Gerakan Ayah Ambil Rapor Warnai Sekolah di Pati, Para Bapak Menyambut Positif
Tim Redaksi
PATI, KOMPAS.com
– Suasana berbeda tampak di sejumlah sekolah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Jumat (19/12/2025).
Sejak pagi hingga siang hari, para ayah terlihat memadati lingkungan sekolah untuk mengambil rapor hasil belajar putra-putrinya dalam rangka mendukung
Gerakan Ayah Ambil Rapor
.
Kehadiran para ayah yang biasanya disibukkan dengan pekerjaan ini menciptakan suasana hangat dan akrab.
Dengan raut wajah bangga dan penuh semangat, mereka datang langsung ke sekolah, sebagian rela mengantre demi menerima rapor anaknya.
Salah satu wali murid, Erik, orang tua siswa SD Negeri Kutoharjo 03, mengaku sengaja meluangkan waktu untuk hadir langsung.
Baginya, momen pengambilan rapor bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk tanggung jawab seorang ayah terhadap pendidikan anak.
“Menurut saya program ini sangat bagus karena dapat meningkatkan kesadaran ayah untuk lebih terlibat dalam pendidikan anak dan memperkuat hubungan antara ayah dan anak. Mengambil rapor adalah kesempatan untuk memantau perkembangan anak, mengetahui prestasi dan kekurangannya, serta menunjukkan dukungan secara langsung,” ujar Erik.
Ia menilai keterlibatan ayah memberi dampak psikologis positif bagi anak. Anak akan merasa dihargai dan bangga karena ayah hadir langsung dalam perjalanan pendidikannya.
“Dengan kehadiran ayah, kedekatan dengan anak pasti akan semakin kuat. Anak-anak juga akan merasa lebih disayangi dan dihargai,” tambahnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan antusiasme para ayah yang cukup tinggi. Suasana pengambilan rapor terasa lebih hidup dengan tawa, senyum, serta interaksi hangat antara orang tua dan guru.
“Pemandangan bapak-bapak yang biasanya sibuk bekerja kini hadir di sekolah itu sangat mengharukan. Ini menunjukkan bahwa para ayah semakin peduli dan mau terlibat dalam pendidikan anaknya,” terangnya.
Menurutnya, keterlibatan ayah tidak menjadi beban, justru menjadi kebanggaan tersendiri karena membuka ruang bagi ayah untuk lebih aktif memantau dan mendampingi tumbuh kembang anak.
Sementara itu, Wakil Bupati
Pati
Risma Ardhi Chandra menjelaskan bahwa Gerakan
Ayah Ambil Rapor
merupakan tindak lanjut dari imbauan pemerintah pusat.
“Itu kan imbauan dari nasional. Kita di daerah hanya melanjutkan arahan dari Bapak Menteri agar bapak-bapak juga ikut berperan dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya,” jelas Risma.
Ia menegaskan kebijakan tersebut bersifat ajakan, bukan kewajiban mutlak. Jika ayah berhalangan hadir karena pekerjaan atau berada di luar kota, hal itu tidak menjadi persoalan.
“Kalau bapaknya tidak bisa hadir karena kesibukan atau tugas di luar kota, ya tidak masalah. Ini sifatnya ajakan,” katanya.
Menanggapi adanya fenomena menyewa orang lain untuk mewakili ayah mengambil rapor, Risma merespons dengan santai.
“Wah, itu berarti kreatif,” ujarnya sambil tersenyum.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Metropolitan
-
/data/photo/2025/12/19/694532e142348.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gerakan Ayah Ambil Rapor Warnai Sekolah di Pati, Para Bapak Menyambut Positif Regional 19 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/19/69453337ba7ec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria Antirokok di Lampung Curi Ratusan Bungkus Rokok, Dijual COD Regional 19 Desember 2025
Pria Antirokok di Lampung Curi Ratusan Bungkus Rokok, Dijual COD
Tim Redaksi
LAMPUNG, KOMPAS.com
– Seorang pria antirokok di Bandar Lampung rutin mencuri ratusan bungkus rokok di minimarket untuk dijual secara COD atau cash on delivery.
