Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu
Editor
PACITAN, KOMPAS.com
– Kasus mahar pernikahan berupa cek senilai Rp 3 miliar yang diberikan Mbah Tarman (74) kepada istrinya, Sheila Arika (24), memasuki babak baru.
Mbah Tarman
kini ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan karena diduga cek itu palsu.
Kasat Reskrim Polres
Pacitan
, AKP Khoirul Maskanan, membenarkan penahanan tersebut.
Penahanan itu dilakukan setelah Mbah Tarman yang sebelumnya berstatus sebagai saksi, dinaikkan menjadi tersangka.
“Iya, Mbah Tarman kami tahan,” ujar Khoirul pada Jumat (5/12/2025), seperti dikutip Surya.co.id.
Sementara itu, penyidik menetapkan Mbah Tarman sebagai tersangka setelah menemukan dua alat bukti yang memenuhi unsur pemalsuan dokumen.
“Ya, sudah-sudah tersangka. Dia (Mbah Tarman) ditahan karena memalsukan dokumen, dalam hal ini cek,” tegas Khoirul.
Sebelum menetapkan tersangka, penyidik memanggil sejumlah saksi, termasuk saksi ahli.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, penyidik menemukan ketidaksesuaian antara cek yang diberikan dengan cek asli yang semestinya diterbitkan.
“Saksi ahli menyatakan, bahwa cek yang diberikan tidak sesuai dengan asli. Kami sudah mengantongi dua alat bukti,” tambahnya.
Penyidik juga telah memeriksa Mbah Tarman sebelum menahannya Kamis (4/12/2025).
“Diperiksa, setelah cukup bukti, ditentukan Tarman langsung ditahan tadi malam,” pungkasnya.
Pernikahan Mbah Tarman dengan istrinya, Sheila Arika, menuai sorotan. Selain usia kedua mempelai yang terpaut jauh, mahar yang fantastis menambah heboh pernikahan itu.
Pernikahan Tarman (74) dan Sheila Arika (24) berlangsung di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan pada Rabu (8/10/2025).
Mahar pernikahan yang diberikan Tarman berupa cek Rp 3 miliar.
Banyak yang mempertanyakan keaslian cek tersebut, hingga akhirnya kasus ini ditangani oleh Polres Pacitan.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
Update Kasus Mahar Cek 3 Miliar di Pacitan, Mbah Tarman Resmi Ditahan Polisi
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2025/10/10/68e83b7513fd9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu Surabaya 5 Desember 2025
-
/data/photo/2022/04/16/625af1b458dfa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Utang Pinjol Rp 1 Juta Menyeret Siska ke Lingkaran Gali Lubang Tutup Lubang Megapolitan 5 Desember 2025
Utang Pinjol Rp 1 Juta Menyeret Siska ke Lingkaran Gali Lubang Tutup Lubang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Siska (bukan nama sebenarnya) tak pernah membayangkan utang Rp 1.000.000 yang dimiliknya bisa menjadi mimpi buruk yang panjang.
Sebagai orangtua tunggal, setiap rupiah selalu ia hitung dengan cermat. Namun ketika listrik hampir diputus, kontrakan menunggak dua bulan, dan beras di rumah sudah habis, pilihan untuk mengutang terasa seperti satu-satunya jalan keluar.
Uang Rp 1.000.000 yang ia pinjam dari aplikasi pinjaman
online
(
pinjol
) adalah pinjaman pertamanya. Meski jumlahnya tidak besar, beban yang harus ia tanggung justru terasa seperti gunung.
Padahal, ia selalu berusaha menyeimbangkan antara pekerjaan yang seadanya dan kebutuhan rumah tangga.
Dalam kondisi panik dan terdesak, janji “langsung cair, tanpa ribet” yang ditawarkan iklan di media sosial terasa seperti secercah harapan.
Ia bahkan tidak sempat berpikir panjang apakah aplikasi itu legal atau tidak. Yang ia tahu hanyalah uang cepat bisa menyelamatkan hari itu juga.
Namun, kelegaan sesaat itu segera berubah menjadi kecemasan. Dalam hitungan hari, jumlah tagihan utangnya membengkak jauh di luar perkiraannya.
Dari hanya satu
aplikasi pinjol
, Siska akhirnya harus berurusan dengan lima aplikasi sekaligus. Hidupnya berubah menjadi siklus “gali lubang tutup lubang” yang tak berujung.
Siska menuturkan awal mula ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 1.000.000 untuk membayar kontrakan dan membeli sembako.
