6/2025), meskipun sering dianggap sebagai hari lahir Polri, tanggal 1 Juli sesungguhnya merujuk pada turunnya Penetapan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 1946.
Peraturan ini menyatukan kepolisian daerah yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri menjadi satu kesatuan nasional.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2024/04/11/66176b7a183cd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Rangkaian Acara HUT Bhayangkara di Monas Hari Ini, Ada Atraksi Udara, Robot Polisi, hingga Konser Musik Nasional
Rangkaian Acara HUT Bhayangkara di Monas Hari Ini, Ada Atraksi Udara, Robot Polisi, hingga Konser Musik
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Hari ini,
Polri
merayakan
HUT ke-79 Bhayangkara
. Perayaannya akan dilaksanakan di silang Monas, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Sejumlah acara telah disiapkan, dan masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara.
Pada agenda pertama di puncak peringatan ini, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-79 Bhayangkara.
Upacara dijadwalkan akan dimulai pukul 07.00 WIB dan bakal dihadiri oleh sejumlah tamu undangan.
Selain jajaran Polri, beberapa pejabat diundang dalam acara ini, baik dari TNI, kementerian, maupun lembaga lain yang merupakan mitra kepolisian.
Tak hanya jajaran polisi dan pejabat negara, sejumlah mitra Polri yang berasal dari kalangan sipil juga diundang dalam acara, terutama mereka yang terlibat dalam sejumlah program Polri untuk mendukung keberhasilan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“(Mitra) untuk ketahanan pangan maupun MBG juga kita libatkan. Jadi ada gabungan kelompok tani (Gapoktan) juga kita libatkan. Kemudian, relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kita libatkan,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, saat ditemui di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Usai upacara, Polri dijadwalkan akan mengadakan parade yang menunjukkan sejumlah kemutakhirkan teknologi dan personel Polri.
Tidak hanya prajurit terbaik Polri, beberapa teknologi yang dikembangkan kepolisian juga akan dipertontonkan.
Salah satunya adalah Robot Polisi yang kini tengah banyak diperbincangkan.
Akan ada 25 unit robot humanoid dan robot anjing (K9) yang bakal diperkenalkan ke publik nanti.
Teknologi ini merupakan wujud komitmen Polri dalam modernisasi perangkat tugas untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan personel, dan efektivitas pelayanan publik.
Sementara itu, Polri juga menampilkan sejumlah atraksi, baik di darat maupun udara.
Salah satu penampilan yang disiapkan adalah aksi motor layang Polri.
Formasi udara ini akan memperlihatkan kemampuan terbang dan manuver presisi dari para personel terlatih.
Atraksi ini menjadi simbol keahlian dan kesiapsiagaan Polri untuk terjun di berbagai medan serta kondisi.
Lebih lanjut, Polri juga menyediakan layanan SIM Keliling dan Samsat Keliling bagi masyarakat yang ingin membuat atau memperpanjang SIM mereka.
Posisi layanan ini berada di tiga titik sekitar silang Monas.
Jam operasional dibuka sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB.
Kemudian, usai upacara dan parade selesai, masyarakat akan dihibur dengan rangkaian pesta rakyat dan konser musik yang diadakan hingga malam.
Musisi legendaris Iwan Fals hingga grup band Padi dijadwalkan akan manggung di sana nanti malam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/30/6862a5171e65f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak Surabaya
Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak
Tim Redaksi
URABAYA, KOMPAS.com
– Anak nenek
Nasikah
(74), Fitriya bersama saudaranya, Sri Rahayu (42) menceritakan awal mula mereka berniat menitipkan sang ibu ke Griya
Lansia
Husnul Khatimah
Malang
.
Kisah dua anak asal Surabaya yang menitipkan ibunya ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang ini viral setelah diunggah Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra ke media sosial.
“Dua anak kandung buang ibunya ke Griya Lansia, Sidoarjo, Jumat 27 Juni 2025. Jangan nangis dengan berita ini… dalam draft yang ditandatangani, jika beliau ini tutup usia, maka dua anaknya nggak perlu dikabari,”
tulis Arief.
