Category: Kompas.com Metropolitan

  • Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        5 Desember 2025

    Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu Surabaya 5 Desember 2025

    Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu
    Editor
    PACITAN, KOMPAS.com
    – Kasus mahar pernikahan berupa cek senilai Rp 3 miliar yang diberikan Mbah Tarman (74) kepada istrinya, Sheila Arika (24), memasuki babak baru.
    Mbah Tarman
    kini ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan karena diduga cek itu palsu.
    Kasat Reskrim Polres
    Pacitan
    , AKP Khoirul Maskanan, membenarkan penahanan tersebut. 
    Penahanan itu dilakukan setelah Mbah Tarman yang sebelumnya berstatus sebagai saksi, dinaikkan menjadi tersangka.
    “Iya, Mbah Tarman kami tahan,” ujar Khoirul pada Jumat (5/12/2025), seperti dikutip Surya.co.id.
    Sementara itu, penyidik menetapkan Mbah Tarman sebagai tersangka setelah menemukan dua alat bukti yang memenuhi unsur pemalsuan dokumen.
    “Ya, sudah-sudah tersangka. Dia (Mbah Tarman) ditahan karena memalsukan dokumen, dalam hal ini cek,” tegas Khoirul.
    Sebelum menetapkan tersangka, penyidik memanggil sejumlah saksi, termasuk saksi ahli.
    Dari hasil pemeriksaan tersebut, penyidik menemukan ketidaksesuaian antara cek yang diberikan dengan cek asli yang semestinya diterbitkan.
    “Saksi ahli menyatakan, bahwa cek yang diberikan tidak sesuai dengan asli. Kami sudah mengantongi dua alat bukti,” tambahnya.
    Penyidik juga telah memeriksa Mbah Tarman sebelum menahannya Kamis (4/12/2025).
    “Diperiksa, setelah cukup bukti, ditentukan Tarman langsung ditahan tadi malam,” pungkasnya.
    Pernikahan Mbah Tarman dengan istrinya, Sheila Arika, menuai sorotan. Selain usia kedua mempelai yang terpaut jauh, mahar yang fantastis menambah heboh pernikahan itu. 
    Pernikahan Tarman (74) dan Sheila Arika (24) berlangsung di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan pada Rabu (8/10/2025).
    Mahar pernikahan yang diberikan Tarman berupa cek Rp 3 miliar.
    Banyak yang mempertanyakan keaslian cek tersebut, hingga akhirnya kasus ini ditangani oleh Polres Pacitan.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Update Kasus Mahar Cek 3 Miliar di Pacitan, Mbah Tarman Resmi Ditahan Polisi
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Utang Pinjol Rp 1 Juta Menyeret Siska ke Lingkaran Gali Lubang Tutup Lubang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Utang Pinjol Rp 1 Juta Menyeret Siska ke Lingkaran Gali Lubang Tutup Lubang Megapolitan 5 Desember 2025

    Utang Pinjol Rp 1 Juta Menyeret Siska ke Lingkaran Gali Lubang Tutup Lubang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Siska (bukan nama sebenarnya) tak pernah membayangkan utang Rp 1.000.000 yang dimiliknya bisa menjadi mimpi buruk yang panjang.
    Sebagai orangtua tunggal, setiap rupiah selalu ia hitung dengan cermat. Namun ketika listrik hampir diputus, kontrakan menunggak dua bulan, dan beras di rumah sudah habis, pilihan untuk mengutang terasa seperti satu-satunya jalan keluar.
    Uang Rp 1.000.000 yang ia pinjam dari aplikasi pinjaman
    online
    (
    pinjol
    ) adalah pinjaman pertamanya. Meski jumlahnya tidak besar, beban yang harus ia tanggung justru terasa seperti gunung.
    Padahal, ia selalu berusaha menyeimbangkan antara pekerjaan yang seadanya dan kebutuhan rumah tangga.
    Dalam kondisi panik dan terdesak, janji “langsung cair, tanpa ribet” yang ditawarkan iklan di media sosial terasa seperti secercah harapan.
    Ia bahkan tidak sempat berpikir panjang apakah aplikasi itu legal atau tidak. Yang ia tahu hanyalah uang cepat bisa menyelamatkan hari itu juga.
    Namun, kelegaan sesaat itu segera berubah menjadi kecemasan. Dalam hitungan hari, jumlah tagihan utangnya membengkak jauh di luar perkiraannya.
    Dari hanya satu
    aplikasi pinjol
    , Siska akhirnya harus berurusan dengan lima aplikasi sekaligus. Hidupnya berubah menjadi siklus “gali lubang tutup lubang” yang tak berujung.
    Siska menuturkan awal mula ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 1.000.000 untuk membayar kontrakan dan membeli sembako.
    Ia berharap bisa mengatur keuangan dan membayar tepat waktu, tapi bunga dan biaya administrasi yang dikenakan aplikasi pinjol membuat cicilan membengkak dalam hitungan hari.
    “Kira-kira satu minggu setelah cair. Tiba-tiba pas mau bayar kok jumlahnya lebih besar. ‘Lah, ini minjem sejuta kok balikin jadi sejuta lebih banyak banget?” ujarnya.
    Ketika jatuh tempo mendekat, Siska tidak memiliki dana yang cukup. Temannya malah menyarankan ia untuk meminjam lagi di aplikasi lain demi menutupi pinjaman pertama.
    Rasa ragu dan khawatir sebenarnya muncul, tapi tekanan membuatnya pasrah dan hilang arah.
    “Awalnya saya ragu, tapi karena takut diteror ya saya pinjem lagi. Dari situlah mulai gali tutup lubang,” katanya.
    Dalam beberapa minggu, satu pinjaman berkembang menjadi lima. Setiap kali cicilan mendekati jatuh tempo, Siska dipaksa mencari pinjaman baru.
    “Tiap mau jatuh tempo saya minjam yang lain terus,” ujarnya.
    Siska mencoba berhenti meminjam. Ia berharap bisa melunasi utang yang ada dan memulai kembali hidupnya dengan lebih tenang.
    Namun, niat itu gagal karena teror dari penagih utang atau
    debt