Ia berharap bisa mengatur keuangan dan membayar tepat waktu, tapi bunga dan biaya administrasi yang dikenakan aplikasi pinjol membuat cicilan membengkak dalam hitungan hari.
“Kira-kira satu minggu setelah cair. Tiba-tiba pas mau bayar kok jumlahnya lebih besar. ‘Lah, ini minjem sejuta kok balikin jadi sejuta lebih banyak banget?” ujarnya.
Ketika jatuh tempo mendekat, Siska tidak memiliki dana yang cukup. Temannya malah menyarankan ia untuk meminjam lagi di aplikasi lain demi menutupi pinjaman pertama.
Rasa ragu dan khawatir sebenarnya muncul, tapi tekanan membuatnya pasrah dan hilang arah.
“Awalnya saya ragu, tapi karena takut diteror ya saya pinjem lagi. Dari situlah mulai gali tutup lubang,” katanya.
Dalam beberapa minggu, satu pinjaman berkembang menjadi lima. Setiap kali cicilan mendekati jatuh tempo, Siska dipaksa mencari pinjaman baru.
“Tiap mau jatuh tempo saya minjam yang lain terus,” ujarnya.
Siska mencoba berhenti meminjam. Ia berharap bisa melunasi utang yang ada dan memulai kembali hidupnya dengan lebih tenang.
Namun, niat itu gagal karena teror dari penagih utang atau
debtcollector
yang terus menekannya.
“Begitu satu jatuh tempo, mereka neleponin terus. Jadi saya panik lagi. Ya udah minjem lagi” kata Siska.
Setiap dering telepon dan notifikasi pesan WhatsApp menjadi sumber kecemasan. Waktu tidur menjadi penuh dengan pikiran tentang tagihan yang semakin membengkak.
Bahkan pada siang hari, hati Siska tetap tidak tenang. Ia menyadari bahwa lingkaran setan ini bukan hanya masalah uang, tapi juga tekanan psikologis yang membuatnya sulit berpikir jernih.
Bukan hanya bunga yang membuat Siska meminjam lagi.
Debt collector
pinjol juga menggunakan metode intimidasi agresif.
Mereka menghubungi Siska puluhan kali dalam sehari dan mengirim pesan WhatsApp secara spam. Ada yang berbicara sopan, namun banyak yang kasar dan menakutkan.
“Nelepon sampai 60 kali sehari pernah, Mas. Kadang dari nomor luar negeri. WA juga spam,” ungkap Siska.
Tekanan ini membuat Siska merasa tidak punya pilihan lain selain meminjam uang lagi untuk menutupi pinjaman sebelumnya.
Tidak hanya dirinya, para
debt collector
juga menghubungi keluarga dan tetangganya untuk memberikan tuduhan yang tak benar.
“Mereka juga sebar berita ke tetangga, bilang saya kabur bawa uang,” tutur Siska.
Kesadaran bahwa dirinya bukan satu-satunya korban pinjol datang ketika Siska akhirnya membuka diri kepada keluarganya. Dukungan dari sang adik menjadi titik awal pemulihan.
Adiknya menenangkannya dan meyakinkan bahwa apa yang terjadi tidak sepenuhnya salahnya, serta masih ada jalan keluar meski terlihat sulit.
Dukungan itulah yang mendorongnya untuk meminta pertolongan lebih lanjut.
“Adik saya akhirnya nyuruh saya lapor ke lembaga bantuan. Baru dari situ saya mulai ngerti kalau saya bukan satu-satunya korban,” ujarnya.
Melalui dukungan keluarga dan lembaga perlindungan, Siska mulai memahami cara keluar dari lingkaran utang.
Siska mengisahkan bagaimana ia bisa
terjerat pinjol
hingga lima aplikasi sekaligus.
Ia bilang, sebagai orangtua tunggal, seluruh beban rumah tangga bertumpu pada dirinya.
Setiap hari ia bekerja di warung milik tetangganya dan penghasilannya hanya cukup untuk membeli kebutuhan paling dasar.
Tidak ada ruang untuk menabung, apalagi menutup kebutuhan lain yang lebih besar.
Di saat bersamaan, slip tagihan listrik menjadi pengingat bahwa pemutusan bisa terjadi kapan saja.
Dari ponsel, pesan WhatsApp dari ibu kos muncul hampir setiap hari, menanyai kapan ia bisa melunasi kontrakan yang sudah terlambat dua bulan. Semua tagihan itu seolah mengejar dari segala arah.
Sebagai satu-satunya orang dewasa di rumah, Siska hidup dari hari ke hari dengan sumber keuangan yang rapuh.