Fitriya dan Sri Rahayu dihujat
netizen
karena dituding membuang ibunya. Namun, dia membantah karena dia berniat menitipkan dan berjanji akan sering dijenguk.
Fitriya pun membeberkan alasan dia dan saudaranya berniat menitipkan ke Griya Lansia
Mulanya, keluarga besar Nasikah memiliki rumah di kawasan Babatan, Surabaya.
Namun, karena saudaranya terjerat utang maka tanahnya dijual.
Kemudian, Nasikah dan keluarganya menempati sebuah rumah di Kecamafan Mojo, Surabaya. Namun, Nasikah tidak betah dan ingin kembali ke Babatan.
“Emak dan adik saya enggak betah, minta balik ke Babatan. Karena di sini sudah tidak ada tanah, maka emak saya ngekos,” kata Fitriya saat diwawancara Kompas.com, Senin (30/6/2025).
Saat masih bisa berjalan, Nasikah bekerja sebagai pencabut rumput di lahan yang tak jauh dari kosnya.
Namun, suatu hari dia mengalami gangguan kesehatan sepulang kerja hingga tidak bisa berjalan.
“Terus ibu saya bawa pulang ke Mulyorejo, ke rumah saya. Lah di sana ibuku suka ngesot (merangkak) ke luar rumah sampai mau keluar jalan raya. Digendong balik lagi ke rumah, gitu terus,” tuturnya.
Rumahnya yang hanya berukuran 4×4 meter itu ditinggali oleh lima kepala selama dua tahun dan dinilai terlalu sesak.
Begitupun yang dirasakan oleh anak pertamanya Nasikah, Sri Rahayu yang masih tinggal dengan mertuanya.
Oleh karena itu, mereka berniatan menetapkan menitipkan Nasikah ke tempat lain. Sebab, anak ketiganya sudah meninggal.
Tahun 2024, Fitriya berencananya menitipkan Nasikah ke Rumah Sosial milik Pemprov Jatim.
Namun, tidak setujui karena masih memiliki keluarga dan terikat dengan Perwali Kota Surabaya.
“Kan ada anak, meskipun tidak punya rumah enggak bisa diterima. Akhirnya saya dapat info dari teman soal Griya Lansia,” ujarnya.
Dia mendapat informasi jika menitipkan ke Griya Lansia tidak dipungut biaya dan akan dirawat dengan baik. Akhirnya, Fitriya pun menghubungi Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra.
“Enak gratis, ternyata benar diterima dengan baik tapi ujung-ujungnya dikontenin dengan judul seperti itu. Sebenarnya tidak begitu Mbak,” ujarnya.
Fitriya mengatakan bahwa dia berniat meminta tolong untuk menitipkan ibunya. Namun, dia kecewa lantaran Arief Camra memberikan narasi “buang”.
“Saya niatan ke saya cuma minta bantuan untuk menitipkan ibu. Tapi kok ternyata itu diviralkan dengan caption membuang,” tuturnya.
Fitriya juga menjelaskan bahwa di perjanjian awal, pihak keluarga akan dikabari jika terjadi sesuatu pada Nasikah. Namun, Arief bilang dalam videonya tidak akan dikabari bahkan ketika meninggal.
“Tidak akan dikabari itu bahasa kasarnya gitu, dalam surat itu tidak ada membuang. Supaya keluarga lain tidak ada yang berniatan untuk nitip ke sana. Aslinya bisa dijenguk dan dikabari,” ucap Fitriya.
Perempuan berusia 42 tahun tersebut menunjukkan bukti obrolan chat WhatsApp antara dirinya dengan Arief Camra.
Bahwa, Arief menuliskan, “Secara perjanjian memang kejam tapi insyaAllah kalau ada apa-apa pasti saya kabari.”
Setelah viral dan kecewa dengan pihak Griya Lansia, keluarga Nasikah pun kembali menjemput.