    collector
    yang terus menekannya.
    “Begitu satu jatuh tempo, mereka neleponin terus. Jadi saya panik lagi. Ya udah minjem lagi” kata Siska.
    Setiap dering telepon dan notifikasi pesan WhatsApp menjadi sumber kecemasan. Waktu tidur menjadi penuh dengan pikiran tentang tagihan yang semakin membengkak.
    Bahkan pada siang hari, hati Siska tetap tidak tenang. Ia menyadari bahwa lingkaran setan ini bukan hanya masalah uang, tapi juga tekanan psikologis yang membuatnya sulit berpikir jernih.
    Bukan hanya bunga yang membuat Siska meminjam lagi.
    Debt collector
    pinjol juga menggunakan metode intimidasi agresif.
    Mereka menghubungi Siska puluhan kali dalam sehari dan mengirim pesan WhatsApp secara spam. Ada yang berbicara sopan, namun banyak yang kasar dan menakutkan.
    “Nelepon sampai 60 kali sehari pernah, Mas. Kadang dari nomor luar negeri. WA juga spam,” ungkap Siska.
    Tekanan ini membuat Siska merasa tidak punya pilihan lain selain meminjam uang lagi untuk menutupi pinjaman sebelumnya.
    Tidak hanya dirinya, para
    debt collector
    juga menghubungi keluarga dan tetangganya untuk memberikan tuduhan yang tak benar.
    “Mereka juga sebar berita ke tetangga, bilang saya kabur bawa uang,” tutur Siska.
    Kesadaran bahwa dirinya bukan satu-satunya korban pinjol datang ketika Siska akhirnya membuka diri kepada keluarganya. Dukungan dari sang adik menjadi titik awal pemulihan.
    Adiknya menenangkannya dan meyakinkan bahwa apa yang terjadi tidak sepenuhnya salahnya, serta masih ada jalan keluar meski terlihat sulit.
    Dukungan itulah yang mendorongnya untuk meminta pertolongan lebih lanjut.
    “Adik saya akhirnya nyuruh saya lapor ke lembaga bantuan. Baru dari situ saya mulai ngerti kalau saya bukan satu-satunya korban,” ujarnya.
    Melalui dukungan keluarga dan lembaga perlindungan, Siska mulai memahami cara keluar dari lingkaran utang.
    Siska mengisahkan bagaimana ia bisa
    terjerat pinjol
    hingga lima aplikasi sekaligus.
    Ia bilang, sebagai orangtua tunggal, seluruh beban rumah tangga bertumpu pada dirinya.
    Setiap hari ia bekerja di warung milik tetangganya dan penghasilannya hanya cukup untuk membeli kebutuhan paling dasar.
    Tidak ada ruang untuk menabung, apalagi menutup kebutuhan lain yang lebih besar.
    Di saat bersamaan, slip tagihan listrik menjadi pengingat bahwa pemutusan bisa terjadi kapan saja.
    Dari ponsel, pesan WhatsApp dari ibu kos muncul hampir setiap hari, menanyai kapan ia bisa melunasi kontrakan yang sudah terlambat dua bulan. Semua tagihan itu seolah mengejar dari segala arah.
    Sebagai satu-satunya orang dewasa di rumah, Siska hidup dari hari ke hari dengan sumber keuangan yang rapuh.
    Tidak ada suami, tidak ada keluarga yang bisa diandalkan secara rutin. Yang ada hanya seorang anak yang masih membutuhkan biaya sekolah dan makan yang ia upayakan sekuat tenaga agar tetap berjalan.
    Dalam keadaan seperti itu, pikirannya seperti menemui jalan buntu. Ia merasa berada di tengah pusaran tekanan yang terus mempersempit langkahnya.
    Pada akhirnya, Siska mengenang dengan jelas momen ketika ia menyerah dan memutuskan menekan pilihan “ajukan pinjaman” di layar ponselnya.
    “Kebutuhan rumah tuh numpuk, listrik mau diputus, kontrakan nunggak dua bulan. Ya akhirnya saya nekat cari pinjaman biar bisa nutup dulu yang mendesak,” kata Siska.
    Baginya, membayar kontrakan adalah hal paling utama. Jika tidak mampu membayar, ia dan anaknya tidak punya tempat lain untuk tinggal.
    Hal itulah yang membuat keputusan meminjam uang dari aplikasi pinjol tampak seperti satu-satunya jalan keluar, sebuah cara yang saat itu ia anggap untuk mengambil napas ketika merasa hampir tenggelam.
    Saat menggulirkan Instagram di ponselnya sambil rebahan, sebuah iklan muncul seolah menawarkan secercah harapan.
    “Lagi
    scroll
    HP sambil rebahan, muncul tuh iklan yang bilang ‘langsung cair, tanpa ribet’. Saya klik karena penasaran,” kata dia.
    Saat itu, Siska belum memahami seluk-beluk dunia pinjol. Ia tidak tahu perbedaan antara aplikasi legal dan ilegal, tentang bunga yang tak masuk akal, atau potensi ancaman yang mungkin mengikuti.
    Yang ia lihat hanya sesuatu yang tampaknya bisa menyelesaikan masalahnya seketika.
    Proses pengajuannya pun berlangsung begitu cepat, hampir tidak masuk akal bagi orang yang sebelumnya belum pernah meminjam.
    “Prosesnya cepet banget. Enggak pake foto KTP yang ribet, cuma selfie sama isi-isi data,” jelas dia.
    Tak lama kemudian, uang yang ia ajukan benar-benar masuk.
    “Pertama tuh saya ambil Rp 1.000.000. Buat bayar kontrakan dan sebagian buat beli sembako,” ujar dia.
    Siska sempat merasa lega. Seolah ada sedikit ruang bernapas setelah berminggu-minggu dihimpit ketakutan.
    Namun, ia tidak mengetahui bahwa keputusan sederhana itu justru menjadi pintu pertama menuju jurang yang jauh lebih gelap, yang menelannya dalam kebiasaan gali lubang-tutup-lubang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Taman Bermain Anak Ciremai Menanti Sentuhan Perbaikan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Taman Bermain Anak Ciremai Menanti Sentuhan Perbaikan Megapolitan 5 Desember 2025