Kapolresta
Bandar Lampung
Kombes Alfret Jacob Tilukay mengatakan, tersangka berinisial AA (30), warga Lampung Selatan, ditangkap setelah berulang kali melakukan pencurian di sejumlah minimarket di Bandar Lampung.
“Barang-barang yang dicuri terutama rokok. Padahal dia ini (tersangka) antirokok, tidak merokok,” kata Alfret di Mapolresta Bandar Lampung, Jumat (19/12/2025) sore.
Menurut Alfret, modus yang digunakan tersangka dengan memanjat dinding belakang minimarket lalu membongkar atap toko dengan membuka baut.
Total ada empat minimarket yang dibobol tersangka. Dalam sekali beraksi, AA mengambil ratusan bungkus rokok dari berbagai merek.
“Rokok-rokok yang telah dicuri dijual secara
COD
setelah diiklankan di media sosial,” ujar Alfret.
Sementara itu, AA mengaku uang hasil penjualan rokok curian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membayar utang.
“Buat kebutuhan sehari-hari sama bayar utang,” kata AA.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/19/69452aa2debc5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KM Nurul Jaya Nyaris Tenggelam di Danau Towuti, Evakuasi 2,5 Jam 50 Penumpang Selamat Regional 19 Desember 2025
KM Nurul Jaya Nyaris Tenggelam di Danau Towuti, Evakuasi 2,5 Jam 50 Penumpang Selamat
Tim Redaksi
LUWU TIMUR, KOMPAS.com
– Evakuasi penumpang dan kendaraan di Kapal KM Nurul Jaya yang mengalami gangguan dan nyaris tenggelam di Danau Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, telah selesai dalam waktu 2,5 jam.
Total ada 50 penumpang di dalam kapal tersebut, tidak ada
korban jiwa
. Selain itu, 18
kendaraan
yang terdiri dari 5 mobil dan 13 motor yang ada di dalam kapal berhasil diamankan.
Sebelumnya,
KM Nurul Jaya
dilaporkan mengalami gangguan dan
nyaris tenggelam
pada Jumat (19/12/2025) pukul 11.15 Wita.
Evakuasi langsung dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang serta mengamankan kendaraan dan barang bawaan.
Kasubsi Humas Polres
Luwu Timur
, Bripka A. Muh. Taufik mengatakan, proses evakuasi mulai dilakukan sekitar pukul 14.00 Wita dengan melibatkan kapal KM Basmalah sebagai sarana pemindahan kendaraan dari lokasi kejadian.
Proses evakuasi berlangsung sekitar 2,5 jam.
“Evakuasi kendaraan dari KM Nurul Jaya dimulai pukul 14.00 Wita dan dinyatakan selesai sekitar pukul 16.30 Wita. Seluruh kendaraan penumpang berhasil dievakuasi dengan aman,” kata Taufik saat dikonfirmasi, Jumat sore.
Taufik mengatakan, dalam proses evakuasi, petugas gabungan bersama warga berhasil mengamankan 5 unit mobil, 13 unit sepeda motor, serta berbagai barang bawaan milik penumpang.
“Seluruh kendaraan dipindahkan secara bertahap dengan memperhatikan aspek keselamatan, mengingat kondisi perairan dan cuaca di sekitar lokasi kejadian,” ucapnya.
Setelah proses evakuasi selesai, KM Basmalah kemudian meninggalkan lokasi sekitar pukul 17.00 Wita dan bertolak menuju Pelabuhan Timampu untuk menurunkan kendaraan dan barang bawaan penumpang.
“Meski seluruh kendaraan telah berhasil dievakuasi, KM Nurul Jaya hingga sore hari masih berada di lokasi kejadian. Kapal tersebut menunggu proses evakuasi lanjutan yang akan dilakukan oleh pihak pemilik kapal,” ujarnya.
Pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh operator kapal penyeberangan di wilayah Danau Towuti untuk selalu mengutamakan keselamatan pelayaran.
Pemeriksaan kondisi kapal sebelum berlayar, kelengkapan alat keselamatan, serta kapasitas muatan menjadi hal penting guna mencegah kejadian serupa terulang.
“Kami mengingatkan agar setiap aktivitas penyeberangan mematuhi standar keselamatan. Keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama,” harap Taufik.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/16/6919b6b88a1ed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Stasiun KRL JIS Dibuka Sebelum Tahun Baru 2026? Ini Penjelasan KCI Megapolitan 19 Desember 2025
Stasiun KRL JIS Dibuka Sebelum Tahun Baru 2026? Ini Penjelasan KCI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan hingga kini belum dapat memastikan waktu pengoperasian Stasiun Jakarta International Stadium (JIS), meskipun sebelumnya sempat ditargetkan beroperasi sebelum masa Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
VP Corporate Secretary KCI Karina Amanda menjelaskan, kepastian operasional stasiun tersebut masih menunggu instruksi resmi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan selaku pemegang kewenangan.
“Jadi untuk ini (
Stasiun JIS
) memang kita juga masih menunggu ya, dari DJKA, karena kewenangannya (operasional) ini ada di pemerintah,” ujar Karina dalam konferensi pers Angkutan Nataru di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Meski demikian, Karina menegaskan bahwa KAI Commuter telah menyelesaikan seluruh persiapan fasilitas pendukung layanan penumpang di Stasiun JIS. Menurutnya, dari sisi operator, kesiapan teknis telah dipenuhi.
“Tapi prinsipnya untuk yang JIS, KCI itu sudah mempersiapkan fasilitas pendukungnya untuk kesiapan pengoperasian,” tegas Karina.
Saat ini, KCI masih berada dalam posisi menunggu arahan dan penugasan resmi terkait tanggal operasional stasiun tersebut, termasuk perintah untuk mulai melayani penumpang.
“Jadi sekarang kita tinggal menunggu arahan dan penugasan lebih lanjut kapan itu akan mulai beroperasi,” sambungnya.
Selain Stasiun JIS, Karina juga menyebut bahwa status pengoperasian Stasiun Karet yang rencananya akan terhubung dengan Stasiun BNI City masih berada dalam tahap koordinasi dengan DJKA.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan telah berkomunikasi langsung dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi serta Direktur Jenderal Perkeretaapian Allan Tandiono terkait rencana operasional Stasiun
KRL
JIS.
Pramono berharap dalam waktu dekat KRL Commuter Line dapat berhenti langsung di kawasan JIS guna mempermudah akses masyarakat, khususnya saat berlangsung berbagai acara besar.
“Saya sudah secara langsung berkomunikasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, yang namanya KRL betul-betul berhentinya itu di bawahnya JIS. Dan betul-betul bisa menghubungkan di berbagai ruas yang ada,” ujar Pramono saat memberikan sambutan dalam acara 12th Anniversary Jakarta Utara Rumah Kita di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (15/11/2025).
Menurut Pramono, keterhubungan transportasi di kawasan JIS akan semakin lengkap apabila Stasiun JIS dan layanan LRT juga telah beroperasi.
Ia juga menyebut kawasan JIS akan mengalami perubahan wajah dalam waktu dekat seiring pembangunan infrastruktur pendukung.
Salah satu proyek yang direncanakan adalah pembangunan jembatan sepanjang 350 meter yang akan menghubungkan kawasan JIS dengan Ancol.
