Kalut, Perempuan di Balikpapan Bunuh Bayi yang Dilahirkan, Jasad Korban Disembunyikan di Lemari
Editor
KOMPAS.com
– KH (21), wanita asal
Balikpapan
, Kalimantan Timur membunuh bayi perempuan yang baru dilahirkan.
Lalu jasad korban dibungkus plastik dalam baskom dan disembunyikan ke lemari. Setelah melahirkan, KH mengeluh pendarahan ke orangtuanya.
KH kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Saat itu lah KH diketahui baru saja melahirkan. Keluarga KH terkejut karena perempuan 21 tahun itu belum menikah.
KH kemudian diminta keterangan soal kondisi bayinya. Polisi kemudian ke rumah orangtua KH dan menemukan jasad bayi dalam lemari.
Diketahui tubuh bayi dalam kondisi memar dan diduga mati lemas karena tekanan dari luar yang menghalangi pernapasannya.
Saat diperiksa, KH mengaku kalut dan takut serta malu jika kehamilannya diketahui oleh tetangga. Dia hamil setelah melakukan hubungan dengan seorang pria berinisial MR.
Menurut KH, ia melahirkan dan membunuh bayinya sendiri pada Jumat (23/8/2024).
Kanit PPA Polresta Balikpapan, Ipda Futuhatul Laduniyah mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait pria berinisial MR yang disebut-sebut mengenal KH.
“Untuk teman prianya yang diduga sebagai ayah dari korban bayi tersebut, kami masih melakukan penyelidikan, apakah memang benar seseorang dengan inisial MR tersebut atau bukan,” ujar Futuhatul, Rabu (6/11/2024).
Ia mengatakan polisi juga menelusuri kaitan MR dengan dugaan tindak pidana yang dilakukan KH.
“Kami masih mencari tahu posisinya, di mana asalnya, dan siapa dia,” katanya.
Menurut keterangan KH, ia hanya mengenal MR selama tiga bulan dan terakhir berkomunikasi antara akhir tahun 2023 hingga awal 2024.
“Terakhir kali mereka berkomunikasi antara Desember 2023 dan Januari 2024, di antara periode itu juga mereka melakukan hubungan badan yang terakhir kalinya,” tandas Futuhatul.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Soal Bayi di Balikpapan yang Dihabisi Ibunya, Polisi Kini Buru Jejak sang Ayah
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2024/03/22/65fd8a56d8aec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kalut, Perempuan di Balikpapan Bunuh Bayi yang Dilahirkan, Jasad Korban Disembunyikan di Lemari Regional 7 November 2024
-
/data/photo/2024/11/07/672c4f9a68f9b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cekcok soal Kasbon Harian, Pimpinan dan Karyawan Koperasi di Purworejo Saling Tikam Regional 7 November 2024
Cekcok soal Kasbon Harian, Pimpinan dan Karyawan Koperasi di Purworejo Saling Tikam
Tim Redaksi
PURWOREJO, KOMPAS.com
– Seorang pimpinan dan karyawan sebuah koperasi simpan pinjam (KSP) di
Purworejo
, terlibat perkelahian yang mengakibatkan luka serius.
Perkelahian tersebut terjadi di kantor koperasi yang terletak di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Purworejo, pada Rabu (6/11/2024) malam.
Keduanya dilarikan ke rumah sakit setelah insiden tersebut, yang diduga dipicu oleh kekecewaan karyawan terkait penolakan permintaan kenaikan kasbon harian.
Kapolsek Purworejo, AKP Bruyi Rohman, mengatakan, kejadian bermula pada pukul 17.00 WIB.
Karyawan bernama Pendi (27) kembali ke kantor setelah menemui nasabah.
Setelah menyelesaikan administrasi dan menyetorkan uang kepada bendahara kantor, Maorin, Pendi kemudian menghadap Purwanto (42),
pimpinan koperasi
, untuk meminta kenaikan kasbon harian.