    Taman Bermain Anak Ciremai Menanti Sentuhan Perbaikan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Pagi di Taman Bermain Anak Ciremai tidak pernah benar-benar sepi, tetapi tidak juga begitu ramai.
    Di antara rimbun pepohonan tua yang menaungi bangku-bangku semen, taman kecil ini seperti menahan napas panjang—masih hidup, namun jelas menua.
    Di sudut taman, seorang pria berjaket biru duduk sendirian di bangku berbentuk kubus.
    Ia sibuk dengan ponselnya, sesekali menengok ke jalan raya yang membentang di depan taman.
    Lalu lalang motor, angkot yang berhenti menunggu penumpang, dan pejalan kaki yang melintas pelan menjadi latar suara keseharian yang terus mengiringi.
    Dari situ, wahana bermain anak yang dulu mungkin menjadi rebutan kini tampak berdiri kaku.
    Sebuah monkey bar berwarna merah, biru, dan kuning yang semestinya memanggil anak-anak untuk memanjat—memperlihatkan cat yang mengelupas dan karat di sana-sini.
    Lingkaran-lingkarannya yang tersusun vertikal tampak kusam, menandakan usia panjang tanpa perawatan berarti.
    Tak jauh dari situ, ayunan besi menjadi saksi bisu betapa lama taman ini tidak tersentuh pembaruan.
    Rantainya bukan lagi rantai utuh, sebagian adalah tambalan kain dan tali yang sudah rapuh, diikat seadanya agar kursi ayunan tetap tergantung.
    Kursinya sendiri memudar, cat kuning dan biru bergantian menutupi besi yang telah tipis oleh karat.
    Ayunan itu bergeming, seolah tidak percaya diri lagi untuk menampung berat seorang anak.
    Di area tengah, jalur pedestrian dari conblock mengitari taman kecil ini.
    Sebagian batu permukaan sudah ditumbuhi lumut, menandakan lembap dan teduhnya tempat itu sepanjang hari.
    Beberapa pengunjung tampak memanfaatkan taman sekadar untuk beristirahat.
    Di antara suasana yang sunyi itu, Taman Bermain Anak Ciremai terasa seperti ruang publik yang masih bertahan berkat pepohonannya, bukan lagi karena fasilitas bermainnya.
    Salah seorang warga yang datang membawa anaknya bermain pagi itu, Untung (50), menuturkan bahwa taman sudah rusak lebih dari setahun lalu.
    Awalnya hanya cat yang mulai pudar kemudian lantai mulai ambles, hingga akhirnya ayunan benar-benar tidak bisa dipakai lagi.
    “Ada setahun lah lebih kali ya, tapi masih suka dipakai, ya seadanya aja,” ujar Untung saat ditemui, Kamis (4/12/2025).
    Ia mengatakan, warga yang punya anak kecil termasuk dirinya masih membawa anaknya ke taman ini, tetapi kini harus lebih berhati-hati.
    Jika dulu anak-anak leluasa bermain, sekarang mereka sering kali hanya bisa duduk atau bermain di bagian taman yang masih aman.
    “Kurang lengkap aja kali ya. Kalau buat anak-anak, yang ada-adanya aja dipakai. Kayak ini kan sebenarnya rusak-rusak (ayunan),” katanya sambil menunjuk ke salah satu rangka ayunan.
    Untung masih ingat masa ketika taman ini jauh lebih hidup.
    Pada pagi hari, anak-anak berlarian, sementara warga dewasa berolahraga ringan atau sekadar berbincang.
    Menjelang sore, suara tawa anak-anak memenuhi udara ketika matahari mulai turun.
    “Dulu ya rame. Pagi sore pasti banyak yang main,” ujarnya.
    Masalah lain sempat muncul ketika rumput dibiarkan tumbuh tinggi.
    Kondisi itu memicu keberadaan nyamuk dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
    Meski kini rumput sudah dipangkas, warga tetap mengingat masa itu sebagai tanda betapa kurang terawatnya area ini.
    “Iya kalau banyak nyamuk ya, emang waktu itu juga sih udah banyak. Tadinya rumput-rumputnya pada tinggi,” kata Untung.
    Selain masalah fasilitas, taman ini juga mengalami perubahan fungsi yang tidak positif.
    Seiring kurangnya perawatan dan minimnya penerangan di malam hari, taman sering dijadikan tempat nongkrong remaja.
    Untung yang bekerja dengan sistem shift kerap melewati taman pada malam hari sepulang kerja.
    Dari pengalamannya, ia sering melihat beberapa anak muda berkumpul di sudut taman.