Keberadaan jembatan tersebut diharapkan dapat mempermudah mobilitas pengunjung konser, pertandingan sepak bola, dan berbagai acara lain, sekaligus mengurangi persoalan parkir di sekitar lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/19/694522354a261.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita Jefri Rutin Ambil Rapor Anak Usai Istri Tiada: Sebuah Kebanggaan Menjadi Ayah Megapolitan 19 Desember 2025
Cerita Jefri Rutin Ambil Rapor Anak Usai Istri Tiada: Sebuah Kebanggaan Menjadi Ayah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Di tengah keramaian pembagian rapor di SMP Negeri 176 Jakarta pada Jumat (19/12/2025), seorang pria bernama Jefri (60) tampak duduk tenang menunggu giliran nama anaknya dipanggil.
Mengenakan jaket dan peci hitam, tubuh pria paruh baya yang tak lagi tegap itu bersiap menerima laporan hasil belajar sang anak. Ia datang seorang diri, tanpa didampingi istri, berbeda dengan sejumlah orangtua lain yang hadir bersama pasangan mereka.
Warga Pondok Randu, Cengkareng, Jakarta Barat itu menilai pengambilan rapor bukan sekadar kewajiban administratif sekolah, melainkan sumber kebanggaan tersendiri.
Sejak istrinya meninggal dunia bertahun-tahun lalu, Jefri menjalani peran ganda sebagai ayah sekaligus ibu bagi anak-anaknya.
“Ya saya sih merasa bangga ya jadi orangtua, karena itu sebagai tanggung jawab. Karena kan ibunya udah enggak ada, jadi saya harus siap,” ujar Jefri saat ditemui
Kompas.com
di lokasi. Jumat.
Jefri menuturkan, ia telah menjadi orangtua tunggal selama belasan tahun. Istrinya meninggal dunia ketika anak bungsunya yang kini duduk di bangku SMP masih bersekolah di taman kanak-kanak.
“Sejak anak saya yang sekarang ini TK. Pas masukin TK dia itu, lalu dia itu sakit ibunya, ya lantas meninggal,” ucapnya lirih.
Ujian hidup Jefri tidak berhenti di situ. Dari tujuh orang anak yang dimilikinya, ia harus merelakan kepergian dua anaknya yang lain menyusul sang istri.
“Baru-baru ini juga baru meninggal (anak Jefri), setelah mamanya meninggal tuh ada dua orang yang meninggal. Satu perempuan anak pertama, yang kedua anak lelaki adiknya,” tuturnya.
Kini, fokus hidupnya tercurah sepenuhnya untuk dua anaknya yang masih sekolah, satu di bangku SMP dan kakaknya yang akan segera lulus SMA.
Meski bekerja serabutan untuk menghidupi keluarga, Jefri memastikan dirinya selalu hadir dalam setiap momen penting pendidikan anak-anaknya.
Ia mengaku tidak pernah mewakilkan pengambilan rapor kedua anaknya kepada orang lain.
“Termasuk abangnya yang sekarang SMA kelas 3, itu saya juga. Karena kan saya juga merasa kasihan lah, merasa tanggung jawab gitu sama anak,” ucapnya.
“Ya itulah, apa pun lah berani saya lakukan buat anak,” sambungnya.
Ketika masuk ke ruang kelas dan berhadapan dengan wali kelas, Jefri mengaku kerap menanyakan perilaku anaknya dan kebutuhan anak-anaknya yang perlu ia penuhi.
“Ya yang ditanyakan guru ya seperti kayak masalah makan anak, atau butuh apa lagi sih. Ya namanya saya kan sebagai orangtua satu-satunya yang diharapkan sama anak saya kan ya, itulah semampunya saya gitu,” ungkap Jefri.
Meskipun lelah bekerja serabutan dan mengurus rumah tangga sendirian, Jefri mengaku tidak pernah merasa terbebani saat harus datang ke sekolah untuk mengambil rapor.
Sebaliknya, momen mengambil rapor justru memberikan kebahagiaan tersendiri baginya.
“Alhamdulillah seneng sekali (bisa ambil rapor anak). Ya merasa bangga gitu sebagai orangtua, merasa tanggung jawab gitu,” ucap Jefri.