Tidak ada suami, tidak ada keluarga yang bisa diandalkan secara rutin. Yang ada hanya seorang anak yang masih membutuhkan biaya sekolah dan makan yang ia upayakan sekuat tenaga agar tetap berjalan.
Dalam keadaan seperti itu, pikirannya seperti menemui jalan buntu. Ia merasa berada di tengah pusaran tekanan yang terus mempersempit langkahnya.
Pada akhirnya, Siska mengenang dengan jelas momen ketika ia menyerah dan memutuskan menekan pilihan “ajukan pinjaman” di layar ponselnya.
“Kebutuhan rumah tuh numpuk, listrik mau diputus, kontrakan nunggak dua bulan. Ya akhirnya saya nekat cari pinjaman biar bisa nutup dulu yang mendesak,” kata Siska.
Baginya, membayar kontrakan adalah hal paling utama. Jika tidak mampu membayar, ia dan anaknya tidak punya tempat lain untuk tinggal.
Hal itulah yang membuat keputusan meminjam uang dari aplikasi pinjol tampak seperti satu-satunya jalan keluar, sebuah cara yang saat itu ia anggap untuk mengambil napas ketika merasa hampir tenggelam.
Saat menggulirkan Instagram di ponselnya sambil rebahan, sebuah iklan muncul seolah menawarkan secercah harapan.
“Lagi
scroll
HP sambil rebahan, muncul tuh iklan yang bilang ‘langsung cair, tanpa ribet’. Saya klik karena penasaran,” kata dia.
Saat itu, Siska belum memahami seluk-beluk dunia pinjol. Ia tidak tahu perbedaan antara aplikasi legal dan ilegal, tentang bunga yang tak masuk akal, atau potensi ancaman yang mungkin mengikuti.
Yang ia lihat hanya sesuatu yang tampaknya bisa menyelesaikan masalahnya seketika.
Proses pengajuannya pun berlangsung begitu cepat, hampir tidak masuk akal bagi orang yang sebelumnya belum pernah meminjam.
“Prosesnya cepet banget. Enggak pake foto KTP yang ribet, cuma selfie sama isi-isi data,” jelas dia.
Tak lama kemudian, uang yang ia ajukan benar-benar masuk.
“Pertama tuh saya ambil Rp 1.000.000. Buat bayar kontrakan dan sebagian buat beli sembako,” ujar dia.
Siska sempat merasa lega. Seolah ada sedikit ruang bernapas setelah berminggu-minggu dihimpit ketakutan.
Namun, ia tidak mengetahui bahwa keputusan sederhana itu justru menjadi pintu pertama menuju jurang yang jauh lebih gelap, yang menelannya dalam kebiasaan gali lubang-tutup-lubang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/10/16/68f06161c0244.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta Berpotensi Hujan Siang–Sore, Intensitas di Sejumlah Wilayah Meningkat Megapolitan 5 Desember 2025
Jakarta Berpotensi Hujan Siang–Sore, Intensitas di Sejumlah Wilayah Meningkat
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan turun di sejumlah wilayah DKI Jakarta pada Jumat (5/12/2025).
Polanya tersebar dari hujan ringan hingga sedang, terutama pada siang sampai sore hari.
Kondisi ini membuat warga diminta mengatur mobilitas dan tetap bersiap menghadapi potensi genangan di beberapa titik rawan.
Prediksi cuaca tersebut tercantum dalam prakiraan harian
BMKG
, yang merinci kondisi setiap kota administrasi di Jakarta.
BMKG memprakirakan cuaca di Kepulauan Seribu akan berawan sepanjang hari.
Suhu diprediksi berada pada kisaran 26–28 derajat Celsius dengan kelembaban 76–87 persen.
Kondisi ini menandakan adanya potensi peningkatan awan namun tanpa hujan signifikan.
Jakarta Pusat diprediksi dilanda hujan ringan.
Suhu udara berada di kisaran 25–30 derajat Celsius dengan kelembaban 73–93 persen.
Hujan ringan pada siang hari berpotensi membuat beberapa ruas jalan utama, terutama kawasan perkantoran, menjadi lebih padat.
Untuk wilayah Jakarta Utara, cuaca diperkirakan berawan.
Suhu berkisar 25–28 derajat Celsius, sementara kelembaban mencapai 77–91 persen.
Jakarta Barat menjadi salah satu wilayah dengan intensitas cuaca lebih tinggi karena diprediksi mengalami hujan sedang.