    “Nah itu suka, anak-anak suka kadang-kadang buat nongkrong ya. Kalau pulang malam gitu lihat, banyak orang gitu, kayak ngerokok gitu-gitu,” ujar dia.
    Ia tidak mengatakan hal itu sebagai masalah besar, tetapi mengakui bahwa kondisi tersebut membuat sebagian warga merasa waswas.
    Terlebih ketika ada anak kecil atau ibu-ibu yang harus melewati area itu pada malam hari.
    Darmadi (47), warga lainnya yang sudah tinggal sejak 2010, mengatakan hal serupa. Dalam kesehariannya, ia hampir selalu melewati taman, entah pagi saat berangkat kerja atau sore ketika menemani anak-anak bermain.
    Baginya, perubahan wajah taman kini sangat jelas dibandingkan masa ketika tempat itu masih terawat.
    “Beda lah, kadang ada aja anak nongkrong sambil ngerokok. Nggak tiap hari, cuma sering keliatan kalau saya pulang malam,” kata dia.
    Darmadi juga mengatakan bahwa
    kondisi taman
    yang mulai rusak membuat anak-anak tidak lagi bisa bermain bebas.
    Akibatnya, sebagian memilih bermain di jalan atau berpindah ke taman lain yang kondisinya lebih baik.
    “Sekarang mereka main seadanya aja. Karena fasilitasnya banyak yang nggak lengkap. Kadang malah main di jalan,” ujarnya.
    Meski kondisinya menurun, warga tidak pernah kehilangan harapan. Ribuan langkah dan suara warga sudah akrab dengan taman kecil itu.
    Sebagai ruang publik yang berada di tengah permukiman, keberadaannya dianggap penting, bukan hanya sebagai tempat bermain, tetapi juga ruang interaksi sosial warga.
    Untung berharap pemerintah setempat dapat memberi perhatian lebih pada taman-taman kecil seperti
    Taman Ciremai
    .
    Menurut dia, fasilitas sederhana saja sudah cukup, asal aman dan nyaman.
    “Ya mungkin lebih itu aja kali ya. Lebih diperbaiki aja ya fasilitasnya sama keamanannya kali ya kalau malam,” kata dia.
    Darmadi juga memiliki harapan serupa. Baginya, taman ini tidak perlu dibuat mewah.
    Cukup memastikan ayunan berfungsi, perosotan aman, bangku kokoh, dan penerangan terang.
    “Ayunannya dibenerin dulu. Itu yang paling dipakai anak-anak,” kata dia.
    Ia menilai taman kecil seperti ini sering luput dari perhatian, padahal justru menjadi ruang vital bagi warga sekitar.
    Anak-anak yang tinggal di permukiman sangat bergantung pada satu-satunya ruang terbuka di lingkungan mereka.
    “Penting banget, taman ini tuh tempat mereka gerak dan ketemu teman,” kata Darmadi.
    Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Devi Librianti, menegaskan bahwa taman tersebut tetap dirawat.
    “Sebenarnya taman tidak terbengkalai, ada petugas yang rutin membersihkan, ada pemeriksaan rutin namun beberapa part belum diganti,” kata Devi.
    Menurut dia, rutinitas kebersihan tetap berjalan setiap hari. Daun jatuh dibersihkan, sampah dikumpulkan, dan alat permainan diperiksa.
    Namun pemeriksaan bukan berarti semua kerusakan bisa langsung dibenahi.
    Devi mengatakan, taman-taman kecil seperti Ciremai biasanya mendapatkan pemeliharaan ringan.
    Jika ada bagian permainan yang patah, petugas bisa melakukan perbaikan cepat seperti pengelasan.
    “Untuk perbaikan mainan kalau patah bisa langsung dilas, tapi kalau ada part yang hilang kami harus mengusulkannya dulu di penganggaran karena kami tidak menyetok part,” ujarnya.
    Devi menjelaskan bahwa taman Ciremai sebenarnya sudah mendapatkan pembaruan, terakhir pada 2023.
    “Untuk fasilitas bermain anaknya terakhir diperbaharui tahun 2023,” kata dia.
    Namun pembaruan itu belum berlanjut ke revitalisasi besar.
    Rencana prioritas tahun ini tidak memasukkan taman Ciremai sebagai lokasi revitalisasi menyeluruh.
    “Taman ini belum masuk daftar prioritas untuk direvitalisasi, paling pemeliharaan alatnya saja,” ujar Devi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakarta Berpotensi Hujan Siang–Sore, Intensitas di Sejumlah Wilayah Meningkat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Jakarta Berpotensi Hujan Siang–Sore, Intensitas di Sejumlah Wilayah Meningkat Megapolitan 5 Desember 2025

