Pria di Tanjung Priok Ditemukan Tewas Dalam Kamar Mandi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang pria berinisial CRY (27) ditemukan
tewas
di kamar mandi kosnya di Jalan Agung Utara V, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu malam (9/11/2024) sekitar pukul 19.30 WIB.
Korban diduga meninggal akibat penyakit asma yang dideritanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa CRY pertama kali ditemukan oleh rekannya, ESG.
“Awal kejadian menurut keterangan saksi 1 (ESG), saksi 1 dan korban masih berkomunikasi via
online
, terakhir hari Selasa pukul 12.00 WIB. Setelah empat hari tidak ada respon dari korban, lalu saksi 1 mendatangi kos-kosan korban,” ujar Ade dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/11/2024).
Saat tiba di lokasi, ESG mengetuk pintu kamar kos korban, namun tidak ada jawaban. ESG kemudian memanggil saksi lainnya, IMS, untuk membantu memastikan keadaan korban. Karena tetap tidak ada respons, IMS membuka jendela kamar secara paksa.
“Saksi 2 mencongkel jendela samping kamar kos-kosan korban, dan menemukan korban di dalam kamar mandi dengan posisi duduk di atas kloset dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Ade.
Menurut ESG, CRY diketahui memiliki riwayat asma, dan di kamar kos korban juga ditemukan obat asma. Saat ini, jenazah CRY telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan visum guna mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Kasus ini tengah ditangani oleh Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2020/08/01/5f251724365b2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria di Tanjung Priok Ditemukan Tewas Dalam Kamar Mandi Megapolitan 10 November 2024
-
/data/photo/2024/11/10/67304b268cb77.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Sejumlah Oknum TNI Serang Warga di Deli Serdang, 1 Tewas dan Puluhan Orang Terluka Medan
Sejumlah Oknum TNI Serang Warga di Deli Serdang, 1 Tewas dan Puluhan Orang Terluka
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Sejumlah warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten
Deli Serdang
, mengalami serangan oleh puluhan oknum TNI pada Jumat (8/11/2024) malam.
Akibat insiden tersebut, puluhan warga mengalami luka-luka, dan seorang di antaranya,
Raden Barus
(61), dilaporkan meninggal dunia diduga akibat penganiayaan.
Kepala Desa Selamat, Bahrun, mengonfirmasi kejadian ini dan menjelaskan bahwa Raden keluar dari rumahnya setelah mendengar keributan.
“Sewaktu keluar itu lah, diduga dia dipukuli puluhan oknum TNI. Ada beberapa luka lebam di bagian tubuhnya,” kata Bahrun saat diwawancarai di lokasi, Minggu (10/11/2024).
Lebih lanjut, Bahrun menyebutkan bahwa korban meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
“Korban ini meninggal dunia pas di jalan mau dibawa ke rumah sakit,” sambungnya.
Kepala Unit Reskrim Polsek Sibiru-biru, Ipda Natan Simatupang, juga membenarkan peristiwa tersebut.
Ia menjelaskan kondisi korban yang meninggal dunia dengan rincian sebagai berikut
kepala terluka parah,
wajah lebam dan Luka akibat benda tajam di punggung bagian kiri.
“Data korban yang luka-luka ada 10 orang. Terkait penyerang siapa dan apa motifnya masih diselidiki,” tutup Natan kepada
Kompas.com
melalui saluran telepon.
Insiden ini menimbulkan keprihatinan di kalangan warga dan memicu perhatian dari berbagai pihak.
Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap fakta di balik serangan yang memicu ketegangan di desa tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/10/673037fecf6ec.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kepada Ridwan Kamil, Warga Pulau Untung Jawa Keluhkan Harga Alat Tangkap Ikan dan Lapangan Kerja Megapolitan 10 November 2024
Kepada Ridwan Kamil, Warga Pulau Untung Jawa Keluhkan Harga Alat Tangkap Ikan dan Lapangan Kerja
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang nelayan
Pulau Untung Jawa
, Haji Ali Ardi, mengeluhkan mahalnya harga alat tangkap ikan kepada calon gubernur Jakarta nomor urut 1,
Ridwan Kamil
, yang mengunjungi pulau tersebut, Minggu (10/11/2024).