Permintaan ini ditolak, yang memicu pertengkaran antara keduanya.
Salah satu karyawan, Amel, yang melihat pertengkaran tersebut merasa ketakutan dan keluar dari kantor.
“Karena emosi, Pendi langsung berdiri dari tempat duduknya dan mendorong Purwanto hingga terdorong ke tembok. Setelah itu, Pendi membalikkan meja di depan Purwanto,” ungkap Bruyi, pada Kamis (7/11/2024).
Dalam keadaan emosional, Purwanto mengambil sebilah badik dari dalam laci mejanya yang terbalik dan mengacungkannya kepada Pendi untuk menakut-nakuti.
Melihat situasi semakin memanas, Maorin berteriak untuk mencegah, namun ia akhirnya berlari keluar karena ketakutan.
Dari luar kantor, Maorin dan Amel meminta pertolongan.
Tidak lama kemudian, warga setempat datang untuk melerai perkelahian.
Saat warga masuk ke kantor, mereka melihat Pendi keluar dengan kondisi terluka sambil membuang badik, sementara Purwanto terduduk di lantai dengan luka yang sama.
Petugas dari Polsek Purworejo segera mengevakuasi kedua orang tersebut ke RSUD Tjitrowardojo setelah menerima laporan dari warga.
Akibat perkelahian ini, Purwanto mengalami luka robek pada kepala bagian atas dan dahi, lecet pada lengan tangan sebelah kiri, patah tulang pada jari kelingking tangan kanan.
Sementara itu, Pendi mengalami luka tusuk pada perut sebelah kanan, kepala sebelah kiri.
Saat ini, keduanya sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Tjitrowardojo.
Kasus ini sedang dalam penyelidikan Polsek Purworejo bersama Polres Purworejo.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap sabar dalam menghadapi permasalahan. Selesaikanlah masalah jangan dengan emosi,” imbau Bruyi.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/06/672b2761a33c6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dipanggil Pansus Pilkada DPRD, Bawaslu Jember Mangkir Dua Kali Surabaya 7 November 2024
Dipanggil Pansus Pilkada DPRD, Bawaslu Jember Mangkir Dua Kali
Tim Redaksi
JEMBER, KOMPAS.com
– Panitia Khusus (Pansus) Pilkada DPRD Jember memanggil
Bawaslu Jember
untuk melakukan
Rapat Dengar Pendapat
(RDP) pada Kamis (7/11/2024).
Namun, Bawaslu tidak hadir memenuhi undangan
Pansus Pilkada
DPRD Jember tersebut. Padahal, sudah dua kali diundang untuk menghadiri RDP.
Ketua Pansus Pilkada DPRD Jember, Ardi Pujo Prabowo, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengundang Bawaslu sebanyak dua kali untuk menghadiri.
“Undangan pertama, Bawaslu Jember mengaku masih ada kegiatan sehingga minta dijadwalkan ulang,” kata dia di DPRD Jember.
Selanjutnya, Pansus menjadwalkan kembali kegiatan RDP tersebut pada Kamis (7/11/2024). Namun, Bawaslu kembali tidak hadir dengan alasan tidak mengetahui jika ada undangan RDP.
“Padahal, sudah ada berita acara penerimaan surat. Jadi kami sangat kecewa,” ucap dia.
Pansus Pilkada mempertanyakan
ketidakhadiran
Bawaslu Jember untuk memenuhi undangan RDP tersebut.
“Ini sudah dua kali kami undang tidak hadir, kenapa?” ucap dia.
Ardi menduga ada hal yang ditutupi oleh Bawaslu Jember sehingga tidak hadir.
Sebab, surat undangan sudah diterima oleh staf Bawaslu, tapi ternyata tidak hadir.
“Pilkada ini kurang 20 hari, tugas Pansus Pilkada salah satunya hibah APBD senilai Rp30 M yang kita sepakati bersama untuk penyelenggaraan Pilkada,” jelas dia.
