Pengelola Akui Petugas Lalai Putar Suara Tak Pantas di Speaker GBK
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Manajemen Pusat Pengelolaan Komplek
Gelora Bung Karno
(PPK-
GBK
) mengakui adanya kelalaian petugas yang memutar audio tak pantas di pengeras suara area GBK.
“Hasil evaluasi internal menyimpulkan bahwa kejadian ini berasal dari kelalaian petugas yang memutar salah satu
playlist
bebas hak cipta (
no copyright
) tanpa melakukan pengecekan menyeluruh,” tulis PPK-GBK dalam keterangannya melalui akun Twitter @love_GBK, Minggu (13/7/2025).
Menyusul kejadian tersebut, manajemen PPK-GBK menyampaikan permohonan maaf. Pihak manajemen juga memberikan teguran keras evaluasi terhadap petugas terkait.
Seluruh
playlist
audio juga disebut telah diulas ulang. Ke depan, hanya
playlist
kurasi resmi yang diperbolehkan digunakan ke depannya.
“Sistem pemutaran audio kini diperketat, hanya dapat diakses oleh personel terverifikasi,” tulis PPK-GBK.
Terakhir, pihak manajemen berjanji mengawasi konten dan memberikan pelatihan kedisiplinan teknis yang juga diperbarui untuk mencegah kejadian serupa.
“Kami memahami bahwa GBK adalah ruang publik yang dihormati dan digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk anak-anak dan keluarga. Kami menyesalkan kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengawasan dan pelayanan secara menyeluruh,” tulis manajemen.
Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan speaker di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) mengeluarkan suara desahan wanita viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah Instagram @info_jabodetabek, salah satu pengunjung merekam suara speaker tersebut dari tempat parkir. Sementara, speaker terpasang di tiang tepi taman GBK.
“Sebuah kejadian tak biasa terjadi di Gelora Bung Karno,
Jakarta
. Seorang pengunjung merekam momen ketika speaker umum di area tersebut, yang biasanya memutar musik dan pengumuman, tiba-tiba mengeluarkan suara aneh yang mengundang perhatian para pengunjung yang sedang berolahraga maupun melintas,” tulis akun @info_jabodetabek.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2023/08/12/64d751d7569ab.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengelola Akui Petugas Lalai Putar Suara Tak Pantas di Speaker GBK Megapolitan 13 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/13/6873ab2f5ee56.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengunjung PRJ 2025 Turun Dibanding Tahun Lalu Megapolitan 13 Juli 2025
Pengunjung PRJ 2025 Turun Dibanding Tahun Lalu
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Direktur Pemasaran PT JIExpo Ralph Scheunemann mengakui, jumlah pengunjung Pekan Raya Jakarta (
PRJ
) atau
Jakarta Fair
2025 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Ralph, hingga hari terakhir penyelenggaraan PRJ, Minggu (13/7/2025), diperkirakan ada 5,8-5,9 juta pengunjung. Sementara, tahun lalu, jumlah pengunjung mencapai 6,3 juta orang.
“Memang (jumlah pengunjung) di bawah tahun lalu. Tapi itu salah satu akibat dari pengurangan tujuh hari karena kami harus menyesuaikan dengan agenda Indo Defence dari Kemenhan,” kata Ralph kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu.
Selain berkurangnya durasi penyelenggaraan, menurut Ralph, faktor cuaca turut memengaruhi jumlah pengunjung PRJ 2025.
Selama 25 hari PRJ 2025 berlangsung, setidaknya delapan hingga sembilan hari Jakarta diguyur hujan.
“Musuh terbesar kami itu memang hujan. Tapi, meskipun begitu, dari pembukaan sampai hari ini semuanya tetap ramai,” ucapnya.
Secara harian, menurut Ralph, tren pengunjung cukup stabil. Ada hari di mana jumlah pengunjung melampaui tahun lalu, dan ada pula yang turun tipis.
Namun, secara keseluruhan, akumulasi jumlah pengunjung tetap lebih rendah karena waktu pelaksanaan PRJ 2025 yang lebih singkat.
Ralph menyebut, estimasi perputaran uang berada di kisaran Rp 7,2 hingga Rp 7,3 triliun, atau sekitar Rp 200 miliar lebih rendah dari capaian tahun 2024 yang mencapai Rp 7,5 triliun.
“Transaksi tetap tinggi, tapi tentu kalau jumlah hari dikurangi, angkanya ikut menyesuaikan. Meski begitu, banyak peserta tetap merasa puas,” katanya.
Ia menambahkan, PRJ 2025 tetap memberi dampak ekonomi besar, terutama dalam penciptaan lapangan kerja.
Sebelum PRJ dibuka, sudah ada lebih dari 25.000 pekerja terlibat, mulai dari SPG hingga tim keamanan.
Menanggapi sejumlah keluhan soal kemacetan dan parkir selama gelaran PRJ, Ralph mengaku akan melakukan evaluasi dan perbaikan.