    Jakarta Berpotensi Hujan Siang–Sore, Intensitas di Sejumlah Wilayah Meningkat
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan turun di sejumlah wilayah DKI Jakarta pada Jumat (5/12/2025).
    Polanya tersebar dari hujan ringan hingga sedang, terutama pada siang sampai sore hari.
    Kondisi ini membuat warga diminta mengatur mobilitas dan tetap bersiap menghadapi potensi genangan di beberapa titik rawan.
    Prediksi cuaca tersebut tercantum dalam prakiraan harian
    BMKG
    , yang merinci kondisi setiap kota administrasi di Jakarta.
    BMKG memprakirakan cuaca di Kepulauan Seribu akan berawan sepanjang hari.
    Suhu diprediksi berada pada kisaran 26–28 derajat Celsius dengan kelembaban 76–87 persen.
    Kondisi ini menandakan adanya potensi peningkatan awan namun tanpa hujan signifikan.
    Jakarta Pusat diprediksi dilanda hujan ringan.
    Suhu udara berada di kisaran 25–30 derajat Celsius dengan kelembaban 73–93 persen.
    Hujan ringan pada siang hari berpotensi membuat beberapa ruas jalan utama, terutama kawasan perkantoran, menjadi lebih padat.
    Untuk wilayah Jakarta Utara, cuaca diperkirakan berawan.
    Suhu berkisar 25–28 derajat Celsius, sementara kelembaban mencapai 77–91 persen.
    Jakarta Barat menjadi salah satu wilayah dengan intensitas cuaca lebih tinggi karena diprediksi mengalami hujan sedang.
    Suhu berada di kisaran 24–30 derajat Celsius, kelembaban 71–95 persen.
    Hujan sedang berpotensi memunculkan genangan cepat di titik-titik langganan seperti Kembangan, Duri Kosambi, dan sekitarnya.
    Wilayah Jakarta Selatan diprediksi turun hujan ringan dengan suhu 24–31 derajat Celsius dan kelembaban tinggi pada kisaran 68–97 persen.
    Wilayah yang memiliki kontur lebih berbukit berpotensi mengalami hujan lokal yang muncul tiba-tiba.
    Jakarta Timur juga diprediksi mengalami hujan ringan.
    Suhu berkisar 24–30 derajat Celsius dengan kelembaban 72–96 persen.
    Kawasan ini dikenal memiliki beberapa titik rawan genangan di dekat bantaran sungai, terutama saat hujan lebih merata.
    BMKG menyarankan masyarakat tetap memperhatikan
    prakiraan cuaca
    berkala karena kondisi atmosfer saat ini labil dan berpotensi berubah cepat.
    Selain itu, warga yang beraktivitas di luar ruangan disarankan membawa perlengkapan seperti jas hujan atau payung, terutama pada jam-jam rawan saat intensitas hujan meningkat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Cara Mudah Cek Nama Penerima BLT Rp 900.000 Lewat Ponsel Megapolitan 4 Desember 2025