Dia mengaku akan mengawal dana hibah tersebut sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat.
Pansus Pilkada, kata dia, akan mengundang kembali Bawaslu Jember karena banyak aduan masyarakat yang masuk pada Pansus Pilkada DPRD Jember.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Jember, Sanda Aditya Pradana, belum merespons saat Kompas.com mencoba mengkonfirmasi. Saat dihubungi via telepon, tak diangkat. Lalu pesan juga tidak dibalas.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/01/6724cba59b39a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Masuk Musim Penghujan, Sejumlah TItik di Magelang Masih Kekurangan Air Bersih Regional 7 November 2024
Masuk Musim Hujan, Sejumlah TItik di Magelang Masih Kekurangan Air Bersih
Tim Redaksi
MAGELANG, KOMPAS.com
– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Magelang
, Jawa Tengah, masih melakukan distribusi air meski hujan telah mengguyur Bumi Panca Arga ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang M Mansur Wachdani mengatakan, kekurangan air bersih disebabkan, antara lain, sumur warga yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air masih kering atau defisit.
Ada pula sebab lain yakni kualitas air yang tersisa tidak layak konsumsi. Itu tampak dari warnanya yang kekuningan.
“Hujan belum berdampak (untuk memenuhi kebutuhan air),” ujarnya kepada
Kompas.com
di kantornya, Kamis (7/11/2024).
Tahun ini, BPBD Kabupaten Magelang mendistribusikan air sejak 31 Juni. Hingga Selasa (5/11/2024), lembaga ini telah menyalurkan 320.000 liter air untuk 11 desa di enam kecamatan.
Kecamatan yang menjadi sasaran meliputi Borobudur, Pakis, Tegalrejo, Salaman, dan Tempuran.
Wachdani mengimbau, warga untuk menampung air hujan dengan sumur, tandon, atau penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat
musim hujan
dan digunakan saat musim kemarau mendatang.
Diwartakan sebelumnya, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, sepanjang Agustus sampai awal Oktober 2024, data BMKG menunjukkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah cenderung mendingin dan hampir menyentuh batas La Nina.
La Nina adalah fenomena iklim yang menyebabkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih dingin dari biasanya. Hal tersebut menyebabkan intensitas hujan meningkat.
Sejak Oktober 2024, suhu permukaan laut tersebut diprediksi terus mendingin dan dapat bertahan hingga awal 2025.
“Fenomena La Nina terjadi di Samudra Pasifik, tapi akan berdampak secara global, termasuk di Indonesia,” ungkap Ardhasena, seperti dikutip
Kompas.com
(18/10/2024).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/07/672c4f49e7b2d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mayat Berlumur Darah Ditemukan di Sisi Sungai Taman Pancing Denpasar Denpasar 7 November 2024
Mayat Berlumur Darah Ditemukan di Sisi Sungai Taman Pancing Denpasar
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Seorang
pria tanpa identitas
ditemukan tewas bersimbah darah di sisi Sungai Taman Pancing, Kota
Denpasar
, Provinsi Bali, Kamis (7/11/2024) pagi.
Lokasi penemuan mayat tepatnya berada di Jalan Tukad Baru Timur, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menyatakan, jasad pria tersebut diduga menjadi
korban pembunuhan
, mengingat terdapat luka-luka di sejumlah bagian tubuhnya.
“Korban meninggal dunia (karena) terindikasi tindak kekerasan,” kata Sukadi kepada wartawan.
Mayat tersebut pertama kali ditemukan Ketut Sudira (69), yang sedang berolahraga di pinggir kanal sungai Taman Pancing sekitar pukul 07.30 Wita.
Awalnya, Ketut melihat korban seperti sedang tertidur di bantaran Sungai. Namun, saat didekati, ia mendapati bahwa pria tersebut dalam kondisi bersimbah darah dan penuh luka.
Ketut lantas melaporkan temuan kepada warga setempat, yang kemudian meneruskannya kepada pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar Selatan.