“Yang jelas, ya benar-benar lah, anak-anak saya, ini juga (mengambil rapor) itu sebuah kebanggaan buat saya kan menjadi ayah,” sambung dia.
Jefri pun menyampaikan harapannya kepada anak-anaknya yang masih bersekolah agar bisa meraih kesuksesan melalui pendidikan.
“Ya Insyaallah, semoga yang penting menjadi anak sholeh, berbakti untuk agama, dan jadi orang yang bermanfaat,” ujar Jefri.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/18/6943f79e7aba6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kantor Bupati Blitar Didemo, Tuntut Percepatan Redistribusi Lahan Perkebunan Surabaya 18 Desember 2025
Kantor Bupati Blitar Didemo, Tuntut Percepatan Redistribusi Lahan Perkebunan
Tim Redaksi
BLITAR, KOMPAS.com
– Setidaknya seratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pendukung Reforma Agraria (AMPERA) menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Blitar di Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kanigoro, Kamis (18/12/2025).
Sebelum menggelar aksi di depan Kantor Bupati
Blitar
, para pengunjuk rasa menggelar aksi di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Blitar dan Kantor ATR BPN Kabupaten Blitar pada Kamis pagi.
Mengendarai puluhan sepeda motor dan mobil pengangkut perangkat pengeras suara, massa bergerak ke Kantor
Bupati Blitar
pada menjelang siang.
Dalam pernyataan sikapnya, massa pengunjuk rasa menuntut Bupati Blitar Rijanto dan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kabupaten Blitar segera memproses tuntutan
redistribusi lahan
perkebunan kepada petani penggarap.
Koordinator aksi unjuk rasa AMPERA, Muhammad Erdin Subchan mengatakan bahwa para pengunjuk rasa yang juga didukung oleh petani penggarap meminta Bupati Blitar segera melakukan langkah nyata untuk memproses redistribusi ratusan hektar lahan dua perkebunan kepada petani penggarap.
Dua lahan perkebunan itu adalah perkebunan Kruwuk yang dikelola PT Perkebunan Rotorejo Kruwuk di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, dan Perkebunan Karangnongko yang dikelola oleh PT Veteran Sri Dewi di Desa Modangan, Kecamatan Nglegok.
“Konflik agraria di dua lokasi itu sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Tahapan-tahapan untuk redistribusi lahan seperti yang diatur oleh regulasi sudah ditempuh kelompok masyarakat petani penggarap. Tapi sampai sekarang tidak ada langkah yang nyata dari Bupati Blitar,” ujar Subchan kepada awak media, Kamis.
Menurut Subchan, tidak adanya ketegasan Bupati terhadap reforma agraria dalam bentuk redistribusi lahan perkebunan berakibat pada pembiaran yang terus menerus yang bahkan telah berlangsung bertahun-tahun.
Situasi ini, menurut dia, menguntungkan para mafia tanah yang memang menghendaki adanya ketidakpastian pada lahan-lahan yang disengketakan.
“Rakyat memang sengaja dibuat lelah oleh pelambatan proses, ketidakpastian prosedur, dan ketertutupan informasi penanganan,” ujarnya.
Subchan menyebut, upaya membuat lelah itu dilakukan oleh mafia tanah yang berkolaborasi dengan oknum-oknum di sejumlah instansi dan berjejaring antara satu dengan lainnya. Dengan tujuan menghambat petani penggarap mendapatkan hak atas lahan perkebunan yang akan diredistribusikan.
“Padahal kita sudah menempuh jalur penyampaian aspirasi di forum GTRA dan telah ada kesepakatan pada 30 September 2025 lalu, serta pertemuan lanjutan pada akhir Oktober lalu,” katanya.
Mafia tanah, menurut Subchan, bahkan tidak hanya mencari keuntungan dari program reforma agraria di sektor perkebunan, tapi juga program reforma agraria di sektor kehutanan termasuk dalam program perhutanan sosial.