Suhu berada di kisaran 24–30 derajat Celsius, kelembaban 71–95 persen.
Hujan sedang berpotensi memunculkan genangan cepat di titik-titik langganan seperti Kembangan, Duri Kosambi, dan sekitarnya.
Wilayah Jakarta Selatan diprediksi turun hujan ringan dengan suhu 24–31 derajat Celsius dan kelembaban tinggi pada kisaran 68–97 persen.
Wilayah yang memiliki kontur lebih berbukit berpotensi mengalami hujan lokal yang muncul tiba-tiba.
Jakarta Timur juga diprediksi mengalami hujan ringan.
Suhu berkisar 24–30 derajat Celsius dengan kelembaban 72–96 persen.
Kawasan ini dikenal memiliki beberapa titik rawan genangan di dekat bantaran sungai, terutama saat hujan lebih merata.
BMKG menyarankan masyarakat tetap memperhatikan
prakiraan cuaca
berkala karena kondisi atmosfer saat ini labil dan berpotensi berubah cepat.
Selain itu, warga yang beraktivitas di luar ruangan disarankan membawa perlengkapan seperti jas hujan atau payung, terutama pada jam-jam rawan saat intensitas hujan meningkat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
Dua Cara Mudah Cek Nama Penerima BLT Rp 900.000 Lewat Ponsel Megapolitan 4 Desember 2025
Dua Cara Mudah Cek Nama Penerima BLT Rp 900.000 Lewat Ponsel
Megapolitan
4 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/04/69315222d2f82.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Balikpapan Minta Dukungan Pusat Cetak Sawah Baru, Kurangi Ketergantungan Pangan dari Luar Regional 4 Desember 2025
Balikpapan Minta Dukungan Pusat Cetak Sawah Baru, Kurangi Ketergantungan Pangan dari Luar
Tim Redaksi
BALIKPAPAN, KOMPAS.com
— Pemerintah Kota Balikpapan mengusulkan pencetakan lahan sawah baru kepada pemerintah pusat sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan daerah yang selama ini sangat bergantung pada pasokan luar.
Wakil Wali Kota
Balikpapan
Bagus Susetyo mengatakan, saat ini lahan sawah yang beroperasi hanya 27 hektare, jauh di bawah potensi ideal mencapai 96 hektare.
“Sebagian sudah ada saluran irigasi, tapi belum secara menyeluruh menjangkau semua area,” ujarnya.
Bagus menyebut 85–90 persen kebutuhan pangan Balikpapan masih dipenuhi dari luar daerah.
Karena itu, pemkot mendorong pencetakan sawah baru sekaligus rehabilitasi lahan yang sudah ada.
“Total 14 hektare perlu mendapatkan rehab,” katanya.
Adapun sisa potensi lahan—sekitar 96 hektare—kini masih berupa kawasan hutan di Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.
Upaya ini disampaikan pemkot saat Kemenko Bidang Pangan melakukan pemantauan pasokan dan harga pangan di Balikpapan.
Dalam sidak di Pasar Klandasan, harga komoditas terpantau stabil.
“Masyarakat tidak perlu khawatir saat Nataru. Ketersediaan pangan terjaga dan harga tidak bergejolak,” kata Bagus.
Asisten Deputi Stabilitas Harga Pangan Kemenko Pangan RI, Mohamad Siradj Parwito, mengatakan pihaknya telah mencatat seluruh usulan Pemkot Balikpapan, termasuk rencana pencetakan lahan sawah.
“Kami akan laporkan, nanti pembinanya ekstensifikasi sawah dari Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Selain
cetak sawah
, pemkot juga mengusulkan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) khusus Balikpapan karena harga pangan di daerah itu selama ini cenderung lebih tinggi dari HET nasional.
Turut diusulkan pula penguatan food station di bawah Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID FOOD agar tidak hanya menjual beras SPHP tetapi juga komoditas pangan lainnya untuk ritel modern.
“Semua usulan sudah kami catat dan menjadi pertimbangan untuk membantu ketahanan pangan di Kota Beriman,” ujar Siradj.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/69313f2c12a42.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
ASN Penganiaya Kurir JNT Pamekasan Divonis 14 Bulan Penjara Surabaya 4 Desember 2025
ASN Penganiaya Kurir JNT Pamekasan Divonis 14 Bulan Penjara
Tim Redaksi
PAMEKASAN, KOMPAS.com
– Zainal Arifin (37), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjadi terdakwa penganiayaan terhadap kurir JNT di Pamekasan, Jawa Timur, divonis 1 tahun 2 bulan atau 14 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pamekasan pada Kamis (4/12/2025).