Kini, Nasikah kembali ke kos lamanya yang berada di kawasan Babatan Surabaya. Keluarga besarnya pun merawatnya secara bergantian dalam sehari karena harus bekerja dan merawat keluarga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/30/6862a5171e65f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Pengakuan Anak yang Titipkan Ibunya ke Griya Lansia Malang: "Niat Saya Cuma Minta Bantuan, tetapi Kok Diviralkan?" Surabaya
Pengakuan Anak yang Titipkan Ibunya ke Griya Lansia Malang: “Niat Saya Cuma Minta Bantuan, tetapi Kok Diviralkan?”
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Kisah dua anak asal
Surabaya
yang menitipkan ibunya ke Griya
Lansia
Husnul Khatimah Malang mendadak viral.
Kisah Fitriya bersama saudaranya, Sri Rahayu (42) yang mengantar ibunya,
Nasikah
(74) ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang viral setelah diunggah Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra ke media sosial.
“Dua anak kandung buang ibunya ke Griya Lansia, Sidoarjo, Jumat 27 Juni 2025. Jangan nangis dengan berita ini… dalam draft yang ditandatangani, jika beliau ini tutup usia, maka dua anaknya nggak perlu dikabari,”
tulis Arief.
Fitriya dan Sri Rahayu dihujat
netizen
karena dituding membuang ibunya. Namun, dia membantah karena dia berniat menitipkan dan berjanji akan sering dijenguk.
Fitriya pun membeberkan alasannya mengapa dia dan saudaranya berniat menitipkan ke Griya Lansia
Mulanya, keluarga besar Nasikah memiliki rumah di kawasan Babatan, Surabaya namun karena saudaranya terjerat utang maka tanahnya dijual.
Kemudian, Nasikah dan keluarganya menempati sebuah rumah di Kecamafan Mojo, Surabaya. Namun, Nasikah tidak betah dan ingin kembali ke Babatan.
“Emak dan adik saya enggak betah, minta balik ke Babatan. Karena di sini sudah tidak ada tanah, maka emak saya ngekos,” kata Fitriya saat diwawancara
Kompas.com
, Senin (30/6/2025).
Saat masih bisa berjalan, Nasikah bekerja sebagai pencabut rumput di lahan yang tak jauh dari kosnya.
Namun, suatu hari dia mengalami gangguan kesehatan sepulang kerja hingga tidak bisa berjalan.
“Terus ibu saya bawa pulang ke Mulyorejo, ke rumah saya. Lah di sana ibuku suka ngesot (merangkak) ke luar rumah sampai mau keluar jalan raya. Digendong balik lagi ke rumah, gitu terus,” ungkapnya.
Rumahnya yang hanya berukuran 4×4 meter itu ditinggali oleh lima kepala selama dua tahun dan dinilai terlalu sesak.
Begitupun yang dirasakan oleh anak pertamanya Nasikah, Sri Rahayu yang masih tinggal dengan mertuanya.
Oleh karena itu, mereka berniatan menetapkan menitipkan Nasikah ke tempat lain. Sebab, anak ketiganya sudah meninggal.
Tahun 2024, Fitriya berencananya menitipkan Nasikah ke Rumah Sosial milik Pemprov
Jatim
.
Namun, tidak setujui karena masih memiliki keluarga dan terikat dengan Perwali Kota Surabaya.
“Kan ada anak, meskipun tidak punya rumah enggak bisa diterima. Akhirnya saya dapat info dari teman soal Griya Lansia,” ujarnya.
Dia mendapat informasi jika menitipkan ke Griya Lansia tidak dipungut biaya dan akan dirawat dengan baik. Akhirnya, Fitriya pun menghubungi Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra.
“Enak gratis, ternyata benar diterima dengan baik tapi ujung-ujungnya dikontenin dengan judul seperti itu. Sebenarnya tidak begitu Mbak,” ujarnya.
Fitriya mengatakan bahwa dia berniat meminta tolong untuk menitipkan ibunya. Namun, dia kecewa lantaran Arief Camra memberikan narasi “buang”.
“Saya niatan ke saya cuma minta bantuan untuk menitipkan ibu. Tapi kok ternyata itu diviralkan dengan
caption
membuang,” tuturnya.