Sementara itu, aktivis senior reforma agraria Blitar, Mohammad Trijanto, mengatakan bahwa mafia tanah, mafia hukum, dan mafia hutan merupakan musuh nyata rakyat dalam implementasi kebiijakan reforma agraria.
“Karena itu tadi kami pun menggelar aksi di Kejari untuk menuntut penegakan hukum pada mafia-mafia yang telah menghambat jalannya rakyat mendapatkan hak-hak mereka dalam reforma agraria,” ujar Trijanto.
Menanggapi tuntutan pengunjuk rasa, Bupati Blitar Rijanto mengatakan bahwa proses redistribusi lahan perkebunan terhambat karena adanya pihak-pihak tertentu yang masuk ke kelompok masyarakat yang berhak menerima redistribusi lahan.
Masuknya pihak-pihak yang memiliki kepentingan itu, menurut dia, juga membuat warga terpecah-pecah ke dalam beberapa kelompok.
“Mestinya segera bisa kita tindak lanjuti dengan usulan redistribusi, tapi karena di lapangan itu sulit diadakan komunikasi antar kelompok sehingga berkepanjangan,” ujar Rijanto usai beraudiensi dengan perwakilan pengunjuk rasa.
Dia mengatakan, seandainya masyarakat bisa bersatu, maka Pemerintah Kabupaten Blitar bisa segera memfasilitasi pengusulan redistribusi lahan ke Kementerian ATR-BPN melalui GTRA.
“Kalau nanti sudah
clear
(bersatu), kita prosesnya melalui tim GTRA untuk kita usulkan ke Kementerian ATR-BPN agar redis bisa dilaksanakan dan perpajangan HGU untuk perusahaan bisa dilanjutkan,” kata Rijanto.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/18/6943ffa8b129c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga 10 Desa di Pasuruan Akan Gelar Istighosah Akbar Tolak Pembangunan Batalyon 15 Marinir Surabaya 18 Desember 2025
Warga 10 Desa di Pasuruan Akan Gelar Istighosah Akbar Tolak Pembangunan Batalyon 15 Marinir
Tim Redaksi
PASURUAN, KOMPAS.com
– Warga 10 Desa yang berasal dari Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, bakal menggelar Istighosah Akbar di Lapangan Semongkrong, Desa Pasinan, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan pada Jumat (19/12/2025).
Kegiatan tersebut sebagai upaya aksi penolakan terhadap pembangunan Batalyon 15 Marinir dan Sekolah Tamtama yang dinilai dapat mengganggu kehidupan dan keamanan warga setempat.
“Iya besok (19 Desember 2025), setelah shalat Jumat, kami warga dari 10 desa menggelar
Istighosah
dan doa bersama menolak proyek tersebut,” ujar Syafiudin, Kepala Desa Sumberanyar, Kamis (18/12/2025).
Dia pun mengungkapkan 10 Desa yang akan mengikuti kegiatan tersebut, yakni 9 desa di Kecamatan Lekok dan satu desa di Kecamatan Nguling.
Dengan rincian, Desa Alastlogo, Pasinan, Semedusari, Wates, Jatirejo, Branang, Tampung, Balonganyar, dan Gejugjati di Kecamatan Lekok. Sisanya, Desa Sumberanyar di Kecamatan Nguling.
“10 desa tersebut berada di kawasan Puslatpur 3 Grati
Pasuruan
. Ini ikhtiar kami setelah berkali-kali unjuk rasa atau dialog namun belum ada solusi. Pembangunan Batalyon 15 masih berlanjut. Kami hanya ingin desa kami aman, tidak was-was,” kata Syafiudin.
Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat mengakui bahwa belum ada titik temu terkait adanya penolakan Batalyon 15 dan Sekolah Tamtama di Kawasan Puslatpur 3 Grati Pasuruan.
Pihaknya pun mendorong agar persoalan tersebut diputuskan di Komisi II DPR RI dan Kementerian Pertahanan.