Polisi yang tiba di lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.
Dari hasil pemeriksaan diketahui, tidak ada dokumen identitas maupun ponsel dari pakaian yang dikenakan korban.
“Mengingat korban nihil identitas ditemukan di TKP dan pada badan korban, maka akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh Unit Reskrim,” sebut Sukadi.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/07/672c4b1d5c378.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terjadi Hujan Batu Saat Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Ini Penjelasan PVMBG Regional 7 November 2024
Terjadi Hujan Batu Saat Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Ini Penjelasan PVMBG
Editor
KOMPAS.com –Gunung Lewotobi Laki-laki
meletus pada Minggu (3/11/2024). Erupsi ini disertai dengan hujan batu.
Warga Kabupaten
Flores Timur
, Nusa Tenggara Timur, yang berada di sekitar gunung tersebut, merasakan malam mencekam.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hadi Wijaya mengatakan, karakteristik erupsi Lewotobi Laki-laki merupakan erupsi eksplosif yang ditandai dengan lontaran batu.
“Tadi kita lihat lubang sampai 13 meter diameternya, dengan kedalaman hingga 5 meter,” ujarnya, Rabu (6/11/2024), dikutip dari
Antara.
Dampak lainnya, hujan batu tersebut merusak sejumlah bangunan, seperti rumah warga maupun fasilitas umum.
“Kenapa sekolah hancur? Saya kira seperti Gunung Merapi di Yogyakarta, yang ambruk karena tebalnya abu vulkanik, tapi ini tidak. Ini karena adanya lontaran batu pijar, sehingga mampu membentuk lubang sampai 5 meter tadi, ini luar biasanya,” ucapnya di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur.
Hadi menuturkan, PVMBG akan menganalisis dan mengkaji secara mendalam mengenai fenomena erupsi itu.
PVMBG akan menerjunkan ahli ilmu bumi untuk meneliti gunung tersebut.
Lewotobi Laki-laki meletus pada pukul 23.57 Wita. Agnes Wungu Belen (60) menceritakan detik-detik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Minggu malam itu, di tengah hujan lebat, Agnes dan keluarga yang belum tertidur tiba-tiba mendengar gemuruh dari arah gunung.
Beberapa saat kemudian, atap rumah Agnes dihujani batu. Mereka lantas menyelamatkan diri ke bawah meja.
“Malam itu kami duduk di bawah kolong meja. Kami pasrah dengan keadaan. Karena kalau kami lari, bisa saja kami terkena batu dari gunung,” ungkapnya, Selasa (5/11/2024).
Mereka baru keluar rumah pada Senin (4/11/2024) pagi. Agnes dan keluarga terkaget lantaran banyak rumah warga yang rusak.
“Pagi itu saya melihat banyak rumah yang hancur. Sekolah juga rusak,” tuturnya.
Kini, Agnes dan keluarga mengungsi di Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Tak cuma merusak rumah, hujan batu juga mengakibatkan jalan berlubang. Jalur yang paling terdampak ialah di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura; dan Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang.
Sepanjang jalan Trans Flores, lubang-lubang besar. Selain itu, terdapat pula material vulkanik, seperti kerikil dan pasir, yang menumpuk di badan jalan.
“Sejauh pengamatan kami, ada empat lubang yang cukup dalam,” jelas anggota Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur, Aiptu Yakobus Alelang, di Wulanggitang, Rabu.
Lubang-lubang tersebut telah dipasangi garis polisi agar mudah terlihat oleh pengendara, terutama ketika malam hari.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, mengungkapkan, batu-batu berukuran besar merusak banyak rumah. Sedangkan, batu api mengakibatkan beberapa rumah dan sekolah terbakar.
“Jadi korban itu kebanyakan karena reruntuhan atau terbakar,” terangnya sewaktu meninjau dampak letusan Lewotobi Laki-laki di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Rabu.