    Dua Cara Mudah Cek Nama Penerima BLT Rp 900.000 Lewat Ponsel

    Megapolitan

    4 Desember 2025

  • Balikpapan Minta Dukungan Pusat Cetak Sawah Baru, Kurangi Ketergantungan Pangan dari Luar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Desember 2025

    Balikpapan Minta Dukungan Pusat Cetak Sawah Baru, Kurangi Ketergantungan Pangan dari Luar Regional 4 Desember 2025

    Balikpapan Minta Dukungan Pusat Cetak Sawah Baru, Kurangi Ketergantungan Pangan dari Luar
    Tim Redaksi
    BALIKPAPAN, KOMPAS.com
    — Pemerintah Kota Balikpapan mengusulkan pencetakan lahan sawah baru kepada pemerintah pusat sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan daerah yang selama ini sangat bergantung pada pasokan luar.
    Wakil Wali Kota
    Balikpapan
    Bagus Susetyo mengatakan, saat ini lahan sawah yang beroperasi hanya 27 hektare, jauh di bawah potensi ideal mencapai 96 hektare.
    “Sebagian sudah ada saluran irigasi, tapi belum secara menyeluruh menjangkau semua area,” ujarnya.
    Bagus menyebut 85–90 persen kebutuhan pangan Balikpapan masih dipenuhi dari luar daerah.
    Karena itu, pemkot mendorong pencetakan sawah baru sekaligus rehabilitasi lahan yang sudah ada.
    “Total 14 hektare perlu mendapatkan rehab,” katanya.
    Adapun sisa potensi lahan—sekitar 96 hektare—kini masih berupa kawasan hutan di Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.
    Upaya ini disampaikan pemkot saat Kemenko Bidang Pangan melakukan pemantauan pasokan dan harga pangan di Balikpapan.
    Dalam sidak di Pasar Klandasan, harga komoditas terpantau stabil.
    “Masyarakat tidak perlu khawatir saat Nataru. Ketersediaan pangan terjaga dan harga tidak bergejolak,” kata Bagus.
    Asisten Deputi Stabilitas Harga Pangan Kemenko Pangan RI, Mohamad Siradj Parwito, mengatakan pihaknya telah mencatat seluruh usulan Pemkot Balikpapan, termasuk rencana pencetakan lahan sawah.
    “Kami akan laporkan, nanti pembinanya ekstensifikasi sawah dari Kementerian Pertanian,” ujarnya.
    Selain
    cetak sawah
    , pemkot juga mengusulkan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) khusus Balikpapan karena harga pangan di daerah itu selama ini cenderung lebih tinggi dari HET nasional.
    Turut diusulkan pula penguatan food station di bawah Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID FOOD agar tidak hanya menjual beras SPHP tetapi juga komoditas pangan lainnya untuk ritel modern.
    “Semua usulan sudah kami catat dan menjadi pertimbangan untuk membantu ketahanan pangan di Kota Beriman,” ujar Siradj.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ASN Penganiaya Kurir JNT Pamekasan Divonis 14 Bulan Penjara
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Desember 2025

    ASN Penganiaya Kurir JNT Pamekasan Divonis 14 Bulan Penjara Surabaya 4 Desember 2025