“Kami berharap bisa menyampaikan langsung ke Presiden dan Komisi II DPR RI agar permasalahan yang sudah lama ini bisa segera terselesaikan dan masyarakat tidak dikorbankan,” kata Samsul, Kamis.
Samsul menyebut, persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan di tingkat lokal. Sebab, pemangku di Puslatpur 3 Marinir hanya menjalankan tugas dari Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, warga masih tetap menolak dengan alasan tanah masih bersengketa dan demi keamanan.
“DPRD akan terus mengawal dan mengawasi proses ini demi menjaga kepastian hukum, keadilan bagi masyarakat, serta kondusivitas Kabupaten Pasuruan” ujarnya.
Untuk diketahui aksi penolakan terhadap pembangunan Batalyon 15 dan Sekolah Tamtama Marinir sudah dilakukan berkali-kali oleh warga.
Terakhir, aksi dilakukan warga Sumberanyar di Dusun Gunung Bukor, tempat lokasi proyek pembangunan Batalyon 15 Marinir pada Senin, 15 Desember 2025.
Hasilnya, tidak ada kesepakatan, masing-masing pihak tetap mempertahankannya. Pihak TNI Angkatan Laut (AL) tetap melanjutkan, sedangkan warga tetap akan melakukan perlawanan penolakan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/18/69440df3b7f8c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
ART di Samarinda Kehilangan Tangan Diserang Anak Majikan Regional 18 Desember 2025
ART di Samarinda Kehilangan Tangan Diserang Anak Majikan
Tim Redaksi
SAMARINDA, KOMPAS.com
– Aksi kekerasan dalam rumah tangga terjadi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial AG (23) mengalami luka berat setelah diserang menggunakan senjata tajam oleh anak majikannya sendiri hingga kehilangan tangan kiri.
Peristiwa tersebut terjadi di sebuah rumah di RT 20, Jalan Juanda II, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda
Ulu, Selasa (16/12/2025) malam.
Insiden itu menggemparkan warga karena korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di dalam rumah.
Kapolsek Samarinda Ulu AKP Wawan Gunawan membenarkan kejadian penganiayaan tersebut. Ia mengatakan, peristiwa terjadi saat korban dan terduga pelaku berada di ruang tamu rumah.
“Menurut keterangan saksi, saat kejadian korban dan terduga pelaku berada di ruang tamu, sementara anggota keluarga lainnya berada di bagian belakang rumah,” ujar Wawan, Kamis (18/12/2025).
Keributan dari arah ruang tamu membuat anggota keluarga pemilik rumah mendatangi lokasi. Namun, saat tiba, kondisi korban sudah sangat mengenaskan.
“Ketika saksi datang ke ruang tamu, korban sudah terbaring di lantai dalam keadaan bersimbah darah. Saksi belum mengetahui secara pasti apa pemicu awal penganiayaan,” kata Wawan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, polisi mencatat korban mengalami sejumlah luka serius akibat serangan senjata tajam. Luka terparah terdapat pada tangan kiri korban yang putus dari pergelangan.
Selain itu, korban juga mengalami luka di bagian pelipis kiri serta luka di kepala bagian belakang.
Polisi menduga senjata yang digunakan terduga pelaku berupa parang dengan panjang sekitar 40 sentimeter.
Terduga pelaku berinisial MAA (25), yang merupakan anak dari pemilik rumah tempat korban bekerja.
Saat ini, baik korban maupun terduga pelaku belum dapat dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan medis.
“Korban dan terduga pelaku masih dirawat, sehingga pemeriksaan belum bisa dilakukan secara maksimal,” ujar Wawan.
Polisi juga mengungkapkan, berdasarkan keterangan keluarga, terduga pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Saat ini, MAA tengah menjalani observasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam.
“Kami masih menunggu hasil observasi medis untuk memastikan kondisi kejiwaan terduga pelaku sebelum melangkah ke proses hukum selanjutnya,” kata Wawan.