Agus menjelaskan, kedatangannya ke Flores Timur untuk membawa bantuan darurat, sekaligus memastikan para pengungsi ditangani secara baik.
“Setiap titik pengungsian kita bangun dapur umum untuk memberikan makan kepada para pengungsi,” bebernya.
Hingga Kamis (7/11/2024), status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada Level IV atau Awas.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Serafinus Sandi Hayon Jehadu | Editor: Andi Hartik, Glor K Wadrianto, Dita Angga Rusiana), Antara
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/10/18/671214274b28a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Husna, Ibu di Deli Serdang yang Bunuh 2 Bayinya, Ada yang Dibuang ke Sumur dan ke Parit Medan 7 November 2024
Kisah Husna, Ibu di Deli Serdang yang Bunuh 2 Bayinya, Ada yang Dibuang ke Sumur dan ke Parit
Editor
KOMPAS.com
– Husna Hulki (29), ibu asal Desa Karang Gading, Kabupaten
Deli Serdang
, Sumatera Utara diamankan polisi karena membuang bayinya yang berusia 23 bulan ke parit.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (29/10/2024). Sebelum membuang bayinya, Husna sempat bertengkar dengan mertuanya karena Husna dituduh membuang sampah di samping rumah kakak iparnya.
Setelah bertengkar, Husna pergi ke rumah sang bibi diantar oleh seorang pria yang dikenal. Bersama bayinya, Husna kemudian istirahat di rumah sang bibi.
Pada pukul 14.00 WIB, Husna terbangun dan ingat pertengkarannya dengan sang mertua.
“Lalu dilihatnya di depan rumah bibinya ada kolam ikan. Berjalan dia ke sana dengan menggendong anaknya. Terus anaknya dibuang ke parit yang dalamnya sekitar 1,5 meter,” ucap Kepala Polres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban, Minggu (3/11/2024).
Setelah membuang bayinya, Husna kembali ke rumah sang bibi dan memberitahu keluarga serta suaminya bahwa anaknya jatuh di kolam ikan.
Warga sempat menyedot air kolam, namun korban tak ditemukan. Selasa malam, Kepala Desa Karang Gading, Agus Sanjaya menanyakan keberadaan sang bayi kepada Husna.
Saat itu Husa mengatakan bahwa bayinya bersama mantan suaminya (ayah kandung korban). Namun Husna tak bisa membuktikannya hingga akhirnya dia dijemput orangtuanya untuk pergi ke Kota Datar, Kabupaten Deli Serdang.
“Terus entah kenapa, Husna balik lagi ke rumah suaminya di sini. Tapi suaminya tak mau buka pintu kalau Husna belum ngaku di mana A (korban),” ucap Agus.
Hingga akhirnya pada Rabu (30/10/2024), Husna mengaku membuang anaknya ke dalam parit.
“Baru lah Husna ini ngaku bayi itu dibuang ke parit. Di situ, warga juga langsung melihat apa benar atau tidak. Rupanya benar, bayi itu sudah meninggal dunia,” sambungnya.
Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk menjalankan proses otopsi.
Husna kemudian ditangkap Polres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban pada Rabu (30/10/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Ternyata Husna bukan pertama kali membunuh anaknya. Pada tahun 2020, Husna juga membunuh bayinya berinsial Ag yang masih berusia 9 bulan 10 hari.
Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Pelabuhan Belawan Iptu Hamzah Nodi mengatakan pihaknya melakukan penelusuran di kediaman lama Husna di Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.
Penyidik kemudian bertemu dengan orangtua Husna dan mendalami soal kematian A. Terungkap Husna pernah membunuh anak pertamya dengan cara dimasukkan dalam sumur.
“Jadi di kediaman pelaku sebelumnya itu ada sumur. Kami cek, sumur itu sudah dicor dan tidak digunakan lagi oleh keluarga pelaku,” kata Hamzah kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Selasa (5/11/2024).