Pulau Untung Jawa, yang merupakan destinasi wisata di Kepulauan Seribu, sebagian besar dihuni oleh masyarakat yang bekerja sebagai nelayan.
“Sebetulnya masyarakat sini nelayan lagi susah. Yang lagi susah itu kayak (pembelian) alat nelayan, ini paling susah, Pak,” ungkap Ali kepada Ridwan Kamil.
Menanggapi keluhan ini, Ridwan Kamil bertanya apakah kesulitan nelayan dalam mendapatkan alat tangkap juga disebabkan oleh kenaikan harga.
“Bisa juga (karena itu), alat-alatnya sedang mahal. Harapannya pemerintah bisa membantu, di sini semua nelayan, Pak,” jawab Ali.
Ali menambahkan bahwa nelayan di Pulau Untung Jawa harus berlayar setiap hari, bahkan ada yang menginap hingga seminggu di laut untuk menangkap ikan merah dan ikan kerapu di perairan utara hingga Lampung.
Penghasilan nelayan setempat juga tidak menentu, bergantung pada hasil tangkapan. Ali menyebutkan, rata-rata pendapatan per bulannya sekitar Rp 2 juta.
“Enggak tentu, Pak, kira-kira paling Rp 2 jutaan kecil perbulan kalau dihitung-hitung,” ujar Ali.
Selain itu, seorang ibu rumah tangga bernama Rohyana, istri seorang nelayan, juga menyampaikan harapannya kepada Ridwan Kamil terkait lapangan pekerjaan bagi generasi muda di Pulau Untung Jawa.
Ia berharap anak-anak di pulau itu tidak menganggur meskipun mayoritas berasal dari keluarga nelayan.
“Masalah kerja untuk anak di Pulau Untung Jawa, Pak, kalau bisa anak-anak jangan sampai ada pengangguran. Sebagaian besar bapaknya nelayan, tapi alhamdulillah ada yang sarjana,” kata Rohyana.
Menurut Rohyana, sulitnya mendapatkan pekerjaan seringkali karena tidak adanya koneksi.
“Kalau kita tidak punya orang dalam, tidak masuk anak kita, ini yang saya utamakan, lapangan kerja untuk Pulau Untung Jawa,” katanya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/10/67302f5cb4459.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Massa Injak Stiker Bergambar Bendera Israel di Depan Kedubes AS, Serukan Pembebasan Palestina Megapolitan 10 November 2024
Massa Injak Stiker Bergambar Bendera Israel di Depan Kedubes AS, Serukan Pembebasan Palestina
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sekelompok massa menginjak stiker bergambar bendera
Israel
yang ditempel di aspal Jalan Medan Merdeka Selatan, tepat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Minggu (10/11/2024).
Aksi ini terjadi usai orator membubarkan demonstrasi yang digelar untuk memperingati 400 hari
genosida
Israel terhadap Palestina.
Pengamatan di lokasi menunjukkan stiker bergambar bendera Israel ditempel di salah satu sisi jalan dekat mobil pikap yang digunakan untuk berorasi. Pada stiker itu terdapat jejak kaki berwarna hitam yang menunjukkan simbol penolakan terhadap Israel.
Para peserta aksi secara bergiliran mengambil dokumentasi sambil berdiri di atas stiker tersebut. Seorang wanita bahkan merekam video sambil menyerukan dukungan untuk Palestina.
”
Free Palestine! Stop Genocide!
” teriaknya lantang, disusul dengan seruan, “
Israel, Amerika Serikat, the real terrorist!
” sambil mengentakkan kakinya ke arah stiker bendera Israel.
Majelis Ormas Islam (MOI) bersama Front Persaudaraan Islam (FPI) menggelar aksi yang diikuti ratusan orang dari berbagai ormas dan komunitas Islam.
Massa mulai memadati area depan Kedubes AS sejak pukul 06.00 WIB dan menyampaikan enam poin pernyataan sikap, termasuk desakan kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk bertindak tegas terhadap genosida Israel.
“Amerika Serikat tidak beda dengan Israel, sama-sama penjajah. Sementara Indonesia negara yang anti penjajahan, sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan Perikemanusiaan dan Perikeadilan,” ujar Sekretaris Umum FPI Buya Husein.