Hingga kini, kepolisian masih mendalami motif penganiayaan tersebut. Penanganan kasus akan dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku dengan mempertimbangkan aspek medis, psikologis, serta perlindungan terhadap korban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/18/6944112a357f3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lukisan Raksasa Curi Perhatian di Festival Kendeng Pati, Pernah Dipamerkan di Australia Regional 18 Desember 2025
Lukisan Raksasa Curi Perhatian di Festival Kendeng Pati, Pernah Dipamerkan di Australia
Tim Redaksi
PATI, KOMPAS.com
– Komunitas seni rupa Taring Padi memeriahkan Festival Kendeng 2025 yang digelar di Dukuh Misik, Desa Sukolilo, Kabupaten Pati, Kamis (18/12/2025).
Mereka memamerkan sejumlah karya lukis yang merekam
perjuangan masyarakat
mempertahankan
Pegunungan Kendeng
dari kerusakan lingkungan.
Di berbagai sudut festival, lukisan-lukisan bertema pelestarian Kendeng terpajang.
Namun, satu karya raksasa berukuran 4 x 6 meter paling menyita perhatian pengunjung.
Lukisan berjudul “
Kendeng Lestari
, Nyawiji Kanggo Ibu Bumi” itu menjadi representasi visual paling kuat yang menggambarkan perjuangan warga Kendeng.
“Ini adalah potret dari apa yang dilakukan sedulur-sedulur Kendeng, JMPPK, Sedulur Sikep, dan Wiji Kendeng. Kami mencoba mengilustrasikan aktivitas dan semangat mereka dalam menjaga Kendeng,” ujar Fitri, salah satu seniman
Taring Padi
.
Lukisan tersebut terbagi dalam dua sisi kontras.
Di sisi kiri, wajah Samin Surosentiko dan sejumlah tokoh perjuangan pelestarian Kendeng.
Sementara di sisi kanan, sosok Joko Widodo, Ganjar Pranowo, serta aparat negara.
Di bagian tengah lukisan, tergambar aksi pengecoran kaki, simbol ikonik perlawanan warga Kendeng.
“Sisi kiri menggambarkan aktivitas yang dilakukan masyarakat Kendeng, sementara sisi kanan adalah gambaran pihak-pihak yang merusak Pegunungan Kendeng melalui penambangan dan kebijakan,” jelas Fitri.
Proses pengerjaan lukisan ini memakan waktu tiga hingga empat pekan, melibatkan sekitar 10 seniman dan relawan.
Karya tersebut rampung pada 2023 dan sempat dipamerkan di Australia sebelum akhirnya “pulang” ke Kendeng.
Menurut Fitri, proses kreatif lukisan ini bukan sekadar kerja artistik, melainkan perjalanan belajar yang panjang.
Diskusi demi diskusi dilakukan untuk merumuskan konsep, tema, hingga detail terkecil.
“Yang paling lama justru proses diskusinya, sampai akhirnya menemukan bentuk yang tepat,” tandasnya.
Taring Padi sendiri telah konsisten membersamai perjuangan warga Kendeng sejak 2006.
Dalam
Festival Kendeng
2025, Taring Padi menampilkan
lukisan raksasa
ini bersama puluhan karya lain sebagai penanda bahwa karya tersebut telah menjadi satu kesatuan utuh dengan perjuangan warga.
Tak hanya lukisan, Taring Padi juga memamerkan sepuluh panji berisi tembang-tembang perlawanan khas Samin.
Panji-panji tersebut turut dipasang di Pendopo Pengayoman, Blora.
“Festival Kendeng menjadi momen penting. Karya ini akhirnya kami persembahkan kembali kepada warga. Ia kembali ke tanahnya, tidak lagi menjadi beban, tapi menjadi milik bersama,” ujar seniman Taring Padi lainnya, Bebe.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/11/05/690a9c03e9477.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)