Ia sendiri sempat kesulitan memarkirkan kendaraan dan harus naik motor dari titik luar area JIExpo.
“Memang sempat sangat padat terutama saat libur nasional. Tapi ke depannya kami akan terus mencari solusi, kamu juga sedang mengkaji pembangunan fasilitas parkir tambahan,” kata dia.
Menurut Ralph, edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan parkir di luar area utama dan transportasi pengumpan juga perlu ditingkatkan. Pasalnya, banyak pengunjung tetap ingin parkir sedekat mungkin ke area PRJ.
Melihat tingginya minat peserta pameran, PT JIExpo berencana menambah area pameran tahun depan.
Ralph mengungkapkan, pihaknya akan membangun gedung dua lantai baru dengan total luas sekitar 25.000 meter persegi.
“Tahun depan lantai pertama gedung baru itu akan kami fungsikan untuk peserta baru. Artinya, permintaan terus tumbuh,” katanya.
Meski target jumlah pengunjung tidak tercapai, menurut Ralph, penyelenggaraan PRJ 2025 tetap bisa dikatakan sukses.
“Yang paling penting adalah event ini terus hidup, dinanti masyarakat, dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata,” tutup Ralph.
Diketahui Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta berlangsung selama 25 hari, sejak 19 Juni 2025 hingga 13 Juli 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/04/67ef49f65694f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Viral Suara Tak Pantas di Speaker GBK, Pengelola Minta Maaf Megapolitan 13 Juli 2025
Viral Suara Tak Pantas di Speaker GBK, Pengelola Minta Maaf
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebuah video yang menunjukkan
speaker
di kawasan
Gelora Bung Karno
(
GBK
) mengeluarkan suara desahan wanita viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah Instagram @info_jabodetabek, salah satu pengunjung merekam suara
speaker
tersebut dari tempat parkir. Sementara,
speaker
terpasang di tiang tepi taman GBK.
“Sebuah kejadian tak biasa terjadi di Gelora Bung Karno,
Jakarta
. Seorang pengunjung merekam momen ketika
speaker
umum di area tersebut, yang biasanya memutar musik dan pengumuman, tiba-tiba mengeluarkan suara aneh yang mengundang perhatian para pengunjung yang sedang berolahraga maupun melintas,” tulis akun @info_jabodetabek.
Terkait ini, Manajemen Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) menyampaikan permohonan maaf.
“Manajemen PPKGBK menyampaikan permohonan maaf atas insiden suara tidak pantas yang sempat terdengar melalui pengeras suara di area publik,” tulis PPK-GBK dalam keterangannya melalui akun Twitter @love_GBK, Minggu (13/7/2025).
Manajemen PPKGBK mengakui adanya kelalaian petugas dalam memutar audio di pengeras suara area GBK.
“Hasil evaluasi internal menyimpulkan bahwa kejadian ini berasal dari kelalaian petugas yang memutar salah satu
playlist
bebas hak cipta (
no copyright
) tanpa melakukan pengecekan menyeluruh,” tulis PPK-GBK.
Menanggapi kelalaian tersebut, manajemen PPK-GBK telah memberikan teguran keras dan evaluasi terhadap petugas terkait.
Seluruh
playlist
audio juga disebut telah diulas ulang. Ke depan, hanya
playlist
kurasi resmi yang diperbolehkan digunakan ke depannya.
“Sistem pemutaran audio kini diperketat, hanya dapat diakses oleh personel terverifikasi,” tulis PPK-GBK.
Terakhir, pihak manajemen berjanji mengawasi konten dan memberikan pelatihan kedisiplinan teknis yang juga diperbarui untuk mencegah kejadian serupa.
“Kami memahami bahwa GBK adalah ruang publik yang dihormati dan digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk anak-anak dan keluarga. Kami menyesalkan kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengawasan dan pelayanan secara menyeluruh,” tulis manajemen.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/12/6872480c431a9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali, Minta Cek Kondisi Suami Megapolitan 13 Juli 2025
Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali, Minta Cek Kondisi Suami
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Istri ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (
Kemlu
) yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, tiga kali menelepon penjaga kos sebelum sang suami ditemukan tak bernyawa, Selasa (8/7/2025) pagi.
Melalui sambungan telepon, istri ADP yang berada di Yogyakarta meminta penjaga kos mengecek kondisi suaminya. Pasalnya, ponsel korban disebut tak bisa dihubungi.
“Konteksnya istri korban tiga kali minta penjaga kos mengecek kondisi korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Minggu (13/7/2025), dikutip dari
Antara.
Ade Ary menjelaskan, telepon pertama tercatat pada Senin (7/7/2025) pukul 22.40 WIB. Istri ADP menghubungi penjaga kos ke nomor ponsel lama yang ternyata sudah tidak aktif.