    ASN Penganiaya Kurir JNT Pamekasan Divonis 14 Bulan Penjara
    Tim Redaksi
    PAMEKASAN, KOMPAS.com
    – Zainal Arifin (37), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjadi terdakwa penganiayaan terhadap kurir JNT di Pamekasan, Jawa Timur, divonis 1 tahun 2 bulan atau 14 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pamekasan pada Kamis (4/12/2025).
    Sebelumnya, terpidana Zainal Arifin diduga melakukan penganiayaan terhadap kurir JNT bernama Irwan Riskiyanto saat kurir itu mengantarkan paket
    Case on Delivery
    (COD) ke rumah terdakwa pada Senin, 30 Juni 2025.
    Anggota majelis hakim Yuklayushi yang membacakan amar putusan mengatakan bahwa terpidana Zainal terbukti bersalah dan melanggar Pasal 365 ayat 2 ke-2 terkait kasus pencurian dengan kekerasan.
    “Pada fakta persidangan terdakwa Zainal Arifin memenuhi unsur pada Pasal 365 ayat 2 ke-2,” katanya saat membacakan amar putusan.
    Majelis hakim menyampaikan, terdakwa Zainal Arifin terbukti membekap korban Irwan Riskiyanto dari belakang. Selain itu, terdakwa juga terbukti bersekongkol mengambil uang pembelian barang sistem
    Cash on Delivery
    (COD) dari dalam tas kurir.
    Hakim Yuklayushi juga menyampaikan keputusan majelis hakim sudah mempertimbangkan bukti-bukti dan saksi-saksi pada persidangan.
    Termasuk, mempertimbangkan pembelaan yang dilakukan terdakwa melalui kuasa hukum terpidana Zainal Arifin.
    “Saksi korban (Irwan Riskiyanto) sudah berusaha memberi penjelasan,” ucapnya.
    Dia menyampaikan, keputusan majelis hakim berdasarkan pada fakta-fakta di persidangan. Termasuk, mempertimbangkan perbuatan terpidana Zainal Arifin yang menjawab semua pertanyaan saat menjalani persidangan.
    Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri
    Pamekasan
    , Ach Faisol Tri Wijaya menyampaikannya putusan majelis hakim tidak sesuai dengan tuntutan. Pihaknya memilih pikir-pikir selama tujuh ke depan.
    “Kami masih menyampaikan pikir-pikir. Nanti apa pun keputusan pimpinan, itu yang akan kami jalankan,” katanya.
    Dia mengatakan, dari amar putusan yang dibacakan sudah sesuai dengan tuntutan JPU. Mulai dari tuntutan hingga dakwaan majelis hakim sudah sependapat dengan JPU.
    Sebelumnya, video terpidana Zainal Arifin melakukan kekerasan, mendekap, memiting dan mencekik korban Irwan Riskiyanto (27), warga Desa Dasuk, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, pada 30 Juni 2025, viral di media sosial.
    Terpidana Zainal Arifin merupakan salah satu ASN guru TK di Kabupaten Sampang. Dia bersama istrinya, Siti Kholisah, dilaporkan menganiaya korban Irwan Riskiyanto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jadi Tontonan Warga Manokwari, Pelaku Mutilasi Istri Pegawai Pajak Peragakan 40 Adegan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Desember 2025

    Jadi Tontonan Warga Manokwari, Pelaku Mutilasi Istri Pegawai Pajak Peragakan 40 Adegan Regional 4 Desember 2025

    Jadi Tontonan Warga Manokwari, Pelaku Mutilasi Istri Pegawai Pajak Peragakan 40 Adegan
    Tim Redaksi
    MANOKWARI, KOMPAS.com 
    – Lebih dari 40 adegan diperagakan oleh Yahya Himawan, pelaku mutilasi terhadap Aresty Gunar Tinardi yang merupakan Istri pegawai Kantor Pajak di Manokwari.
    Adegan itu diperagakan tersangka Yahya dalam proses rekonstruksi yang digelar di dua lokasi kejadian pada Kamis (3/12/2025).
    Berdasarkan pengamatan
    Kompas.com
    , Yahya yang terlihat menggunakan baju orange tahanan Polresta
    Manokwari
    menjadi tontonan warga saat proses rekonstruksi berlangsung.
    Dalam proses rekonstruksi, Yahya terlihat membawa sebuah sangkur dari tempat singgah ke rumah kontrakan korban.
    Kasat Reskrim Polresta Manokwari AKP Agung Gumara didampingi Kasi Pidum Kejari Manokwari mengatakan, dari hasil rekonstruksi tergambar ada perencanaan dari pelaku untuk menghabisi korban.
    “Setelah ini, kita lakukan pemberkasan untuk dilimpahkan ke Kejaksaan,” kata Kasat Reskrim AKP Agung Gumara, Kamis.
    Dalam reka adegan pembunuhan berencana itu, Yahya menggunakan baju tahanan warna oranye.
    pada adegan ke 33, Dia membawa korban di dalam boks kontainer ke dekat septic tank. Lalu,  menggunakan sangkur memotong bagian tubuh korban dan memasukkannya ke dalam septic tank.
    “Tadi setelah pelaku melakukan memasukan korban ke dalam septic tank, dia sempat ke pelabuhan membawa HP korban dan meminta uang ke suami korban,” katanya.
    Peristiwa berawal saat Aresty dilaporkan hilang dari kontrakan oleh suaminya.
    Sementara itu, pelaku Yahya Himawan diketahui datang ke rumah kontrakan pada 10 November 2025.
    Pelaku mendatangi rumah kontrakan korban dengan alasan ingin memperbaiki tegel dapur, padahal dia hendak mencuri uang karena kalah judi
    online
    (judol).
    Perbuatan Yahya menghabisi Aresty diketahui dari petunjuk berupa bercak darah di kontrakan.
    Kemudian, polisi juga mendapatkan petunjuk dari CCTV dan berbagai keterangan saksi termasuk sopir rental mobil pick up yang digunakan untuk memindahkan korban dari kontrakan ke tempat korban dimutilasi serta dimasukkan ke dalam septic tank.
    Polisi lalu menangkap pelaku Yahya Himawan pada Selasa, 11 November 2025, di hutan kampung Ingramui Distrik Manokwari Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Rumah di Cangkuang Bandung Rusak Diterjang Longsor Usai Hujan Deras
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 Desember 2025