“Rupanya pelaku ini pernah membuang anaknya ke sumur dan berujung meninggal tahun 2020. Makam anaknya tak jauh dari rumah itu,” sambungnya.
Ia mengatakan pelaku tega membunuh anaknya karena beberapa motif. Yang pertama, pelaku sakit hati ke mertuanya.
“Pelaku awalnya mengaku karena sakit hati kepada mertuanya yang menuduhnya membuang sampah,” ujarnya.
Lalu, motif kedua yakni pelaku sakit hati dengan suaminya yang kerap marah-marah dan tak pernah memberikan uang belanja.
“Alasan kedua, sakit hati dengan suaminya karena sering marah-marah dan sering tidak memberikan uang belanja. Terakhir, motifnya adalah sakit hati karena sering bertengkar dengan suaminya dan faktor kesulitan ekonomi,” sambung dia.
Sementara itu Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban mengatakan pelaku sudah mengakui perbuatannya membunuh anak pertamanya.
“Tersangka juga mengakui perbuatannya, telah melempar anak kandungnya ke dalam sumur yang mengakibatkan meninggal dunia,” kata dia.
Lalu, anak keduanya, dibuang ke dalam parit hingga meninggal dunia beberapa waktu lalu.
“Penyebab kematian anak keduanya yaitu, akibat pendarahan di kepala dan tenggelam,” ujarnya
Selain itu terungkap fakta bahwa Husna sudah empat kali menikah. Saat ini Husna telah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani proses hukum di Polres Pelabuhan Belawan.
Kini, Husna telah ditetapkan jadi tersangka dan dikenakan Pasal 76 c Jo Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Goklas Wisely | Editor: Reni Susanti), Tribun Medan
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/07/672c3f326a967.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hujan dan Angin Kencang Hancurkan Atap TK HKI Batam, Siswa Nyaris Terluka Regional 7 November 2024
Hujan dan Angin Kencang Hancurkan Atap TK HKI Batam, Siswa Nyaris Terluka
Tim Redaksi
BATAM, KOMPAS.com
– Hujan disertai
angin kencang
yang melanda Kota
Batam
pada Selasa (5/11/2024) mengakibatkan kerusakan parah di TK Huria Kristen Indonesia (HKI) Bengkong.
Peristiwa ini hampir mencederai dua siswa yang berada di ruang kelas saat
cuaca buruk
terjadi.
Kondisi ruang kelas
TK HKI
Bengkong menjadi sorotan setelah video yang menunjukkan kerusakan tersebut viral di media sosial.
Dari konfirmasi yang berhasil dilakukan, diketahui insiden tersebut terjadi ketika kedua siswa sedang menunggu jemputan orangtua mereka.
“Benar, kemarin akibat cuaca buruk hampir membuat celaka dua orang siswa kami yang masih berada di kelas. Sekarang proses belajar masih mengalami kendala akibat atap kelas terbang terbawa angin,” ujar Marlina Siringoringo, salah satu guru TK HKI Bengkong, melalui sambungan telepon, Kamis (7/11/2024).
Sebelum kejadian, Marlina menceritakan, kedua siswa tersebut tampak ceria bermain di dalam kelas sembari menunggu hujan reda.
Namun, suasana ceria itu berubah sekitar pukul 12.00 WIB ketika hujan semakin deras dan angin kencang mulai bertiup.
Atap kelas yang ditumpangi kedua siswa mulai bergoyang, dan beberapa material seperti plafon atap terlihat mulai retak dan berjatuhan.
Melihat kondisi ini, kedua siswa mulai menangis, sehingga Marlina bergegas menuju ruang kelas untuk memastikan keselamatan mereka.
Tanpa berpikir panjang, Marlina segera melindungi kedua anak didiknya dengan tubuhnya ketika kayu penyangga atap dan batu dari tembok bagian atas mulai berjatuhan.