Ia menambahkan, “Saya ingatkan kepada Bapak Presiden Prabowo, tegaslah Anda. Jangan pernah bungkam, jangan pernah diam terhadap penjajah di manapun, termasuk negara AS yang ada perwakilannya di negeri kita.”
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/10/673032be16342.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pramono Anung Janji Tak Akan Gusur PKL jika Terpilih Jadi Gubernur Jakarta Megapolitan 10 November 2024
Pramono Anung Janji Tak Akan Gusur PKL jika Terpilih Jadi Gubernur Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Calon gubernur Jakarta nomor urut 3,
Pramono Anung
, menegaskan komitmennya untuk tidak menggusur pedagang kaki lima (PKL) jika terpilih pada
Pilkada Jakarta
2024.
Pernyataan ini disampaikan Pramono saat berkampanye di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/11/2024).
“Nanti kalau saya jadi gubernur Jakarta bagi warga, saya akan menerapkan prinsip begini yang penting tertib, tidak ada penggusuran terutama untuk PKL,” kata Pramono dalam sambutannya.
Pramono menyatakan, fokus utamanya adalah pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta memastikan para PKL mau diatur dan tertib.
Ia berjanji akan memberikan fasilitas bagi PKL agar dapat berdagang dengan baik dan teratur.
“Buat kaki lima yang penting pemberdayaan dan mau diatur dengan baik sehingga mereka kita fasilitasi dan mereka kita beri ruang untuk bisa bekerja dengan baik,” tambahnya.
Pramono juga menanggapi adanya kekhawatiran bahwa ia akan menyingkirkan PKL jika menjadi gubernur.
“Saya mendengar bahwa seakan-akan kalau kita memimpin (Jakarta), PKL akan dipinggirkan, itu enggak. Saya sudah menyampaikan secara terbuka,” tegas Pramono.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/10/67302f5cb4459.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ormas Islam Gelar Aksi Peringatan 400 Hari Genosida Israel di Palestina Megapolitan 10 November 2024
Ormas Islam Gelar Aksi Peringatan 400 Hari Genosida Israel di Palestina
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Majelis Ormas Islam (
MOI
) bersama Front Persaudaraan Islam (
FPI
) menggelar aksi peringatan 400 hari
genosida
Israel di Palestina, di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2024).
Aksi dimulai sekitar pukul 06.00 WIB dengan zikir, doa, pembacaan ayat suci Al-Quran, dan lantunan selawat.
Pengamatan di lokasi menunjukkan ratusan peserta aksi kompak mengenakan pakaian muslim putih untuk pria dan hitam untuk wanita.
Mereka juga memakai selendang bermotif bendera Palestina di leher, sementara sebagian lainnya mengenakan sorban bermotif.
Polisi turut bersiaga di sekitar lokasi, dan sejumlah beton pengaman telah dipasang di belakang lokasi aksi. Salah seorang peserta yang berdiri di atas mobil pikap menyampaikan seruan kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
“Menuntut Indonesia serius dalam dukungan kemerdekaan Palestina dengan ikut berperan aktif secara internasional menekan zionis Israel serta para sekutunya, untuk segera hentikan genosida khususnya di wilayah Gaza Utara pada saat ini dan merdekakan Palestina, bukan sekedar ‘
lips services
’ belaka,” ujarnya.
Setidaknya ada enam poin tuntutan yang dibacakan oleh para orator atas nama rakyat Indonesia. Selain itu, mereka juga menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Malaysia yang berencana mengajukan resolusi untuk mengusir Israel dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Setelah orasi, salah satu peserta mengingatkan massa untuk tak segan mengusir warga Israel yang ditemui di Indonesia.
“Jangan lupa, kalau jalan
ketemu
orang Israel, diusir. Setuju? Di Bali sudah ada orang Israel, kacau tidak?” ujarnya di depan massa.
Aksi diakhiri sekitar pukul 10.00 WIB dengan iringan nyanyian dari grup penampil.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/10/67302ab24a2e9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kolong Jembatan Pakin Siap Direlokasi ke Rusun asal Gratis Megapolitan 10 November 2024
Warga Kolong Jembatan Pakin Siap Direlokasi ke Rusun asal Gratis
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah warga yang tinggal di bawah
Jembatan Pakin
, Pademangan, Jakarta Utara, menyatakan kesiapan mereka untuk direlokasi ke rumah susun (rusun) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, asalkan tidak dikenakan biaya.