    3 Rumah di Cangkuang Bandung Rusak Diterjang Longsor Usai Hujan Deras Bandung 4 Desember 2025

    3 Rumah di Cangkuang Bandung Rusak Diterjang Longsor Usai Hujan Deras
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    — Tiga rumah mengalami kerusakan akibat longsor yang terjadi di Kampung Cikancung, Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/12/2025).
    Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 18.35 WIB, saat
    hujan deras
    mengguyur wilayah tersebut.
    Camat Cangkuang, Rudy Hartono menjelaskan, sebelum kejadian, warga merasakan getaran.
    “Semua korban terdampak itu pas kejadian lagi di dalam rumah,” ujarnya dalam konfirmasi melalui pesan singkat pada Kamis (4/12/2025).
    Rudy mengungkapkan, kerusakan terjadi di bagian belakang rumah akibat tertimpa longsoran.
    “Sebagian rumah ambruk dan menimpa bagian belakang rumah warga yang berada di sebelahnya,” tambahnya.
    Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Wahyudin menyatakan, longsor tersebut disebabkan oleh pergeseran tanah.
    Ia menjelaskan, tinggi material longsor mencapai 5 meter dengan lebar 3 meter.
    “Itu hujan besar sebelumnya, kondisi tanah mungkin labil, jadi mengakibatkan longsor,” tutur dia.
    Wahyudin juga membenarkan bahwa
    tiga rumah rusak
    akibat peristiwa tersebut.
    Rumah milik Sri Mulyati (45) mengalami kerusakan di bagian ruang depan, sementara rumah milik Asim (56) mengalami kerusakan cukup parah di bagian depan, dan rumah milik Hidayat Kurnia (44) mengalami kerusakan di bagian belakang.
    “Sejak kemarin, petugas sudah melakukan asesmen di lokasi. Kebutuhan sementara meliputi makanan siap saji, terpal, pacul, karung, dan singkup,” bebernya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hujan Deras Sebabkan Longsor di Wonosobo, Akses Dua Desa Sempat Terputus 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Desember 2025

    Hujan Deras Sebabkan Longsor di Wonosobo, Akses Dua Desa Sempat Terputus Regional 4 Desember 2025

    Hujan Deras Sebabkan Longsor di Wonosobo, Akses Dua Desa Sempat Terputus
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com
    — Hujan dengan intensitas tinggi memicu tanah longsor di Dusun Wonoyoso, Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Kamis (4/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
    Material
    longsor
    berupa tanah dan bebatuan menutup total akses jalan penghubung Desa Mojosari dan Desa Dero Duwur, membuat aktivitas warga terganggu karena jalur utama tak dapat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
    Warga bersama tim siaga bencana, relawan desa, dan petugas gabungan turun ke lokasi membersihkan material longsor.
    “Fokus utama kami adalah memastikan akses jalan kembali aman dan bisa digunakan oleh warga. Sinergi antara Polri, BPBD, dan masyarakat sangat membantu proses penanganan,” kata  Kapolres
    Wonosobo
    AKBP M. Kasim Akbar Bantilan dalam keterangan resminya usai meninjau lokasi.
    Peralatan manual dan mesin pendukung digunakan untuk mempercepat penanganan. Kerja sama lintas unsur membuat pembukaan jalan berlangsung efektif.
    Dalam beberapa jam, akses yang semula tertutup berhasil dibuka kembali dan kini sudah dapat dilalui kendaraan.
    “Alhamdulillah aktivitas warga pun saat ini sudah kembali berjalan normal,” ujar Kapolres.
    Ia mengingatkan bahwa wilayah pegunungan di Wonosobo memiliki potensi bencana, sehingga masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan.
    “Kami mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.