Fitriya juga menjelaskan bahwa di perjanjian awal, pihak keluarga akan dikabari jika terjadi sesuatu pada Nasikah. Namun, Arief bilang dalam videonya tidak akan dikabari bahkan ketika meninggal.
“Tidak akan dikabari itu bahasa kasarnya gitu, dalam surat itu tidak ada membuang. Supaya keluarga lain tidak ada yang berniatan untuk nitip ke sana. Aslinya bisa dijenguk dan dikabari,” ucap Fitriya.
Perempuan berusia 42 tahun tersebut menunjukkan bukti obrolan chat WhatsApp antara dirinya dengan Arief Camra.
Bahwa, Arief menuliskan, “Secara perjanjian memang kejam tapi insyaAllah kalau ada apa-apa pasti saya kabari.”
Setelah viral dan kecewa dengan pihak Griya Lansia, keluarga Nasikah pun kembali menjemput.
Kini, Nasikah kembali ke kos lamanya yang berada di kawasan Babatan Surabaya. Keluarga besarnya pun merawatnya secara bergantian dalam sehari karena harus bekerja dan merawat keluarga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/01/6812ef8b8afc6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ventilator Hilang hingga Masalah Akreditasi, Gubernur Babel Nonaktifkan Dirut RSUD Soekarno Bangka Regional 30 Juni 2025
Ventilator Hilang hingga Masalah Akreditasi, Gubernur Babel Nonaktifkan Dirut RSUD Soekarno Bangka
Tim Redaksi
BANGKA, KOMPAS.com
– Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung
Hidayat Arsani menonaktifkan Direktur
RSUD Soekarno
,
dr. Ira Ajeng Astrid
, terkait sejumlah permasalahan manajemen.
Hidayat mengatakan, pergantian direktur akan dilakukan untuk pembenahan berbagai pelayanan rumah sakit.
“Ini bukan soal perasaan, tetapi integritas dan tanggung jawab,” kata Hidayat seusai kegiatan, Senin (30/6/2025).
Hidayat mengungkapkan, kebijakan pergantian direktur dilakukan karena RSUD Soekarno kerap dirundung masalah.
Setelah kasus hilangnya 17 unit ventilator yang harganya ditaksir miliaran rupiah, kini akreditasi RSUD Soekarno turun kelas dari klaim layanan BPJS tipe B menjadi tipe C.
“Ini menyangkut nyawa manusia. Seperti ventilator yang hilang, reputasi rumah sakit bisa anjlok, ada nyawa yang dipertaruhkan,” ujar Hidayat.
Ventilator yang hilang sejak setahun lalu belum ada kejelasan, bahkan tim inspektorat daerah ikut turun tangan melakukan pengusutan.
Hidayat menegaskan bahwa pemimpin rumah sakit harus bertanggung jawab dan menanggung risiko atas permasalahan yang terjadi.
“Kalau tidak bisa bekerja maksimal, silakan mundur. Kami butuh pemimpin yang punya keberanian dan kejujuran,” ujar dia.
Plt Kepala Badan Kepegawaian SDM Bangka Belitung Yudi Suhasri mengonfirmasi bahwa dr. Ira Ajeng Astrid telah mengajukan pengunduran diri terhitung 1 Juli 2025.
“Mundur dari jabatan struktural dan status beliau tetap sebagai ASN,” ujar Yudi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/29/6860cece31a3c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Petugas Dishub DKI Diduga Pungli ke Sopir Bajaj, Pengamat: Ada 2 Kesalahan Megapolitan 30 Juni 2025
Petugas Dishub DKI Diduga Pungli ke Sopir Bajaj, Pengamat: Ada 2 Kesalahan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Analis kebijakan transportasi, Azas Tigor Nainggolan menilai ada dua kesalahan petugas Dinas Perhubungan (
Dishub
) yang melakukan
pungli
terhadap
sopir bajaj
di Salemba Raya,
Jakarta
Pusat.
“Yang pertama melakukan yang bukan wewenangnya, yang kedua melakukan pemerasan atau pungli kepada rakyat kecil dalam waktu lama,” ujarnya saat dihubungi
Kompas.com
, Senin (30/6/2025).