Sebelumnya, terpidana Zainal Arifin diduga melakukan penganiayaan terhadap kurir JNT bernama Irwan Riskiyanto saat kurir itu mengantarkan paket
Case on Delivery
(COD) ke rumah terdakwa pada Senin, 30 Juni 2025.
Anggota majelis hakim Yuklayushi yang membacakan amar putusan mengatakan bahwa terpidana Zainal terbukti bersalah dan melanggar Pasal 365 ayat 2 ke-2 terkait kasus pencurian dengan kekerasan.
“Pada fakta persidangan terdakwa Zainal Arifin memenuhi unsur pada Pasal 365 ayat 2 ke-2,” katanya saat membacakan amar putusan.
Majelis hakim menyampaikan, terdakwa Zainal Arifin terbukti membekap korban Irwan Riskiyanto dari belakang. Selain itu, terdakwa juga terbukti bersekongkol mengambil uang pembelian barang sistem
Cash on Delivery
(COD) dari dalam tas kurir.
Hakim Yuklayushi juga menyampaikan keputusan majelis hakim sudah mempertimbangkan bukti-bukti dan saksi-saksi pada persidangan.
Termasuk, mempertimbangkan pembelaan yang dilakukan terdakwa melalui kuasa hukum terpidana Zainal Arifin.
“Saksi korban (Irwan Riskiyanto) sudah berusaha memberi penjelasan,” ucapnya.
Dia menyampaikan, keputusan majelis hakim berdasarkan pada fakta-fakta di persidangan. Termasuk, mempertimbangkan perbuatan terpidana Zainal Arifin yang menjawab semua pertanyaan saat menjalani persidangan.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri
Pamekasan
, Ach Faisol Tri Wijaya menyampaikannya putusan majelis hakim tidak sesuai dengan tuntutan. Pihaknya memilih pikir-pikir selama tujuh ke depan.
“Kami masih menyampaikan pikir-pikir. Nanti apa pun keputusan pimpinan, itu yang akan kami jalankan,” katanya.
Dia mengatakan, dari amar putusan yang dibacakan sudah sesuai dengan tuntutan JPU. Mulai dari tuntutan hingga dakwaan majelis hakim sudah sependapat dengan JPU.
Sebelumnya, video terpidana Zainal Arifin melakukan kekerasan, mendekap, memiting dan mencekik korban Irwan Riskiyanto (27), warga Desa Dasuk, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, pada 30 Juni 2025, viral di media sosial.
Terpidana Zainal Arifin merupakan salah satu ASN guru TK di Kabupaten Sampang. Dia bersama istrinya, Siti Kholisah, dilaporkan menganiaya korban Irwan Riskiyanto.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/69314fdc6b1dc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hujan Deras Sebabkan Longsor di Wonosobo, Akses Dua Desa Sempat Terputus Regional 4 Desember 2025
Hujan Deras Sebabkan Longsor di Wonosobo, Akses Dua Desa Sempat Terputus
Tim Redaksi
WONOSOBO, KOMPAS.com
— Hujan dengan intensitas tinggi memicu tanah longsor di Dusun Wonoyoso, Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Kamis (4/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
Material
longsor
berupa tanah dan bebatuan menutup total akses jalan penghubung Desa Mojosari dan Desa Dero Duwur, membuat aktivitas warga terganggu karena jalur utama tak dapat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
Warga bersama tim siaga bencana, relawan desa, dan petugas gabungan turun ke lokasi membersihkan material longsor.
“Fokus utama kami adalah memastikan akses jalan kembali aman dan bisa digunakan oleh warga. Sinergi antara Polri, BPBD, dan masyarakat sangat membantu proses penanganan,” kata Kapolres
Wonosobo
AKBP M. Kasim Akbar Bantilan dalam keterangan resminya usai meninjau lokasi.
Peralatan manual dan mesin pendukung digunakan untuk mempercepat penanganan. Kerja sama lintas unsur membuat pembukaan jalan berlangsung efektif.
Dalam beberapa jam, akses yang semula tertutup berhasil dibuka kembali dan kini sudah dapat dilalui kendaraan.
“Alhamdulillah aktivitas warga pun saat ini sudah kembali berjalan normal,” ujar Kapolres.
Ia mengingatkan bahwa wilayah pegunungan di Wonosobo memiliki potensi bencana, sehingga masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan.
“Kami mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/12/04/6931ad45a62ad.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/04/69314ce4cc5ad.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/04/69314651d9d46.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)