Panggilan kedua istri ADP tercatat pada Rabu (8/7/2025) pukul 00.48 WIB. Saat itu, istri ADP mengubungi penjaga kos ke nomor baru untuk meminta mengecek kamar suaminya.
“8 Juli 2025 pukul 05.27 WIB, istri korban mengubungi penjaga kos untuk minta cek kembali kamar korban,” ungkap Ade Ary.
Oleh karenanya, Ade Ary memastikan, rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP tak lain karena sedang menindaklanjuti permintaan istri korban.
“Benar, istrinya minta penjaga kos cek (kamar ADP) karena handphone suaminya mati,” kata Ade Ary, Sabtu (12/7/2025).
Ia bertelanjang dada, mengenakan sarung kotak-kotak, dan menyampirkan pakaian putih di pundak kiri. Ia tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker.
Penjaga itu sempat berhenti dan menoleh ke arah kamar korban, lalu berjalan kembali.
Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon.
Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu.
Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.
Sebelumnya, komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
Saat sang istri mencoba menghubungi kembali keesokan paginya pukul 05.00 WIB, ponsel ADP sudah tak aktif.
Karena tak ada kabar hingga pukul 08.00 WIB, istri ADP meminta penjaga kos memeriksa ke kamar suaminya.
Penjaga kos bersama satu orang lainnya lantas membuka paksa jendela kamar yang rupanya sudah dalam kondisi dicongkel.
Di dalam kamar, mereka menemukan ADP dalam keadaan tidak bernyawa, kepala terlilit lakban dan tubuhnya tertutup selimut.
Polisi menyatakan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang hilang dari lokasi.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan ada sidik jari ADP pada lakban, namun belum bisa dipastikan apakah ia memasangnya sendiri atau ada orang lain yang terlibat.
Diketahui, ADP adalah warga asal Sleman, DIY, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan tinggal seorang diri di kamar kos. Sedangkan istrinya berada di Yogyakarta.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/07/686b641e64cf1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Buntut Pemukulan Anggota TNI, Terminal Arjosari di Kota Malang Usir 25 Jupang dan Mandor Liar Surabaya
Buntut Pemukulan Anggota TNI, Terminal Arjosari di Kota Malang Usir 25 Jupang dan Mandor Liar
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
– Terminal Tipe A Arjosari di Kota Malang, Jawa Timur, mengambil langkah tegas. Mereka menertibkan 25 juru panggil penumpang (
jupang
) dan mandor yang beroperasi tanpa surat tugas resmi dari perusahaan otobus (PO).
Penertiban ini bertujuan menciptakan ketertiban dan kenyamanan di lingkungan terminal.
Kepala
Terminal Arjosari
,
Mega Perwira Donowati
, menjelaskan bahwa berdasarkan pendataan ulang, hanya 29 orang yang terdaftar secara resmi dan memiliki surat tugas yang sah.
“Data resmi saat ini total ada 29 orang, terdiri dari 13 mandor dan 16 jupang. Semuanya memiliki surat tugas lengkap dari PO Bus,” kata Mega, Minggu (13/7/2025).
Angka ini menunjukkan penurunan drastis dari data bulan Mei 2024 yang mencatat sebanyak 54 orang beroperasi sebagai jupang dan mandor di terminal tersebut.
Pembeda utama antara jupang dan mandor resmi serta liar adalah kepemilikan kartu tanda anggota (KTA) dari perusahaan masing-masing.
“Petugas kami di lapangan secara rutin melakukan pengecekan. KTA ini wajib dipakai saat bertugas,” ujarnya.
Mega menegaskan tidak akan ada toleransi bagi para jupang liar yang nekat beroperasi di dalam area terminal.
“Jika masih membandel, kami akan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menghalau mereka keluar dari Arjosari,” tegasnya.
Sejak penertiban dimulai pada 22 Juni, beberapa jupang liar yang sempat bertahan akhirnya tidak berani lagi beroperasi di dalam terminal, terutama setelah insiden pemukulan terhadap Letda Laut (PM) Abu Yamin, seorang perwira TNI Angkatan Laut pada 27 Juni.
“Kejadian tersebut membuat kami semakin mengencangkan sweeping terhadap jupang liar. Saat ini, tidak ada lagi jupang liar di dalam terminal. Kalaupun ada yang nekat, para mandor dan jupang resmi yang akan menyuruh mereka keluar,” ujar Mega.
Meski demikian, masih ada beberapa jupang liar yang mencoba peruntungan di area luar terminal, seperti di dekat pintu keluar atau minimarket.
Mega menegaskan bahwa pihak terminal akan terus memantau dan menindak praktik-praktik tidak resmi tersebut.
Terkait sistem pengupahan, Mega menjelaskan bahwa hal itu menjadi tanggung jawab masing-masing PO bus.
“Setahu saya, kru bus tetap melapor ke perusahaan,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2022/06/17/62ac4cfbd0003.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/13/6822a0295bf48.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/13/6873945c4ae29.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/07/16/669629de138b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/10/16/670f028897141.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)