“Ya, kita sih mau-mau aja, biar ada tempat tinggal yang layak lah,” ujar Jumiati (49) saat ditemui di lokasi pada Jumat sore, (8/11/2024).
Jumiati berharap agar relokasi tersebut tidak membebani biaya, mengingat kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
“Saya sih maunya gratis, kan pendapatannya enggak sesuai dengan pengeluarannya,” tambahnya.
Jumiati menceritakan bahwa suaminya hanya bekerja sebagai tukang ojek
online
dengan penghasilan sekitar Rp 100.000 sehari, yang hanya cukup untuk kebutuhan makan dan ongkos sekolah anak mereka.
Kondisi ini membuat keluarga mereka kesulitan untuk menyewa tempat tinggal yang lebih layak di Jakarta.
Senada dengan Jumiati, Miah (60) juga berharap rusun yang disediakan Pemprov Jakarta tidak memerlukan biaya sewa.
“Saya penginnya gratis lah enggak ada duit bayarnya,” ungkap Miah, Jumat.
Miah tinggal bersama suaminya, seorang lansia yang bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan harian sekitar Rp 30.000-Rp 40.000, yang cukup untuk kebutuhan makan dan air bersih.
Selama puluhan tahun, pasangan ini terpaksa tinggal di kolong jembatan karena kesulitan ekonomi.
Pemprov Jakarta memang berencana merelokasi warga kolong Jembatan Pakin ke Rumah Susun Petak Habitat Ancol, Jakarta Utara.
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan bahwa rusun ini diprioritaskan bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal layak.
“Setelah berbincang dengan warga yang tinggal di bawah jembatan, mereka ingin mempunyai hunian yang layak. Kalau tinggal di dalam kolong jembatan tentunya penyakit sangat rentan sekali menyerang mereka,” ujar Teguh dalam keterangannya, Rabu (6/11/2024).
Rusun Petak Habitat Ancol, yang terletak di Jalan Tongkol 10, Jakarta Utara, direncanakan memiliki sembilan tower, dengan dua tower yang telah berdiri.
Teguh juga meminta Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara untuk mendata warga yang tinggal di hunian tak layak, termasuk di kolong Jembatan Pakin.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/10/673026c33588f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kehilangan Ponsel Saat Pramono Anung Kampanye di Danau Sunter Megapolitan 10 November 2024
Warga Kehilangan Ponsel Saat Pramono Anung Kampanye di Danau Sunter
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang warga kehilangan ponsel atau
handphone
saat menghadiri kampanye calon gubernur (cagub) nomor urut 3,
Pramono Anung
, di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/11/2024).
Peristiwa tersebut terjadi tak lama setelah Pramono meninggalkan lokasi.
Sebelumnya, ia sempat memberikan sambutan singkat dan menyapa warga yang hadir. Namun, karena jadwal yang padat, Pramono hanya berada di lokasi kampanye kurang dari satu jam.
Sekitar 10 menit setelah Pramono meninggalkan area, panitia kampanye mengumumkan adanya handphone yang hilang.
“Mohon perhatian, ada kawan kita yang kehilangan HP OPPO A11,” ujar panitia dari atas panggung.
Mendengar pengumuman itu, warga yang hadir spontan merespons dengan teriakan, ”
Wuuuu ilang
,” kata mereka serempak.
Panitia meminta agar barang tersebut dikembalikan jika ditemukan.
“Yang berbaik hati tolong diserahkan ke panggung,” imbau panitia.
Selain itu, panitia juga mengingatkan para pengunjung agar menjaga barang berharga mereka masing-masing.
“Dijaga dengan baik-baik, tolong dijaga dompet dan
handphone
,” tambah panitia.
Diketahui,
kampanye Pramono Anung
di Danau Sunter pagi ini ramai dihadiri warga yang ingin bertemu dan berinteraksi langsung dengannya.
Acara tersebut juga menghadirkan berbagai
stand
UMKM dan kuliner.
Tak hanya itu, Pramono menyiapkan tiga ton ikan mas dan lele untuk ditebar di danau, yang bebas dipancing warga secara gratis. Selain itu, ada panggung hiburan untuk warga yang ingin bernyanyi dan berjoget bersama.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/11/10/6730333762110.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)