Tigor menjelaskan, dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan penertiban non yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perda.
Selain itu, Satpol PP juga yang memiliki kewenangan untuk menindak masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
Dengan begitu, Tigor menilai petugas Dishub tersebut sudah menyalahkan kewenangan.
Selain itu, sampai saat ini pegawai Dishub Jakarta masih melakukan penegakan Perda parkir atas penertiban parkir liar, ditambah dengan melakukan pungli parkir liar.
“Apalagi sampai sekarang mobil derek bagi parkir liar masih dikuasai dan digunakan petugas Dishub Jakarta, katanya untuk menertibkan, tetapi memeras preman dan juru parkir liar di jalanan,” tuturnya.
Tigor pun mendesak Pemerintah Provinsi Jakarta memperbaiki manajemen perparkiran di DKI.
“Perbaikan parkir yang harus dilakukan adalah membangun politik perparkiran yang bersih dan tidak korupsi,” ucap Tigor.
Menurut Tigor, jika manajemen diperbaiki, parkir akan memberikan tiga manfaat sekaligus.
Pertama, sebagai sub sistem transportasi. Kedua, parkir sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Serta ketiga, parkir sebagai Layanan publik.
Sebelumnya, viral video berdurasi 46 detik yang diunggah akun Instagram @
jabodetabek24info
memperlihatkan seorang sopir bajaj berbaju abu-abu sedang membeli rokok dari pedagang asongan sepeda.
Sopir bajaj
tersebut kemudian menyerahkan rokok itu ke mobil derek berlogo Dishub yang terparkir di pinggir jalan.
Setelah pintu mobil dibuka dan rokok diterima, mobil Dishub itu langsung melaju pergi.
Dalam video tersebut, terdengar narasi dari perekam yang menyebutkan bahwa sopir bajaj tersebut “setor rokok” setiap hari.
“Sopir bajaj, setiap hari setoran ke Dishub rokok Samsoe. Sudah dikasih jalan. Dishub pakai mobil, pakai seragam, masih aja,” ucap perekam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/27/6835d1292896d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pandeglang Berencana Tampung Sampah dari Tangsel di TPA Bangkonol Regional 30 Juni 2025
Pandeglang Berencana Tampung Sampah dari Tangsel di TPA Bangkonol
Tim Redaksi
PANDGEGLANG, KOMPAS.com
– Kabupaten
Pandeglang
berencana untuk menampung sampah dari Kota
Tangerang Selatan
.
Wakil Bupati Pandeglang,
Iing Andri Supriadi
, mengatakan rencana tersebut saat ini sedang dalam proses komunikasi dan negosiasi.
Nantinya, sampah dari
Tangsel
akan ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol di Kecamatan Koroncong.
“Ya di Bangkonol karena TPA kami yang aktif hari ini hanya di Bangkonol,” kata Iing di Gedung Setda Pandeglang, Senin (30/6/2025).
Pemkot Tangsel akan membuang sampah ke Kabupaten Pandeglang untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA Cipeucang.
Di sisi lain, Pemkab Pandeglang, kata Iing, siap menampung karena berpotensi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Iing menyebut bahwa kerja sama menampung sampah dari Tangsel ini belum diputuskan karena akan melalui proses kajian terlebih dahulu dengan mempertimbangkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar.
“Kami juga mempelajari kaitan dengan keuntungan apa yang akan kami peroleh dari Tangsel tersebut. Keuntungan apa yang bisa masyarakat Kabupaten Pandeglang peroleh dari kerja sama sampah ini,” ujar dia.
Iing juga mengatakan bahwa akan melakukan survei ke
TPA Bangkonol
untuk memastikan layak atau tidaknya menampung sampah dari Tangsel.
“Kapasitas sampahnya, berapa tahun lagi bisa ditampung di Bangkonol, berapa puluh ribu atau juta kubik yang bisa kita tampung, dipelajari terlebih dahulu,” tutur dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/01/6863369ebaf05.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/30/6862a644df104.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2022/09/06/63172cd10a3d4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/19/682b4ffff0d17.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)