“Beruntung kedua siswa saya ini tidak apa-apa, tapi saya rasa mereka masih trauma. Kondisi badan saya memang masih sakit akibat terkena kayu dan plafon atap kelas. Puji Tuhan mereka tidak kenapa-kenapa yang penting,” ujarnya.
Kepala Sekolah TK Huria Kristen Bengkong, Duma Siahaan menambahkan, akibat peristiwa ini, proses belajar mengajar untuk sementara waktu ditiadakan guna melakukan perbaikan atas kerusakan ruang kelas.
Duma juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Marlina yang berani melindungi siswa-siswanya.
“Untuk kerugian yang kami alami belum bisa kami taksir berapa. Yang kami syukuri saat ini adalah tidak ada korban jiwa, dan anak-anak selamat,” jelasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di lingkungan pendidikan, terutama saat cuaca ekstrem melanda.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/07/672c3bb82501f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Debat Pilkada NTT Singgung Penanganan Bencana, Apa Kata 3 Paslon? Regional 7 November 2024
Debat Pilkada NTT Singgung Penanganan Bencana, Apa Kata 3 Paslon?
Tim Redaksi
KUPANG, KOMPAS.com
– Debat publik antar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kupang, Rabu malam (6/11/2024).
Debat ini diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto, nomor urut 2 Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johanis Asadoma, serta nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu.
Debat ini mengusung tema “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Nusa Tenggara Timur yang Berkeadilan dan Inklusif”. Salah satu topik yang menjadi perhatian adalah strategi
penanganan bencana
di NTT.
Calon gubernur Yohanis Fransiskus Lema sempat menyebut, NTT menjadi “supermarket”-nya bencana.
Oleh karena itu, dalam merumuskan program pembangunan, diperlukan kesadaran terhadap upaya penanganan bencana.
Yohanis juga menekankan pentingnya mitigasi terhadap bencana kekeringan dan banjir melalui sistem peringatan dini.
“Kuncinya ada pada
early warning system
, sehingga perlu menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga, di antaranya BMKG serta pihak ketiga yang memiliki konsen atau atensi serta kepedulian untuk penyediaan teknologi deteksi gempa sejak dini,” tambah dia.
Dia menegaskan, Pemerintah Provinsi NTT harus memberikan edukasi untuk membangun kesadaran masyarakat dan memiliki prosedur standar untuk membentuk
command center
dalam waktu 1×24 jam terutama untuk hal-hal mendesak.
“Ini tentu tidak hanya dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi semata, tetapi melibatkan banyak
stakeholders.
Kata kuncinya adalah koordinasi lintas sektoral,” ujar dia.
Sementara itu, calon gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena berencana merangkul semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, polisi, dan lembaga swadaya masyarakat.
“Termasuk juga, pihak swasta yang sudah ahli soal penanganan bencana,” kata Melkiades.
Melkiades menekankan pentingnya memetakan daerah rawan bencana di NTT.
“Sudah ratusan tahun kita punya masyarakat hidup di sini sudah paham daerah-daerah bencana sehingga bisa dipetakan jenis bencana seperti apa,” ujar dia.
Ia juga menyarankan agar Pemerintah menyiapkan infrastruktur yang mampu mengantisipasi kebencanaan di daerah rawan.
Calon gubernur lainnya, Simon Petrus Kamlasi, menilai apa yang disampaikan oleh kedua paslon sebelumnya merupakan strategi untuk memperkuat siklus manajemen bencana.
“Yang akan kami lakukan itu, yakni tindakan mitigasi dengan berbagai manajemen di mana kita mempersiapkan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk bisa gagah berani memiliki alat yang cukup dan memiliki anggaran yang cukup,” ujar Simon.
Ia menekankan pentingnya respons cepat saat terjadi bencana, termasuk pendataan akurat dan mobilitas bantuan.
“Kita harus punya alat-alat yang bisa dengan cepat membantu masyarakat untuk pulih bahkan baik tempat yang lama maupun lokasi baru atau
resettlement
baru,” tutup dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/11/07/672c556f56b94.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)